Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN

PSIKOSOSIAL DENGAN DEPRESI LANSIA


DI UPT RUMAH PELAYANAN SOSIAL
LANJUT USIA BUDHI DHARMA
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
ANANDA JEAN GARETA
201510201207

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
HUBUNGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN
PSIKOSOSIAL DENGAN DEPRESI LANSIA
DI UPT RUMAH PELAYANAN SOSIAL
LANJUT USIA BUDHI DHARMA
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan


Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
ANANDA JEAN GARETA
201510201207

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
ii
HUBUNGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN
PSIKOSOSIAL DENGAN DEPRESI LANSIA
DI UPT RUMAH PELAYANAN SOSIAL
LANJUT USIA BUDHI DHARMA
YOGYAKARTA1

Ananda Jean Gareta2, Sutejo.3


e-mail: anandajean6@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Tugas perkembangan psikososial lansia adalah integritas versus
keputusasaan, lansia yang tidak mampu mencapai tugas perkembangannya maka
akan putusasa hingga menyebabkan depresi. Depresi yang tidak tertangani dengan
baik dapat menyebabkan peningkatan penggunaan fasilitas kesehatan, pengaruh
negatif terhadap kualitas hidup lansia, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Tujuan: Mengetahui hubungan kemampuan perkembangan psikososial dengan
depresi lansia di UPT Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Budhi Dharma
Yogyakarta.
Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan
metode deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling yaitu 38 lansia. Alat ukur menggunakan
kuesioner Geriatrik Depression Scale (GDS 15), dan kuesioner Kemampuan
Perkembangan Psikososial Lansia. Teknik analisa data menggunakan Kendall Tau.
Hasil: Menunjukkan bahwa kemampuan perkembangan psikososial lansia mayoritas
dalam kategori cukup yaitu (52,6%), dan depresi lansia mayoritas mengalami depresi
ringan yaitu (50,2%). Hasil uji statistik menunjukkan nilai signifikan 0,006 (p<0,05).
Simpulan: Ada hubungan kemampuan perkembangan psikososial dengan depresi
lansia di UPT Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Budhi Dharma Yogyakarta.
Saran: Diharapkan perawat dapat meningkatkan peran dalam memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif, memberikan informasi mengenai kemampuan
perkembangan psikososial yang sesuai dan sekaligus memberikan intervensi yang
tepat untuk menangani depresi pada lansia.

Kata kunci : Depresi, Kemampuan Perkembangan Psikososial, Lansia


Daftar pustaka : 29 Buku (2008-2019), 17 Internet, 18 Jurnal, 3 Skripsi
Jumlah halaman : xi, 63 Halaman, 9 Tabel, 1 Gambar, 17 Lampiran

1
Judul Skripsi.
2
Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3
Dosen Jurusan Keperawatan Poltekes Kemenkes Yogyakarta.

iv
THE RELATIONSHIP BETWEEN PSYCHOSOSIAL
DEVELOPMENT ABILITY AND ELDERLY
DEPRESSION IN BUDHI DHARMA
ELDERLY HOME CARE OF
YOGYAKARTA1

Ananda Jean Gareta2, Sutejo.3

ABSTRACT
Background: The task of psychosocial development in the elderly is integrity versus
despair. The elderly who are unable to achieve their developmental tasks will be
discouraged to cause depression. Depression that is not handled properly can lead to
increased use of health facilities, negative effects on the quality of life of the elderly,
and even death.
Objective: The objective of the study was to determine the relationship between
psychosocial development ability and elderly depression in Budha Dharma Elderly
Home Care of Yogyakarta.
Research method: This research applied a quantitative research using descriptive
correlation method with cross sectional approach. The sampling technique used
purposive sampling with 38 elderly as the respondents. The measuring instrument
used the Geriatric Depression Scale questionnaire (GDS 15), and the Elderly
Psychosocial Development Ability questionnaire. Kendall Tau was employed as data
analysis techniques.
Results: It showed that the majority of the psychosocial development abilities of the
elderly were in the adequate category, namely (52.6%), and the depression of the
elderly majority experienced mild depression, namely (50.2%). The statistical test
results showed a significant value of 0.006 (p <0.05).
Conclusion: There was a relationship between psychosocial development ability and
elderly depression in Budha Dharma Elderly Home Care of Yogyakarta.
Suggestion: It is expected that nurses can increase their role in providing
comprehensive nursing care, provide information on psychosocial development skills
that are appropriate and time provide appropriate interventions to deal with
depression in the elderly at the same.

Keywords : Depression, Psychosocial Development Ability, Elderly


References : 29 Books (2008-2019), 15 Internet, 18 Journals, 3 Theses
Page Numbers : xi, 63 pages, 9 tables, 1 picture, 17 attachments

1
Thesis Title.
2
Student of School of Nursing, Faculty of Health Sciences, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3
Lecturer of School of Nursing, Health Polytechnic of Health Minister Yogyakarta.

v
PENDAHULUAN RISKESDAS 2018 gangguan mental
Lansia merupakan seseorang emosial penduduk Indonesia usia ≥15
yang berusia lebih dari 60. Menurut tahun pada tahun 2013 sebanyak 6%
Latue, (2017) pada masa lansia terdapat dan meningkat pada tahun 2018
perubahan-perubahan yang terjadi menjadi 9,8% (Kemenkes, 2018).
seperti perubahan fisik, perubahan Upaya pemerintah dalam menjaga
mental, perubahan psikologis, dan kesehatan lansia diatur dalam Undang-
penyakit yang sering dijumpai pada Undang No. 36 tahun 2009 pasal 138
lansia. Masalah mental yang paling ayat 1 menetapkan bahwa upaya
banyak dialami lansia adalah depresi pemeliharaan kesehatan bagi lanjut
(Sutinah & Maulani, 2017). Depresi usia harus ditunjukan untuk menjaga
merupakan kondisi emosional yang agar lansia tetap hidup sehat dan
umumnya ditandai dengan kesedihan, produktif secara sosial maupun
perasaan tidak berarti dan merasa ekonomi sesuai dengan martabat
bersalah, menarik diri dari orang lain, kemanusiaan.
terganggunya pola tidur, kehilangan Studi pendahuluan yang
selera makan, hasrat seksual, serta dilakukan peneliti pada 4 Oktober 2019
minat dan kesenangan dalam aktivitas di UPT Rumah Pelayanan Sosial
yang dilakukan (Davinson, Neale & Lanjut Usia Budhi Dharma Yogyakarta
Kring, 2010). didapatkan data bahwa tujuh dari
Gejala depresi yang muncul sepuluh orang lansia yang berhasil
pada lanjut usia seringkali dianggap diwawancarai mengatakan lansia susah
sebagai bagian dari proses menua. dalam memulai tidur, sering terbangun
Tugas perkembangan psikososial lansia pada malam hari, sulit untuk tidur
menurut Erikson adalah integritas kembali, saat melakukan kegiatan
versus keputusasaan yaitu individu terkadang lansia tidak bersemangat dan
yang dapat melampaui tahapan tersebut cepat lelah, nafsu makan menurun,
akan dapat beradaptasi dengan baik, terkadang merasa sepi. Lansia
menerima segala perubahan yang mengatakan sebenarnya belum siap
terjadi memandang kehidupan dengan dengan kehidupan yang dijalani saat ini
rasa damai dan bijaksana (Nevid, seperti tinggal di panti dan kehilangan
2017). Apabila lansia tidak mencapai pasangan, lansia merasa menjadi beban
integritas maka ia akan marah, keluarga dan tidak disayang oleh
putusasa hingga mengalami depresi. keluarganya, dua orang lansia
Depresi dapat memberikan menangis saat menceritakan
dampak pada gangguan fungsi kognitif, pengalaman hidupnya. empat orang
gangguan dalam kehidupan sehari-hari. lansia merasa sudah pasrah dengan apa
Konsekuensi yang serius apabila yang telah terjadi.
depresi yang tidak tertangani dengan Berdasarkan fenomena tersebut
baik dapat menyebabkan peningkatan maka peneliti tertarik untuk melakukan
penggunaan fasilitas kesehatan, penelitian yang berjudul “Hubungan
pengaruh negatif terhadap kualitas Kemampuan Perkembangan
hidup lansia, bahkan dapat Psikososial dengan Depresi Lansia di
menyebabkan kematian. (Prabhaswari, UPT Rumah Pelayanan Sosial Lanjut
2015). Menurut WHO prevalensi Usia Budhi Dharma Yogyakarta”
depresi pada lansia di dunia berkisar 8-
15%, pada tahun 2020 diprediksi akan METODE PENELITIAN
terus meningkat terutama di negara- Jenis penelitian ini adalah
negara berkembang yaitu sebesar penelitian kuantitatif dengan desain
15,9% (Yani, 2018). Menurut data deskriptif korelasi yaitu penelitian ini

1
diarahkan untuk menghubungkan psikososial dengan depresi lansia di
kemampuan perkembangan psikososial UPT Rumah Pelayanan Sosial Lanjut
dengan depresi lansia. Metode Usia Budhi Dharma Yogyakarta. Uji
pendekatan waktu yang digunakan statistik yang digunakan adalah non-
adalah cross-sectional yaitu parametrik dengan teknik uji korelasi
pengukuran variabel tidak terbatas kendall tau.
harus tepat pada satu waktu bersamaan,
tetapi mempunyai makna bahwa setiap HASIL DAN PEMBAHASAN
subjek hanya dilakukan satu kali 1. Hasil Analisis Univariat
pengukuran tanpa dilakukan tindak a. Karaktertistik responden di
lanjut atau pengulangan pengukuran UPT Rumah Pelayanan Sosial
(Saryono & Anggraini, 2013). Lanjut Usia Budhi Dharma
Populasi dalam penelitian ini Yogyakarta
adalah semua lansia yang tinggal di Berdasarkan hasil
UPT Rumah Pelayanan Sosial Lanjut analisis kemampuan
Usia Budhi Dharma Yogyakarta perkembangan psikososial
sebanyak 61 lansia. Teknik lansia dengan karakteristik
pengambilan sampel yang digunakan responden didapatkan hasil
adalah non-probability dengan teknik bahwa lansia perempuan lebih
purposive sampling yaitu tekhnik banyak mengalami
pemilihan sampel yang dilakukan kemampuan perkembangan
dengan pertimbangan tertentu psikososial dalam kategori
(Sugiyono, 2016). Jumlah sampel cukup yaitu sebanyak 16
dalam penelitian ini adalah sebanyak orang (42,1%). Lansia laki-
38 responden telah memenuhi kriteria laki cenderung menerima
inklusi. perubahan-perubahan dalam
Instrumen dalam penelitian ini hidup dan memaknai
menggunakan kuesioner kemampuan kehidupannya. Karakteristik
perkembangan lansia menggunakan status pernikahan lebih
kuesioner yang dibuat oleh peneliti banyak lansia berstatus
terdiri dari 15 pertanyaan dan telah duda/janda mengalami
dilakukan uji validitas menggunakan kemampuan perkembangan
Content Validity dan menggunakan psikososial cukup sebanyak 18
pendapat para ahli (expert judgment) orang (47,4%).
dianalisis menggunakan Content Lansia yang sudah tidak
Validity Index (CVI) dengan hasil uji memiliki keluarga lebih
validitas yaitu 0,82. Kuesioner banyak mengalami
Geriatric Depression Scale 15 (GDS kemampuan perkembangan
15) merupakan instrumen baku oleh psikososial dalam kategori
Brink dan Yesavage (1986) dengan cukup sebanyak 14 (36,8%).
hasil sensitivitas 92% dan spesivitas hal tersebut dikarenakan lansia
89% dengan koefisien korelasi tinggi kurang mampu menyesuaikan
sebesar r=0,84 (Greenberg, 2018). diri terhadap kehilangan
Analisis data yang digunakan orang-orang yang berarti, dan
adalah analisis univariat bertujuan tidak adanya dukungan dari
untuk menjelaskan distribusi frekuensi keluarga. Lansia yang tinggal
dan presentasi dari tiap variabel dirumah pelayanan selama 1-5
(Notoatmodjo, 2018). Analisis bivariat tahun mayoritas mengalami
pada penelitian ini mengetahui kemampuan perkembangan
hubungan kemampuan perkembangan psikososial lansia dalam

2
kategori cukup sebanyak 9 tidak ingin merawat mereka
lansia (23,7%). sehingga ditempatkan di panti,
Berdasarkan hasil hal tersebut membuat lansia
analisis depresi dengan merasa tidak berarti bagi
karakteristik responden keluarga. Lansia yang tinggal
didapatkan hasil bahwa lansia dirumah pelayanan >5 tahun
perempuan lebih banyak berisiko mengalami depresi
mengalami depresi yaitu berat, hal ini dapat terjadi
sebanyak 3 lansia (7,9%) apabila lansia merasa jenuh
mengalami depresi sedang dan dengan keadaan dirinya, dan
2 lansia (5,3%) mengalami situasi disekelilingnya yang
depresi berat. Menurut sama dari hari ke hari, hal
Kurniasari (2014) bahwa tersebut dapat menimbulkan
lansia perempuan lebih kebosanan dan perasaan
banyak mengalami depresi hampa yang dapat memicu
sedang dibandingkan dengan terjadinya depresi (Sari,
lansia laki-laki karena 2012).
perempuan sering terpajan b. Kemampuan Perkembangan
dengan stressor lingkungan Psikososial Lansia
dan memiliki tingkatan Tabel 1
ambang stressor lebih rendah Distribusi Frekuensi Kemampuan
Perkembangan Psikososial Lansia di
dari pada laki - laki. UPT Rumah Pelayanan Sosial
Lansia yang berstatus Lanjut Usia Budhi Dharma
duda/janda lebih banyak Yogyakarta, April 2019 (n=38)
mengalami depresi yaitu
sebanyak 3 lansia (7,9%) No Kemampuan (f) (%)
Perkembangan
mengalami depresi sedang dan
Psikososial
2 lansia (5,3%) mengalami
Lansia
depresi berat. Lansia yang
1 Baik 18 47,4
kehilangan pasangan, jauh dari
2 Cukup 20 52,6
anak dan kerabat ataupun 3 Kurang 0 0,0
putusnya hubungan dengan
orang terdekat merupakan Berdasarkan tabel 1
salah satu steressor lansia hasil distribusi frekuensi
mengalami depresi (Suzanna, kemampuan perkembangan
Mustikasari, Wardani, 2016). psikososial lansia mayoritas
Lansia yang sudah tidak lansia mengalami kemampuan
memiliki keluarga mayoritas perkembangan psikososial
mengalami depresi yaitu dalam kategori cukup
sebanyak 3 lansia (7,9%) sebanyak 20 lansia (52,6%).
mengalami depresi sedang, Menurut Devamethia
dan 2 lansia (5,3%) (2019) bahwa lansia di rumah
mengalami depresi berat. pelayanan sosial cenderung
Menurut penelitian mengalami krisis psikososial
Kusbaryanto dan Narulita karena beberapa faktor yaitu
(2009) bahwa lansia yang faktor masa lalu seperti
memiliki keluarga mengalami kondisi ekonomi, pekerjaan
depresi karena kunjungan dan hubungan dengan
keluarga yang singkat, lansia keluarga atau teman di masa
berpikir bahwa keluarga sudah lalu, faktor kondisi fisik

3
seperti kondisi fisik yang c. Depresi Lansia
kurang sehat di masa tua Tabel 2
menghambat lansia untuk Distribusi Frekuensi Depresi Lansia
di UPT Rumah Pelayanan Sosial
melakukan hal-hal yang Lanjut Usia Budhi Dharma
mereka inginkan, dan faktor Yogyakarta, April 2019 (n=38)
masa depan menghadapi
No Depresi (f) (%)
kematian.
1 Tidak 13 34,2
Menurut Prabowo depresi
(2018) perkembangan 2 Depresi 19 50,2
psikososial lansia memiliki ringan
perkembangan psikososial 3 Depresi 4 10,5
yang unik karena setiap sedang
4 Depresi berat 2 5,3
aktivitas yang dilakukan
terutama yang menemukan Berdasarkan tabel 2
semangat terhadap hasil distribusi frekuensi
kebermaknaan hidup lansia, depresi lansia mayoritas lansia
maka lansia akan mengalami depresi ringan
meningkatkan perkembangan sebanyak 19 lansia (50,2%),
kualitas psikologis dan tingkat tetapi terdapat juga lansia
kehidupan lansia jauh lebih yang mengalami depresi
baik, sebaliknya apabila lansia sedang sebanyak 4 lansia
yang belum menemukan dan (10,5%) dan mengalami
melakukan aktivitas tetapi depresi berat sebanyak 2
hanya merenung dan tidak lansia (5,3%).
beradaptasi pada lingkungan Hal ini sejalan dengan
sekitar panti akan berpotensi penelitian Hayati (2014)
menurunnya pertumbuhan dan bahwa depresi pada lansia
perkembangan dan tidak sebagian besar pada kategori
punya harapan untuk hidup depresi ringan sebanyak 71
bermakna. lansia (74%), dan diperkuat
Berdasarkan tabel 1 oleh penelitian Setiawati
terdapat lansia yang memiliki (2017) di Balai Pelayanan
kemampuan perkembangan Sosial Tresna Werdha Unit
psikososial lansia dalam Budhi Luhur Yogyakarta
kategori baik, hal ini dapat bahwa kategori depresi
dilihat pada item pernyataan terbanyak di panti jompo
yang menyatakan saya adalah kategori depresi ringan
berpartisipasi dalam kegiatan yaitu sebanyak 20 responden
kelompok misalnya kegiatan (42,6%).
keagamaan dan senam lansia Tingginya prevalensi
banyak lansia yang menjawab depresi pada lansia dapat
selalu, hal tersebut sesuai disebabkan oleh berbagai
dengan tugas perkembangan faktor meliputi faktor umur,
psikososial lansia yaitu faktor jenis kelamin, faktor
membina hubungan dengan status perwakinan, faktor
teman sesama usia lanjut dan status pekerjaan, faktor fungsi
melakukan pertemuan- kognitif. Selain itu faktor
pertemuan sosial (Kusumawati pencetus terjadinya depresi
& Hartono, 2010) pada lansia menurut Erikson
adalah seseorang yang tidak

4
berhasil menyelesaikan tahap- ada harapan dan orang lain
tahap perkembangnnya lebih baik keadaannya, oleh
(Kurniasari, 2014). sebab itu lansia lebih sering
Berdasarkan tabel 2 melamun, menyendiri,
terdapat lansia mengalami kepercayaan diri yang kurang
depresi sedang hingga berat, sehingga dapat menimbulkan
hal ini sejalan dengan depresi.
peneltian Gama (2014) bahwa Berdasarkan tabel 2
sebagian besar lansia terdapat lansia yang tidak
mengalami depresi sedang. mengalami depresi hal
Dapat dilihat pada item tersebut dikarenakan lansia
pertanyaan yang menyatakan merasa penuh semangat,
apakah anda pikir orang lain bahagia disebagian besar
lebih baik keadaannya dari hidupnya dan lansia puas
pada anda, banyak lansia yang dengan kehidupan yang
menjawab selalu. dijalani. Hasil tersebut sejalan
Menurut Sowislo (2013) dengan penelitian Nafa (2015)
menemukan bahwa penurunan bahwa lansia yang tidak
harga diri adalah prediksi mengalami depresi dapat
peningkatan depresi. Hal dilihat dengan lansia senang
tersebut terjadi kerena lansia tinggal di panti, mengikuti
merasa dicampakan oleh semua kegiatan, bahagia
keluarga, kesepian, kesedihan disebagian besar waktu, dan
dan kekurangan kasih sayang merasa puas dengan
dari keluarga atau orang yang kehidupan yang dijalani saat
ada disekitarnya, merasa tidak ini.
2. Hasil Analisis Bivariat
Tabel 3
Deskripsi Korelasi Kemampuan Perkembangan Psikososial dengan Depresi
Lansia di UPT Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Budhi Dharma Yogyakarta, April 2019 (n=38)
Kemampuan Depresi lansia Jumlah Sig.
perkembangan .
psikososial lansia
Tidak Depresi Depresi Depresi
depresi ringan sedang berat
f % f % f % f % f %
Baik 10 26,3 7 18,4 1 2,6 0 0 18 47,4 0,006
Cukup 3 7,9 12 31,6 3 7,9 2 5,3 20 52,6
Total 13 34,2 19 50,0 4 10,5 2 5,3 38 100
Hasil penelitian ini sejalan Teori perkembangan
dengan teori perkembangan psikososial Erikson dalam
psikososial Erikson dalam (Nafa, kehidupan manusia menjadi delapan
2015) bahwa ketidakmampuan tahap yang dimulai sejak individu
lansia dalam menyelesaikan tahap- lahir hingga lanjut usia,
tahap perkembangannya merupakan perkembangan psikososial yang
salah satu faktor pencetus terjadinya harus dihadapi lansia yang berusia
depresi, hal tersebut menunjukan ±65 tahun yaitu integritas versus
bahwa apabila lansia tidak mampu keputusasaan (Devamethia, 2019)
mencapai perkembangan Lansia dalam penelitian ini
psikososialnya maka akan terjadi mayoritas mengalami kemampuan
depresi. perkembangan psikososial dalam

5
kategori cukup, hal tersebut karena (2015) bahwa lansia merupakan
kurangnya pemahaman lansia kelompok yang rentan mengalami
terhadap makna hidup. Kekurangan depresi, depresi lansia dapat
makna hidup dapat menjadi salah disebabkan oleh kurangnya
satu penyebab terjadinya depresi, kemampuan beradaptasi terhadap
karena lansia tidak mampu perubahan pada diri akibat
mengarahkan dirinya kepada kemunduran fisik, mental dan sosial
makna-makna tertentu yang pasti, yang dialami. Hal tersebut diperkuat
serta tidak mampu menyesuaikan oleh Hearn et al (2012) bahwa lansia
diri dan mengatasi permasalahannya yang didominasi oleh aspek negatif,
(Santoso & Wijaya, 2014). maka lansia akan cenderung
Berdasarkan tabel 3 mengalami kekecewaan, kegagalan,
didapatkan data bahwa mayoritas depresi dan kehilangan aspek
lansia mengalami kemampuan berharga dalam hidup.
perkembangan psikososial lansia Berdasarkan tabel 3
dalam kategori cukup dan didapatkan juga data bahwa lansia
mengalami depresi ringan hingga yang memiliki kemampuan
berat. Hal tersebut menunjukan jika perkembangan psikososial dalam
semakin berkurangnya kemampuan kategori baik mayoritas tidak
perkembangan psikososial maka mengalami depresi. Karena lansia
lansia akan berisiko mengalami yang mencapai integritas akan
depresi. Menurut Keliat, Helena dan jarang mengalami depresi, mampu
Farida (2011) lansia yang tidak menerima kesedihan, duka cita,
mencapai intergitas diri akan merasa kehilangan, memiliki relasi sosial
putus asa dan menyesali masa yang baik serta sering terlibat dalam
lalunya karena merasa hidupnya kegiatan sosial. Hal tersebut
tidak bermakna dan akan diperkuat oleh Nevid (2017) bahwa
menyebabkan terjadinya depresi. individu yang dapat melampaui
Depresi pada penelitian ini tahapan perkembangannya akan
ditandai dengan penurunan afek dan dapat beradaptasi dengan baik,
kurangnya harga diri yang dapat menerima segala perubahan yang
dilihat pada item pertanyaan bahwa terjadi memandang kehidupan
lansia telah banyak meninggalkan dengan rasa damai dan bijaksana.
minat, kesenangannya, dan
menganggap orang lain lebih baik SIMPULAN DAN SARAN
keadannya dari pada dirinya. Allah Ada hubungan kemampuan
berfirman dalam Q.S Ali 'Imran (3) perkembangan psikososial dengan
Ayat 139 dalam ayat tersebut depresi lansia di UPT Rumah Pelayanan
dijelaskan bahwa manusia dingatkan Sosial Lanjut Usia Budhi Dharma
dalam menghadapi segala Yogyakarta denga nilai p=0,006
permasalahan dalam hidup (p<0,05). Lansia yang memiliki
hendaknya tetap tegar dan tidak kemampuan perkembangan psikososial
mudah jatuh dalam depresi, hal yang dalam kategori cukup diharapkan
harus dilakukan adalah tetap mampu meningkatkan penerimaan
menjaga keimanan. Sesungguhnya terhadap perubahan-perubahan yang
orang yang beriman itu tinggi terjadi dengan cara menjalin hubungan
derajatnya, sehingga tidak perlu yang baik dengan orang lain,
merasa rendah diri. meningkatkan kepercayaan diri serta
Penelian ini sejalan dengan menambah pengetahuan mengenai
pernyataan Parasari dan Lestari

6
kemampuan perkembangan psikososial Kemenkes. (2018). Hasil Utama
dan depresi lansia yang sedang dialami. Riskesdas 2018 dalam
http://www.depkes.go.id/resources
DAFTAR PUSTAKA /download/infoterkini/materi_rakor
Al Qur’an. (2005). Mushaf Al-Qur’an pop_2018/Hasil%20Riskesdas%20
Terjemah. Departemen Agama RI. 2018.pdf diakses tanggal 01
Depok: Al-Huda November 2018
Davinson, G. C., Neale, J. M., & Kring, Keliat, B. A., Wiyono, A, P., & Susanti,
A. M (2010). Psikologi Abnormal. H. (2011). Manajemen Kasus
Jakarta: Rajawali Pers Gangguan Jiwa: CMHN
Depkes. (2009). Undang-Undang (Intermediate Course). Jakarta:
Republik Indonesia Nomor 36 EGC
Tahun 2009 Tentang Kesehatan Kurniasari, D, N. (2014) Faktor-faktor
dalam yang Berhubungan Dengan
http://binfar.depkes.go.id/dat/lama/ Depresi Pada Lansia Di Dusun
1303887905_UU%20362009%20 Kalimanjung Ambarketawang
Kesehatan.pdf diakses tanggal 31 Gamping Sleman Yogyakarta.
Agustus 2018 Naskah Publikasi. Universitas
Devamethia. G. (2019). Pengalaman Muhammadiyah Yogyakarta dalam
Lansia Terlantar Dalam respository.umy.ac.id/handle/1234
Mengahadapi Krisis Psikososial 56789/6591 diakses tanggal 10
Tahap Kedelapan (Ego integrity vs Agustus 2018
Despair). Skripsi Tidak Kusumawati. F & Hartono, Y. (2010).
Dipublikasikan. Universitas Sanata Buku Ajar Keperawatan Jiwa,
Dharma Yogyakarta dalam Jakarta: Salemba Medika
http://repository.usd.ac.id/33099/2/ Latue, I. R. N. (2017). Hubungan
149114109_full.pdf diakses Dukungan Sosial Keluarga Dengan
tanggal 20 April 2019 Tingkat Depresi Pada Lanjut
Gama. K. I., Astari. K. N., Harini. I. Usia Di Panti Werdha Malang
(2014). Depresi Lanjut Usia. Raya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Naskah Publikasi. Politeknik Keperawatan. 2(1). 426-427
Kesehatan Denpasar. dalam Nafa, R. A. (2015). Hubungan Tingkat
http://poltekkes- Regiusitas dengan Tingkat Depresi
denpasar.ac.id/files/JURNAL%20 Lansia Beragama Islam di Panti
GEMA%20KEPERAWATAN/JU Tresna Werdha Budi Mulia 4
NI%202014/I%20Ketut%20Gama, Margaguna Jakarta Selatan.
%20dkk.pdf diakses tanggal 04 Skripsi Tidak Dipublikasikan.
Mei 2019. Universitas Islam Negeri Syarif
Greenberg, S. A. (2018). Try This: The Hidayatullah Jakarta dalam
Geriatric Depression Scale (GDS) http://repository.uinjkt.ac.id/dspac
New York: University Rory e/bitstream/123456789/38005/1/R
Meyers College of Nursing UNINGGA%20ANDAMI%20NA
Hearn. S., Saulnier. G., Strayer. J., FA-FKIK.pdf diakses 26 April
Glenham. M., Koopman. R., & 2019.
Marcia. J. (2012). Between Nevid, J. S. (2017). Psikologi Konsepsi
Integrity and Despair: Toward dan Aplikasi. Bandung: Nusa
Construck Validation Of Media
Erickson’s Eight Stage. Jurnal Notoadmojo, S. (2018). Metode
Adult Development. 19. 1-20 Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.

7
Parasari. G. A. T., Lestari. M. D. Sutinah & Maulani. (2017). Hubungan
Hubungan Dukungan Sosial Pendidikan, Jenis Kelamin Dan
Keluarga Dengan Tingkat Depresi Status Perkawinan Dengan
Pada Lansia Di Kelurahan Sading. Depresi Lansia. Journal
Jurnal Psikologi Udayana. 2(1). Endurance. 2 (2). 210
68-77 Sowislo, J. F., Orth, U. (2012). Does low
Prabhaswari, L. (2015). Gambaran self-esteem predict depression and
Kejadian Depresi Pada Lanjut Usia anxiety? A meta-analysis of
Di Wilayah Kerja Puskesmas longitudinal studies. Psychological
Petang I Kabupaten Badung Bali Bulletin Advance Online
2015. Artikel Fakultas Kedokteran Publication, 139 (1), 213-40.
Universitas Udayana. 7 (1). 48 Yani, A. (2018) Pengaruh Pemberian
Prabowo. A., W. A. (2018). Aktivitas Life Review Therapy Terhadap
dan Kebermaknaan Hidup Lansia Tingkat Depresi Pada Lansia Di
(Studi Kasus di Panti Wredha Panti Werdha Mojopahit
Budhi Dharma Yogyakarta. Mojokerto. Journal of Nursing
Skripsi dipublikasikan. UIN Sunan Care & Biomolecular. 3 (1).
Kalijaga Yogyakarta dalam
http://digilib.uin-suka.ac.id/30565/
diakses tanggal 20 April 2019
Santoso, R. M., Wijaya, V. S. (2014).
Gambaran Makna Hidup Lansia
yang Tinggal di Panti Werdha.
Jurnal Psibernetika. 7(1). 1-11
Sari. K. (2012). Gambaran Tingkat
Depresi pada Lanjut Usia di Panti
Sosial Tresna Werdha Budi Mulia
01 Dan 03 Jakarta Timur. Naskah
Publikasi. Universitas Indonesia
dalam
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digita
l/20308713-S%2043105-
Gambaran%20tingkat-
full%20text.pdf diakses tanggal
25 April 2019
Saryono & Anggraini M. D. (2013).
Metodelogi Penelitian Kualitatif
dan Kuantitatif dalam Bimbingan
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika
Sugiyono. (2016) Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Suzanna., Mustikasari., Wardani. Y. I.
(2016). Penurunan Depresi Pada
Lansia Harga Diri Rendah Melalui
Terapi Aktivitas Kelompok dan
Terapi Kognitif. Jurnal
Keperawatan Indonesia. 11 (3).
186

Anda mungkin juga menyukai