Anda di halaman 1dari 43

BAB III

LAPORAN KASUS KOMUNITAS KELURAHAN MUNJUL

Asuhan keperawatan komunitas adalah suatu kerangka kerja untuk


memecahkan masalah kesehatan yang ada di masyarakat secara sistematis dan
rasional yang didasarkan pada kebutuhan dan masalah masyarakat. Penerapan
ilmu dan kiat asuhan keperawatan komunitas yang ada di masyarakat dapat
dilakukan dengan melakukan kegiatan untuk dapat mencapai tujuan yang kita
dapatkan pelaksanaan kegiatan mahasiswa praktik profesi keperawatan komunitas
di Blok Pataking RT 01 dan 02 / RW 06 Kelurahan Munjul , Kecamatan
Majalengka selama 3 minggu dari tanggal 18 Mei 2022 sampai 01 Juni 2022
dengan kegiatan sebagai berikut.
Dari pengkajian di Kelurahan Munjul, kecamatan Majalengka tanggal 23
Mei 2022 didapatkan data dari Blok Pataking Kelurahan Munjul Kab. Majalengka
sebagai berikut :

A. PENGKAJIAN
1. Inti Komunitas
a. Sejarah (history)
Kurang lebih tahun 1628 di wilayah hidup seorang tokoh bernama Bapak
Sareni. Beliau adalah seorang tokoh yang berperangai lembut dan berilmu
tinggi (sakti mandraguna). Ilmu padi adalah pegangannya yakni makin
berisi makin merunduk, jauh dari sifat dan sikap sombong. Sifat ini
menyebabkan beliau sangat dihormati dan disegani oleh siapapun.
Pada suatu hari beliau kedatangan tamu, sepasukan prajurit kerajaan
Mataram yang terpisah dari induk pasukannya sestelah menyherang
Batavia ( 1628-1629). Sisa pasukan itu tampak lunglai karena lapar dan
dahaga.
Melihat keadaan demikian, Bapak Sareni permisi kepada temannya untuk
pergi ke dapur, menanak nasi seperiuk dan memasak air 1 gelas/lodong.
Setelah nasi itu masak, segera diguhkan kepada beberapa orang prajurit
Mataram yang sedang kelaparan.

1
Alangkah takjub para prajurit Mataram itu, karena nasi seperiuk dan air 1
lodong saja bias mencukupi pasukan tersebut padahal mereka makan lahap
sekali. Selesai makan, pimpinan pasukan berkata dalam bahasa jawa niki
wong punjul bener, sega seperiuk lan banyu semono nyukupi balad kula
artinya kira kira demikian : orang ini punjul (sakti sekali), nasi seperiuk
dan nasi selodong saja dapat mencukupi pasukan saya.
Kata punjul yang diucapkan oleh pimpinan pasukan mataram itu ternayta
membawa berkah tersendiri, orang-orang di wilayah ini kemudian
mengabadikannya menjadi nama desa di wilayah kata punjul pada
akhirnya mengalami perubahan pengubacapan menjadi sebuah kata
bersejarah yang melekat sampai sekarang yaitu Munjul.
b. Data demografi (demographic)
Blok Pataking merupakan salah satu Kelurahan di Kecamatan
Majalengka Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Memiliki luas
446.010 hektar. Secara geografis Kelurahan Munjul berbatasan dengan
wilayah sebagai berikut :
1) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Cijati
2) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Majalengka
3) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Sidamukti
4) Sebelah Barat :Berbatasan dengan Desa Pasirmuncang
Secara Administratif, wilayah Kelurahan Munjul tepatnya di Blok
Pataking terdiri dari 2 (Dua) Rukun Tetangga. Secara Umum Tipologi
Blok Pataking terdiri dari persawahan, perkebunan, dan perdagangan.
Topologis Blok Pataking secara umum termasuk daerah landai atau
dataran rendah dan berdasarkan ketinggian wilayah Blok Pataking
diklasifikasikan kepada dataran sedang (>100 – 5000 mdpl).
Tabel 3.1 Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin

JUMLA
NO JENIS KELAMIN PRRESENTASE
H

 1 LAKI-LAKI 235
 2 PEREMPUAN 255
JUMLAH 490 100%
(Data Statistik Blok Pataking,2022)

2
Dari hasil distribusi diatas jumlah penduduk di Blok Pataking, yaitu
orang yang terdiri dari laki-laki 235 orang dan perempuan 255. Jadi
mayoritas penduduk di Blok Pataking berjenis kelamin perempuan.
a. Suku dan budaya (ethnicyty)
Di Blok Pataking sebagian besar warga bersuku sunda dan
kebudayaanya sudah modern akan tetapi tidak terlepas dari adat
istiadat.
b. Nilai dan keyakinan (values and beliefs)
Tabel 3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Nilai dan Keyakinan
JENIS
BERDASARKAN KELAMIN
NO JUMLAH PRESENTASE
AGAMA
L P
1  ISLAM 235 255 490 100%
 2 KRISTEN - - - -
 3 HINDU - - - -
 4 BUDHA - - - -
(Profil Blok Pataking, 2022 )
Dari hasil tabel distribusi diatas jumlah penduduk di Kelurahan
Munjul mayoritas beragama Islam sebanyak 474 orang (100%)
2. Subsistem komunitas (The Community Subsystems)
a. Lingkungan fisik
Perumahan dan lingkungan Kelurahan Munjul tepatnya di blok
Pataking sebagian besar keluarga merupakan pengguna perusahaan
Listrik Negara (PLN) sebanyak 185 keluarga. Untuk bahan bakar
memasak sebagian besar warga Kelurahan Munjul Blok Pataking
menggunakan gas LPG 3kg sedangkan tempat pembungan sampah
keluarga tidak memiliki Tempat pembuangan sampah sementara
(TPS), sebagian besar keluarga memiliki fasilitas jamban sendiri.
Tempat pembuangan tinja sebagian besar keluarga ke instalasi
pengelolaan air limbah. Sumber air untuk minum sebagian besar
keluarga di Kelurahan Munjul Blok Pataking berasal dari Sumur,
sedangkan untuk mandi/mencuci sebagian besar keluarga berasal dari
sumur. (Kelurahan Munjul, 2022)

3
a. Pendidikan
Tabel 3.3 Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan

Laki-Laki Perempuan Jumlah


No Tingkatan Pendidikan PERSENTASE
(orang) (orang) (Orang)
1 Usia 12 - 56 tahun tidak tamat SLTP
2 Tamat SMP/sederajat
3 Tamat S-1/sederajat
4 Tamat SMA/sederajat
5 Tamat SD/sederajat
6 Tamat S-2/sederajat
7 Usia 18 - 56 tahun tidak tamat SLTA
8 Usia 3 - 6 tahun yang belum masuk TK
9 Usia 7 - 18 tahun yang sedang sekolah
10 Tamat D-3/sederajat
11 Tamat SLB A
12 Usia 3 - 6 tahun yang sedang TK/play group
JUMLAH
(Profil Kelurahan Munjul Blok Pataking, 2022)

Dari tabel distribusi diatas tingkat pendidkan di Kelurahan Munjul sebagian besar masyarakat tidak tamat SLTA
sebanyak 426 orang (27,22%) dan hanya sedikit yang lulusan tamat SLB A sebanyak 1 orang (0,06%)

4
b. Keamanan dan transportasi
Masyarakat Di Kelurahan Munjul Blok Pataking memiliki jadwal ronda yang tidak rutin
untuk keamanan lingkungan dan sebagian besar warga memiliki kendaraan pribadi.
c. Politik dan pemerintahan
Perangkat Kelurahan Munjul di pilih langsung oleh Kepala Desa sementara untuk
pengurus RT/RW di pilih melalui aspirasi masyarakat, dan untuk perangkat di Kelurahan
Munjul di pilih langsung oleh Bupati.
d. Pelayanan Sosial
Di Kelurahan Munjul Blok Pataking memiliki fasilitas 1 Posyandu yang aktif setiap 1
bulan sekali setiap hari rabu di minggu pertama.
e. Komunikasi
Ada komunikasi antar warga dengan Kelurahan namun aspirasi warga di tampung di
RT dan RW untuk di sampaikan ke Kelurahan.
f. Ekonomi
1) Jenis Pekerjaan
Tabel 3.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Laki-Laki Perempuan Jumlah
No Jenis Pekerjaan
(orang) (orang) (Orang)
1 Petani
2 Buruh Tani
3 Buruh Migran
4 Pegawai Negeri Sipil
5 Montir
6 TNI
7 POLRI
8 Pengusaha kecil, menengah dan besar
9 Dosen swasta
10 Pedagang Keliling
11 Pembantu rumah tangga
12 Karyawan Perusahaan Swasta
13 Karyawan Perusahaan Pemerintah
14 Purnawirawan/Pensiunan
15 Pengrajin industri rumah tangga lainnya
16 Buruh Harian Lepas
17 Pedadagang
18 belum bekerja
JUMLAH
(Profil Kelurahan Munjul Blok Pataking, 2022)
Dari tabel distribusi diatas jumlah penduduk sebagian besar warga bermata
pencaharian sebagai buruh tani sebanyak 249 orang dan pedagang sebanyak 245 orang.

5
2) Penghasilan
Tabel 3.5 Distribusi pendudukan berdasarkan penghasilan
JUMLAH PENDAPATAN/
NO SEKTOR USAHA
PENDUDUK TAHUN
1 PETANI
2 BURUH TANI
3 INDUSTRI KECIL
4 PERDAGANGAN KECIL
5 PNS TNI/POLRI
6
JUMLAH
(Profil Kelurahan Munjul Blok Pataking,2022)
Dari tabel distribusi diatas jumlah penduduk sebagian besar berpenghasilan dari Rp
750.000 s/d Rp 10.950.000/tahun
3. Status Kesehatan Komunitas
Dari hasil data sekunder yang di dapat dari Puskesmas Munjul tentang status
kesehatan di Kelurahan Munjul Blok Pataking Kecamatan Majalengka RW 06 RT
01 dan 02 di dapatkan daftar status kesehatan sebagai berikut :
Tabel 3.6 Masalah Kesehatan di Kelurahan Munjul Blok Pataking

Target Pencapaian Masalah


No. Indikator Keluarga Sehat
(%) (%) (%)

Keluarga mengikuti program Keluarga


1. 100 70,967 29,033
Berencana ( KB )
Ibu melakukan persalinan di fasilitas
2. 100 84,27 15,73
kesehatan

3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 100 95,56 4,44

Bayi mendapat air susu ibu ( ASI )


4. 100 76,81 23,19
Eksklusif

Balita mendapatkan pemantauan


5. 100 94,78 5,22
pertumbuhan

Penderita Tuberkulosis paru mendapat


6. 100 39,48 60,52
pengobatn sesuai standar

Penderita Hipertensi melakukan


7. 100 31,69 68,31
pengobatan secara teratur

Penderita gangguan jiwa mendapatkan


8. 100 33,33 66,67
pengobatan dan tidak ditelantarkan
Anggota keluarga tidak ada yang
9. 100 38,81 61,19
merokok
Keluarga sudah menjadi anggota
10. 100 49,61 50,39
Jaminan Kesehatan Nasional

6
Keluarga mempunyai akses sarana air
11. 100 98,6 1,4
bersih
Keluarga mempunyai akses atau
12. 100 97,9 2,1
menggunakan jamban sehat
(Indikator Keluarga Sehat Puskesmas Munjul, 2022)
Keterangan : kolom yang berwarna merah menunjukan masalah kesehatan
Dari data distribusi di atas masalah kesehatan di Kelurahan Munjul, RW 01, RW 02,
RW 03 yaitu :
1. Penderita hipertensi yang belum melakukan pengobatan secara teratur 68,31%
2. Penderita gangguan jiwa yang belum mendapatkan pengobatan dan ditelantarkan
66,67%
3. Anggota keluarga yang merokok 61,19%
4. Penderita tuberculosis paru yang belum mendapatkan pengobatan sesuai standar
60,52%
5. Keluarga yang belum menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional 50,39%
6. Keluarga yang tidak mengikuti program keluarga berencana 29,033%
7. Bayi yang tidak mendapat air susu ibu (ASI) ekslusif 23,19%

7
A. ANALISA DATA

Kelompok data (Kategori data dan ringkasan


No Kesimpulan Diagnosis keperawatan
laporan)
1 DS: Hasil pengkajian didapatkan 77 PUS tidak ketidakefektifan manajemen kesehatan
Berdasarkan hasil pengkajian oleh petugas melaukan program KB karena ingin keluarga (KB)
kesehatan dari Puskesmas Majalengka yang memiliki anak dan fanatik
dilakukan bulan Oktober. Masyarkat
mengatakan:
 Ingin memiliki anak
 Fanatic keagamaan tidak mengikuti
program KB
DO:
 Keluarga yang tidak mengikuti program
keluarga berencana (KB) 29,033%
 Jumlah PUS 303
 KB aktif 229 orang
 Pil 17 orang
 Suntik 141 orang
 AKDR 22 orang
 Implant 33 orang
 MOW 14 orang
 MOP 2 orang
 KB pasca persalinan 3 orang
 Suntik 3 orang

2 DS: Hasil pengkajian di dapatkan dari Ketidakefektipam pemberian ASI


Berdasarkan hasil pengkajian oleh petugas Puskesmas Majalengka ibu belum
kesehatan dari Puskesmas Majalengka yang memberikan ASI secara ekslusif
dilakukan bulan oktober. Ibu mengatakan :
1. Kesibukan (Ibu bekerja)

8
2. ASI tidak memadai
3. Tidak sabar untuk memberikan ASI
DO:
1. Bayi yang tidak mendapat air susu ibu
(ASI) ekslusif 23,19%
2. Jumlah BBL 33 Bayi
3. Melahirkan secara normal 28 orang,
secara Caesar 5 orang
3 DS: Berdasarkan hasil pengkajian oleh Hasil pengkajian dari Puskesmas Hambatan komunikasi verbal
petugas kesehatan dari Puskesmas Majalengka didapatkan pihak Puskesmas
Majalengka sebelum COVID-19 yang belum melakukan penyuluhan kesehatan
dilakukan bulan Februari petugas kesehatan tentang Tubercolusis Paru dari bulan maret
mengatakan: samapi sekarang karena pandemic covid-19
Hanya ditemukan satu orang pasien TBC sehingga masyarakat belum terlalu paham
Belum melakukan TB

DO:
Penderita Tubercolusis paru yang belum
mendapatkan pengobatan sesuai standar
60,52%
4 DS: Hasil pengkajian dari Puskesmas Penurunan pelaksanaan aktivitas pengalih
Berdasarkan hasil pengkajian oleh petugas Majalengka didapatkan masyarakat belum (hipertensi)
kesehatan dari Puskesmas Majalengka dapat melakukan pengobatan secara teratur
sebelum COVID-19 yang dilakukan bulan karena kurangnya kesadaran diri.
Desember Masyarkat mengatakan:
 Berobat ketika sudah parah
 Berobat ketika gejala mulai terasa
 Masyarakat jarang memberikan obat
yang diberikan Puskesmas
 Masyarakat tidak menyadari penyakit
yang diderita ( kurang pengetahuan )
DO:

9
Penderita hipertensi yang belum melakukan
pengobatan secara teratur 68,31%
5 DS: Hasil pengkajian dari Puskesmas disfungsi proses keluarga ( jiwa)
Berdasarkan hasil pengkajian oleh petugas Majalengka didapatkan masyarakat belum
kesehatan dari Puskesmas Majalengka mendapatkan pengobatan dan ditelantarkan
sebelum COVID-19 yang dilakukan bulan karena keluarga menolak untuk dilakukan
Desember Masyarkat mengatakan: pengobatan gangguan jiwa
 Karna factor ekonomi
 Pekerjaan
DO:
Penderita gangguan jiwa yang belum
mendapatkan pengobatan dan ditelantarkan
66,67%
6 DS: Hasil pengkajian dari Puskesmas Ketidakefektifan kontrol impuls
Berdasarkan hasil pengkajian oleh petugas Majalengka didapatkan bahwa masyarakat (Meroko)
kesehatan dari Puskesmas Majalengka kurang akan kesadaran dan tidak memiliki
sebelum COVID-19 yang dilakukan bulan niat untuk berhenti merokok.
……. Masyarkat mengatakan:
 Tidak perduli tentang larangan merokok
 Kecanduan

DO:
Anggota keluarga yang merokok 61,19%
7 DS: Hasil pengkajian dari Puskesmas Ketidakefektifan manajemen kesehatan
Berdasarkan hasil pengkajian oleh petugas Majalengka didapatkan masyarakat belum (JKN)
kesehatan dari Puskesmas Majalengka dapat melakukan JKN karena keterbatasan
sebelum COVID-19 yang dilakukan bulan ekonomi dan syarat pendaftaran JKN yang
Desember Masyarkat mengatakan: memberatkan.
 Factor ekomoni keluarga
 Persyartan dari BPJS yang memberatkan
 Kepesartaan 1 KK harus masuk semua
tidak per individu

10
DO:
Keluarga yang belum menjadi anggota
Jaminan Kesehatan Nasional 50,39%

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS KELURAHAN MUNJUL

No Sasaran Domain Kelas Kode Rumusan Dx Keperawatan

ketidakefektifan manajemen kesehatan


1 1 2 00080
keluarga (KB)

2 2 1 00104 Ketidakefektipan pemberian ASI

3 5 5 00051 Hambatan komunikasi verbal

penurunan pelaksanaan aktivitas


4 Komunitas 1 1 00097
pengalihan pada penyakit hipertensi

5 7 2 00063 Disfungsi proses keluarga

Ketidakefektifan kontrol impuls


6 5 4 00222
(merokok)

7 2 1 00078 Ketidakefektifan manajemen kesehatan

11
C. PRIORITAS MASALAH KELURAHAN MUNJUL

Prioritas Masalah Keperawatan Kesehatan Komunitas (Skoring) Menurut Kemenkes 2003

A B C D E F G H I J K

No Diagnosa Risiko Risiko Pendkes Minat Kemungkinan Program Tempat Waktu Dan fasilitas Sumber Total Priorotas
terjadi parah diatasi pemerinta a daya
h

1 Ketidakefektipan 2 1 3 4 4 3 3 3 4 4 4 35 6
manajemen
kesehatan
keluarga (KB)

2 Ketidakefektipan 3 4 4 3 3 5 3 3 1 3 4 36 5
produksi ASI

3 Ketidakefektipan 5 5 1 2 4 5 3 4 5 2 3 39 1
pemeliharaan
kesehatan
tuberkolusis
(TBC)

4 Penurunan 4 4 1 4 2 3 4 3 4 4 4 37 2
pelaksanaan
aktivitas
pengalihan
penyakit

12
hipertensi (HT)

5 Ketidakefektipan 5 5 4 4 4 4 2 3 2 2 2 37 3
pemeliharan
kesehatan
gangguan jiwa

6 Ketidakefektipan 4 3 4 1 3 4 3 3 3 3 3 34 7
kontrol impuls
merokok

7 Ketidakefektipan 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 37 4
manajemen
kesehatan jaminan
kesehatan nasional
(JKN)

Keterangan: Kriteria:
A. Risiko terjadinya masalah tersebut di komunitas a. Sangat rendah = 1
B. Risiko parah dari masalah tersebut b. Rendah = 2
C. Potensi untuk dilakukan pendidikan c. Cukup = 3
D. Minat dari masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut d. Tinggi = 4
E. Kemungkinan masalah tersebut diatasi e. Sangat tinggi = 5
F. Kesesuaian dengan program pemerintah
G. Tersedianya tempat untuk mengatasi masalah

13
H. Tersedianya waktu untuk mengatasi masalah
I. Tersedianya dana untuk mengatasi masalah
J. Tersedianya fasilitas untuk mengatasi masalah
K. Tersedianya sumber daya manusia untuk mengatasi masalah

D. PERENCANAAN
Tabel Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas

Diagnosa keperawatan NOC NIC


Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: penurunan pelaksanaan aktivitas pengalihan pada penyakit hipertensi
DS: 00097 Domain: 1 Skala target Ativitas –aktivitas intervensi:
Berdasarkan hasil Kelas: 1 outcome:dipertahankan Perawatan yang mendukung
pengkajian oleh pada…….. atau di fungsi psikososial dan fasilitas
petugas kesehatan tingkatkan ke……… perubahan gaya hidup
dari Puskesmas Prevensi primer: Prevensi primer:
Majalengka Level 1 Level 1
sebelum COVID- Domain 4 pengetahuan Domain 3: prilaku
19 yang kesehatan dan prilaku Level 2
dilakukan bulan Hasil yang diharapkan Kelas O : terapi prilaku
Desember individu menggambarkan Level 3 intervensi:
Masyarkat sikap, pemahaman, dan
mengatakan: tindakan dengan 4350 Manajemen prilaku
 Berobat ketika menghormati kesehatan dan terhadap hipertensi
sudah parah penyakit.  Komunikasi harapan bahwa
 Berobat ketika pasien dapat mengontrol

14
gejala mulai Level 2 perilaku nya terhadap
terasa Kelas Q : prilaku sehat hipertensi.
 Masyarakat Hasil yang menggambarkan  Acuhkan perilaku yang
jarang tindakan individu dalam tidak tepat terhadap
memberikan meningkatkan atau hipertensi
obat yang memperbaiki kesehatan.  Turunkan (motivasi) prilaku
diberikan pasif – agresif tentang
Puskesmas hipertensi
 Masyarakat  Berikan obat sesuai
tidak kebutuhan penyakit
menyadari hipertensi.
Level 3 hasil
penyakit yang
160001 1600 Prilaku patuh
diderita 4360 Modifikasi prilaku
Menanyakan pertanyaan
( kurang  Tentukan motivasi pasien
160002 terkait kesehatan hipertensi
pengetahuan ) terhadap (perlunya)
Mencari informasi kesehatan
DO: perubahan pengobatan
dari berbagai sumber yang
Penderita hipertensi.
160007 ada
hipertensi yang  Dukung pasien untuk
Mendapatkan alasan untuk
belum melakukan memeriksa perilakunya
melakukan perilaku sehat
pengobatan 160010 sendiri tentang hipertensi
tentang hipertensi
secara teratur secara mandiri.
Menggunakan jasa pelayanan
68,31% 160014  Tentukan perilaku objektif
kesehatan yang sesuai
Melakukan monitor sendiri dalm bentuk tertulis seperti
mengenai masalah suara leaflet.
mandiri  Pasilitasi keterlibatan
keluarga dalam proses
modifikasi diri (perilaku)
dengan cara yang tepat.
1621 Prilaku diet yang  Lakukan penguatan
162101
disarankan peninjauan kembali dalam
162103 Menyusun capaian target rentang yang panjang sesuai
pengobatan hipertensi keparahan penyakit nya.

15
Mencari informasi tentang
162105 nutrisi 4370 Latihan kontrol impuls
Memilih makanan yang  Pilih strategi pemecahan
162121 bernutrisi masalah yang tepat dengan
Menghindari makanan yang tingkat perkembangan
bereaksi dengan obat pasien dalam fungsi
162123 hipertensi. kognitif
Menghindari makanan yang  Intruksikan pasien untuk
menghadirkan alergi kepada melakukan tindakan
pasien, bertahan dan berpikir
sebelum bertindak secara
inplusif sesuai dengan
163401 1634 Prilaku skrining penyakit hipertensi.
kesehatan  Tunjukan tahap dari strategi
Mengenali adanya suatu penyelsaian masalah dalam
penyakit dan penjadwalan bentuk situasi yang
163407 untuk skrining selanjutnya bermakna bagi pasien agar
163409 terhadap hipertensi sembuh dari hipertensi.
Mendapatkan skrining dini  Bantu pasien untuk memilih
163417 Mendapatkan hasil skrining tindakan pengobatan
hipertensi hipertensi yang paling
Mendapatkan pelayanan menguntungkan pasien
kesehatan tentang hipertensi.
163501 1635 Manajemen waktu
163502 sendiri
Memprioritaskan komitmen
163503 Menetapkan tujuan jangka
pendek pengobatan hipertensi
Menetapkan tujuan jangka
panjang pencegahan
hipertensi

16
161301
161311 1613 Pengarahan
perawatan mandiri
161306 Menentukan tujuan kesehatan
Mendapatakan sumber-
sumber yang didapatkan
161308 Menentukan perawatan
pengobatan hipertensi bahwa
telah selesai dengan tepat
Melakukan koreksi ketika
perawatan hipertensi tidak
162801 tepat
162802
1628 Prilaku menjaga berat
162809 badan
162811 Mengontrol berat badan
Menjaga asupan kalori sehari
162818 hari
Menjaga pola makan
Menjaga cairan
(keseimbangan)
Mengontrol keasikan berat
badan

Prevensi sekunder:
Level 2
Kelas FF manajemen
kesehatan
3107 Hasil yang
menggambarkan tindakan Prevensi sekunder:
individu untuk mengelola Level 1
Domain 3

17
310701 kondisi akut atau kronik Level 2
310704 Memantau tekanan darah Kelas R bantuan koping
Mempertahankan target
310705 tekanan darah 5230 Peningkatan koping
Menggunakan obat obatan  Bantu pasien dalam
yang diresepkan mengidentifikasi tujuan
310713 Mengikuti diet yang jangka panjang dan pendek
disarankan pengobaan hipertensi.
Menggunakan teknik  Dukung hubugan(pasien)
310720 relaksasi dengan orang yang
Menyingkirkan rokok memiliki ketertarikan dan
310722
tujuan yang sama mengenai
pengobatan hipertensi.
Level 3 hasil  Berikan penilaian mengenai
1808 Manajemen diri dampak dari situasi
hipertensi kehidupan pasien terhadap
Prevensi tersier: peran dan hubungan (yang
Level 1 ada)
Kelas S pengetahuan  Berikan penilaian mengenai
promosi kesehatan pemahaman pasien terhadap
Pengetahuan manajemen proses terjadinya penyakit
waktu hipertensi.
 Sediakan informasi actual
1808 Pengetahuan
mengenai diagnosis
pengobatan
18560 penanganan dan prognosis
Nama obat hipertensi yang hipertensi.
benar  Dukung aktivitas social dan
Tampilan obat hipertensi komunitas.
Penggunaan obat hipertensi 5270 Dukungan emosional
yang diresepkan  Rangkul pasien dengan
180802
Dukungan finansial yang ada penuh keyakinan dan
kenyamanan.

18
180803  Rujuk untuk konseling
180810 sesuai kebutuhan

180826 5390 Peningkatan kesadaran


diri
 Dukung pasien untuk
mengenal dan
mendiskusikan penyakit
hipertensi.
 Bantu pasien untuk
mengidentifikasi dampak
penyakit hipertensi pada
konsep diri.
 Explorasi dengan
kebutuhan pasien
 Bantu pasien untuk
memeriksa kembali
persepsi
 Bantu pasien untuk
mengidentifikasi sumber
informasi mengenai
hipertensi.

5430 Dukungan kelompok


 Tingkatkan sasaran pada
kelompok beresiko tinggi
dan rentang usia yang akan
mendapatkan manfaat lebih
besar dari pendidikan
kesehatan.
 Pertimbangkan riwayat
individu dalam konteks

19
personal dan riwayat social
budaya individu atau
keluarga atau masyarakat
 Tentukan pengetahuan gaya
hidup dan kesehatan
perilaku pengobatan
hipertensi saat ini pada
individu atau kelompok
atau masyarakat
 Bantu individu atau
keluarga atau masyarakat
untuk mempelajari
keyakinan dan nilai nilai
kesehatan penyakit
hipertensi.
 Identifikasi sumber daya
 Kembangkan materi tertulis
(penkes) sesuai dengan
sasaran pendidikan
kesehatan.
 Libatkan individu atau
keluarga atau masyarakat
dalam perencanaan
perawatan hipertensi dan
macam macam
implementasi gaya hidup
atau modifikasi perilaku
kesehatan.
Prevensi tersier:
Level 2
Kelas S pendidikan pasien

20
5515 Peningkatan Kesadaran
kesehatan
 Lakukan komunikasi yang
sesuai dan jelas mengenai
hipertensi.
 Gunakan bahasa yang
sederhana dan mudah
dipahami.
 Berikan penkes satu persatu
atau konseling jika
diperlukan tentang penyakit
hipertensi.
 Sediakan materi informasi
kesehatan tertulis yang
mudah dan dipahami
 Tentukan strategi untuk
meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang
penyakit hipertensi.
 Modifikasi prilaku
masyarakat atau individu
untuk mengajukan
pertanyaan yang jelas
tentang hipertensi.
5520 Fasilitasi pembelajaran
 Mulai tindakan jika semua
sudah siap
 Tuliskan tujuan
pembelajaran yang jelas dan
mudah menilai.
 Buat penkes sesuai dengan
kemampuan perubahan

21
sikap, dan kemampuan fisik
masyarakat.
 Buat perbedaan materi
pendidikan kesehatan
hipertensi yang penting
untuk diketahui.
 Gunakan bahasa yang
umum digunakan
 Berikan pamphlet atau
video hipertensi.
 Dorong pasien untuk
berpartisifasi dan aktif

5602 Pengajaran proses


penyakit hipertensi
 Kaji tingkat pengetahuan
terkait hipertensi
 Jelaskan gejala imun dari
penyakit hipertensi
 Hindari harapan kosong
 Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk
mengontrol proses penyakit
hipertensi

5604 Pengajaran kelompok

 Sediakan lingkungan
yang kondusif
 Tetapkan kebutuhan
setiap program

22
 Manfaatkan sumber
yang ada di masyarakat
 Rujuk jika di perlukan

Diagnosa keperawatan NOC NIC


Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: Ketidakefektipan pemeliharaan kesehatan TBC
DS: Berdasarkan hasil 00051 Domain: 5 Skala target Ativitas –aktivitas
pengkajian oleh Kelas: 5 outcome:dipertahankan intervensi:hambatan
petugas kesehatan dari pada…….. atau di komunikasi verbal akibat
Puskesmas Majalengka tingkatkan ke……… adanya pandemic covid 19
sebelum COVID-19 dengan terganggunya
yang dilakukan bulan program penyakit tb paru
Februari petugas Prevensi sprimer:
kesehatan mengatakan: Level 1 Prevensi Primer :
Hanya ditemukan satu Domain 3 kesehatan Level 1
orang pasien TBC psikososisal Domain 3Perilaku
Belum melakukan Outcome yang
menggambarkan adaptasi Level 2
DO: psikologis atau sosial Kelas Q peningkatan
Penderita Tubercolusis Level 2 komunikasi
paru yang belum Kelas P
mendapatkan Out come yang Intervensi untuk
pengobatan sesuai menggambarkan hubungan memfasilitasi pemberian
standar 60,52% individu dengan orang lain dan penerimaan pesan
verbal dan non verbal
Membangun hubungan yang
1503 Keterampilan sosial komplek
Berpartisipasi dalam aktivitas  Ciptakan suasana hangat
yang terorganisir dan penuh penerimaan
150307 Berpartisipasi sebagai dengan penderita TB paru
150308 petugas dalam organisasi  Gunakan sikap tubuh

23
Setiap hari berhubungan terbuka dengan penderita
150314 dengan orang lain TB paru
Berinteraksi dengan teman
150301 dekat Mediasi konflik
Berinteraksi dengan tetangga  Sediakan tempat yang
150302 Berinteriksa dengan anggota nyaman, netral dan terjaga
150303 keluarga kerahasiaannya untuk
proses dilaksanakannya
1504 Dukungan sosial diskusi dengan penderita
Kemauan untuk TB paru
150408 menghubungi orang lain  Berikan kesempatan pada
untuk meminta Bantuan setiap pihak untuk
150406
Hubungan teman karib menyatakan
permasalahannya dengan
penderita TB paru

Peningkatan sosialisai
 Anjurkan penghormatan
terhadap ha-hak orang lain
Prevensi Sekunder dengan penderita TB paru
Level 1  Anjurkan kesabaran dalam
Domain 5kondisi kesehatan pengembangan hubungan
yang diterima dengan penderita TB paru

Level 2
Kelas EE kepuasan
mengenai perawatan outcome
Prevensi Sekunder
yang menggambarkan
Leve 1
persepsi individu terkait
Domain 7 komunitas
dengan kulaitas dari pelayaan
Keperawatan yang
kesehatan yang disediakan
mendukung kesehatan

24
3015 Kepuasan klein komunitas
mengement kasus
Ketersediaan case manager Level 2
Ketersediaan suplay yang Kelas C Peningkatan
301501 dibutukan untuk peralatan kesehatan Komunitas
301502
3002 Kepuasan klein Magaemen kasus pandemic
komunikasi  Membangun hubungan
Menggunakan nama yang baik dengan
kesukaan klien pasien,keluarga dan tenga
300202
Staf mendengarkan klien kesehatan lainnya dengan
300204 dengan aktif penderita TB paru
 Menggunakan sistem
3012 Kepuasan klien komunikasi yang efektif
pengajaraan pada pasien keluarga dan
tenaga kesehatan lainnya
Mempertimbangkan dengan penderita TB paru
301210 pengetahuan personal
sebelum mengajarkan Dukungan kesehatan
penjelasan diberikan dengan komunitas terkait pandemic
301219 istikah-istilah yang bisa covid 19
dipahami  Partisipasi dalam
kampanye media untuk
3305 Kepuasan klien meningkatkan kesadaran
bantuan fungsional publik dengan penderita
Mendorong untuk seaktif TB paru
300503 mungkin dengan  Sediakan informasi
Membantu dengan aktifitas perawatan kesehatan dan
300504
fisik pendidikan pada publik
dan pejabat legislasi
Kelas U kesehatan dan dengan penderita TB paru
kulaitas hidup
2009 Status kenyamanan

25
lingkungan Monitor kebijakan kesehatan
terkait pandemic covid 19
 Tinjau kebijakan yang
diusulkan dan standar
Prevensi tersier: dalam organisasi, profesi
Level 1 serta literaturnya dlam
Domain 7 kesehatan pemerintahandan dialam
komunitas media populer dengan
penderita TB paru
Outcome yang
 Identifikasi dan selesaikan
menggambarkan kesehatan
ketimpangan antara
kesejrahtaan dan fungsi
standar dan kebijakan
dari komunitas atau
kesehatan terhadap praktik
populasi
keperawatan saat ini
dengan penderita TB paru
Level 2
Kelas C perlindungan
kesehatan komunitas Prevensi Tersier :
Level 2
Outcome yang
Kelas B magaement resiko
menggambarkan struktur
komunitas
dan menggambarkan
program komunitas untuk Identifikasi yang membantu
menghilangkan atau mendeteksi atau mencegah
menurunkan resiko resiko kesehatn pada seluruh
kesehatan dan peningkatan komunitas
resistensi terhdaop
 Intruksikan faktor resiko
ancaman kesehatan
dan rencana untuk
mengurangi faktor resiko
2804 Kesiapan komunitas
dengan penderita TB paru
terhadap bencana
 Gunakan rancangan tujuan
280401 Identifikasi tipe bencana yang saling

26
menguntungkan dengan
280412 potensial tepat dengan penderita TB
paru
Penugasan lembaga yang
bertanggung jawab dalam Level 3 intervensi
peristiw bencana Persiapan resiko ancaman
2806 Respon komunitas bioterorisme akibat covid 19
280613 terhadap bencana  Ikuti intruksi terkait dengan
Pengoprasian sistem ketelibatan klien yang
280617 komunikasi diperiksa ketika kejadian
Pemberian informasi pada bioterorisme terjadi dengan
publik dengan penderita TB paru
 Biasakan diri untuk
280701 2807 Keefektifan skrining mematuhi semua peraturan
kesehatan komunitas dekontaminasi, prosedur
280702 Identifikasi kondisi bersiko dan protokolnya dengan
tinggi yang umum penderita TB paru
dikomunitas
 Ikuti pelatihan untuk
Identifikasi kondisi yang bisa
memperbaharui ilmu
mendapatkan manfaat dari
dengan penderita TB paru
deteksi dini
280801
Managemeet penyakit
2808 Keefektifan program
menular terhadap covid 19
280802 komunitas
 Monitor sanitasi dengan
Tujuan program konsisten
penderita TB paru
dengan pengkajian komunitas
Tujuan program yang dapat  Monitor faktor-faktor
dicapai lingkungan yang
mempengaruhi
penyebaran penyakit
menular dengan penderita
TB paru

27
Persiapan bencana
dikomunitas terhadap covid
19
 Identifikasi tipe bencana
potensial yang ada
didaerah tersebut
(misalnya : yang
berhubungan dengan
cuaca, industri,
lingkungan) dengan
penderita TB paru
 Kembangkan prosedur-
prosedur triase dengan
penderita TB paru

Managemet lingkugan
komunitas terhadap covid 19
 Ciptakan lingkungan yang
aman bagi pasien dengan
penderita TB paru
 Singkirkan benda-benda
berbahaya dari lingkungan
dengan penderita TB paru

Perlindungan lingkungan
berresiko
Skriniing kesehatan
 Kaji lingkungan terkait
dengan danya resiko
potensial dan aktual

28
dengan penderita TB paru
 Informasikan populasi
yang beresiko mengenai
hal-hal yang
membahayakan
dilingkungan dengan
penderita TB paru

Identifikasi risiko
 Identifikasi strategi koping
yangdigunakan/khas
dengan penderita TB paru
 Gunakan rancangan tujuan
yang saling
menguntungkan dengan
tepat dengan penderita TB
paru

Surveillan komunitas
 Identifikasi resiko
biologis, lingkungan dan
prilaku serta hubungan
timbal balik dengan
penderita TB paru
 Identifikasi strategi koping
yang digunakan/khas
dengan penderita TB paru

E. RENCANA KERJA (PLAN OF ACTION/POA)

29
Sumber Daya
No Kegiatan Tujuan Metode Media
Penanggung Alokasi
Waktu Tempat Kelanjutan
jawab dana
1 Pelatihan Kader Peningkatan Ceramah  Power Mahasiswa Jum’at, Balai Mahasiswa
tentang pengetahuan point 20 Nov Desa dan
Pendidikan kader dan  Leaflet 2020 Mekarsari
Kesehatan proses tentang proses  Lembar
penyakit penyakit Balik
hipertensi hipertensi  Poster
2 Pelatihan Kader Peningkatan Ceramah  Power Mahasiswa Jum’at, Balai Mahasiswa
tentang pengetahuan point 20 Nov Desa dan
Pengukuran kader dan  Leaflet 2020 Mekarsari
tekanan darah tentang  Lembar
pengukuran Balik
tekanan darah  Poster

3 Pendidikan Peningkatan Ceramah  Power Mahasiswa Jum’at, Balai Mahasiswa


Kesehatan pengetahuan point 20 Nov Desa dan
tentang terapi kader tentang  Leaflet 2020 Mekarsari
nutrisi terapi nutrisi  Lembar
Balik
 Poster
4 Pelatihan kader Peningkatan Ceramah  Power Mahasiswa Jum’at, Balai Mahasiswa
tentang proses pengetahuan point 20 Nov Desa dan
penyakit TBC kader tentang  Leaflet 2020 Mekarsari
proses penyakit  Lembar
TBC Balik
 Poster
5 Pelatihan kader Peningkatan Ceramah  Power Mahasiswa Jum’at, Balai Mahasiswa
tentang PMO pengetahuan point 20 Nov Desa dan
kader tentang  Leaflet30 2020 Mekarsari
PMO  Lembar
Balik
 Poster
Rencana Budget Program MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)
Kelurahan Munjul

No. Kegiatan Vol Set Biaya Jumlah


1. Pendidikan Kesehatan
tentang Penkes...
a. Leaflet 60 Lbr 2.500 150.000
b. Lembar Balik 46 Lbr 2.500 115.000
c. Laminating 16 Lbr 48.000
d. Kertas A4 80 gram 16 Lbr 3200
e. Kertas BW 10 Lbr 33.700
2. Penyegaran tentang
Penkes.....
a. Konsumsi 30 Orang 8.000 240.000
b. Masker 1 box 38.000 38.000
c. Jeruk 1 Kg 18.000 18.000
d. Salak 1 Kg 12.000 12.000
e. Anggur 1 Kg 40.000 40.000
f. Pisang 1 Kg 20.000 20.000
g. Lemineral 1 dus 43.000 43.000
h. Kipas GMC 308 1 buah 165.000 165.000
Stanfan
i. Stetoskop 1 buah 85.000 85.000
j. Spignomanometer 1 buah 100.000 100.000
k. Tissu 1 buah 13.000 13.000
l. Map Biola 3 Lbr 2.000 6000
m. Amplop 21 Lbr 6.600 6600
n. Print 21 Lbr 10.500 10.500
o. Kertas kado 8 Pcs 2500 20.000
p. Lem Fox 1 Plastik 12.000 12.000
q. Kardus 8
r. Cutter kecil 1 buah 3000 3000
s. Cutter Besar 1 buah 4500 4500
t. Ring kawat 8 buah 64.000
u. Desain 12 gambar 150.000
v. Kertas Kado kipas 2 Buah 4000 8.000
3. Kampanye
a. Poster 4 0,7 x 1 15.000 60.000
meter
4. Kegiatan Support Penkes
Hipertensi dan TBC
a. Mentimuni 6 1000 6000
b. Konsumsi 15 Orang 8000 120.000
Total = Rp 1.594.500

31
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Tanda


tangan
1. Jum’at, Penurunan Promkes: S : Kader
20 Nov 2020 pelaksanaan aktivitas Melakukan mengatakan
pengalihan pada tindakan mampu
penyakit hipertensi keperawatan : memahami
 Pelatihan tentang proses
kader penyakit
tentang hipertensi,
proses mampu
penyakit melakukan
hipertensi pengukuran
 Pelatihan tekanan darah
kader dan mampu
tentang memahami
pengukuran tentang terapi
tekanan nutrisi
darah O:
 Pendidikan  kader
kesehatan terlihat
tentang antusias
terapi nutrisi mengikuti
Respon penyuluhan
tindakan : tentang
Setalah hipertensi
diberikan  kader dapat
penyuluhan memahami
kader tentang
kooperatif proses
penyakit
hipertensi,
dapat
melakukan
pengukuran
tekanan
darah dan
dapat
memhami
tentang
terapi
nutrisi
A : Kurangnya
pengetahuan

32
tentang
hipertensi
teratasi
sebagian
P : Kader
diharapkan
memberikan
pendidikan
kesehatan
secara terus-
menerus
kepada
masyarakat
tentang
hipertensi
Proses
kelompok
Kemitraan
partnership
2. Jum’at, 20 Ketidakefektipan Promkes : S : Kader
Nov 2020 pemeliharaan Melakukan mengatakan
kesehatan TBC tindakan mampu
keperawatan : memahami
 Pelatihan tentang proses
kader penyakit TBC
tentang dan mampu
proses melakukan
penyakit kegiatan PMO
TBC O:
 Pelatihan  kader
kader terlihat
tentang antusias
PMO mengikuti
Respon penyuluhan
tindakan : tentang
Setalah TBC
diberikan  kader dapat
penyuluhan memahami
kader tentang
kooperatif proses
penyakit
TBC, dan
dapat
melakukan
kegiatan
PMO
 A : Kurangnya
pengetahuan
tentang TBC
teratasi

33
sebagian
P : Kader
diharapkan
memberikan
pendidikan
kesehatan dan
melakukan
kegiatan PMO
secara terus-
menerus
kepada
masyarakat
Proses
kelompok
Kemitraan
partnership

G. ANALISIS SWOT
Berikut ini adalah analisis kegiatan asuhan keperawatan komunitas di Kelurahan Munjul
dengan menggunakan Analisis SWOT :
Kategori Hipertensi TBC
Strength/Kekuatan a. Adanya visi misi a. Dana yang tersedia
Puskesmas Majalengka untuk program
dan mendukung dengan penanganan TBC
program PTM untuk cukup
mewujudkan lingkungan b. Sudah terdapat bagian
yang sehat khusus untuk
b. Sudah adanya bangunan penanganan TBC di
permanen untuk Puskesmas
penyelenggaraan c. Sudah terdapat bagian
pelayanan kesehatan untuk melakukan
c. Adanya JKN untuk promosi kesehatan
fasilitas warga mengenai TBC
d. Adanya system informasi d. Pengobatan TBC gratis
rekapitulasi untuk
monitoring dan pelaporan
kejadian
e. Adanya POSBINDU
maka terdeteksi untuk
penyakit seperti tekanan
darah tinggi

Weakness/Kelemahan a. Kurang kader a. Waktu konsultasi


POSBINDU PTM antara petuga
b. Belum ada sarana kesehatan belum
penyuluhan hipertensi di mencukupi
masyarakat seperti b. Sosialisasi TBC tidak
Leaflet, lembar balik, merata

34
dan poster c. Waktu pemberian
sosialisasi TBC tidak
efisien
d. Kurangnya sarana
sosialisasi mengenai
TBC yang mudah
dipahami masyarakat
e. Pemeriksaan sputum,
masyarakat harus
datang ke Puskesmas
Opportunity/Kesempatan a. Kemajuan teknologi a. Terdapat Kader yang
b. Adanya keinginan bias diajak kerjasama
masyarakat dalam untuk menangani TBC
pemanfaatan fasilitas b. Masyarakat mau untuk
kesehatan diberikan sosialisasi
c. Adanya program
pemerintah dalam
meningkatkan kesehatan
masyarakat (JKN)

Treathment/Ancaman a. Jumlah penderita a. Belum adanya kader


meningkat dan masih yang khusus
sedikit mengikuti menangani TBC
program PTM b. Kurangnya
b. Tidak ada evaluasi atau pengetahuan mengenai
umpan balik hasil TBC (Pentingnya
program dari peserta deteksi dini,
c. Waktu pelaksanaan pengobatan, bahaya
program bertepatan putus obat, dan bahaya
dengan jam kerja penularan)
masyarakat c. Kurang kesadaran
d. Sebagian masyarakat untuk memeriksakan
tahu tentang penyakitnya diri jika mendapat
tetapi tidak mau berobat, gejala yang mengaraha
seperti tekanan darah ke TBC
tinggi tapi tidak mau
berobat dan rutin minum
obat

H. EVALUASI PROGRAM
1. Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi
Implementasi Evaluasi
35
Kehadiran Pretest Posttest
Pendidikan Dari 12 Kader 48,5 % pengetahuan 52 %
Kesehatan I terdapat 6 Kader baik, pengetahuan
yang hadir (50%) baik

Dengan demikian dapat disimpulkan Kader yang hadir dalam pendidikan kesehatan
tentang hipertensi di Kelurahan Munjul sebanyak 6 orang kader dengan rata-rata hasil
Posttest pengetahuan 52% atau dengan rata-rata peningkatan hasil Pretest dan
Posttenst tentang hipertensi.
2. Pendidikan kesehatan tentang TBC
Evaluasi
Implementasi
Kehadiran Pretest Posttest
Pendidikan Dari 12 Kader 57 % pengetahuan 58,5 %
Kesehatan II terdapat 6 Kader baik pengetahuan
yang hadir (50%) baik

Dengan demikian dapat disimpulkan Kader yang hadir dalam pendidikan kesehatan
tentang TBC di Kelurahan Munjul sebanyak 6 orang kader dengan rata-rata hasil
Posttest pengetahuan 58,5% atau dengan rata-rata peningkatan hasil Pretest dan
Posttenst tentang TBC.

36
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari data sekunder yang diperoleh dari puskesmas majalengka tentang masalah
kesehatan yang ada di Kelurahan Munjul Rw 01, 02, dan 03, dilihat dari indicator keluarga
sehat (IKS) di temukan masalah tertinggi, yaitu:
1. Penderita hipertensi yang belum melakukan pengobatan secara teratur 68,31%
2. Penderita tuberculosis paru yang belum mendapatkan pengobatan sesuai standar
60,52%
Dalam pelaksanaan rencana perencanaan hanya beberapa point edukasi dan motivasi
tentang 2 masalah tersebut yang dapat dilaksanakan karena disesuaikan dengan kondisi di
lapangan dan setelah dilakukan penyuluhan pada hari jum’at 20 November, Pukul 09.30
WIB, perwakilan kader Kelurahan Munjul berpartisipasi hadir dan memahami materi
penyuluhan yang diberikan.

B. Saran
Setelah adanya PBL Keperawatan Komunitas di Kelurahan Munjul khususnya RW
01,02 dan 03 kami berharap setelah dilakukannya penyuluhan masyarakat dapat
memahami dan mengikuti apa yang disarankan untuk mengubah perilaku atau kebiasaan
menuju hidup bersih dan sehat.

37
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. (2016). Nursing
Interventions Classification (NIC), Edisi 6. Philadelpia: Elsevier.
Clark M.J. 1999. Nursing in the community: Dimensions of community health nursing.
Standford Connecticut: Appleton & Lange.
Efendi F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Herawati, Neni FS. 2012. Buku Panduan Praktikum Keperawatan Komunitas I.
Banjarbaru: PSIK FK UNLAM.
Herdman, T. Heather dan Kamitsuru,Shigemi. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Hidayat AH. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika: Jakarta.
Moorhead, Sue., Johnson, Marion., Maas, M.L., & Swanson, Elizabeth. (2016). Nursing
Outcomes Classification (NOC), Edisi 5. Philadelpia: Elsevier.
Mubarak IW. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Jakarta: CV
Sagung Seto.
Riasmini, Ni Made., dkk. 2017. Panduan asuhan keperawatan individu, keluarga,
kelompok, dan komunitas dengan modifikasi NANDA, ICNP, NOC dan NIC di
Puskesmas dan masyarakat. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Swanson, Elizabeth, dkk. 2016. Nursing Outcomes Clasification (NOC). Yogyakarta:
Mocomedia.
Wawan A, Dewi M. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Lampiran 1
TABULASI DATA HASIL KUESIONER

N PRETEST
kategori
o Jumlah N % Rata-Rata
4 52,
21 0 5
4 37,
15 0 5
4
1 Hipertensi 48,5%
20 0 50
4 52,
21 0 5
4
20 0 50

N POSTTEST
kategori
o Jumlah N % Rata-Rata
4 52,
21 0 5
4 52,
21 0 5
4
2 Hipertensi 52%
20 0 50
4 52,
21 0 5
4 52,
21 0 5

N PRETEST
kategori
o Jumlah N % Rata-Rata
4
26 0 65
4
22 0 55
4 52.
3 TBC 57%
21 0 5
4
22 0 55
4 57,
23 0 5

N POSTTEST
kategori
o Jumlah N % Rata-Rata
4 TBC 27 4 67, 58,5%
0 5
4 47,
19 0 5
4 57.
23 0 5
4
24 0 60
4
24 0 60

40
Lampiran 2
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai