SKRIPSI
Disusun Oleh:
18.0603.0027
SKRIPSI
Disusun Oleh:
18.0603.0027
Agustus 2022
Abstrak
Abstract
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN..................................iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..........................v
Abstrak...................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR SKEMA...............................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN....................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah............................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................6
C. Tujuan Penelitian......................................................................................6
D. Manfaat Penelitian....................................................................................7
E. Target Luaran............................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................19
A. Tinjauan Teori.........................................................................................19
1. Kesehatan Jiwa....................................................................................19
2. Kesehatan Jiwa Remaja.......................................................................23
3. Dukungan Keluarga.............................................................................28
B. Kerangka Teori.......................................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................33
A. Database..................................................................................................33
B. Kata Kunci..............................................................................................33
C. Kriteria Inklusi dan Eksklusi...................................................................33
DAFTAR TABEL
DAFTAR SKEMA
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
Pada tahun 2018 prevalensi gangguan kesehatan jiwa dengan gejala depresi dan
kecemasan remaja di Indonesia sampai saat ini berada angka 6,1% dari jumlah
penduduk Indosesia, meningkat 0,1% dari prevalansi gangguan jiwa dengan
gejala depresi dan kecemasan din tahun 2017. Peningkatan ini terlihat dari
kenaikan prevalensi keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan
jiwa di Indonesia dengan peningkatan jumlah menjadi 7 permil keluarga. Artinya
per 1000 keluarga terdapat 7 keluarga dengan gangguan jiwa. Untuk provinsi
Jawa Tengah prevalensi gangguan kesehatan jiwa dengan gejala depresi dan
kecemasan remaja mencapai 4,4%. Peningkatan prevalensi tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya problem orang tua, lingkungan
hidup, faktor keluarga dan Covid-19 (Riskesdas, 2018).
Pada tahun 2021 berdasarkan laporan the state of the world’s children 2021
terdapat 1 dari 5 anak 15 – 24 tahun menyatakan sering merasa depresi atau
rendah minat untuk berkegiatan. Hal ini disebabkan oleh faktor adanya pandemi
Covid-19. Masa pandemi Covid-19 tidak hanya berefek pada kesehatan fisik akan
tetapi berpengaruh pada kesehatan mental seseorang. Permasalahan yang muncul
akibat Covid-19 dapat menjadi sumber stres baru bagi masyarakat (Fiorillo &
Gorwood, 2020).
Perubahan terjadi pada masa remaja terdapat dalam proses pertumbuhan dan juga
perkembangan sehingga remaja perlu beradaptasi terhadap perubahan yang
terjadi, dimana remaja mengalami perubahan psikologis, sosial, biologis dan
spiritual yang menuntutnya untuk dapat beradaptasi terhadap kejadian yang ada.
Bagi remaja tentunya yang tidak mampu beradaptasi maka akan berisiko untuk
timbulnya masalah kesehatan jiwa jika tidak ditangani dengan baik akan berisiko
gangguan jiwa dalam kehidupannya seperti cemas dan juga harga diri rendah pada
remaja (Ubaidillah et al., 2017).
Keluarga harus mengetahui tentang perilaku remaja seperti sering terlihat sangat
sedih atau menarik diri dari lingkungan keluarga dan pertemanan, mengalami
ketakutan luar biasa yang tanpa alasan, terlibat dalam perkelahian, menggunakan
senjata, atau menyakiti orang lain, menurunnya prestasi akademik secara drastis,
mengalami gangguan makan, tidak memiliki minat untuk melakukan kegiatan
sehari-hari, kesulitan berkonsentrasi, penyalahgunaan zat, perubahan suasana hati
yang ekstrim, perubahan pada perilaku atau kepribadian, berniat menyakiti diri
sendiri atau mempunyai keinginan untuk bunuh diri. Dalam hal ini keluarga
sangat penting untuk mempengaruhi (Oktaviany, 2021). Dukungan keluarga
merupakan hal yang sangat penting dalam kesehatan jiwa remaja, dikarenakan
keluarga merupakan proses seumur hidup, dan sifat yang dapat terciptanya
kesehatan jiwa pada remaja. Terdapat 3 dukungan keluarga seperti dukungan
emosional, dukungan instrumental, dan dukungan informasi. (Syafitri, 2015).
Remaja perlu adanya kesiapsiagaan dengan sistem pada remaja diantaranya fungsi
keluarga dimana berisiko dalam rentang rendah lebih besar mengalami masalah
kesehatan jiwa dibandingkan dengan fungsi keluarga sangat baik, keluarga
merupakan orang terdekat bagi remaja yang berdampak pada perilaku remaja.
Kesiapan keluarga berperan penting dalam proses tumbuh kembang remaja dalam
membentuk instrumental, informasi, emosional, dan penghargaan, sehingga
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap orang tua
dalam menghadapi dan memberikan dukungan kepada remaja, yang berdampak
remaja dalam lingkungan (Sulistiowati et al., 2018).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dukungan keluarga dalam kesehatan
jiwa remaja di indonesia dengan metode literature review.
D. Manfaat Penelitian
E. Target Luaran
Target luaran skripsi berupa publikasi artikel ilmiah pada Jurnal Keperawatan,
Borobudur Nursing Review, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Magelang, ISSN: 2777-0788, https://journal.unimma.ac.id/index.php/bnur
A. Tinjauan Teori
1. Kesehatan Jiwa
a. Pengertian Kesehatan Jiwa
World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa kesehatan jiwa adalah
kondisi sejahtera dimana setiap individu mampu mewujudkan potensi dirinya,
mampu mengatasi masalah atau tekanan dalam hidupnya, produktif dan pandai
dalam bekerja, serta mampu berkontribusi terhadap lingkungan dan orang-orang
di sekitarnya. Kesehatan jiwa menurut Mental Health Inventory (MHI) dibagi
menjadi kesejahteraan psikologis yang lebih sering disebut dengan mental well-
being dan tekanan psikologis yang sering disebut dengan mental distress.
Kesejahteraan psikologis adalah suatu kondisi yang menggambarkan kepuasan
hidup, ikatan emosional dan pengaruh positif umum. Distress psikologis adalah
suatu kondisi yang menggambarkan kesehatan mental seseorang yang
digambarkan dengan tingkat kecemasan, hilangnya kontrol perilaku/emosional,
dan depresi (Idaiani & Riyadi, 2018).
Remaja tidak lagi dibatasi oleh realitas dan peduli dengan perkembangan kognitif,
remaja sudah berpikir ke depan dan memperhatikan peluang baru (mengancam
dan menguntungkan), dia akan mulai membayangkan apa yang akan berubah di
masa depan sebagai akibat dari perilaku sekolahnya, seperti hubungannya dengan
orang tuanya dan kurangnya motivasi untuk belajar dan mencegahnya untuk
melanjutkan ke perguruan tinggi. Remaja secara mental mampu memanipulasi
lebih dari satu kategori variabel pada saat yang bersamaan. Misalnya, saat
merencanakan perjalanan, anda dapat mempertimbangkan hubungan antara
kecepatan, jarak, dan waktu. Mereka dapat mendeteksi konsistensi logis atau
inkonsistensi dalam sekelompok pernyataan dan mengevaluasi sistem atau
kumpulan nilai dalam perilaku yang lebih dapat diuraikan (Putri et al., 2020).
3) Perkembangan moral
Masa remaja akhir ditandai dengan pertanyaan serius tentang nilai-nilai moral dan
pribadi, remaja dapat dengan mudah mengambil peran yang berbeda. Mereka
memahami kewajiban dan tanggung jawab berdasarkan hak bersama dengan
orang lain, dan konsep keadilan yang muncul dalam menentukan hukuman atas
kesalahan dan memperbaiki atau mengganti yang rusak karena kesalahan. Tetapi
mereka tidak mematuhi tetapi menantang aturan moral yang pengamatan
ditetapkan oleh remaja bahwa aturan lisan berasal dari orang dewasa (Supandi et
al., 2019).
4) Perkembangan Spiritual
Ketika remaja mulai mandiri dari orang tua dan otoritas lainnya, beberapa dari
mereka mulai mempertanyakan nilai dan cita-cita keluarga. Sementara itu, remaja
lain yang masih bergulat dengan konflik di masa yang penuh gejolak ini, masih
memegang teguh nilai-nilai ini sebagai elemen kehidupan yang stabil. Remaja
mungkin menolak kebaktian formal, tetapi berdoa secara pribadi di kamar mereka,
mereka mungkin perlu mengeksplorasi konsep keberadaan tuhan,
membandingkan agama seseorang dengan orang lain mungkin mempertanyakan
keyakinan anda, tetapi pada akhirnya spiritualitas anda terbentuk dan diperkuat
(Saputra, 2018).
5) Perkembangan Sosial
Untuk mencapai kedewasaan penuh, remaja harus melepaskan diri dari dominasi
keluarga dan membangun identitas yang independen dari otoritas orang tua.
Namun, proses ini penuh dengan ambivalensi bagi remaja dan orang tua. Remaja
ingin berada di luar kendali orang tua ketika mereka tumbuh dewasa, tetapi takut
ketika mencoba memahami tanggung jawab yang datang dengan kemandirian
(Suharti, 2020).
a) Hubungan dengan orang tua selama masa remaja, hubungan antara orang tua
dan anak berubah dari cinta dan kesetaraan, proses mencapai kemerdekaan
seringkali penuh dengan kebingungan dan ambiguitas. Ini karena, sementara
orang tua dan remaja belajar untuk mengambil dan melihat melalui peran
baru, penyelesaian sering kali menciptakan serangkaian keterasingan yang
menyakitkan yang diperlukan untuk membangun hubungan. hubungan
terakhir (Parulian & Yulianti, 2019).
b) Hubungan Sebaya Sementara orang tua terus memiliki pengaruh yang
signifikan pada kehidupan sebagian besar remaja, diyakini bahwa bagi
sebagian besar remaja, teman sebaya memainkan peran yang lebih penting
pada masa remaja daripada di masa kanak-kanak. Kelompok sebaya
memberdayakan dan memberdayakan remaja (Aulia, 2020).
a) Lingkungan biologis
Meliputi ras, jenis kelamin, gizi, perawatan kesehatan, penyakit kronis, dan fungsi
metabolisme.
b) Lingkungan fisik
Meliputi sanitasi, cuaca, keadaan rumah, dan radiasi.
c) Lingkungan psikososial
Stimulasi, motivasi belajar, teman sebaya, stress, sekolah, cinta kasih, interaksi
anak dengan orang tua.
d) Lingkungan keluarga dan adat istiadat
Meliputi pekerjaan atau pendapatan keluarga, pendidikan orang tua, stabilitas
rumah tangga, kepribadian orang tua.
3) Faktor Sosial Ekonomi
Faktor sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan remaja, orang yang lahir dalam keluarga dengan status ekonomi
tinggi akan tumbuh lebih baik daripada mereka yang lahir dari keluarga dengan
status sosial ekonomi rendah. Gaya hidup juga berbeda antara masyarakat dengan
status sosial ekonomi tinggi dan rendah, yang tentunya akan memberikan dampak
positif dan negatif.
4) Faktor Nutrisi
Gizi merupakan komponen penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
karena asupan makanan merupakan kebutuhan dasar setiap orang, manusia
membutuhkan zat gizi dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, dan
hanya bila terpuaskan dapat melalui proses pertumbuhan dan perkembangan yang
baik. Jika persyaratan ini tidak terpenuhi, proses pertumbuhan dan perkembangan
lebih lanjut dapat terhambat atau terhenti.
5) Faktor Kesehatan
3. Dukungan Keluarga
a. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang memiliki hubungan darah, perkawinan,
atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan
memainkan perannya dalam menciptakan dan memelihara suatu budaya. Keluarga
adalah unit terkecil yang memberikan dukungan sosial kepada seluruh anggota
keluarga dan berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya pribadi. Dapat
disimpulkan keluarga adalah suatu sistem di mana anggota keluarga berinteraksi
satu sama lain, memainkan peran sosial tertentu, dan dihubungkan oleh darah dan
pernikahan untuk mencapai tujuan bersama.
dengan kecerdasan dan emosi yang berbeda. Hasilnya, kesehatan dan adaptasi
keluarga meningkat (Syafitri, 2015).
3) Main Effect Hypothesis atau Direct Effect Hypothesis adalah Dukungan sosial
dapat meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis orang dengan dan tanpa
tekanan. Dukungan sosial memberikan manfaat yang sama baiknya untuk
kondisi stres dan tidak stres.
B. Kerangka Teori
Remaja
1. Perkembangan Psikososial
2. Perkembangan Kognitif
3. Perkembangan Moral
4. Perkembangan Spiritual
5. Perkembangan Sosial
Keluarga
Keterangan: : Diteliti
: Tidak Diteliti
A. Database
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang
didapat berupa artikel jurnal yang bereputasi baik dengan tema yang sudah
ditentukan. Pencarian literature review menggunakan satu database dengan
kriteria kualitas tinggi dan sedang yaitu; Google Scholar.
B. Kata Kunci
Pencarian artikel atau jurnal menggunakan bahasa Indonesia dengan keyword dan
boolean operator (AND, OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk
memperluas atau menspesifikasinya pencarian, sehingga mempermudah dalam
penentuan artikel atau jurnal yang digunakan. Kata kunci dalam literature review
ini disesuaikan dengan Medical Subject Heading (MeSH) dan terdiri sebagai
berikut:
Diagram PRISMA
Google Scholer
n = 5.010
Articles excluded:
n = 4.975
There is no keyword
“Dukungan keluarga” or
“Remaja sehat jiwa” in the
title (2.893)
Automated duplicate removed
(1.286)
The article is not full text
(374)
Artikel review (422)
Articles excluded:
n = 27
(Quantitative research design)
Articles excluded:
n=0
A. Hasil
Literature review ini menggunakan 8 artikel yang fokus pada pembahasan dukungan keluarga terhadap kesehatan jiwa remaja. Secara
umum, artikel-artikel tersebut mengenai pengaruh dukungan keluarga terhadap kesehatan jiwa pada remaja.
2. Fitria & Maulidia, Mengetahui hubungan antara Desain penelitian Analitik Didapatkan nilai signifikansi sebesar
(2018) dukungan sosial keluarga dengan Korelasional dengan 0,021 (<0,05), yang berarti terdapat
depresi pada remaja di SMPN 11 pendekatan Cross Sectional & hubungan signifikan antara dukungan
Kota Malang. Sampel 94 remaja SMPN 11 sosial keluarga dengan kesehatan jiwa
Kota Malang. remaja.
3. Yuniar & Darmawati, Mengetahui adanya hubungan Desain penelitian Deskriptif Hasil analisis statistik terdapat hubungan
antara dukungan keluarga dengan Korelasi dengan pendekatan antara dukungan keluarga dengan
kecerdasan emosional remaja di Cross Sectional & sampel 170 kecerdasan emosional remaja di SMA
(2017) SMA Kota Bandung. rmeja SMA Kota Bandung. kota Bandung.
4. Mia & Novianti, Menilai pengaruh dukungan Desain penelitian Didapatkan adanya pengaruh dukungan
(2021) keluarga terhadap tingkat observasional analitik dengan keluarga dengan tingkat kecemasan pada
kecemasan pada remaja yang pendekatan Cross sectional & remaja pelaku bullying di SMA Negeri 7
mengalami bullying di SMA sampel 148 remaja SMA Jakarta.
Negeri 7 Jakarta. Negeri 7 Jakarta.
5. Safira, Romadhon, Menganalisis pengaruh fungsi Desain penellitian penelitian Dari hasil penelitian terdapat pengaruh
Hernawati, & keluarga dan pendapatan Observasional Analitik fungsi keluarga terhadap tingkat
Candrasari, (2021) keluarga terhadap tingkat dengan metode Cross kecemasan dan tidak terdapat pengaruh
kecemasan remaja di era pandemi Sectional & sampel 87 pendapatan keluarga dengan tingkat
Covid-19. responden remaja. kecemasan remaja di era pandemi Covid-
19.
6. Nur & Budiman, Untuk mengetahui hubungan Jenis penelitian Kuantitatif Dari hasil uji dengan analisa Spearman
(2021) dukungan keluarga dengan dengan pedekatan Cross Rank yang Terdapat hubungan dukungan
perilaku bullying pada remaja di Sectional & sampel 181 keluarga dengan perilaku bullying pada
SMP Negeri 5 Samarinda. remaja. remaja di SMP Negeri 5 Samarinda.
7. Widiawati et al., Untuk mengetahui hubungan Desain penelitian kuantitatif Terdapat hubungan dukungan keluarga
(2021) dukungan keluarga dengan dengan pendekatan Cross dengan intensitas berhenti minuman keras
intensitas berhenti minuman Sectional & sampel 30 remaja. pada remaja usia 15-21 tahun.
keras pada remaja usia 15-21
tahun berbasis Plan Behavior
Model.
8. Suhariati (2021) Menganalisis hubungan peran Desain penelitian analitik Terdapat hubungan peran keluarga
keluarga dengan depresi remaja Cross Sectional & sampel 57 dengan depresi remaja belajar daring
belajar daring selama pandemi remaja di Desa Sumberporong selama pandemi Covid-19 di Desa
Covid-19 di Desa Sumberporong Kecamatan Lawang – Malang. Sumberporong Kecamatan Lawang -
Kecamatan Lawang - Malang. Malang.
B. Pembahasan
Masa remaja merupakan tahap perkembangan dari masa kanak-kanak hingga
dewasa, dalam rentang usia 10 – 19 tahun. Masa remaja merupakan suatu proses
kematangan fisik, psikologis, sosial, intelektual dan emosional, yang terjadi secara
bertahap. Terdapat 2 tahap dalam masa remaja yaitu, masa remaja awal dan masa
remaja akhir sesuai dengan proses perkembangannya. Pada masa remaja awal (10-
13 tahun) merupakan masa yang penting untuk membangun karakter, karena
remaja akan dibingungkan dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada
tubuhnya, serta kemarahan dan kurangnya kontrol atas ego merupakan masalah
yang membuat remaja sulit untuk memahaminya ketika mereka menjadi dewasa
(Hendrianti & Dewinda, 2019).
Dukungan keluarga pada masa remaja merupakan salah satu cara untuk
membentuk kesehatan jiwa remja, dukungan keluarga pada anak usia remaja
dengan cara memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab,
mempertahankan hubungan intim dalam keluarga, mempertahankan komunikasi
terbuka antara anak dan orang tua, mempersiapkan perubahan sistem peran dan
peraturan keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang, melatih
otonomi, menjaga hubungan keluarga yang erat, menjaga komunikasi yang
terbuka, memberikan nasihat, bimbingan serta umpan balik tentang bagaimana
memecahkan masalah, dan memberikan rasa nyaman, dicintai, dan diperhatikan
(Syafitri, 2015).
emosional, dimana dukungan yang paling efektif diterapkan pada masa remaja
untuk mencegah depresi adalah dukungan emosional dari keluarganya. Dengan
adanya perasaan diterima akan berdampak pada peningkatan harga diri, sehingga
remaja akan memberikan penilaian diri secara positif, dukungan emosional yang
dapat diberikan bisa berupa mendengarkan, menunjukan perasaan kasih saying,
dan memberikan apresiasi (Camara, Maria, Bacigalupe, & Padia, 2017). Hal ini
sejalan dengan yang dikatakan oleh Setaiwan (2015), yang mengatakan dukungan
emosional keluarga merupakan social support yang sangat penting dalam
membantu remaja menghadapi stressor atau masalah yang dihadapi, dikarenakan
dukungan emosional menjadi dukungan yang penting karena dukungan emosional
memberikan kenyamanan dan perasaan dicintai bagi orang yang mendapatkannya.
Depresi yang dialami oleh remaja akan berdampak negatif terhadap keidupannya,
sehingga dibutuhkan dukungan daring orang terdekat, seperti dukungan dari
keluarganya, penelitian yang dilakukan oleh Rahmayanti & Rahmawati (2018),
terkait dukungan keluarga terhadap depresi pada remaja, didapatkan hasil
terdapat hubungan dukungan keluarga terhadap kejadian depresi pada remaja awal
di SMPN 106 Jakarta Timur. Penelitian dukungan keluarga terhadap depresi pada
remaja juga dilakukan oleh Suhariati (2021), didapatkan hasil bahwa terdadap
hubungan peran keluarga dengan depresi remaja belajar daring selama pandemi
Covid-19 di desa Sumberporong Kecamatan Lawang – Malang, hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan dilakukan oleh Fitria & Maulidia (2018), yang
mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga terhadap
depresi pada remaja di SMPN kota Malang.
Korban bullying pada masa remaja akan berdampak munculnya keinginan untuk
bunuh diri jika menerima penindasan dalam waktu yang panjang dan kurangnya
perhatian. Perhatian orang tua adalah bentuk dari dukungan keluarga, dimana
dukungan keluarga merupakan perasaan diperhatikan, nyaman, dihargai, atau
bantuan yang didapat remaja dari anggota keluarganya, yang berdampak membuat
remaja merasa bernilai, diperhatikan, dan disayangi (Ortiz, 2018).
Kecemasan merupakan salah satu faktor yang muncul karena adanya tindakan
bullying pada remaja, Cemas merupakan kondisi psikologis yang dirasakan oleh
remaja apabila tertular, karena remaja merupakan usia yang labil dalam
Berdasarkan penelitian telah dilakukan oleh Yuniar & Darmawati (2017), terkait
dukungan keluarga terhadap kecerdasan emosional didapatkan hasil terdapat
hubungan antara dukungan keluarga dengan kecerdasan emosional remaja.
Menurut Yusuf (2015) mengenai dukungan keluarga dengan kesehatan mental
remaja sangat penting karena terdapat kontribusi yang signifikan dari dukungan
orang tua terhadap kesehatan mental remaja, sehat mental merupakan sehat psikis
yang termasuk sehat emosi sehingga remaja bisa mengelola emosinya. Ketika
dukungan keluarga kepada emosional remaja tidak terpenuhi akan berdampak
depresi, stress, dan emosi negative seperti, marah, sedih, putus asa, dan kecewa
(Hasmarlin & Hirmaningsih, 2019).
Peran orang tua terhadap depresi pada remaja bisa berupa orang tua mampu
memberikan kasih sayang kepada remaja, orang tua mampu mendengarkan keluh
kesah anak dan mengambil jalan keluar yang baik, orang tua mampu menerapakna
disiplin kepada anaknya, orang tua mampu mengontrol perilaku anak dan aturan
yang dibuat melalui hukuman maupun hadiah yang diterapkan (Purnomo &
Supratman, 2017).
Peran orang tua terhadap depresi pada remaja bisa berupa orang tua mampu
memberikan kasih sayang kepada remaja, orang tua mampu mendengarkan keluh
kesah anak dan mengambil jalan keluar yang baik, orang tua mampu menerapakna
disiplin kepada anaknya, orang tua mampu mengontrol perilaku anak dan aturan
yang dibuat melalui hukuman maupun hadiah yang diterapkan (Purnomo &
Supratman, 2017). Peran orang tua terhadap depresi pada remaja bisa berupa
orang tua mampu memberikan kasih sayang kepada remaja, orang tua mampu
mendengarkan keluh kesah anak dan mengambil jalan keluar yang baik, orang tua
mampu menerapakna disiplin kepada anaknya, orang tua mampu mengontrol
perilaku anak dan aturan yang dibuat melalui hukuman maupun hadiah yang
diterapkan (Purnomo & Supratman, 2017).
Dukungan orang tua untuk meningkatkan remaja sehat jiwa bisa berupa
memberikan kasih sayang kepada remaja, mendengarkan keluh kesah anak dan
mengambil jalan keluar yang baik, menerapakna disiplin kepada anaknya, orang
tua mampu mengontrol perilaku anak, mengawasi anak dalam bergaul,
memberikan solusi ketika bingung dalam mengambil keputusan, dan menjelaskan
kepada anak dampak dari salahnya pergaulan (Purnomo & Supratman, 2017).
Sedangkan menurut Setiawati, Silalahi, & Limbong (2021) dukungan orang tua
terhadap remaja seperti sering berdiskusi, mendengarkan pendapatnya, memuji
tingkah laku yang diharapkan, jangan membanding-bandingkan anak, bersikap
terbuka, menunjukan sikap percaya terhadap apa yang dikeluhkan, dan
memberikan kasih saying serta perhatian lebih kepada remaja. Peran orang tua
terhadap kecemasan pada remaja dengan cara meminimalkan penyebab cemas
dengan mengurangi dampak perpisahan, mencegah perasaan kehilangan control
dan meminimalkan rasa takut terhadap cemas (Soneta, 2020).
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Institusi Pelayanan Kesehatan Jiwa (Fasilitas Kesehatan Tingkat
I/Puskesmas)
Saran untuk pelayanan kesehatan jiwa, dalam hal ini fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat 1 / puskesmas, hasil literature review ini bisa dijadikan bahan acuan dalam
menangani kesehatan jiwa pada remaja melalui dukungan keluarga.
2. Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menunjang penelitian selanjutnya,
namun lebih memperhatikan secara spesifik lagi dukungan keluarga untuk
mencegah terjadinya gangguan kesehatan mental pada remaja.
3. Institusi Pendidikan Keperawatan Jiwa
Saran untuk pendidikan keperawatan jiwa, hasil literature review ini bisa
dijadikan salah satu bahan kajian yang diajarkan kepada calon perawat dalam
stase keperawatan jiwa, terkait remaja sehat jiwa melalui dukungan keluarga
sehingga ilmu yang di dapat mahasiswa sesuai dengan perkembangan dan
masalah masalah yang ada di masyarakat.
4. Masyarakat
Hasil penelitian ini bisa dijadikan refrensi bagi masyarakat dalam hal kesehatan
jiwa remaja melalui dukungan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Aman, & Budiarto, L. (2018). Pola Pewarisan Genotip dan Fenotip pada Keluarga
Penderita Thalassemia Beta/Hemoglobin E di RSUP H. Adam Malik
Medan. Jurnal Kesehatan , 21-23.
Camara, Maria, Bacigalupe, G., & Padia, P. (2017). The Role Of Social Support
In Adolescents: Are You Helping Me Or Stressing Me Out. International
Journal Of Adolescence And Youth, 123-136.
Fitria, Y., & Maulidia, R. (2018). Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga
Dengan Depresi Pada Remaja Di SMPN 11 Kota Malang. Jurnal
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Dan Pengabdian Kepada
Masyarakat III.
Hajeni, Pajarianto, H., Pribadi, I., Rahmawati, Galugu, N., & Amri, R. S. (2021).
Peran Orang Tua Terhadap Pemahaman anak Usia Dini Tentang Covid-19
Berbasis Religiostory Approach. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 23-
31.
Hendrianti, N. P., & Dewinda, H. R. (2019). Konsep Diri Dan Dukungan Sosial
Keluarga Terhadap Kematangan Karir Pada Siswa Kelas Xii Smk. Jurnal
RAP (Riset Aktual Psikologi Universitas Negeri Padang), 10(1), 78–87.
https://doi.org/10.24036/rapun.v10i1.105016
Idaiani, S., & Riyadi, E. I. (2018). Sistem Kesehatan Jiwa di Indonesia: Tantangan
untuk Memenuhi Kebutuhan. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan
Pelayanan Kesehatan, 2(2), 70–80. https://doi.org/10.22435/jpppk.v2i2.134
Kesehatan, D. (2018). Kesehatan mental pada remaja (3rd ed.). Riskesdas, 2018.
Lindasari, S., Nuryani, R., & Sukaesih, N. (2021). Dampak Pembelajaran Jarak
Jauh Terhadap Psikologis Siswa Pada Masa Pandemi Covid-19. JNC, 130-
137.
Meydiana, Y. (2021). Peran Orang Tua Dalam Mengontrol Pergaulan Dan Ibadah
Anak Di Kelurahan Manisa Kecamatan Baranti Kabupaten Sidap. IAIN
Palopo.
Multasih, E., & Suryadi, B. (2019). Pengaruh Self-Esteem dan Dukungan Sosial
Terhadap Optimisme Masa Depan Anak Jalanan di Rumah Singgah Jakarta
Selatan. TAZKIYA: Journal of Psychology, 1(1), 67–78.
https://doi.org/10.15408/tazkiya.v18i1.9377
Nunik, I., & Rahmawati, S. (2019). Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dampak
Pernikahan Dini Pada Kesehatan Reproduksi Di Sma Budaya Bandar
Lampung. Jurnal Kebidanan Malahayati, 77-80.
Parulian, T. S., & Yulianti, A. R. (2019). Hubungan pola asuh orang tua dengan
interaksi teman sebaya pada remaja. Jurnal Keperawatan Jiwa, 7(2), 173.
https://doi.org/10.26714/jkj.7.2.2019.175-180
Prihartanti, T., Khodijah Parinduri, S., & Masitha Arsyati, A. (2021). Evaluasi
Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Jiwa Di Puskesmas Sindang Barang
Kota Bogor Provinsi Jawa Barat Tahun 2020. Promotor, 4(4), 380.
https://doi.org/10.32832/pro.v4i4.5605
Priyanti, S. Y., Mardi, M., & Fauzi, A. (2021). Analisis kecemasan Akademis
melalui self efficacy dan dukungan sosial pada siswa SMK Jurusan
Akuntansi. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(3), 758–769.
Purnomo, P. D., & Supratman. (2017). Pengaruh Peran Orang Tua Terhadap
Tingkat Depresi Pada Siswa Dan Siswi Di SMA Negeri 2 Sukoharjo.
Jurnal Publikasi Ilmiah UMS.
Putri, R. A., Lestari, P., & Nilawati, I. (2020). Gerakan Remaja Sehat dan dan
pemberian pendidikan kesehatan Pelaksanan kegiatan dilaksnakan di SMK
Yasemi Karang Rayung pemberian pendidikan kesehatan tentang
Pelaksanaan Kegiatan Gerakan diskusi terkait perilaku beresiko remaja.
Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE), 25–31.
Setiyani, & Ayu. (2019). Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Pada Wanita.
Jurnal Medika Respati, 105-106.
Solekhah, & Lahli. (2010). Peran Orang Tua Dalam Mengontrol Pergaulan Dan
Ibadah anak Di Kelurahan Manisa Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap.
Jurnal Kesehatan .
Soneta, B. (2020). Peran Orang Tua Pada Anak Yang Mengalami Kecemasan
Sosial Di Desa Air Sebakul. Bengkulu: Universitas Islam Negeri
Fatmawati Sukarno.
Supandi, D., Hakim, L., & Hartono, R. (2019). Pola asuh orang tua dalam
perkembangan moral remaja (studi kasus Di Desa Pernek). Jurnal Psimawa,
2(1), 35–46. http://jurnal.uts.ac.id/index.php/PSIMAWA
Wahib, A. (2021). Peran Orang Tua Dalam Membimbing Anak Belajar Daring
Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Paradigma, 107-117.
Wiguna, T., Manengkei, P. S. K., Pamela, C., Rheza, A. M., & Hapsari, W. A.
(2018). Masalah Emosi dan Perilaku pada Anak dan Remaja di Poliklinik
Jiwa Anak dan Remaja RSUPN dr. Ciptomangunkusumo (RSCM), Jakarta.
Sari Pediatri, 20(2), 101. https://doi.org/10.14238/sp20.2.2018.101-5
Wulandari, D., & Hermiati, D. (2019). Deteksi Dini Gangguan Mental dan
Emosional pada Anak yang Mengalami Kecanduan Gadget. Jurnal
Keperawatan Silampari, 3(1), 382–392.
https://doi.org/10.31539/jks.v3i1.843
Yunita, L., Misnaniarti, & Idris. (2021). Analisis Penerimaan Vaksinasi Covid-19
Di Kalangan Masyarakat. Jurnal Kesehatan Masyarakat Khatulistiwa,
195-204.
LAMPIRAN
Skripsi
NPM : 18.0603.0027
Paraf
Pembimbing
No Tanggal Hasil Konsultasi/Saran
Utama/
Pendamping
6. pembimbing I”
7 Juli 2022
“Dosen Konsul revisi proposal skripsi, dan
pembimbing I” disarankanuntuk mengubah metode
dengan bentuk literature review
7.
14 Juli 2022
“Dosen Konsul revisi proposal merubah
pembimbing I” metode menjadi literature review
8.
15 Juli 2022
Meminta tanda tangan dosen
“Dosen
pembimbing 1 dihalaman
pembimbing I”
9. pwestujuan
18 Juli 2022
Meminta tanda tangan dosen
“Dosen
pembimbing 1 untuk formulir
pembimbing I”
10. pengajuan seminar proposal
29 Juli 2022
Konsunsul skripsi dari Bab 1-5
“Dosen
(revisi)
pembimbing I”
11.
1 Agustus 2022 “
Meminta tanda tangan terkait
Dosen
pengajuan seminar hasil penelitian
pembimbing I”
12.
8 agustus 2022
Mengrim file revisi skripsi melalui
“Dosen
email ke dosen pembimbing 1
pembimbing I”
https://drive.google.com/drive/folders/1--encO14fg8h0rxvjai8ge93V13Odl_3
Riwayat Pendidikan