Anda di halaman 1dari 94

LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI KELURAHAN MUNJUL BLOK PATAKING (RT 01 DAN 02)


WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MUNJUL TAHUN 2022

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Profesi Ners


(Stase Keperawatan Komuniats)

Disusun oleh :

1. Muhammad Rahmat Arifin, S.Kep 13. Risky Muhamad F, S.Kep


2. Nanda Fatimatul B, S.Kep 14. Rosy Rihhadatul A, S.Kep
3. Nenih Junayatul M, S.Kep 15. Sri Mega A, S.Kep
4. Ninik Tanisah, S.Kep 16. Susi Pujs W, S.Kep
5. Nova Roudlotul Jannah, S.Kep 17. Syaepudin, S.Kep
6. Nur Evi Febilasari, S.Kep 18. Tania Febriyanti, S.Kep
7. Nur Muhamad Ramdan, S.Kep 19. Ulvi Nurlika, S.Kep
8. Nurfera Alpionita, S.Kep 20. Yessi Gustia, S.Kep
9. Raka Handika, S.Kep 21. Yudhi Rhamanda, S.Kep
10. Reni Sri Restuti, S.Kep 22. Yuliawati, S.Kep
11. Rima Amelia Nurwahyi, S.Kep 23. Zhukrufiana Dwi Insani W, S.Kep
12. Rina Iriyanti, S.Kep 24. Euis Nurhayati, S.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YAYASAN PENDIDIKAN IMAM BONJOL MAJALENGKA
PROGRAM PROFESI NERS
MAJALENGKA
2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 kesehatan adalah keadaan

sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap

orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan yang optimal bagi

setiap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat merupakan tujuan dari

keperawatan, khususnya keperawatan komunitas (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).

Komunitas adalah kelompok social yang tinggal dalam suatu tempat, saling

berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat interest yang

sama (WHO).

Keperawatan komunitas adalah bidang khusus dari keperawatan yang

merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu

sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang di berikan

kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit

secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta

resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif

masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan

yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut. tersebut (Elisabeth, 2007).

Program praktik belajar lapangan keperawatan komunitas yang dilakukan

mahasiswa STIKes YPIB Majalengka, pada profesi Ners ini adalah praktik belajar

lapangan keperawatan yang berbasis puskesmas. Diharapkan dalam kegiatan proses

praktik ini akan memberikan gambaran yang jelas tentang fungsi dan peran perawat di

puskesmas dalam komunitas. Serta perawatan komunitas di tingkat masyarakat

dilakukan dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas di dalam suatu
wilayah kerja Puskesmas. Proses keperawatan pada tingkat masyarakat mencakup

individu, keluarga, dan kelompok khusus yang memerlukan pelayanan Asuhan

Keperawatan.

Transis demografi akan memberikan perubahan dan pergeseran terhadap

berbagai aspek kehidupan yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan komunitas.

Hal ini menjadi fenomena yang dapat menarik untuk dipelajari dalam kehidupan

masyarakat. Tahap perkembangan individu pun akan menarik untuk diketahui di

tingkat komunitas karena kondisi tersebut memungkinkan untuk munculnya

kelompok khusus, kelompok resiko tinggi yang semua itu dapat mengancam status

kesehatan. Peran petugas kesehatan dan partisipasi masyarakat menentukan dalam

mengatasi masalah yang mungkin muncul.

Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kepada masyarakat dan

mempunyai wilayah kerja tertentu merupakan tempat yang tepat untuk mahasiswa

melakukan kegiatan praktik belajar lapangan. Puskesmas mempunyai kegiatan-

kegiatan pokok perawatan komunitas yang ditunjang oleh peran profesi keperawatan.

Sebagai calon perawat, mahasiswa perlu dibekali dengan pengalaman belajar

lapangan di puskesmas, sesuai dengan peran dan fungsi yang dituntut dalam

hubungannya dengan asuhan keperawatan komunitas. Asuhan keperawatan komunitas

merupakan salah satu bagian dari kegiatan Akademik di Program Profesi Ners STIKes

YPIB Majalengka. Berdasarkan latar belakang tersebut maka mahasiswa Profesi Ners

STIKes YPIB Majalengka ditugaskan untuk menerapkan keterampilan Asuhan

keperawatan komunitas dalam program pengalaman belajar lapangan selama 2

minggu yang dilaksanakan di Kelurahan Munjul Blok Pataking RT 01 dan RT 02

Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka.


B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan pengalam terhadap masalah-masalah kesehatan masyarakat di

lapangan yang nyata, serta mencoba melakukan upaya-upaya pemecahan masalah

dengan teori dan praktek yang telah diperoleh dikampus.

2. Tujuan Khusus

Mahasiswa diharapkan mampu :

a. Mengumpulkan data primer.

b. Melakukan analisa, identifikasi, merumuskan dan menyusun prioritas masalah

keperawatan komunitas berdasarkan data dasar yang telah dikumpulkan.

c. Melaksanakan Musyawarah Masyarakat Desa

d. Membuat laporan Praktik Belajar Lapangan di Blok Pataking RT 01 dan 02.

C. Manfaat

1. Memberikan pengalaman dan melatih mahasiswa dalam memahami dan

menganalisis masalah kesehatan di tingkat masyarakat secara tepat.

2. Melatih mahasiswa menentukan priorotas masalah dengan melibatkan elemen

masyarakat.

3. Melatih mahasiswa agar mampu mengklarifikasi masalah kesehatan terkait

dengan data yang diperoleh.

D. Ruang Lingkup

1. Tempat Praktik

Lokasi praktik belajar lapang ini bertempat di RW/RT 06/01 Desa Pataking

Kelurahan Munjul Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka

2. Waktu Praktik

Waktu praktik ini dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2022 sampai 2 Juni 2022
3. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan data primer dan

sekunder

4. Data yang digunakan

Data yang kami dapatkan berdasarkan metode teknik pengumpulan data yang

kami lakukan berupada data primer dan sekunder atau merupakan data yang kami

dapat dari Puskesmas, Pengurus RW, Kader dan Bidan Desa.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Teori

1. Definisi Komunitas dan Kesehatan Masyarakat

Menurut WHO komunitas adalah kelompok sosial yang ditentukan oleh

batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama serta ada saling

mengenal dan interaksi antara anggota satu dengan yang lainnya. Menurut

McMillan dan Chavis (1986) mengatakan bahwa komunitas merupakan kumpulan

dari para anggotanya yang memiliki rasa saling memiliki, terikat diantara satu dan

lainnya dan percaya bahwa kebutuhan para anggota akan terpenuhi selama para

anggota berkomitmen untuk terus bersama-sama. Menurut Kontjaraningrat,

komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah

lain saling berinteraksi (Mubarak, 2007).

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling

berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest

yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu

lokasi yang sama dengan di bawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang

sama di mana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang

sama (Riyadi, 2007).

Keperawatan komunitas adalah bidang khusus dari keperawatan yang

merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu

sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang di berikan

kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang

sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat.
Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal

masalah kesehatan yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut  (Elisabeth,

2007).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/

kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan

tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan

perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat

untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam

menciptakan derajat kesehatan yang optimal (Elisabeth, 2007). Peran serta

masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek dan

obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam

menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama

diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status

kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).

2. Definisi Keperawatan Komunitas

Menurut WHO (1974) keperawatan komunitas mencakup perawatan

kesehatan keluarga (nurse health family) juga kesehatan dan kesejahteraan

masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatannya

sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan

yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan pada orang lain.

Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan

praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta

memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas

adalah individu yaitu balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut,

penderita penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan
terhadap masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas

baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan

(Ratih Dwi Ariani, 2015).

Keperawatan komunitas atau community health nursing merupakan praktik

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menggunakan

pengetahuan dari ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat.

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran

sertaaktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara

kesehatanmasyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta

masyarakat dalammelakukan upaya promotif dan preventif dengan tidak

melupakan tindakan kuratif danrehabilitatif sehingga di harapkan masyarakat

mampu mengenal mengambil keputusandalam memelihara kesehatannya

( Mubarak,2009 )

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian

integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan

spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat

baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).

Keperawatan sebagai bentuk komprehensif melakukan penekanan tujuan

untuk menekan stressor atau meningkatkan kemampuan komunitas mengatasi

stressor melalui pencegahan primer, sekunder, tersier. Peningkatan kesehatan

berupa pencegahan penyakit ini bisa melalui pelayanan keperawatan langsung dan

perhatian langsung terhadap seluruh masyarakat dan mempertimbangkan

bagaimana masalah kesehatan masyarakat mempengaruhi kesehatan individu,

keluarga, dan kelompok. Peningkatan peran serta masyarakat dalam bidang


kesehatan merupakan suatu proses dimana individu, keluarga dan lembaga

masyarakat termasuk swasta mengambil tanggung jawab terhadap masyarakat atas

kesehatan diri keluarga dan masyarakat, mengembangkan kemampuan untuk

menyehatkan diri, keluarga dan masyarakat serta menjadi pelaku atau perintis

kesehatan dan peminpin yang menggerakan kegiatan masyarakat dibidang

kesehatan berdasarkan azas kemandirian dan kebersamaan. Dari hal tersebut

masyarakat dapat berperan serta dengan menyumbangkan tenaga, pikiran atau

pengetahuan, sarana, dana yang dimilikinya untuk upaya kesehatan.

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun

mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada

kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini

dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,

penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada

upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan

setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini

dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta etika profesi

keperawatan (Riyadi, 2007).

Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat dijelaskan bahwa

keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang merupakan

perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan masyarakat (Public health)

dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan

pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan

pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan

kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh

melalui proses keperawatan (Nursing process) untuk meningkatkan fungsi


kehidupan manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya

kesehatan (Mubarak, 2005).

Berbagai definisi dari keperawatan kesehatan komunitas telah dikeluarkan

oleh organisasi-organisasi profesional. Berdasarkan pernyataan dari American

Nurses Association (2004) yang mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas

sebagai tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari

populasi dengan mengintegrasikan ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai

dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat. Praktik yang dilakukan

komprehensif dan umum serta tidak terbatas pada kelompok tertentu, berkelanjutan

dan tidak terbatas pada perawatan yang bersifat episodik. (Effendi & Makhfudli,

2010).

3. Prinsip Perawatan Kesehatan Masyarakat

Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa

prinsip, yaitu:

a. Kemanfaatan

Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat

yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus

memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan

antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).

b. Kerjasama

Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat

berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral

(Riyadi, 2007).

c. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,

klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik

mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).

d. Keadilan

Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas

dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan

sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).

e. Otonomi

Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan

beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada

(Mubarak, 2005).

4. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang

dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan

masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction) terhadap individu,

keluarga dan kelompok didalam konteks komunitas serta perhatian langsung

terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau isu

kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi individu, keluarga serta

masyarakat.

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan

kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga,

kelompok, dalam konteks komunitas.


2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health general

community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan

masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok

Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat mempunyai kemampuan untuk :

1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami

2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut

3. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan

4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi

5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka hadapi , yang

akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam mempelihara kesehatan secara

mandiri (self care)

5. Strategi Pelaksanaan Keperawatan Komunitas

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam

keperawatan kesehatan masyarakat, yaitu:

a. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana

perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi/ teori dari seseorang ke

orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut

terjadi adnya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat

sendiri. Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan

cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja

sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang

ada hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2007).


Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan

yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana

individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup

sehat, pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam

bidang kesehatan (Mubarak, 2005).

Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar seorang mampu:

a. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri;

b. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap maslaahnya, dengan

sumberdaya yang ada pada mereka dan di tambah dengan dukungan dari luar

c. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna, untuk meningkatkan taraf hidup

sehat dan kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan

No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu “meningkatkan kemampuan masyarakat

untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan ; baik fisik, mental, dan

sosialnya ; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara social.

b. Proses kelompok (Group Process)

Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat

sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu,

keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan

upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat

menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan

sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat (Elisabeth, 2007).

Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar

dari pengelaman sebelumnya, selain dari faktor pendidikan/ pengetahuan individu,

media massa, televisi, penyuluhan yang dilakukan oleh pettugas kesehatan, dan
sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan lingkungan sekitar masyarakat,

tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya

sangat memengaruhi upaya penanganan atau pencegahan penyakit yang mereka

lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penanganan yang bersifat individual tidak

akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah

melakukan pendekatan pemecahan masalah kesehatan menggunakan proses

kelompok

c. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)

Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,

berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan

manfaat. Partisipasi klien/ masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan

inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan

kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007).

Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan

masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen

yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam

mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk

mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Elisabeth, 2007).

Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika

tidak di tangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat

luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan

asuhan keperawatan komunitas, melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam

lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat

d. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses

pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif

kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide

baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).

Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada

masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan

masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas,

kepemimpinan dan partisipasi masyarakat  (Elisabeth, 2007).

6. Batasan Keperawatan Komunitas

Ada beberapa batasan komunitas yang digunakan antara lain sebagai berikut.

a. Komunitas adalah unit dari organisasi sosial dan teritorial, yang tergantung dari

besarnya, sehingga dapat berupa RT, RW, desa dan kota.

b. Komunitas adalah sekelompok manusia serta hubungan yang ada di dalamnya

sebagaimana yang berkembang dan digunakan dalam suatu agen, institusi serta

lingkungan fisik yang lazim.

c. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering

dibandingkan dengan manusia lain yang berada di luarnya serta saling tergantung

untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting, untuk menunjang

kehidupan sehari-hari.

7. Sasaran Praktik Keperawatan Komunitas

Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, membimbing dan

mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menanamkan pengertian,

kebiasaan dan perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan meningkatkan

derajad kesehatannya.
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,

kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah

kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari:

a. Individu

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek

biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,

pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social,

psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan

pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.

b. Keluarga

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus

menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara

bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara

keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan

dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu

kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan

aktualisasi diri.

c. Kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis

kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan

terhadap masalah kesehatan. Yang termasuk kelompok khusus adalah:

1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan

pertumbuhannya, seperti:

a) Ibu hamil

b) Bayi baru lahir


c) Balita

d) Anak usia sekolah

e) Lansia

2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan

bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:

a) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin

lainnya.

b) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,

jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.

3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, yaitu:

a) Wanita tunasusila

b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

c) Kelompok pekerja-pekerja tertentu, dan lain-lain

4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:

a) Panti werdha

b) Panti asuhan

c) Pusat-pusat rehabilitasi

d) Penitipan balita

d. Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama

cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri

mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan

dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi,

saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi


sesama anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan

sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.

Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek

keperawatan.Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi

individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).

1) Individu sebagai klien, Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai

kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual. Peran perawat

pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya

mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya

kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju

kemandirian klien (Riyadi, 2007).

2) Keluarga sebagai klien, Keluarga merupakan sekelompok individu yang

berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik

secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya

sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya

mempengaruhi dalam lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada

Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan

nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).

3) Masyarakat sebagai klien, Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut

suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh

suatu indentitas bersama (Riyadi, 2007).

8. Asumsi dan Kepercayaan Terhadap Perawatan Kesehatan Komunitas Menurut

ANA (American Nurses Associationi)

a. Asumsi

1) Sistem pemeliharaan yang kompleks.


2) Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer, sekunder dan tersier.

3) Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk pendidikan dasar

praktek penelitian.

4) Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder dan tersier.

5) Perawatan kesehatan menyangkut setting pemeliharaan kesehatan primer.

b. Kepercayaan

1) Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua orang.

2) Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.

3) Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan kesehatan.

4) Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan individu.

5) Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan.

6) Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka waktu yang

lama.

7) Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan.

8) Individu dalam sistem kesehatan masyarakat bertanggung jawab secara mandiri

dan aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehatan.

9. Paradigma dan Falsafah Keperawatan Komunitas

Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu

manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987).

Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai

kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses

yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif.

Menurut Hendrik L.,ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu

lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari

lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang
berkaitan dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan.

Contoh, di suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan

air bersih.

Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang

dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut saling

berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam menentukan derajat

kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai

bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan

kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk

mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Lingkungan dalam paradigma keperawatan

berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status

kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial

dan budaya dan lingkungan spiritual.

Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka

dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik

keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan

komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh

lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan

memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.

Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma

keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan

dan pelayanan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:


a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan

manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan

untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia

yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.

c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima

oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.

d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya

kuratif dan rehabilitatif.

e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara

berkesinambungan.

f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai consumer

pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling

mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan

kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat.

g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara

berkesinambungan dan terus-menerus.Individu dalam suatu masyarakat ikut

bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong,

mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.

10. Komponen Komunitas

Komponen komunitas adalah seperti berikut ini :

a. Manusia (people)

Menjelaskan unsur “ The who ” dari komunitas sangat bermanfaat dalam

menjawab: Siapa sasaran program? Bagaimana karakteristiknya? Program


kesehatan untuk komunitas remaja tentu tidak sama dengan komunitas lansia,

karena sasaran dan karakteristiknya berbeda.

b. Ruang dan waktu ( space and time )

Menjelaskan unsur “ the where and when ” dari komunitas sangat bermanfaat

dalam menjawab: Di mana lokasi sasarannya? Kapan waktu yang tepat

melaksanakan program kesehatan untuk komunitas desa dan komunitas kota? Hal

tersebut ditanyakan karena komunitas desa tidak sama dengan komunitas kota

(lokasi). Program kesehatan untuk komunitas pejuang 45 tentu tidak sama dengan

komunitas remaja milenium (waktu).

c. Tujuan ( purpose )

Menyelesaikan unsur “ The why and now “ dari komunitas sangat bermanfaat

dalam menjawab penyebab timbulnya masalah kesehatan dan program kesehatan

yang patut dilaksanakan. Penyebab timbulnya masalah kesehatan pada komunitas

buruh tentu tidak sama dengan komunitas petani. Program kesehatan yang sesuai

untuk komunitas seniman.

11. Peran Perawat Komunitas

a. Penyedia Pelayanan (Care provider)

Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan yang

ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan

dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat.

b. Pendidik dan Konsultan (Educator and Counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam

rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti


yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Konseling

adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan psikologis

atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan

untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan

emosional dan intelektual. Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu :

pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses

keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan

pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat

membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat

menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang

telah didapat (Mubarak, 2005).

c. Role Model

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam

bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang

bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

d. Advokasi (Advocate)

Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas.

Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan

sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari

hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik

untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien

(Mubarak, 2005). Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab

membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai

pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan

untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang


diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi

hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit

akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).

e. Manajer Kasus (Case Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan

pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan

tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

f. Kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama

dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-

lain dalam kaitannya membantu mempercepat proses penyembuhan klien.

Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan

dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat

penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).

g. Perencana Tindak Lanjut (Discharge Planner)

Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan

di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.  Perencanaan ini dapat diberikan

kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.

h. Penemu Masalah Kesehatan (Case Finder), Melaksanakan monitoring  terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang

timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,

pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.

i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)


Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan

mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan

dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak

profesional (Mubarak, 2005).

j. Pembawa Perubahan atau Pembaharu dan Pemimpin (Change Agent and Leader)

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah

atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem.

Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang

mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk

berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,

mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan

mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses

perubahan dan membimbing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan

menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan,

melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, keterampilan,

perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).

k. Pengidentifikasi dan Pemberi Pelayanan Komunitas (Community Care Provider

and Researcher)

Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada

masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian

atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari

peran perawat komunitas.

12. Ruang Lingkup Perawatan Komunitas


Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya

peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan

dan pengobatan (curatif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan

serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke

lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi). Dalam memberikan asuhan

keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan

promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

a. Upaya Promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:

1) Penyuluhan kesehatan masyarakat

2) Peningkatan gizi

3) Pemeliharaan kesehatan perorangan

4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan

5) Olahraga secara teratur

6) Rekreasi

7) Pendidikan seks

b. Upaya Preventif

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan

gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

melalui kegiatan:

1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil

2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun

kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di

rumah

4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui

c. Upaya Kuratif

Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota

keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah

kesehatan, melalui kegiatan:

1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)

2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan

rumah sakit

3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas

4) Perawatan payudara

5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir

d. Upaya Rehabilitatif

Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-

penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu

yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan

lainnya., dilakukan melalui kegiatan:

1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta,

patah tulang maupun kelainan bawaan

2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,

misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual

yang mungkin dilakukan oleh perawat

e. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan

kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-

kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit,

misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti

Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya

resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok

yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar

masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan

dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.

13. Pusat Kesehatan Komunitas

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan di:

a. Sekolah atau Kampus Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi

pendidikan pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan

seks. Selain itu perawata yang bekerja di sekolah dapat memberikan perawatan

untuk peserta didik pada kasus penyakit akut yang bukan kasus kedaruratan

misalnya penyakit influensa, batu dll. Perawat juga dapat memberikan rujukan

pada peserta didik dan keluarganya bila dibutuhkan perawatan kesehatan yang

lebih spesifik.

b. Lingkungan kesehatan kerja Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan

kesehatan bagi pekerjanya yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan

keperawatan di tempat ini meliputi lima bidang. Perawata menjalankan program

yang bertujuan untuk:

1. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi jumlah

kejadian kecelakaan kerja

2. Menurunkan resiko penyakit akibat kerja


3. Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja

4. Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan

pendidikan kesehatan.

5. Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan memberikan

pertolongan pertama pada kecelakaan (Mubarak, 2006).

c. Lembaga perawatan kesehatan di rumah Klien sering kali membutuhkan asuhan

keperawatan khusus yang dapat diberikan secara efisien di rumah. Perawat di

bidang komunitas juga dapat memberikan perawatan kesehatan di rumah

misalnya: perawata melakukan kunjungan rumah, hospice care, home care dll.

Perawat yang bekerja di rumah harus memiliki kemampuan mendidik, fleksibel,

berkemampuan, kreatif dan percaya diri, sekaligus memiliki kemampuan klinik

yang kompeten.

d. Lingkungan kesehatan kerja lain Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat

juga dapat bekerja dan memiliki peran serta tanggungjawab yang bervariasi.

Seorang perawat dapat mendirikan praktek sendiri, bekerja sama dengan perawata

lain, bekerja di bidang pendididkan , penelitian, di wilayah binaan, puskesmas

dan lain sebagainya. Selain itu, dimanapun lingkungan tempat kerjanya, perawat

ditantang untuk memberikan perawatan yang berkualitas (Mubarak, 2006).

14. Konsep Masalah Kesehatan Komunitas Menurut SDGs

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global

yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia yang bertujuan untuk

mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi

lingkungan. SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan dapat dicapai

pada tahun 2030.

a. Menghapus Kemiskinan
Salah satu tujuan yang dicanangkan oleh pemerintah dalam agenda SDGs di

Indonesia yaitu pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk menghapus segala

bentuk kemiskinan selama 15 tahun ke depan. Target yang ingin dicapai pada

tahun 2030 ini mensyaratkan bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki akses

terhadap pelayanan dasar dan memiliki hak untuk menikmati suatu standar

kehidupan yang layak serta pemerintah harus dapat menjamin masyarakat yang

sangat miskin dengan suatu program jaminan sosial.

b. Mengakhiri Kelaparan

Mengupayakan penyelesaian berkelanjutan untuk mengakhiri segala jenis

kelaparan pada tahun 2030 dan mengupayakan ketahanan pangan. Tujuannya

untuk menjamin setiap orang di manapun ia berada, memiliki ketahanan pangan

yang baik untuk menuju kehidupan sehatnya.

c. Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan

Berupaya untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan bagi semua

penduduk pada setiap tahap kehidupan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan

kesehatan reproduksi serta kesehatan ibu dan anak, mengakhiri epidemi

HIV/AIDS, malaria, TBC dan penyakit tropis, mengurangi penyakit tidak menular

dan environmental, mencapai cakupan kesehatan universal, dan menjamin akses

universal untuk aman, terjangkau serta obat-obatan dan vaksin yang efektif.

d. Pendidikan Bermutu

Menjamin dan memastikan bahwa semua orang memiliki akses terhadap

pendidikan yang berkualitas dan memiliki kesempatan belajar yang merata selama

hidupnya.

e. Kesetaraan Gender
Memiliki maksud untuk meningkatkan pemberdayaan kaum perempuan

untuk mengembangkan bakat dan potensinya sehingga mereka memiliki

kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki. Hal ini berarti, segala bentuk

diskriminasi dan kekerasan kaum perempuan harus dihilangkan, termasuk

kekerasan seksual, kekerasan oleh pasangan, perkawinan anak, sunat perempuan,

dan yang lainnya. Dengan begitu, kaum perempuan memiliki kesempatan untuk

mendapatkan kesehatan seksual dan hak bereproduksi.

f. Akses Air Bersih dan Sanitasi

Air minum layak dan bersih adalah air minum yang terlindung meliputi air

ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan

(PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang

jaraknya minimal 10 meter dari pembuangan kotoran, penampungan limbah dan

pembuangan sampah. Tidak termasuk air kemasan, air dari penjual keliling, air

yang dijual melalui tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung. Indikator ini

mengukur persentase penduduk perkotaan dan perdesaan yang mengakses

pelayanan dasar untuk air minum yang aman.

g. Energi Bersih dan Terjangkau

Perencanaan energi perlu dilakukan supaya dapat menjamin ketersediaan

energi dengan harga yang terjangkau untuk jangka panjang karena kebutuhan

energi masyarakat akan terus tumbuh seiring pertumbuhan penduduk, pertambahan

sarana transportasi seperti kereta api dan angkutan masal Mass Rapid Transit/MRT

(BPPT, 2014).

h. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif merupakan prasyarat

untuk pembangunan berkelanjutan, yang dapat berkontribusi untuk meningkatkan

mata pencaharian bagi orang-orang di seluruh wilayah.

i. Inprastruktur Industri dan Inovasi

Pembangunan berkelanjutan memiliki 9 tujuan mengandung tiga aspek

penting dari pembangunan berkelanjutan yaitu: infrastruktur, industrialisasi dan

inovasi. Infrastruktur menyediakan fasilitas fisik dasar yang penting untuk bisnis

dan masyarakat; industrialisasi mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan

lapangan kerja sehingga mengurangi ketimpangan pendapatan, dan inovasi

memperluas kemampuan teknologi sektor industri dan mengarah pada

pengembangan keterampilan baru.

j. Mengurangi Ketimpangan

Mengurangi kesenjangan pendapatan, berdasarkan jenis kelamin, usia, cacat,

ras, kelas, etnis, agama dan kesempatan-baik di dalam dan antar negara. Para

pemimpin dunia mengakui kontribusi positif dari migrasi internasional untuk

pertumbuhan yang inklusif dan pembangunan berkelanjutan, serta mengakui bahwa

hal tersebut menuntut respon yang koheren dan komprehensif.

k. Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan

Saat ini, lebih dari setengah populasi dunia tinggal di kota. Pada tahun 2030,

diproyeksikan bahwa 6 dari 10 orang merupakan penduduk kota. Meskipun banyak

tantangan perencanaan, kota menawarkan ekonomi yang lebih efisien dari skala

pada berbagai tingkatan, termasuk penyediaan barang, jasa dan transportasi.

Dengan suara, perencanaan dan manajemen risiko-informasi, kota bisa menjadi

inkubator untuk inovasi, pertumbuhan, dan driver dari pembangunan berkelanjutan.

l. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab


Melaksanakan The 10-Year Framework of Programmes on Sustainable

Consumption and Production Patterns, dengan semua negara mengambil tindakan,

dipimpin negara maju, dengan mempertimbangkan pembangunan dan kapasitas

negara berkembang.

m. Penanganan Perubahan Iklim

Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap bahaya terkait iklim

dan bencana alam di semua negara.

n. Menjaga Ekosistem Laut

Pada tahun 2025, mencegah dan secara signifikan mengurangi semua jenis

pencemaran laut, khususnya dari kegiatan berbasis lahan, termasuk sampah laut

dan polusi nutrisi.

o. Menjaga Ekosistem Darat

Pada tahun 2020, menjamin pelestarian, restorasi dan pemanfaatan

berkelanjutan dari ekosistem daratan dan perairan darat serta jasa lingkungannya,

khususnya ekosistem hutan, lahan basah, pegunungan dan lahan kering, sejalan

dengan kewajiban berdasarkan perjanjian internasional.

p. Perdamayan Keadilan dan Kesejahteraan yang Kuat

Pembangunan yang berkelanjutan agenda 2030 bertujuan untuk melahirkan

masyarakat yang inklusif dan damai didasarkan dengan penghormatan terhadap

Hak Asasi Manusia, peraturan hukum, tata pemerintahan yang baik di semua

tingkat, serta lembaga yang transparan, efektif, dan akuntabel.

q. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Memenuhi target tersebut dilakukan dengan meningkatkan dukungan untuk

mengembangkan negara-negara, khususnya negara-negara terbelakang, negara-


negara berkembang daratan dan negara-negara berkembang pulau kecil yang

merupakan dasar untuk kemajuan adil bagi semua.

15. Bentuk – Bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat

a. Posyandu

Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan posyandu. Secara

sederhana dapat diartikan sebagai pusat kegiatan dimana masyarakat dapat

sekaligus memperoleh pelayanan KB dan Kesehatan. Selain itu posyandu juga

dapat diartikan sebagai wahana kegiatan keterpaduan KB dan kesehatan ditingkat

kelurahan atau desa, yang melakukan kegiatankegiatan seperti:

1) kesehatan ibu dan anak,

2) KB,

3) imunisasi,

4) peningkatan gizi,

5) penanggulangan diare,

6) sanitasi dasar,

7) penyediaan obat esensial (Zulkifli, 2003).

Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini bertujuan untuk

memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu

tersebut masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan

tempat yang sama. Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat

namun keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena

itu pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu.

Revitalisasi posyandu merupakan upaya pemberdayaan posyandu untuk

mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan

kesehatan ibu dan anak.


Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat

dalam menunjang upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta

kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan

fungsi posyandu (Zulkifli, 2003).

Tujuan pokok penyelenggaraan Posyandu adalah untuk :

1) mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak,

2) meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR,

3) mempercepat penerimaan NKKBS,

4) meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan

kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup

sehat,

5) pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada penduduk berdasarkan

letak geografi,

6) meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih

teknologi untuk swakelola usaha kesehatan masyarakat.

Menurut (Nasru effendi, 2000) untuk menjalankan kegiatan Posyandu dilakukan

dengan system 5 meja, yaitu:

1) Meja I ,Pendaftaran dan Pencacatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui,

dan PUS (Pasangan Usia Subur)

2) Meja II Penimbangan Balita dan ibu hamil

3) Meja III Pengisian KMS

4) Meja IV , Diketahui BB anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan resiko

tinggi, PUS yang belum mengikuti KB, Penyuluhan kesehatan, Pelayanan

PMT, oralit, Vit. A, Tablet zat besi, Pil ulangan, Kondom

5) Meja V
o Pemberian iminisasi

o Pemeriksaan Kehamilan

o Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan

o Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan.

Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :

1) Kesehatan ibu dan anak :

 Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)

 Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii dan

Agustus)

 PMT

 Imunisasi.

 Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui

pertambahan berat badan setiap bulan.

Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.

2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.

3) Pemberian Oralit dan pengobatan.

4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai

permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi

dasar dari KMS baita dan ibu hamil.

Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN Menurut (Nasrul

effendi, 2000), untuk meja I sampai meja IV dilaksanakan oleh kader kesehatan

dan untuk meja V dilaksanakan oleh petugas kesehatan seperti dokter, bidan,

perawat, juru imunisasi. Tetapi dilapangan yang kita temukan dari meja 1 sampai

meja 5 dilakukan oleh semua perawat puskesmas, hanya di beberapa posyandu

yang kader kesehatannya berperan aktif. Pendidikan dan pelatihan kader selama
ini hanya sebatas wacana saja di masyarakat. Kader seharusnya lebih aktif

berpatisipasi dalam kegiatan Posyandu. Keadaan seperti ini masih perlu perhatian

khusus untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan As Partner

Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam pengkajian komunitas;

analisa dan diagnosa; perencanaan; implementasi komunitas yang terdiri dari tiga

tingkatan pencegahan; primer, sekunder, dan tersier, dan program evaluasi

(Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999).

Konsep Community as Partner diperkenalkan Anderson dan McFarlane.

Model ini merupakan pengembangan dari model Neuman yang menggunakan

pendekatan totalitas manusia untuk menggambarkan status kesehatan klien. Neuman

memandang klien sebagai sistem terbuka dimana klien dan lingkungannya berada

dalam interaksi yang dinamis. Menurut Neuman, untuk melindungi klien dari

berbagai stressor yang dapat mengganggu keseimbangan, klien memiliki tiga garis

pertahanan, yaitu fleksible line of defense, normal line of defense, dan resistance

defense. Agregat klien dalam model Community as Partner ini meliputi intrasistem

dan ekstrasistem. Intrasistem terkait adalah sekelompok orang-orang yang memiliki

satu atau lebih karakteristik (Stanhope & Lancaster, 2004).

Agregat ekstrasistem meliputi delapan subsistem yaitu komunikasi,

transportasi dan keselamatan, ekonomi, pendidikan, politik dan pemerintahan, layanan

kesehatan dan sosial, lingkungan fisik dan rekreasi (Helvie, 1998; Anderson &

McFarlane, 2000; Ervin, 2002; Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999; Stanhope &

Lancaster, 2004; Allender & Spradley, 2005).

Delapan subsistem dipisahkan dengan garis putus-putus artinya sistem satu

dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Di dalam komunitas ada lines of


resistance, merupakan mekanisme internal untuk bertahan dari stressor. Rasa

kebersamaan dalam komunitas untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan contoh

dari line of resistance.

Anderson dan McFarlane (2000) mengatakan bahwa dengan menggunakan

model Community as Partner terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian

komunitas dan proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri dari dua

bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem yang mengelilingi inti yang merupakan

bagian dari pengkajian keperawatan, sedangkan proses keperawatan terdiri dari

beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan

evaluasi. Komunitas sebagai klien/partner berarti kelompok masyarakat tersebut turut

berperan serta secara aktif meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengatasi

masalah kesehatannya.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis

terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang

dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang

menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis dan sosial ekonomi maupun

spiritual dapat ditentukan.

Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk

mengenal komunitas. Mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang

berbenturan dengan masalah kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang

dimiliki komunitas dengan tujuan merancang strategi promosi kesehatan. Dalam

tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan, yaitu :

a) Pengumpulan data
Tujuan pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi

mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukam

tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang

menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor

lingkungan yang mempengaruhinya. Kegiatan pengkajian yang dilakukan

dalam pengumpulan data meliputi :

1) Data inti

(a) Riwayat atau sejarah perkembangan Komunitas

Riwayat terbentuknya sebuah komunitas (lama/baru). tanyakan pada

orang-orang yang kompeten atau yang mengetahui sejarah area atau

daerah itu

(b) data demografi

Karakteristik orang-orang yang ada di area atau daerah tersebut,

distribusi (jenis kelamin, usia, status perkawinan, etnis), jumlah

penduduk

(c) vital statistik

Meliputi kelahiran, kematian, kesakitan dan penyebab utama

kematian atau kesakitan.

(d) nilai dan kepercayaan

Nilai yang dianut oleh masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan,

kepercayaan-kepercayaan yang diyakini yang berkaitan dengan

kesehatan, kegiatan keagamaan di masyarakat, kegiatan-kegiatan

masyarakat yang mencerminkan nilai-nilai kesehatan.

2) Data Subsistem

(a) Lingkungan fisik


Catat lingkungan tentang mutu air, flora, perumahan, ruang, area

hijau, binatang, orang-orang, bangunan buatan manusia, keindahan

alam, air, dan iklim.

(b) Pelayanan kesehatan dan sosial

Catat apakah terdapat klinik, rumah sakit, profesi kesehatan yang

praktek, layanan kesehatan publik, pusat emergency, rumah

perawatan atau panti werda, fasilitas layanan sosial, layanan

kesehatan mental, dukun tradisional/pengobatan alternatif.

(c) Ekonomi

Catat apakah perkembangan ekonomi di wilayah komunitas tersebut

maju dengan pesat, industri, toko, dan tempat-tempat untuk

pekerjaan, adakah pemberian bantuan sosial (makanan), seberapa

besar tingkat pengangguran, rata- rata pendapatan keluarga,

karakteristik pekerjaan.

(d) Keamanan dan transportasi

Apa jenis transportasi publik dan pribadi yang tersedia di wilayah

komunitas, catat bagaimana orang-orang bepergian, apakah terdapat

trotoar atau jalur sepeda, apakah ada transportasi yang

memungkinkan untuk orang cacat. jenis layanan perlindungan apa

yang ada di komunitas (misalnya: pemadam kebakaran, polisi, dan

lain-lain), apakah mutu udara di monitor, apa saja jenis kegiatan

yang sering terjadi, apakah orang-orang merasa aman.

(e) Politik dan pemerintahan

Catat apakah ada tanda aktivitas politik, apakah ada pengaruh partai

yang menonjol, bagaimana peraturan pemerintah terdapat komunitas


(misalnya: pemilihan kepala desa, walikota, dewan kota), apakah

orang-orang terlibat dalam pembuatan keputusan dalam unit

pemerintahan lokal mereka.

(f) Komunikasi

Catat apakah oaring-orang memiliki tv dan radio, apa saja sarana

komunikasi formal dan informal yang terdapat di wilayah

komunitas, apakah terdapat surat kabar yang terlihat di stan atau

kios, apakah ada tempat yang biasanya digunakan untuk berkumpul.

g) pendidikan catat apa saja sekolah-sekolah dalam area beserta

kondisi, pendidikan lokal, reputasi, tingkat drop-out, aktifitas-

aktifitas ekstrakurikuler, layanan kesehatan sekolah, dan tingkat

pendidikan masyarakat.

(g) Rekreasi

Catat dimana anak-anak bermain, apa saja bentuk rekreasi utama,

siapa yang berpartisipasi, fasilitas untuk rekreasi dan kebiasaan

masyarakat menggunakan waktu senggang.

b) Jenis data

Jenis data secara umum dapat diperoleh dari:

1) Data subjektif: yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah

yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas,

yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.

2) Data objektif: data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan,

pengamatan dan pengukuran.

c) Sumber data
1) Data primer: data yang dikumpulakn oleh pengkaji dalam hal ini

mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat dari individu,

keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan

atau pengkajian.

2) Data sekunder : data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat

dipercaya, misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesejatan pasien atau

medical record. (wahit, 2005).

d) Cara pengumpulan data

1) Wawancara atatu anamnesa

2) Pengamatan

3) Pemeriksaan fisik

e) Pengolahan data

1) Klasifikasi data atau kategorisasi data

2) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan tally

3) Tabulasi data

f) Interpretasi data analisis data

Tujuan analisis data :

1) Menetapkan kebutuhan komuniti

2) Menetapkan kekuatan

3) Mengidentifikasi pola respon komuniti

4) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.

g) Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan

h) Prioritas masalah

Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu

mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria:


1) Perhatian masyarakat

2) Prevalensi kejadian

3) Berat ringannya masalah

4) Kemungkinan masalah untuk diatasi

5) Tersedianya sumber daya masyarakat

6) Aspek politis.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik

yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh

pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin

timbul kemudian. American Nurses Of Association (ANA). Dengan demikian

diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti

tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan

keperawatan.

Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi terhadap

stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam 3 komponen : Problem,

Etiologi, Simptom (Herawati & Neny FS, 2012).

NANDA International,Inc. menyediakan terminalogi standar diagnosis

keperwatan, dan menyajikan semua diagnosis dalam skema klasifikasi, lebih

khusus disebut sebagai sebuah taksonomi. Suatu terminalogi adalah suatu sistem

istilah yang dikhususkan, ketika taksonomi adalah sains atau teknik yang

digunakan untuk menciptakan suatu sistem untuk mengklasifikasikan istilah -

istilah tersebut. Dalam kaitanya dengan keperawatan, terminalogi diagnosis

keperawatan NANDA-I mencakup istilah-istilah (label) yang terdefinisi dan

digunakan untuk menggambarkan penilaian klinis yang dibuat oleh perawat


profesional. Taksonomi adalah sebuah cara mengelompokan atau menyusun hal-

hal dalam kategori. Di sisi lain, terminalogi adalah bahasa yang digunakan untuk

menggambarkan hal tertentu.

1. Diagnosis berfokus masalah, sebuah penelitian klinis tentang respons manusia

yang tidak diinginkan terhadap gangguan kesehatan/yang ada dalam proses

kehidupan individu, keluarga, kelompok, ata komunitas

2. Diagnosis risiko, sebuah penilaian klinis mengenai kerentanan individu,

keluarga, kelompok atau masyarakat untuk mengembangkan respons manusia

yang tidak diinginkan terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan

3. Diagnosis promosi kesehatan, suatu penilaian klinis tentang motivasi dan

keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengaktualisasikan potensi

kesehatan manusia. Respons ini diungkapkan dengan kesiapan meingkatkan

perilaku kesehatan tertentu, dan dapat digunakan dalam kondisi sehat. Respons

promosi kesehatan mungkin ada dalam individu, keluarga,kelompok, atau

komunitas. Formulasi diagnosis keperawatan menggunakan ketentuan

diagnosis keperawatan NANDA (2018-2020) dan ICNP (international

classifications for nursing practice). Formulasi diagnosis tersebut digunakan

tanpa menuliskan etiologi atau diagnosis tunggal (Single Diagnosis) atau

diagnosis problem.

Tabel Diagnosa Keperawatan Komunitas

Rumusan Dx
No Sasaran Domain Kelas Kode
Keperawatan
1
2 Komunitas
3
3. Intervensi Keperawatan

Intervensi atau perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana

tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui

dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya

kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Tahap berikutnya dari proses keperawatan

merupakan tindakan menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu

sasaran dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

a) Tahapan pengembangan masyarakat persiapan, penentuan prioritas daerah,

pengorganisasian, pembentukan pokjakes (kelompok kerja kesehatan)

b) Tahap diklat

c) Tahap kepemimpinan koordinasi intersektoral, akhir, supervisi atau kunjungan

bertahap.
International Classifications For Nursing Practice (ICNP), produk dari International Council of Nurses (ICN), adalah istilah formal. Ini
menyediakan kamus istilah dan hubungan ekspresif yang dapat digunakan perawat untuk menggambarkan dan melaporkan praktik mereka dengan cara
yang sistematis. Informasi yang dihasilkan digunakan dengan andal untuk mendukung perawatan dan pengambilan keputusan yang efektif, dan
menginformasikan pendidikan keperawatan, penelitian dan kebijakan kesehatan.

Diagnosa keperawatan NOC NIC


Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: Ketidakefektifan kontrol impuls/kesadaran diri terhadap bahaya merokok
Definisi: Suatu pola melakukan reaksi yang cepat dan tidak terencana terhadap stimuli internal atau eksternal tanpa memperhatikan konsekuensi
negatif dari reaksi ini pada individu inpulsif atau orang lain
Batasan 00222 Domain: 5 Skala target outcome: Ativitas –aktivitas intervensi:
karakteristik: Kelas: 4 Dipertahankan pada…….. Ketidakefektifan kontrol
Bertindak tanpa atau di tingkatkan impuls/kesadaran diri terhadap
berfikir ke……… bahaya merokok

Fakto yang Prevensi primer: Prevensi primer:


berhubungan Level 1 Level 1
merokok: Domain 4 : Pengetahuan Domain 3: prilaku
Kontrol diri kesehatan dan perilaku Perawatan yang mendukung
terhadap impuls Hasil yang diharapkan fungsi psikososial dan
individu menggambarkan memfasilitasi perubahan gaya
sikap, pemahaman, dan hidup.
tindakan dengan
menghormati kesehatan dan
penyakit.

Level 2
Kelas Q : perilaku sehat Level 2
Hasil yang menggambarkan Kelas O : terapi prilaku
tindakan individu dalam Intervensi – intervensi untuk
meningkatkan atau memperkuat atau
memperbaiki kesehatan. meningkatkan prilaku yang
diharapkan atau merubah
prilaku yang tidak diharapkan.
Level 3 hasil
160114 1601 Perilaku patuh Level 3 intervensi:
Mencari informasi yang dapat 4350 Manajemen prilaku
160108 dipercaya merokok
Melakukan aktifitas sehari-  Berikan pasien tanggung
hari seperti yang ditentukan jawab terhadap perilakunya.
 Komunikasi harapan bahwa
1632 Perilaku patuh: pasien dapat tetap
163215
aktivitas yang disarankan mengontrol perilakunya.
Memodifikasi aktifitas fisik  Gunakan suara bicara yang
163209 seperti yangdiarahkan oleh lembut dan rendah.
kesehatan professional  jangan memojokkan pasien.
Menggunakan strategi untuk
 Turunkan perilaku pasif-
meningkatkandaya tahan
agresif.
tubuh
4360 Modifikasi prilaku
160301 1603 Perilkau pencarian
merokok
kesehatan
 Tentukkan motivasi pasien
Mengajukan pertanyaan-
160315 terhadap perlunya
pertanyaan yang berhubungan
perubahan perilaku.
dengan kesehatan
Menggunakan informasi  Dukung untuk mengganti
kesehatan yang terkemuka kebiasaan yang tidak
diinginkan dengan
163501 1635 Manajemen waktu kebiasaan yang diinginkan.
163503 sendiri  Kenalkan pasien pada orang
Memprioritaskan komitemen atau kelompok yang telah
Menetapkan tujuan jangka melewati pengalaman yang
panjang sama.
 Pilah-pilah perilaku
menjadi bagian-bagian kecil
162501 untuk diubah menjadi unit
1625 Perilaku berhenti perilaku yang terukur
162523 merokok (misalnya, berhenti
Mengekspresikan keinginan merokok: jumlah rokok
untuk berhenti merokok yang dihisap).
Menggunakan kelompok  Penggunaan periode waktu
pendukung yang ada yang spesifik saat
mengukur unit
perilaku(misalnya, jumlah
rook yang dihisap setiap
hari).

4370 Latihan kontrol impuls


 Gunakan rencana
modifikasi perilaku, untuk
mendukung strategi
pemecahan masalah yang
sudah diajarkan, sesuai
kebutuhan.
 Instruksikan pasien untuk
melakukan tindakan
“berhenti dan berfikir”
sebelum bertindak secara
impulsif.
 Instruksikan pasien untuk
mempertimbangkan
pikirannya sendiri dan
perasaan sebelum bertindak
secara impulsif.
 Bantu pasien untuk
mengidentifikasi akibat dari
suatu tindakan serta
keuntungan dan
kerugiannya.
 Bantu pasien untuk memilih
tindakan yang paling
menguntungkan.

4490 Bantuan penghentian


merokok
 Berikan saran yang
konsisten dan jelas untuk
berhenti merokok.
 Bantu pasien
mengidentifakasi alasan
untuk berhenti dan
hambatan untuk berhenti.
 Informasikan pasien
mengenai produk pengganti
nikotin (misalnya tambalan,
permen karet, semprotan
hidung, inhaler). Untuk
membantu mengurangi
gejala pemutusan.
 Bantu pasien untuk
mengidentifikasi aspek
psikososial (misalnya,
perasaan positif dan
negative yang terkait
dengan merokok) yang
Prevensi sekunder: mempengaruhi perilaku
Domain 3 kesehatan merokok.
psikososial  Bantu paien untuk
Level 2
Kelas N adaptasi psikososial mengembangkan metode
Level 3 hasil praktis untuk menolak
1302 Koping keinginan merokok
130208 Adaptasi perubahan hidup ( misalnya menghabiskan
130222 Menggunakan system waktu dengan teman-teman
dukungan personal yang tidak merokok, sering
130211 Mengidentifikasi beberapa berada ditempat dimana
strategi koping merokok tidak
Menggunakan strategi koping diperbolehkan , latihan
130212
yang epektif relaksasi).
130213 Menghindari situasi stress
yang terlalu banyak
Kelas M
1215 Kesadaran diri
Membedakan diri dari orang
Prevensi sekunder:
lain
Level 2
121502 Mengenali kemampuan
Kelas R Bantuan koping
emosional pribadi
Level 3 intervensi:
121505 5230 Peningkatan koping
 Dukung hubungan pasien
dengan orang yang
memiliki ketertarikan dan
tujuan yang sama.
 Bantu pasien untuk
menyelesaikan masalah
dengan cara yang
konstruktif.
 Gunakan pendekatan yang
tenang dan memberikan
jaminan
5240 Konseling
 Bangun hubungan
terapeutik yang didasarkan
pada rasa saling percaya
dan saling menghormati
 Sediakan informasi factual
yang tepat dan sesuai
kebutuhan
 Dukung ekspresi perasaan

6160 Intervensi krisis


 Sediakan atmosfir
dukungan
 Dukung pasien untuk
berfokus pada satu
implikasi dalam satu waktu
 Bantu dalam
mengembangkan koping
baru dan kemampuan
menyelesaikan masalah
 Hubungkan pasien dan
keluarga dengan sumber-
sumber di komunitas sesuai
kebutuhan

5250 Dukungan pengambilan


keputusan
 Tentukan apakah terdapat
perbedaan antara
pandangan pasien dan
pandangan penyedia
perawatan kesehatan
mengenai kondisi pasien
 Informasikan kepada pasien
mengenai pandangan-
Prevensi tersier: pandangan atau solusial
Level 3 ternatif dengan cara yang
Kelas O jelas dan mendukung
1405 kontrol diri
Kontrol diri terhadap impuls 5270 Dukungan emosional
 Dengarkan ekspresi
keyakinan dan perasaan
 Berikan bantuan dalam
membuat keputusan

5310 Inspirasi harapan


 Bantu pasien dan keluarga
untuk mengidentifiksi area
dari harapan dalam hidup
 Berikan kesempatan bagi
pasien atau keluarga untuk
terlibat dalam kelompok
pendukung

5330 Manajemen alam


perasaan
 Dukung pasien untuk
terlibat dalam peningkatan
pembuat kebutuhan yang
lebih kompleks sebisanya
 Ajarkan pasien
keterampilan membuat
keputusan sesuai kebutuhan
5390 Peningkatan kesadaran
diri
 Dukung pasien untuk
mengenal dan
mendiskusikan pikiran dan
perasaannya
 Bantu pasien untuk
mengidentifikasi prioritas
hidup

121509 5430 Dukungan kelompok


 Tentukan tujuan dan fungsi
kelompok pendukung
 Ciptakan suasana yang
menyenangkan
 Tekankan pentingnya kping
yang efektif

5440 Peningkatan system


dukungan
 Anjurkan pasien untuk
berpartisipasi dalam
kegiatan social dan
masyarakat
 Anjurkan hubungan dengan
orang-orang yang memiliki
minat dan tujuan yang sama
 Libatkan keluarga, orang
terdekat dan teman-teman
dalam perawatan dan
perencanaan
 Sediakan layanan dengan
sikap peduli dan pendukung

5450 Terapi kelompok


 Tetapkan waktu dan tempat
pertemuan kelompok
 Bantu kelompok dalam
membuat norma-norma
yang terapeutik
 Dukung anggota untuk
membagi pikiran yang
mereka miliki dengan yang
lain
Prevensi tersier:
Level 2
Kelas S pendidikan pasien

5510 Pendidikan kesehatan


 Tentukan pengetahuan
kesehatan dan gaya hidup
perilaku saat ini pada
individu, keluarga dan
kelompok sasaran
 Bantu individu, keluarga
dan masyarakat untuk
memperjelas keyakinan dan
nilai-nilai kesehatan

5515 Peningkatan Kesadaran


kesehatan
 Gunakan bahsa sederhana
 Gunakan komunikasi yang
sesuai dan jelas
 Bicara perlahan

5520 Fasilitasi pembelajaran


 Tentukan tujuan
pembelajaran dua arah yang
realistic bersama
masyarakat
 Ciptakan lingkungan yang
kondusifuntuk belajar
 Berikan informasi dengan
urutan yang logis

5540 Peningkatan kesiapan


pembelajaran
 Bina hubungan baik yang
saling mempercayai
 Bantu pasien untuk
mengembangkan
kepercayaan diri dengan
cara yang tepat

Kelas T peningkatan
kenyamanan psikologis

6000 Imajinasi terbimbing


 Dukung individu untuk
memilih variasi teknik
imajinasi terbimbing
( misalnya diarahkan
perawat, direkam )
 Sediakan lingkingan yang
nyaman
5900 Pengalihan
 Ajarkan pasien cara terlibat
di dalam pengalihan ( mis:
menganjurkan kata netral)
 Dorong partisipasi keluarga
dan orang terdekat lainnya
serta berikan pengajaran
yang diperlukan

5920 Hypnosis
 Tentukan tujuan hypnosis
bersma klien
 Bangun hubungan percaya
 Berikan sugesti sedikit
dengan cara asertif

Diagnosa keperawatan NOC NIC


Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: penurunan pelaksanaan aktivitas pengalihan pada penyakit hipertensi
Definisi : penurunan stimulasi, minat, atau partisipasi dalam aktivitas reaksi atau menyenangkan

Batasan 00097 Domain: 1 Skala target Ativitas –aktivitas intervensi:


karakteristik: Kelas: 1 outcome:dipertahankan Perawatan yang mendukung
Perubahan mood pada…….. atau di fungsi psikososial dan fasilitas
tingkatkan ke……… perubahan gya hidup
Factor yang Prevensi primer:
berhubungan: Prevensi primer: Level 1
Kurang motivasi Level 1 Domain 3: prilaku
Domain 4 pengetahuan Level 2
Populasi kesehatan dan prilaku Kelas O : terapi prilaku
beresiko Hasil yang diharapkan Level 3 intervensi:
Usia ekstreme individu menggambarkan
sikap, pemahaman, dan 4350 Manajemen prilaku
tindakan dengan terhadap hipertensi
menghormati kesehatan dan  Komunikasi harapan bahwa
penyakit. pasien dapat mengontrol
perilaku nya
Level 2  Acuhkan perilaku yang
Kelas Q : prilaku sehat tidak tepat
Hasil yang menggambarkan  Turunkan (motivasi) prilaku
tindakan individu dalam pasif – agresif
meningkatkan atau  Berikan obat sesuai
memperbaiki kesehatan. kebutuhan

4360 Modifikasi prilaku


 Tentukan motivasi pasien
terhadap (perlunya)
perubahan (perilaku)
 Dukung pasien untuk
Level 3 hasil memeriksa perilakunya
1600 Prilaku patuh sendiri
Menanyakan pertanyaan  Tentukan perilaku objektif
160001 terkait kesehatan dalm bentuk tertulis
Mencari informasi kesehatan  Pasilitasi keterlibatan
160002 dari berbagai sumber keluarga dalam proses
Mendapatkan alasan untuk modifikasi diri (perilaku)
160007
melakukan perilaku sehat dengan cara yang tepat.
160010 Menggunakan jasa pelayanan  Lakukan penguatan
kesehatan yang sesuai peninjauan kembali dalam
160014 Melakukan monitor sendiri rentang yang panjang
mengenai masalah suara
mandiri 4370 Latihan kontrol impuls
 Pilih strategi pemecahan
1621 Prilaku diet yang masalah yang tepat dengan
disarankan tingkat perkembangan
162101 Menyusun capaian target pasien dalam fungsi
162103 Mencari informasi tentang kognitif
nutrisi  Intruksikan pasien untuk
162105 Memilih makanan yang melakukan tindakan
bernutrisi bertahan dan berpikir
162121 Menghindari makanan yang sebelum bertindak secara
berkolestrol dengan obat inplusif
162123 Menghindari makanan yang  Tunjukan tahap dari strategi
menghadirkan alergi penyelsaian masalah dalm
bentuk situasi yang
bermakna bagi pasien
1634 Prilaku skrining  Bantu pasien untuk memilih
kesehatan tindakan yang paling
163401 menguntungkan pasien
Mengenali adanya suatu
penyakit penjadwalan untuk
163407 skrining selanjutnya
163409 Mendapatkan skrining dini
163417 Mendapatkan hasil skrining
Mendapatkan pelayanan
kesehatan

1635 Manajemen waktu


163501 sendiri
163502 Memprioritaskan komitmen
Menetapkan tujuan jangka
163503 pendek
Menetapkan tujuan jangka
panjang
1613 Pengarahan
161301 perawatan mandiri
Menentukan tujuan kesehatan
161311 Mendapatakan sumber-
sumber yang didapatkan
161306 Menentukan perawatan
bahwa telah selesai dengan
tepat
161308 Melakukan koreksi ketika
perawatan tidak tepat

162801 1628 Prilaku menjaga berat


162802 badan
Mengontrol berat badan
162809 Menjaga asupan kalori sehari
162811 hari
Menjaga pola makan
162818 Menjaga cairan
(keseimbangan)
Mengontrol keasikan berat
badan

Prevensi sekunder:
Level 2
Kelas FF manajemen
kesehatan
Prevensi sekunder:
3107 Hasil yang Level 1
menggambarkan tindakan Domain 3
individu untuk mengelola Level 2
310701
kondisi akut atau kronik Kelas R bantuan koping
310704 Memantau tekanan darah
Mempertahankan target 5230 Peningkatan koping
tekanan darah  Bantu pasien dalam
Menggunakan obat obatan mengidentifikasi tujuan
310705 yang diresepkan jangka panjang dan pendek
Mengikuti diet yang  Dukung hubugan(pasien)
disarankan dengan orang yang
310713 Menggunakan teknik memiliki ketertarikan dan
relaksasi tujuan yang sama
Menyingkirkan rook  Berikan penilaian mengenai
310720
Level 3 hasil dampak dari situasi
310722 1808 Manajemen diri kehiidupan pasien terhadap
hipertensi peran dan hubungan (yang
ada)
 Berikan penilaian mengenai
pemahaman pasien terhadap
proses penyakit
 Sediakan informasi actual
mengenai diagnosis
penanganan dan prognosis
 Dukung aktivitas social dan
komunitas

5270 Dukungan emosional


 Rangkul pasien dengan
penuh keyakinan
 Rujuk untuk konseling
sesuai kebutuhan

5390 Peningkatan kesadaran


diri
 Dukung pasien untuk
mengenal dan
mendiskusikan pikiran dan
peran pasien
 Bantu pasien untuk
mengidentifikasi dampak
penyakit pada konsep diri
 Explorasi dengan
kebutuhan pasien
Prevensi tersier:  Bantu pasien untuk
Level 1 memeriksa kembali
Kelas S pengetahuan persepsi
promosi kesehatan  Bantu pasien untuk
Pengetahuan manajemen mengidentifikasi sumber
waktu informasi
1928 Pengetahuan
pengobatan 5430 Dukungan kelompok
Nama obat yang benar  Tingkatkan sasaran pada
Tampilan obat kelompok beresiko tinggi
Penggunaan obat yang dan rentang usia yang akan
diresepkan mendapatkan manfaat lebih
Dukungan finansial yang ada bebas
 Pertimbangkan riwayat
individu dalam konteks
personal dan riwayat social
budaya individu atau
keluarga atau masyarakat
 Tentukan pengetahuan gaya
hidup dan kesehatan
perilaku saat ini pada
individu atau kelompok
atau masyarakat
 Bantu individu atau
keluarga atau masyarakat
untuk mempelajari
18560 keyakinan dan nilai nilai
kesehatan
 Identitas sumber daya
 Kembangkan materi tertulis
180802 (penkes) sesuai dengan
180803 sasaran
180810
 Libatkan individu atau
keluarga atau masyarakat
180826
dalam perencanaan dan
macam macam
implementasi gaya hidup
atau modifikasi perilaku
keehatan

Prevensi tersier:
Level 2
Kelas S pendidikan pasien

5515 Peningkatan Kesadaran


kesehatan
 Lakukan kounikasi yang
sesuai dan jelas
 Lakukan bahasa sederhana
 Berikan penkes satu persatu
atau konseling jika
diperlukan
 Sediakan materi informasi
kesehatan tertulis yang
mudah dan dipahami
 Tentukan strategi untuk
meningkatkan pemahaman
 Modifikasi masyarakat atau
individu untuk mengajukan
pertanyaan dan jelas

5520 Fasilitasi pembelajaran


 Mulai tindakan jika semua
sudah siap
 Tuliskan tujuan
pembelajaran yang
jelasyang mudah menilai
 Buat penkes sesuai dengan
kemampuan kognitif ,
psikomotor apektif
masyarakat
 Buat perbedaan materi yang
penting untuk diketahui
 Gunakan bahasa yang
umum digunakan
 Berikan pamphlet atau
video
 Dorong pasien untuk
berpartisifasi dan aktif

5602 Pengajaran proses


penyakit
 Kaji tingkat pengetahuan
terkait tentang proses
penyakit terkait
 Jelaskan gejala imun dari
penyakit terkait
 Hindari harapan kosong
 Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk
mengontrol proses penyakit

5604 Pengajaran kelompok

 Sediakan lingkungan
yang kondusif
 Tetapkan kebutuhan
setiap program
 Manfaatkan sumber
yang ada di masyarakat
 Rujuk jika di perlukan

Diagnosa keperawatan NOC NIC


Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: Ketidakefektifan pemberian ASI
Definisi: kesulitan memberikan susu pada bayi atau anak secara langsung dari payudara yang dapat mempengaruhi status nutrisi bayi anak.
Batasan 00104 Domain: 2 Skala target Ativitas –aktivitas
karakteristik: Kelas: 1 outcome:dipertahankan intervensi:
1. Tampak pada…….. atau di Ketidakefektifan pemberian
ketidakadekuatan tingkatkan ke……… ASI
asupan susu
Factor yang Prevensi primer: Prevensi primer:
berhubungan: Level 1 Level 1
1. Tidak cukup waktu Domain 2 kesehatan Domain 1: Fisiologi : Dasar
untuk menyusui fisiologi Perawatan yang mendukung
2. Kurang Hasil yang menggambarkan fisik
pengetahuan orang fungsi organ
tua tentang Level 2 Level 2
pentingnya Kelas K Pencernaan dan Kelas D : Dukungan Nutrisi
pemberian ASI Nutrisi Intervensi untuk
3. Diskontinuitas Hasil yang menggambarkan memodifikasi atau
pemberian ASI pencernaan dan pola nutrisi mempertahankan status
Populasi Berisiko nutrisi
1. Penggunaan dot
1. Jumlah BBL 33 Level 3 hasil Level 3 intervensi
Bayi 102001 1020 Status Nutrisi Bayi 1100 Manajemen nutrisi
2. Melahirkan secara 102002 Intake nutrisi  Tentukan status gizi
normal 28 orang, 102003 Intake makanan lewat mulut pasien dan kemampuan
secara Caesar 5 Inatake cairan lewat mulut pasien untuk memenuhi
orang kebutuhan gizi
1800 Pengetahuan  Identifikasi ( adanya )
180001 Menyusui
180002 alergi atau intoleramsi
Manfaat menyusui makanan yang dimiliki
180020 Fisiologi laktasi pasien
Intake cairan yang  Tentukan jumlah kalori
dibutuhkan ibu dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan untuk
181901 1819 Pengetahuan
memenuhi persyaratan
181902 Perawatan Bayi
gizi.
Karakteristik yang normal
Pertumbuhan dan 1120 Terapi Nutrisi
perkembangan yang normal  Lengkapi pengkajian
nutrisi sesuai dengan
kebutuhan
 Monitor intake tekanan
cairan dan hitung masukan
kalori perhari sesuai
kebutuhan
 Motivasi pasien untuk
mengkon sumsi makanan
tinggi kalsium seusi
kebutuhan
Prevensi sekunder: 1160 Monitor Nutrisi
Level 1  Tumbuh kembang BB
Domain 4 pengetahuan pasien
tentang kesehatan dan  Monitor
perilaku perkembangan
Hasil yang menggambarkan kebutuhan
dan tindakan terhadap  Monitor
menghargai kesehatan dan kecenderungan turun
penyakit dan naiknya BB (mis:
Level 2 pada pasien anak-
Kelas S : Pengetahuan anak, pola tinggi dan
promosi kesehatan anak-anak sesuai
Hasil yang menggambarkan standar)
pemahaman individu dalam
mengaplikasi informasi untuk
mengoptimalkan kesehatan Prevensi sekunder:
Level 3 hasil Level 1
1800 pengetahuan Domain 3: Prilaku
menyusui Perawatan yang mendukung
Manfaat menyusui fungsi psikososial dan
Fisiologi laktasi memfasilitasi perubahan gaya
Inatake cairan yang hidup
dibutuhkan ibu
Level 2
18019 pengetahuan Kelas S Pendidikan pasien
perawatan bayi Intervensi untuk
Karakteristik bayi normal memfasilitasi pembelajaran
Pertumbuhan dan
perkembangan normal Level 3 Intervensi
180001
5640 Mengejarkan Nutrisi
180002
Bayi 0-3 Bulan
180020
 Instruksikan orang tua
Prevensi tersier:
Level 1 atau pengasuh untuk
Domain 2 kesehatan memberi makan hanya
1801901 fisiologi ASI atau susu
1801902 Kelas K : pencernaan dan Formula untuk tahun
nutrisi pertama (tiadak ada
Hasil yang menggambarkan makanan padat
pencernaan dan pola nutrisi sebelum 4 bulan)
5641 Pengajaran Nutrisi
Level 3 hasil Bayi 4-6 Bulan
Pengetahuan tentang manfaat  Instruksikan orangtua atau
menyusui berkelanjuan pengasuh untuk
1000 Keberhasilan memeperkenalkan
menyusui bayi makanan padat (bubur)
Menyusui minimal 5-10 tanpa tambahan garam
menit per payudara atau gula
Berhenti untuk  Instruksikan orangtua atau
menyendawakan bayi pada pengasuh untuk
interval yang sering memperkenelkan sereal
Minimal 8 kali per hari bayi yang diperkaya zat
besi
Level 2 Prevensi tersier:
Domain 4 Pengetahuan Level 1
tentang kesehatan dan Domain 5 : Keluarga
100006 perilaku Perawatan yang mendukung
Kelas T Kontrol resiko dan keluarga
100015 keamanan Level 2
1940 kontrol risiko : alergi Kelas Z: Perawatan
bayi membesarkan anak
Berbagi riwayat yang terkait Intervensi untuk membantu
100007 alergi dengan penyedia dalam membesarkan anak-
kesehatan anak
Memberikan pelembab setiap
hari untuk mencegah pada
bayi dengan resiko tinggi Level 3 intervensi:
Mengindentifikasi alergi 5244 Konseling Laktasi
makanan yang umum  Koreksi persepsi yang
salah informasi yang
salah mengenai
menyusui
 Informasikan
mengenai perbedaan
antara hisapan yang
memberikan nutrisi
dan yang tidak
memberikan nutrisi
194001

194004

194005

Diagnosa keperawatan NOC NIC


Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: Hambatan komunikasi verbal

Definisi: penurunan, pelambatan, atau ketiadaan kemampuan untuk menerima, memproses, mengirim, dan/atau menggunakan sistem
Batasan 00051 Domain: 5 Skala target Ativitas –aktivitas
karakteristik: Kelas: 5 outcome:dipertahankan intervensi:
1. Kesulitan pada…….. atau di
mempertahankan tingkatkan ke……… Prevensi Primer:
komunikasi Prevensi sprimer: Level 1
2. Kesuliatan dalam Level 1 Domain 3 Perilaku
kehadiran tertentu Domain 3 kesehatan Level 2
psikososisal Kelas Q peningkatan
Factor yang komunikasi
berhubungan: Outcome yang
1. Kendala menggambarkan adaptasi Intervensi untuk
limgkungan psikologis atau sosial memfasilitasi pemberian
pembatasan sosial Level 2 dan penerimaan pesan
distensing Kelas P verbal dan non verbal
2. Disorientasi waktu Out come yang Membangun hubungan yang
(tidak dapat menggambarkan hubungan komplek
menentukan waktu individu dengan orang lain  Ciptakan suasana hangat
atau jadwal penkes) dan penuh penerimaan
150307 1503 Keterampilan sosial  Gunakan sikap tubuh
Berpartisipasi dalam aktivitas terbuka
150308 yang terorganisir dengan Mediasi konflik
penderita TB paru  Sediakan tempat yang
150314 Berpartisipasi sebagai nyaman, netral dan terjaga
petugas dalam organisasi kerahasiaannya untuk
dengan penderita TB paru proses dilaksanakannya
150301 Setiap hari berhubungan diskusi
dengan orang lain dan  Berikan kesempatan pada
150302
penderita TB paru setiap pihak untuk
150303 Berinteraksi dengan teman menyatakan
dekat dan penderita TB paru permasalahannya
Berinteraksi dengan tetangga
dan penderita TB paru Peningkatan sosialisai
Berinteriksa dengan anggota  Anjurkan penghormatan
150408 keluarga dan penderita TB terhadap ha-hak orang lain
paru  Anjurkan kesabaran dalam
pengembangan hubungan
150406 1504 Dukungan sosial
Kemauan untuk
menghubungi orang lain
untuk meminta Bantuan
dengan penderita TB paru
Hubungan teman karib
dengan penderita TB paru
Prevensi Sekunder:
Leve 1
Domain 7 komunitas
Keperawatan yang
Prevensi Sekunder: mendukung kesehatan
Level 1 komunitas
Domain 5kondisi kesehatan
yang diterima Level 2
Level 2 Kelas C peningkatan
Kelas EE kepuasan kesehatan komunitas
mengenai perawatan Magaemen kasus pandemic
outcome yang  Membangun hubungan
menggambarkan persepsi yang baik dengan
individu terkait dengan pasien,keluarga dan tenga
kulaitas dari pelayaan kesehatan lainnya
kesehatan yang disediakan  Menggunakan sistem
301501
komunikasi yang efektif
3015 Kepuasan klein pada pasien keluarga dan
301502
mengement kasus tenaga kesehatan lainnya
Ketersediaan case manager
dengan penderita TB paru Dukungan kesehatan
Ketersediaan suplay yang komunitas
dibutukan untuk peralatan  Partisipasi dalam
300202 dengan penderita TB paru kampanye media untuk
meningkatkan kesadaran
3002 Kepuasan klein publik
300204 komunikasi  Sediakan informasi
Menggunakan nama perawatan kesehatan dan
kesukaan klien dengan pendidikan pada publik
penderita TB paru dan pejabat legislasi
Staf mendengarkan klien
dengan aktif dengan Monitor kebijakan kesehatan t
301210 penderita TB paru  Tinjau kebijakan yang
diusulkan dan standar
3012 Kepuasan klien dalam organisasi, profesi
301219 pengajaraan serta literaturnya dlam
Mempertimbangkan pemerintahandan dialam
pengetahuan personal media populer
sebelum mengajarkan dengan  Identifikasi dan selesaikan
penderita TB paru ketimpangan antara
Penjelasan diberikan dengan standar dan kebijakan
istikah-istilah yang bisa kesehatan
300503 dipahami dengan penderita
TB paru

300504 3305 Kepuasan klien


bantuan fungsional
Mendorong untuk seaktif
mungkin dengan penderita
TB paru
Membantu dengan aktifitas
fisik dengan penderita TB
paru

2009 Kelas U kesehatan


dan kulaitas hidup
Status kenyamanan Prevensi Tersier:
lingkungan Level 2
Prevensi tersier:
Level 1 Kelas B magaement resiko
Domain 7 kesehatan komunitas
komunitas Identifikasi yang membantu
mendeteksi atau mencegah
Outcome yang resiko kesehatn pada seluruh
menggambarkan kesehatan komunitas
kesejrahtaan dan fungsi  Intruksikan faktor resiko
dari komunitas atau dan rencana untuk
populasi mengurangi faktor resiko
Level 2  Gunakan rancangan
Kelas C C perlindungan tujuan yang saling
kesehatan komunitas menguntungkan dengan
tepat
Outcome yang
menggambarkan struktur Level 3 intervensi
dan menggambarkan Persiapan resiko ancaman
program komunitas untuk bioterorisme
menghilangkan atau  Ikuti intruksi terkait
menurunkan resiko dengan ketelibatan klien
kesehatan dan peningkatan yang diperiksa ketika
resistensi terhadap kejadian bioterorisme
ancaman kesehatan terjadi
 Biasakan diri untuk
280401 mematuhi semua
2804 Kesiapan komunitas
peraturan dekontaminasi,
terhadap bencana
prosedur dan protokolnya
280412
Identifikasi tipe bencana  Ikuti pelatihan untuk
potensial dengan penderita memperbaharui ilmu
TB paru
Penugasan lembaga yang Managemeet penyakit
bertanggung jawab dalam menular
peristiw bencana dengan  Monitor sanitasi
280613 penderita TB paru  Monitor faktor-faktor
lingkungan yang
2806 Respon komunitas mempengaruhi
280617 terhadap bencana penyebaran penyakit

Pengoprasian sistem Persiapan bencana


komunikasi dengan penderita dikomunitas
TB paru  Identifikasi tipe bencana
Pemberian informasi pada potensial yang ada
280701 publik dengan penderita TB didaerah tersebut
paru (misalnya : yang
280702 berhubungan dengan
2807 Keefektifan skrining cuaca, industri,
kesehatan komunitas lingkungan)
Identifikasi kondisi bersiko  Kembangkan prosedur-
tinggi yang umum prosedur triase
dikomunitas dengan
penderita TB paru Managemet lingkugan
Identifikasi kondisi yang bisa komunitas
280801 mendapatkan manfaat dari  Ciptakan lingkungan yang
deteksi dini dan pengobatan aman bagi pasien
dengan penderita TB paru  Singkirkan benda-benda
280802
berbahaya dari lingkungan
2808 Keefektifan program
Perlindungan lingkungan
komunitas
berresiko
Tujuan program konsisten
Skriniing kesehatan
dengan pengkajian komunitas
 Kaji lingkungan terkait
dengan penderita TB paru
dengan danya resiko
Tujuan program yang dapat
potensial dan aktual
dicapai dengan penderita TB
paru  Informasikan populasi
yang beresiko mengenai
hal-hal yang
membahayakan
dilingkungan

Identifikasi risiko
 Identifikasi strategi
koping
yangdigunakan/khas
 Gunakan rancangan
tujuan yang saling
menguntungkan

Surveillan komunitas
 Identifikasi resiko
biologis, lingkungan dan
prilaku serta hubungan
timbal balik
Identifikasi strategi koping
yang digunakan/khas
Prevensi tersier:
Level 1
Domain 3
Kelas R Bantuan koping

5440 Peningkatan system


dukungan

Diagnosa keperawatan NOC NIC


Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga (KB)
Definisi: pola pengaturan dan pengintegrasian kedalam proses keluarga, suatu program untuk pengobatan penyakit dan sekuelanya yang tidak
memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan tertentu dari unit keluarga.
Batasan 00222 Domain: 5 Skala target Ativitas –aktivitas intervensi:
karakteristik: Kelas: 4 outcome:dipertahankan ketidakefektifan manajemen
Bertindak tanpa pada…….. atau di kesehatan keluarga
berfikir tingkatkan ke…
Prevensi primer:
Fakto yang Level 1 Prevensi primer:
berhubingan : Domain 6 kesehatan Level 1
Kontrol diri keluarga Domain 5: keluarga
terhadap impuls Hasil yang menggambarkan Level 2
status kesehatan , perilaku Kelas X : perawatan
atau fungsi dari keluarga sepanjang hidup
sebagai keseluruhan atau Intervensi – intervensi untuk
individu sebagai anggota memfasilitasi fungsi unit
keluarga keluarga dan meningkatkan
kesehatan serta kesejahteraan
Level 2 anggota keluarga sepanjang
Kelas Z: Status kesehatan hidup.
anggota keluarga
Hasil yang menggambarkan Level 3 intervensi:
kesehatan fisik, psikologis, 7110 Peningkatan
social dan spiritual individu keterlibatan keluraga
dari anggota keluarga.  Bangun hubungan pribadi
dengan pasien dan keluarga
2513 Penghentian terhadap  Identifikasi kemampuan
pengabaian anggota keluarga untuk
Bukti bahwa pengabaian terlibat dalam perawatan
peraawatan kesehatan telah  Ciptakan budaya
berhenti fleksibilitas untuk keluarga
Tanda bahwa pengabaian
pendidikan telah dihentikan 7100 Peningkatan integritas
keluarga
 Bina hubungan slaing
percaya dengan anggota
keluarga
 Pertimbangkan pemahaman
keluarga terhadap situasi
yang ada
 Pertimbangkan perasaan
Prevensi sekunder: keluraga terhadap situasi
Level 1 yang mereka hadapi
Domain6 kesehatan  Monitor hubungan keluarga
keluarga saat ini
Level 2 Prevensi sekunder:
Kelas X kesejahtraan Level 2
keluarga Kelas X perawatan
Hasil yang menggambarkan sepanjang hidup
lingkungan keuarga , Level 3 intervensi:
keseluruhan status kesehatan
dan kompetense social dari 5370 Peningkatan peran
keluarga sebagai unip keluarga
 Bantu keluarga
2604 normalisasi keluarga mengidentifikasi peran
260417 yang biasanya dalam
Mengakui potensi kelemahan keluarga
untuk mengubah rutinitas  Bantu pasien untuk
260408 keluarga mengidentifikasi strategi
Memenuhi kebutuhan strstegi fositif untuk
perkembangan dari anggota manajemen perubahan
260419 keluarga peran
Mempertahankan aktivitas
dan rutinitas yang tepat

Prevensi tersier:
Level 1
Domain 6 kesehatan
keluarga
Level 2 kelas Z Setatus
kesehatan anggota keluarga
2512 pemulihan terhadap
pengabaian Prevensi tersier:
Level 2
Penyediaan layanan Kelas X perawatan
kesehatan layanan kesehatan sepanjang hidup
yang sesuai
Penyediaan stimulasi kognitif 7140 Dukungan keluarga
Konsistensi perilaku dengan  Nilai lah reaksi emosi
norma norma social keluarga terhadap kondisi
pasien
 Terima nilai yang dianut
keluarga dengan sikap yang
tidak menghakimi
 Dengarkan apa yang
menjadi perhatian keluarga,
perasaan dan pertanyaan
 Bantu anggota keluarga
dalam mengidentifikasi dan
menyelsaikan konflik
terkait dengan nilai

Diagnosa keperawatan NOC NIC


Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: ketidakefektifan manajemen kesehatan
Definisi: pola pengaturan dan pengintegrasian kedalam kebiasan trapetik hidup sehari hari untuk tindakan terapeutik terhadap penyakit dan
sekuelan nya yang tidak memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan spesifik
Batasan 00078 Domain: 1 Skala target Ativitas –aktivitas intervensi:
karakteristik: Kelas: 2 outcome:dipertahankan ketidakefektifan manajemen
Kesulitan dengan pada…….. atau di kesehatan
regimen yang tingkatkan ke………
diprogramkan
JKN Prevensi primer:
Level 3 Prevensi primer:
Fakto yang Domain 4 pengetahuan Level 1
berhubungan kesehatan dan prilaku Domain 6: system kesehatan
JKN: Hasil yang diharapkan Perawatan untuk mendukung
Tuntutan berlebih individu menggambarkan penggunaan system pelayanan
persyaratan JKN sikap, pemahaman, dan layanan kesehatan yang efektif.
yang tindakan dengan
memberatkan menghormati kesehatan dan Level 3
Ketidak penyakit. Kelas Y : mediasi system
berdayaan kesehatan
membayar premi Intervensi – intervensi untuk
JKN Level 2 memfasilitasi kesepakatan
Kelas Q : prilaku sehat antara pasien atau keluarga dan
Hasil yang menggambarkan system pelayanan kesehatan
tindakan individu dalam
meningkatkan atau Level 3 intervensi:
memperbaiki kesehatan.
5250 Dukungan pengambilan
Level 3 hasil keputusan
1600 Prilaku patuh  Bantu pasien
160001 Menanyakan pertanyaan mengidentifikasi
terkait kesehatan keuntungan dan kerugian
160002 Mencari informasi kesehatan dari setiap alternative
dari berbagai macam sumber pilihan
160010 Menggunakan jasa pelayanan  Pasilitasi pengambilan
kesehatan sesuai dengan keputusan kolaboratif
kebutuhan  Kenali kebijakan dan
prosedur yang ada
1603 Prilaku pencarian diinstitusi
kesehatan  Hormati hak hak pasien
160301 Mengajukan pertanyaan untuk menerima atau tidak
pertanyaan yang berhubungan menerima informasi
dengan kesehatan  Berikan informasi sesuai
160313 Mendapat bantuan dari permintaan pasien
professional kesehatan  Jadilah sebagai penghubung
160315
Melakukan perilaku antara pasien dengan
kesehatan yang disarankan keluarga

7380 Bantuan sumber


1638 Perilaku keterlibatan
keuangan / pendapatan
163831 pasien
 Bantu pasien untuk
Menggunakan sumber
mengidentifikasi kebutuhan
sumber perawatan yang
keuangan termasuk analisis
konsisten dengan kebutuhan
asset dan kewajiban
 Rancang rencana perawatan
untung mendorong pasien
atau keluarga
 Mengakses tingkat
perawatan yang tepat
dengan cara yang paling
hemat biaya
 Informasikan pasien pada
layanan yang tersedia
melalui program program
negara bagian dan vederal
 Tentukan apakah pasien
Prevensi sekunder: memenuhi syarat untuk
Domain 4 pengetahuan program pelepasan dari
tentang kesehatan dan tuntutan atau waiver
perilaku program
Level 3
Kelas Q perilaku sehat
Level 3 hasil 7460 Perlindungan terhadap
1614 Otonomi pribadi hak pasien
 Berikan informasi hak hak
pasien
 Tentukan apakah keinginan
pasien mengenai perawatan
kesehatan (telah) diketahui
dalam bentuk pertanyataan
tertulis

Prevensi sekunder:
Level 3
Kelas Y Mediasi system
Prevensi tersier: kesehatan
Level 3 Level 3 intervensi:
Kelas Q perilaku sehat
7400 Panduan system
1606 Partisipasi dalam pelayanan kesehatan
keputusan perawatan  Anjurkan pasien mengenai
kesehatan jenis layanan yang bia
diharapkan dari setiap jenis
Mendefinisikan pilihan yang penyedia layanan kesehatan
tersedia  Informasikan pasien
Menentukan pilihan yang mengenai hak untuk
diharapkan terkait dengan mengganti penyedia
iuran kesehatan layanan kesehatan
Identifikasi prioritas iyuran  Dorong pasien atau
kesehatan keluarga untuk bertanya
Identifikasi hambatan untuk mneganai pelaynan dan
160604 mencapai iyuran yang biaya (layanan kesehatan)
diinginkan  Patuhi aturan untuk
160605 Identifikasi dukungan yang penggantian (biaya) pihak
tersedia untuk mencapai ketiga
iyuran yang diinginkan
160606
Negosiasi perawatan yang Prevensi tersier:
160607 diinginkan Level 3
Monitor hambatan untuk Kelas c Peningkatan
mencapai iyuran kesehatan komunitas
160610 Level intervensi :

8500 Pengembangan
160612 kesehatan komunitas
 Bantu anggota masyarakat
160613 untuk meningkatkan
kesadran dan memberikan
perhatian mengenai
masalah-maslah kesehatan
 Bantu anggota masyarakat
terkait dengan
pengembangan dan
pengadaan sumber daya
 Tingkatkan jaringan
mengenai dukungan
masyarkat
 Jaga komunikasi terbuka
dengan anggota dan
lembaga masyarakat

8700 Pengembangan
program
 Edukasi anggota
kelompok perencanaan
mengenai proses
perencanaan yang
sesuai
 Identifikasi alternative
pendekatan untuk
mengatasi kebutuhan
atau masalah
 Evaluasi alternative
pendekatan terkait
dengan rincian biaya
kebutuhan sumber
daya, kelayakan dan
kegiatan yang
dibutuhkan
7970 Monitor kebijakan
kesehatan
 Tinjau kebijakan yang
diusulkan terstandar
dalam organisasi,
profesi serta
literaturnya dalam
pemerintahan dan
didalam media popular
 Tentukan dampak
negative dan positif
dari kebijakan
kesehatan terhadap
standar praktik
keperawatan, terhadap
pasien dan terhadap
biaya yang dikeluarkan

Diagnosa keperawatan NOC NIC


Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: disfungsi proses keluarga ( jiwa)
Definisi: fungsi keluarga gagal menyokong kesejahteraan anggotanya
Batasan 00063 Domain: 7 Skala target Ativitas –aktivitas
karakteristik: Kelas: 2 outcome:dipertahankan intervensi:
 Menyalahkan pada…….. atau di disfungsi proses keluarga
 Ketidakmampuan tingkatkan ke……… Prevensi primer:
menerima Level 1
bantuan Prevensi primer: Domain 5: Keluarga
 Penolakan untuk Level 1 Perawatan yang mendukung
mencari bantuan Domain 6 : Kesehatan keluarga
 Penelantaran keluarga
 Depresi Hasil yang menggambarkan Level 2
 Distress status kesehatan, perilaku, Kelas X : Perawatan
 Merasa malu atau fungsi dari keluarga sepanjng hidup
 Merasa berbeda sebagai keseluruhan atau Intervensi intervensi untuk
dari orang lain individu sebagai anggota mempasilitasi fungsi unit
keluarga keluarga dan meningkatkan
 Harga diri rendah
kesehatan serta kesejahtran
 Penolakan
anggota keluarga sepanjang
 Penurunan kehidupan
kemampuan
anggota keluarga Level 2
untuk saling Kelas X kesejahteraan Level 3 intervensi:
berhubungan keluarga 7140 Dukungan keluarga
dalam Hasil yang menggambarkan  Nilailah reaksi emosi
pertumbuhan dan lingkungan keluarga , keluarga terhadap kondisi
kematangan keseluruhan status pasien
bersama kesehatan , dan kompetensi  Dukungan harapan yang
 Penolakan social dari keluarga sebagai realistis
keluarga unit  Tingkatkan hubungan
 Keluarga tidak Level 3 Hasil terbuka , saling percaya
menunjukan 2609 Dukungan keluarga dengan keluarga
respek terhadap 260901 selama penanganan  Jawab semua pertanyaan
individualistis Anggota keluarga dari keluarga atau bantu
anggotanya mengungkapkan keinginan untuk mendapatkan
 Mengabaikan untuk mendukung anggota jawaban
kewajiban 260902 keluarga yang sakit
terhadap anggota Anggota keluarga
keluarga mengekspresikan perasaan
Fakto yang dan emosi sebagai kepedulian
berhubingan: kepada anggota keluarga
260907 yang sakit
 Kurang
keterampilan Anggota keluarga
pemecahan memberikan dorongan
masalah kepada anggota keluarga
yang sakit
Prevensi sekunder:
Level 1
Domain 5 : keluarga
Kelas X : perawatan
Prevensi sekunder : sepanjang hidup
Level 1 Intervensi intervensi untuk
Domain 6 kesehatan mempasilitasi fungsi unit
keluarga keluarga dan meningkatkan
Hasil yang menggambarkan kesehatan serta kesejahtraan
status kesehatan, perilaku, anggota keluarga sepanjang
atau fungsi dari keluarga kehidupan
sebagai keseluruhan atau 7130 pemeliharaan proses
individu sebagai anggota keluarga
keluarga  Tentukan gangguan khas
pada proses keluarga
Level 2  Identifikasi efek perubahan
Kelas W kinerja keluarga peran terhadap proses
sebagai caregiver keluarga
Hasil yang menggambarkan  Dukung untuk tetap kontak
adaptasi dan penampilan dengan anggota keluarga ,
anggota keluarga untuk jika diperlukan .
merawat anak atau orang  Diskusikan strategi untuk
dewasa yang memiliki menormalkan kehidupan
ketergantungan keluarga dengan seluruh
220401 anggota keluarga
220405 2204 hubungan caregiver-
 Bantu anggota keluarga
220407 pasien
untuk menerapkan strategi
220408 Komunikasi efektif
normalisasi terhadap situasi
220409 Pengasuhan dan penguatan
220410 Caring yang mereka hadapi
220411 Komitmen jangka panjang
220412 Saling menerima
220413 Saling menghormati Prevensi tersier:
Pemecahan masalah bersama Level 2
Rasa tanggung jawab Kelas X : perawatan
Rasa saling keterikatan sepanjang hidup
7110 Peningkatan
Prepensi Tersier : keterlibatan keluarga
Kelas Z: status kesehatan  Bangun hungan pribadi
anggota keluarga dengan pasien dan anggota
Hasil yang menggambarkan keluarga yang akan terlibat
kesehatan fisik, psikologis , dalam perawatan
social dan spiritual individu  Identifikasi kemampuan
dari anggota keluarga anggota keluarga untuk
251209 terlibat dalam perawatan
Level 3 Hasil pasien
251212 2512 pemulihan terhadap  Dorong anggota keluarga
251214 pengabaian dan pasien untuk
Penyediaan pengawasan yang membantyu dalam
251216 diperlukan mengembangkan rencana
251219 Ekspresi dari harapan perawatan, termasuk hasil
251224 Penyediaan layanan yang diharapkan dan
kesehatan yang sesuai pelaksanaan rencana
Penyediaan regimen obat keparawatan
Penyediaan stimulasi kognitif  Berikan informasi penting
Konsistensi perilaku dengan kepada anggota keluarga
norma norma sosial mengenai pasien sesuai
dengan keinginan pasien
RENCANA KERJA (PLAN OF ACTION/POA) MENURUT PRINSIP 5W+1H
Sumber Daya
No Kegiatan Tujuan Penanggung
Waktu Tempat Alokasi Dana Kelanjutan
Jawab
4. Pelaksanaan/Implementasi

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan

oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi

kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang

diharapkan (Gordon, 1994., dalam Potter & Perry, 1997).

Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan

dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk

klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul

dikemudian hari.

Tingkat Pencegahan dalam Intervensi :

a) Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada

populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta

perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan gizi,

simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.

b) Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya

perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan masalah kesehatan.

Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk

menghambat proses penyakit, Contoh: Mengkaji keterbelakangan tumbuh

kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan seperti mata, gigi, telinga, dll.

c) Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu

pada tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga,

Contoh: Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan resiko gangguan

kurang gizi untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.


Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori

dari implementasi keperawatan, antara lain:

a) Cognitive implementations, meliputi pengajaran/ pendidikan, menghubungkan

tingkat pengetahuan klien dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi

untuk klien dengan disfungsi komunikasi, memberikan umpan balik,

mengawasi tim keperawatan, mengawasi penampilan klien dan keluarga, serta

menciptakan lingkungan sesuai kebutuhan, dan lain lain.

b) Interpersonal implementations, meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan,

meningkatkan pelayanan, menciptakan komunikasi terapeutik, menetapkan

jadwal personal, pengungkapan perasaan, memberikan dukungan spiritual,

bertindak sebagai advokasi klien, role model, dan lain lain.

c) Technical implementations, meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit,

melakukan aktivitas rutin keperawatan, menemukan perubahan dari data dasar

klien, mengorganisir respon klien yang abnormal, melakukan tindakan

keperawatan mandiri, kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain.

5. Evaluasi atau penilaian

Menurut Ziegler, Voughan – Wrobel, & Erlen (1986) dalam Craven &

Hirnle (2000), evaluasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Evaluasi struktur

Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau

keadaan sekeliling tempat pelayanan keperawatan diberikan. Aspek

lingkungan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi dalam

pemberian pelayanan. Persediaan perlengkapan, fasilitas fisik, rasio

perawat-klien, dukungan administrasi, pemeliharaan dan pengembangan

kompetensi staf keperawatan dalam area yang diinginkan.


b. Evaluasi proses

Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan

apakah perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok,

tanpa tekanan, dan sesuai wewenang. Area yang menjadi perhatian pada

evaluasi proses mencakup jenis informasi yangdidapat pada saat

wawancara dan pemeriksaan fisik, validasi dari perumusan diagnosa

keperawatan, dan kemampuan tehnikal perawat.

c. Evaluasi hasil

Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Respons

prilaku klien merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan

terlihat pada pencapaian tujuan dan kriteria hasil.

Focus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah:


a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target
pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan,
peran staf atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan
penggunaannya serta keuntungan program.
d. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat
puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.
e. Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan
tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.
Dampak (Sumatif, Hasil
Proses (Formatif) Hari (Jangka Panjang)
Jangka Pendek)
Implementasi program Efek segera program Insedens dan prevalensi
termasuk sebagai contoh : factor risiko, morbiditas
1) Respon tempat 1) pengetahuan dan mortalitas
2) Respon penerima 2) perilaku
3) Respon praktisi 3) persepsi
4) Kompetensipersonal 4) keterampilan
5) keyakinan
6) akses terhadap pelayanan
BAB III

LAPORAN KASUS KONUMITAS KELURAHAN MUNJUL BLOK

PATAKING RT 01 DAN 02

Keperawatan komunitas adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan

gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang di berikan kepada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara

komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta

resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. mahasiswa Profesi

Ners STIKes YPIB Majalengka ditugaskan untuk menerapkan keterampilan Asuhan

keperawatan komunitas dalam program pengalaman belajar lapangan selama 2 minggu

yang dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2022 sampai 2 Juni 2022 di Kelurahan Munjul

Blok Pataking RT 01 dan RT 02 Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka.

Dari hasl pengkajian yang dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2022 di dapatkan

data sebagai berikut :


DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. (2016). Nursing
Interventions Classification (NIC), Edisi 6. Philadelpia: Elsevier.
Clark M.J. 1999. Nursing in the community: Dimensions of community health nursing.
Standford Connecticut: Appleton & Lange.
Efendi F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Herawati, Neni FS. 2012. Buku Panduan Praktikum Keperawatan Komunitas I.
Banjarbaru: PSIK FK UNLAM.
Herdman, T. Heather dan Kamitsuru,Shigemi. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Hidayat AH. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika: Jakarta.
Moorhead, Sue., Johnson, Marion., Maas, M.L., & Swanson, Elizabeth. (2016). Nursing
Outcomes Classification (NOC), Edisi 5. Philadelpia: Elsevier.
Mubarak IW. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Jakarta: CV
Sagung Seto.
Riasmini, Ni Made., dkk. 2017. Panduan asuhan keperawatan individu, keluarga,
kelompok, dan komunitas dengan modifikasi NANDA, ICNP, NOC dan NIC di
Puskesmas dan masyarakat. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Swanson, Elizabeth, dkk. 2016. Nursing Outcomes Clasification (NOC). Yogyakarta:
Mocomedia.
Wawan A, Dewi M. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai