Jurnal KeperawatanJiwa
JiwaVolume
Volume77No
No11,Hal
Hal61
61- -70,
70,Mei
Mei2019
2019 e-ISSN 2655-8106
FIKKesUniversitas
FIKKes UniversitasMuhammadiyah
MuhammadiyahSemarang
Semarangbekerjasama
bekerjasamadengan
denganPPNI
PPNIJawa
JawaTengah
Tengah p-ISSN2338-2090
ABSTRAK
Salah satu tanda gejala negatif skizofrenia adalah isolasi sosial. Angka kejadian gangguan jiwa
mencapai 2,3 permil dari jumlah penduduk. Langkah yang dapat diberikan untuk memfasilitasi pasien
isolasi sosial social untuk melakukan sosialisasi secara bertahap melalui kegiatan permainan
sosialisasi kelompok yaitu berupa terapi aktivitas kelompok menggunakan kartu kuartet. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan TAK : permainan kuartet terhadap kemampuan
sosialisasi pada pasien isolasi sosial di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Jenis
penelitian ini adalah quasy eksperimen dengan desain penelitian pre and post test without control.
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 13 responden. Tehnik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling. Uji statistik bivariat menggunakan uji Wilcoxon. Rata-rata
umur responden dalam penelitian ini adalah 28,54 tahun dengan jenis kelamin laki-laki 7 orang.
Tingkat pendidikan terbanyak SMP dengan jumlah 6 orang atau 46,2%. Pekerjaan responden
terbanyak yaitu tidak bekerja 8 orang atau 61,5%. Kemampuan sosialisasi sebelum dilakukan
intervensi TAK permainan kuartet tergolong kurang sebanyak 7 atau 53,8%. Sedangkan kemampuan
sosialisasi setelah dilakukan intervensi TAK permainan kuartet terjadi peningkatan dimana
kemampuan sosialisasi yang baik menjadi 10 orang (76,9%), dan penurunan pada kemampuan
sosialisasi yang kurang menjadi 1 orang (7,7%). Hasil uji statistik dengan uji Wilcoxon diperoleh nilai
p-value 0,003 atau (α<0,05). Ada pengaruh penerapan TAK : permainan kuartet terhadap
kemampuan sosialisasi pada pasien isolasi sosial di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa
Tengah.
ABSTRACT
One of the negative skizofrenia indication is sosial isolation. The incidence of mental disorders
reached 2.3 per cent of the population. The steps which can be given for the patient's facilitate with
social relation problems for socializing gradually through group socialization activities in the form of
the group activity therapy using a quartet card. The aim of this study was to find out the effect of TAK
implementations : the quartet games concering with the socialization skills in social isolation patients
at RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Central Java. The types of this study is a quasy eksperimen with the
research design pre and post test without control. The sample with the sampling of technique
purposive sampling 13 respondence. The average age of respondents in this study is 28,54 years with
7 man. The highest of education is SMP (junior high school) with 6 person or 46,2%. The highest of
respondents work is a jobless 8 person or (61,5%). The socialization skills before the quartet quiz
game intervention were classified less than 7 or (53,8%). While for the socialization ability after the
quartet quiz game intervention was increased where the good socialization ability of 10 person
(76,9%), and the decrease in the socialisation ability was less than 1 person(7,7%). The result of
statistical test with wilcoxon obtained value p-value 0,003 or (α<0,05). There is the impactvof TAK :
quartet game on socialization skills in social isolation patients at RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Central
Java.
61
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 61 - 70, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
62
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 61 - 70, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
kegiatan permainan sosialisasi kelompok. pengaruh yang signifikan pada terapi aktivitas
Media kartu kuartet termasuk media dua kelompok sosialisasi terhadap kemampuan
dimensi dan media grafis. Kartu kuartet lebih komunikasi verbal pasien menarik diri.
dikenal sebagai suatu bentuk permainan kartu Sedangkan penelitian dari (Berhimpong, Sefty
yang dimainkan oleh dua sampai empat orang & Michael, 2016), yang meneliti tentang
pemain. Permainan kartu kuartet merupakan Pengaruh latihan keterampilan sosialisasi
salah satu permainan kartu yang dapat terhadap kemampuan berinteraksi pasien
digunakan untuk memotivasi dan isolasi sosial di RSJ Prof. Dr. V. L.
meningkatkan kemampuan berinteraksi. Ratumbuysang Manado, mendeskripsikan
Keberhasilan terapi aktivitas kelompok mengenai perbedaan tingkat kemampuan
permainan kuartet dapat dilihat dari sikap interaksi pada pasien isolasi sosial sebelum
pasien selama mengikuti kegiatan (Wiastuti & dan sesudah dilakukan latihan sosialisasi. Hasil
Mamnuah, 2011). ini menunjukkan bahwa H0 ditolak atau
terdapat pengaruh latihan sosialisasi terhadap
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh kemampuan berinteraksi pasien isolasi sosial.
peneliti kepada beberapa perawat jiwa yang
ada di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Provinsi Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Jawa Tengah terapi yang diberikan kepada (Yusuf, Khoridatul & Yustina, 2009) yang
pasien isolasi sosial salah satunya yaitu terapi melakukan penelitian tentang Terapi Aktivitas
aktivitas kelompok, namun penerapan terapi Kelompok Sosialisasi (TAKS) sessi 6
aktivitas kelompok permainan kuartet masih meningkatkan kemampuan bekerjasama anak
jarang dilakukan walaupun media yang retardasi mental, dengan jumlah sampel 24
digunakan sudah tersedia. Alasan yang anak retardasi mental, menunjukkan hasil
diungkapkan oleh perawat diantaranya adalah penelitian pada kelompok perlakuan
keterbatasan waktu dan tenaga, karena pada mempunyai kemampuan sosialisasi cukup dan
shif pagi perawat sudah mempunyai peranan kurang masing-masing sebanyak 5 anak (50%)
tugas masing-masing. Terapi aktivitas dan kelompok kontrol menunjukan bahwa
kelompok yang sering diberikan kepada pasien sebagian besar memiliki kemampuan
meliputi latihan berkenalan, bercakap-cakap, sosialisasi kurang sebanyak 6 anak (60%) dan
bercerita, dan menulis pengalaman pribadi. cukup sebanyak 4 anak (40%). Dari semua
data yang didapat, maka peneliti tertarik untuk
Pemberian asuhan keperawatan dengan mengetahui lebih lanjut mengenai pengaruh
menerapkan terapi aktivitas kelompok penerapan TAK : permainan kuartet terhadap
sosialisasi juga perlu diterapkan pada pasien kemampuan sosialisasi pada pasien isolasi
isolasi sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi
pasien dalam melakukan interaksi sosial Jawa Tengah.
karena dengan pendekatan secara berkelompok
memungkinkan pasien untuk saling METODE
mendukung, belajar menjalin hubungan Jenis penelitian ini adalah quasy eksperimen
interpersonal, merasakan kebersamaan dan dengan desain penelitian pre and post test
dapat memberikan masukan terhadap without control, efektifitas perlakuan dimulai
pengalaman masing-masing pasien, sehingga dengan cara membandingkan nilai post test
dengan adanya latihan bersosialisasi secara dengan pre test dan hanya melakukan
kelompok terjadi peningkatan pada intervensi pada satu kelompok tanpa
kemampuan pasien dalam bersosialisasi pembanding (Dharma, 2011). Pada penelitian
dengan orang lain (Syafrini, Budi & Yossie, ini populasinya adalah semua pasien
2015). skizofrenia dengan isolasi sosial di ruang rawat
inap Dewandaru, Flamboyan, Geranium, dan
Hasil penelitian sebelumnya oleh Sunusi Helikonia RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi
(2014), yang melakukan penelitian tentang Jawa Tengah pada bulan Januari tahun 2017
Pengaruh terapi aktivitas kelompok sosialisasi sampai bulan Februari tahun 2018 sebanyak 43
terhadap kemampuan komunikasi verbal pasien.Teknik sampel yang digunakan adalah
pasien menarik diri di rumah sakit daerah purposive sampling. Jumlah sampel pada
Madani Palu, didapatkan hasil bahwa ada penelitian ini sebanyak 13 responden.
63
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 61 - 70, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
Tabel 1.
Rerata umur responden (n=13)
Umur Responden (Th)
Umur Min-Max Mean Modus SD
18-35 28,54 29 5,076
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata umur
responden yaitu 28,54 ± 5,076.
Tabel 2.
Karakteristik responden (n=13)
Karakteristik Distribusi
f %
Jenis kelamin
Laki-laki 7 53,8
Perempuan 6 46,2
Pendidikan
SD/ Sederajat 2 15,4
SMP/ Sederajat 6 46,2
SMA/ Sederajat 4 30,8
Akademik/ Sederajat 1 7,7
Pekerjaan
Tidak Bekerja 8 61,5
Buruh 5 38,5
Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas jenis berpendidikan SMP/ atau sederajat, tidak
kelamin responden adalah laki-laki, bekerja
Tabel 3.
Kemampuan Sosialisasi Pasien Isolasi Sosial sebelum dan sesudah penerapan TAK Permainan
Kuartet (n=13)
Kemampuan Sosialisasi Sebelum Sesudah
f % f %
Kurang 7 53,8 1 7,7
Sedang 6 46,2 2 15,4
Baik 0 0 10 76,9
Tabel 3 menunjukkan mayoritas kemampuan intervensi TAK Permainan Kuartet mayoritas
sosialisasi sebelum dilakukan intervensi TAK responden mempunyai kemampuan sosialisasi
Permainan Kuartet mempunyai kemampuan baik.
sosialisasi kurang dan sesudah dilakukan
64
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 61 - 70, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
Tabel 4.
Hasil Analisis Bivariat Pengaruh Penerapan TAK Permainan Kuartet Terhadap Kemampuan
Sosialisasi Pada Pasien Isolasi Sosial (n=13)
Kemampuan Sosialisasi
65
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 61 - 70, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
Didukung pula oleh pendapat Sinaga (2007), Hasil ini didukung oleh pernyataan
yang menyatakan prevalensi Skizofrenia Lesmanawati (2012) yang menyatakan bahwa
berdasarkan jenis kelamin, ras dan budaya pasien yang memiliki pekerjaan cenderung
adalah sama. Dimana wanita cenderung akan lebih memperhatikan kualitas
mengalami gejala yang lebih ringan, lebih kesehatannya dibandingkan pasien yang tidak
sedikit rawat inap dan fungsi sosial yang lebih memiliki pekerjaan. Townsend (2009)
baik di komunitas dibandingkan dengan laki- menyatakan bahwa salah satu faktor sosial
laki. Laki-laki lebih banyak mengalami isolasi yang menyebabkan tingginya angka gangguan
sosial karena disebabkan tuntutan terhadap jiwa termasuk skizofrenia adalah tingkat sosial
tanggung jawab atau peran yang harus ekonomi rendah. Yosep (2010), menjelaskan
dipenuhi seorang laki-laki didalam keluarga bahwa seseorang akan mengalami gangguan
lebih tinggi disbanding perempuan, sehingga jiwa atau penyimpangan perilaku apabila
stresor yang dialami juga lebih banyak. banyaknya faktor sosial di lingkungan yang
akan memicu munculnya stres pada seseorang.
Pendidikan
Tabel 2 menunjukkan bahwa pendidikan Kemampuan Sosialisasi Sebelum Perlakuan
responden pada penelitian ini sebagian besar Berdasarkan tabel 3 kemampuan sosialisasi
adalah SMP sebanyak 6 orang (46,2%). Hasil pada pasien isolasi sosial sebelum diberikan
ini didukung oleh penelitian Wakhid, Hamid, TAK Permainan Kuartet sebanyak 6 orang
dan Daulima (2013) menyatakan bahwa (46,2%) sedang dan 7 orang (53,8%)
tingkat pendidikan sangat mempengaruhi cara kemampuan sosialisasi kurang. Hasil ini
individu berperilaku, membuat keputusan dan didukung oleh penelitian Sunusi, Happy
memecahkan masalah, serta mempengaruhi Cahyani (2014), yang mengasumsikan bahwa
cara penilaian klien terhadap stresor. Dalam masih banyaknya komunikasi verbal yang
penelitian ini, tingkat pendidikan dibagi tidak baik karena belum terbina hubungan
kedalam empat kategori, yaitu SD/Sederajat saling percaya antara peneliti dan klien
(15,4%), SMP/ Sederajat (46,2%), SMA/ sehingga klien tidak mau berkomunikasi.
Sederajat (30,8%), dan Akademik/ Sederajat
(7,7%). Keliat (2010) juga menambahkan bahwa pada
awalnya mungkin klien hanya akrab dengan
Johannes (2008) menyatakan bahwa tingkat perawat, tetapi setelah itu perawat harus
pendidikan seseorang mempengaruhi daya membiasakan klien untuk dapat berinteraksi
tahannya dalam menghadapi stres. Seseorang secara bertahap dengan orang-orang
yang berpendidikan rendah lebih mudah disekitarnya. Intervensi yang konsisten akan
mengalami gangguan psikologis, karena selalu meningkatkan kemampuan klien dalam
mengalami kesulitan dalam menerima keadaan berkomunikasi. Hal ini juga dipengaruhi oleh
dirinya. Hal tersebut berdampak terhadap penguatan berupa pujian yang diberikan atas
terjadinya gangguan jiwa. Makin tinggi tingkat hasil yang telah dicapai klien yang juga
pendidikan seseorang makin tinggi semakin memotivasi klien untuk mau
keberhasilannya melawan stres. Orang yang bergabung dengan klien lainnya.
pendidikannya tinggi lebih mampu mengatasi
masalah daripada orang yang pendidikannya Kemampuan Sosialisasi Sesudah Perlakuan
rendah. Pendidikan bagi seseorang merupakan Setelah diberikan TAK Permainan Kuartet
pengaruh dinamis dalam perkembangan dapat dilihat pada tabel 4.6 kemampuan
jasmani, jiwa, perasaan sehingga tingkat sosialisasi pada pasien isolasi sosial terjadi
pendidikan yang berbeda akan member jenis peningkatan dimana kemampuan sosialisasi
pengalaman yang berbeda juga. yang baik 10 orang (76,9%), kemampuan
sosialisasi yang sedang 2 orang (15,4%), dan
Pekerjaan penurunan pada kemampuan sosialisasi yang
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan kurang menjadi 1 orang (7,7%). Hal ini terjadi
pada tabel 2 menyebutkan bahwa sebagian karena sudah terbina hubungan yang baik dan
besar responden penelitian ini mayoritas akrab antara peneliti dan responden. Sesuai
dahulunya tidak bekerja atau bahkan dengan teori Budyatna & Ganiem (2011) yang
mengalami kehilangan pekerjaan (61,5%). mengatakan bahwa hubungan akrab ditandai
66
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 61 - 70, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
67
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 61 - 70, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
68
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 61 - 70, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
70