Disusun oleh :
Kelompok I :
Segala puji hanya milik Allah SWT, Shalawat dan salam selalu tercurah limpahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
laporan ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas. Laporan ini
disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang “Laporan Keperawatan Komunitas di Desa
Waringin RT 04 - 08”. Yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi, dan referensi lainnya. Laporan ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan.
Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Alloh akhirnya laporan ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa/mahasiswi STIKes YPIB Majalengka.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..........................................................................................................i
DAFTAR TABEL................................................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................1
1.Tujuan Umum……………………………………………………….1
2.Tujuan Khusus……………………………………………………….1
C. Metode Penulisan ..................................................................................2
1. Tempat Praktik………………………………………………………2
2. Waktu Praktik……………………………………………………….2
3.Teknik Pengumpilan Data……………………………………………2
4. Data yang Digunakan ………………………………………………2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Teori Komunitas.......................................................... 3
1. Definisi Komunitas dan Kesehatan Masyarakat…………………….3
2. Definisi Keperawatan Komunitas………………………………….4
3.Prinsip Perawatan Kesehatan Masyarakat………………………….4
4. Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas………………………….5
5. Strategi Perawatan Keperawatan Komunitas………………………6
6.Sasaran Praktik Perawatan Komunitas……………………………...7
7. Asumsi dan Kepercayaan Terhadap Perawatan Kesehatan Menutut ANA
(American Nurse Association………………………………………..8
8. Paradigma dan Falsafah Keperawatan Komunitas………………..9
9. Peran Perawat Komunitas (Provider of Nursing Care )…………..10
10. Ruang Lingkup Perawatan Komunitas……………………….11
11. Konsep Masalah Kesehatan Komunitas Menurut SDGs…………….12
2. Klasifikasi Remaja…………………………………………………………31
1. Pengkajian………………………………………………………………..24
2.Diagnosa keperawatan……………………………………………………25
5. Evaluasi…………………………………………………………………….28
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
DAFTAR TABEL
TABEL Pendidikan Program Tentang hubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri
A. Latar Belakang
Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya keperawatan
komunitas (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan
nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas
geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan
serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam
membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah
keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Ferry Efendi dan Makhfudli,
2009).
Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan tidak melupakan upaya-upaya
pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam
kondisi pemulihan terhadap penyakit (Wahit Iqbal dkk, 2011). Berdasarkan latar belakang
tersebut maka kelompok tertarik untuk membahas mengenai konsep dasar keperawatan
komunitas.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui konsep dasar keperawatan komunitas.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
a. Mengetahui definisi kepewatan komunitas
b. Mengetahui tujuan dan fungsi keperawatan komunitas
c. Mengetahui prinsip keperawatan komunitas
d. Mengetahui sasaran keperawatan komunitas
e. Mengetahui falsafah keperawatan komunitas
f. Mengetahui tingkat pencegahan keperawatan komunitas
g. Mengetahui strategi intervensi keperawatan komunitas.
C. Metode Penulisan
1. Tempat Praktik
Lokasi praktik belajar lapang ini bertempat di RT 04-08 Desa Waringin Kecamatan
Palasah Kabupaten Majalengka
2. Waktu Praktik
Waktu praktik ini dilaksanakan pada tanggal 10– 11 Februari 2021
3. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan data Primer.
4. Data yang digunakan
Data yang kami dapatkan berdasarkan metode teknik pengumpulan data yang kami
lakukan berupada data sekunder atau merupakan data yang kami dapat dari Responden.
BAB II
TINJAUAN TEORI
d. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu
kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat
merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat
akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan,
perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek
keperawatan.Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi
individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).
1) Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, sosial dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian klien (Riyadi, 2007).
2) Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dalam lingkup kebutuhan dasar manusia
dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa
aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi,
2007).
3) Masyarakat sebagai klien
Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat
tertentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas bersama
(Riyadi, 2007).
d. Advokasi (Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas.
Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial
yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien.
Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien
dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan
(Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang
lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena
klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas
kesehatan (Mubarak, 2005).
e. Manajer Kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
f. Kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama
dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain
dalam kaitannya membantu mempercepat proses penyembuhan klien. Tindakan
kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain
pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
g. Perencana Tindak Lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan
di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada
klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
h. Penemu Masalah Kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah
kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan
melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan
mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan dari
semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional
(Mubarak, 2005).
j. Pembawa Perubahan atau Pembaharu dan Pemimpin (Change Agent and Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah
atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem.
Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan
masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan
alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya,
menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu,
membantu selama fase dari proses perubahan dan membimbing klien melalui fase-fase
ini (Mubarak, 2005).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan
menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan,
melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, keterampilan, perasaan
dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).
k. Pengidentifikasi dan Pemberi Pelayanan Komunitas (Community Care Provider and
Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada
masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah
kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau
pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran
perawat komunitas.
11. Ruang Lingkup Perawatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan
(curatif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan
kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan
masyarakatnya (resosialisasi). Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas,
kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan
upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
a. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga secara teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks
b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun
kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah
sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu
yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya.,
dilakukan melalui kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah
tulang maupun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya
TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin
dilakukan oleh perawat
e. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-
kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit,
misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita
Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi
meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai
masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang
mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau
batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.
a. Menghapus Kemiskinan
Salah satu tujuan yang dicanangkan oleh pemerintah dalam agenda SDGs di
Indonesia yaitu pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk menghapus segala
bentuk kemiskinan selama 15 tahun ke depan. Target yang ingin dicapai pada tahun
2030 ini mensyaratkan bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki akses terhadap
pelayanan dasar dan memiliki hak untuk menikmati suatu standar kehidupan yang
layak serta pemerintah harus dapat menjamin masyarakat yang sangat miskin dengan
suatu program jaminan sosial.
b. Mengakhiri Kelaparan
Mengupayakan penyelesaian berkelanjutan untuk mengakhiri segala jenis
kelaparan pada tahun 2030 dan mengupayakan ketahanan pangan. Tujuannya untuk
menjamin setiap orang di manapun ia berada, memiliki ketahanan pangan yang baik
untuk menuju kehidupan sehatnya.
c. Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan
Berupaya untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan bagi semua penduduk
pada setiap tahap kehidupan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesehatan
reproduksi serta kesehatan ibu dan anak, mengakhiri epidemi HIV/AIDS, malaria,
TBC dan penyakit tropis, mengurangi penyakit tidak menular dan environmental,
mencapai cakupan kesehatan universal, dan menjamin akses universal untuk aman,
terjangkau serta obat-obatan dan vaksin yang efektif.
d. Pendidikan Bermutu
Menjamin dan memastikan bahwa semua orang memiliki akses terhadap
pendidikan yang berkualitas dan memiliki kesempatan belajar yang merata selama
hidupnya.
e. Kesetaraan Gender
Memiliki maksud untuk meningkatkan pemberdayaan kaum perempuan untuk
mengembangkan bakat dan potensinya sehingga mereka memiliki kesempatan yang
sama dengan kaum laki-laki. Hal ini berarti, segala bentuk diskriminasi dan kekerasan
kaum perempuan harus dihilangkan, termasuk kekerasan seksual, kekerasan oleh
pasangan, perkawinan anak, sunat perempuan, dan yang lainnya. Dengan begitu, kaum
perempuan memiliki kesempatan untuk mendapatkan kesehatan seksual dan hak
bereproduksi.
f. Akses Air Bersih dan Sanitasi
Air minum layak dan bersih adalah air minum yang terlindung meliputi air
ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan
(PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang
jaraknya minimal 10 meter dari pembuangan kotoran, penampungan limbah dan
pembuangan sampah. Tidak termasuk air kemasan, air dari penjual keliling, air yang
dijual melalui tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung. Indikator ini mengukur
persentase penduduk perkotaan dan perdesaan yang mengakses pelayanan dasar untuk
air minum yang aman.
g. Energi Bersih dan Terjangkau
Perencanaan energi perlu dilakukan supaya dapat menjamin ketersediaan energi
dengan harga yang terjangkau untuk jangka panjang karena kebutuhan energi
masyarakat akan terus tumbuh seiring pertumbuhan penduduk, pertambahan sarana
transportasi seperti kereta api dan angkutan masal Mass Rapid Transit/MRT (BPPT,
2014).
h. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif merupakan prasyarat
untuk pembangunan berkelanjutan, yang dapat berkontribusi untuk meningkatkan
mata pencaharian bagi orang-orang di seluruh wilayah.
i. Inprastruktur Industri dan Inovasi
Pembangunan berkelanjutan memiliki 9 tujuan mengandung tiga aspek penting
dari pembangunan berkelanjutan yaitu: infrastruktur, industrialisasi dan inovasi.
Infrastruktur menyediakan fasilitas fisik dasar yang penting untuk bisnis dan
masyarakat; industrialisasi mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan
kerja sehingga mengurangi ketimpangan pendapatan, dan inovasi memperluas
kemampuan teknologi sektor industri dan mengarah pada pengembangan keterampilan
baru.
j. Mengurangi Ketimpangan
Mengurangi kesenjangan pendapatan, berdasarkan jenis kelamin, usia, cacat, ras,
kelas, etnis, agama dan kesempatan-baik di dalam dan antar negara. Para pemimpin
dunia mengakui kontribusi positif dari migrasi internasional untuk pertumbuhan yang
inklusif dan pembangunan berkelanjutan, serta mengakui bahwa hal tersebut menuntut
respon yang koheren dan komprehensif.
k. Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan
Saat ini, lebih dari setengah populasi dunia tinggal di kota. Pada tahun 2030,
diproyeksikan bahwa 6 dari 10 orang merupakan penduduk kota. Meskipun banyak
tantangan perencanaan, kota menawarkan ekonomi yang lebih efisien dari skala pada
berbagai tingkatan, termasuk penyediaan barang, jasa dan transportasi. Dengan suara,
perencanaan dan manajemen risiko-informasi, kota bisa menjadi inkubator untuk
inovasi, pertumbuhan, dan driver dari pembangunan berkelanjutan.
Masalah Kesehatan pada agregat ini terjadi apabila tidak berhasil menyelesaikan
tugas perkembangan nya yang akan berpengaruh pula pada masa selanjutnya.
Di kota depok remaja SMK melakukan tindak pencurian dengan kekerasan atau
pembegalan yang merupakan bentuk kenakalan remaja di lakukan 5 kali di tempat yang berbeda.
(metrotemo,2015)
Secara umum Ketika remaja akan melakukan percobaan bunuh diri akan terlihat satu
bulan sebelumnya dengan tanda-tanda penurunan prestasi di sekolah,menarik diri,kehilangan
semangat,merasa kesepian ,dan menangis,serta gangguaan selera makan dan tidur (Potter &
Perry,2009).
8.Pencegahan Terhadap Resiko Pada Agregat Remaja
A.Deteksi dini factor resiko dilakukan pada : anak, remaja, keluarga
Pencegahan terhadap factor resiko dapat dilakukan (Depkes),2001):
1.Lingkungan keluarga
a.pola asuh :hindari sikap orang tua yang otoriter,permisif,membanding-bandingkan
anak,sikap ambisi dan terlalu menuntut anak,jadilah orang tua yang demokrasi
b. kondisi keluarga :ciptakan hubungan yang harmonis,ciptakan komunikasi yang baik
dalam keluarga
c. Pendidikan moral dalam keluarga : tanamkan nilai-nilai dan ahlak atau budi pekerti
pada anak yang mengandung nilai keagamaan,kesusilaan,kepribadian (pengembangan
diri)
2. Lingkungan sekolah :ciptakan lingkungan yang kondusif, disiplin, tertib, tingkatkan sarana
Pendidikan
3.Bimbingan guru: guru sebagai konselor,mendengarkan,memperhatikan,memiliki kepekaan
terhadap kondisi siswa, menanamkan nilai-nilai budi pekerti.
4. Lingkungan Sebaya
Merupakan pengaruh terbesar pada pase remaja,pilihlah kingkungan sebaya yang cenderung
berprilaku positif,yang tidak melanggar nilai dan norma yang ada di masyarakat.
5.Lingkungan Masyarakat
Social budaya:mempertahankan niali,budaya dan spiritual menjadi pegangan remaja.
6.Media masa: promosi larangan merokok ,prilaku seks bebas,larangan penggunaan narkoba.
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas
Asuhan keperawatan komunitas merupakan suatu metode atau proses yang bersifat
alamiah, sistematis, dinamis, kontinu dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan dari klien, keluarga serta kelompok atau masyarakat melalui langkah-
langkah : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan. Dalam penerapan
proses keperawatan (nursing process), terjadi proses alih peran dari tenaga keperawatan
kepada klien (sasaran) secara bertahap dan berkelanjutan untuk mencapai kemandirian sasaran
dalam menyelesaikan masalah kesehatannya (Herawati & Neny FS, 2012).
1. Pengkajian
Model pengkajian community as partner (CAP) terdapat dua komponen utama yaitu
roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri
dari inti komunitas (the community core), subsistem komunitas (the community
subsystems), persepsi (perception). Model ini lebih berfokus pada perawatan kesehatan
masyarakat yang merupakan praktek, keilmuan, dan metodenya melibatkan masyarakat
untuk berpartisipasi penuh dalam meningkatkan kesehatannya dan community as partner
(CAP) digunakan untuk mengkaji berbagai jenis komunitas dengan luas wilayah, lokasi
dan sumber-sumber yang dimiliki atau karakteristik populasi tertentu, terdiri dari 3 bagian
yaitu :
a. Inti Komunitas (The Community Core)
1) Sejarah (history)
a) Melakukan wawancara dengan Tokoh Masyarakat
b) Perubahan yang terjadi
c) Peristiwa atau kejadian yang berkaitan
2) Data Demografi (Demographic)
a) Komposisi penduduk
b) Kelompok umur
c) Jenis kelamin
3) Suku dan Budaya (Ethnicyty)
a) Pengamatan terhadap gaya hidup
b) Perilaku yang membudaya (positif atau negatif)
c) Bahasa yang digunakan
d) Perkumpulan yang ada
e) Penyelesaian masalah apakah antar etnis atau golongan khusus
4) Nilai dan keyakinan (Value dan Beliefs)
a) Melakukan wawancara dan observasi bagaimana bentuk interaksi di masyarakat
b) Adakah perilaku yang mempengaruhi kesehatan individu, keluarga, kelompok,
atau masyarakat (misal narkoba)
5) Persepsi ( Perception)
Terdiri dari persepsi masyarakat terhadap kondisi lingkungan (merasa aman,
nyaman, fasilitas lengkap atau kurang); penilaian mayarakat terhadap kekuatan dan
kelemahan wilayah tempat tinggal mereka; penilaian terhadap kondisi kesehatan
masyarakat secara umum; dan apa masalah yang mungkin muncul.
b. Subsistem Komunitas (The Community subsystems)
1) Lingkungan Fisik
Observasi ada fasilitas umum yang dipergunakan (lapangan
olahraga,warnet/wartl,bioskop,fasilitas ibadah)
2) Pendidikan
a) Kumpulan data tentang tingkat pendidikan masyarakat
b) Keberadaan fasilitas pendidikan lengkap
3) Keamanan dan Transportasi
a) Lakukan pengamatan dan observasi tentang alat transfortasi
b) Keamanan pemakai alat transportasi
c) Kecepatan kendaraan yang digunakan
d) Keberadaan rambu- rambu lalu lintas
e) Kondisi jalan dan fasilitas
f) Apakah ada pos polisi atau satpam atau sistem keamanan lingkungan
g) Adakah gangguan keamanan
4) Politik dan Pemerintahan
a) Bagaimana kegegiatan politik di wilayah tersebut?
b) Adakah anggota masyarakat terlibat dalam kegiatan politik?
c) Bagaimana menyikapi perbedaan pendapat ataun golongan politik?
5) Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan
a) Lakukan wawancara dan observasi pelayan sosial yang ada misalnya dengan LSM
b) Ketersediaan fasilitas kesehatan
6) Komunikasi
a) Amati cara komunikasi di wilayah tersebut terhadap
keluarga,lingkungan/masyarakat sekitar,aparaat pemerintah.
b) Adakah masalah antar kelompok?
c) Bagaimana cara menyampaikan aspirasi?
7) Ekonomi
a) Pendapatan rata – rata penduduk
b) Apakah keluarga memiliki tabungan
c) Mempunyai usaha tambahan
d) Apakah keluarga mempunyai kemampuan membeli alat transportasi misal : motor
atau mobil
e) Adakah lokasi transaksi jual beli misal pasar dll.
8) Rekreasi
a) Apakah ada tempat rekreasi
b) Apakah tempat rekreasi dimanfaatkan oleh masyarakat
c. Persepsi
1) Bagaimana persepsi masyarakat terhadap komunikasi lingkungan
2) Penilaian masyarakat terhadap penilaiannya
Adapun status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital
statistik, antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan
imunisasi. Adapun proses pengkajian yang dilakukan yaitu:
1) Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus
diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis,
sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak,
2005).
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Wawancara atau Anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya
jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal
yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan
dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah
dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau
anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
b) Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik,
psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa keperawatan.
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat
dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
c) Pemeriksaan Fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan
yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang
dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan
cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).
2) Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan
cara sebagai berikut :
a) Klasifikasi data atau kategori data
b) Penghitungan persentase cakupan
c) Tabulasi data
d) Interpretasi data
3) Analisis Data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan
data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah
kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).
Kelompok Data
Kesimpulan / Diagnosis
No ( Kategori Data &
Saran Keperawatan
Ringkasan Laporan )
Rumusan Dx
No Sasaran Domain Kelas Kode
Keperawatan
1
2 Komunitas
3
3. Intervensi Keperawatan
a. Definisi Intervensi Keperawatan
Intervensi atau perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien
(Mubarak, 2009). Tahap berikutnya dari proses keperawatan merupakan tindakan
menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan adalah
menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan
sesuai dengan diagnosis keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu
rencana pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang mempengaruhi dan
dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan
sumber/potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.
b. Tahapan Intervensi
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut :
1) Tahap Persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan cara
untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan bekerjasama dengan
masyarakat.
2) Tahap Pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk
menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat. Kelompok kerja
kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat
secara bergotong royong untuk menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan
memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan
kemampuan masyarakat berperanserta dalam pembangunan kesehatan di wilayahnya.
3) Tahap Pendidikan dan Latihan
a) Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
b) Melakukan pengkajian
c) Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose keperawatan
d) Melatih kader
e) Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat
4) Tahap Formasi Kepemimpinan
5) Tahap Koordinasi Intersektoral
6) Tahap Akhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk mengevaluasi
serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja kesehatan
lebih lanjut.
c. Definisi Outcomes
Dalam intervensi atau perencanaan asuhan keperawatan komunitas terdapat
outcomes atau biasa disebut dengan A nursing-sensitive patient outcome yang memiliki
arti bahwa kondisi individu, keluarga, masyarakat, perilaku, atau persepsi yang diukur
sepanjang rentang dalam berespon terhadap intervensi keperawatan. Outcomes adalah
konsep variabel yang dapat diukur sepanjang kontinum menggunakan skala
pengukuran. Outcomes dinyatakan sebagai konsep yang mencerminkan seorang pasien,
pengasuh/caregiver, keluarga, atau kondisi masyarakat, perilaku, atau persepsi daripada
hanya sekedar sebagai tujuan yang diharapkan.
Level 1 (7) DomainVII-Kesehatan Komunitas
Domain Outcomes yang menggambarkan kesehatan,
kesejahteraan, dan fungsi dari komunitas atau
populasi.
Level 2 BB-Kesejahteraan Komunitas
Kelas Outcomes yang menggambarkan keseluruhan status
kesehatan kompetensi komunitas atau populasi.
CC-Perlindungan Kesehatan Komunitas
Dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah atau yang melalui
pemilihan yang berbagi tanggung jawab untuk mendukung perkembangan satu
sama lain, kesehatan dan pemeliharaan hubungan.
c) Komunitas
Sekelompok orang dan hubungan di antara mereka yang berkembang karena
mereka berbagi lingkungan fisik yang sama dan beberapa agensi dan institusi
(misalnya, sekolah, departemen, pemdam kebakaran, tempat pemilihan umum).