Anda di halaman 1dari 10

JurnalKeperawatan

Jurnal KeperawatanJiwa
JiwaVolume
Volume77No
No11,Hal
Hal61
61- -70,
70,Mei
Mei2019
2019 e-ISSN 2655-8106
FIKKesUniversitas
FIKKes UniversitasMuhammadiyah
MuhammadiyahSemarang
Semarangbekerjasama
bekerjasamadengan
denganPPNI
PPNIJawa
JawaTengah
Tengah p-ISSN2338-2090

PENGARUH PENERAPAN TAK : PERMAINAN KUARTET TERHADAP


KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL
Retno Yuli Hastuti1., Nur Wulan Agustina1, Surya Hardyana1
1
Program studi keperawatan, STIKES Muhammadiyah Klaten
hastuti.puteri@gmail.com

ABSTRAK
Salah satu tanda gejala negatif skizofrenia adalah isolasi sosial. Angka kejadian gangguan jiwa
mencapai 2,3 permil dari jumlah penduduk. Langkah yang dapat diberikan untuk memfasilitasi pasien
isolasi sosial social untuk melakukan sosialisasi secara bertahap melalui kegiatan permainan
sosialisasi kelompok yaitu berupa terapi aktivitas kelompok menggunakan kartu kuartet. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan TAK : permainan kuartet terhadap kemampuan
sosialisasi pada pasien isolasi sosial di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Jenis
penelitian ini adalah quasy eksperimen dengan desain penelitian pre and post test without control.
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 13 responden. Tehnik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling. Uji statistik bivariat menggunakan uji Wilcoxon. Rata-rata
umur responden dalam penelitian ini adalah 28,54 tahun dengan jenis kelamin laki-laki 7 orang.
Tingkat pendidikan terbanyak SMP dengan jumlah 6 orang atau 46,2%. Pekerjaan responden
terbanyak yaitu tidak bekerja 8 orang atau 61,5%. Kemampuan sosialisasi sebelum dilakukan
intervensi TAK permainan kuartet tergolong kurang sebanyak 7 atau 53,8%. Sedangkan kemampuan
sosialisasi setelah dilakukan intervensi TAK permainan kuartet terjadi peningkatan dimana
kemampuan sosialisasi yang baik menjadi 10 orang (76,9%), dan penurunan pada kemampuan
sosialisasi yang kurang menjadi 1 orang (7,7%). Hasil uji statistik dengan uji Wilcoxon diperoleh nilai
p-value 0,003 atau (α<0,05). Ada pengaruh penerapan TAK : permainan kuartet terhadap
kemampuan sosialisasi pada pasien isolasi sosial di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa
Tengah.

Kata kunci : Kemampuan sosialisasi, TAK permainan kuartet, isolasi sosial.

THE EFFECT OF TAK IMPLEMENTATIONS : THE QUARTET GAMES


CONCERING WITH THE SOCIALIZATION SKILLS IN SOCIAL ISOLATION
PATIENTS

ABSTRACT
One of the negative skizofrenia indication is sosial isolation. The incidence of mental disorders
reached 2.3 per cent of the population. The steps which can be given for the patient's facilitate with
social relation problems for socializing gradually through group socialization activities in the form of
the group activity therapy using a quartet card. The aim of this study was to find out the effect of TAK
implementations : the quartet games concering with the socialization skills in social isolation patients
at RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Central Java. The types of this study is a quasy eksperimen with the
research design pre and post test without control. The sample with the sampling of technique
purposive sampling 13 respondence. The average age of respondents in this study is 28,54 years with
7 man. The highest of education is SMP (junior high school) with 6 person or 46,2%. The highest of
respondents work is a jobless 8 person or (61,5%). The socialization skills before the quartet quiz
game intervention were classified less than 7 or (53,8%). While for the socialization ability after the
quartet quiz game intervention was increased where the good socialization ability of 10 person
(76,9%), and the decrease in the socialisation ability was less than 1 person(7,7%). The result of
statistical test with wilcoxon obtained value p-value 0,003 or (α<0,05). There is the impactvof TAK :
quartet game on socialization skills in social isolation patients at RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Central
Java.

Keywords : Socialization skills, TAK quartet games, social isolation.

61
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 61 - 70, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

PENDAHULUAN Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.


Kesehatan jiwa adalah kondisi jiwa seseorang RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah pada
yang terus tumbuh berkembang secara fisik, empat tahun terakhir ini terus mengalami
mental, spiritual, dan sosial serta peningkatan. Dalam satu tahun terakhir
mempertahankan keselarasan dalam terhitung pada bulan Januari 2017 sampai
pengendalian diri, serta terbebas dari stres dengan bulan Februari 2018 pasien yang
yang serius sehingga individu tersebut mengalami gangguan jiwa isolasi sosial di
menyadari kemampuan yang dimiliki dapat bangsal Dewandaru sebanyak 8 orang, bangsal
mengatasi tekanan dan mampu memberikan Flamboyan sebanyak 17 orang, bangsal
kontribusi untuk komunitasnya. Kesehatan Geranium sebanyak 12 orang, dan bangsal
jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa, Helikonia sebanyak 6 orang (Data Rekam
melainkan mengandung berbagai karakteristik Medis RSJD. Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi
yang positif yang menggambarkan keselarasan Jawa Tengah, 2018).
dan keseimbangan kejiwaan yang
mencerminkan kedewasaan pribadinya Pasien dengan isolasi sosial mengalami
(Menurut UU No. 18 Tahun 2014 Tentang gangguan dalam berinteraksi dan mengalami
Kesehatan Jiwa). perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan
orang lain, lebih menyukai berdiam diri, dan
Data World Health Organization (WHO) 2012, menghindar dari orang lain. Dalam mengatasi
terdapat sekitar 60 juta orang terkena bipolar, masalah gangguan interaksi pada pasien
47,5 juta orang terkena dimensia, 35 juta orang gangguan jiwa khususnya pasien isolasi sosial
terkena depresi, serta 21 juta orang terkena dapat dilakukan tindakan keperawatan dengan
skizofrenia. Dengan berbagai faktor penyebab tujuan untuk melatih pasien melakukan
seperti faktor biologis, faktor psikologis, dan interakasi sosial sehingga pasien merasa
faktor sosial. Hal tersebut menunjukkan bahwa nyaman ketika berhubungan dengan orang lain
masalah gangguan jiwa di dunia menjadi (Berhimpong, Sefty & Michael, 2016). Jika
masalah yang sangat serius dan menjadi isolasi sosial tidak teratasi maka akan
masalah kesehatan global. memberikan dampak seperti narcissisme atau
mudah marah, melakukan hal yang tak terduga
Menurut catatan hasil Riset Kesehatan Dasar atau impulsivity, memberlakukan orang lain
(Riskesdas) tahun 2013, menunjukkan seperti objek, halusinasi, defisit perawatan diri
prevalensi gangguan jiwa berat di Indonesia dan yang paling fatal pasien melakukan bunuh
rata-rata sebesar 1,7 permil dari 1.027.763 diri (Purwanto, 2015).
penduduk atau sebanyak 1.728 jiwa.
Sedangkan angka kejadian gangguan jiwa di Langkah yang dapat dilakukan perawat dalam
daerah Jawa Tengah tergolong tinggi, dimana memberikan asuhan keperawatan kepada
totalnya adalah 2,3 permil dari jumlah pasien isolasi sosial secara komprehensif
penduduk. Apabila dilihat menurut provinsi, meliputi terapi individu, terapi kelompok, dan
prevalensi gangguan jiwa berat paling tinggi terapi keluarga maupun komunitas. Terapi
terjadi di Provinsi Daerah Istimewa aktivitas kelompok merupakan salah satu
Yogyakarta (DIY) dan Aceh yang tindakan keperawatan untuk pasien gangguan
menunjukkan 2,7 permil penduduk mengalami jiwa. Terapi ini adalah terapi yang
gangguan jiwa berat. pelaksanaannya merupakan tanggung jawab
penuh dari seorang perawat. Oleh karena itu
Berdasarkan data yang diambil dari hasil studi seorang perawat khususnya perawat jiwa harus
pendahuluan, di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi mampu melakukan terapi aktivitas kelompok
Provinsi Jawa Tengah pada bulan Maret 2018, secara tepat dan benar (Fauzan, 2011).
dari data Rekam Medik didapatkan bahwa data
pasien gangguan jiwa dengan Skizofrenia pada Terapi aktivitas kelompok menggunakan kartu
tahun 2015 sebanyak 751 jiwa, tahun 2016 kuartet merupakan salah satu terapi aktivitas
sebanyak 853 jiwa, tahun 2017 sebanyak 981 kelompok yang diberikan untuk memfasilitasi
jiwa, dan pada tahun 2018 sejak bulan Januari pasien dengan masalah hubungan sosial untuk
sampai Februari 365 jiwa. Jumlah pasien melakukan sosialisasi secara bertahap melalui

62
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 61 - 70, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

kegiatan permainan sosialisasi kelompok. pengaruh yang signifikan pada terapi aktivitas
Media kartu kuartet termasuk media dua kelompok sosialisasi terhadap kemampuan
dimensi dan media grafis. Kartu kuartet lebih komunikasi verbal pasien menarik diri.
dikenal sebagai suatu bentuk permainan kartu Sedangkan penelitian dari (Berhimpong, Sefty
yang dimainkan oleh dua sampai empat orang & Michael, 2016), yang meneliti tentang
pemain. Permainan kartu kuartet merupakan Pengaruh latihan keterampilan sosialisasi
salah satu permainan kartu yang dapat terhadap kemampuan berinteraksi pasien
digunakan untuk memotivasi dan isolasi sosial di RSJ Prof. Dr. V. L.
meningkatkan kemampuan berinteraksi. Ratumbuysang Manado, mendeskripsikan
Keberhasilan terapi aktivitas kelompok mengenai perbedaan tingkat kemampuan
permainan kuartet dapat dilihat dari sikap interaksi pada pasien isolasi sosial sebelum
pasien selama mengikuti kegiatan (Wiastuti & dan sesudah dilakukan latihan sosialisasi. Hasil
Mamnuah, 2011). ini menunjukkan bahwa H0 ditolak atau
terdapat pengaruh latihan sosialisasi terhadap
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh kemampuan berinteraksi pasien isolasi sosial.
peneliti kepada beberapa perawat jiwa yang
ada di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Provinsi Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Jawa Tengah terapi yang diberikan kepada (Yusuf, Khoridatul & Yustina, 2009) yang
pasien isolasi sosial salah satunya yaitu terapi melakukan penelitian tentang Terapi Aktivitas
aktivitas kelompok, namun penerapan terapi Kelompok Sosialisasi (TAKS) sessi 6
aktivitas kelompok permainan kuartet masih meningkatkan kemampuan bekerjasama anak
jarang dilakukan walaupun media yang retardasi mental, dengan jumlah sampel 24
digunakan sudah tersedia. Alasan yang anak retardasi mental, menunjukkan hasil
diungkapkan oleh perawat diantaranya adalah penelitian pada kelompok perlakuan
keterbatasan waktu dan tenaga, karena pada mempunyai kemampuan sosialisasi cukup dan
shif pagi perawat sudah mempunyai peranan kurang masing-masing sebanyak 5 anak (50%)
tugas masing-masing. Terapi aktivitas dan kelompok kontrol menunjukan bahwa
kelompok yang sering diberikan kepada pasien sebagian besar memiliki kemampuan
meliputi latihan berkenalan, bercakap-cakap, sosialisasi kurang sebanyak 6 anak (60%) dan
bercerita, dan menulis pengalaman pribadi. cukup sebanyak 4 anak (40%). Dari semua
data yang didapat, maka peneliti tertarik untuk
Pemberian asuhan keperawatan dengan mengetahui lebih lanjut mengenai pengaruh
menerapkan terapi aktivitas kelompok penerapan TAK : permainan kuartet terhadap
sosialisasi juga perlu diterapkan pada pasien kemampuan sosialisasi pada pasien isolasi
isolasi sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi
pasien dalam melakukan interaksi sosial Jawa Tengah.
karena dengan pendekatan secara berkelompok
memungkinkan pasien untuk saling METODE
mendukung, belajar menjalin hubungan Jenis penelitian ini adalah quasy eksperimen
interpersonal, merasakan kebersamaan dan dengan desain penelitian pre and post test
dapat memberikan masukan terhadap without control, efektifitas perlakuan dimulai
pengalaman masing-masing pasien, sehingga dengan cara membandingkan nilai post test
dengan adanya latihan bersosialisasi secara dengan pre test dan hanya melakukan
kelompok terjadi peningkatan pada intervensi pada satu kelompok tanpa
kemampuan pasien dalam bersosialisasi pembanding (Dharma, 2011). Pada penelitian
dengan orang lain (Syafrini, Budi & Yossie, ini populasinya adalah semua pasien
2015). skizofrenia dengan isolasi sosial di ruang rawat
inap Dewandaru, Flamboyan, Geranium, dan
Hasil penelitian sebelumnya oleh Sunusi Helikonia RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi
(2014), yang melakukan penelitian tentang Jawa Tengah pada bulan Januari tahun 2017
Pengaruh terapi aktivitas kelompok sosialisasi sampai bulan Februari tahun 2018 sebanyak 43
terhadap kemampuan komunikasi verbal pasien.Teknik sampel yang digunakan adalah
pasien menarik diri di rumah sakit daerah purposive sampling. Jumlah sampel pada
Madani Palu, didapatkan hasil bahwa ada penelitian ini sebanyak 13 responden.

63
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 61 - 70, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Pengambilan sampel sesuai dengan kriteria lembar observasi kemampuan sosialisasi


inklusi yaitu pasien yang mengalami isolasi sebanyak 15 item penyataan yang diisi
sosial yang sedang di rawat, batas umur 20-35 langsung oleh peneliti dan asisten peneliti
tahun, lama rawat 7-14 hari, sehat secara fisik, berdasarkan pengamatan pada responden.
dan mampu komunikasi dan sudah kooperatif, Penelitian ini menggunakan uji statistik
sedangkan kriteria eksklusi yaitu pasien Wilcoxon. Pada penelitian ini menggunakan
dengan isolasi sosial yang mengalami sakit taraf signifikansi sebesar 0,05.
fisik.
HASIL
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini Adapun karakteristik responden sebagai
adalah lembar observasi TAK permainan berikut:
kuartet sebanyak 12 item pernyataan dan

Tabel 1.
Rerata umur responden (n=13)
Umur Responden (Th)
Umur Min-Max Mean Modus SD
18-35 28,54 29 5,076
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata umur
responden yaitu 28,54 ± 5,076.

Tabel 2.
Karakteristik responden (n=13)
Karakteristik Distribusi
f %
Jenis kelamin
Laki-laki 7 53,8
Perempuan 6 46,2
Pendidikan
SD/ Sederajat 2 15,4
SMP/ Sederajat 6 46,2
SMA/ Sederajat 4 30,8
Akademik/ Sederajat 1 7,7
Pekerjaan
Tidak Bekerja 8 61,5
Buruh 5 38,5

Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas jenis berpendidikan SMP/ atau sederajat, tidak
kelamin responden adalah laki-laki, bekerja

Tabel 3.
Kemampuan Sosialisasi Pasien Isolasi Sosial sebelum dan sesudah penerapan TAK Permainan
Kuartet (n=13)
Kemampuan Sosialisasi Sebelum Sesudah
f % f %
Kurang 7 53,8 1 7,7
Sedang 6 46,2 2 15,4
Baik 0 0 10 76,9
Tabel 3 menunjukkan mayoritas kemampuan intervensi TAK Permainan Kuartet mayoritas
sosialisasi sebelum dilakukan intervensi TAK responden mempunyai kemampuan sosialisasi
Permainan Kuartet mempunyai kemampuan baik.
sosialisasi kurang dan sesudah dilakukan

64
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 61 - 70, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Tabel 4.
Hasil Analisis Bivariat Pengaruh Penerapan TAK Permainan Kuartet Terhadap Kemampuan
Sosialisasi Pada Pasien Isolasi Sosial (n=13)
Kemampuan Sosialisasi

TAK Sebelum Sesudah


Kuran Sedang Baik Total Kurang Sedang Baik Total
g
f % f % f % f % f % f % f % f % P
Belum 2 15,4 2 15,4 0 0 4 30,8 1 7,7 1 7,7 2 15,4 4 30,8 Value
Mampu 0,003
Mampu 5 38,4 4 30,8 0 0 9 69,2 0 0 1 7,7 8 61,5 9 69,2
Hasil analisa dengan uji Wilcoxon test apabila berlangsung lama akan menjadi harga
diperoleh nilai p–value = 0,003 (α<0,05), diri rendah kronis.
sehingga terdapat berbedaan kemampuan Hal ini disebabkan pada masa dewasa
sosialisasi antara pre dan post Penerapan TAK merupakan masa kematangan dari aspek
Permainan Kuartet yang berarti bahwa Ho kognitif, emosi, dan perilaku. Kegagalan yang
ditolak dan Ha diterima sehingga ada Pengaruh dialami seseorang untuk mencapai tingkat
Penerapan TAK Permainan Kuartet terhadap kematangan tersebut akan sulit memenuhi
kemampuan sosialisasi pada pasien Isolasi tuntutan perkembangan pada umur tersebut
Sosial di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi dapat berdampak terjadinya gangguan jiwa
Jawa Tengah. (Yusuf, 2010). Pendapat tersebut didukung
oleh Stuart (2009) yang menyatakan bahwa
PEMBAHASAN umur merupakan aspek social budaya
Umur terjadinya gangguan jiwa dengan risiko
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua frekuensi tertinggi mengalami gangguan jiwa
responden berada dalam rentang umur dewasa yaitu pada umur dewasa.
muda, diperoleh bahwa rata-rata umur
responden pada tabel 1 adalah 28,54 tahun. Jenis kelamin
Hasil ini didukung oleh Efendi, Surya., Atih Tabel 2 menunjukkan bahwa jenis kelamin
Rahayuningsih & Wan Muharyati (2012), responden pada penelitian ini sebagian besar
mayoritas responden dengan riwayat isolasi adalah laki-laki sebanyak 7 orang (53,8%).
sosial berumur 25 – 40 tahun (dewasa akhir) Hasil ini didukung oleh penelitian
sebanyak 6 orang (60%). Hampir 90% pasien Berhimpong, Eyvin., Sefty Rompas & Michael
yang mengalami pengobatan skizofrenia Karundeng (2016) yang menyatakan bahwa
berumur antara 15 – 55 tahun (Kaplan & laki-laki lebih mungkin memunculkan gejala
Sadock, 2010). Umur berhubungan dengan negatif dibandingkan perempuan dan
pengalaman seseorang dalam menghadapi perempuan tampaknya memiliki fungsi sosial
berbagai macam stresor, kemampuan yang lebih baik daripada laki-laki. Dalam
memanfaatkan sumber dukungan dan penelitian ini responden dengan jenis kelamin
keterampilan dalam mekanis mekoping. laki-laki sebanyak 17 orang (56,7%)
danjeniskelaminperempuansebanyak 13 orang
Wakhid, Hamid dan Daulima (2013), Individu (43,3%).
dalam kehidupannya memiliki tugas-tugas
perkembangan sesuai tingkat umurnya. Tugas Jenis kelamin merupakan bagian dari aspek
perkembangan yang tidak dapat diselesaikan sosial budaya faktor predisposisi dan
dengan baik dapat menjadi stresor untuk presipitasi terjadinya gangguan jiwa. Fausiah
perkembangan berikutnya dan jika stresor & Widury, (2005) dalam penelitiannya yang
tersebut menumpuk sangat berisiko mengalami menunjukkan bahwa laki-laki lebih mungkin
gangguan jiwa. Kondisi tersebut akan memunculkan gejala negatif dibandingkan
menyebabkan individu merasa rendah diri dan wanita dan wanita tampaknya memiliki fungsi
sosial yang lebih baik daripada laki-laki.

65
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 61 - 70, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Didukung pula oleh pendapat Sinaga (2007), Hasil ini didukung oleh pernyataan
yang menyatakan prevalensi Skizofrenia Lesmanawati (2012) yang menyatakan bahwa
berdasarkan jenis kelamin, ras dan budaya pasien yang memiliki pekerjaan cenderung
adalah sama. Dimana wanita cenderung akan lebih memperhatikan kualitas
mengalami gejala yang lebih ringan, lebih kesehatannya dibandingkan pasien yang tidak
sedikit rawat inap dan fungsi sosial yang lebih memiliki pekerjaan. Townsend (2009)
baik di komunitas dibandingkan dengan laki- menyatakan bahwa salah satu faktor sosial
laki. Laki-laki lebih banyak mengalami isolasi yang menyebabkan tingginya angka gangguan
sosial karena disebabkan tuntutan terhadap jiwa termasuk skizofrenia adalah tingkat sosial
tanggung jawab atau peran yang harus ekonomi rendah. Yosep (2010), menjelaskan
dipenuhi seorang laki-laki didalam keluarga bahwa seseorang akan mengalami gangguan
lebih tinggi disbanding perempuan, sehingga jiwa atau penyimpangan perilaku apabila
stresor yang dialami juga lebih banyak. banyaknya faktor sosial di lingkungan yang
akan memicu munculnya stres pada seseorang.
Pendidikan
Tabel 2 menunjukkan bahwa pendidikan Kemampuan Sosialisasi Sebelum Perlakuan
responden pada penelitian ini sebagian besar Berdasarkan tabel 3 kemampuan sosialisasi
adalah SMP sebanyak 6 orang (46,2%). Hasil pada pasien isolasi sosial sebelum diberikan
ini didukung oleh penelitian Wakhid, Hamid, TAK Permainan Kuartet sebanyak 6 orang
dan Daulima (2013) menyatakan bahwa (46,2%) sedang dan 7 orang (53,8%)
tingkat pendidikan sangat mempengaruhi cara kemampuan sosialisasi kurang. Hasil ini
individu berperilaku, membuat keputusan dan didukung oleh penelitian Sunusi, Happy
memecahkan masalah, serta mempengaruhi Cahyani (2014), yang mengasumsikan bahwa
cara penilaian klien terhadap stresor. Dalam masih banyaknya komunikasi verbal yang
penelitian ini, tingkat pendidikan dibagi tidak baik karena belum terbina hubungan
kedalam empat kategori, yaitu SD/Sederajat saling percaya antara peneliti dan klien
(15,4%), SMP/ Sederajat (46,2%), SMA/ sehingga klien tidak mau berkomunikasi.
Sederajat (30,8%), dan Akademik/ Sederajat
(7,7%). Keliat (2010) juga menambahkan bahwa pada
awalnya mungkin klien hanya akrab dengan
Johannes (2008) menyatakan bahwa tingkat perawat, tetapi setelah itu perawat harus
pendidikan seseorang mempengaruhi daya membiasakan klien untuk dapat berinteraksi
tahannya dalam menghadapi stres. Seseorang secara bertahap dengan orang-orang
yang berpendidikan rendah lebih mudah disekitarnya. Intervensi yang konsisten akan
mengalami gangguan psikologis, karena selalu meningkatkan kemampuan klien dalam
mengalami kesulitan dalam menerima keadaan berkomunikasi. Hal ini juga dipengaruhi oleh
dirinya. Hal tersebut berdampak terhadap penguatan berupa pujian yang diberikan atas
terjadinya gangguan jiwa. Makin tinggi tingkat hasil yang telah dicapai klien yang juga
pendidikan seseorang makin tinggi semakin memotivasi klien untuk mau
keberhasilannya melawan stres. Orang yang bergabung dengan klien lainnya.
pendidikannya tinggi lebih mampu mengatasi
masalah daripada orang yang pendidikannya Kemampuan Sosialisasi Sesudah Perlakuan
rendah. Pendidikan bagi seseorang merupakan Setelah diberikan TAK Permainan Kuartet
pengaruh dinamis dalam perkembangan dapat dilihat pada tabel 4.6 kemampuan
jasmani, jiwa, perasaan sehingga tingkat sosialisasi pada pasien isolasi sosial terjadi
pendidikan yang berbeda akan member jenis peningkatan dimana kemampuan sosialisasi
pengalaman yang berbeda juga. yang baik 10 orang (76,9%), kemampuan
sosialisasi yang sedang 2 orang (15,4%), dan
Pekerjaan penurunan pada kemampuan sosialisasi yang
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan kurang menjadi 1 orang (7,7%). Hal ini terjadi
pada tabel 2 menyebutkan bahwa sebagian karena sudah terbina hubungan yang baik dan
besar responden penelitian ini mayoritas akrab antara peneliti dan responden. Sesuai
dahulunya tidak bekerja atau bahkan dengan teori Budyatna & Ganiem (2011) yang
mengalami kehilangan pekerjaan (61,5%). mengatakan bahwa hubungan akrab ditandai

66
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 61 - 70, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

dengan keramatamahan dan kasih sayang, meningkatkan kemampuan bekerja sama.


kepercayaan, pengungkapan diri, dan tanggung Pelaksanaan TAK permainan kuartet bertujuan
jawab. untuk meningkatkan kemampuan interaksi,
Hubungan akrab yang terjalin antar peneliti bersosialisasi, dan berkerja sama khususnya
dan klien disebabkan karena peneliti dan klien bagi pasien isolasi sosial (Efendi, Atih & Wan
sudah menghabiskan waktu bersama-sama Muharyati (2012).
cukup lama yaitu ± 7 hari sehingga klien
merasa peneliti seperti teman sendiri dan Wiastuti & Mamnuah, (2011), menjelaskan
muncul rasa sayang, kepercayaan sehingga keberhasilan TAK permainan kuartet dapat
dapat menceritakan pengalaman pribadi dan dilihat dari sikap pasien selama mengikuti
juga rasa tanggung jawab untuk tetap menjaga kegiatan. Sikap pasien yang akan
hubungan bertemanan. Hal ini sesuai dengan mempengaruhi yaitu apakah pasien kooperatif,
teori Budyatna & Ganiem (2011) yang pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai
mengatakan bahwa satu cara sahabat selesai, adanya komunikasi dan kontak sosial
menyatakan kesukaannya ialah melalui cara selama kegiatan, sebaliknya apabila pasien
menghabiskan waktu bersama-sama entah tidak kooperatif, menarik diri, menghindar dari
jalan-jalan atau ngobrol. kelompok, menyendiri, komunikasi kurang,
dan tidak ada kontak sosial maka keberhasilan
Sunusi, Happy Cahyani (2014), beranggapan TAK sangat minim.
bahwa peningkatan kemampuan komunikasi
verbal pada klien menarik diri setelah Pengaruh Penerapan TAK Permainan
dilakukan TAK juga bisa terjadi karena selama Kuartet Terhadap Kemampuan Sosialisasi
proses TAK melibatkan banyak orang dalam Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa uji
satu kelompok sehingga klien dapat Wilcoxon test diperoleh nilai p–value = 0,003
mengutarakan perasaan dan pikiran kepada (α<0,05), yang berarti Ha diterima dan Ho
teman-teman dalam satu kelompok kemudian ditolak sehingga ada pengaruh Penerapan TAK
teman-teman dalam satu kelompok bisa Permainan Kuartet Terhadap Kemampuan
memberikan respon yang positif setelah klien Sosialisasi Pada Pasien Isolasi Sosial di RSJD
mengutarakaanya. DR. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah.
Hasil ini didukung oleh penelitian
Hasil ini berarti bahwa kebanyakan pasien Berhimpong, Eyvin; Sefty Rompas & Michael
skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Karundeng (2016), dengan judul Pengaruh
RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah Latihan Keterampilan Sosialisasi Terhadap
sebelum diberikan TAK Permainan Kuartet Kemampuan Berinteraksi Klien Isolasi Sosial
mempunyai tingkat kemampuan sosialisasi di RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado
tergolong kurang. Penelitian ini dilakukan yang menyatakan ada pengaruh kemampuan
dengan memberikan TAK Permainan Kuartet. berinteraksi pasien isolasi sosial, dari jumlah
Hasil observasi pada saat pelaksanaan pasien yang mampu sebelum diberikan latihan
penelitian, terdapat 13 pasien yang mengikuti keterampilan sosialisasi sebesar 30,0%,
prosedur TAK secara lengkap mulai dari tahap menjadi 83,3% setelah diberikan latihan
persiapan sampai terminasi. TAK dalam keterampilan sosialisasi.
penelitian ini dilaksanakan tujuh hari berturut-
turut. Kemampuan sosialisasi pada pasien Penelitian Bachtiar (2010) dengan judul
isolasi sosial setelah diberikan TAK permainan Pengaruh TAK Sosialisasi Terhadap
kuartet mengalami peningkatan yaitu menjadi Kemampuan Pasien Berinteraksi Sosial Rumah
76,9% . Sakit Khusus Daerah di Provinsi Sulawesi
Selatan menunjukkan kemampuan berinteraksi
Hasil ini menunjukkan bahwa TAK sosialisasi sosial responden sebelum dilakukan intervensi
permainan kuartet merupakan suatu bentuk TAK memiliki nilai mean + Std. Deviasi yaitu
terapi yang digunakan untuk memfasilitasi 5,83 + 0,82 dan kemampuan setelah TAK yaitu
pasien dengan masalah hubungan sosial untuk 9,75 + 1,871. Hasil analisa menunjukkan
melakukan sosialisasi secara bertahap melalui adanya pengaruh yang signifikan dari TAK
kegiatan permainan sosialisasi kelompok Sosialisasi terhadap kemampuan berinteraksi
menggunakan media kartu kuartet untuk sosial dengan p=0,000.

67
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 61 - 70, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

secarastatistikdengansignifikan (p-value 0,003


Pemberian TAK memiliki dampak terhadap atau α<0,05).
interaksi sosial pada pasien isolasi sosial
seperti hasil yang tertera pada tabel 4.7.
dengan pemberian TAK permainan kuartet Saran
secara rutin pasien dapat meningkatkan Pemberian asuhan keperawatan dengan
interaksi dengan orang lain tanpa merasa takut. menerapkan terapi aktivitas kelompok
Dukungan dari keluarga sangat diperlukan, sosialisasi dengan permainan kuartet perlu
agar pasien merasa dirinya dihargai dan diterapkan pada pasien isolasi sosial untuk
dibutuhkan. Dukungan dari keluarga ini juga meningkatkan kemampuan pasien dalam
dapat membantu pasien mau mengikuti TAK melakukan interaksi sosial sehingga pasien
permainan kuartet dan pasien dapat dapat saling mendukung, belajar menjalin
bersosialisasi didalam kelompok maupun hubungan interpersonal, merasakan
lingkungannya saat pulang nanti. kebersamaan dan dapat memberikan masukan
terhadap pengalaman masing-masing pasien,
Berdasarkan hasil observasi, saat diberikan sehingga kemampuan pasien dalam
TAK permainan kuartet pasien lebih banyak bersosialisasi dengan orang lain dapat
berkomunikasi dengan lingkungannya. meningkat.
Dikarenakan saat prosedur melakukan TAK
permainan kuartet pasien harus DAFTAR PUSTAKA
memperkenalkan diri, meminta kartu dengan Berhimpong, Eyvin., Sefty Rompas & Michael
sopan, mengucapkan terimakasih saat diberi Karundeng. 2016.Pengaruh Latihan
kartu, dan membacakan isi dari kartu yang Keterampilan Sosialisasi Terhadap
dimiliki kepada kelompok. TAK permainan Kemampuan Berinteraksi Klien Isolasi
kuartet juga dilakukan secara berkelompok Sosial Di Rsj Prof. Dr. V. L.
untuk memfasilitasi pasien dalam Ratumbuysang Manado.E-Journal
bersosialisasi, sehingga TAK permainan Keperawatan (EKP) Vol. 4 No. 1
kuartet yang diberikan peneliti dapat Februari 2016. Available from :
meningkatkan kemampuan sosialisasi pada https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jk
pasien isolasi sosial. p/article/view/11282. [Diakses : 23
Februari 2018].
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Karakteristikrespondendalampenelitian ini 2015. Available from :
adalah rerata berumur 28,54 tahun, dengan http://www.depkes.go.id/resources/dow
jenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki 7 orang nload/pusdatin/profil-kesehatan-
atau 53,8%. Tingkat pendidikan responden indonesia/profil-kesehatan-Indonesia-
paling banyak adalah SMP/Sederajat 6 orang 2015.pdf. [Diakses : 18 Maret 2018].
atau 46,2%, sedangkan pekerjaan responden
terbanyak yaitu tidak bekerja 8 orang atau Dharma, Kelana Kusuma. 2011. Metodelogi
61,5%. Pasien isolasi sosial di RSJD Dr. RM. Penelitian Keperawatan Panduan
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah sebelum Pelaksanaan dan Menerapkan Hasil
diberikan TAK permainan kuartet sebagian Penelitian. Jakarta : Trans Info Media.
besar mempunyai kemampuan sosialisasi
kurang sebanyak 7 orang atau 52,8%. Pasien Efendi, Surya., Atih Rahayuningsih & Wan
isolasi sosial di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Muharyati. 2012. Pengaruh Pemberian
Provinsi Jawa Tengah sesudah diberikan TAK Terapi AKtivitas Kelompok Sosialisasi
permainan kuartet sebagian besar mempunyai Terhadap Perubahan Perilaku Klien
kemampuan sosialisasi baik sebanyak 10 orang Isolasi Sosial. NERS JURNAL
atau 76,9%. Ada pengaruh penerapan TAK KEPERAWATAN Vol. 8, No 2,
permainan kuartet terhadap kemampuan Desember 2012 : 105-114. Available
sosialisasi pada pasien isolasi sosial di RSJD from :
Dr. RM. SoedjarwadiProvinsiJawa Tengah https://scholar.google.co.id/scholar?hl=i
d&as_sdt=0%2C5&q=Pengaruh++Pemb

68
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 61 - 70, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

erian+Terapi+Akti+v+itas+Kelompok+ pgsd/article/view/3020/1767. [Diakses :


Sosialis+asi+Terhadap++Perubahan+Per 20 Februari 2018].
ilaku++Klien+Isolasi+Sosial++Surya+E
fendi+a+%2C+&btnG=. [Diakses : 23 Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Maret 2018]. Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung : Alfabeta.
Fauzan. 2011. Program Terapi Aktifitas
Kelompok. Available from : . 2016. Metode Penelitian Kombinasi
http//ilmukeperawatan.co.id. [Diakses : (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta.
12 Maret 2018].
Sunaryo. 2015. Sosiologi Untuk Keperawatan.
Keliat, Budi Anna & Akemat, P. 2011. Proses Jakarta : Bumi Medika.
Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Sunusi, Happy Cahyani. 2014. Pengaruh
. 2014. Keperawatan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok, Ed. 2. Terhadap Kemampuan Komunikasi
Jakarta : EGC. Verbal Klien Menarik Diri Di Rumah
Sakit Daerah Madani Palu. Available
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Pedoman from :
Umum Program Indonesia Sehat dengan http://repository.uksw.edu/handle/12345
Pendekatan Keluarga. 6789/12083. [Diaskes : 7 Maret 2018].
Jakarta:Kementerian Kesehatan RI.
Available from : Syafrini, Retty Octi., Budi Anna Keliat &
http://www.depkes.go.id/resources/dow Yossie Susanti Eka Putri. 2015.
nload/lain/Buku%20Program%20Indone Efektivitas Implementasi Asuhan
sia%20Sehat%20dengan%20Pendekatan Keperawatan Isolasi Sosial Dalam Mpkp
%20Keluarga.pdf. [Diakses : 28 Jiwa Terhadap Kemampuan Klien.
Februari 2018]. Jurnal Ners Vol. 10 No. 1 April 2015:
175–182.Available from : https://e-
Purwaningsih, Wahyu & Ina Karlina. 2010. journal.unair.ac.id/JNERS/article/view/2
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta 112/1569. [Diakses : 1 Maret 2018].
: Nuha Medika.
Townsend, M. C. (2009). Psychiatric Mental
Riskesdas. 2013. Hasil Riskesdas 2013. Health Nursing: Consepts Of Care In
Jakarta: Badan Peneliti dan Evidence-Based Practice. Philadelphia:
Pengembangan Kesehatan Kementrian FA. Davis.
RI. Available from :
http://www.depkes.go.id/resources/dow Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
nload/general/Hasil%20Riskesdas%202 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa.
013.pdf. [Diakses : 28 Februari 2018]. Available from :
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsi
RS Jiwa. (2018). Rekam Medik. Rumah Sakit p/ln/2014/uu18-2014bt.pdf. [Diakses :
Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi 25 Februari 2018]..
Provinsi Jawa Tengah. Laporan
Tahunan Dan Bulanan. Tidak WHO. Mental Health System in Jamaica.
Dipublikasikan [online]; 2012 [cited 2014 July 10.
Availabe from :
Setiyorini, Indah &M. Husni Abdullah. 2012. http://www.who.int/bulletin/ : diakses
Penggunaan Media Permainan Kartu Maret 2018.
Kuartet Pada Mata Pelajaran Ips Untuk
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Di Wiastuti, Arni & Mamnuah. 2011. Pengaruh
Sekolah Dasar. JPGSD Vol. 01 No. 02 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
2013, 0-216. Available from : Terhadap Kemampuan Sosialisasi Pada
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index Pasien Isolasi Sosial Di Rumah Sakit
.php/jurnal-penelitian- Ghrasia Provinsi DIY. Available from :
69
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 61 - 70, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

http://digilib.unisayogya.ac.id/990/1/NA Yusuf, Ah; Khoridatul Bahiyah & Yustina


SKAH%20PUBLIKASI%20ARNI%20 Barek Ola. 2009. Terapi Aktivitas
WIASTUTI%20%28070201145%29.pd Kelompok Sosialisasi (TAKS) Sessi 6
f. [Diakses : 15 Februari 2018]. Meningkatkan Kemampuan
Bekerjasama Anak Retardasi Mental.
Wiyati, Ruti; Dyah Wahyuningsih & Esti Dwi Available from :
Widayanti. 2010. Pengaruh http://eprints.ners.unair.ac.id/id/eprint/6
Psikoedukasi Keluarga Terhadap 27. [Diakses : 6 Maret 2018].
Kemampuan Keluarga Dalam Merawat
Klien Isolasi Sosial. Jurnal ; Rizky Fitryasari PK & Hanik Endang
Keperawatan Soedirman (The Nihayati. 2015. Buku Ajar Keperawatan
Soedirman Journal of Nursing) Vol. 5 Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba
No. 2, Juli 2010. Available from : Medika.
http://www.jks.fikes.unsoed.ac.id/index.
php/jks/article/view/275/150. [Diakses :
03 Maret 2018].

Yosep, Iyus & Titin Sutini. 2016. Buku Ajar


Keperawatan Jiwa Dan Advance Mental
Health Nursing. Bandung : Refika
Aditama.

70

Anda mungkin juga menyukai