Disusun oleh :
Kelompok II :
1. Mela Amelia, S.Kep 10. Tia Herlia, S.Kep
2. Mila Karmila, S.Kep 11. Trinanda Deis N, S.Kep
3. Mochamad Galih F, S.Kep 12. Yuliani, S.Kep
4. Neng Iis Nurhayati, S.Kep 13. Yuliani Suhesti, S.Kep
5. Nia Sonih, S.Kep 14. Restu Eka Wahyuni, S.Kep
6. Silva Maulidya MB, S.Kep 15. Neng Deni Muamaroh S.Kep
7. Silvia Esterlita, S.Kep 16. Ibnu Agustin, S.Kep
8. Teguh Hiryatno, S.Kep 17. Lia Hartati, S.Kep
9. Teguh Wahyudin, S.Kep 18. Indah Ayu Oktavianti, S.Kep
DAFTAR TABEL................................................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................1
C. Metode Penulisan ..................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Teori............................................................................. 3
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan................................................. 24
BAB III LAPORAN KASUS KOMUNITAS DESA KAWUNGGIRANG
A. PENGKAJIAN.................................................................................... 96
B. ANALISA DATA............................................................................. 104
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA
KAWUNGGIRANG......................................................................... 107
D. PRIORITAS MASALAH DESA KAWUNGGIRANG................... 108
E. PERENCANAAN............................................................................. 110
F. RENCANA KERJA (PLAN OF ACTION/POA)............................ 126
G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI.............................................. 129
H. ANALISIS SWOT............................................................................ 131
I. EVALUASI PROGRAM.................................................................. 133
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 134
B. Saran................................................................................................. 134
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
i
DAFTAR TABEL
ii
TABEL RENCANA KERJA (PLAN OF ACTION/POA) .................................126
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran SPSS
Lampiran dokumentasi
Lampiran kuesioner
Lampiran leaflet
Lampiran Jurnal
Lampiran SAP
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, Shalawat dan salam selalu tercurah
limpahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas laporan ini untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Komunitas. Laporan ini disusun agar pembaca dapat
mengetahui tentang “Laporan Keperawatan Komunitas di Desa Kawunggirang
RW 01 - 03”. Yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi, dan referensi lainnya. Laporan ini disusun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Alloh
akhirnya laporan ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para
mahasiswa/mahasiswi STIKes YPIB Majalengka.
Penyusun
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya keperawatan
komunitas (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan
nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan
yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Ferry Efendi dan Makhfudli,
2009).
Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan tidak
melupakan upaya-upaya pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagi yang
sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap
penyakit (Wahit Iqbal dkk, 2011). Berdasarkan latar belakang tersebut maka
kelompok tertarik untuk membahas mengenai konsep dasar keperawatan
komunitas.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui konsep dasar keperawatan komunitas.
1
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
a. Mengetahui definisi kepewatan komunitas
b. Mengetahui tujuan dan fungsi keperawatan komunitas
c. Mengetahui prinsip keperawatan komunitas
d. Mengetahui sasaran keperawatan komunitas
e. Mengetahui falsafah keperawatan komunitas
f. Mengetahui tingkat pencegahan keperawatan komunitas
g. Mengetahui strategi intervensi keperawatan komunitas.
C. Metode Penulisan
1. Tempat Praktik
Lokasi praktik belajar lapang ini bertempat di RW 01-03 Desa
Kawunggirang Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka
2. Waktu Praktik
Waktu praktik ini dilaksanakan pada tanggal 09 – 22 November 2020
3. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan data
sekunder
4. Data yang digunakan
Data yang kami dapatkan berdasarkan metode teknik pengumpulan
data yang kami lakukan berupada data sekunder atau merupakan data yang
kami dapat dari Puskesmas, Pengurus RW, Kader dan Bidan Desa.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas
sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan
pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri
menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).
4
individu, keluarga, dan kelompok. Peningkatan peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan merupakan suatu proses dimana individu, keluarga
dan lembaga masyarakat termasuk swasta mengambil tanggung jawab
terhadap masyarakat atas kesehatan diri keluarga dan masyarakat,
mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri, keluarga dan
masyarakat serta menjadi pelaku atau perintis kesehatan dan peminpin yang
menggerakan kegiatan masyarakat dibidang kesehatan berdasarkan azas
kemandirian dan kebersamaan. Dari hal tersebut masyarakat dapat berperan
serta dengan menyumbangkan tenaga, pikiran atau pengetahuan, sarana,
dana yang dimilikinya untuk upaya kesehatan.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik
maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju
kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan
penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care)
untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan
produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab
serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007).
Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat dijelaskan
bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan
masyarakat (Public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara
aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Mubarak, 2005).
5
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu
institusi yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga
(Elisabeth, 2007).
6
4. Tujuan keperawatan kesehatan komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan
yang dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction)
terhadap individu, keluarga dan kelompok didalam konteks komunitas serta
perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan
mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat.
a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat
secara meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.
b. Tujuan khusus
1) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
2) Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka
mengatasi masalah keperawatan.
3) Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan.
4) Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di
masyarakat.
5) Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut
dan asuhan keperawatan di rumah.
6) Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko
tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di
rumah dan di Puskesmas.
7) Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk
menuju keadaan sehat optimal.
7
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan
dalam keperawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
a. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan
(Elisabeth, 2007).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai
suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat
secara keseluruhan ingin hidup sehat, pendidikan kesehatan adalah suatu
penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak,
2005).
b. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok
masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di
dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus, perawat
spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan
dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan
alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial,
aksi sosial atau pengembangan masyarakat (Elisabeth, 2007).
c. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau
lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan
atau memberikan manfaat. Partisipasi klien/ masyarakat
dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala
kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan (Elisabeth, 2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait
dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara
8
komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya
upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing
yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
masyarakat (Elisabeth, 2007).
d. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai
proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk
membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau
pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif
masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-
upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi
masyarakat (Elisabeth, 2007).
9
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya
sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada
Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
c. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Yang
termasuk kelompok khusus adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti:
a) Ibu hamil
b) Bayi baru lahir
c) Balita
d) Anak usia sekolah
e) Lansia
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
b) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, yaitu:
a) Wanita tunasusila
b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c) Kelompok pekerja-pekerja tertentu, dan lain-lain
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
a) Panti werdha
b) Panti asuhan
10
c) Pusat-pusat rehabilitasi
d) Penitipan balita
d. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka
dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-
batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan
kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota
masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan
sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam
praktek keperawatan.Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat
dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).
1) Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan
utuh dari aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual. Peran perawat
pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan
dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,
kurang kemauan menuju kemandirian klien (Riyadi, 2007).
2) Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan
erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik
secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam
lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga
dalam fungsinya mempengaruhi dalam lingkup kebutuhan dasar
manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu
kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai,
harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).
11
3) Masyarakat sebagai klien
Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem
adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu
indentitas bersama (Riyadi, 2007).
12
8. Paradigma dan Falsafah Keperawatan Komunitas
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen
pokok, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan &
Dawkins, 1987). Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas
didefenisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan
efektif. Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada
kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L.,ada empat faktor
yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan
fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh, di
suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air
bersih.
Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang
dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut
saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam
menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang
sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada
individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah
kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan
menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal. Lingkungan dalam paradigma keperawatan berfokus pada
lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status
kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis,
sosial dan budaya dan lingkungan spiritual.
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar
tersebut, maka dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas
sebagai landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah
13
keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas
pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah
yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma
keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan,
lingkungan dan pelayanan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang
luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi
terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat
pada umumnya.
c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya
kesehatan.
d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan
berlangsung secara berkesinambungan.
f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai
consumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu
hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam
kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status
kesehatan masyarakat.
g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
secara berkesinambungan dan terus-menerus.Individu dalam suatu
masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut
14
dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam
pelayanan kesehatan mereka sendiri.
15
c. Role Model
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh
yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru
dan dicontoh oleh masyarakat.
d. Advokasi (Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya
melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela
klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di
dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan
kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak,
2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena
klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan
banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
e. Manajer Kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola
berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
f. Kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi,
ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitannya membantu mempercepat
proses penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama
16
merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap
proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
g. Perencana Tindak Lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah
menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.
Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami
perbaikan kondisi kesehatan.
h. Penemu Masalah Kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul
serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,
pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,
karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak,
2005).
j. Pembawa Perubahan atau Pembaharu dan Pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang
berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan
pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan
pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji
motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative,
menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya,
menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan
hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan
membimbing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
17
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari
perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat
membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga
perubahan seperti : pengetahuan, keterampilan, perasaan dan perilaku
yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).
k. Pengidentifikasi dan Pemberi Pelayanan Komunitas (Community Care
Provider and Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan
kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.
Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain
juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.
18
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks
b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit
dan gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu,
puskesmas maupun kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas
ataupun di rumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-
anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit
atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
puskesmas dan rumah sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu
bersalin dan nifas
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap
kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,
misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui
kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti
penderita kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan
19
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke:
fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat
e. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu,
keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat,
diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh
masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS,
atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna
Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya
resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali
kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan
menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal
ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-
batasan yang jelas dan dapat dimengerti.
20
a. Menghapus Kemiskinan
Salah satu tujuan yang dicanangkan oleh pemerintah dalam
agenda SDGs di Indonesia yaitu pemerintah Indonesia memiliki
komitmen untuk menghapus segala bentuk kemiskinan selama 15 tahun
ke depan. Target yang ingin dicapai pada tahun 2030 ini mensyaratkan
bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki akses terhadap
pelayanan dasar dan memiliki hak untuk menikmati suatu standar
kehidupan yang layak serta pemerintah harus dapat menjamin
masyarakat yang sangat miskin dengan suatu program jaminan sosial.
b. Mengakhiri Kelaparan
Mengupayakan penyelesaian berkelanjutan untuk mengakhiri
segala jenis kelaparan pada tahun 2030 dan mengupayakan ketahanan
pangan. Tujuannya untuk menjamin setiap orang di manapun ia berada,
memiliki ketahanan pangan yang baik untuk menuju kehidupan
sehatnya.
c. Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan
Berupaya untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan bagi
semua penduduk pada setiap tahap kehidupan. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kesehatan reproduksi serta kesehatan ibu dan anak,
mengakhiri epidemi HIV/AIDS, malaria, TBC dan penyakit tropis,
mengurangi penyakit tidak menular dan environmental, mencapai
cakupan kesehatan universal, dan menjamin akses universal untuk
aman, terjangkau serta obat-obatan dan vaksin yang efektif.
d. Pendidikan Bermutu
Menjamin dan memastikan bahwa semua orang memiliki akses
terhadap pendidikan yang berkualitas dan memiliki kesempatan belajar
yang merata selama hidupnya.
e. Kesetaraan Gender
21
Memiliki maksud untuk meningkatkan pemberdayaan kaum
perempuan untuk mengembangkan bakat dan potensinya sehingga
mereka memiliki kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki. Hal ini
berarti, segala bentuk diskriminasi dan kekerasan kaum perempuan
harus dihilangkan, termasuk kekerasan seksual, kekerasan oleh
pasangan, perkawinan anak, sunat perempuan, dan yang lainnya.
Dengan begitu, kaum perempuan memiliki kesempatan untuk
mendapatkan kesehatan seksual dan hak bereproduksi.
f. Akses Air Bersih dan Sanitasi
Air minum layak dan bersih adalah air minum yang terlindung
meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air,
penampungan air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung,
sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 meter dari
pembuangan kotoran, penampungan limbah dan pembuangan sampah.
Tidak termasuk air kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual
melalui tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung. Indikator ini
mengukur persentase penduduk perkotaan dan perdesaan yang
mengakses pelayanan dasar untuk air minum yang aman.
g. Energi Bersih dan Terjangkau
Perencanaan energi perlu dilakukan supaya dapat menjamin
ketersediaan energi dengan harga yang terjangkau untuk jangka panjang
karena kebutuhan energi masyarakat akan terus tumbuh seiring
pertumbuhan penduduk, pertambahan sarana transportasi seperti kereta
api dan angkutan masal Mass Rapid Transit/MRT (BPPT, 2014).
h. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif
merupakan prasyarat untuk pembangunan berkelanjutan, yang dapat
berkontribusi untuk meningkatkan mata pencaharian bagi orang-orang
di seluruh wilayah.
i. Inprastruktur Industri dan Inovasi
22
Pembangunan berkelanjutan memiliki 9 tujuan mengandung tiga
aspek penting dari pembangunan berkelanjutan yaitu: infrastruktur,
industrialisasi dan inovasi. Infrastruktur menyediakan fasilitas fisik
dasar yang penting untuk bisnis dan masyarakat; industrialisasi
mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja
sehingga mengurangi ketimpangan pendapatan, dan inovasi
memperluas kemampuan teknologi sektor industri dan mengarah pada
pengembangan keterampilan baru.
j. Mengurangi Ketimpangan
Mengurangi kesenjangan pendapatan, berdasarkan jenis kelamin,
usia, cacat, ras, kelas, etnis, agama dan kesempatan-baik di dalam dan
antar negara. Para pemimpin dunia mengakui kontribusi positif dari
migrasi internasional untuk pertumbuhan yang inklusif dan
pembangunan berkelanjutan, serta mengakui bahwa hal tersebut
menuntut respon yang koheren dan komprehensif.
k. Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan
Saat ini, lebih dari setengah populasi dunia tinggal di kota. Pada
tahun 2030, diproyeksikan bahwa 6 dari 10 orang merupakan penduduk
kota. Meskipun banyak tantangan perencanaan, kota menawarkan
ekonomi yang lebih efisien dari skala pada berbagai tingkatan, termasuk
penyediaan barang, jasa dan transportasi. Dengan suara, perencanaan
dan manajemen risiko-informasi, kota bisa menjadi inkubator untuk
inovasi, pertumbuhan, dan driver dari pembangunan berkelanjutan.
l. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
Melaksanakan The 10-Year Framework of Programmes on
Sustainable Consumption and Production Patterns, dengan semua
negara mengambil tindakan, dipimpin negara maju, dengan
mempertimbangkan pembangunan dan kapasitas negara berkembang.
m.Penanganan Perubahan Iklim
Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap bahaya
terkait iklim dan bencana alam di semua negara.
23
n. Menjaga Ekosistem Laut
Pada tahun 2025, mencegah dan secara signifikan mengurangi
semua jenis pencemaran laut, khususnya dari kegiatan berbasis lahan,
termasuk sampah laut dan polusi nutrisi.
o. Menjaga Ekosistem Darat
Pada tahun 2020, menjamin pelestarian, restorasi dan
pemanfaatan berkelanjutan dari ekosistem daratan dan perairan darat
serta jasa lingkungannya, khususnya ekosistem hutan, lahan basah,
pegunungan dan lahan kering, sejalan dengan kewajiban berdasarkan
perjanjian internasional.
p. Perdamayan Keadilan dan Kesejahteraan yang Kuat
Pembangunan yang berkelanjutan agenda 2030 bertujuan untuk
melahirkan masyarakat yang inklusif dan damai didasarkan dengan
penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia, peraturan hukum, tata
pemerintahan yang baik di semua tingkat, serta lembaga yang
transparan, efektif, dan akuntabel.
q. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Memenuhi target tersebut dilakukan dengan meningkatkan
dukungan untuk mengembangkan negara-negara, khususnya negara-
negara terbelakang, negara-negara berkembang daratan dan negara-
negara berkembang pulau kecil yang merupakan dasar untuk kemajuan
adil bagi semua.
24
sasaran dalam menyelesaikan masalah kesehatannya (Herawati & Neny FS,
2012).
1. Pengkajian
Model pengkajian community as partner (CAP) terdapat dua
komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan.
Roda pengkajian komunitas terdiri dari inti komunitas (the community
core), subsistem komunitas (the community subsystems), persepsi
(perception). Model ini lebih berfokus pada perawatan kesehatan
masyarakat yang merupakan praktek, keilmuan, dan metodenya melibatkan
masyarakat untuk berpartisipasi penuh dalam meningkatkan kesehatannya
dan community as partner (CAP) digunakan untuk mengkaji berbagai jenis
komunitas dengan luas wilayah, lokasi dan sumber-sumber yang dimiliki
atau karakteristik populasi tertentu, terdiri dari 3 bagian yaitu :
a. Inti Komunitas (The Community Core)
25
1) Sejarah (history)
a) Melakukan wawancara dengan Tokoh Masyarakat
b) Perubahan yang terjadi
c) Peristiwa atau kejadian yang berkaitan
2) Data Demografi (Demographic)
a) Komposisi penduduk
b) Kelompok umur
c) Jenis kelamin
3) Suku dan Budaya (Ethnicyty)
a) Pengamatan terhadap gaya hidup
b) Perilaku yang membudaya (positif atau negatif)
c) Bahasa yang digunakan
d) Perkumpulan yang ada
e) Penyelesaian masalah apakah antar etnis atau golongan khusus
4) Nilai dan keyakinan (Value dan Beliefs)
a) Melakukan wawancara dan observasi bagaimana bentuk interaksi
di masyarakat
b) Adakah perilaku yang mempengaruhi kesehatan individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat (misal narkoba)
5) Persepsi ( Perception)
Terdiri dari persepsi masyarakat terhadap kondisi lingkungan
(merasa aman, nyaman, fasilitas lengkap atau kurang); penilaian
mayarakat terhadap kekuatan dan kelemahan wilayah tempat tinggal
mereka; penilaian terhadap kondisi kesehatan masyarakat secara
umum; dan apa masalah yang mungkin muncul.
b. Subsistem Komunitas (The Community subsystems)
1) Lingkungan Fisik
Observasi ada fasilitas umum yang dipergunakan (lapangan
olahraga,warnet/wartl,bioskop,fasilitas ibadah)
2) Pendidikan
a) Kumpulan data tentang tingkat pendidikan masyarakat
26
b) Keberadaan fasilitas pendidikan lengkap
3) Keamanan dan Transportasi
a) Lakukan pengamatan dan observasi tentang alat transfortasi
b) Keamanan pemakai alat transportasi
c) Kecepatan kendaraan yang digunakan
d) Keberadaan rambu- rambu lalu lintas
e) Kondisi jalan dan fasilitas
f) Apakah ada pos polisi atau satpam atau sistem keamanan
lingkungan
g) Adakah gangguan keamanan
4) Politik dan Pemerintahan
a) Bagaimana kegegiatan politik di wilayah tersebut?
b) Adakah anggota masyarakat terlibat dalam kegiatan politik?
c) Bagaimana menyikapi perbedaan pendapat ataun golongan politik?
5) Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan
a) Lakukan wawancara dan observasi pelayan sosial yang ada
misalnya dengan LSM
b) Ketersediaan fasilitas kesehatan
6) Komunikasi
a) Amati cara komunikasi di wilayah tersebut terhadap
keluarga,lingkungan/masyarakat sekitar,aparaat pemerintah.
b) Adakah masalah antar kelompok?
c) Bagaimana cara menyampaikan aspirasi?
7) Ekonomi
a) Pendapatan rata – rata penduduk
b) Apakah keluarga memiliki tabungan
c) Mempunyai usaha tambahan
d) Apakah keluarga mempunyai kemampuan membeli alat
transportasi misal : motor atau mobil
e) Adakah lokasi transaksi jual beli misal pasar dll.
8) Rekreasi
27
a) Apakah ada tempat rekreasi
b) Apakah tempat rekreasi dimanfaatkan oleh masyarakat
c. Persepsi
1) Bagaimana persepsi masyarakat terhadap komunikasi lingkungan
2) Penilaian masyarakat terhadap penilaiannya
Adapun status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik
dan vital statistik, antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR,
MMR, serta cakupan imunisasi. Adapun proses pengkajian yang
dilakukan yaitu:
1) Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan
spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak,
2005).
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Wawancara atau Anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang
berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga
pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah
kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah,
terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara
atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak,
2005).
b) Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan
meliputi aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka
menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan
28
dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam
format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
c) Pemeriksaan Fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan
keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga,
maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu
menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi,
Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).
2) Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan
data dengan cara sebagai berikut :
a) Klasifikasi data atau kategori data
b) Penghitungan persentase cakupan
c) Tabulasi data
d) Interpretasi data
3) Analisis Data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan (Mubarak, 2005).
Kelompok Data
Kesimpulan / Diagnosis
No ( Kategori Data &
Saran Keperawatan
Ringkasan Laporan )
29
masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh
karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
5) Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya adalah (Mubarak, 2005):
a) Perhatian masyarakat
b) Prevalensi kejadian
c) Berat ringannya masalah
d) Kemungkinan masalah untuk diatasi
e) Tersedianya sumberdaya masyarakat
f) Aspek politis
Penetapan prioritas diagnosis keperawatan komunitas perlu
melibatkan masyarakat atau komunitas dalam suatu pertemuan
musyawarah masyarakat. Masyarakat atau komunitas akan
memprioritaskan masalah yang ada dengan bimbingan atau arahan
perawat kesehatan komunitas. Masyarakat atau komunitas dalam
musyawarah tersebut dapat memprioritaskan masalah tersebut dengan
menggunakan skoring. Adapun aspek yang diberi nilai meliputi hal-
hal sebagai berikut (KEMENKES, 2003).
a) Risiko terjadinya masalah tersebut di komunitas.
b) Risiko parah dari masalah tersebut.
c) Potensial untuk dilakukan pendidikan.
d) Minat dari masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut.
e) Kemungkinan masalah tersebut diatasi.
f) Kesesuaian dengan program pemerintah.
g) Tersedianya tempat untuk mengatasi.
h) Tersedianya waktu untuk mengatasi masalah.
i) Tersedianya dana untuk mengatasi masalah.
j) Tersedianya fasilitas untuk mengatasi masalah.
k) Tersedianya sumber daya manusia untuk mengatasi masalah.
30
Untuk setiap masalah kesehatan diberikan bobot nilai untuk
setiap aspek tersebut dengan range 1 – 5 yaitu sangat rendah = 1,
rendah = 2 , cukup = 3, tinggi = 4, sangat tinggi = 5.
31
Prioritas Masalah
A B C D E F G H I J K
N D Resiko Resik Kemungkina Program Tota Priorita
o x Pendke Mina Tempa Wakt Dan Fasilita l s
Terjad o n Masalah Pemerintaha Petugas
s t t u a s
i Parah Teratasi n
32
2. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi diagnosa keperawatan
adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan
masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.
Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah
yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran
masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan
yang mungkin terjadi (Mubarak, 2009). Diagnosa keperawatan
ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi terhadap stressor yang ada.
Selanjutnya dirumuskan dalam 3 komponen : Problem, Etiologi,
Simptom (Herawati & Neny FS, 2012).
Contoh : Risiko terjadinya peningkatan ISPA pada warga di desa X
sehubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
terhadap peningkatan status kesehatan ditandai dengan tingginya angka
kejadian ISPA pada 6 bulan terakhir yaitu 25% berdasarkan data
Puskesmas. Masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat dapat
disampaikan dalam pelaksanaan lokakarya mini atau istilah lainnya
Musyawarah Masyarakat Desa/RW(MMRW).
b. NANDA International,Inc. menyediakan terminalogi standar diagnosis
keperwatan, dan menyajikan semua diagnosis dalam skema klasifikasi,
lebih khusus disebut sebagai sebuah taksonomi. Suatu terminalogi
adalah suatu sistem istilah yang dikhususkan, ketika taksonomi adalah
sains atau teknik yang digunakan untuk menciptakan suatu sistem untuk
mengklasifikasikan istilah - istilah tersebut. Dalam kaitanya dengan
keperawatan, terminalogi diagnosis keperawatan NANDA-I mencakup
istilah-istilah (label) yang terdefinisi dan digunakan untuk
menggambarkan penilaian klinis yang dibuat oleh perawat profesional.
Taksonomi adalah sebuah cara mengelompokan atau menyusun hal-hal
33
dalam kategori. Di sisi lain, terminalogi adalah bahasa yang digunakan
untuk menggambarkan hal tertentu.
1) Diagnosis berfokus masalah, sebuah penelitian klinis tentang respons
manusia yang tidak diinginkan terhadap gangguan kesehatan/yang ada
dalam proses kehidupan individu, keluarga, kelompok, ata komunitas
2) Diagnosis risiko, sebuah penilaian klinis mengenai kerentanan
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat untuk mengembangkan
respons manusia yang tidak diinginkan terhadap gangguan
kesehatan/proses kehidupan
3) Diagnosis promosi kesehatan, suatu penilaian klinis tentang motivasi
dan keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
mengaktualisasikan potensi kesehatan manusia. Respons ini
diungkapkan dengan kesiapan meingkatkan perilaku kesehatan
tertentu, dan dapat digunakan dalam kondisi sehat. Respons promosi
kesehatan mungkin ada dalam individu, keluarga,kelompok, atau
komunitas. Formulasi diagnosis keperawatan menggunakan ketentuan
diagnosis keperawatan NANDA (2018-2020) dan ICNP (international
classifications for nursing practice). Formulasi diagnosis tersebut
digunakan tanpa menuliskan etiologi atau diagnosis tunggal (Single
Diagnosis) atau diagnosis problem.
Tabel Diagnosa Keperawatan Komunitas
Rumusan Dx
No Sasaran Domain Kelas Kode
Keperawatan
2 Komunitas
34
3. Intervensi Keperawatan
a. Definisi Intervensi Keperawatan
Intervensi atau perencanaan keperawatan adalah penyusunan
rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi
masalah sesui dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan
dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Tahap
berikutnya dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa
yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap
perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk
mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis
keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana
pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang mempengaruhi dan
dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah
dan sumber/potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang
tersedia.
b. Tahapan Intervensi
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui
tahapan sebagai berikut :
1) Tahap Persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari
dan bekerjasama dengan masyarakat.
2) Tahap Pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan
untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam
masyarakat. Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah
kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong
untuk menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan
memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan,
35
meningkatkan kemampuan masyarakat berperanserta dalam
pembangunan kesehatan di wilayahnya.
3) Tahap Pendidikan dan Latihan
a) Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
b) Melakukan pengkajian
c) Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose keperawatan
d) Melatih kader
e) Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat
4) Tahap Formasi Kepemimpinan
5) Tahap Koordinasi Intersektoral
6) Tahap Akhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk
mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan
kegiatan kelompok kerja kesehatan lebih lanjut.
c. Definisi Outcomes
Dalam intervensi atau perencanaan asuhan keperawatan komunitas
terdapat outcomes atau biasa disebut dengan A nursing-sensitive patient
outcome yang memiliki arti bahwa kondisi individu, keluarga,
masyarakat, perilaku, atau persepsi yang diukur sepanjang rentang dalam
berespon terhadap intervensi keperawatan. Outcomes adalah konsep
variabel yang dapat diukur sepanjang kontinum menggunakan skala
pengukuran. Outcomes dinyatakan sebagai konsep yang mencerminkan
seorang pasien, pengasuh/caregiver, keluarga, atau kondisi masyarakat,
perilaku, atau persepsi daripada hanya sekedar sebagai tujuan yang
diharapkan.
Level 1 (7) DomainVII-Kesehatan Komunitas
Domain Outcomes yang menggambarkan kesehatan,
kesejahteraan, dan fungsi dari komunitas atau
populasi.
Level 2 BB-Kesejahteraan Komunitas
Kelas Outcomes yang menggambarkan keseluruhan status
36
kesehatan kompetensi komunitas atau populasi.
CC-Perlindungan Kesehatan Komunitas
Level 3 2700-Kompetensi Komunitas
Outcomes 2703-Respon Berduka Komunitas
2701-Status Kesehatan Komunitas
2800-Status Imun Komunitas
2704-Ketahanan Komunitas
2702-Tingkat Kekerasan di Komunitas
2804-Kesiapan Komunitas terhadap bencana
2806-Respon Komunitas terhadap bencana
2807-Keefektifan Skrining Kesehatan Komunitas
2808-Keefektifan program komunitas
2801-Kontrol risiko komunitas : penyakit kronik
2802-Kontrol Risiko komunitas : penyakit menular
2803-kontrol risiko komunitas: terpapar timbal
2809- kontrol risiko komunitas: obesitas
2810-kontrol risiko komunitas : tradisi budaya yang
tidak sehat
2805-kontrol risiko komunitas : kekerasan
37
yang “menggunakan tangan” maupun tindakan yang lebih mendukung
dan konseling.
Sebuah intervensi perawatan tidak langsung adalah perawatan yang
dilakukan tidak langsung kepada pasien maupun sekelompok pasien tapi
dengan seijin pasien. Intervensi perawatan tidak langsung mencakup
tindakan-tindakan keperawatan yang mengatur lingkungan perawatan
pasien serta kolaborasi dengan disiplin ilmu lainnya. Tindakan-tindakan
ini mendukung efektifitas intervensi keperawatan yang bersifat langsung.
Intervensi komunitas (kesehatan masyarakat) ditujukan untuk
meningkatkan serta mempertahankan kesehatan populasi. Intervensi
komunitas menekankan pada promosi kesehatan, mempertahankan
kesehatan serta pencegahan penyakit pada populasi. Hal ini juga
mencakup strategi-strategi mengatasi masalah social dan iklim politik
dimana populasi berada.
Perawatan yang diinisiasi perawat merupakan perawatan yang
diinisiasi oleh perawat dalam upaya merespon diagnose keperawatan. Hal
ini adalah tindakan yang bersifat otonomi sesuai dengan rasionalitas
keilmiahan yang dilakukan dalam rangka memberikan manfaat untuk
klien dan bias dipediksi sehubungan dengan diganosa keperawatan dan
outcome yang diperkirakan. Tindakan-tindakan ini meliputi perawatan
yang diinisiasi oleh perawat tingkat lanjut.
Perawatan yang diinisiasi dokter merupakan perawatan yang
diinisiasi oleh dokter dalam upaya merespon diagnose medis namun
dilakukan oleh perawat yang berespon terhadap order dari dokter.
Perawat juga bias melkukan perawatan yang diinisiasi oleh tenaga
kesehatan lain seperti farmasi, terapis pernafasan maupun asisten dokter.
1) Kegiatan Keperawatan
Perilaku maupun tindakan-tindakan yang dilakukan perawat
dalam mengimplementasikan intervensi dan membantu pasien/klien
untuk mencapai outcome yang diinginkan. Kegiatan-kegiatan
keperawatan berada pada level tindakan yang konkrit. Beberapa
38
rangkaian kegiatan diperlukan dalam meng-implementasikan
intervensi.
2) Klasifikasi Intervensi Keperawatan
Kegiatan-kegiatan keperawatan yang diurutkan atau diatur
dalam grup atau suatu set yang didasarkan pada hubungan [antara satu
aktivitas dengan aktivitas yang lain] dan penepatan/pemilihan label
intervensi pada kelompok aktivitas ini.
3) Taksonomi Intervensi Keperawatan
Penempatan intervensi-intervensi didasarkan pada adanya
kesamaan yang ditempatkan ke dalam sesuatu yang dipertimbangkan
sebagai suatu system organisasi. Struktur taksonomi NIC mempunyai
3 tingkatan, yakni domain, kelas, dan intervensi.
4) Istilah Lainnya
a) Pasien
Pasien adalah setiap individu, kelompok, keluarga atau
komunitas yang menjadi focus intervensi keperawatan. Istilah
pasien, individu dan seseorang dipergunakan dalam buku ini,
namun dalam setting tertentu, penggunaan kata klien mungkin saja
menjadi istilah yang lebih disukai. Pengguna harus merasa bebas
untuk menggunakan istilah yang paling sesuai dengan setting
perawatan mereka.
b) Keluarga
Dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah atau
yang melalui pemilihan yang berbagi tanggung jawab untuk
mendukung perkembangan satu sama lain, kesehatan dan
pemeliharaan hubungan.
c) Komunitas
Sekelompok orang dan hubungan di antara mereka yang
berkembang karena mereka berbagi lingkungan fisik yang sama
dan beberapa agensi dan institusi (misalnya, sekolah, departemen,
pemdam kebakaran, tempat pemilihan umum)
39
5) Klasifikasi Intervensi
40
6) Kemungkinan masalah kesehatan yang muncul di Desa
Kawunggirang
41
PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS (ICNP)
International Classifications For Nursing Practice (ICNP), produk dari International Council of Nurses (ICN), adalah istilah formal. Ini
menyediakan kamus istilah dan hubungan ekspresif yang dapat digunakan perawat untuk menggambarkan dan melaporkan praktik mereka dengan cara
yang sistematis. Informasi yang dihasilkan digunakan dengan andal untuk mendukung perawatan dan pengambilan keputusan yang efektif, dan
menginformasikan pendidikan keperawatan, penelitian dan kebijakan kesehatan
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: Ketidakefektifan kontrol impuls/kesadaran diri terhadap bahaya merokok
Definisi: Suatu pola melakukan reaksi yang cepat dan tidak terencana terhadap stimuli internal atau eksternal tanpa memperhatikan konsekuensi
negatif dari reaksi ini pada individu inpulsif atau orang lain
Prevensi primer:
Prevensi primer: Level 1
Fakto yang
berhubungan Level 1 Domain 3: prilaku
merokok: Domain 4 : Pengetahuan Perawatan yang mendukung
kesehatan dan perilaku fungsi psikososial dan
Kontrol diri Hasil yang diharapkan memfasilitasi perubahan gaya
42
terhadap impuls individu menggambarkan hidup.
sikap, pemahaman, dan
tindakan dengan
menghormati kesehatan dan
penyakit.
Level 2 Level 2
Kelas Q : perilaku sehat Kelas O : terapi prilaku
Hasil yang menggambarkan Intervensi – intervensi untuk
tindakan individu dalam memperkuat atau
meningkatkan atau meningkatkan prilaku yang
memperbaiki kesehatan. diharapkan atau merubah
prilaku yang tidak diharapkan.
46
Kelas N adaptasi psikososial Prevensi sekunder:
Level 2
130208 Level 3 hasil Kelas R Bantuan koping
130222 Level 3 intervensi:
1302 Koping
5230 Peningkatan koping
130211 Adaptasi perubahan hidup Dukung hubungan pasien
Menggunakan system dengan orang yang
dukungan personal memiliki ketertarikan dan
130212 Mengidentifikasi beberapa tujuan yang sama.
strategi koping Bantu pasien untuk
130213 menyelesaikan masalah
Menggunakan strategi koping dengan cara yang
yang epektif konstruktif.
Gunakan pendekatan yang
Menghindari situasi stress tenang dan memberikan
yang terlalu banyak jaminan
121502
Kelas M
5240 Konseling
1215 Kesadaran diri Bangun hubungan
121505 terapeutik yang didasarkan
Membedakan diri dari orang pada rasa saling percaya
lain dan saling menghormati
Sediakan informasi factual
Mengenali kemampuan yang tepat dan sesuai
emosional pribadi kebutuhan
Dukung ekspresi perasaan
49
5430 Dukungan kelompok
Tentukan tujuan dan fungsi
kelompok pendukung
Ciptakan suasana yang
menyenangkan
Tekankan pentingnya kping
yang efektif
Level 2
Kelas S pendidikan pasien
51
pembelajaran dua arah yang
realistic bersama
masyarakat
Ciptakan lingkungan yang
kondusifuntuk belajar
Berikan informasi dengan
urutan yang logis
Kelas T peningkatan
kenyamanan psikologis
5900 Pengalihan
52
Ajarkan pasien cara terlibat
di dalam pengalihan ( mis:
menganjurkan kata netral)
Dorong partisipasi keluarga
dan orang terdekat lainnya
serta berikan pengajaran
yang diperlukan
5920 Hypnosis
Tentukan tujuan hypnosis
bersma klien
Bangun hubungan percaya
Berikan sugesti sedikit
dengan cara asertif
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: penurunan pelaksanaan aktivitas pengalihan pada penyakit hipertensi
Definisi : penurunan stimulasi, minat, atau partisipasi dalam aktivitas reaksi atau menyenangkan
53
tingkatkan ke……… perubahan gya hidup
Prevensi primer:
Factor yang
Level 1
berhubungan:
Prevensi primer: Domain 3: prilaku
Kurang motivasi Level 2
Level 1 Kelas O : terapi prilaku
Domain 4 pengetahuan Level 3 intervensi:
kesehatan dan prilaku
Populasi
Hasil yang diharapkan 4350 Manajemen prilaku
beresiko
individu menggambarkan terhadap hipertensi
Usia ekstreme sikap, pemahaman, dan Komunikasi harapan bahwa
tindakan dengan pasien dapat mengontrol
menghormati kesehatan dan perilaku nya
penyakit. Acuhkan perilaku yang
tidak tepat
Level 2 Turunkan (motivasi) prilaku
pasif – agresif
Kelas Q : prilaku sehat
Berikan obat sesuai
Hasil yang menggambarkan
kebutuhan
tindakan individu dalam
meningkatkan atau 4360 Modifikasi prilaku
memperbaiki kesehatan. Tentukan motivasi pasien
terhadap (perlunya)
perubahan (perilaku)
Dukung pasien untuk
memeriksa perilakunya
sendiri
Tentukan perilaku objektif
160001 dalm bentuk tertulis
Level 3 hasil Pasilitasi keterlibatan
54
1600 Prilaku patuh keluarga dalam proses
160002 Menanyakan pertanyaan modifikasi diri (perilaku)
terkait kesehatan dengan cara yang tepat.
160007 Mencari informasi kesehatan Lakukan penguatan
peninjauan kembali dalam
dari berbagai sumber
160010 rentang yang panjang
Mendapatkan alasan untuk
melakukan perilaku sehat 4370 Latihan kontrol impuls
160014 Menggunakan jasa pelayanan Pilih strategi pemecahan
kesehatan yang sesuai masalah yang tepat dengan
Melakukan monitor sendiri tingkat perkembangan
mengenai masalah suara pasien dalam fungsi
mandiri kognitif
Intruksikan pasien untuk
162101 melakukan tindakan
162103 1621 Prilaku diet yang
bertahan dan berpikir
disarankan sebelum bertindak secara
162105 Menyusun capaian target inplusif
Mencari informasi tentang Tunjukan tahap dari strategi
162121 nutrisi penyelsaian masalah dalm
Memilih makanan yang bentuk situasi yang
162123 bernutrisi bermakna bagi pasien
Menghindari makanan yang Bantu pasien untuk memilih
tindakan yang paling
berkolestrol dengan obat
menguntungkan pasien
Menghindari makanan yang
menghadirkan alergi
163401
1634 Prilaku skrining
55
kesehatan
163407 Mengenali adanya suatu
163409 penyakit penjadwalan untuk
163417 skrining selanjutnya
Mendapatkan skrining dini
Mendapatkan hasil skrining
Mendapatkan pelayanan
kesehatan
163501
163502 1635 Manajemen waktu
sendiri
163503
Memprioritaskan komitmen
Menetapkan tujuan jangka
pendek
Menetapkan tujuan jangka
161301 panjang
56
162802
1628 Prilaku menjaga berat
162809 badan
162811 Mengontrol berat badan
Menjaga asupan kalori sehari
162818 hari
Menjaga pola makan
Menjaga cairan
(keseimbangan) Prevensi sekunder:
Mengontrol keasikan berat Level 1
badan Domain 3
Level 2
Prevensi sekunder: Kelas R bantuan koping
Level 2
Kelas FF manajemen 5230 Peningkatan koping
kesehatan Bantu pasien dalam
mengidentifikasi tujuan
310701 jangka panjang dan pendek
3107 Hasil yang
Dukung hubugan(pasien)
310704 menggambarkan tindakan dengan orang yang
individu untuk mengelola memiliki ketertarikan dan
kondisi akut atau kronik tujuan yang sama
310705 Berikan penilaian mengenai
Memantau tekanan darah dampak dari situasi
kehiidupan pasien terhadap
Mempertahankan target
310713 peran dan hubungan (yang
tekanan darah ada)
Berikan penilaian mengenai
Menggunakan obat obatan
pemahaman pasien terhadap
57
310720 yang diresepkan proses penyakit
Sediakan informasi actual
310722 Mengikuti diet yang mengenai diagnosis
disarankan penanganan dan prognosis
Dukung aktivitas social dan
Menggunakan teknik komunitas
relaksasi
5270 Dukungan emosional
Menyingkirkan rook
Rangkul pasien dengan
Level 3 hasil penuh keyakinan
Rujuk untuk konseling
1808 Manajemen diri sesuai kebutuhan
hipertensi
5390 Peningkatan kesadaran
diri
Dukung pasien untuk
mengenal dan
mendiskusikan pikiran dan
peran pasien
Bantu pasien untuk
mengidentifikasi dampak
penyakit pada konsep diri
Explorasi dengan
kebutuhan pasien
Bantu pasien untuk
memeriksa kembali
persepsi
Bantu pasien untuk
mengidentifikasi sumber
informasi
58
5430 Dukungan kelompok
Tingkatkan sasaran pada
kelompok beresiko tinggi
dan rentang usia yang akan
mendapatkan manfaat lebih
bebas
Pertimbangkan riwayat
individu dalam konteks
personal dan riwayat social
budaya individu atau
keluarga atau masyarakat
Tentukan pengetahuan gaya
hidup dan kesehatan
perilaku saat ini pada
individu atau kelompok
atau masyarakat
Bantu individu atau
keluarga atau masyarakat
untuk mempelajari
keyakinan dan nilai nilai
kesehatan
Identitas sumber daya
Kembangkan materi tertulis
(penkes) sesuai dengan
sasaran
Libatkan individu atau
keluarga atau masyarakat
dalam perencanaan dan
macam macam
59
implementasi gaya hidup
atau modifikasi perilaku
keehatan
18560
Prevensi tersier:
Prevensi tersier:
Level 2
180802 Level 1
Kelas S pendidikan pasien
180803 Kelas S pengetahuan
180810 promosi kesehatan
5515 Peningkatan Kesadaran
Pengetahuan manajemen
kesehatan
180826 waktu
Lakukan kounikasi yang
1928 Pengetahuan
sesuai dan jelas
pengobatan Lakukan bahasa sederhana
Nama obat yang benar Berikan penkes satu persatu
Tampilan obat atau konseling jika
Penggunaan obat yang diperlukan
diresepkan Sediakan materi informasi
Dukungan finansial yang ada kesehatan tertulis yang
mudah dan dipahami
Tentukan strategi untuk
meningkatkan pemahaman
Modifikasi masyarakat atau
individu untuk mengajukan
pertanyaan dan jelas
Sediakan lingkungan
61
yang kondusif
Tetapkan kebutuhan
setiap program
Manfaatkan sumber
yang ada di masyarakat
Rujuk jika di perlukan
Definisi: kesulitan memberikan susu pada bayi atau anak secara langsung dari payudara yang dapat mempengaruhi status nutrisi bayi anak.
63
tinggi kalsium seusi
kebutuhan
1160 Monitor Nutrisi
Tumbuh kembang BB
pasien
Monitor
perkembangan
kebutuhan
Monitor
kecenderungan turun
dan naiknya BB (mis:
pada pasien anak-
anak, pola tinggi dan
anak-anak sesuai
Prevensi sekunder: standar)
Level 1
Level 2 Level 2
Kelas S Pendidikan pasien
Kelas S : Pengetahuan Intervensi untuk
promosi kesehatan
64
Hasil yang menggambarkan memfasilitasi pembelajaran
pemahaman individu dalam
mengaplikasi informasi untuk Level 3 Intervensi
mengoptimalkan kesehatan 5640 Mengejarkan Nutrisi
Bayi 0-3 Bulan
Level 3 hasil Instruksikan orang tua
1800 pengetahuan atau pengasuh untuk
180001 menyusui memberi makan hanya
180002 Manfaat menyusui ASI atau susu
180020 Fisiologi laktasi Formula untuk tahun
Inatake cairan yang pertama (tiadak ada
makanan padat
dibutuhkan ibu
sebelum 4 bulan)
1801901 5641 Pengajaran Nutrisi
18019 pengetahuan
1801902 Bayi 4-6 Bulan
perawatan bayi
Karakteristik bayi normal Instruksikan orangtua atau
Pertumbuhan dan pengasuh untuk
perkembangan normal memeperkenalkan
makanan padat (bubur)
tanpa tambahan garam
atau gula
Instruksikan orangtua atau
Prevensi tersier: pengasuh untuk
Level 1 memperkenelkan sereal
bayi yang diperkaya zat
Domain 2 kesehatan
besi
fisiologi
Kelas K : pencernaan dan Prevensi tersier:
nutrisi Level 1
Hasil yang menggambarkan
65
pencernaan dan pola nutrisi Domain 5 : Keluarga
Perawatan yang mendukung
Level 3 hasil keluarga
66
1940 kontrol risiko : alergi
194001 bayi
Mengindentifikasi alergi
makanan yang umum
Definisi: penurunan, pelambatan, atau ketiadaan kemampuan untuk menerima, memproses, mengirim, dan/atau menggunakan sistem
Batasan 00051 Domain: 5 Skala target Ativitas –aktivitas
karakteristik: outcome:dipertahankan intervensi:
67
1. Kesulitan Kelas: 5 pada…….. atau di
mempertahankan tingkatkan ke………
komunikasi Prevensi Primer:
2. Kesuliatan dalam Prevensi sprimer: Level 1
kehadiran tertentu Level 1 Domain 3 Perilaku
Domain 3 kesehatan Level 2
Factor yang psikososisal Kelas Q peningkatan
berhubungan: komunikasi
Outcome yang
1. Kendala menggambarkan adaptasi Intervensi untuk
limgkungan psikologis atau sosial memfasilitasi pemberian
pembatasan sosial Level 2 dan penerimaan pesan
distensing verbal dan non verbal
Kelas P
2. Disorientasi waktu
(tidak dapat Out come yang
Membangun hubungan yang
menentukan waktu menggambarkan hubungan
komplek
atau jadwal penkes) individu dengan orang lain
Ciptakan suasana hangat
dan penuh penerimaan
150307 1503 Keterampilan sosial
Gunakan sikap tubuh
Berpartisipasi dalam aktivitas terbuka
150308 Mediasi konflik
yang terorganisir dengan
penderita TB paru
150314 Sediakan tempat yang
Berpartisipasi sebagai
nyaman, netral dan terjaga
petugas dalam organisasi
kerahasiaannya untuk
dengan penderita TB paru
150301 proses dilaksanakannya
Setiap hari berhubungan
diskusi
dengan orang lain dan
150302 penderita TB paru Berikan kesempatan pada
Berinteraksi dengan teman setiap pihak untuk
dekat dan penderita TB paru menyatakan
68
150303 Berinteraksi dengan tetangga permasalahannya
dan penderita TB paru
Berinteriksa dengan anggota Peningkatan sosialisai
keluarga dan penderita TB
paru Anjurkan penghormatan
terhadap ha-hak orang lain
150408
1504 Dukungan sosial Anjurkan kesabaran dalam
pengembangan hubungan
Kemauan untuk
150406 menghubungi orang lain
untuk meminta Bantuan
dengan penderita TB paru
Hubungan teman karib
dengan penderita TB paru
Prevensi Sekunder:
Prevensi Sekunder:
Leve 1
Level 1
Domain 7 komunitas
Domain 5kondisi kesehatan
Keperawatan yang
yang diterima
mendukung kesehatan
Level 2 komunitas
Kelas EE kepuasan
mengenai perawatan Level 2
outcome yang Kelas C peningkatan
menggambarkan persepsi
69
individu terkait dengan kesehatan komunitas
kulaitas dari pelayaan Magaemen kasus pandemic
kesehatan yang disediakan
Membangun hubungan
3015 Kepuasan klein yang baik dengan
301501 pasien,keluarga dan tenga
mengement kasus
kesehatan lainnya
301502 Ketersediaan case manager Menggunakan sistem
dengan penderita TB paru komunikasi yang efektif
Ketersediaan suplay yang pada pasien keluarga dan
dibutukan untuk peralatan tenaga kesehatan lainnya
dengan penderita TB paru
Dukungan kesehatan
3002 Kepuasan klein komunitas
300202
komunikasi
Partisipasi dalam
Menggunakan nama kampanye media untuk
300204 kesukaan klien dengan meningkatkan kesadaran
penderita TB paru publik
Staf mendengarkan klien Sediakan informasi
dengan aktif dengan perawatan kesehatan dan
penderita TB paru pendidikan pada publik
dan pejabat legislasi
301210 3012 Kepuasan klien
pengajaraan Monitor kebijakan kesehatan t
Status kenyamanan
lingkungan
Prevensi Tersier:
Prevensi tersier: Level 2
Level 1 Kelas B magaement resiko
Domain 7 kesehatan komunitas
komunitas Identifikasi yang membantu
mendeteksi atau mencegah
Outcome yang resiko kesehatn pada seluruh
menggambarkan kesehatan komunitas
kesejrahtaan dan fungsi
dari komunitas atau Intruksikan faktor resiko
populasi dan rencana untuk
71
Level 2 mengurangi faktor resiko
Kelas C C perlindungan Gunakan rancangan
kesehatan komunitas tujuan yang saling
menguntungkan dengan
Outcome yang tepat
menggambarkan struktur Level 3 intervensi
dan menggambarkan Persiapan resiko ancaman
program komunitas untuk bioterorisme
menghilangkan atau
menurunkan resiko Ikuti intruksi terkait
kesehatan dan peningkatan dengan ketelibatan klien
resistensi terhadap yang diperiksa ketika
kejadian bioterorisme
ancaman kesehatan
terjadi
Biasakan diri untuk
mematuhi semua
peraturan dekontaminasi,
prosedur dan protokolnya
280401 2804 Kesiapan komunitas Ikuti pelatihan untuk
terhadap bencana memperbaharui ilmu
Identifikasi strategi
koping
yangdigunakan/khas
Gunakan rancangan
tujuan yang saling
menguntungkan
Surveillan komunitas
Identifikasi resiko
biologis, lingkungan dan
prilaku serta hubungan
timbal balik
Identifikasi strategi koping
yang digunakan/khas
74
75
Prevensi tersier:
Level 1
Domain 3
Kelas R Bantuan koping
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga (KB)
Definisi: pola pengaturan dan pengintegrasian kedalam proses keluarga, suatu program untuk pengobatan penyakit dan sekuelanya yang tidak
memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan tertentu dari unit keluarga.
76
Bertindak tanpa tingkatkan ke… kesehatan keluarga
berfikir
Prevensi primer:
Prevensi primer:
Level 1
Fakto yang Level 1
Domain 6 kesehatan
berhubingan : Domain 5: keluarga
keluarga
Level 2
Hasil yang menggambarkan
Kontrol diri Kelas X : perawatan
status kesehatan , perilaku
terhadap impuls sepanjang hidup
atau fungsi dari keluarga
Intervensi – intervensi untuk
sebagai keseluruhan atau
memfasilitasi fungsi unit
individu sebagai anggota
keluarga dan meningkatkan
keluarga
kesehatan serta kesejahteraan
Level 2 anggota keluarga sepanjang
Kelas Z: Status kesehatan hidup.
anggota keluarga
Level 3 intervensi:
Hasil yang menggambarkan
7110 Peningkatan
kesehatan fisik, psikologis,
keterlibatan keluraga
social dan spiritual individu
Bangun hubungan pribadi
dari anggota keluarga.
dengan pasien dan keluarga
Identifikasi kemampuan
2513 Penghentian terhadap anggota keluarga untuk
pengabaian terlibat dalam perawatan
Bukti bahwa pengabaian Ciptakan budaya
peraawatan kesehatan telah fleksibilitas untuk keluarga
berhenti
Tanda bahwa pengabaian 7100 Peningkatan integritas
77
pendidikan telah dihentikan keluarga
Bina hubungan slaing
percaya dengan anggota
keluarga
Pertimbangkan pemahaman
keluarga terhadap situasi
yang ada
Pertimbangkan perasaan
keluraga terhadap situasi
yang mereka hadapi
Monitor hubungan keluarga
Prevensi sekunder: saat ini
Level 1 Prevensi sekunder:
Domain6 kesehatan Level 2
keluarga Kelas X perawatan
Level 2 sepanjang hidup
Kelas X kesejahtraan Level 3 intervensi:
keluarga
Hasil yang menggambarkan 5370 Peningkatan peran
lingkungan keuarga , keluarga
keseluruhan status kesehatan Bantu keluarga
dan kompetense social dari mengidentifikasi peran
keluarga sebagai unip yang biasanya dalam
keluarga
Bantu pasien untuk
260417 mengidentifikasi strategi
2604 normalisasi keluarga
strstegi fositif untuk
manajemen perubahan
260408 Mengakui potensi kelemahan
peran
untuk mengubah rutinitas
78
keluarga
Memenuhi kebutuhan
260419 perkembangan dari anggota
keluarga
Mempertahankan aktivitas
dan rutinitas yang tepat
Definisi: pola pengaturan dan pengintegrasian kedalam kebiasan trapetik hidup sehari hari untuk tindakan terapeutik terhadap penyakit dan
sekuelan nya yang tidak memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan spesifik
Prevensi sekunder:
Level 3
Prevensi sekunder: Kelas Y Mediasi system
Domain 4 pengetahuan kesehatan
tentang kesehatan dan Level 3 intervensi:
perilaku
Level 3 7400 Panduan system
Kelas Q perilaku sehat pelayanan kesehatan
Level 3 hasil Anjurkan pasien mengenai
1614 Otonomi pribadi jenis layanan yang bia
diharapkan dari setiap jenis
penyedia layanan kesehatan
Informasikan pasien
mengenai hak untuk
mengganti penyedia
layanan kesehatan
Dorong pasien atau
keluarga untuk bertanya
mneganai pelaynan dan
biaya (layanan kesehatan)
Patuhi aturan untuk
penggantian (biaya) pihak
ketiga
83
Prevensi tersier:
Level 3 Prevensi tersier:
Kelas Q perilaku sehat Level 3
Kelas c Peningkatan
1606 Partisipasi dalam kesehatan komunitas
keputusan perawatan Level intervensi :
160604
kesehatan
160605 8500 Pengembangan
Mendefinisikan pilihan yang kesehatan komunitas
tersedia
Bantu anggota masyarakat
Menentukan pilihan yang untuk meningkatkan
160606
diharapkan terkait dengan kesadran dan memberikan
160607 iuran kesehatan perhatian mengenai
Identifikasi prioritas iyuran masalah-maslah kesehatan
kesehatan Bantu anggota masyarakat
Identifikasi hambatan untuk terkait dengan
160610
pengembangan dan
mencapai iyuran yang
pengadaan sumber daya
diinginkan Tingkatkan jaringan
160612 Identifikasi dukungan yang mengenai dukungan
tersedia untuk mencapai masyarkat
160613 iyuran yang diinginkan Jaga komunikasi terbuka
Negosiasi perawatan yang dengan anggota dan
diinginkan lembaga masyarakat
Monitor hambatan untuk
8700 Pengembangan
mencapai iyuran
program
Edukasi anggota
kelompok perencanaan
84
mengenai proses
perencanaan yang
sesuai
Identifikasi alternative
pendekatan untuk
mengatasi kebutuhan
atau masalah
Evaluasi alternative
pendekatan terkait
dengan rincian biaya
kebutuhan sumber
daya, kelayakan dan
kegiatan yang
dibutuhkan
Prevensi sekunder:
Prevensi sekunder : Level 1
Level 1 Domain 5 : keluarga
Domain 6 kesehatan Kelas X : perawatan
keluarga sepanjang hidup
Hasil yang menggambarkan Intervensi intervensi untuk
status kesehatan, perilaku, mempasilitasi fungsi unit
atau fungsi dari keluarga keluarga dan meningkatkan
sebagai keseluruhan atau kesehatan serta kesejahtraan
individu sebagai anggota anggota keluarga sepanjang
keluarga kehidupan
7130 pemeliharaan proses
Level 2 keluarga
Kelas W kinerja keluarga Tentukan gangguan khas
sebagai caregiver pada proses keluarga
Hasil yang menggambarkan Identifikasi efek perubahan
adaptasi dan penampilan peran terhadap proses
anggota keluarga untuk keluarga
merawat anak atau orang Dukung untuk tetap kontak
dewasa yang memiliki dengan anggota keluarga ,
220401 ketergantungan jika diperlukan .
220405 Diskusikan strategi untuk
220407 2204 hubungan caregiver-
menormalkan kehidupan
pasien
keluarga dengan seluruh
88
220408 Komunikasi efektif anggota keluarga
220409 Pengasuhan dan penguatan Bantu anggota keluarga
220410 Caring untuk menerapkan strategi
220411 Komitmen jangka panjang normalisasi terhadap situasi
220412 Saling menerima yang mereka hadapi
220413 Saling menghormati
Pemecahan masalah bersama
Rasa tanggung jawab
Prevensi tersier:
Rasa saling keterikatan
Level 2
Kelas X : perawatan
Prepensi Tersier :
sepanjang hidup
Kelas Z: status kesehatan
7110 Peningkatan
anggota keluarga
keterlibatan keluarga
Hasil yang menggambarkan
kesehatan fisik, psikologis , Bangun hungan pribadi
dengan pasien dan anggota
social dan spiritual individu
keluarga yang akan terlibat
dari anggota keluarga dalam perawatan
251209 Identifikasi kemampuan
Level 3 Hasil anggota keluarga untuk
251212 2512 pemulihan terhadap terlibat dalam perawatan
251214 pengabaian pasien
Penyediaan pengawasan yang Dorong anggota keluarga
251216 diperlukan dan pasien untuk
membantyu dalam
251219 Ekspresi dari harapan
mengembangkan rencana
251224 Penyediaan layanan perawatan, termasuk hasil
kesehatan yang sesuai yang diharapkan dan
Penyediaan regimen obat pelaksanaan rencana
keparawatan
89
Penyediaan stimulasi kognitif Berikan informasi penting
Konsistensi perilaku dengan kepada anggota keluarga
norma norma sosial mengenai pasien sesuai
dengan keinginan pasien
90
4. Implementasi atau Pelaksanaan
a. Definisi Implementasi atau Pelaksanaan
Implementasi atau pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana
asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan
anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas,
Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009).
b. Prinsip Umum
1) Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ)
(Mubarak, 2009)
2) Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).
3) Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan
keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi
tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2009).
4) Mampu dan Mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan
dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta
kompeten (Mubarak, 2009).
5) Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan
91
implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas
dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in community
(model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).
c. Tingkat Pencegahan
1) Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada
populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta
perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan
gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
2) Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan masalah
kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan
tindakan untuk menghambat proses penyakit, Contoh: Mengkaji
keterbelakangan tumbuh kembang anak, memotivasi keluarga untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan seperti mata, gigi, telinga, dll.
3) Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian
individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan
keluarga, Contoh: Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan
resiko gangguan kurang gizi untuk melakukan pemeriksaan secara teratur
ke Posyandu.
d. Analisa SWOT
1) Strength (Kekuatan)
Terjadinya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan
pendukung diadakannya implementasi keperawatan komunitas.
2) Weakness (Kelemahan)
Rendahnya kemampuan warga dalam menyerap materi, kondisi
kelemahan yang terdapat di dalam masyarakat.
3) Opportunity (Kesempatan)
Merupakan kondisi peluang atau kesempatan masyarakat kelurahan
yang akan berkembang di masa yang akan datang.
92
4) Treath (Ancaman)
Merupakan kondisi yang dapat mengancam masyarakat kelurahan
dari lingkungan luar.
5. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara
proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan
tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian
masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan
kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau
dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan yang dilakukan dalam
penilaian:
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai
dengan pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
d. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi
dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap implementasi yang
telah dilakukan.
Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan
komunitas adalah:
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target
pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan, peran
staf atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan penggunaannya
serta keuntungan program.
93
d. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat
puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.
e. Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan,
apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.
94
BAB III
LAPORAN KASUS KOMUNITAS DESA KAWUNGGIRANG
A. PENGKAJIAN
1. Inti Komunitas
a. Sejarah (history)
Desa kawunggirang adalah identik dengan kehidupan tokoh pendatang
ulama besar yaitu Mbah Ibrahim (Tubagus Ibrahim) yang dimakamkan di
Astana Gede. Mbah ibrahim beliau adalah putra dari Mbah Latif, Mbah
Latif sendiri adalah anak dari Mbah Pucuk Umum Patu Talaga yang
menikah dengan Maulana Ibrahim yang berasal dari Bhagdad,Irak.
Lalu datang pula seorang ulama keturunan Sultan Banten bernama
Tubagus Kacung yang mempunyai nama asli Tubagus Bunyamin, beliau
sengaja menyingkir dari kesultanan Banten karena kekacauan politik
dengan salah seorang putri Mbah Ibrahim. Dan salah seorang putra
Tubagus Kacung ada yang menjadi Qasli atau penghulu besar kesultanan
cirebon yang bernama Mbah Arjaen. Kemudian salah seorang putra
95
Tubagus Kacung yang lain yang bernama Mbah Abdullah Komar menjadi
penghulu pertama di Kabupaten Majalengka.
Kemudian Mbah Ibrahim ini bermukim dan membuat
pondokan/pesantren yang sering disebut “kaum” atau tempat
berkumpulnya orang-orang sehingga pada waktu itu banyak orang yang
datang untuk menuntut ilmu dusebuah pesantren tersebut. Namun lama
kelamaan pondok pesantren tersebut berkembang menjadi sebuah
pemukiman masyarakat yang rukun dan agamis.
Dan secara geografis daerah tersebut berada di daerah dataran yang
tinggi yang biasa disebut oleh orang sunda dengan sebutan “girang”
(tinggi), sehingga akhirnya pada waktu itu disebut dengan nama “kaum
girang”. Selain itu berubahnya nama tersebut, karena di dataran tinggi
tersebut banyak terdapat pohon aren yang masyarakat setempat
menyebutnya dengan nama “kawung”, sampai sekarang daerah yang
menjadi tempat berkumpul dan mnuntut ilmu tersebut diberi nama
“kawunggirang”.
b. Data demografi (demographic)
Desa Kawunggirang merupakan salah satu desa di Kecamatan
Majalengka Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Memiliki luas
124,195 hektar. Secara geografis Desa Kawunggirang berbatasan dengan
wilayah sebagai berikut :
1) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Tajur Kecamatan Cigasong
2) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Kertabasuki Kecamatan
Maja
3) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Kulur dan Desa Cieurih
Kecamatan Maja
4) Sebelah Barat :Berbatasan dengan Desa Kawunghilih Kecamatan
Cigasong
96
Secara Administratif, wilayah Desa Kawunggirang terdiri dari Dua (2)
Dusun, Tiga (3) Rukun Warga, dan Tujuh (7) Rukun Tetangga.
Secara Umum Tipologi Desa Kawunggirang terdiri dari persawahan,
perkebunan, peternakan, kerajinan dan industri kecil dan perdagangan.
Topologis Desa Kawunggirang secara umum termasuk daerah landai atau
dataran rendah dan berdasarkan ketinggian wilayah Desa Kawunggirang
diklasifikasikan kepada dataran sedang (>100 – 5000 mdpl).
Tabel 3.1 Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin
JUMLA
NO JENIS KELAMIN PRRESENTASE
H
97
Dari hasil tabel distribusi diatas jumlah penduduk di Desa
Kawunggirang mayoritas beragama Islam sebanyak 1609 orang (100%)
2. Subsistem komunitas (The Community Subsystems)
a. Lingkungan fisik
Perumahan dan lingkungan Desa Kawunggirang sebagian besar
keluarga merupakan pengguna perusahaan Listrik Negara (PLN)
sebanyak 550 keluarga. Untuk bahan bakar memasak sebagian besar
warga Desa Kawunggirang menggunakan gas LPG 3kg sedangkan
tempat pembungan sampah keluarga tidak memiliki Tempat
pembuangan sampah sementara (TPS), sebagian besar keluarga
memiliki fasilitas jamban sendiri. Tempat pembuangan tinja sebagian
besar keluarga ke instalasi pengelolaan air limbah. Sumber air untuk
minum sebagian besar keluarga di Desa Kawunggirang berasal dari
Sumur, sedangkan untuk mandi/mencuci sebagian besar keluarga berasal
dari sumur. (Desa Kawunggirang, 2020)
98
b. Pendidikan
Tabel 3.3 Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan
Dari tabel distribusi diatas tingkat pendidkan di Desa Kawunggirang sebagian besar masyarakat tidak tamat
SLTA sebanyak 426 orang (27,22%) dan hanya sedikit yang lulusan tamat SLB A sebanyak 1 orang (0,06%).
99
c. Keamanan dan transportasi
Masyarakat Di Desa Kawunggirang memiliki jadwal ronda yang tidak rutin untuk
keamanan lingkungan dan sebagian besar warga memiliki kendaraan pribadi.
d. Politik dan pemerintahan
Perangkat Desa Kawunggirang di pilih langsung oleh Kepala Desa sementara untuk
pengurus RT/RW di pilih melalui aspirasi masyarakat, dan untuk perangkat di Desa
Kawunggirang di pilih langsung oleh Bupati. Masyarakat di Desa Kawunggirang
khususnya pemuda pemudi aktif dalam kegiatan Karang Taruna.
e. Pelayanan Sosial
Di Desa Kawunggirang memiliki fasilitas 3 Posyandu yang aktif setiap 1 bulan sekali
setiap hari rabu di minggu pertama.
f. Komunikasi
Ada komunikasi antar warga dengan Desa namun aspirasi warga di tampung di RT dan
RW untuk di sampaikan ke Desa.
g. Ekonomi
1) Jenis Pekerjaan
Tabel 3.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Laki-Laki Perempuan Jumlah
No Jenis Pekerjaan
(orang) (orang) (Orang)
1 Petani 141 0 141
2 Buruh Tani 137 112 249
3 Buruh Migran 0 20 20
4 Pegawai Negeri Sipil 24 28 52
5 Montir 2 0 2
6 TNI 1 0 1
7 POLRI 2 1 3
8 Pengusaha kecil, menengah dan besar 2 0 2
9 Dosen swasta 4 0 4
10 Pedagang Keliling 5 2 7
11 Pembantu rumah tangga 0 23 23
12 Karyawan Perusahaan Swasta 15 5 20
13 Karyawan Perusahaan Pemerintah 5 2 7
14 Purnawirawan/Pensiunan 14 17 31
15 Pengrajin industri rumah tangga lainnya 2 25 27
16 Buruh Harian Lepas 39 0 39
17 Pedadagang 245 0 245
18 belum bekerja 130 0 130
JUMLAH 768 235 1.003
(Profil Desa Kawunggirang, 2020)
100
Dari tabel distribusi diatas jumlah penduduk sebagian besar warga bermata
pencaharian sebagai buruh tani sebanyak 249 orang dan pedagang sebanyak 245 orang.
2) Penghasilan
Tabel 3.5 Distribusi pendudukan berdasarkan penghasilan
JUMLAH PENDAPATAN/
NO SEKTOR USAHA
PENDUDUK TAHUN
1 PETANI 140 Rp 5.000.000,00
2 BURUH TANI 170 Rp 750.000,00
3 PETERNAKAN 80 Rp 5.000.000,00
4 BURUH PETERNAKAN 6 Rp 750.000,00
5 PERIKANAN 16 Rp 5.000.000,00
6 INDUSTRI KECIL MENENGAH DAN BESAR 44 Rp 2.000.000,00
7 BURUH INDUSTRI 60 Rp 750.000,00
8 JASA DAN PERDAGANGAN 194 Rp 10.950.000,00
9 BURUH JASA DAN PERDAGANGAN 34 Rp 750.000,00
JUMLAH 744 Rp 30.950.000,00
101
Penderita Hipertensi melakukan
7. 100 31,69 68,31
pengobatan secara teratur
102
B. ANALISA DATA
103
2. ASI tidak memadai
3. Tidak sabar untuk memberikan ASI
DO:
1. Bayi yang tidak mendapat air susu ibu
(ASI) ekslusif 23,19%
2. Jumlah BBL 33 Bayi
3. Melahirkan secara normal 28 orang,
secara Caesar 5 orang
3 DS: Berdasarkan hasil pengkajian oleh Hasil pengkajian dari Puskesmas Hambatan komunikasi verbal
petugas kesehatan dari Puskesmas Majalengka didapatkan pihak Puskesmas
Majalengka sebelum COVID-19 yang belum melakukan penyuluhan kesehatan
dilakukan bulan Februari petugas kesehatan tentang Tubercolusis Paru dari bulan maret
mengatakan: samapi sekarang karena pandemic covid-19
Hanya ditemukan satu orang pasien TBC sehingga masyarakat belum terlalu paham
Belum melakukan TB
DO:
Penderita Tubercolusis paru yang belum
mendapatkan pengobatan sesuai standar
60,52%
4 DS: Hasil pengkajian dari Puskesmas Penurunan pelaksanaan aktivitas pengalih
Berdasarkan hasil pengkajian oleh petugas Majalengka didapatkan masyarakat belum (hipertensi)
kesehatan dari Puskesmas Majalengka dapat melakukan pengobatan secara teratur
sebelum COVID-19 yang dilakukan bulan karena kurangnya kesadaran diri.
Desember Masyarkat mengatakan:
Berobat ketika sudah parah
Berobat ketika gejala mulai terasa
Masyarakat jarang memberikan obat
yang diberikan Puskesmas
Masyarakat tidak menyadari penyakit
yang diderita ( kurang pengetahuan )
DO:
104
Penderita hipertensi yang belum melakukan
pengobatan secara teratur 68,31%
5 DS: Hasil pengkajian dari Puskesmas disfungsi proses keluarga ( jiwa)
Berdasarkan hasil pengkajian oleh petugas Majalengka didapatkan masyarakat belum
kesehatan dari Puskesmas Majalengka mendapatkan pengobatan dan ditelantarkan
sebelum COVID-19 yang dilakukan bulan karena keluarga menolak untuk dilakukan
Desember Masyarkat mengatakan: pengobatan gangguan jiwa
Karna factor ekonomi
Pekerjaan
DO:
Penderita gangguan jiwa yang belum
mendapatkan pengobatan dan ditelantarkan
66,67%
6 DS: Hasil pengkajian dari Puskesmas Ketidakefektifan kontrol impuls
Berdasarkan hasil pengkajian oleh petugas Majalengka didapatkan bahwa masyarakat (Meroko)
kesehatan dari Puskesmas Majalengka kurang akan kesadaran dan tidak memiliki
sebelum COVID-19 yang dilakukan bulan niat untuk berhenti merokok.
……. Masyarkat mengatakan:
Tidak perduli tentang larangan merokok
Kecanduan
DO:
Anggota keluarga yang merokok 61,19%
7 DS: Hasil pengkajian dari Puskesmas Ketidakefektifan manajemen kesehatan
Berdasarkan hasil pengkajian oleh petugas Majalengka didapatkan masyarakat belum (JKN)
kesehatan dari Puskesmas Majalengka dapat melakukan JKN karena keterbatasan
sebelum COVID-19 yang dilakukan bulan ekonomi dan syarat pendaftaran JKN yang
Desember Masyarkat mengatakan: memberatkan.
Factor ekomoni keluarga
Persyartan dari BPJS yang memberatkan
Kepesartaan 1 KK harus masuk semua
tidak per individu
105
DO:
Keluarga yang belum menjadi anggota
Jaminan Kesehatan Nasional 50,39%
106
D. PRIORITAS MASALAH DESA KAWUNGGIRANG
A B C D E F G H I J K
No Diagnosa Risiko Risiko Pendkes Minat Kemungkinan Program Tempat Waktu Dan fasilitas Sumber Total Priorotas
terjadi parah diatasi pemerinta a daya
h
1 Ketidakefektipan 2 1 3 4 4 3 3 3 4 4 4 35 6
manajemen
kesehatan
keluarga (KB)
2 Ketidakefektipan 3 4 4 3 3 5 3 3 1 3 4 36 5
produksi ASI
3 Ketidakefektipan 5 5 1 2 4 5 3 4 5 2 3 39 1
pemeliharaan
kesehatan
tuberkolusis
(TBC)
4 Penurunan 4 4 1 4 2 3 4 3 4 4 4 37 2
pelaksanaan
aktivitas
pengalihan
penyakit
107
hipertensi (HT)
5 Ketidakefektipan 5 5 4 4 4 4 2 3 2 2 2 37 3
pemeliharan
kesehatan
gangguan jiwa
6 Ketidakefektipan 4 3 4 1 3 4 3 3 3 3 3 34 7
kontrol impuls
merokok
7 Ketidakefektipan 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 37 4
manajemen
kesehatan jaminan
kesehatan nasional
(JKN)
Keterangan: Kriteria:
A. Risiko terjadinya masalah tersebut di komunitas a. Sangat rendah = 1
B. Risiko parah dari masalah tersebut b. Rendah = 2
C. Potensi untuk dilakukan pendidikan c. Cukup = 3
D. Minat dari masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut d. Tinggi = 4
E. Kemungkinan masalah tersebut diatasi e. Sangat tinggi = 5
F. Kesesuaian dengan program pemerintah
G. Tersedianya tempat untuk mengatasi masalah
108
H. Tersedianya waktu untuk mengatasi masalah
I. Tersedianya dana untuk mengatasi masalah
J. Tersedianya fasilitas untuk mengatasi masalah
K. Tersedianya sumber daya manusia untuk mengatasi masalah
E. PERENCANAAN
Tabel Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas
109
gejala mulai Level 2 perilaku nya terhadap
terasa Kelas Q : prilaku sehat hipertensi.
Masyarakat Hasil yang menggambarkan Acuhkan perilaku yang
jarang tindakan individu dalam tidak tepat terhadap
memberikan meningkatkan atau hipertensi
obat yang memperbaiki kesehatan. Turunkan (motivasi) prilaku
diberikan pasif – agresif tentang
Puskesmas hipertensi
Masyarakat Berikan obat sesuai
tidak kebutuhan penyakit
menyadari hipertensi.
Level 3 hasil
penyakit yang
160001 1600 Prilaku patuh
diderita 4360 Modifikasi prilaku
Menanyakan pertanyaan
( kurang Tentukan motivasi pasien
160002 terkait kesehatan hipertensi
pengetahuan ) terhadap (perlunya)
Mencari informasi kesehatan
DO: perubahan pengobatan
dari berbagai sumber yang
Penderita hipertensi.
160007 ada
hipertensi yang Dukung pasien untuk
Mendapatkan alasan untuk
belum melakukan memeriksa perilakunya
melakukan perilaku sehat
pengobatan 160010 sendiri tentang hipertensi
tentang hipertensi
secara teratur secara mandiri.
Menggunakan jasa pelayanan
68,31% 160014 Tentukan perilaku objektif
kesehatan yang sesuai
Melakukan monitor sendiri dalm bentuk tertulis seperti
mengenai masalah suara leaflet.
mandiri Pasilitasi keterlibatan
keluarga dalam proses
modifikasi diri (perilaku)
dengan cara yang tepat.
1621 Prilaku diet yang Lakukan penguatan
162101
disarankan peninjauan kembali dalam
162103 Menyusun capaian target rentang yang panjang sesuai
pengobatan hipertensi keparahan penyakit nya.
110
Mencari informasi tentang
162105 nutrisi 4370 Latihan kontrol impuls
Memilih makanan yang Pilih strategi pemecahan
162121 bernutrisi masalah yang tepat dengan
Menghindari makanan yang tingkat perkembangan
bereaksi dengan obat pasien dalam fungsi
162123 hipertensi. kognitif
Menghindari makanan yang Intruksikan pasien untuk
menghadirkan alergi kepada melakukan tindakan
pasien, bertahan dan berpikir
sebelum bertindak secara
inplusif sesuai dengan
163401 1634 Prilaku skrining penyakit hipertensi.
kesehatan Tunjukan tahap dari strategi
Mengenali adanya suatu penyelsaian masalah dalam
penyakit dan penjadwalan bentuk situasi yang
163407 untuk skrining selanjutnya bermakna bagi pasien agar
163409 terhadap hipertensi sembuh dari hipertensi.
Mendapatkan skrining dini Bantu pasien untuk memilih
163417 Mendapatkan hasil skrining tindakan pengobatan
hipertensi hipertensi yang paling
Mendapatkan pelayanan menguntungkan pasien
kesehatan tentang hipertensi.
163501 1635 Manajemen waktu
163502 sendiri
Memprioritaskan komitmen
163503 Menetapkan tujuan jangka
pendek pengobatan hipertensi
Menetapkan tujuan jangka
panjang pencegahan
hipertensi
111
161301
161311 1613 Pengarahan
perawatan mandiri
161306 Menentukan tujuan kesehatan
Mendapatakan sumber-
sumber yang didapatkan
161308 Menentukan perawatan
pengobatan hipertensi bahwa
telah selesai dengan tepat
Melakukan koreksi ketika
perawatan hipertensi tidak
162801 tepat
162802
1628 Prilaku menjaga berat
162809 badan
162811 Mengontrol berat badan
Menjaga asupan kalori sehari
162818 hari
Menjaga pola makan
Menjaga cairan
(keseimbangan)
Mengontrol keasikan berat
badan
Prevensi sekunder:
Level 2
Kelas FF manajemen
kesehatan
3107 Hasil yang
menggambarkan tindakan Prevensi sekunder:
individu untuk mengelola Level 1
Domain 3
112
310701 kondisi akut atau kronik Level 2
310704 Memantau tekanan darah Kelas R bantuan koping
Mempertahankan target
310705 tekanan darah 5230 Peningkatan koping
Menggunakan obat obatan Bantu pasien dalam
yang diresepkan mengidentifikasi tujuan
310713 Mengikuti diet yang jangka panjang dan pendek
disarankan pengobaan hipertensi.
Menggunakan teknik Dukung hubugan(pasien)
310720 relaksasi dengan orang yang
Menyingkirkan rokok memiliki ketertarikan dan
310722
tujuan yang sama mengenai
pengobatan hipertensi.
Level 3 hasil Berikan penilaian mengenai
1808 Manajemen diri dampak dari situasi
hipertensi kehidupan pasien terhadap
Prevensi tersier: peran dan hubungan (yang
Level 1 ada)
Kelas S pengetahuan Berikan penilaian mengenai
promosi kesehatan pemahaman pasien terhadap
Pengetahuan manajemen proses terjadinya penyakit
waktu hipertensi.
Sediakan informasi actual
1808 Pengetahuan
mengenai diagnosis
pengobatan
18560 penanganan dan prognosis
Nama obat hipertensi yang hipertensi.
benar Dukung aktivitas social dan
Tampilan obat hipertensi komunitas.
Penggunaan obat hipertensi 5270 Dukungan emosional
yang diresepkan Rangkul pasien dengan
180802
Dukungan finansial yang ada penuh keyakinan dan
kenyamanan.
113
180803 Rujuk untuk konseling
180810 sesuai kebutuhan
114
personal dan riwayat social
budaya individu atau
keluarga atau masyarakat
Tentukan pengetahuan gaya
hidup dan kesehatan
perilaku pengobatan
hipertensi saat ini pada
individu atau kelompok
atau masyarakat
Bantu individu atau
keluarga atau masyarakat
untuk mempelajari
keyakinan dan nilai nilai
kesehatan penyakit
hipertensi.
Identifikasi sumber daya
Kembangkan materi tertulis
(penkes) sesuai dengan
sasaran pendidikan
kesehatan.
Libatkan individu atau
keluarga atau masyarakat
dalam perencanaan
perawatan hipertensi dan
macam macam
implementasi gaya hidup
atau modifikasi perilaku
kesehatan.
Prevensi tersier:
Level 2
Kelas S pendidikan pasien
115
5515 Peningkatan Kesadaran
kesehatan
Lakukan komunikasi yang
sesuai dan jelas mengenai
hipertensi.
Gunakan bahasa yang
sederhana dan mudah
dipahami.
Berikan penkes satu persatu
atau konseling jika
diperlukan tentang penyakit
hipertensi.
Sediakan materi informasi
kesehatan tertulis yang
mudah dan dipahami
Tentukan strategi untuk
meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang
penyakit hipertensi.
Modifikasi prilaku
masyarakat atau individu
untuk mengajukan
pertanyaan yang jelas
tentang hipertensi.
5520 Fasilitasi pembelajaran
Mulai tindakan jika semua
sudah siap
Tuliskan tujuan
pembelajaran yang jelas dan
mudah menilai.
Buat penkes sesuai dengan
kemampuan perubahan
116
sikap, dan kemampuan fisik
masyarakat.
Buat perbedaan materi
pendidikan kesehatan
hipertensi yang penting
untuk diketahui.
Gunakan bahasa yang
umum digunakan
Berikan pamphlet atau
video hipertensi.
Dorong pasien untuk
berpartisifasi dan aktif
Sediakan lingkungan
yang kondusif
Tetapkan kebutuhan
setiap program
117
Manfaatkan sumber
yang ada di masyarakat
Rujuk jika di perlukan
118
Setiap hari berhubungan terbuka dengan penderita
150314 dengan orang lain TB paru
Berinteraksi dengan teman
150301 dekat Mediasi konflik
Berinteraksi dengan tetangga Sediakan tempat yang
150302 Berinteriksa dengan anggota nyaman, netral dan terjaga
150303 keluarga kerahasiaannya untuk
proses dilaksanakannya
1504 Dukungan sosial diskusi dengan penderita
Kemauan untuk TB paru
150408 menghubungi orang lain Berikan kesempatan pada
untuk meminta Bantuan setiap pihak untuk
150406
Hubungan teman karib menyatakan
permasalahannya dengan
penderita TB paru
Peningkatan sosialisai
Anjurkan penghormatan
terhadap ha-hak orang lain
Prevensi Sekunder dengan penderita TB paru
Level 1 Anjurkan kesabaran dalam
Domain 5kondisi kesehatan pengembangan hubungan
yang diterima dengan penderita TB paru
Level 2
Kelas EE kepuasan
mengenai perawatan outcome
Prevensi Sekunder
yang menggambarkan
Leve 1
persepsi individu terkait
Domain 7 komunitas
dengan kulaitas dari pelayaan
Keperawatan yang
kesehatan yang disediakan
mendukung kesehatan
119
3015 Kepuasan klein komunitas
mengement kasus
Ketersediaan case manager Level 2
Ketersediaan suplay yang Kelas C Peningkatan
301501 dibutukan untuk peralatan kesehatan Komunitas
301502
3002 Kepuasan klein Magaemen kasus pandemic
komunikasi Membangun hubungan
Menggunakan nama yang baik dengan
kesukaan klien pasien,keluarga dan tenga
300202
Staf mendengarkan klien kesehatan lainnya dengan
300204 dengan aktif penderita TB paru
Menggunakan sistem
3012 Kepuasan klien komunikasi yang efektif
pengajaraan pada pasien keluarga dan
tenaga kesehatan lainnya
Mempertimbangkan dengan penderita TB paru
301210 pengetahuan personal
sebelum mengajarkan Dukungan kesehatan
penjelasan diberikan dengan komunitas terkait pandemic
301219 istikah-istilah yang bisa covid 19
dipahami Partisipasi dalam
kampanye media untuk
3305 Kepuasan klien meningkatkan kesadaran
bantuan fungsional publik dengan penderita
Mendorong untuk seaktif TB paru
300503 mungkin dengan Sediakan informasi
Membantu dengan aktifitas perawatan kesehatan dan
300504
fisik pendidikan pada publik
dan pejabat legislasi
Kelas U kesehatan dan dengan penderita TB paru
kulaitas hidup
2009 Status kenyamanan
120
lingkungan Monitor kebijakan kesehatan
terkait pandemic covid 19
Tinjau kebijakan yang
diusulkan dan standar
Prevensi tersier: dalam organisasi, profesi
Level 1 serta literaturnya dlam
Domain 7 kesehatan pemerintahandan dialam
komunitas media populer dengan
penderita TB paru
Outcome yang
Identifikasi dan selesaikan
menggambarkan kesehatan
ketimpangan antara
kesejrahtaan dan fungsi
standar dan kebijakan
dari komunitas atau
kesehatan terhadap praktik
populasi
keperawatan saat ini
dengan penderita TB paru
Level 2
Kelas C perlindungan
kesehatan komunitas Prevensi Tersier :
Level 2
Outcome yang
Kelas B magaement resiko
menggambarkan struktur
komunitas
dan menggambarkan
program komunitas untuk Identifikasi yang membantu
menghilangkan atau mendeteksi atau mencegah
menurunkan resiko resiko kesehatn pada seluruh
kesehatan dan peningkatan komunitas
resistensi terhdaop
Intruksikan faktor resiko
ancaman kesehatan
dan rencana untuk
mengurangi faktor resiko
2804 Kesiapan komunitas
dengan penderita TB paru
terhadap bencana
Gunakan rancangan tujuan
280401 Identifikasi tipe bencana yang saling
121
menguntungkan dengan
280412 potensial tepat dengan penderita TB
paru
Penugasan lembaga yang
bertanggung jawab dalam Level 3 intervensi
peristiw bencana Persiapan resiko ancaman
2806 Respon komunitas bioterorisme akibat covid 19
280613 terhadap bencana Ikuti intruksi terkait dengan
Pengoprasian sistem ketelibatan klien yang
280617 komunikasi diperiksa ketika kejadian
Pemberian informasi pada bioterorisme terjadi dengan
publik dengan penderita TB paru
Biasakan diri untuk
280701 2807 Keefektifan skrining mematuhi semua peraturan
kesehatan komunitas dekontaminasi, prosedur
280702 Identifikasi kondisi bersiko dan protokolnya dengan
tinggi yang umum penderita TB paru
dikomunitas
Ikuti pelatihan untuk
Identifikasi kondisi yang bisa
memperbaharui ilmu
mendapatkan manfaat dari
dengan penderita TB paru
deteksi dini
280801
Managemeet penyakit
2808 Keefektifan program
menular terhadap covid 19
280802 komunitas
Monitor sanitasi dengan
Tujuan program konsisten
penderita TB paru
dengan pengkajian komunitas
Tujuan program yang dapat Monitor faktor-faktor
dicapai lingkungan yang
mempengaruhi
penyebaran penyakit
menular dengan penderita
TB paru
122
Persiapan bencana
dikomunitas terhadap covid
19
Identifikasi tipe bencana
potensial yang ada
didaerah tersebut
(misalnya : yang
berhubungan dengan
cuaca, industri,
lingkungan) dengan
penderita TB paru
Kembangkan prosedur-
prosedur triase dengan
penderita TB paru
Managemet lingkugan
komunitas terhadap covid 19
Ciptakan lingkungan yang
aman bagi pasien dengan
penderita TB paru
Singkirkan benda-benda
berbahaya dari lingkungan
dengan penderita TB paru
Perlindungan lingkungan
berresiko
Skriniing kesehatan
Kaji lingkungan terkait
dengan danya resiko
potensial dan aktual
123
dengan penderita TB paru
Informasikan populasi
yang beresiko mengenai
hal-hal yang
membahayakan
dilingkungan dengan
penderita TB paru
Identifikasi risiko
Identifikasi strategi koping
yangdigunakan/khas
dengan penderita TB paru
Gunakan rancangan tujuan
yang saling
menguntungkan dengan
tepat dengan penderita TB
paru
Surveillan komunitas
Identifikasi resiko
biologis, lingkungan dan
prilaku serta hubungan
timbal balik dengan
penderita TB paru
Identifikasi strategi koping
yang digunakan/khas
dengan penderita TB paru
124
Sumber Daya
No Kegiatan Tujuan Metode Media
Penanggung Alokasi
Waktu Tempat Kelanjutan
jawab dana
1 Pelatihan Kader Peningkatan Ceramah Power Mahasiswa Jum’at, Balai Mahasiswa
tentang pengetahuan point 20 Nov Desa dan
Pendidikan kader dan Leaflet 2020 Mekarsari
Kesehatan proses tentang proses Lembar
penyakit penyakit Balik
hipertensi hipertensi Poster
2 Pelatihan Kader Peningkatan Ceramah Power Mahasiswa Jum’at, Balai Mahasiswa
tentang pengetahuan point 20 Nov Desa dan
Pengukuran kader dan Leaflet 2020 Mekarsari
tekanan darah tentang Lembar
pengukuran Balik
tekanan darah Poster
126
G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
127
keperawatan penyakit TBC dan
: mampu melakukan
Pelatihan kegiatan PMO
kader O:
tentang kader terlihat
proses antusias mengikuti
penyakit penyuluhan tentang
TBC TBC
Pelatihan kader dapat
kader memahami tentang
tentang proses penyakit
PMO TBC, dan dapat
Respon melakukan
tindakan : kegiatan PMO
Setalah A : Kurangnya
diberikan pengetahuan tentang
penyuluhan TBC teratasi sebagian
kader P : Kader diharapkan
kooperatif memberikan
pendidikan kesehatan
dan melakukan
kegiatan PMO secara
terus-menerus kepada
masyarakat
Proses
kelompok
Kemitraan
partnership
H. ANALISIS SWOT
Berikut ini adalah analisis kegiatan asuhan keperawatan komunitas di Desa Kawunggirang
dengan menggunakan Analisis SWOT :
Kategori Hipertensi TBC
Strength/Kekuatan a. Adanya visi misi a. Dana yang tersedia
Puskesmas Majalengka untuk program
dan mendukung dengan penanganan TBC cukup
program PTM untuk b. Sudah terdapat bagian
mewujudkan lingkungan khusus untuk
yang sehat penanganan TBC di
b. Sudah adanya bangunan Puskesmas
permanen untuk c. Sudah terdapat bagian
penyelenggaraan untuk melakukan
pelayanan kesehatan promosi kesehatan
c. Adanya JKN untuk mengenai TBC
fasilitas warga d. Pengobatan TBC gratis
d. Adanya system informasi
rekapitulasi untuk
monitoring dan pelaporan
128
kejadian
e. Adanya POSBINDU
maka terdeteksi untuk
penyakit seperti tekanan
darah tinggi
129
I. EVALUASI PROGRAM
1. Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi
Evaluasi
Implementasi
Kehadiran Pretest Posttest
Pendidikan Dari 12 Kader 48,5 % pengetahuan 52 %
Kesehatan I terdapat 6 Kader baik, pengetahuan
yang hadir (50%) baik
Dengan demikian dapat disimpulkan Kader yang hadir dalam pendidikan kesehatan
tentang hipertensi di Desa Kawunggirang sebanyak 6 orang kader dengan rata-rata
hasil Posttest pengetahuan 52% atau dengan rata-rata peningkatan hasil Pretest dan
Posttenst tentang hipertensi.
2. Pendidikan kesehatan tentang TBC
Evaluasi
Implementasi
Kehadiran Pretest Posttest
Pendidikan Dari 12 Kader 57 % pengetahuan 58,5 %
Kesehatan II terdapat 6 Kader baik pengetahuan
yang hadir (50%) baik
Dengan demikian dapat disimpulkan Kader yang hadir dalam pendidikan kesehatan
tentang TBC di Desa Kawunggirang sebanyak 6 orang kader dengan rata-rata hasil
Posttest pengetahuan 58,5% atau dengan rata-rata peningkatan hasil Pretest dan
Posttenst tentang TBC.
130
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari data sekunder yang diperoleh dari puskesmas majalengka tentang masalah
kesehatan yang ada di Desa Kawunggirang Rw 01, 02, dan 03, dilihat dari indicator
keluarga sehat (IKS) di temukan masalah tertinggi, yaitu:
1. Penderita hipertensi yang belum melakukan pengobatan secara teratur 68,31%
2. Penderita tuberculosis paru yang belum mendapatkan pengobatan sesuai standar
60,52%
Dalam pelaksanaan rencana perencanaan hanya beberapa point edukasi dan motivasi
tentang 2 masalah tersebut yang dapat dilaksanakan karena disesuaikan dengan kondisi di
lapangan dan setelah dilakukan penyuluhan pada hari jum’at 20 November, Pukul 09.30
WIB, perwakilan kader Desa Kawunggirang berpartisipasi hadir dan memahami materi
penyuluhan yang diberikan.
B. Saran
Setelah adanya PBL Keperawatan Komunitas di Desa Kawunggirang khususnya
RW 01,02 dan 03 kami berharap setelah dilakukannya penyuluhan masyarakat dapat
memahami dan mengikuti apa yang disarankan untuk mengubah perilaku atau kebiasaan
menuju hidup bersih dan sehat.
131
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. (2016). Nursing
Interventions Classification (NIC), Edisi 6. Philadelpia: Elsevier.
Clark M.J. 1999. Nursing in the community: Dimensions of community health nursing.
Standford Connecticut: Appleton & Lange.
Efendi F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Herawati, Neni FS. 2012. Buku Panduan Praktikum Keperawatan Komunitas I.
Banjarbaru: PSIK FK UNLAM.
Herdman, T. Heather dan Kamitsuru,Shigemi. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Hidayat AH. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika: Jakarta.
Moorhead, Sue., Johnson, Marion., Maas, M.L., & Swanson, Elizabeth. (2016). Nursing
Outcomes Classification (NOC), Edisi 5. Philadelpia: Elsevier.
Mubarak IW. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Jakarta: CV
Sagung Seto.
Riasmini, Ni Made., dkk. 2017. Panduan asuhan keperawatan individu, keluarga,
kelompok, dan komunitas dengan modifikasi NANDA, ICNP, NOC dan NIC di
Puskesmas dan masyarakat. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Swanson, Elizabeth, dkk. 2016. Nursing Outcomes Clasification (NOC). Yogyakarta:
Mocomedia.
Wawan A, Dewi M. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Lampiran 1
TABULASI DATA HASIL KUESIONER
N PRETEST
kategori
o Jumlah N % Rata-Rata
4 52,
21 0 5
4 37,
15 0 5
4
1 Hipertensi 48,5%
20 0 50
4 52,
21 0 5
4
20 0 50
N POSTTEST
kategori
o Jumlah N % Rata-Rata
4 52,
21 0 5
4 52,
21 0 5
4
2 Hipertensi 52%
20 0 50
4 52,
21 0 5
4 52,
21 0 5
N PRETEST
kategori
o Jumlah N % Rata-Rata
4
26 0 65
4
22 0 55
4 52.
3 TBC 57%
21 0 5
4
22 0 55
4 57,
23 0 5
N POSTTEST
kategori
o Jumlah N % Rata-Rata
4 TBC 27 4 67, 58,5%
0 5
4 47,
19 0 5
4 57.
23 0 5
4
24 0 60
4
24 0 60
134
Lampiran 2
DOKUMENTASI