1. PENGERTIAN
Pola napas tidak efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pola nafas tidak
efektif adalah suatu keadaan ketika tidak dapat bernapas secara spontan dimana
pertukaran O2 (respirasi) dan CO2 (ekspirasi) tidak teratur atau tidak adekuat.
2. ETIOLOGI
Menurut TIM POKJA SDKI PPNI (2016) etiologi pola napas tidak efektif antara
lain :
b. Hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan)
c. Deformitas dinding dada
e. Gangguan neuromuscular
gangguan kejang)
g. Imaturitas neurologis
h. Penurunan energy
i. Obesitas
k. Sindrom hipoventilasi
o. Kecemasan
3. BATASAN KARAKTERISTIK
Subjektif
1. Dispnea
Objektif
kussmaul, cneyne-stokes)
1. Ortopnea
Objektif
1) Pernapasan pursed-lip
B. KONSEP ASFIKSIA
1. PENGERTIAN
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat
bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini biasanya
disertai dengan keadaan hipoksia dan hiperkapnu serta sering berakhir dengan
Post asfiksia adalah suatu keadaan dimana tanda gejala penyerta setelah
organ termasuk pada system pernapasan (Larosa, et. al., 2016; Singh dan
G.S.Sengar, 2016).
2. ETIOLOGI
Asfiksia neonatorum dapat terjadi selama kehamilan, pada proses persalinan dan
melahirkan atau periode segera setelah lahir. Beberapa factor yang dapat
a. Faktor ibu: hipoksia, usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
menjelaskan bahwa pada bayi yang lahir preterm atau kurang bulan
g. Septa (2011) menyebutkan bahwa pada bayi dengan berat lahir rendah
dengan baik.
h. Behrman dan Nelson (2000) menyebutkan bahwa bayi yang dekat ke
3. MANIFESTASI KLINIS
a. Ketidakmampuan bernapas
(>140x/menit)
d. Hipoksia
i. Periode apnea yang berlangsung sekitar 10-15 detik (irama nafas ireguler)
dimulai dengan nafas menjadi dangkal dan tidak teratur, berkisar 30 sampai
60 kali permenit, dengan periode dari napas periodik yang terdiri atas henti
nafas sementara yang berlangsung kurang dari 20 detik (Sidartha dan Tania,
2013).
sedang, atau ringan dapat dipakai penilaian apgar seperti dibawah ini:
Tanda 0 1 2
Frekuensi jantung Tidak ada <100x/menit >100x/menit
Usaha bernafas Tidak ada lambat, Menangis kuat
tidak teratur
Tonus otot Lumpuh Extremitasfleksise Gerakan aktif
dikit
Reflex Tidak ada Gerakan sedikit Menangis
Warna Biru pucat tubuh Tubuh kemerahan
Nilai apgar ini dimulai satu menit setelah bayi lahir lengkap dan
bayi telah diberi lingkungan yang baik serta pengisapan lender telah dilakukan
dengan sempurna. Nilai apgar semenit pertama ini baik sekali sebagai pedoman
untuk menentukan cara resusitasi. Mulai apgar berikutnya dimulai lima menit
setelah bayi lahir dan ini berkolerasi erat dengan kematian dan kesakitan
menilai secara tepat, yaitu: (1) menghitung frekuensi jantung dengan cara
meraba hepisternum atau arteri tali pusat dan menentukan apakah jumlah lebih
atau kurang dari 100x/menit, (2) menilai tonus otot baik/buruk, (3) melihat
1) Nilai apgar 7-10 disebut asfiksia ringan. Bayi dianggap sehat dan tidak
masih ada.
jantung yaitu bunyi jantung fetus menghilang tidk lebih dari 10 menit
4. PATOFISIOLOGI
terjadinya glokolisis anerobik, dimana kondisi ini bisa disebut dengan post
menyebabkan kerusakan sel, dimana hal ini dapat menyebabkan kelelahan otot
pernafasan sehingga munculah masalah keperawatan ketidakefektifan pola
nafas(Indonesia, 2008).
5. PATHWAY KEPERAWATAN
6. PENATALAKSANAAN
sebagai berikut:
a. Pemantauan gas darah, denyut nadi, fungsi system jantung, dan paru
pada bayi yang kadar glukosanya rendah, antara 25-45 mg/dL diberikan
d. Pembrian glukosa. Cavalli (2006) dalam jurnal Iqbal (2010) bahwa ASI
kemudian mulut.
Sharon (2011) juga menyebutkan bahwa salah satu terapi oksigen yang
diberikan yaitu bantuan ventilasi oksigen dengan hood . Dimana alat ini
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
b. Urinalisis
a. Identitas
Keluhan utama: kesulitan bernafas akibat bersihan jalan nafas atau hipoksia
nafas).
penyakit lainnya.
e. Kebutuhan dasar
5) Pernafasan: skor Apgar 1-5 menit, skor optimal harus antara 7-10,
telengiektasis (kelopak mata, antara alis mata, atau pada nukhal) atau
internal).
9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
b. Risiko hipotermia
menurun(5) Kolaborasi
jika perlu
2. Risiko Hipotermi (D.0140) Luaran : T ermoregulasi (L.14134) SIKI : Regulasi Temperatur (I.145780 )
Terapeutik
yang adekuat
Kolaborasi
jika perlu