Anda di halaman 1dari 9

Borobudur Nursing Review

Vol. XX No. XX (2022) pp. XX-XX


e-ISSN: 2777-0788

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KESEHATAN JIWA


REMAJA DI INDONESIA: LITERATURE REVIEW

Dimas Ade Saputra1, Retna Tri Astuti2, Sambodo Sriadi Pinilih3


1
Program Studi Ilmu Keperawatan (S1), Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Magelang, Indonesia
2
Program Studi Profesi Ners, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang,
Indonesia
3
Program Studi Ilmu Keperawatan (D3), Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Magelang, Indonesia
*email: saputtraputtra47@gmail.com

DOI:

Abstract
Introduction: Adolescence is a period of growth and development both biologically, psychologically, socially
and spiritually. In the process of adolescent growth and development in the from of information, instrumental,
emotional, and appreciation, support in the family plays an important role as the closest support system fo
adolescents. Writing articles through Google Scholar, with the keywords “Family Support for Adolescent Mental
Health. Results: This literature review uses 8 articles that discuss family support for adolescent mental health.
Discussion: Some family support fo adolescent mental health is quite diverse, such as depression, emotional
intelligence, anxiety levels during the Covid-19 pandemic, bullying behavior, drinking alcohol. Conclusion: From
8 articles that in all of them, there is a very significant relationship between family sipport and adolescent
mental health. While from the 4 dimensions of support, the most effective support applied in adolescence is
emotional support from his family.

Keywords: Family Support; Mentally Health Youth; Indonesia

Abstrak
Pendahuluan: Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan juga perkembangan baik biologi, psikologis,
sosial dan spiritual. Dalam proses tumbuh kembang remaja dalam bentuk informasi, instrumental, emosional,
dan penghargaan, dukungan didalam keluarga berperan penting sebagai support system terdekat bagi remaja.
Metode: Dalam Mencari artikel peneliti menggunakan data base “Google Scholar”, dengan kata kunci
“Dukungan Keluarga Terhadap Kesehatan Jiwa Remaja. Hasil: Dalam pencarian terdapat 5.010 artikel,
kemudian di pilih sesuai kriteria inklusi dan didapatkan hasil peneliti menggunakan 8 artikel yang membahas
mengenai dukungan keluarga terhadap hal-hal pada kesehatan jiwa remaja. Pembahasan: Dukungan keluarga
terhadap kesehatan jiwa remaja cukup beragam, seperti terhadap kejadian depresi, kecerdasan emosional,
tingkat kecemasan pada masa pandemi Covid-19, perilaku bullying, minum-minuman keras, Kesimpulan: dari
8 artikel yang diteliti terdapat hubungan yang sangat signifikan antara dukungan keluarga terhadap kesehatan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial


4.0 International License.
Borobudur Nursing Review, Vol. xx, No. xx (2022) 1
Saputra, Astuti, Pinilih

jiwa remaja. Sedangkan dari ke 4 dimensi dukungan, dukungan yang paling efektif diterapkan pada masa
remaja adalah dukungan emosional dari keluarganya.

Kata Kunci: Dukungan Keluarga; Remaja Sehat Jiwa; Indonesia

1. Pendahuluan
Kesehatan Jiwa merupakan suatu perkembangan intelektual, fisik dan emosional yang
optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
Kesehatan jiwa sebagai salah satu standar pelayanan minimal sesuai Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 43 tahun 2016 dan adanya indikator kesehatan jiwa dalam Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK). (Idaiani & Riyadi, 2018).
Pada tahun 2018 prevalensi gangguan kesehatan jiwa dengan gejala depresi dan
kecemasan remaja di Indonesia sampai saat ini berada angka 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia,
meningkat 0,1% dari tahun 2017. Untuk provinsi Jawa Tengah gangguan kesehatan pada remaja
dengan gejala depresi dan kecemasan mencapai 4,4%. Peningkatan prevalensi tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya problem orang tua, lingkungan hidup, faktor dukungan
keluarga dan Covid-19 (Riskesdas, 2018).
Upaya pemerintah untuk mengatasi peningkatan kesehatan jiwa di Indonesia, setiap
provinsi sudah memiliki puskesmas layanan jiwa, tahun 2018 kabupaten atau kota yang memiliki
puskesmas dengan layanan kesehatan jiwa mencapai 48,1% dan provinsi Jawa Tengah mencapai
angka 42,9% (Prihartanti et al., 2021). Upaya lainnya yang dilakukan oleh pemerintah berupa
advokasi dan sosialisasi kepada pemerintah daerah mengoptimalkan peran dinas kesehatan,
dibentuknya tim pengawasan kesehatan jiwa masyarakat, mendorong pemberdayaan keluarga dan
masyarakat dalam upaya kesehatan jiwa remaja (Ayuningtyas et al., 2018).
Perubahan pada masa remaja terdapat dalam proses pertumbuhan dan juga perkembangan
sehingga remaja perlu beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Bagi remaja yang tidak mampu
beradaptasi maka akan berisiko untuk timbulnya masalah kesehatan jiwa yang berdampak
mengalami gangguan jiwa dalam kehidupannya seperti cemas dan juga harga diri rendah pada
remaja (Ubaidillah et al., 2017).
Dukungan keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam kesehatan jiwa remaja,
dikarenakan keluarga merupakan proses seumur hidup, dan sifat yang dapat terciptanya kesehatan
jiwa pada remaja. Terdapat 3 dukungan keluarga seperti dukungan emosional, dukungan
informasional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan emosional (Syafitri,
2015). Berdasarkan data di atas peneliti tertarik untuk mengetahui dukungan keluarga dalam
kesehatan jiwa remaja di indonesia dengan metode literature review.

2. Metode
Literature review merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan satu database yaitu; Google Scholar, dengan kata kunci “Dukungan Keluarga And
Remaja Sehat Jiwa”, dalam memilih artikel peneliti menggunakan kriteria inklusi berupa; sampel

Borobudur Nursing Review, Vol. xx, No. xx (2022) 2


Saputra, Astuti, Pinilih

penelitian berusia remaja, membahas terkait dukungan keluarga terhadap kesehatan jiwa remaja,
desain penelitan Cross sectional, jurnal yang terbit tahun 2017 sampai 2022, jurnal berbahasa
Indonesia, dan artikel full text.

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan pencarian jurnal yang berasal dari Google Scholar , pada hari Selasa 12 Juli 2022
jam 21.35 WIB, dengan kata kunci “Dukungan Keluarga And Remaja Sehat Jiwa” didapatkan hasil
terdapat 5.010 jurnal, kemudian peneliti melakukan seleksi terhadap 5.010 jurnal sesuai dengan
kriteria inklusi dan mengeluarkan 4.975 jurnal dikeranakan; 2.893 jurnal tidak terdapat kata
dukungan kelurga atau remaja sehat jiwa pada judul jurnal, 1.286 jurnal terindikasi duplikat, 374
jurnal tidak full text, 422 jurnal merupakan jurnal review. Sehingga tersisa 35 jurnal, kemudian dari
35 jurnal tersebut peneliti melakukan eligibility ulang dan mengeluarkan 27 jurnal dikarenakan
jurnal dengan penelitian kualitatif, sehingga peneliti medapatkan 8 jurnal yang peneliti review
(Tabel 1).

Tabel 1. Artikel Penelitian Terkait


Penulis Desain Penelitian
No Tujuan Penelitian Hasil Penelitian
Dan Tahun Dan Sampel
1 Rahmayant Mengidentifikasi adanya Deskriptif analitik Terdapat hubungan yang
. i & hubungan dukungan keluarga dengan cross signifikan antara
Rahmawati dengan kejadian depresi pada sectional, & 176 dukungan keluarga
, (2018) remaja awal di SMPN 106 sampel siswa SMPN dengan kejadian depresi
Jakarta Timur. 106 Jakarta Timur. pada remaja awal.
2 Fitria & Mengetahui hubungan antara Analitik Korelasional Terdapat hubungan
. Maulidia, dukungan sosial keluarga dengan cross signifikan antara
(2018) dengan depresi pada remaja di sectional, & 94 dukungan sosial keluarga
SMPN 11 Kota Malang. remaja SMPN 11 dengan kesehatan jiwa
Kota Malang. remaja.
3 Yuniar & Mengetahui adanya hubungan Deskriptif Korelasi Terdapat hubungan
. Darmawati, antara dukungan keluarga dengan cross dukungan keluarga dengan
(2017) dengan kecerdasan emosional sectional & sampel kecerdasan emosional
remaja di SMA Kota Bandung. 170 remaja. remaja di SMA Bandung.
4 Mia & Menilai pengaruh dukungan Observasional Adanya pengaruh dukungan
. Novianti, keluarga terhadap tingkat analitik dengan keluarga dengan tingkat
(2021) kecemasan pada remaja yang cross sectional, & kecemasan pada remaja
mengalami bullying. 148 remaja SMA pelaku bullying di SMAN 7
Negeri 7 Jakarta. Jakarta.

Borobudur Nursing Review, Vol. xx, No. xx (2022) 3


Saputra, Astuti, Pinilih

5 Safira et Menganalisis pengaruh fungsi Observasional Terdapat pengaruh fungsi


. al., (2021) keluarga terhadap tingkat Analitik dengan keluarga terhadap tingkat
kecemasan remaja di era cross sectional & 87 kecemasan remaja di era
pandemi Covid-19. responden remaja. pandemi Covid-19.
6 Nur & Mengetahui hubungan Kuantitatif dengan Terdapat hubungan
. Arief, dukungan keluarga dengan pedekatan cross dukungan keluarga
(2021) perilaku bullying pada remaja di sectional & sampel dengan perilaku bullying
SMP Negeri 5 Samarinda. 181 remaja. pada remaja di SMPN 5
Samarinda.
7 Widiawati Mengetahui hubungan dukungan Kuantitatif dengan Terdapat hubungan
. et al., keluarga dengan intensitas pendekatan cross dukungan keluarga
(2021) berhenti minuman keras pada sectional & sampel dengan intensitas berhenti
remaja usia 15-21 tahun berbasis 30 remaja. minuman keras pada
plan behavior model. remaja usia 15-21 tahun.
8 Suhariati Menganalisis hubungan peran Analitik cross Terdapat hubungan peran
. (2021) keluarga dengan depresi sectional & sampel keluarga dengan depresi
remaja belajar daring selama 57 remaja di Desa remaja belajar daring
pandemi Covid-19 di Desa Sumberporong selama Covid-19 di Desa
Sumberporong Kecamatan Kecamatan Lawang Sumberporong Kecamatan
Lawang - Malang. – Malang. Lawang - Malang.

3.2 Pembahasan Penelitian


Hasil penulusuran literature menunjukan bahwa dukungan keluarga sangat berpengaruh
terhadap kesehatan jiwa remaja di Indonesia. Dukungan keluarga salah satunya terhadap kejadian
remaja yang mengkonsumsi minuman keras. Remaja yang mengkonsumsi minuman keras akan
berdampak terhadap kesehatan jiwa remaja seperti penyakit hati, penyakit jantung, kanker,
gangguan otak serta saraf, dan depresi (Putra, 2017). Keluarga memiliki peran yang kuat untuk
melakukan pengawasan ataupun bimbingan yang intesif kepada remaja yang sudah mengkonsumsi
minum-minuman keras, dimana orang tua mempunyai tanggung jawab dalam memberikan
pengawasan yang lebih ketat kepada anaknya (Wulan, 2013).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widiawati et al., (2021), dengan hasil
terdapat hubungan dukungan keluarga dengan intensi berhenti minuman keras pada remaja usia
15-21 tahun berbasis plan behavior model. Menurut (Putra E. Z., 2021) Mengkonsumsi minuman
keras akan menyebabkan atau meperberat depresi, dimana hasil penelitian menunjukan bahwa
orang yang sering mabuk memiliki risiko lebih tinggi untuk bunuh diri dan mengalami gangguan
kecemasan, hal ini dikarenakan fungsi zat kimia otak yang mengatur mood akan terganggu,
sehingga akan muncul gejala depresi.
Depresi yang dialami oleh remaja akan berdampak negatif terhadap keidupannya, sehingga
dibutuhkan dukungan dari orang terdekat, seperti dukungan dari keluarganya, penelitian yang
dilakukan oleh Rahmayanti & Rahmawati (2018), terkait dukungan keluarga terhadap depresi pada
remaja, didapatkan hasil terdapat hubungan dukungan keluarga terhadap kejadian depresi pada

Borobudur Nursing Review, Vol. xx, No. xx (2022) 4


Saputra, Astuti, Pinilih

remaja awal di SMPN 106 Jakarta Timur. Penelitian dukungan keluarga terhadap depresi pada
remaja juga dilakukan oleh Suhariati (2021), didapatkan hasil bahwa terdadap hubungan peran
keluarga dengan depresi remaja belajar daring selama pandemi Covid-19, hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan dilakukan oleh Fitria & Maulidia (2018), yang mendapatkan hasil bahwa
terdapat hubungan antara dukungan keluarga terhadap depresi pada remaja di SMPN kota Malang.
Depresi Menurut Dianovinina (2018) merupakan gangguan mental dengan indikasi
perasaaan depresi, penurunan energi, perasaan bersalah atau rendah diri, kehilangan minat, sulit
tidur, perasaan kelelahan, nafsu makan berkurang, berkurangnya konsentrasi, dan tingkat yang
paling parah bisa menyebabkan bunuh diri. Dari penelitian yang dilakukan oleh (Rahmayanti &
Rahmawati, 2018) dan (Fitria & Maulidia, 2018), yang mengkaji terkait hubungan dukungan
keluarga terhadap kesehatan jiwa remaja sebagian besar responden yang mengalami depresi
adalah perempuan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kisnawati (2017), bahwa
remaja perempuan lebih sering mengalami depresi dikarenakan perempuan cenderung lebih
depresif, karena perempuan kurang asertif perempuan lebih memusatkan perhatiannya pada
simtom-simtom depresi yang dialaminya.
Dukungan keluarga pada remaja yang mengalami depresi sangat penting dikarenakan
memberikan dampak positif dalam melawan stresor yang dialaminya, ketika remaja tidak
mendapatkan dukungan dari keluarganya maka remaja akan mengalami depresi yang jika tidak
segera ditangani bisa berdampak remaja melakukan bunuh diri (Rahmawati, 2015). Pendapat
tersebut sejalan dengan yang dikatakan oleh Firmansyah (2018) yang mengatakan dukungan sosial
keluarga terhadap depresi pada remaja penting karena remaja akan mengalami berkurangnya
kelelahan emosi dan depresi sehingga remaja menjadi merasa mendapatkan masukan-masukan
untuk masalah yang sedang dihadapi, akibatnya remaja akan mampu menyelesaikan masalahnya
dengan cara yang positif, salah satu dampak terjadinya depresi adalah menjadi korban bullying.
Bullying merupakan perilaku ataupun sekelompok orang yang bersifat negatif dan bertujuan
menyakiti korban baik secara fisik maupun mental, bullying bisa menyebabkan masalah psikologi
salah satunya kecemasan, sehingga dibutuhkan dukungan keluarga untuk mencegah kasus bullying
(Zakiyah, Fedryansyah, & Gutama, 2019). Penelitian yang meneliti terkait dukungan keluarga
terhadap kasus bullying pada remaja adalah penelitian yang dilakukan oleh Nur & Arief, (2021)
yang mendapatkan hasil terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku bullying
pada remaja di SMP Negeri 5 Samarinda. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mia & Novianti, (2021) dengan hasil adanya pengaruh dukungan keluarga dengan
tingkat kecemasan pada remaja pelaku bullying di SMA Negeri 7 Jakarta.
Korban bullying di masa remaja berdampak munculnya keinginan bunuh diri jika mengalami
penindasan dalam waktu yang panjang dan kurangnya perhatian. Perhatian orang tua adalah
bentuk dari dukungan keluarga, dukungan keluarga merupakan perasaan diperhatikan, nyaman,
dihargai, atau bantuan yang didapat remaja dari anggota keluarganya, sehingga membuat remaja
merasa bernilai, diperhatikan, dan disayangi (Ortiz, 2018). Kecemasan merupakan salah satu faktor
yang muncul karena tindakan bullying pada remaja (Setiyani & Ayu, 2019). Dukungan keluarga pada
remaja memiliki peranan penting dikarenakan keluarga merupakan tempat yang optimal untuk

Borobudur Nursing Review, Vol. xx, No. xx (2022) 5


Saputra, Astuti, Pinilih

menyediakan kebutuhan dasar setiap anggota keluarga, sehingga mampu melakukan adaptasi
terhadap tuntutan diri serta lingkungan (Hernawati, Krisnatuti, Pujihastuti, & Latifah, 2020).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Safira et al., (2021), dimana fungsi
keluarga berpengaruh terhadap tingkat kecemasan remaja. Remaja yang mengalami cemas, tingkat
kecerdasan emosional sangat dibutuhkan ketika mengalami suatu masalah yang menimbulkan
kecemasan atau tekanan, sehingga dapat mengendalikan atau meminimalisir perasaan cemas yang
dirasakan (Agus & Wilani, 2018). Berdasarkan penelitian telah dilakukan oleh Yuniar & Darmawati
(2017), terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kecerdasan emosional remaja.
Menurut Yusuf (2015) mengenai dukungan keluarga dengan kesehatan mental remaja sangat
penting karena terdapat kontribusi yang signifikan. Ketika dukungan keluarga kepada remaja tidak
terpenuhi akan berdampak depresi, stress, dan emosi negatif (Hasmarlin & Hirmaningsih, 2019).
Peran orang tua terhadap depresi pada remaja bisa berupa orang tua mampu memberikan
kasih sayang kepada remaja, orang tua mampu mendengarkan keluh kesah anak dan mengambil
jalan keluar yang baik, orang tua mampu menerapakan disiplin kepada anaknya, orang tua mampu
mengontrol perilaku anak dan aturan yang dibuat melalui hukuman maupun hadiah yang diterapkan.
Sedangkan dukungan orang tua untuk meningkatkan remaja sehat jiwa bisa berupa memberikan
kasih sayang kepada remaja, mendengarkan keluh kesah anak dan mengambil jalan keluar yang
baik, orang tua mampu mengontrol perilaku anak, mengawasi anak dalam bergaul, memberikan
solusi ketika bingung dalam mengambil keputusan, dan menjelaskan kepada anak dampak dari
salahnya pergaulan (Purnomo & Supratman, 2017). Peran orang tua terhadap kecemasan pada
remaja menrut Soneta (2020), dengan cara meminimalkan penyebab cemas, mencegah perasaan
kehilangan kontrol dan meminimalkan rasa takut terhadap cemas.

4. Kesimpulan
Dukungan keluarga sangat penting bagi remaja dikarenakan keluarga merupakan sistem
pendukung utama, apabila keluarga memberikan dukungan yang baik maka akan terciptanya
kesehatan jiwa pada remaja, dari 4 dimensi dukungan keluarga berupa dukungan informasional,
dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Dukungan keluarga yang
paling efektif diterapkan pada masa remaja untuk mencegah depresi adalah dukungan emosional
dari keluarganya. Dukungan keluarga sangat penting bagi remaja dikarenakan keluarga merupakan
sistem pendukung utama dalam, apabila keluarga memberikan dukungan yang baik maka akan
terciptanya kesehatan jiwa pada remaja. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada bidang
pelayanan kesehatan tingkat 1/puskesmas, sehingga bisa dijadikan bahan acuan dalam menangani
kesehatan jiwa pada remaja melalui dukungan keluarga, dan diharapkan bisa dijadikan salah satu
bahan kajian yang diajarkan kepada calon perawat dalam stase keperawatan jiwa, terkait remaja
sehat jiwa melalui dukungan keluarga sehingga ilmu yang di dapat mahasiswa sesuai dengan
perkembangan dan masalah-masalah yang ada di masyarakat.

Borobudur Nursing Review, Vol. xx, No. xx (2022) 6


Saputra, Astuti, Pinilih

5. Ucapan Terima Kasih


Terimakasih yang tak terhingga kepada reviewer UNIMMA yang telah membantu dalam
penelitian ini.

Referensi
Agus, P. H., & Wilani, A. M. (2018). Peran Kecerdasan Emosional Terhadap Kecemasan Menghadapi
Ujian Pada Mahasiswa Tahun Pertama Program studi Pendidikan Dokter Di Fakultas
Kedokteran. Jurnal Psikologi Udayana, 156-163.

Ayuningtyas, D., Misnaniarti, M., & Rayhani, M. (2018). Analisis Situasi Kesehatan Mental Pada
Masyarakat Di Indonesia Dan Strategi Penanggulangannya. Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat, 9(1), 1–10. https://doi.org/10.26553/jikm.2018.9.1.1-10

Dianovinina. (2018). Depresi Pada Remaja: Gejala Dan Permasalahannya. Jurnal Psikogenesis, 69-
78.

Firmansyah, D. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Konsep Diri Pada Remaja.
Universitas Muhammadiyah Malang.

Fitria, Y., & Maulidia, R. (2018). Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dengan Depresi Pada
Remaja Di SMPN 11 Kota Malang. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat III.

Hasmarlin, H., & Hirmaningsih. (2019). Self-Compassion Dan Regulasi Emosi Pada Remaja. Jurnal
Psikologi, 148-156.

Hernawati, Krisnatuti, Pujihastuti, & Latifah. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Pelaksanaan Fungsi Keluarga Di Indonesia. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsum, 13-27.

Idaiani, S., & Riyadi, E. I. (2018). Sistem Kesehatan Jiwa di Indonesia: Tantangan untuk Memenuhi
Kebutuhan. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 2(2), 70–80.
https://doi.org/10.22435/jpppk.v2i2.134

Kesehatan, D. (2018). Kesehatan mental pada remaja (3rd ed.). Riskesdas, 2018.

Kisnawati. (2017). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Depresi Pada Remaja
Di SMA Negeri 1 Sentolo Kabupaten Kulon Progo. Yogyakarta: Unjaya.

Mia, Z. Z., & Novianti, E. (2021). Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kecemasan Pada
Remaja Yang Mengalami Bullying. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 16-21.

Ortiz, O. G. (2018). Parenting Practices As Risk Or Preventive Factor For Adolescens Involment In
Cyberbullying: Contribution Of Children And Parenting Gender. Spain: Departement
Psychology.

Prihartanti, T., Khodijah Parinduri, S., & Masitha Arsyati, A. (2021). Evaluasi Pelaksanaan Program

Borobudur Nursing Review, Vol. xx, No. xx (2022) 7


Saputra, Astuti, Pinilih

Upaya Kesehatan Jiwa Di Puskesmas Sindang Barang Kota Bogor Provinsi Jawa Barat
Tahun 2020. Promotor, 4(4), 380. https://doi.org/10.32832/pro.v4i4.5605

Purnomo, P. D., & Supratman. (2017). Pengaruh Peran Orang Tua Terhadap Tingkat Depresi Pada
Siswa Dan Siswi Di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Jurnal Publikasi Ilmiah UMS.

Putra, E. Z. (2021). Pengaruh Minuman Keras Terhadap Kesehatan Mental Remaja. Jurnal
Psychology.

Putra, Z. E. (2017). Pengaruh Minuman Keras Terhadap Kesehatan Mental Remaja. Jurnal Strada
Indonesia.

Rahmawati. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi Remaja Di Lembaga
Pemasyarakatan. Jurnal Online Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Riau, 1-16.

Rahmayanti, E. Y., & Rahmawati, T. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian
Depresi Pada Remaja Awal. Jurnal Asuhan Ibu & Anak.

Safira, M. A., Romadhon, A. Y., Hernawati, E., & Candrasari, A. (2021). Pengaruh Fungsi Keluarga
Dan Pendapatan Keluarga Terhadap Tingkat Kecemasan Remaja Di Era Pandemi Covid-19.
Jurnal University Research Colloqium.

Setiyani, & Ayu. (2019). Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Pada Wanita. Jurnal Medika
Respati, 105-106.

Soneta, B. (2020). Peran Orang Tua Pada Anak Yang Mengalami Kecemasan Sosial Di Desa Air
Sebakul. Bengkulu: Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno.

Suhariati, I. H. (2021). Hubungan Peran Keluarga Dengan Depresi Remaja Belajar Daring Selama
Pandemi Covid-19 di Desa Sumberporong Kecamatan Lawang - Malang. Jurnal
Keperawatan.

Syafitri, A. (2015). Pengaruh Tingkat Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Tingkat Kecemasan
Menjelang Pensiun Pada Karyawan Perusahaan X Di Kecematan Kebomas Kabupaten
Gresik. Jurnal Psikosains, 10(1), 25–43.
http://journal.umg.ac.id/index.php/psikosains/article/view/227

Ubaidillah, Pinilih, S. S., Astuti, R. T., & Wijayanti, K. (2017). Pengaruh Pelatihan Terapi Suportif
Kelompok Terhadap Peningkatan Peran Kader Kesehatan Jiwa di Desa Paremono,
Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Jurnal URECOL, 499–512.
http://journal.ummgl.ac.id/index.php/urecol/article/view/1596/993

Widiawati, E., Maunaturrohmah, A., & Rahmawati, A. (2021). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Intensi Berhenti Konsumsi Minuman Keras Pada Remaja Usia 15-21 Tahun Berbasis Theory
Plan Behavior Model. Junral ilmu Keperawatan.

Wulan. (2013). Hubungan Lingkungan Sosial Dengan Kebiasaan Minuman Keras Pada Remaja.
Jurnal Universitas Minahasa, 9-13.

Borobudur Nursing Review, Vol. xx, No. xx (2022) 8


Saputra, Astuti, Pinilih

Yuniar, D., & Darmawati, I. (2017). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kecerdasan
Emosional Remaja Di SMA Kota Bandung. Jurnal Keperawatan Komprehensif.

Yusuf. (2015). Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Zakiyah, Fedryansyah, & Gutama. (2019). Dampak Bullying Pada Tugas Perkembangan Remaja
Korban Bullying. Jurnal Sosial, 255-265.

Borobudur Nursing Review, Vol. xx, No. xx (2022) 9

Anda mungkin juga menyukai