Anda di halaman 1dari 144

LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI DESA KAWUNGGIRANG (RW 01-03)


MAJALENGKA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Profesi Ners
(Stase Keperawatan Komuniats)

Disusun oleh :
Kelompok II :
1. Mela Amelia, S.Kep 10. Tia Herlia, S.Kep
2. Mila Karmila, S.Kep 11. Trinanda Deis N, S.Kep
3. Mochamad Galih F, S.Kep 12. Yuliani, S.Kep
4. Neng Iis Nurhayati, S.Kep 13. Yuliani Suhesti, S.Kep
5. Nia Sonih, S.Kep 14. Restu Eka Wahyuni, S.Kep
6. Silva Maulidya MB, S.Kep 15. Neng Deni Muamaroh S.Kep
7. Silvia Esterlita, S.Kep 16. Ibnu Agustin, S.Kep
8. Teguh Hiryatno, S.Kep 17. Lia Hartati, S.Kep
9. Teguh Wahyudin, S.Kep 18. Indah Ayu Oktavianti, S.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YPIBMAJALENGKA


PROGRAM PROFESI NERS
MAJALENGKA
2020/2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..........................................................................................................i

DAFTAR TABEL................................................................................................. ii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ...........................................................................................v

LAMPIRAN PERSETUJUAN ...........................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................1
C. Metode Penulisan ..................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Teori............................................................................. 3
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan................................................. 24
BAB III LAPORAN KASUS KOMUNITAS DESA KAWUNGGIRANG
A. PENGKAJIAN.................................................................................... 96
B. ANALISA DATA............................................................................. 104
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA
KAWUNGGIRANG......................................................................... 107
D. PRIORITAS MASALAH DESA KAWUNGGIRANG................... 108
E. PERENCANAAN............................................................................. 110
F. RENCANA KERJA (PLAN OF ACTION/POA)............................ 126
G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI.............................................. 129
H. ANALISIS SWOT............................................................................ 131
I. EVALUASI PROGRAM.................................................................. 133
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 134
B. Saran................................................................................................. 134
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran

i
DAFTAR TABEL

TABEL Analisa Data ............................................................................................26

TABEL Prioritas Masalah .....................................................................................32

TABEL Diagnosa Keperawatan Komunitas .........................................................34

TABEL Definisi Outcome ....................................................................................36

TABEL Definisi Outcome ....................................................................................37

TABEL Klasifikasi Intervensi ...............................................................................40

TABEL Kemungkinan Masalah Yang Mungkin Muncul Didesa Kawunggirang..


...........................................................................................................................41

TABEL RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS (ICNP) .......42

TABEL Dampak ...................................................................................................95

TABEL 3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .............................98

TABEL 3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Nilai dan Keyakinan ...................98

TABEL 3.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan ................................100

TABEL 3.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan .........................101

TABEL 3.5 Distribisi Penduduk Berdasarkan Penghasilan ................................102

TABEL 3.6 Masalah Kesehatan DiDesa Kawunggirang ....................................102

TABEL ANALISA DATA .................................................................................104

TABEL DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA


KAWUNGGIRANG ...........................................................................................107

TABEL PRIORITAS MASALAH DESA KAWUNGGIRANG .......................108

TABEL PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS .......110

ii
TABEL RENCANA KERJA (PLAN OF ACTION/POA) .................................126

TABEL Rencana Program MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) Desa


Kawunggirang .....................................................................................................128

TABEL IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ..................................................129

TABEL ANALISIS SWOT ................................................................................130

TABEL Pendidikan Program Tentang Hipertensi .............................................132

TABEL Pendidikan Kesehatan Tentang TBC ....................................................132

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran SPSS
Lampiran dokumentasi
Lampiran kuesioner
Lampiran leaflet
Lampiran Jurnal
Lampiran SAP

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Shalawat dan salam selalu tercurah
limpahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas laporan ini untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Komunitas. Laporan ini disusun agar pembaca dapat
mengetahui tentang “Laporan Keperawatan Komunitas di Desa Kawunggirang
RW 01 - 03”. Yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi, dan referensi lainnya. Laporan ini disusun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Alloh
akhirnya laporan ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para
mahasiswa/mahasiswi STIKes YPIB Majalengka.

Majalengka, November 2020

Penyusun

v
vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya keperawatan
komunitas (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan
nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan
yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Ferry Efendi dan Makhfudli,
2009).
Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan tidak
melupakan upaya-upaya pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagi yang
sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap
penyakit (Wahit Iqbal dkk, 2011). Berdasarkan latar belakang tersebut maka
kelompok tertarik untuk membahas mengenai konsep dasar keperawatan
komunitas.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui konsep dasar keperawatan komunitas.

1
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
a. Mengetahui definisi kepewatan komunitas
b. Mengetahui tujuan dan fungsi keperawatan komunitas
c. Mengetahui prinsip keperawatan komunitas
d. Mengetahui sasaran keperawatan komunitas
e. Mengetahui falsafah keperawatan komunitas
f. Mengetahui tingkat pencegahan keperawatan komunitas
g. Mengetahui strategi intervensi keperawatan komunitas.

C. Metode Penulisan
1. Tempat Praktik
Lokasi praktik belajar lapang ini bertempat di RW 01-03 Desa
Kawunggirang Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka
2. Waktu Praktik
Waktu praktik ini dilaksanakan pada tanggal 09 – 22 November 2020
3. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan data
sekunder
4. Data yang digunakan
Data yang kami dapatkan berdasarkan metode teknik pengumpulan
data yang kami lakukan berupada data sekunder atau merupakan data yang
kami dapat dari Puskesmas, Pengurus RW, Kader dan Bidan Desa.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Teori


1. Definisi Komunitas dan Kesehatan Masyarakat
Menurut Kontjaraningrat, komunitas adalah sekumpulan manusia
yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi (Mubarak,
2007). Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang
tinggal di suatu lokasi yang sama dengan di bawah pemerintahan yang
sama, area atau lokasi yang sama di mana mereka tinggal, kelompok sosial
yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Keperawatan komunitas adalah bidang khusus dari keperawatan yang
merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang di berikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik
yang sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan
peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim
kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi
serta memecahkan masalah tersebut  (Elisabeth, 2007).
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/
kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder
dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan
perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong
semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan
nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal
(Elisabeth, 2007).

3
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas
sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan
pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri
menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).

2. Definisi Keperawatan Komunitas


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi,
social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga
dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia
(Riyadi, 2007).
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan 
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan keperawatan.
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah keperawatan
yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009). Keperawatan
sebagai bentuk komprehensif melakukan penekanan tujuan untuk menekan
stressor atau meningkatkan kemampuan komunitas mengatasi stressor
melalui pencegahan primer, sekunder, tersier. Peningkatan kesehatan berupa
pencegahan penyakit ini bisa melalui pelayanan keperawatan langsung dan
perhatian langsung terhadap seluruh masyarakat dan mempertimbangkan
bagaimana masalah kesehatan masyarakat mempengaruhi kesehatan

4
individu, keluarga, dan kelompok. Peningkatan peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan merupakan suatu proses dimana individu, keluarga
dan lembaga masyarakat termasuk swasta mengambil tanggung jawab
terhadap masyarakat atas kesehatan diri keluarga dan masyarakat,
mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri, keluarga dan
masyarakat serta menjadi pelaku atau perintis kesehatan dan peminpin yang
menggerakan kegiatan masyarakat dibidang kesehatan berdasarkan azas
kemandirian dan kebersamaan. Dari hal tersebut masyarakat dapat berperan
serta dengan menyumbangkan tenaga, pikiran atau pengetahuan, sarana,
dana yang dimilikinya untuk upaya kesehatan.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik
maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju
kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan
penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care)
untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan
produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab
serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007).
Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat dijelaskan
bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan
masyarakat (Public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara
aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Mubarak, 2005).

5
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu
institusi yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga
(Elisabeth, 2007).

3. Prinsip perawatan kesehatan masyarakat


Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan
beberapa prinsip, yaitu:
a. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan
manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang
dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas,
artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).
b. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007).
c. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi
serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi,
2007).
d. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya
atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas
(Mubarak, 2005).
e. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).

6
4. Tujuan keperawatan kesehatan komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan
yang dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction)
terhadap individu, keluarga dan kelompok didalam konteks komunitas serta
perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan
mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat.
a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat
secara meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.
b. Tujuan khusus
1) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
2) Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka
mengatasi masalah keperawatan.
3) Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan.
4) Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di
masyarakat.
5) Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut
dan asuhan keperawatan di rumah.
6) Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko
tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di
rumah dan di Puskesmas.
7) Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk
menuju keadaan sehat optimal.

5. Strategi Pelaksanaan Keperawatan Komunitas

7
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan
dalam keperawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
a. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan
(Elisabeth, 2007).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai
suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat
secara keseluruhan ingin hidup sehat, pendidikan kesehatan adalah suatu
penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak,
2005).
b. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok
masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di
dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus, perawat
spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan
dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan
alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial,
aksi sosial atau pengembangan masyarakat (Elisabeth, 2007).
c. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau
lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan
atau memberikan manfaat. Partisipasi klien/ masyarakat
dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala
kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan (Elisabeth, 2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait
dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara

8
komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya
upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing
yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
masyarakat (Elisabeth, 2007).
d. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai
proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk
membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau
pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif
masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-
upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi
masyarakat  (Elisabeth, 2007).

6. Sasaran Praktik Keperawatan Komunitas


Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu,
keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang
mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini
terdiri dari:
a. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh
dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang
kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
b. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara

9
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya
sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada
Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
c. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Yang
termasuk kelompok khusus adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti:
a) Ibu hamil
b) Bayi baru lahir
c) Balita
d) Anak usia sekolah
e) Lansia
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
b) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, yaitu:
a) Wanita tunasusila
b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c) Kelompok pekerja-pekerja tertentu, dan lain-lain
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
a) Panti werdha
b) Panti asuhan

10
c) Pusat-pusat rehabilitasi
d) Penitipan balita

d. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka
dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-
batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan
kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota
masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan
sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam
praktek keperawatan.Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat
dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).
1) Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan
utuh dari aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual. Peran perawat
pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan
dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,
kurang kemauan menuju kemandirian klien (Riyadi, 2007).
2) Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan
erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik
secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam
lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga
dalam fungsinya mempengaruhi dalam lingkup kebutuhan dasar
manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu
kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai,
harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).

11
3) Masyarakat sebagai klien
Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem
adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu
indentitas bersama (Riyadi, 2007).

7. Asumsi dan Kepercayaan Terhadap Perawatan Kesehatan Komunitas


Menurut ANA (American Nurses Associationi)
a. Asumsi
1) Sistem pemeliharaan yang kompleks.
2) Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer, sekunder dan
tersier.
3) Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk pendidikan
dasar praktek penelitian.
4) Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder dan
tersier.
5) Perawatan kesehatan menyangkut setting pemeliharaan kesehatan
primer.
b. Kepercayaan
1) Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua orang.
2) Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.
3) Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan
kesehatan.
4) Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan individu.
5) Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan.
6) Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka waktu
yang lama.
7) Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan.
8) Individu dalam sistem kesehatan masyarakat bertanggung jawab
secara mandiri dan aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehatan.

12
8. Paradigma dan Falsafah Keperawatan Komunitas
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen
pokok, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan &
Dawkins, 1987). Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas
didefenisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan
efektif. Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada
kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L.,ada empat faktor
yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan
fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh, di
suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air
bersih.
Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang
dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut
saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam
menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang
sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada
individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah
kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan
menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal. Lingkungan dalam paradigma keperawatan berfokus pada
lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status
kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis,
sosial dan budaya dan lingkungan spiritual.
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar
tersebut, maka dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas
sebagai landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah

13
keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas
pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah
yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma
keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan,
lingkungan dan pelayanan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang
luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi
terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat
pada umumnya.
c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya
kesehatan.
d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan
berlangsung secara berkesinambungan.
f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai
consumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu
hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam
kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status
kesehatan masyarakat.
g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
secara berkesinambungan dan terus-menerus.Individu dalam suatu
masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut

14
dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam
pelayanan kesehatan mereka sendiri.

9. Peran Perawat Komunitas (Provider of Nursing Care)


Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan
masyarakat diantaranya adalah:
a. Penyedia Pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah
keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang
telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Pendidik dan Konsultan (Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat
secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga
terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai
derajat kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun
hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan
perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional
dan intelektual.
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses
keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan
pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama
perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran.
Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama
evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).

15
c. Role Model
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh
yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru
dan dicontoh oleh masyarakat.

d. Advokasi (Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya
melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela
klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di
dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan
kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak,
2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena
klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan
banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
e. Manajer Kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola
berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
f. Kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi,
ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitannya membantu mempercepat
proses penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama

16
merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap
proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
g. Perencana Tindak Lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah
menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. 
Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami
perbaikan kondisi kesehatan.
h. Penemu Masalah Kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring  terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul
serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,
pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,
karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak,
2005).
j. Pembawa Perubahan atau Pembaharu dan Pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang
berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan
pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan
pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji
motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative,
menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya,
menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan
hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan
membimbing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

17
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari
perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat
membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga
perubahan seperti : pengetahuan, keterampilan, perasaan dan perilaku
yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).
k. Pengidentifikasi dan Pemberi Pelayanan Komunitas (Community Care
Provider and Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan
kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.
Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain
juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.

10. Ruang Lingkup Perawatan Komunitas


Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-
upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (curatif), pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan
masyarakatnya (resosialisasi). Dalam memberikan asuhan keperawatan
komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif
dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
a. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan
memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga secara teratur

18
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks
b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit
dan gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu,
puskesmas maupun kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas
ataupun di rumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-
anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit
atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
puskesmas dan rumah sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu
bersalin dan nifas
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap
kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,
misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui
kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti
penderita kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan

19
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke:
fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat
e. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu,
keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat,
diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh
masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS,
atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna
Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya
resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali
kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan
menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal
ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-
batasan yang jelas dan dapat dimengerti.

11. Konsep Masalah Kesehatan Komunitas Menurut


SDGs
Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana
aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia
yang bertujuan untuk mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan
dan melindungi lingkungan. SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Target yang
diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030.

20
a. Menghapus Kemiskinan
Salah satu tujuan yang dicanangkan oleh pemerintah dalam
agenda SDGs di Indonesia yaitu pemerintah Indonesia memiliki
komitmen untuk menghapus segala bentuk kemiskinan selama 15 tahun
ke depan. Target yang ingin dicapai pada tahun 2030 ini mensyaratkan
bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki akses terhadap
pelayanan dasar dan memiliki hak untuk menikmati suatu standar
kehidupan yang layak serta pemerintah harus dapat menjamin
masyarakat yang sangat miskin dengan suatu program jaminan sosial.
b. Mengakhiri Kelaparan
Mengupayakan penyelesaian berkelanjutan untuk mengakhiri
segala jenis kelaparan pada tahun 2030 dan mengupayakan ketahanan
pangan. Tujuannya untuk menjamin setiap orang di manapun ia berada,
memiliki ketahanan pangan yang baik untuk menuju kehidupan
sehatnya.
c. Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan
Berupaya untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan bagi
semua penduduk pada setiap tahap kehidupan. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kesehatan reproduksi serta kesehatan ibu dan anak,
mengakhiri epidemi HIV/AIDS, malaria, TBC dan penyakit tropis,
mengurangi penyakit tidak menular dan environmental, mencapai
cakupan kesehatan universal, dan menjamin akses universal untuk
aman, terjangkau serta obat-obatan dan vaksin yang efektif.
d. Pendidikan Bermutu
Menjamin dan memastikan bahwa semua orang memiliki akses
terhadap pendidikan yang berkualitas dan memiliki kesempatan belajar
yang merata selama hidupnya.
e. Kesetaraan Gender

21
Memiliki maksud untuk meningkatkan pemberdayaan kaum
perempuan untuk mengembangkan bakat dan potensinya sehingga
mereka memiliki kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki. Hal ini
berarti, segala bentuk diskriminasi dan kekerasan kaum perempuan
harus dihilangkan, termasuk kekerasan seksual, kekerasan oleh
pasangan, perkawinan anak, sunat perempuan, dan yang lainnya.
Dengan begitu, kaum perempuan memiliki kesempatan untuk
mendapatkan kesehatan seksual dan hak bereproduksi.
f. Akses Air Bersih dan Sanitasi
Air minum layak dan bersih adalah air minum yang terlindung
meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air,
penampungan air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung,
sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 meter dari
pembuangan kotoran, penampungan limbah dan pembuangan sampah.
Tidak termasuk air kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual
melalui tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung. Indikator ini
mengukur persentase penduduk perkotaan dan perdesaan yang
mengakses pelayanan dasar untuk air minum yang aman.
g. Energi Bersih dan Terjangkau
Perencanaan energi perlu dilakukan supaya dapat menjamin
ketersediaan energi dengan harga yang terjangkau untuk jangka panjang
karena kebutuhan energi masyarakat akan terus tumbuh seiring
pertumbuhan penduduk, pertambahan sarana transportasi seperti kereta
api dan angkutan masal Mass Rapid Transit/MRT (BPPT, 2014).
h. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif
merupakan prasyarat untuk pembangunan berkelanjutan, yang dapat
berkontribusi untuk meningkatkan mata pencaharian bagi orang-orang
di seluruh wilayah.
i. Inprastruktur Industri dan Inovasi

22
Pembangunan berkelanjutan memiliki 9 tujuan mengandung tiga
aspek penting dari pembangunan berkelanjutan yaitu: infrastruktur,
industrialisasi dan inovasi. Infrastruktur menyediakan fasilitas fisik
dasar yang penting untuk bisnis dan masyarakat; industrialisasi
mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja
sehingga mengurangi ketimpangan pendapatan, dan inovasi
memperluas kemampuan teknologi sektor industri dan mengarah pada
pengembangan keterampilan baru.
j. Mengurangi Ketimpangan
Mengurangi kesenjangan pendapatan, berdasarkan jenis kelamin,
usia, cacat, ras, kelas, etnis, agama dan kesempatan-baik di dalam dan
antar negara. Para pemimpin dunia mengakui kontribusi positif dari
migrasi internasional untuk pertumbuhan yang inklusif dan
pembangunan berkelanjutan, serta mengakui bahwa hal tersebut
menuntut respon yang koheren dan komprehensif.
k. Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan
Saat ini, lebih dari setengah populasi dunia tinggal di kota. Pada
tahun 2030, diproyeksikan bahwa 6 dari 10 orang merupakan penduduk
kota. Meskipun banyak tantangan perencanaan, kota menawarkan
ekonomi yang lebih efisien dari skala pada berbagai tingkatan, termasuk
penyediaan barang, jasa dan transportasi. Dengan suara, perencanaan
dan manajemen risiko-informasi, kota bisa menjadi inkubator untuk
inovasi, pertumbuhan, dan driver dari pembangunan berkelanjutan.
l. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
Melaksanakan The 10-Year Framework of Programmes on
Sustainable Consumption and Production Patterns, dengan semua
negara mengambil tindakan, dipimpin negara maju, dengan
mempertimbangkan pembangunan dan kapasitas negara berkembang.
m.Penanganan Perubahan Iklim
Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap bahaya
terkait iklim dan bencana alam di semua negara.

23
n. Menjaga Ekosistem Laut
Pada tahun 2025, mencegah dan secara signifikan mengurangi
semua jenis pencemaran laut, khususnya dari kegiatan berbasis lahan,
termasuk sampah laut dan polusi nutrisi.
o. Menjaga Ekosistem Darat
Pada tahun 2020, menjamin pelestarian, restorasi dan
pemanfaatan berkelanjutan dari ekosistem daratan dan perairan darat
serta jasa lingkungannya, khususnya ekosistem hutan, lahan basah,
pegunungan dan lahan kering, sejalan dengan kewajiban berdasarkan
perjanjian internasional.
p. Perdamayan Keadilan dan Kesejahteraan yang Kuat
Pembangunan yang berkelanjutan agenda 2030 bertujuan untuk
melahirkan masyarakat yang inklusif dan damai didasarkan dengan
penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia, peraturan hukum, tata
pemerintahan yang baik di semua tingkat, serta lembaga yang
transparan, efektif, dan akuntabel.
q. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Memenuhi target tersebut dilakukan dengan meningkatkan
dukungan untuk mengembangkan negara-negara, khususnya negara-
negara terbelakang, negara-negara berkembang daratan dan negara-
negara berkembang pulau kecil yang merupakan dasar untuk kemajuan
adil bagi semua.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas


Asuhan keperawatan komunitas merupakan suatu metode atau proses
yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu dan berkesinambungan
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga serta
kelompok atau masyarakat melalui langkah-langkah : pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan. Dalam penerapan proses keperawatan
(nursing process), terjadi proses alih peran dari tenaga keperawatan kepada
klien (sasaran) secara bertahap dan berkelanjutan untuk mencapai kemandirian

24
sasaran dalam menyelesaikan masalah kesehatannya (Herawati & Neny FS,
2012).

1. Pengkajian

 
Model pengkajian community as partner (CAP) terdapat dua
komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan.
Roda pengkajian komunitas terdiri dari inti komunitas (the community
core), subsistem komunitas (the community subsystems), persepsi
(perception). Model ini lebih berfokus pada perawatan kesehatan
masyarakat yang merupakan praktek, keilmuan, dan metodenya melibatkan
masyarakat untuk berpartisipasi penuh dalam meningkatkan kesehatannya
dan community as partner (CAP) digunakan untuk mengkaji berbagai jenis
komunitas dengan luas wilayah, lokasi dan sumber-sumber yang dimiliki
atau karakteristik populasi tertentu, terdiri dari 3 bagian yaitu :
a. Inti Komunitas (The Community Core)

25
1) Sejarah (history)
a) Melakukan wawancara dengan Tokoh Masyarakat
b) Perubahan yang terjadi
c) Peristiwa atau kejadian yang berkaitan
2) Data Demografi (Demographic)
a) Komposisi penduduk
b) Kelompok umur
c) Jenis kelamin
3) Suku dan Budaya (Ethnicyty)
a) Pengamatan terhadap gaya hidup
b) Perilaku yang membudaya (positif atau negatif)
c) Bahasa yang digunakan
d) Perkumpulan yang ada
e) Penyelesaian masalah apakah antar etnis atau golongan khusus
4) Nilai dan keyakinan (Value dan Beliefs)
a) Melakukan wawancara dan observasi bagaimana bentuk interaksi
di masyarakat
b) Adakah perilaku yang mempengaruhi kesehatan individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat (misal narkoba)
5) Persepsi ( Perception)
Terdiri dari persepsi masyarakat terhadap kondisi lingkungan
(merasa aman, nyaman, fasilitas lengkap atau kurang); penilaian
mayarakat terhadap kekuatan dan kelemahan wilayah tempat tinggal
mereka; penilaian terhadap kondisi kesehatan masyarakat secara
umum; dan apa masalah yang mungkin muncul.
b. Subsistem Komunitas (The Community subsystems)
1) Lingkungan Fisik
Observasi ada fasilitas umum yang dipergunakan (lapangan
olahraga,warnet/wartl,bioskop,fasilitas ibadah)
2) Pendidikan
a) Kumpulan data tentang tingkat pendidikan masyarakat

26
b) Keberadaan fasilitas pendidikan lengkap
3) Keamanan dan Transportasi
a) Lakukan pengamatan dan observasi tentang alat transfortasi
b) Keamanan pemakai alat transportasi
c) Kecepatan kendaraan yang digunakan
d) Keberadaan rambu- rambu lalu lintas
e) Kondisi jalan dan fasilitas
f) Apakah ada pos polisi atau satpam atau sistem keamanan
lingkungan
g) Adakah gangguan keamanan
4) Politik dan Pemerintahan
a) Bagaimana kegegiatan politik di wilayah tersebut?
b) Adakah anggota masyarakat terlibat dalam kegiatan politik?
c) Bagaimana menyikapi perbedaan pendapat ataun golongan politik?
5) Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan
a) Lakukan wawancara dan observasi pelayan sosial yang ada
misalnya dengan LSM
b) Ketersediaan fasilitas kesehatan
6) Komunikasi
a) Amati cara komunikasi di wilayah tersebut terhadap
keluarga,lingkungan/masyarakat sekitar,aparaat pemerintah.
b) Adakah masalah antar kelompok?
c) Bagaimana cara menyampaikan aspirasi?
7) Ekonomi
a) Pendapatan rata – rata penduduk
b) Apakah keluarga memiliki tabungan
c) Mempunyai usaha tambahan
d) Apakah keluarga mempunyai kemampuan membeli alat
transportasi misal : motor atau mobil
e) Adakah lokasi transaksi jual beli misal pasar dll.
8) Rekreasi

27
a) Apakah ada tempat rekreasi
b) Apakah tempat rekreasi dimanfaatkan oleh masyarakat
c. Persepsi
1) Bagaimana persepsi masyarakat terhadap komunikasi lingkungan
2) Penilaian masyarakat terhadap penilaiannya
Adapun status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik
dan vital statistik, antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR,
MMR, serta cakupan imunisasi. Adapun proses pengkajian yang
dilakukan yaitu:
1) Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan
spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak,
2005).
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Wawancara atau Anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang
berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga
pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah
kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah,
terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara
atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak,
2005).
b) Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan
meliputi aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka
menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan

28
dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam
format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
c) Pemeriksaan Fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan
keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga,
maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu
menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi,
Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).
2) Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan
data dengan cara sebagai berikut :
a) Klasifikasi data atau kategori data
b) Penghitungan persentase cakupan
c) Tabulasi data
d) Interpretasi data
3) Analisis Data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan (Mubarak, 2005).
Kelompok Data
Kesimpulan / Diagnosis
No ( Kategori Data &
Saran Keperawatan
Ringkasan Laporan )

4) Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan


Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat
dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian

29
masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh
karena itu diperlukan prioritas masalah  (Mubarak, 2005).
5) Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya adalah  (Mubarak, 2005):
a) Perhatian masyarakat
b) Prevalensi kejadian
c) Berat ringannya masalah
d) Kemungkinan masalah untuk diatasi
e) Tersedianya sumberdaya masyarakat
f) Aspek politis
Penetapan prioritas diagnosis keperawatan komunitas perlu
melibatkan masyarakat atau komunitas dalam suatu pertemuan
musyawarah masyarakat. Masyarakat atau komunitas akan
memprioritaskan masalah yang ada dengan bimbingan atau arahan
perawat kesehatan komunitas. Masyarakat atau komunitas dalam
musyawarah tersebut dapat memprioritaskan masalah tersebut dengan
menggunakan skoring. Adapun aspek yang diberi nilai meliputi hal-
hal sebagai berikut (KEMENKES, 2003).
a) Risiko terjadinya masalah tersebut di komunitas.
b) Risiko parah dari masalah tersebut.
c) Potensial untuk dilakukan pendidikan.
d) Minat dari masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut.
e) Kemungkinan masalah tersebut diatasi.
f) Kesesuaian dengan program pemerintah.
g) Tersedianya tempat untuk mengatasi.
h) Tersedianya waktu untuk mengatasi masalah.
i) Tersedianya dana untuk mengatasi masalah.
j) Tersedianya fasilitas untuk mengatasi masalah.
k) Tersedianya sumber daya manusia untuk mengatasi masalah.

30
Untuk setiap masalah kesehatan diberikan bobot nilai untuk
setiap aspek tersebut dengan range 1 – 5 yaitu sangat rendah = 1,
rendah = 2 , cukup = 3, tinggi = 4, sangat tinggi = 5.

31
Prioritas Masalah

A B C D E F G H I J K
N D Resiko Resik Kemungkina Program Tota Priorita
o x Pendke Mina Tempa Wakt Dan Fasilita l s
Terjad o n Masalah Pemerintaha Petugas
s t t u a s
i Parah Teratasi n

                             
                             
                             

(Sumber : KEMENKES, 2003)


Keterangan Pembobotan
Sangat rendah = 1, Rendah = 2 , Cukup = 3, Tinggi = 4, Sangat tinggi = 5
Aspek yang dinilai :
A : Risiko terjadi G : Tempat
B : Risiko parah H : Waktu
C : Potensial untuk Penkes I : Dana
D : Minat masyarakat J : Fasilitas
E : Mungkin diatasi K : Sumber daya
F : Sesuai program pemerintah

32
2. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi diagnosa keperawatan
adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan
masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.
Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah
yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran
masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan
yang mungkin terjadi  (Mubarak, 2009). Diagnosa keperawatan
ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi terhadap stressor yang ada.
Selanjutnya dirumuskan dalam 3 komponen : Problem, Etiologi,
Simptom (Herawati & Neny FS, 2012).
Contoh : Risiko terjadinya peningkatan ISPA pada warga di desa X
sehubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
terhadap peningkatan status kesehatan ditandai dengan tingginya angka
kejadian ISPA pada 6 bulan terakhir yaitu 25% berdasarkan data
Puskesmas. Masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat dapat
disampaikan dalam pelaksanaan lokakarya mini atau istilah lainnya
Musyawarah Masyarakat Desa/RW(MMRW).
b. NANDA International,Inc. menyediakan terminalogi standar diagnosis
keperwatan, dan menyajikan semua diagnosis dalam skema klasifikasi,
lebih khusus disebut sebagai sebuah taksonomi. Suatu terminalogi
adalah suatu sistem istilah yang dikhususkan, ketika taksonomi adalah
sains atau teknik yang digunakan untuk menciptakan suatu sistem untuk
mengklasifikasikan istilah - istilah tersebut. Dalam kaitanya dengan
keperawatan, terminalogi diagnosis keperawatan NANDA-I mencakup
istilah-istilah (label) yang terdefinisi dan digunakan untuk
menggambarkan penilaian klinis yang dibuat oleh perawat profesional.
Taksonomi adalah sebuah cara mengelompokan atau menyusun hal-hal

33
dalam kategori. Di sisi lain, terminalogi adalah bahasa yang digunakan
untuk menggambarkan hal tertentu.
1) Diagnosis berfokus masalah, sebuah penelitian klinis tentang respons
manusia yang tidak diinginkan terhadap gangguan kesehatan/yang ada
dalam proses kehidupan individu, keluarga, kelompok, ata komunitas
2) Diagnosis risiko, sebuah penilaian klinis mengenai kerentanan
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat untuk mengembangkan
respons manusia yang tidak diinginkan terhadap gangguan
kesehatan/proses kehidupan
3) Diagnosis promosi kesehatan, suatu penilaian klinis tentang motivasi
dan keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
mengaktualisasikan potensi kesehatan manusia. Respons ini
diungkapkan dengan kesiapan meingkatkan perilaku kesehatan
tertentu, dan dapat digunakan dalam kondisi sehat. Respons promosi
kesehatan mungkin ada dalam individu, keluarga,kelompok, atau
komunitas. Formulasi diagnosis keperawatan menggunakan ketentuan
diagnosis keperawatan NANDA (2018-2020) dan ICNP (international
classifications for nursing practice). Formulasi diagnosis tersebut
digunakan tanpa menuliskan etiologi atau diagnosis tunggal (Single
Diagnosis) atau diagnosis problem.
Tabel Diagnosa Keperawatan Komunitas

Rumusan Dx
No Sasaran Domain Kelas Kode
Keperawatan

2 Komunitas

34
3. Intervensi Keperawatan
a. Definisi Intervensi Keperawatan
Intervensi atau perencanaan keperawatan adalah penyusunan
rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi
masalah sesui dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan
dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Tahap
berikutnya dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa
yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap
perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk
mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis
keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana
pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang mempengaruhi dan
dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah
dan sumber/potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang
tersedia.
b. Tahapan Intervensi
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui
tahapan sebagai berikut :
1) Tahap Persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari
dan bekerjasama dengan masyarakat.
2) Tahap Pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan
untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam
masyarakat. Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah
kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong
untuk menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan
memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan,

35
meningkatkan kemampuan masyarakat berperanserta dalam
pembangunan kesehatan di wilayahnya.
3) Tahap Pendidikan dan Latihan
a) Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
b) Melakukan pengkajian
c) Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose keperawatan
d) Melatih kader
e) Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat
4) Tahap Formasi Kepemimpinan
5) Tahap Koordinasi Intersektoral
6) Tahap Akhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk
mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan
kegiatan kelompok kerja kesehatan lebih lanjut.
c. Definisi Outcomes
Dalam intervensi atau perencanaan asuhan keperawatan komunitas
terdapat outcomes atau biasa disebut dengan A nursing-sensitive patient
outcome yang memiliki arti bahwa kondisi individu, keluarga,
masyarakat, perilaku, atau persepsi yang diukur sepanjang rentang dalam
berespon terhadap intervensi keperawatan. Outcomes adalah konsep
variabel yang dapat diukur sepanjang kontinum menggunakan skala
pengukuran. Outcomes dinyatakan sebagai konsep yang mencerminkan
seorang pasien, pengasuh/caregiver, keluarga, atau kondisi masyarakat,
perilaku, atau persepsi daripada hanya sekedar sebagai tujuan yang
diharapkan.
Level 1 (7) DomainVII-Kesehatan Komunitas
Domain Outcomes yang menggambarkan kesehatan,
kesejahteraan, dan fungsi dari komunitas atau
populasi.
Level 2 BB-Kesejahteraan Komunitas
Kelas Outcomes yang menggambarkan keseluruhan status

36
kesehatan kompetensi komunitas atau populasi.
CC-Perlindungan Kesehatan Komunitas
Level 3 2700-Kompetensi Komunitas
Outcomes 2703-Respon Berduka Komunitas
2701-Status Kesehatan Komunitas
2800-Status Imun Komunitas
2704-Ketahanan Komunitas
2702-Tingkat Kekerasan di Komunitas
2804-Kesiapan Komunitas terhadap bencana
2806-Respon Komunitas terhadap bencana
2807-Keefektifan Skrining Kesehatan Komunitas
2808-Keefektifan program komunitas
2801-Kontrol risiko komunitas : penyakit kronik
2802-Kontrol Risiko komunitas : penyakit menular
2803-kontrol risiko komunitas: terpapar timbal
2809- kontrol risiko komunitas: obesitas
2810-kontrol risiko komunitas : tradisi budaya yang
tidak sehat
2805-kontrol risiko komunitas : kekerasan

d. Intervensi Keperawatan NIC


Intervensi Keperawatan merupakan suatu perawtan yang dilakukan
perawat berdasarkan penilaian klinis dan pengetahuan perawat untuk
meningkatkan outcome pasien/klein. Intervensi keperawatan mencakup
baik perawatan langsung dan tidak langsung; yang ditujukan pada
individu, keluarga dan masyarakat; serta orang-orang yang dirujuk oleh
perawat, dirujuk oleh dokter maupun pemberi layanan kesehatan lainnya.
Sebuah intevensi perawatan langsung adalah perawatan yang
dilakukan melalui interaksi dengan pasien. Intervensi perawatan
langsung mencakup tindakan-tindakan keperawatan baik secara fisiologis
maupun psikologis; dimana kedua hal ini bias dilakukan dengan tindakan

37
yang “menggunakan tangan” maupun tindakan yang lebih mendukung
dan konseling.
Sebuah intervensi perawatan tidak langsung adalah perawatan yang
dilakukan tidak langsung kepada pasien maupun sekelompok pasien tapi
dengan seijin pasien. Intervensi perawatan tidak langsung mencakup
tindakan-tindakan keperawatan yang mengatur lingkungan perawatan
pasien serta kolaborasi dengan disiplin ilmu lainnya. Tindakan-tindakan
ini mendukung efektifitas intervensi keperawatan yang bersifat langsung.
Intervensi komunitas (kesehatan masyarakat) ditujukan untuk
meningkatkan serta mempertahankan kesehatan populasi. Intervensi
komunitas menekankan pada promosi kesehatan, mempertahankan
kesehatan serta pencegahan penyakit pada populasi. Hal ini juga
mencakup strategi-strategi mengatasi masalah social dan iklim politik
dimana populasi berada.
Perawatan yang diinisiasi perawat merupakan perawatan yang
diinisiasi oleh perawat dalam upaya merespon diagnose keperawatan. Hal
ini adalah tindakan yang bersifat otonomi sesuai dengan rasionalitas
keilmiahan yang dilakukan dalam rangka memberikan manfaat untuk
klien dan bias dipediksi sehubungan dengan diganosa keperawatan dan
outcome yang diperkirakan. Tindakan-tindakan ini meliputi perawatan
yang diinisiasi oleh perawat tingkat lanjut.
Perawatan yang diinisiasi dokter merupakan perawatan yang
diinisiasi oleh dokter dalam upaya merespon diagnose medis namun
dilakukan oleh perawat yang berespon terhadap order dari dokter.
Perawat juga bias melkukan perawatan yang diinisiasi oleh tenaga
kesehatan lain seperti farmasi, terapis pernafasan maupun asisten dokter.
1) Kegiatan Keperawatan
Perilaku maupun tindakan-tindakan yang dilakukan perawat
dalam mengimplementasikan intervensi dan membantu pasien/klien
untuk mencapai outcome yang diinginkan. Kegiatan-kegiatan
keperawatan berada pada level tindakan yang konkrit. Beberapa

38
rangkaian kegiatan diperlukan dalam meng-implementasikan
intervensi.
2) Klasifikasi Intervensi Keperawatan
Kegiatan-kegiatan keperawatan yang diurutkan atau diatur
dalam grup atau suatu set yang didasarkan pada hubungan [antara satu
aktivitas dengan aktivitas yang lain] dan penepatan/pemilihan label
intervensi pada kelompok aktivitas ini.
3) Taksonomi Intervensi Keperawatan
Penempatan intervensi-intervensi didasarkan pada adanya
kesamaan yang ditempatkan ke dalam sesuatu yang dipertimbangkan
sebagai suatu system organisasi. Struktur taksonomi NIC mempunyai
3 tingkatan, yakni domain, kelas, dan intervensi.
4) Istilah Lainnya
a) Pasien
Pasien adalah setiap individu, kelompok, keluarga atau
komunitas yang menjadi focus intervensi keperawatan. Istilah
pasien, individu dan seseorang dipergunakan dalam buku ini,
namun dalam setting tertentu, penggunaan kata klien mungkin saja
menjadi istilah yang lebih disukai. Pengguna harus merasa bebas
untuk menggunakan istilah yang paling sesuai dengan setting
perawatan mereka.
b) Keluarga
Dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah atau
yang melalui pemilihan yang berbagi tanggung jawab untuk
mendukung perkembangan satu sama lain, kesehatan dan
pemeliharaan hubungan.
c) Komunitas
Sekelompok orang dan hubungan di antara mereka yang
berkembang karena mereka berbagi lingkungan fisik yang sama
dan beberapa agensi dan institusi (misalnya, sekolah, departemen,
pemdam kebakaran, tempat pemilihan umum)

39
5) Klasifikasi Intervensi

Level 1 (7) Komunitas


Domain Perawatan yang mendukung kesehatan komunitas
Level 2 c. Peningkatan Kesehatan Komunitas
Kelas Intervensi-intervensi untuk meningkatkan kesehatan
seluruh masyarakat
Level 3 8500 Pengembangan Kesehatan Komunitas
Intervens 5510 Pendidikan Kesehatan S
i 7970 Monitor Kebejikan Kesehatan b
8700 Pengembangan Program
d. Manajemen Risiko Komunitas
Intervensi-intervensi yang membantu mendeteksi atau
mencegah risiko kesehatan pada seluruh komunitas
8810 Persiapan Ancaman Bioterorisme
8820 Manajemen Penyakit Menular
8840 Persiapan Bencana di Komunitas
6484 Manajemen Lingkungan: Komunitas
6489 Manajmen Lingkungan: Keselamatan Pekerja
8880 Perlindungan Lingkungan yang Berisiko
6520 Skrining Kesehatan V
6610 Identifikasi Risiko V
6652 Surveilans: Komunitas
9050 Promosi Keselamatan Berkendara V

40
6) Kemungkinan masalah kesehatan yang muncul di Desa
Kawunggirang

Target Pencapaian Masalah


No. Indikator Keluarga Sehat
(%) (%) (%)

Keluarga mengikuti program Keluarga


1. 100 70,967 29,033
Berencana ( KB )

Ibu melakukan persalinan di fasilitas


2. 100 84,27 15,73
kesehatan

3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 100 95,56 4,44

Bayi mendapat air susu ibu ( ASI )


4. 100 76,81 23,19
Eksklusif

Balita mendapatkan pemantauan


5. 100 94,78 5,22
pertumbuhan

Penderita Tuberkulosis paru mendapat


6. 100 39,48 60,52
pengobatn sesuai standar

Penderita Hipertensi melakukan


7. 100 31,69 68,31
pengobatan secara teratur

Penderita gangguan jiwa mendapatkan


8. 100 33,33 66,67
pengobatan dan tidak ditelantarkan
Anggota keluarga tidak ada yang
9. 100 38,81 61,19
merokok
Keluarga sudah menjadi anggota
10. 100 49,61 50,39
Jaminan Kesehatan Nasional
Keluarga mempunyai akses sarana air
11. 100 98,6 1,4
bersih
Keluarga mempunyai akses atau
12. 100 97,9 2,1
menggunakan jamban sehat

41
PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS (ICNP)

International Classifications For Nursing Practice (ICNP), produk dari International Council of Nurses (ICN), adalah istilah formal. Ini
menyediakan kamus istilah dan hubungan ekspresif yang dapat digunakan perawat untuk menggambarkan dan melaporkan praktik mereka dengan cara
yang sistematis. Informasi yang dihasilkan digunakan dengan andal untuk mendukung perawatan dan pengambilan keputusan yang efektif, dan
menginformasikan pendidikan keperawatan, penelitian dan kebijakan kesehatan

Diagnosa keperawatan NOC NIC


Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi

Data pendukung masalah kesehatan komunitas: Ketidakefektifan kontrol impuls/kesadaran diri terhadap bahaya merokok

Definisi: Suatu pola melakukan reaksi yang cepat dan tidak terencana terhadap stimuli internal atau eksternal tanpa memperhatikan konsekuensi
negatif dari reaksi ini pada individu inpulsif atau orang lain

Batasan 00222 Domain: 5 Skala target outcome: Ativitas –aktivitas intervensi:


karakteristik: Dipertahankan pada……..
Kelas: 4 atau di tingkatkan Ketidakefektifan kontrol
Bertindak tanpa ke……… impuls/kesadaran diri terhadap
berfikir bahaya merokok

Prevensi primer:
Prevensi primer: Level 1
Fakto yang
berhubungan Level 1 Domain 3: prilaku
merokok: Domain 4 : Pengetahuan Perawatan yang mendukung
kesehatan dan perilaku fungsi psikososial dan
Kontrol diri Hasil yang diharapkan memfasilitasi perubahan gaya
42
terhadap impuls individu menggambarkan hidup.
sikap, pemahaman, dan
tindakan dengan
menghormati kesehatan dan
penyakit.

Level 2 Level 2
Kelas Q : perilaku sehat Kelas O : terapi prilaku
Hasil yang menggambarkan Intervensi – intervensi untuk
tindakan individu dalam memperkuat atau
meningkatkan atau meningkatkan prilaku yang
memperbaiki kesehatan. diharapkan atau merubah
prilaku yang tidak diharapkan.

160114 Level 3 hasil Level 3 intervensi:


1601 Perilaku patuh 4350 Manajemen prilaku
160108 Mencari informasi yang dapat merokok
dipercaya  Berikan pasien tanggung
Melakukan aktifitas sehari- jawab terhadap perilakunya.
 Komunikasi harapan bahwa
hari seperti yang ditentukan
pasien dapat tetap
163215 mengontrol perilakunya.
1632 Perilaku patuh:  Gunakan suara bicara yang
aktivitas yang disarankan lembut dan rendah.
Memodifikasi aktifitas fisik  jangan memojokkan pasien.
163209
seperti yangdiarahkan oleh  Turunkan perilaku pasif-
kesehatan professional agresif.
Menggunakan strategi untuk
meningkatkandaya tahan 4360 Modifikasi prilaku
43
tubuh merokok
 Tentukkan motivasi pasien
160301 1603 Perilkau pencarian terhadap perlunya
kesehatan perubahan perilaku.
Mengajukan pertanyaan-  Dukung untuk mengganti
160315 pertanyaan yang berhubungan kebiasaan yang tidak
diinginkan dengan
dengan kesehatan
kebiasaan yang diinginkan.
Menggunakan informasi  Kenalkan pasien pada orang
kesehatan yang terkemuka atau kelompok yang telah
163501 melewati pengalaman yang
1635 Manajemen waktu sama.
163503
sendiri  Pilah-pilah perilaku
Memprioritaskan komitemen menjadi bagian-bagian kecil
Menetapkan tujuan jangka untuk diubah menjadi unit
perilaku yang terukur
panjang
(misalnya, berhenti
merokok: jumlah rokok
yang dihisap).
162501  Penggunaan periode waktu
1625 Perilaku berhenti yang spesifik saat
162523 merokok mengukur unit
Mengekspresikan keinginan perilaku(misalnya, jumlah
untuk berhenti merokok rook yang dihisap setiap
Menggunakan kelompok hari).
pendukung yang ada
4370 Latihan kontrol impuls
 Gunakan rencana
modifikasi perilaku, untuk
mendukung strategi
pemecahan masalah yang
44
sudah diajarkan, sesuai
kebutuhan.
 Instruksikan pasien untuk
melakukan tindakan
“berhenti dan berfikir”
sebelum bertindak secara
impulsif.
 Instruksikan pasien untuk
mempertimbangkan
pikirannya sendiri dan
perasaan sebelum bertindak
secara impulsif.
 Bantu pasien untuk
mengidentifikasi akibat dari
suatu tindakan serta
keuntungan dan
kerugiannya.
 Bantu pasien untuk memilih
tindakan yang paling
menguntungkan.

4490 Bantuan penghentian


merokok
 Berikan saran yang
konsisten dan jelas untuk
berhenti merokok.
 Bantu pasien
mengidentifakasi alasan
untuk berhenti dan
hambatan untuk berhenti.
 Informasikan pasien
45
mengenai produk pengganti
nikotin (misalnya tambalan,
permen karet, semprotan
hidung, inhaler). Untuk
membantu mengurangi
gejala pemutusan.
 Bantu pasien untuk
mengidentifikasi aspek
psikososial (misalnya,
perasaan positif dan
negative yang terkait
dengan merokok) yang
mempengaruhi perilaku
merokok.
 Bantu paien untuk
mengembangkan metode
praktis untuk menolak
keinginan merokok
( misalnya menghabiskan
waktu dengan teman-teman
yang tidak merokok, sering
berada ditempat dimana
merokok tidak
diperbolehkan , latihan
relaksasi).
Prevensi sekunder:
Domain 3 kesehatan
psikososial
Level 2

46
Kelas N adaptasi psikososial Prevensi sekunder:
Level 2
130208 Level 3 hasil Kelas R Bantuan koping
130222 Level 3 intervensi:
1302 Koping
5230 Peningkatan koping
130211 Adaptasi perubahan hidup  Dukung hubungan pasien
Menggunakan system dengan orang yang
dukungan personal memiliki ketertarikan dan
130212 Mengidentifikasi beberapa tujuan yang sama.
strategi koping  Bantu pasien untuk
130213 menyelesaikan masalah
Menggunakan strategi koping dengan cara yang
yang epektif konstruktif.
 Gunakan pendekatan yang
Menghindari situasi stress tenang dan memberikan
yang terlalu banyak jaminan
121502
Kelas M
5240 Konseling
1215 Kesadaran diri  Bangun hubungan
121505 terapeutik yang didasarkan
Membedakan diri dari orang pada rasa saling percaya
lain dan saling menghormati
 Sediakan informasi factual
Mengenali kemampuan yang tepat dan sesuai
emosional pribadi kebutuhan
 Dukung ekspresi perasaan

6160 Intervensi krisis


 Sediakan atmosfir
dukungan
47
 Dukung pasien untuk
berfokus pada satu
implikasi dalam satu waktu
 Bantu dalam
mengembangkan koping
baru dan kemampuan
menyelesaikan masalah
 Hubungkan pasien dan
keluarga dengan sumber-
sumber di komunitas sesuai
kebutuhan

5250 Dukungan pengambilan


keputusan
 Tentukan apakah terdapat
perbedaan antara
pandangan pasien dan
pandangan penyedia
perawatan kesehatan
mengenai kondisi pasien
 Informasikan kepada pasien
mengenai pandangan-
pandangan atau solusial
ternatif dengan cara yang
jelas dan mendukung

5270 Dukungan emosional


 Dengarkan ekspresi
keyakinan dan perasaan
 Berikan bantuan dalam
48
membuat keputusan

5310 Inspirasi harapan


 Bantu pasien dan keluarga
untuk mengidentifiksi area
dari harapan dalam hidup
 Berikan kesempatan bagi
pasien atau keluarga untuk
terlibat dalam kelompok
pendukung

5330 Manajemen alam


perasaan
 Dukung pasien untuk
terlibat dalam peningkatan
pembuat kebutuhan yang
lebih kompleks sebisanya
 Ajarkan pasien
keterampilan membuat
keputusan sesuai kebutuhan

5390 Peningkatan kesadaran


diri
 Dukung pasien untuk
mengenal dan
mendiskusikan pikiran dan
perasaannya
 Bantu pasien untuk
mengidentifikasi prioritas
hidup

49
5430 Dukungan kelompok
 Tentukan tujuan dan fungsi
kelompok pendukung
 Ciptakan suasana yang
menyenangkan
 Tekankan pentingnya kping
yang efektif

5440 Peningkatan system


dukungan
 Anjurkan pasien untuk
berpartisipasi dalam
kegiatan social dan
masyarakat
 Anjurkan hubungan dengan
orang-orang yang memiliki
minat dan tujuan yang sama
 Libatkan keluarga, orang
terdekat dan teman-teman
dalam perawatan dan
perencanaan
 Sediakan layanan dengan
sikap peduli dan pendukung
121509 Prevensi tersier: 5450 Terapi kelompok
 Tetapkan waktu dan tempat
Level 3
pertemuan kelompok
Kelas O  Bantu kelompok dalam
membuat norma-norma
50
1405 kontrol diri yang terapeutik
Kontrol diri terhadap impuls  Dukung anggota untuk
membagi pikiran yang
mereka miliki dengan yang
lain
Prevensi tersier:

Level 2
Kelas S pendidikan pasien

5510 Pendidikan kesehatan


 Tentukan pengetahuan
kesehatan dan gaya hidup
perilaku saat ini pada
individu, keluarga dan
kelompok sasaran
 Bantu individu, keluarga
dan masyarakat untuk
memperjelas keyakinan dan
nilai-nilai kesehatan

5515 Peningkatan Kesadaran


kesehatan
 Gunakan bahsa sederhana
 Gunakan komunikasi yang
sesuai dan jelas
 Bicara perlahan

5520 Fasilitasi pembelajaran


 Tentukan tujuan

51
pembelajaran dua arah yang
realistic bersama
masyarakat
 Ciptakan lingkungan yang
kondusifuntuk belajar
 Berikan informasi dengan
urutan yang logis

5540 Peningkatan kesiapan


pembelajaran
 Bina hubungan baik yang
saling mempercayai
 Bantu pasien untuk
mengembangkan
kepercayaan diri dengan
cara yang tepat

Kelas T peningkatan
kenyamanan psikologis

6000 Imajinasi terbimbing


 Dukung individu untuk
memilih variasi teknik
imajinasi terbimbing
( misalnya diarahkan
perawat, direkam )
 Sediakan lingkingan yang
nyaman

5900 Pengalihan

52
 Ajarkan pasien cara terlibat
di dalam pengalihan ( mis:
menganjurkan kata netral)
 Dorong partisipasi keluarga
dan orang terdekat lainnya
serta berikan pengajaran
yang diperlukan

5920 Hypnosis
 Tentukan tujuan hypnosis
bersma klien
 Bangun hubungan percaya
 Berikan sugesti sedikit
dengan cara asertif

Diagnosa keperawatan NOC NIC


Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi

Data pendukung masalah kesehatan komunitas: penurunan pelaksanaan aktivitas pengalihan pada penyakit hipertensi

Definisi : penurunan stimulasi, minat, atau partisipasi dalam aktivitas reaksi atau menyenangkan

Batasan 00097 Domain: 1 Skala target Ativitas –aktivitas intervensi:


karakteristik: outcome:dipertahankan
Kelas: 1 pada…….. atau di Perawatan yang mendukung
Perubahan mood fungsi psikososial dan fasilitas

53
tingkatkan ke……… perubahan gya hidup
Prevensi primer:
Factor yang
Level 1
berhubungan:
Prevensi primer: Domain 3: prilaku
Kurang motivasi Level 2
Level 1 Kelas O : terapi prilaku
Domain 4 pengetahuan Level 3 intervensi:
kesehatan dan prilaku
Populasi
Hasil yang diharapkan 4350 Manajemen prilaku
beresiko
individu menggambarkan terhadap hipertensi
Usia ekstreme sikap, pemahaman, dan  Komunikasi harapan bahwa
tindakan dengan pasien dapat mengontrol
menghormati kesehatan dan perilaku nya
penyakit.  Acuhkan perilaku yang
tidak tepat
Level 2  Turunkan (motivasi) prilaku
pasif – agresif
Kelas Q : prilaku sehat
 Berikan obat sesuai
Hasil yang menggambarkan
kebutuhan
tindakan individu dalam
meningkatkan atau 4360 Modifikasi prilaku
memperbaiki kesehatan.  Tentukan motivasi pasien
terhadap (perlunya)
perubahan (perilaku)
 Dukung pasien untuk
memeriksa perilakunya
sendiri
 Tentukan perilaku objektif
160001 dalm bentuk tertulis
Level 3 hasil  Pasilitasi keterlibatan
54
1600 Prilaku patuh keluarga dalam proses
160002 Menanyakan pertanyaan modifikasi diri (perilaku)
terkait kesehatan dengan cara yang tepat.
160007 Mencari informasi kesehatan  Lakukan penguatan
peninjauan kembali dalam
dari berbagai sumber
160010 rentang yang panjang
Mendapatkan alasan untuk
melakukan perilaku sehat 4370 Latihan kontrol impuls
160014 Menggunakan jasa pelayanan  Pilih strategi pemecahan
kesehatan yang sesuai masalah yang tepat dengan
Melakukan monitor sendiri tingkat perkembangan
mengenai masalah suara pasien dalam fungsi
mandiri kognitif
 Intruksikan pasien untuk
162101 melakukan tindakan
162103 1621 Prilaku diet yang
bertahan dan berpikir
disarankan sebelum bertindak secara
162105 Menyusun capaian target inplusif
Mencari informasi tentang  Tunjukan tahap dari strategi
162121 nutrisi penyelsaian masalah dalm
Memilih makanan yang bentuk situasi yang
162123 bernutrisi bermakna bagi pasien
Menghindari makanan yang  Bantu pasien untuk memilih
tindakan yang paling
berkolestrol dengan obat
menguntungkan pasien
Menghindari makanan yang
menghadirkan alergi

163401
1634 Prilaku skrining
55
kesehatan
163407 Mengenali adanya suatu
163409 penyakit penjadwalan untuk
163417 skrining selanjutnya
Mendapatkan skrining dini
Mendapatkan hasil skrining
Mendapatkan pelayanan
kesehatan
163501
163502 1635 Manajemen waktu
sendiri
163503
Memprioritaskan komitmen
Menetapkan tujuan jangka
pendek
Menetapkan tujuan jangka
161301 panjang

161311 1613 Pengarahan


perawatan mandiri
161306 Menentukan tujuan kesehatan
Mendapatakan sumber-
sumber yang didapatkan
161308 Menentukan perawatan
bahwa telah selesai dengan
tepat
Melakukan koreksi ketika
162801 perawatan tidak tepat

56
162802
1628 Prilaku menjaga berat
162809 badan
162811 Mengontrol berat badan
Menjaga asupan kalori sehari
162818 hari
Menjaga pola makan
Menjaga cairan
(keseimbangan) Prevensi sekunder:
Mengontrol keasikan berat Level 1
badan Domain 3
Level 2
Prevensi sekunder: Kelas R bantuan koping
Level 2
Kelas FF manajemen 5230 Peningkatan koping
kesehatan  Bantu pasien dalam
mengidentifikasi tujuan
310701 jangka panjang dan pendek
3107 Hasil yang
 Dukung hubugan(pasien)
310704 menggambarkan tindakan dengan orang yang
individu untuk mengelola memiliki ketertarikan dan
kondisi akut atau kronik tujuan yang sama
310705  Berikan penilaian mengenai
Memantau tekanan darah dampak dari situasi
kehiidupan pasien terhadap
Mempertahankan target
310713 peran dan hubungan (yang
tekanan darah ada)
 Berikan penilaian mengenai
Menggunakan obat obatan
pemahaman pasien terhadap
57
310720 yang diresepkan proses penyakit
 Sediakan informasi actual
310722 Mengikuti diet yang mengenai diagnosis
disarankan penanganan dan prognosis
 Dukung aktivitas social dan
Menggunakan teknik komunitas
relaksasi
5270 Dukungan emosional
Menyingkirkan rook
 Rangkul pasien dengan
Level 3 hasil penuh keyakinan
 Rujuk untuk konseling
1808 Manajemen diri sesuai kebutuhan
hipertensi
5390 Peningkatan kesadaran
diri
 Dukung pasien untuk
mengenal dan
mendiskusikan pikiran dan
peran pasien
 Bantu pasien untuk
mengidentifikasi dampak
penyakit pada konsep diri
 Explorasi dengan
kebutuhan pasien
 Bantu pasien untuk
memeriksa kembali
persepsi
 Bantu pasien untuk
mengidentifikasi sumber
informasi

58
5430 Dukungan kelompok
 Tingkatkan sasaran pada
kelompok beresiko tinggi
dan rentang usia yang akan
mendapatkan manfaat lebih
bebas
 Pertimbangkan riwayat
individu dalam konteks
personal dan riwayat social
budaya individu atau
keluarga atau masyarakat
 Tentukan pengetahuan gaya
hidup dan kesehatan
perilaku saat ini pada
individu atau kelompok
atau masyarakat
 Bantu individu atau
keluarga atau masyarakat
untuk mempelajari
keyakinan dan nilai nilai
kesehatan
 Identitas sumber daya
 Kembangkan materi tertulis
(penkes) sesuai dengan
sasaran
 Libatkan individu atau
keluarga atau masyarakat
dalam perencanaan dan
macam macam

59
implementasi gaya hidup
atau modifikasi perilaku
keehatan
18560
Prevensi tersier:
Prevensi tersier:
Level 2
180802 Level 1
Kelas S pendidikan pasien
180803 Kelas S pengetahuan
180810 promosi kesehatan
5515 Peningkatan Kesadaran
Pengetahuan manajemen
kesehatan
180826 waktu
 Lakukan kounikasi yang
1928 Pengetahuan
sesuai dan jelas
pengobatan  Lakukan bahasa sederhana
Nama obat yang benar  Berikan penkes satu persatu
Tampilan obat atau konseling jika
Penggunaan obat yang diperlukan
diresepkan  Sediakan materi informasi
Dukungan finansial yang ada kesehatan tertulis yang
mudah dan dipahami
 Tentukan strategi untuk
meningkatkan pemahaman
 Modifikasi masyarakat atau
individu untuk mengajukan
pertanyaan dan jelas

5520 Fasilitasi pembelajaran


 Mulai tindakan jika semua
sudah siap
 Tuliskan tujuan
60
pembelajaran yang
jelasyang mudah menilai
 Buat penkes sesuai dengan
kemampuan kognitif ,
psikomotor apektif
masyarakat
 Buat perbedaan materi yang
penting untuk diketahui
 Gunakan bahasa yang
umum digunakan
 Berikan pamphlet atau
video
 Dorong pasien untuk
berpartisifasi dan aktif

5602 Pengajaran proses


penyakit
 Kaji tingkat pengetahuan
terkait tentang proses
penyakit terkait
 Jelaskan gejala imun dari
penyakit terkait
 Hindari harapan kosong
 Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk
mengontrol proses penyakit

5604 Pengajaran kelompok

 Sediakan lingkungan
61
yang kondusif
 Tetapkan kebutuhan
setiap program
 Manfaatkan sumber
yang ada di masyarakat
 Rujuk jika di perlukan

Diagnosa keperawatan NOC NIC


Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi

Data pendukung masalah kesehatan komunitas: Ketidakefektifan pemberian ASI

Definisi: kesulitan memberikan susu pada bayi atau anak secara langsung dari payudara yang dapat mempengaruhi status nutrisi bayi anak.

Batasan 00104 Domain: 2 Skala target Ativitas –aktivitas


karakteristik: outcome:dipertahankan intervensi:
1. Tampak Kelas: 1 pada…….. atau di
ketidakadekuatan tingkatkan ke……… Ketidakefektifan pemberian
asupan susu ASI
Factor yang Prevensi primer:
berhubungan: Level 1 Prevensi primer:
Domain 2 kesehatan Level 1
1. Tidak cukup waktu Domain 1: Fisiologi : Dasar
untuk menyusui fisiologi
Hasil yang menggambarkan Perawatan yang mendukung
2. Kurang
pengetahuan orang fungsi organ fisik
tua tentang Level 2
pentingnya Level 2
Kelas K Pencernaan dan
pemberian ASI Kelas D : Dukungan Nutrisi
Nutrisi
3. Diskontinuitas Intervensi untuk
62
pemberian ASI Hasil yang menggambarkan memodifikasi atau
Populasi Berisiko pencernaan dan pola nutrisi mempertahankan status
nutrisi
1. Penggunaan dot
1. Jumlah BBL 33
Level 3 hasil Level 3 intervensi
Bayi 102001
2. Melahirkan secara 1020 Status Nutrisi Bayi 1100 Manajemen nutrisi
102002 Intake nutrisi
normal 28 orang,  Tentukan status gizi
secara Caesar 5 102003 Intake makanan lewat mulut pasien dan kemampuan
orang Inatake cairan lewat mulut pasien untuk memenuhi
kebutuhan gizi
1800 Pengetahuan  Identifikasi ( adanya )
180001 alergi atau intoleramsi
Menyusui
180002 makanan yang dimiliki
Manfaat menyusui
180020 pasien
Fisiologi laktasi  Tentukan jumlah kalori
Intake cairan yang dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan ibu dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan
1819 Pengetahuan gizi.
181901
181902 Perawatan Bayi
Karakteristik yang normal 1120 Terapi Nutrisi
Pertumbuhan dan  Lengkapi pengkajian
nutrisi sesuai dengan
perkembangan yang normal
kebutuhan
 Monitor intake tekanan
cairan dan hitung masukan
kalori perhari sesuai
kebutuhan
 Motivasi pasien untuk
mengkon sumsi makanan

63
tinggi kalsium seusi
kebutuhan
1160 Monitor Nutrisi
 Tumbuh kembang BB
pasien
 Monitor
perkembangan
kebutuhan
 Monitor
kecenderungan turun
dan naiknya BB (mis:
pada pasien anak-
anak, pola tinggi dan
anak-anak sesuai
Prevensi sekunder: standar)
Level 1

Domain 4 pengetahuan Prevensi sekunder:


tentang kesehatan dan Level 1
perilaku Domain 3: Prilaku
Perawatan yang mendukung
Hasil yang menggambarkan
fungsi psikososial dan
dan tindakan terhadap
memfasilitasi perubahan gaya
menghargai kesehatan dan
hidup
penyakit

Level 2 Level 2
Kelas S Pendidikan pasien
Kelas S : Pengetahuan Intervensi untuk
promosi kesehatan

64
Hasil yang menggambarkan memfasilitasi pembelajaran
pemahaman individu dalam
mengaplikasi informasi untuk Level 3 Intervensi
mengoptimalkan kesehatan 5640 Mengejarkan Nutrisi
Bayi 0-3 Bulan
Level 3 hasil  Instruksikan orang tua
1800 pengetahuan atau pengasuh untuk
180001 menyusui memberi makan hanya
180002 Manfaat menyusui ASI atau susu
180020 Fisiologi laktasi Formula untuk tahun
Inatake cairan yang pertama (tiadak ada
makanan padat
dibutuhkan ibu
sebelum 4 bulan)
1801901 5641 Pengajaran Nutrisi
18019 pengetahuan
1801902 Bayi 4-6 Bulan
perawatan bayi
Karakteristik bayi normal  Instruksikan orangtua atau
Pertumbuhan dan pengasuh untuk
perkembangan normal memeperkenalkan
makanan padat (bubur)
tanpa tambahan garam
atau gula
 Instruksikan orangtua atau
Prevensi tersier: pengasuh untuk
Level 1 memperkenelkan sereal
bayi yang diperkaya zat
Domain 2 kesehatan
besi
fisiologi
Kelas K : pencernaan dan Prevensi tersier:
nutrisi Level 1
Hasil yang menggambarkan
65
pencernaan dan pola nutrisi Domain 5 : Keluarga
Perawatan yang mendukung
Level 3 hasil keluarga

Pengetahuan tentang manfaat Level 2


menyusui berkelanjuan Kelas Z: Perawatan
membesarkan anak
100006 1000 Keberhasilan
Intervensi untuk membantu
menyusui bayi
dalam membesarkan anak-
100015 anak
Menyusui minimal 5-10
menit per payudara
Level 3 intervensi:
Berhenti untuk 5244 Konseling Laktasi
100007 menyendawakan bayi pada  Koreksi persepsi yang
interval yang sering salah informasi yang
salah mengenai
Minimal 8 kali per hari menyusui
 Informasikan
mengenai perbedaan
antara hisapan yang
memberikan nutrisi
Level 2 dan yang tidak
memberikan nutrisi
Domain 4 Pengetahuan
tentang kesehatan dan
perilaku

Kelas T Kontrol resiko dan


keamanan

66
1940 kontrol risiko : alergi
194001 bayi

Berbagi riwayat yang terkait


194004 alergi dengan penyedia
kesehatan

Memberikan pelembab setiap


194005 hari untuk mencegah pada
bayi dengan resiko tinggi

Mengindentifikasi alergi
makanan yang umum

Diagnosa keperawatan NOC NIC


Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi

Data pendukung masalah kesehatan komunitas: Hambatan komunikasi verbal

Definisi: penurunan, pelambatan, atau ketiadaan kemampuan untuk menerima, memproses, mengirim, dan/atau menggunakan sistem
Batasan 00051 Domain: 5 Skala target Ativitas –aktivitas
karakteristik: outcome:dipertahankan intervensi:

67
1. Kesulitan Kelas: 5 pada…….. atau di
mempertahankan tingkatkan ke………
komunikasi Prevensi Primer:
2. Kesuliatan dalam Prevensi sprimer: Level 1
kehadiran tertentu Level 1 Domain 3 Perilaku
Domain 3 kesehatan Level 2
Factor yang psikososisal Kelas Q peningkatan
berhubungan: komunikasi
Outcome yang
1. Kendala menggambarkan adaptasi Intervensi untuk
limgkungan psikologis atau sosial memfasilitasi pemberian
pembatasan sosial Level 2 dan penerimaan pesan
distensing verbal dan non verbal
Kelas P
2. Disorientasi waktu
(tidak dapat Out come yang
Membangun hubungan yang
menentukan waktu menggambarkan hubungan
komplek
atau jadwal penkes) individu dengan orang lain
 Ciptakan suasana hangat
dan penuh penerimaan
150307 1503 Keterampilan sosial
 Gunakan sikap tubuh
Berpartisipasi dalam aktivitas terbuka
150308 Mediasi konflik
yang terorganisir dengan
penderita TB paru
150314  Sediakan tempat yang
Berpartisipasi sebagai
nyaman, netral dan terjaga
petugas dalam organisasi
kerahasiaannya untuk
dengan penderita TB paru
150301 proses dilaksanakannya
Setiap hari berhubungan
diskusi
dengan orang lain dan
150302 penderita TB paru  Berikan kesempatan pada
Berinteraksi dengan teman setiap pihak untuk
dekat dan penderita TB paru menyatakan

68
150303 Berinteraksi dengan tetangga permasalahannya
dan penderita TB paru
Berinteriksa dengan anggota Peningkatan sosialisai
keluarga dan penderita TB
paru  Anjurkan penghormatan
terhadap ha-hak orang lain
150408
1504 Dukungan sosial  Anjurkan kesabaran dalam
pengembangan hubungan
Kemauan untuk
150406 menghubungi orang lain
untuk meminta Bantuan
dengan penderita TB paru
Hubungan teman karib
dengan penderita TB paru

Prevensi Sekunder:
Prevensi Sekunder:
Leve 1
Level 1
Domain 7 komunitas
Domain 5kondisi kesehatan
Keperawatan yang
yang diterima
mendukung kesehatan
Level 2 komunitas
Kelas EE kepuasan
mengenai perawatan Level 2
outcome yang Kelas C peningkatan
menggambarkan persepsi
69
individu terkait dengan kesehatan komunitas
kulaitas dari pelayaan Magaemen kasus pandemic
kesehatan yang disediakan
 Membangun hubungan
3015 Kepuasan klein yang baik dengan
301501 pasien,keluarga dan tenga
mengement kasus
kesehatan lainnya
301502 Ketersediaan case manager  Menggunakan sistem
dengan penderita TB paru komunikasi yang efektif
Ketersediaan suplay yang pada pasien keluarga dan
dibutukan untuk peralatan tenaga kesehatan lainnya
dengan penderita TB paru
Dukungan kesehatan
3002 Kepuasan klein komunitas
300202
komunikasi
 Partisipasi dalam
Menggunakan nama kampanye media untuk
300204 kesukaan klien dengan meningkatkan kesadaran
penderita TB paru publik
Staf mendengarkan klien  Sediakan informasi
dengan aktif dengan perawatan kesehatan dan
penderita TB paru pendidikan pada publik
dan pejabat legislasi
301210 3012 Kepuasan klien
pengajaraan Monitor kebijakan kesehatan t

Mempertimbangkan  Tinjau kebijakan yang


pengetahuan personal diusulkan dan standar
301219 dalam organisasi, profesi
sebelum mengajarkan dengan
penderita TB paru serta literaturnya dlam
Penjelasan diberikan dengan pemerintahandan dialam
media populer
70
istikah-istilah yang bisa  Identifikasi dan selesaikan
dipahami dengan penderita ketimpangan antara
TB paru standar dan kebijakan
kesehatan
300503
3305 Kepuasan klien
bantuan fungsional
300504 Mendorong untuk seaktif
mungkin dengan penderita
TB paru
Membantu dengan aktifitas
fisik dengan penderita TB
paru

2009 Kelas U kesehatan


dan kulaitas hidup

Status kenyamanan
lingkungan
Prevensi Tersier:
Prevensi tersier: Level 2
Level 1 Kelas B magaement resiko
Domain 7 kesehatan komunitas
komunitas Identifikasi yang membantu
mendeteksi atau mencegah
Outcome yang resiko kesehatn pada seluruh
menggambarkan kesehatan komunitas
kesejrahtaan dan fungsi
dari komunitas atau  Intruksikan faktor resiko
populasi dan rencana untuk
71
Level 2 mengurangi faktor resiko
Kelas C C perlindungan  Gunakan rancangan
kesehatan komunitas tujuan yang saling
menguntungkan dengan
Outcome yang tepat
menggambarkan struktur Level 3 intervensi
dan menggambarkan Persiapan resiko ancaman
program komunitas untuk bioterorisme
menghilangkan atau
menurunkan resiko  Ikuti intruksi terkait
kesehatan dan peningkatan dengan ketelibatan klien
resistensi terhadap yang diperiksa ketika
kejadian bioterorisme
ancaman kesehatan
terjadi
 Biasakan diri untuk
mematuhi semua
peraturan dekontaminasi,
prosedur dan protokolnya
280401 2804 Kesiapan komunitas  Ikuti pelatihan untuk
terhadap bencana memperbaharui ilmu

280412 Identifikasi tipe bencana Managemeet penyakit


potensial dengan penderita menular
TB paru
Penugasan lembaga yang  Monitor sanitasi
bertanggung jawab dalam  Monitor faktor-faktor
peristiw bencana dengan lingkungan yang
penderita TB paru mempengaruhi
280613 penyebaran penyakit
2806 Respon komunitas
Persiapan bencana
72
terhadap bencana dikomunitas

280617 Pengoprasian sistem  Identifikasi tipe bencana


komunikasi dengan penderita potensial yang ada
TB paru didaerah tersebut
Pemberian informasi pada (misalnya : yang
publik dengan penderita TB berhubungan dengan
paru cuaca, industri,
lingkungan)
280701
2807 Keefektifan skrining  Kembangkan prosedur-
kesehatan komunitas prosedur triase

280702 Identifikasi kondisi bersiko Managemet lingkugan


tinggi yang umum komunitas
dikomunitas dengan
penderita TB paru  Ciptakan lingkungan yang
Identifikasi kondisi yang bisa aman bagi pasien
mendapatkan manfaat dari  Singkirkan benda-benda
deteksi dini dan pengobatan berbahaya dari lingkungan
dengan penderita TB paru
280801 Perlindungan lingkungan
berresiko
2808 Keefektifan program Skriniing kesehatan
280802 komunitas
 Kaji lingkungan terkait
Tujuan program konsisten dengan danya resiko
dengan pengkajian komunitas potensial dan aktual
dengan penderita TB paru  Informasikan populasi
Tujuan program yang dapat yang beresiko mengenai
dicapai dengan penderita TB hal-hal yang
paru membahayakan
dilingkungan
73
Identifikasi risiko

 Identifikasi strategi
koping
yangdigunakan/khas
 Gunakan rancangan
tujuan yang saling
menguntungkan

Surveillan komunitas

 Identifikasi resiko
biologis, lingkungan dan
prilaku serta hubungan
timbal balik
Identifikasi strategi koping
yang digunakan/khas

74
75
Prevensi tersier:

Level 1
Domain 3
Kelas R Bantuan koping

5440 Peningkatan system


dukungan

Diagnosa keperawatan NOC NIC


Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi

Data pendukung masalah kesehatan komunitas: ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga (KB)

Definisi: pola pengaturan dan pengintegrasian kedalam proses keluarga, suatu program untuk pengobatan penyakit dan sekuelanya yang tidak
memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan tertentu dari unit keluarga.

Batasan 00222 Domain: 5 Skala target Ativitas –aktivitas intervensi:


karakteristik: outcome:dipertahankan
Kelas: 4 pada…….. atau di ketidakefektifan manajemen

76
Bertindak tanpa tingkatkan ke… kesehatan keluarga
berfikir
Prevensi primer:
Prevensi primer:
Level 1
Fakto yang Level 1
Domain 6 kesehatan
berhubingan : Domain 5: keluarga
keluarga
Level 2
Hasil yang menggambarkan
Kontrol diri Kelas X : perawatan
status kesehatan , perilaku
terhadap impuls sepanjang hidup
atau fungsi dari keluarga
Intervensi – intervensi untuk
sebagai keseluruhan atau
memfasilitasi fungsi unit
individu sebagai anggota
keluarga dan meningkatkan
keluarga
kesehatan serta kesejahteraan
Level 2 anggota keluarga sepanjang
Kelas Z: Status kesehatan hidup.
anggota keluarga
Level 3 intervensi:
Hasil yang menggambarkan
7110 Peningkatan
kesehatan fisik, psikologis,
keterlibatan keluraga
social dan spiritual individu
 Bangun hubungan pribadi
dari anggota keluarga.
dengan pasien dan keluarga
 Identifikasi kemampuan
2513 Penghentian terhadap anggota keluarga untuk
pengabaian terlibat dalam perawatan
Bukti bahwa pengabaian  Ciptakan budaya
peraawatan kesehatan telah fleksibilitas untuk keluarga
berhenti
Tanda bahwa pengabaian 7100 Peningkatan integritas

77
pendidikan telah dihentikan keluarga
 Bina hubungan slaing
percaya dengan anggota
keluarga
 Pertimbangkan pemahaman
keluarga terhadap situasi
yang ada
 Pertimbangkan perasaan
keluraga terhadap situasi
yang mereka hadapi
 Monitor hubungan keluarga
Prevensi sekunder: saat ini
Level 1 Prevensi sekunder:
Domain6 kesehatan Level 2
keluarga Kelas X perawatan
Level 2 sepanjang hidup
Kelas X kesejahtraan Level 3 intervensi:
keluarga
Hasil yang menggambarkan 5370 Peningkatan peran
lingkungan keuarga , keluarga
keseluruhan status kesehatan  Bantu keluarga
dan kompetense social dari mengidentifikasi peran
keluarga sebagai unip yang biasanya dalam
keluarga
 Bantu pasien untuk
260417 mengidentifikasi strategi
2604 normalisasi keluarga
strstegi fositif untuk
manajemen perubahan
260408 Mengakui potensi kelemahan
peran
untuk mengubah rutinitas

78
keluarga
Memenuhi kebutuhan
260419 perkembangan dari anggota
keluarga
Mempertahankan aktivitas
dan rutinitas yang tepat

Prevensi tersier: Prevensi tersier:


Level 1 Level 2
Domain 6 kesehatan Kelas X perawatan
keluarga sepanjang hidup
Level 2 kelas Z Setatus
kesehatan anggota keluarga 7140 Dukungan keluarga
2512 pemulihan terhadap  Nilai lah reaksi emosi
pengabaian keluarga terhadap kondisi
pasien
Penyediaan layanan  Terima nilai yang dianut
kesehatan layanan kesehatan keluarga dengan sikap yang
yang sesuai tidak menghakimi
 Dengarkan apa yang
Penyediaan stimulasi kognitif
menjadi perhatian keluarga,
Konsistensi perilaku dengan perasaan dan pertanyaan
norma norma social  Bantu anggota keluarga
dalam mengidentifikasi dan
menyelsaikan konflik
terkait dengan nilai
79
Diagnosa keperawatan NOC NIC
Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi

Data pendukung masalah kesehatan komunitas: ketidakefektifan manajemen kesehatan

Definisi: pola pengaturan dan pengintegrasian kedalam kebiasan trapetik hidup sehari hari untuk tindakan terapeutik terhadap penyakit dan
sekuelan nya yang tidak memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan spesifik

Batasan 00078 Domain: 1 Skala target Ativitas –aktivitas intervensi:


karakteristik: outcome:dipertahankan
Kelas: 2 pada…….. atau di ketidakefektifan manajemen
Kesulitan dengan tingkatkan ke……… kesehatan
regimen yang
diprogramkan
JKN
Prevensi primer: Prevensi primer:
Level 1
Level 3
Domain 6: system kesehatan
Fakto yang Domain 4 pengetahuan
Perawatan untuk mendukung
berhubungan kesehatan dan prilaku
penggunaan system pelayanan
80
JKN: Hasil yang diharapkan layanan kesehatan yang efektif.
individu menggambarkan
Tuntutan berlebih sikap, pemahaman, dan Level 3
persyaratan JKN tindakan dengan Kelas Y : mediasi system
yang menghormati kesehatan dan kesehatan
memberatkan penyakit. Intervensi – intervensi untuk
Ketidak memfasilitasi kesepakatan
berdayaan antara pasien atau keluarga dan
Level 2 system pelayanan kesehatan
membayar premi
Kelas Q : prilaku sehat
JKN
Hasil yang menggambarkan Level 3 intervensi:
tindakan individu dalam
meningkatkan atau 5250 Dukungan pengambilan
memperbaiki kesehatan. keputusan
 Bantu pasien
Level 3 hasil mengidentifikasi
160001 1600 Prilaku patuh keuntungan dan kerugian
Menanyakan pertanyaan dari setiap alternative
160002 pilihan
terkait kesehatan
 Pasilitasi pengambilan
Mencari informasi kesehatan keputusan kolaboratif
160010 dari berbagai macam sumber  Kenali kebijakan dan
Menggunakan jasa pelayanan prosedur yang ada
kesehatan sesuai dengan diinstitusi
kebutuhan  Hormati hak hak pasien
untuk menerima atau tidak
1603 Prilaku pencarian menerima informasi
160301
kesehatan  Berikan informasi sesuai
permintaan pasien
Mengajukan pertanyaan
 Jadilah sebagai penghubung
81
pertanyaan yang berhubungan antara pasien dengan
160313 dengan kesehatan keluarga
Mendapat bantuan dari
160315 professional kesehatan 7380 Bantuan sumber
Melakukan perilaku keuangan / pendapatan
kesehatan yang disarankan  Bantu pasien untuk
mengidentifikasi kebutuhan
keuangan termasuk analisis
asset dan kewajiban
1638 Perilaku keterlibatan
163831  Rancang rencana perawatan
pasien untung mendorong pasien
Menggunakan sumber atau keluarga
sumber perawatan yang  Mengakses tingkat
konsisten dengan kebutuhan perawatan yang tepat
dengan cara yang paling
hemat biaya
 Informasikan pasien pada
layanan yang tersedia
melalui program program
negara bagian dan vederal
 Tentukan apakah pasien
memenuhi syarat untuk
program pelepasan dari
tuntutan atau waiver
program

7460 Perlindungan terhadap


hak pasien
 Berikan informasi hak hak
pasien
82
 Tentukan apakah keinginan
pasien mengenai perawatan
kesehatan (telah) diketahui
dalam bentuk pertanyataan
tertulis

Prevensi sekunder:
Level 3
Prevensi sekunder: Kelas Y Mediasi system
Domain 4 pengetahuan kesehatan
tentang kesehatan dan Level 3 intervensi:
perilaku
Level 3 7400 Panduan system
Kelas Q perilaku sehat pelayanan kesehatan
Level 3 hasil  Anjurkan pasien mengenai
1614 Otonomi pribadi jenis layanan yang bia
diharapkan dari setiap jenis
penyedia layanan kesehatan
 Informasikan pasien
mengenai hak untuk
mengganti penyedia
layanan kesehatan
 Dorong pasien atau
keluarga untuk bertanya
mneganai pelaynan dan
biaya (layanan kesehatan)
 Patuhi aturan untuk
penggantian (biaya) pihak
ketiga

83
Prevensi tersier:
Level 3 Prevensi tersier:
Kelas Q perilaku sehat Level 3
Kelas c Peningkatan
1606 Partisipasi dalam kesehatan komunitas
keputusan perawatan Level intervensi :
160604
kesehatan
160605 8500 Pengembangan
Mendefinisikan pilihan yang kesehatan komunitas
tersedia
 Bantu anggota masyarakat
Menentukan pilihan yang untuk meningkatkan
160606
diharapkan terkait dengan kesadran dan memberikan
160607 iuran kesehatan perhatian mengenai
Identifikasi prioritas iyuran masalah-maslah kesehatan
kesehatan  Bantu anggota masyarakat
Identifikasi hambatan untuk terkait dengan
160610
pengembangan dan
mencapai iyuran yang
pengadaan sumber daya
diinginkan  Tingkatkan jaringan
160612 Identifikasi dukungan yang mengenai dukungan
tersedia untuk mencapai masyarkat
160613 iyuran yang diinginkan  Jaga komunikasi terbuka
Negosiasi perawatan yang dengan anggota dan
diinginkan lembaga masyarakat
Monitor hambatan untuk
8700 Pengembangan
mencapai iyuran
program
 Edukasi anggota
kelompok perencanaan
84
mengenai proses
perencanaan yang
sesuai
 Identifikasi alternative
pendekatan untuk
mengatasi kebutuhan
atau masalah
 Evaluasi alternative
pendekatan terkait
dengan rincian biaya
kebutuhan sumber
daya, kelayakan dan
kegiatan yang
dibutuhkan

7970 Monitor kebijakan


kesehatan
 Tinjau kebijakan yang
diusulkan terstandar
dalam organisasi,
profesi serta
literaturnya dalam
pemerintahan dan
didalam media popular
 Tentukan dampak
negative dan positif
dari kebijakan
kesehatan terhadap
standar praktik
keperawatan, terhadap
pasien dan terhadap
85
biaya yang dikeluarkan

Diagnosa keperawatan NOC NIC


Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi

Data pendukung masalah kesehatan komunitas: disfungsi proses keluarga ( jiwa)

Definisi: fungsi keluarga gagal menyokong kesejahteraan anggotanya

Batasan 00063 Domain: 7 Skala target Ativitas –aktivitas


karakteristik: outcome:dipertahankan intervensi:
Kelas: 2 pada…….. atau di
 Menyalahkan
tingkatkan ke……… disfungsi proses keluarga
 Ketidakmampuan
Prevensi primer:
menerima
Level 1
bantuan
Domain 5: Keluarga
 Penolakan untuk Prevensi primer:
Perawatan yang mendukung
mencari bantuan
Level 1 keluarga
 Penelantaran
Domain 6 : Kesehatan
 Depresi Level 2
keluarga
 Distress Kelas X : Perawatan
Hasil yang menggambarkan
 Merasa malu status kesehatan, perilaku, sepanjng hidup
 Merasa berbeda atau fungsi dari keluarga Intervensi intervensi untuk
dari orang lain sebagai keseluruhan atau mempasilitasi fungsi unit
 Harga diri rendah individu sebagai anggota keluarga dan meningkatkan
keluarga kesehatan serta kesejahtran
86
 Penolakan anggota keluarga sepanjang
 Penurunan kehidupan
kemampuan
anggota keluarga
Level 2 Level 3 intervensi:
untuk saling
Kelas X kesejahteraan 7140 Dukungan keluarga
berhubungan
keluarga  Nilailah reaksi emosi
dalam
Hasil yang menggambarkan keluarga terhadap kondisi
pertumbuhan dan
lingkungan keluarga , pasien
kematangan
keseluruhan status  Dukungan harapan yang
bersama
kesehatan , dan kompetensi realistis
 Penolakan
social dari keluarga sebagai  Tingkatkan hubungan
keluarga
unit terbuka , saling percaya
 Keluarga tidak
Level 3 Hasil dengan keluarga
menunjukan
260901 2609 Dukungan keluarga
respek terhadap  Jawab semua pertanyaan
selama penanganan
individualistis dari keluarga atau bantu
Anggota keluarga
anggotanya untuk mendapatkan
mengungkapkan keinginan
 Mengabaikan jawaban
260902 untuk mendukung anggota
kewajiban keluarga yang sakit
terhadap anggota Anggota keluarga
keluarga mengekspresikan perasaan
Fakto yang dan emosi sebagai kepedulian
260907
berhubingan: kepada anggota keluarga
yang sakit
 Kurang Anggota keluarga
keterampilan memberikan dorongan
pemecahan kepada anggota keluarga
masalah
87
yang sakit

Prevensi sekunder:
Prevensi sekunder : Level 1
Level 1 Domain 5 : keluarga
Domain 6 kesehatan Kelas X : perawatan
keluarga sepanjang hidup
Hasil yang menggambarkan Intervensi intervensi untuk
status kesehatan, perilaku, mempasilitasi fungsi unit
atau fungsi dari keluarga keluarga dan meningkatkan
sebagai keseluruhan atau kesehatan serta kesejahtraan
individu sebagai anggota anggota keluarga sepanjang
keluarga kehidupan
7130 pemeliharaan proses
Level 2 keluarga
Kelas W kinerja keluarga  Tentukan gangguan khas
sebagai caregiver pada proses keluarga
Hasil yang menggambarkan  Identifikasi efek perubahan
adaptasi dan penampilan peran terhadap proses
anggota keluarga untuk keluarga
merawat anak atau orang  Dukung untuk tetap kontak
dewasa yang memiliki dengan anggota keluarga ,
220401 ketergantungan jika diperlukan .
220405  Diskusikan strategi untuk
220407 2204 hubungan caregiver-
menormalkan kehidupan
pasien
keluarga dengan seluruh
88
220408 Komunikasi efektif anggota keluarga
220409 Pengasuhan dan penguatan  Bantu anggota keluarga
220410 Caring untuk menerapkan strategi
220411 Komitmen jangka panjang normalisasi terhadap situasi
220412 Saling menerima yang mereka hadapi
220413 Saling menghormati
Pemecahan masalah bersama
Rasa tanggung jawab
Prevensi tersier:
Rasa saling keterikatan
Level 2
Kelas X : perawatan
Prepensi Tersier :
sepanjang hidup
Kelas Z: status kesehatan
7110 Peningkatan
anggota keluarga
keterlibatan keluarga
Hasil yang menggambarkan
kesehatan fisik, psikologis ,  Bangun hungan pribadi
dengan pasien dan anggota
social dan spiritual individu
keluarga yang akan terlibat
dari anggota keluarga dalam perawatan
251209  Identifikasi kemampuan
Level 3 Hasil anggota keluarga untuk
251212 2512 pemulihan terhadap terlibat dalam perawatan
251214 pengabaian pasien
Penyediaan pengawasan yang  Dorong anggota keluarga
251216 diperlukan dan pasien untuk
membantyu dalam
251219 Ekspresi dari harapan
mengembangkan rencana
251224 Penyediaan layanan perawatan, termasuk hasil
kesehatan yang sesuai yang diharapkan dan
Penyediaan regimen obat pelaksanaan rencana
keparawatan
89
Penyediaan stimulasi kognitif  Berikan informasi penting
Konsistensi perilaku dengan kepada anggota keluarga
norma norma sosial mengenai pasien sesuai
dengan keinginan pasien

RENCANA KERJA (PLAN OF ACTION/POA) MENURUT PRINSIP 5W+1H


Sumber Daya
No Kegiatan Tujuan Penanggung
Waktu Tempat Alokasi Dana Kelanjutan
Jawab

90
4. Implementasi atau Pelaksanaan
a. Definisi Implementasi atau Pelaksanaan
Implementasi atau pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana
asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan
anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas,
Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009).
b. Prinsip Umum
1) Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ)
(Mubarak, 2009)
2) Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).
3) Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan
keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi
tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2009).
4) Mampu dan Mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan
dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta
kompeten (Mubarak, 2009).
5) Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan

91
implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas
dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in community
(model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).
c. Tingkat Pencegahan
1) Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada
populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta
perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan
gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
2) Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan masalah
kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan
tindakan untuk menghambat proses penyakit, Contoh: Mengkaji
keterbelakangan tumbuh kembang anak, memotivasi keluarga untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan seperti mata, gigi, telinga, dll.
3) Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian
individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan
keluarga, Contoh: Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan
resiko gangguan kurang gizi untuk melakukan pemeriksaan secara teratur
ke Posyandu.
d. Analisa SWOT
1) Strength (Kekuatan)
Terjadinya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan
pendukung diadakannya implementasi keperawatan komunitas.
2) Weakness (Kelemahan)
Rendahnya kemampuan warga dalam menyerap materi, kondisi
kelemahan yang terdapat di dalam masyarakat.
3) Opportunity (Kesempatan)
Merupakan kondisi peluang atau kesempatan masyarakat kelurahan
yang akan berkembang di masa yang akan datang.

92
4) Treath (Ancaman)
Merupakan kondisi yang dapat mengancam masyarakat kelurahan
dari lingkungan luar.
5. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara
proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan
tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian
masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan
kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau
dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan yang dilakukan dalam
penilaian:
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai
dengan pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
d. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi
dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap implementasi yang
telah dilakukan.
Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan
komunitas adalah:
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target
pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan, peran
staf atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan penggunaannya
serta keuntungan program.

93
d. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat
puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.
e. Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan,
apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.

Dampak (Sumatif, Hari (Jangka


Proses (Formatif)
Hasil Jangka Pendek) Panjang)
Implementasi program Efek segera program Insedens dan
termasuk sebagai contoh : prevalensi factor
1) Respon tempat 1) pengetahuan risiko, morbiditas dan
2) Respon penerima 2) perilaku mortalitas
3) Respon praktisi 3) persepsi
4) Kompetensipersonal 4) keterampilan
5) keyakinan
6) akses terhadap
pelayanan

94
BAB III
LAPORAN KASUS KOMUNITAS DESA KAWUNGGIRANG

Asuhan keperawatan komunitas adalah suatu kerangka kerja untuk


memecahkan masalah kesehatan yang ada dimasyrakat secara sistematis dan rasional
yang didasarkan pada kebutuhan dan masalah masyrakat. Penerapan ilmu dan kiat
asuhan keperawatan komunitas yang ada dimasyarakat dapat dilakukan dengan
melakukan kegiatan untuk dapat mencapai tujuan yang kita dapatkan pelaksanaan
kegiatan mahasiswa praktik profesi keperawatan komunitas di di RW 01 RW 02,RW
03 Desa Kawunggirang , kecamatan majalengka selama 3 minggu dari tanggal 09
november 2020 samapai 27 november 2020 dengan kegiatan sebagai berikut.
Dari pengkajian di desa kawunggirang, kecamatan Majalengka tanggal 09
november 2020 didapatkan data dari Desa Kawunggirang sebagai berikut :

A. PENGKAJIAN
1. Inti Komunitas
a. Sejarah (history)
Desa kawunggirang adalah identik dengan kehidupan tokoh pendatang
ulama besar yaitu Mbah Ibrahim (Tubagus Ibrahim) yang dimakamkan di
Astana Gede. Mbah ibrahim beliau adalah putra dari Mbah Latif, Mbah
Latif sendiri adalah anak dari Mbah Pucuk Umum Patu Talaga yang
menikah dengan Maulana Ibrahim yang berasal dari Bhagdad,Irak.
Lalu datang pula seorang ulama keturunan Sultan Banten bernama
Tubagus Kacung yang mempunyai nama asli Tubagus Bunyamin, beliau
sengaja menyingkir dari kesultanan Banten karena kekacauan politik
dengan salah seorang putri Mbah Ibrahim. Dan salah seorang putra
Tubagus Kacung ada yang menjadi Qasli atau penghulu besar kesultanan
cirebon yang bernama Mbah Arjaen. Kemudian salah seorang putra

95
Tubagus Kacung yang lain yang bernama Mbah Abdullah Komar menjadi
penghulu pertama di Kabupaten Majalengka.
Kemudian Mbah Ibrahim ini bermukim dan membuat
pondokan/pesantren yang sering disebut “kaum” atau tempat
berkumpulnya orang-orang sehingga pada waktu itu banyak orang yang
datang untuk menuntut ilmu dusebuah pesantren tersebut. Namun lama
kelamaan pondok pesantren tersebut berkembang menjadi sebuah
pemukiman masyarakat yang rukun dan agamis.
Dan secara geografis daerah tersebut berada di daerah dataran yang
tinggi yang biasa disebut oleh orang sunda dengan sebutan “girang”
(tinggi), sehingga akhirnya pada waktu itu disebut dengan nama “kaum
girang”. Selain itu berubahnya nama tersebut, karena di dataran tinggi
tersebut banyak terdapat pohon aren yang masyarakat setempat
menyebutnya dengan nama “kawung”, sampai sekarang daerah yang
menjadi tempat berkumpul dan mnuntut ilmu tersebut diberi nama
“kawunggirang”.
b. Data demografi (demographic)
Desa Kawunggirang merupakan salah satu desa di Kecamatan
Majalengka Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Memiliki luas
124,195 hektar. Secara geografis Desa Kawunggirang berbatasan dengan
wilayah sebagai berikut :
1) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Tajur Kecamatan Cigasong
2) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Kertabasuki Kecamatan
Maja
3) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Kulur dan Desa Cieurih
Kecamatan Maja
4) Sebelah Barat :Berbatasan dengan Desa Kawunghilih Kecamatan
Cigasong

96
Secara Administratif, wilayah Desa Kawunggirang terdiri dari Dua (2)
Dusun, Tiga (3) Rukun Warga, dan Tujuh (7) Rukun Tetangga.
Secara Umum Tipologi Desa Kawunggirang terdiri dari persawahan,
perkebunan, peternakan, kerajinan dan industri kecil dan perdagangan.
Topologis Desa Kawunggirang secara umum termasuk daerah landai atau
dataran rendah dan berdasarkan ketinggian wilayah Desa Kawunggirang
diklasifikasikan kepada dataran sedang (>100 – 5000 mdpl).
Tabel 3.1 Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin

JUMLA
NO JENIS KELAMIN PRRESENTASE
H

 1 LAKI-LAKI 786 49%


 2 PEREMPUAN 823 51%
JUMLAH 1.609 100%
(Data Statistik Desa Kawunggirang,2020)
Dari hasil distribusi diatas jumlah penduduk di Desa
Kawunggirang, yaitu 1.609 orang yang terdiri dari laki-laki 786
orang (49%) dan perempuan 823 orang (51%). Jadi mayoritas
penduduk di Desa Kawunggirang berjenis kelamin perempuan.
c. Suku dan budaya (ethnicyty)
Di Desa Kawunggirang sebagian besar warga bersuku sunda dan
kebudayaanya sudah modern akan tetapi tidak terlepas dari adat istiadat.
d. Nilai dan keyakinan (values and beliefs)
Tabel 3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Nilai dan Keyakinan
JENIS
N BERDASARKA KELAMI PRESENTAS
N JUMLAH
O N AGAMA E
L P
1  ISLAM 786 823 1.609 100%
 2 KRISTEN - - - -
 3 HINDU - - - -
 4 BUDHA - - - -
(Profil Desa Kawunggirang, 2020 )

97
Dari hasil tabel distribusi diatas jumlah penduduk di Desa
Kawunggirang mayoritas beragama Islam sebanyak 1609 orang (100%)
2. Subsistem komunitas (The Community Subsystems)
a. Lingkungan fisik
Perumahan dan lingkungan Desa Kawunggirang sebagian besar
keluarga merupakan pengguna perusahaan Listrik Negara (PLN)
sebanyak 550 keluarga. Untuk bahan bakar memasak sebagian besar
warga Desa Kawunggirang menggunakan gas LPG 3kg sedangkan
tempat pembungan sampah keluarga tidak memiliki Tempat
pembuangan sampah sementara (TPS), sebagian besar keluarga
memiliki fasilitas jamban sendiri. Tempat pembuangan tinja sebagian
besar keluarga ke instalasi pengelolaan air limbah. Sumber air untuk
minum sebagian besar keluarga di Desa Kawunggirang berasal dari
Sumur, sedangkan untuk mandi/mencuci sebagian besar keluarga berasal
dari sumur. (Desa Kawunggirang, 2020)

98
b. Pendidikan
Tabel 3.3 Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan

Laki-Laki Perempuan Jumlah


No Tingkatan Pendidikan PERSENTASE
(orang) (orang) (Orang)
1 Usia 12 - 56 tahun tidak tamat SLTP 2 1 3 0,19%
2 Tamat SMP/sederajat 118 135 253 16,17%
3 Tamat S-1/sederajat 29 38 67 28,27%
4 Tamat SMA/sederajat 122 115 237 15,14%
5 Tamat SD/sederajat 122 115 237 15,14%
6 Tamat S-2/sederajat 4 1 5 0,32%
7 Usia 18 - 56 tahun tidak tamat SLTA 200 226 426 27,22%
8 Usia 3 - 6 tahun yang belum masuk TK 23 22 45 2,88%
9 Usia 7 - 18 tahun yang sedang sekolah 128 124 252 16,10%
10 Tamat D-3/sederajat 3 0 3 0,19%
11 Tamat SLB A 1 0 1 0,06%
12 Usia 3 - 6 tahun yang sedang TK/play group 22 14 36 2,30%
JUMLAH 774 791 1.565 100%
(Profil Desa Kawunggirang, 2020)

Dari tabel distribusi diatas tingkat pendidkan di Desa Kawunggirang sebagian besar masyarakat tidak tamat
SLTA sebanyak 426 orang (27,22%) dan hanya sedikit yang lulusan tamat SLB A sebanyak 1 orang (0,06%).

99
c. Keamanan dan transportasi
Masyarakat Di Desa Kawunggirang memiliki jadwal ronda yang tidak rutin untuk
keamanan lingkungan dan sebagian besar warga memiliki kendaraan pribadi.
d. Politik dan pemerintahan
Perangkat Desa Kawunggirang di pilih langsung oleh Kepala Desa sementara untuk
pengurus RT/RW di pilih melalui aspirasi masyarakat, dan untuk perangkat di Desa
Kawunggirang di pilih langsung oleh Bupati. Masyarakat di Desa Kawunggirang
khususnya pemuda pemudi aktif dalam kegiatan Karang Taruna.
e. Pelayanan Sosial
Di Desa Kawunggirang memiliki fasilitas 3 Posyandu yang aktif setiap 1 bulan sekali
setiap hari rabu di minggu pertama.
f. Komunikasi
Ada komunikasi antar warga dengan Desa namun aspirasi warga di tampung di RT dan
RW untuk di sampaikan ke Desa.
g. Ekonomi
1) Jenis Pekerjaan
Tabel 3.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Laki-Laki Perempuan Jumlah
No Jenis Pekerjaan
(orang) (orang) (Orang)
1 Petani 141 0 141
2 Buruh Tani 137 112 249
3 Buruh Migran 0 20 20
4 Pegawai Negeri Sipil 24 28 52
5 Montir 2 0 2
6 TNI 1 0 1
7 POLRI 2 1 3
8 Pengusaha kecil, menengah dan besar 2 0 2
9 Dosen swasta 4 0 4
10 Pedagang Keliling 5 2 7
11 Pembantu rumah tangga 0 23 23
12 Karyawan Perusahaan Swasta 15 5 20
13 Karyawan Perusahaan Pemerintah 5 2 7
14 Purnawirawan/Pensiunan 14 17 31
15 Pengrajin industri rumah tangga lainnya 2 25 27
16 Buruh Harian Lepas 39 0 39
17 Pedadagang 245 0 245
18 belum bekerja 130 0 130
JUMLAH 768 235 1.003
(Profil Desa Kawunggirang, 2020)

100
Dari tabel distribusi diatas jumlah penduduk sebagian besar warga bermata
pencaharian sebagai buruh tani sebanyak 249 orang dan pedagang sebanyak 245 orang.
2) Penghasilan
Tabel 3.5 Distribusi pendudukan berdasarkan penghasilan
JUMLAH PENDAPATAN/
NO SEKTOR USAHA
PENDUDUK TAHUN
1 PETANI 140 Rp 5.000.000,00
2 BURUH TANI 170 Rp 750.000,00
3 PETERNAKAN 80 Rp 5.000.000,00
4 BURUH PETERNAKAN 6 Rp 750.000,00
5 PERIKANAN 16 Rp 5.000.000,00
6 INDUSTRI KECIL MENENGAH DAN BESAR 44 Rp 2.000.000,00
7 BURUH INDUSTRI 60 Rp 750.000,00
8 JASA DAN PERDAGANGAN 194 Rp 10.950.000,00
9 BURUH JASA DAN PERDAGANGAN 34 Rp 750.000,00
JUMLAH 744 Rp 30.950.000,00

(Profil Desa Kawunggirang,2020)


Dari tabel distribusi diatas jumlah penduduk sebagian besar berpenghasilan dari Rp
750.000 s/d Rp 10.950.000/tahun
3. Status Kesehatan Komunitas
Dari hasil data sekunder yang di dapat dari Puskesmas Majalengka tentang status
kesehatan di Desa Kawunggirang Kecamatan Majalengka RW 01, 02, dan 03 di
dapatkan daftar status kesehatan sebagai berikut :
Tabel 3.6 Masalah Kesehatan di Desa Kawunggirang RW 01, 02 dan 03

Target Pencapaian Masalah


No. Indikator Keluarga Sehat
(%) (%) (%)

Keluarga mengikuti program Keluarga


1. 100 70,967 29,033
Berencana ( KB )
Ibu melakukan persalinan di fasilitas
2. 100 84,27 15,73
kesehatan

3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 100 95,56 4,44

Bayi mendapat air susu ibu ( ASI )


4. 100 76,81 23,19
Eksklusif

Balita mendapatkan pemantauan


5. 100 94,78 5,22
pertumbuhan

Penderita Tuberkulosis paru mendapat


6. 100 39,48 60,52
pengobatn sesuai standar

101
Penderita Hipertensi melakukan
7. 100 31,69 68,31
pengobatan secara teratur

Penderita gangguan jiwa mendapatkan


8. 100 33,33 66,67
pengobatan dan tidak ditelantarkan
Anggota keluarga tidak ada yang
9. 100 38,81 61,19
merokok
Keluarga sudah menjadi anggota
10. 100 49,61 50,39
Jaminan Kesehatan Nasional
Keluarga mempunyai akses sarana air
11. 100 98,6 1,4
bersih
Keluarga mempunyai akses atau
12. 100 97,9 2,1
menggunakan jamban sehat
(Indikator Keluarga Sehat Puskesmas Majalengka, 2020)
Keterangan : kolom yang berwarna merah menunjukan masalah kesehatan
Dari data distribusi di atas masalah kesehatan di Desa Kawunggirang, RW 01, RW 02,
RW 03 yaitu :
1. Penderita hipertensi yang belum melakukan pengobatan secara teratur 68,31%
2. Penderita gangguan jiwa yang belum mendapatkan pengobatan dan ditelantarkan
66,67%
3. Anggota keluarga yang merokok 61,19%
4. Penderita tuberculosis paru yang belum mendapatkan pengobatan sesuai standar
60,52%
5. Keluarga yang belum menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional 50,39%
6. Keluarga yang tidak mengikuti program keluarga berencana 29,033%
7. Bayi yang tidak mendapat air susu ibu (ASI) ekslusif 23,19%

102
B. ANALISA DATA

Kelompok data (Kategori data dan ringkasan


No Kesimpulan Diagnosis keperawatan
laporan)
1 DS: Hasil pengkajian didapatkan 77 PUS tidak ketidakefektifan manajemen kesehatan
Berdasarkan hasil pengkajian oleh petugas melaukan program KB karena ingin keluarga (KB)
kesehatan dari Puskesmas Majalengka yang memiliki anak dan fanatik
dilakukan bulan Oktober. Masyarkat
mengatakan:
 Ingin memiliki anak
 Fanatic keagamaan tidak mengikuti
program KB
DO:
 Keluarga yang tidak mengikuti program
keluarga berencana (KB) 29,033%
 Jumlah PUS 303
 KB aktif 229 orang
 Pil 17 orang
 Suntik 141 orang
 AKDR 22 orang
 Implant 33 orang
 MOW 14 orang
 MOP 2 orang
 KB pasca persalinan 3 orang
 Suntik 3 orang

2 DS: Hasil pengkajian di dapatkan dari Ketidakefektipam pemberian ASI


Berdasarkan hasil pengkajian oleh petugas Puskesmas Majalengka ibu belum
kesehatan dari Puskesmas Majalengka yang memberikan ASI secara ekslusif
dilakukan bulan oktober. Ibu mengatakan :
1. Kesibukan (Ibu bekerja)

103
2. ASI tidak memadai
3. Tidak sabar untuk memberikan ASI
DO:
1. Bayi yang tidak mendapat air susu ibu
(ASI) ekslusif 23,19%
2. Jumlah BBL 33 Bayi
3. Melahirkan secara normal 28 orang,
secara Caesar 5 orang
3 DS: Berdasarkan hasil pengkajian oleh Hasil pengkajian dari Puskesmas Hambatan komunikasi verbal
petugas kesehatan dari Puskesmas Majalengka didapatkan pihak Puskesmas
Majalengka sebelum COVID-19 yang belum melakukan penyuluhan kesehatan
dilakukan bulan Februari petugas kesehatan tentang Tubercolusis Paru dari bulan maret
mengatakan: samapi sekarang karena pandemic covid-19
Hanya ditemukan satu orang pasien TBC sehingga masyarakat belum terlalu paham
Belum melakukan TB

DO:
Penderita Tubercolusis paru yang belum
mendapatkan pengobatan sesuai standar
60,52%
4 DS: Hasil pengkajian dari Puskesmas Penurunan pelaksanaan aktivitas pengalih
Berdasarkan hasil pengkajian oleh petugas Majalengka didapatkan masyarakat belum (hipertensi)
kesehatan dari Puskesmas Majalengka dapat melakukan pengobatan secara teratur
sebelum COVID-19 yang dilakukan bulan karena kurangnya kesadaran diri.
Desember Masyarkat mengatakan:
 Berobat ketika sudah parah
 Berobat ketika gejala mulai terasa
 Masyarakat jarang memberikan obat
yang diberikan Puskesmas
 Masyarakat tidak menyadari penyakit
yang diderita ( kurang pengetahuan )
DO:

104
Penderita hipertensi yang belum melakukan
pengobatan secara teratur 68,31%
5 DS: Hasil pengkajian dari Puskesmas disfungsi proses keluarga ( jiwa)
Berdasarkan hasil pengkajian oleh petugas Majalengka didapatkan masyarakat belum
kesehatan dari Puskesmas Majalengka mendapatkan pengobatan dan ditelantarkan
sebelum COVID-19 yang dilakukan bulan karena keluarga menolak untuk dilakukan
Desember Masyarkat mengatakan: pengobatan gangguan jiwa
 Karna factor ekonomi
 Pekerjaan
DO:
Penderita gangguan jiwa yang belum
mendapatkan pengobatan dan ditelantarkan
66,67%
6 DS: Hasil pengkajian dari Puskesmas Ketidakefektifan kontrol impuls
Berdasarkan hasil pengkajian oleh petugas Majalengka didapatkan bahwa masyarakat (Meroko)
kesehatan dari Puskesmas Majalengka kurang akan kesadaran dan tidak memiliki
sebelum COVID-19 yang dilakukan bulan niat untuk berhenti merokok.
……. Masyarkat mengatakan:
 Tidak perduli tentang larangan merokok
 Kecanduan

DO:
Anggota keluarga yang merokok 61,19%
7 DS: Hasil pengkajian dari Puskesmas Ketidakefektifan manajemen kesehatan
Berdasarkan hasil pengkajian oleh petugas Majalengka didapatkan masyarakat belum (JKN)
kesehatan dari Puskesmas Majalengka dapat melakukan JKN karena keterbatasan
sebelum COVID-19 yang dilakukan bulan ekonomi dan syarat pendaftaran JKN yang
Desember Masyarkat mengatakan: memberatkan.
 Factor ekomoni keluarga
 Persyartan dari BPJS yang memberatkan
 Kepesartaan 1 KK harus masuk semua
tidak per individu

105
DO:
Keluarga yang belum menjadi anggota
Jaminan Kesehatan Nasional 50,39%

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA KAWUNGGIRANG

No Sasaran Domain Kelas Kode Rumusan Dx Keperawatan

ketidakefektifan manajemen kesehatan


1 1 2 00080
keluarga (KB)

2 2 1 00104 Ketidakefektipan pemberian ASI

3 5 5 00051 Hambatan komunikasi verbal

penurunan pelaksanaan aktivitas


4 Komunitas 1 1 00097
pengalihan pada penyakit hipertensi

5 7 2 00063 Disfungsi proses keluarga

Ketidakefektifan kontrol impuls


6 5 4 00222
(merokok)

7 2 1 00078 Ketidakefektifan manajemen kesehatan

106
D. PRIORITAS MASALAH DESA KAWUNGGIRANG

Prioritas Masalah Keperawatan Kesehatan Komunitas (Skoring) Menurut Kemenkes 2003

A B C D E F G H I J K

No Diagnosa Risiko Risiko Pendkes Minat Kemungkinan Program Tempat Waktu Dan fasilitas Sumber Total Priorotas
terjadi parah diatasi pemerinta a daya
h

1 Ketidakefektipan 2 1 3 4 4 3 3 3 4 4 4 35 6
manajemen
kesehatan
keluarga (KB)

2 Ketidakefektipan 3 4 4 3 3 5 3 3 1 3 4 36 5
produksi ASI

3 Ketidakefektipan 5 5 1 2 4 5 3 4 5 2 3 39 1
pemeliharaan
kesehatan
tuberkolusis
(TBC)

4 Penurunan 4 4 1 4 2 3 4 3 4 4 4 37 2
pelaksanaan
aktivitas
pengalihan
penyakit

107
hipertensi (HT)

5 Ketidakefektipan 5 5 4 4 4 4 2 3 2 2 2 37 3
pemeliharan
kesehatan
gangguan jiwa

6 Ketidakefektipan 4 3 4 1 3 4 3 3 3 3 3 34 7
kontrol impuls
merokok

7 Ketidakefektipan 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 37 4
manajemen
kesehatan jaminan
kesehatan nasional
(JKN)

Keterangan: Kriteria:
A. Risiko terjadinya masalah tersebut di komunitas a. Sangat rendah = 1
B. Risiko parah dari masalah tersebut b. Rendah = 2
C. Potensi untuk dilakukan pendidikan c. Cukup = 3
D. Minat dari masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut d. Tinggi = 4
E. Kemungkinan masalah tersebut diatasi e. Sangat tinggi = 5
F. Kesesuaian dengan program pemerintah
G. Tersedianya tempat untuk mengatasi masalah

108
H. Tersedianya waktu untuk mengatasi masalah
I. Tersedianya dana untuk mengatasi masalah
J. Tersedianya fasilitas untuk mengatasi masalah
K. Tersedianya sumber daya manusia untuk mengatasi masalah

E. PERENCANAAN
Tabel Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas

Diagnosa keperawatan NOC NIC


Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: penurunan pelaksanaan aktivitas pengalihan pada penyakit hipertensi
DS: 00097 Domain: 1 Skala target Ativitas –aktivitas intervensi:
Berdasarkan hasil Kelas: 1 outcome:dipertahankan Perawatan yang mendukung
pengkajian oleh pada…….. atau di fungsi psikososial dan fasilitas
petugas kesehatan tingkatkan ke……… perubahan gaya hidup
dari Puskesmas Prevensi primer: Prevensi primer:
Majalengka Level 1 Level 1
sebelum COVID- Domain 4 pengetahuan Domain 3: prilaku
19 yang kesehatan dan prilaku Level 2
dilakukan bulan Hasil yang diharapkan Kelas O : terapi prilaku
Desember individu menggambarkan Level 3 intervensi:
Masyarkat sikap, pemahaman, dan
mengatakan: tindakan dengan 4350 Manajemen prilaku
 Berobat ketika menghormati kesehatan dan terhadap hipertensi
sudah parah penyakit.  Komunikasi harapan bahwa
 Berobat ketika pasien dapat mengontrol

109
gejala mulai Level 2 perilaku nya terhadap
terasa Kelas Q : prilaku sehat hipertensi.
 Masyarakat Hasil yang menggambarkan  Acuhkan perilaku yang
jarang tindakan individu dalam tidak tepat terhadap
memberikan meningkatkan atau hipertensi
obat yang memperbaiki kesehatan.  Turunkan (motivasi) prilaku
diberikan pasif – agresif tentang
Puskesmas hipertensi
 Masyarakat  Berikan obat sesuai
tidak kebutuhan penyakit
menyadari hipertensi.
Level 3 hasil
penyakit yang
160001 1600 Prilaku patuh
diderita 4360 Modifikasi prilaku
Menanyakan pertanyaan
( kurang  Tentukan motivasi pasien
160002 terkait kesehatan hipertensi
pengetahuan ) terhadap (perlunya)
Mencari informasi kesehatan
DO: perubahan pengobatan
dari berbagai sumber yang
Penderita hipertensi.
160007 ada
hipertensi yang  Dukung pasien untuk
Mendapatkan alasan untuk
belum melakukan memeriksa perilakunya
melakukan perilaku sehat
pengobatan 160010 sendiri tentang hipertensi
tentang hipertensi
secara teratur secara mandiri.
Menggunakan jasa pelayanan
68,31% 160014  Tentukan perilaku objektif
kesehatan yang sesuai
Melakukan monitor sendiri dalm bentuk tertulis seperti
mengenai masalah suara leaflet.
mandiri  Pasilitasi keterlibatan
keluarga dalam proses
modifikasi diri (perilaku)
dengan cara yang tepat.
1621 Prilaku diet yang  Lakukan penguatan
162101
disarankan peninjauan kembali dalam
162103 Menyusun capaian target rentang yang panjang sesuai
pengobatan hipertensi keparahan penyakit nya.

110
Mencari informasi tentang
162105 nutrisi 4370 Latihan kontrol impuls
Memilih makanan yang  Pilih strategi pemecahan
162121 bernutrisi masalah yang tepat dengan
Menghindari makanan yang tingkat perkembangan
bereaksi dengan obat pasien dalam fungsi
162123 hipertensi. kognitif
Menghindari makanan yang  Intruksikan pasien untuk
menghadirkan alergi kepada melakukan tindakan
pasien, bertahan dan berpikir
sebelum bertindak secara
inplusif sesuai dengan
163401 1634 Prilaku skrining penyakit hipertensi.
kesehatan  Tunjukan tahap dari strategi
Mengenali adanya suatu penyelsaian masalah dalam
penyakit dan penjadwalan bentuk situasi yang
163407 untuk skrining selanjutnya bermakna bagi pasien agar
163409 terhadap hipertensi sembuh dari hipertensi.
Mendapatkan skrining dini  Bantu pasien untuk memilih
163417 Mendapatkan hasil skrining tindakan pengobatan
hipertensi hipertensi yang paling
Mendapatkan pelayanan menguntungkan pasien
kesehatan tentang hipertensi.
163501 1635 Manajemen waktu
163502 sendiri
Memprioritaskan komitmen
163503 Menetapkan tujuan jangka
pendek pengobatan hipertensi
Menetapkan tujuan jangka
panjang pencegahan
hipertensi

111
161301
161311 1613 Pengarahan
perawatan mandiri
161306 Menentukan tujuan kesehatan
Mendapatakan sumber-
sumber yang didapatkan
161308 Menentukan perawatan
pengobatan hipertensi bahwa
telah selesai dengan tepat
Melakukan koreksi ketika
perawatan hipertensi tidak
162801 tepat
162802
1628 Prilaku menjaga berat
162809 badan
162811 Mengontrol berat badan
Menjaga asupan kalori sehari
162818 hari
Menjaga pola makan
Menjaga cairan
(keseimbangan)
Mengontrol keasikan berat
badan

Prevensi sekunder:
Level 2
Kelas FF manajemen
kesehatan
3107 Hasil yang
menggambarkan tindakan Prevensi sekunder:
individu untuk mengelola Level 1
Domain 3

112
310701 kondisi akut atau kronik Level 2
310704 Memantau tekanan darah Kelas R bantuan koping
Mempertahankan target
310705 tekanan darah 5230 Peningkatan koping
Menggunakan obat obatan  Bantu pasien dalam
yang diresepkan mengidentifikasi tujuan
310713 Mengikuti diet yang jangka panjang dan pendek
disarankan pengobaan hipertensi.
Menggunakan teknik  Dukung hubugan(pasien)
310720 relaksasi dengan orang yang
Menyingkirkan rokok memiliki ketertarikan dan
310722
tujuan yang sama mengenai
pengobatan hipertensi.
Level 3 hasil  Berikan penilaian mengenai
1808 Manajemen diri dampak dari situasi
hipertensi kehidupan pasien terhadap
Prevensi tersier: peran dan hubungan (yang
Level 1 ada)
Kelas S pengetahuan  Berikan penilaian mengenai
promosi kesehatan pemahaman pasien terhadap
Pengetahuan manajemen proses terjadinya penyakit
waktu hipertensi.
 Sediakan informasi actual
1808 Pengetahuan
mengenai diagnosis
pengobatan
18560 penanganan dan prognosis
Nama obat hipertensi yang hipertensi.
benar  Dukung aktivitas social dan
Tampilan obat hipertensi komunitas.
Penggunaan obat hipertensi 5270 Dukungan emosional
yang diresepkan  Rangkul pasien dengan
180802
Dukungan finansial yang ada penuh keyakinan dan
kenyamanan.

113
180803  Rujuk untuk konseling
180810 sesuai kebutuhan

180826 5390 Peningkatan kesadaran


diri
 Dukung pasien untuk
mengenal dan
mendiskusikan penyakit
hipertensi.
 Bantu pasien untuk
mengidentifikasi dampak
penyakit hipertensi pada
konsep diri.
 Explorasi dengan
kebutuhan pasien
 Bantu pasien untuk
memeriksa kembali
persepsi
 Bantu pasien untuk
mengidentifikasi sumber
informasi mengenai
hipertensi.

5430 Dukungan kelompok


 Tingkatkan sasaran pada
kelompok beresiko tinggi
dan rentang usia yang akan
mendapatkan manfaat lebih
besar dari pendidikan
kesehatan.
 Pertimbangkan riwayat
individu dalam konteks

114
personal dan riwayat social
budaya individu atau
keluarga atau masyarakat
 Tentukan pengetahuan gaya
hidup dan kesehatan
perilaku pengobatan
hipertensi saat ini pada
individu atau kelompok
atau masyarakat
 Bantu individu atau
keluarga atau masyarakat
untuk mempelajari
keyakinan dan nilai nilai
kesehatan penyakit
hipertensi.
 Identifikasi sumber daya
 Kembangkan materi tertulis
(penkes) sesuai dengan
sasaran pendidikan
kesehatan.
 Libatkan individu atau
keluarga atau masyarakat
dalam perencanaan
perawatan hipertensi dan
macam macam
implementasi gaya hidup
atau modifikasi perilaku
kesehatan.
Prevensi tersier:
Level 2
Kelas S pendidikan pasien

115
5515 Peningkatan Kesadaran
kesehatan
 Lakukan komunikasi yang
sesuai dan jelas mengenai
hipertensi.
 Gunakan bahasa yang
sederhana dan mudah
dipahami.
 Berikan penkes satu persatu
atau konseling jika
diperlukan tentang penyakit
hipertensi.
 Sediakan materi informasi
kesehatan tertulis yang
mudah dan dipahami
 Tentukan strategi untuk
meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang
penyakit hipertensi.
 Modifikasi prilaku
masyarakat atau individu
untuk mengajukan
pertanyaan yang jelas
tentang hipertensi.
5520 Fasilitasi pembelajaran
 Mulai tindakan jika semua
sudah siap
 Tuliskan tujuan
pembelajaran yang jelas dan
mudah menilai.
 Buat penkes sesuai dengan
kemampuan perubahan

116
sikap, dan kemampuan fisik
masyarakat.
 Buat perbedaan materi
pendidikan kesehatan
hipertensi yang penting
untuk diketahui.
 Gunakan bahasa yang
umum digunakan
 Berikan pamphlet atau
video hipertensi.
 Dorong pasien untuk
berpartisifasi dan aktif

5602 Pengajaran proses


penyakit hipertensi
 Kaji tingkat pengetahuan
terkait hipertensi
 Jelaskan gejala imun dari
penyakit hipertensi
 Hindari harapan kosong
 Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk
mengontrol proses penyakit
hipertensi

5604 Pengajaran kelompok

 Sediakan lingkungan
yang kondusif
 Tetapkan kebutuhan
setiap program

117
 Manfaatkan sumber
yang ada di masyarakat
 Rujuk jika di perlukan

Diagnosa keperawatan NOC NIC


Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: Ketidakefektipan pemeliharaan kesehatan TBC
DS: Berdasarkan hasil 00051 Domain: 5 Skala target Ativitas –aktivitas
pengkajian oleh Kelas: 5 outcome:dipertahankan intervensi:hambatan
petugas kesehatan dari pada…….. atau di komunikasi verbal akibat
Puskesmas Majalengka tingkatkan ke……… adanya pandemic covid 19
sebelum COVID-19 dengan terganggunya
yang dilakukan bulan program penyakit tb paru
Februari petugas Prevensi sprimer:
kesehatan mengatakan: Level 1 Prevensi Primer :
Hanya ditemukan satu Domain 3 kesehatan Level 1
orang pasien TBC psikososisal Domain 3Perilaku
Belum melakukan Outcome yang
menggambarkan adaptasi Level 2
DO: psikologis atau sosial Kelas Q peningkatan
Penderita Tubercolusis Level 2 komunikasi
paru yang belum Kelas P
mendapatkan Out come yang Intervensi untuk
pengobatan sesuai menggambarkan hubungan memfasilitasi pemberian
standar 60,52% individu dengan orang lain dan penerimaan pesan
verbal dan non verbal
Membangun hubungan yang
1503 Keterampilan sosial komplek
Berpartisipasi dalam aktivitas  Ciptakan suasana hangat
yang terorganisir dan penuh penerimaan
150307 Berpartisipasi sebagai dengan penderita TB paru
150308 petugas dalam organisasi  Gunakan sikap tubuh

118
Setiap hari berhubungan terbuka dengan penderita
150314 dengan orang lain TB paru
Berinteraksi dengan teman
150301 dekat Mediasi konflik
Berinteraksi dengan tetangga  Sediakan tempat yang
150302 Berinteriksa dengan anggota nyaman, netral dan terjaga
150303 keluarga kerahasiaannya untuk
proses dilaksanakannya
1504 Dukungan sosial diskusi dengan penderita
Kemauan untuk TB paru
150408 menghubungi orang lain  Berikan kesempatan pada
untuk meminta Bantuan setiap pihak untuk
150406
Hubungan teman karib menyatakan
permasalahannya dengan
penderita TB paru

Peningkatan sosialisai
 Anjurkan penghormatan
terhadap ha-hak orang lain
Prevensi Sekunder dengan penderita TB paru
Level 1  Anjurkan kesabaran dalam
Domain 5kondisi kesehatan pengembangan hubungan
yang diterima dengan penderita TB paru

Level 2
Kelas EE kepuasan
mengenai perawatan outcome
Prevensi Sekunder
yang menggambarkan
Leve 1
persepsi individu terkait
Domain 7 komunitas
dengan kulaitas dari pelayaan
Keperawatan yang
kesehatan yang disediakan
mendukung kesehatan

119
3015 Kepuasan klein komunitas
mengement kasus
Ketersediaan case manager Level 2
Ketersediaan suplay yang Kelas C Peningkatan
301501 dibutukan untuk peralatan kesehatan Komunitas
301502
3002 Kepuasan klein Magaemen kasus pandemic
komunikasi  Membangun hubungan
Menggunakan nama yang baik dengan
kesukaan klien pasien,keluarga dan tenga
300202
Staf mendengarkan klien kesehatan lainnya dengan
300204 dengan aktif penderita TB paru
 Menggunakan sistem
3012 Kepuasan klien komunikasi yang efektif
pengajaraan pada pasien keluarga dan
tenaga kesehatan lainnya
Mempertimbangkan dengan penderita TB paru
301210 pengetahuan personal
sebelum mengajarkan Dukungan kesehatan
penjelasan diberikan dengan komunitas terkait pandemic
301219 istikah-istilah yang bisa covid 19
dipahami  Partisipasi dalam
kampanye media untuk
3305 Kepuasan klien meningkatkan kesadaran
bantuan fungsional publik dengan penderita
Mendorong untuk seaktif TB paru
300503 mungkin dengan  Sediakan informasi
Membantu dengan aktifitas perawatan kesehatan dan
300504
fisik pendidikan pada publik
dan pejabat legislasi
Kelas U kesehatan dan dengan penderita TB paru
kulaitas hidup
2009 Status kenyamanan

120
lingkungan Monitor kebijakan kesehatan
terkait pandemic covid 19
 Tinjau kebijakan yang
diusulkan dan standar
Prevensi tersier: dalam organisasi, profesi
Level 1 serta literaturnya dlam
Domain 7 kesehatan pemerintahandan dialam
komunitas media populer dengan
penderita TB paru
Outcome yang
 Identifikasi dan selesaikan
menggambarkan kesehatan
ketimpangan antara
kesejrahtaan dan fungsi
standar dan kebijakan
dari komunitas atau
kesehatan terhadap praktik
populasi
keperawatan saat ini
dengan penderita TB paru
Level 2
Kelas C perlindungan
kesehatan komunitas Prevensi Tersier :
Level 2
Outcome yang
Kelas B magaement resiko
menggambarkan struktur
komunitas
dan menggambarkan
program komunitas untuk Identifikasi yang membantu
menghilangkan atau mendeteksi atau mencegah
menurunkan resiko resiko kesehatn pada seluruh
kesehatan dan peningkatan komunitas
resistensi terhdaop
 Intruksikan faktor resiko
ancaman kesehatan
dan rencana untuk
mengurangi faktor resiko
2804 Kesiapan komunitas
dengan penderita TB paru
terhadap bencana
 Gunakan rancangan tujuan
280401 Identifikasi tipe bencana yang saling

121
menguntungkan dengan
280412 potensial tepat dengan penderita TB
paru
Penugasan lembaga yang
bertanggung jawab dalam Level 3 intervensi
peristiw bencana Persiapan resiko ancaman
2806 Respon komunitas bioterorisme akibat covid 19
280613 terhadap bencana  Ikuti intruksi terkait dengan
Pengoprasian sistem ketelibatan klien yang
280617 komunikasi diperiksa ketika kejadian
Pemberian informasi pada bioterorisme terjadi dengan
publik dengan penderita TB paru
 Biasakan diri untuk
280701 2807 Keefektifan skrining mematuhi semua peraturan
kesehatan komunitas dekontaminasi, prosedur
280702 Identifikasi kondisi bersiko dan protokolnya dengan
tinggi yang umum penderita TB paru
dikomunitas
 Ikuti pelatihan untuk
Identifikasi kondisi yang bisa
memperbaharui ilmu
mendapatkan manfaat dari
dengan penderita TB paru
deteksi dini
280801
Managemeet penyakit
2808 Keefektifan program
menular terhadap covid 19
280802 komunitas
 Monitor sanitasi dengan
Tujuan program konsisten
penderita TB paru
dengan pengkajian komunitas
Tujuan program yang dapat  Monitor faktor-faktor
dicapai lingkungan yang
mempengaruhi
penyebaran penyakit
menular dengan penderita
TB paru

122
Persiapan bencana
dikomunitas terhadap covid
19
 Identifikasi tipe bencana
potensial yang ada
didaerah tersebut
(misalnya : yang
berhubungan dengan
cuaca, industri,
lingkungan) dengan
penderita TB paru
 Kembangkan prosedur-
prosedur triase dengan
penderita TB paru

Managemet lingkugan
komunitas terhadap covid 19
 Ciptakan lingkungan yang
aman bagi pasien dengan
penderita TB paru
 Singkirkan benda-benda
berbahaya dari lingkungan
dengan penderita TB paru

Perlindungan lingkungan
berresiko
Skriniing kesehatan
 Kaji lingkungan terkait
dengan danya resiko
potensial dan aktual

123
dengan penderita TB paru
 Informasikan populasi
yang beresiko mengenai
hal-hal yang
membahayakan
dilingkungan dengan
penderita TB paru

Identifikasi risiko
 Identifikasi strategi koping
yangdigunakan/khas
dengan penderita TB paru
 Gunakan rancangan tujuan
yang saling
menguntungkan dengan
tepat dengan penderita TB
paru

Surveillan komunitas
 Identifikasi resiko
biologis, lingkungan dan
prilaku serta hubungan
timbal balik dengan
penderita TB paru
 Identifikasi strategi koping
yang digunakan/khas
dengan penderita TB paru

F. RENCANA KERJA (PLAN OF ACTION/POA)

124
Sumber Daya
No Kegiatan Tujuan Metode Media
Penanggung Alokasi
Waktu Tempat Kelanjutan
jawab dana
1 Pelatihan Kader Peningkatan Ceramah  Power Mahasiswa Jum’at, Balai Mahasiswa
tentang pengetahuan point 20 Nov Desa dan
Pendidikan kader dan  Leaflet 2020 Mekarsari
Kesehatan proses tentang proses  Lembar
penyakit penyakit Balik
hipertensi hipertensi  Poster
2 Pelatihan Kader Peningkatan Ceramah  Power Mahasiswa Jum’at, Balai Mahasiswa
tentang pengetahuan point 20 Nov Desa dan
Pengukuran kader dan  Leaflet 2020 Mekarsari
tekanan darah tentang  Lembar
pengukuran Balik
tekanan darah  Poster

3 Pendidikan Peningkatan Ceramah  Power Mahasiswa Jum’at, Balai Mahasiswa


Kesehatan tentang pengetahuan point 20 Nov Desa dan
terapi nutrisi kader tentang  Leaflet 2020 Mekarsari
terapi nutrisi  Lembar
Balik
 Poster
4 Pelatihan kader Peningkatan Ceramah  Power Mahasiswa Jum’at, Balai Mahasiswa
tentang proses pengetahuan point 20 Nov Desa dan
penyakit TBC kader tentang  Leaflet 2020 Mekarsari
proses penyakit  Lembar
TBC Balik
 Poster
5 Pelatihan kader Peningkatan Ceramah  Power Mahasiswa Jum’at, Balai Mahasiswa
tentang PMO pengetahuan point 20 Nov Desa dan
kader tentang  Leaflet125 2020 Mekarsari
PMO  Lembar
Balik
 Poster
Rencana Budget Program MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)
Desa Kawunggirang

No. Kegiatan Vol Set Biaya Jumlah


1. Pendidikan Kesehatan
tentang Penkes...
a. Leaflet 60 Lbr 2.500 150.000
b. Lembar Balik 46 Lbr 2.500 115.000
c. Laminating 16 Lbr 48.000
d. Kertas A4 80 gram 16 Lbr 3200
e. Kertas BW 10 Lbr 33.700
2. Penyegaran tentang
Penkes.....
a. Konsumsi 30 Orang 8.000 240.000
b. Masker 1 box 38.000 38.000
c. Jeruk 1 Kg 18.000 18.000
d. Salak 1 Kg 12.000 12.000
e. Anggur 1 Kg 40.000 40.000
f. Pisang 1 Kg 20.000 20.000
g. Lemineral 1 dus 43.000 43.000
h. Kipas GMC 308 1 buah 165.000 165.000
Stanfan
i. Stetoskop 1 buah 85.000 85.000
j. Spignomanometer 1 buah 100.000 100.000
k. Tissu 1 buah 13.000 13.000
l. Map Biola 3 Lbr 2.000 6000
m. Amplop 21 Lbr 6.600 6600
n. Print 21 Lbr 10.500 10.500
o. Kertas kado 8 Pcs 2500 20.000
p. Lem Fox 1 Plastik 12.000 12.000
q. Kardus 8
r. Cutter kecil 1 buah 3000 3000
s. Cutter Besar 1 buah 4500 4500
t. Ring kawat 8 buah 64.000
u. Desain 12 gambar 150.000
v. Kertas Kado kipas 2 Buah 4000 8.000
3. Kampanye
a. Poster 4 0,7 x 1 15.000 60.000
meter
4. Kegiatan Support Penkes
Hipertensi dan TBC
a. Mentimuni 6 1000 6000
b. Konsumsi 15 Orang 8000 120.000
Total = Rp 1.594.500

126
G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Tanda


tangan
1. Jum’at, Penurunan Promkes: S : Kader mengatakan
20 Nov 2020 pelaksanaan Melakukan mampu memahami
aktivitas tindakan tentang proses
pengalihan pada keperawatan penyakit hipertensi,
penyakit : mampu melakukan
hipertensi  Pelatihan pengukuran tekanan
kader darah dan mampu
tentang memahami tentang
proses terapi nutrisi
penyakit O:
hipertensi  kader terlihat
 Pelatihan antusias mengikuti
kader penyuluhan tentang
tentang hipertensi
pengukuran  kader dapat
tekanan memahami tentang
darah proses penyakit
 Pendidikan hipertensi, dapat
kesehatan melakukan
tentang pengukuran
terapi tekanan darah dan
nutrisi dapat memhami
Respon tentang terapi
tindakan : nutrisi
Setalah A : Kurangnya
diberikan pengetahuan tentang
penyuluhan hipertensi teratasi
kader sebagian
kooperatif P : Kader diharapkan
memberikan
pendidikan kesehatan
secara terus-menerus
kepada masyarakat
tentang hipertensi
Proses
kelompok
Kemitraan
partnership
2. Jum’at, 20 Ketidakefektipan Promkes : S : Kader mengatakan
Nov 2020 pemeliharaan Melakukan mampu memahami
kesehatan TBC tindakan tentang proses

127
keperawatan penyakit TBC dan
: mampu melakukan
 Pelatihan kegiatan PMO
kader O:
tentang  kader terlihat
proses antusias mengikuti
penyakit penyuluhan tentang
TBC TBC
 Pelatihan  kader dapat
kader memahami tentang
tentang proses penyakit
PMO TBC, dan dapat
Respon melakukan
tindakan : kegiatan PMO
Setalah  A : Kurangnya
diberikan pengetahuan tentang
penyuluhan TBC teratasi sebagian
kader P : Kader diharapkan
kooperatif memberikan
pendidikan kesehatan
dan melakukan
kegiatan PMO secara
terus-menerus kepada
masyarakat
Proses
kelompok
Kemitraan
partnership

H. ANALISIS SWOT
Berikut ini adalah analisis kegiatan asuhan keperawatan komunitas di Desa Kawunggirang
dengan menggunakan Analisis SWOT :
Kategori Hipertensi TBC
Strength/Kekuatan a. Adanya visi misi a. Dana yang tersedia
Puskesmas Majalengka untuk program
dan mendukung dengan penanganan TBC cukup
program PTM untuk b. Sudah terdapat bagian
mewujudkan lingkungan khusus untuk
yang sehat penanganan TBC di
b. Sudah adanya bangunan Puskesmas
permanen untuk c. Sudah terdapat bagian
penyelenggaraan untuk melakukan
pelayanan kesehatan promosi kesehatan
c. Adanya JKN untuk mengenai TBC
fasilitas warga d. Pengobatan TBC gratis
d. Adanya system informasi
rekapitulasi untuk
monitoring dan pelaporan

128
kejadian
e. Adanya POSBINDU
maka terdeteksi untuk
penyakit seperti tekanan
darah tinggi

Weakness/Kelemahan a. Kurang kader a. Waktu konsultasi antara


POSBINDU PTM petuga kesehatan belum
b. Belum ada sarana mencukupi
penyuluhan hipertensi di b. Sosialisasi TBC tidak
masyarakat seperti merata
Leaflet, lembar balik, c. Waktu pemberian
dan poster sosialisasi TBC tidak
efisien
d. Kurangnya sarana
sosialisasi mengenai
TBC yang mudah
dipahami masyarakat
e. Pemeriksaan sputum,
masyarakat harus datang
ke Puskesmas
Opportunity/Kesempatan a. Kemajuan teknologi a. Terdapat Kader yang
b. Adanya keinginan bias diajak kerjasama
masyarakat dalam untuk menangani TBC
pemanfaatan fasilitas b. Masyarakat mau untuk
kesehatan diberikan sosialisasi
c. Adanya program
pemerintah dalam
meningkatkan kesehatan
masyarakat (JKN)

Treathment/Ancaman a. Jumlah penderita a. Belum adanya kader


meningkat dan masih yang khusus menangani
sedikit mengikuti TBC
program PTM b. Kurangnya pengetahuan
b. Tidak ada evaluasi atau mengenai TBC
umpan balik hasil (Pentingnya deteksi dini,
program dari peserta pengobatan, bahaya
c. Waktu pelaksanaan putus obat, dan bahaya
program bertepatan penularan)
dengan jam kerja c. Kurang kesadaran untuk
masyarakat memeriksakan diri jika
d. Sebagian masyarakat mendapat gejala yang
tahu tentang mengaraha ke TBC
penyakitnya tetapi tidak
mau berobat, seperti
tekanan darah tinggi tapi
tidak mau berobat dan
rutin minum obat

129
I. EVALUASI PROGRAM
1. Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi
Evaluasi
Implementasi
Kehadiran Pretest Posttest
Pendidikan Dari 12 Kader 48,5 % pengetahuan 52 %
Kesehatan I terdapat 6 Kader baik, pengetahuan
yang hadir (50%) baik

Dengan demikian dapat disimpulkan Kader yang hadir dalam pendidikan kesehatan
tentang hipertensi di Desa Kawunggirang sebanyak 6 orang kader dengan rata-rata
hasil Posttest pengetahuan 52% atau dengan rata-rata peningkatan hasil Pretest dan
Posttenst tentang hipertensi.
2. Pendidikan kesehatan tentang TBC
Evaluasi
Implementasi
Kehadiran Pretest Posttest
Pendidikan Dari 12 Kader 57 % pengetahuan 58,5 %
Kesehatan II terdapat 6 Kader baik pengetahuan
yang hadir (50%) baik

Dengan demikian dapat disimpulkan Kader yang hadir dalam pendidikan kesehatan
tentang TBC di Desa Kawunggirang sebanyak 6 orang kader dengan rata-rata hasil
Posttest pengetahuan 58,5% atau dengan rata-rata peningkatan hasil Pretest dan
Posttenst tentang TBC.

130
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari data sekunder yang diperoleh dari puskesmas majalengka tentang masalah
kesehatan yang ada di Desa Kawunggirang Rw 01, 02, dan 03, dilihat dari indicator
keluarga sehat (IKS) di temukan masalah tertinggi, yaitu:
1. Penderita hipertensi yang belum melakukan pengobatan secara teratur 68,31%
2. Penderita tuberculosis paru yang belum mendapatkan pengobatan sesuai standar
60,52%
Dalam pelaksanaan rencana perencanaan hanya beberapa point edukasi dan motivasi
tentang 2 masalah tersebut yang dapat dilaksanakan karena disesuaikan dengan kondisi di
lapangan dan setelah dilakukan penyuluhan pada hari jum’at 20 November, Pukul 09.30
WIB, perwakilan kader Desa Kawunggirang berpartisipasi hadir dan memahami materi
penyuluhan yang diberikan.

B. Saran
Setelah adanya PBL Keperawatan Komunitas di Desa Kawunggirang khususnya
RW 01,02 dan 03 kami berharap setelah dilakukannya penyuluhan masyarakat dapat
memahami dan mengikuti apa yang disarankan untuk mengubah perilaku atau kebiasaan
menuju hidup bersih dan sehat.

131
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. (2016). Nursing
Interventions Classification (NIC), Edisi 6. Philadelpia: Elsevier.
Clark M.J. 1999. Nursing in the community: Dimensions of community health nursing.
Standford Connecticut: Appleton & Lange.
Efendi F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Herawati, Neni FS. 2012. Buku Panduan Praktikum Keperawatan Komunitas I.
Banjarbaru: PSIK FK UNLAM.
Herdman, T. Heather dan Kamitsuru,Shigemi. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Hidayat AH. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika: Jakarta.
Moorhead, Sue., Johnson, Marion., Maas, M.L., & Swanson, Elizabeth. (2016). Nursing
Outcomes Classification (NOC), Edisi 5. Philadelpia: Elsevier.
Mubarak IW. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Jakarta: CV
Sagung Seto.
Riasmini, Ni Made., dkk. 2017. Panduan asuhan keperawatan individu, keluarga,
kelompok, dan komunitas dengan modifikasi NANDA, ICNP, NOC dan NIC di
Puskesmas dan masyarakat. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Swanson, Elizabeth, dkk. 2016. Nursing Outcomes Clasification (NOC). Yogyakarta:
Mocomedia.
Wawan A, Dewi M. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Lampiran 1
TABULASI DATA HASIL KUESIONER

N PRETEST
kategori
o Jumlah N % Rata-Rata
4 52,
21 0 5
4 37,
15 0 5
4
1 Hipertensi 48,5%
20 0 50
4 52,
21 0 5
4
20 0 50

N POSTTEST
kategori
o Jumlah N % Rata-Rata
4 52,
21 0 5
4 52,
21 0 5
4
2 Hipertensi 52%
20 0 50
4 52,
21 0 5
4 52,
21 0 5

N PRETEST
kategori
o Jumlah N % Rata-Rata
4
26 0 65
4
22 0 55
4 52.
3 TBC 57%
21 0 5
4
22 0 55
4 57,
23 0 5

N POSTTEST
kategori
o Jumlah N % Rata-Rata
4 TBC 27 4 67, 58,5%
0 5
4 47,
19 0 5
4 57.
23 0 5
4
24 0 60
4
24 0 60

134
Lampiran 2
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai