Anda di halaman 1dari 19

BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN
ASFIKSIA NEONATORUM

1. Pengertian Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir,
umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat
hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau
masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan
(Asuhan Persalinan Normal, 2007).
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera
bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia
janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul
dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. Akibat-akibat asfiksia
akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna.
Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul.
2. Faktor – faktor yang menyebabkan Asfiksia
Faktor penyebab kegagalan pernafasan bayi terdiri dari :
1) Faktor Ibu
(a) Hipoksia Ibu
Dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik atau
anastesi dalam dan kondisi ini akan menimbulkan hipoksia janin
dengan segala akibatnya
(b) Gangguan Aliran Darah Uterus
Mengurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan
berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta demikian pula ke janin.
Hal ini sering ditemukan pada keadaan :
- Gangguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotonis
- Hipotensi mendadak pada ibu karena pendarahan
- Hipertensi pada penyakit eklampsia dan lain - lain

1
2) Faktor Plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan
kondisi plasenta. Asfiksia janin akan terjadi apabila terdapat gangguan
mendadak pada plasenta, misalnya solusio plasenta, pendarahan plasenta
dan lain – lain.
3) Faktor Fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran
darah dalam pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas
antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada
keadaan tali pusat munumbung, belitan tali pusat, kompresi tali pusat
antara janin dan jalan lahir dan lain – lain.

4) Faktor Neonatus
Gangguan pernafasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena
beberapa hal, yaitu :
- Pemakaian obat anastesia/analgetika yang berlebihan pada ibu
secara langsung dapat menimbulkan gangguan pernafasan
janin
- Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya pendarahan
intracranial
- Kelainan kongenital pada bayi, misalnya hernia
diafragmatika, atresia/stenosis saluran pernafasan, hipoplasia
paru dan lain – lain.

3. Patofisiologis dan gambaran klinis


Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin
pada masa kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu
menimbulkan asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi ( asfiksia
transien ), proses ini dianggap sangat perlu untuk merangsang kemoreseptor
pusat pernafasan agar terjadi “ Primary Gasping “ yang kemudian akan
berlanjut dengan pernafasan yang teratur ( James, 1958 ). Sifat Asfiksia ini

2
tidak mempunyai pengaruh buruk karena reaksi adaptasi bayi dapat
mengatasinya. Bila terdapat gangguan pertukaran gas / pengangkutan O2
selama kehamilan, persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan
ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan
menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan fungsi ini dapat
reversibel/tidak tergantung pada berat dan lamanya asfiksia. Asfiksia yang
terjadi dimulai dengan suatu periode apnu ( Primeria apnea ) disertai dengan
penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha
bernafas ( gasping ) yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur. Pada
penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi selanjutnya
berada dalam periode apnu kedua ( Secondary apnea ). Pada tingkat ini
ditemukan bradikardi dan penurunan tekanan darah. Disamping adanya
perubahan klinis, kan terjadi pula gangguan metabolisme dan pemeriksaan
keseimbangan asam basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama dan
pertukaran gas mungkin hanya menimbulkan asidosis respiratorik, bila
gangguan berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi metabolisme anaerobic
yang berupa glikolisis glikogen tubuh, sehingga glikogen tubuh terutama
pada jantung dan hati akan berkurang. Asam organik terjadi akibat
metabolisme ini akan menyebabkan tumbuhnya asidosis metabolik. Pada
tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskuler yang disebabkan
olehh beberapa keadaan diantaranya hilangnya sumber glikogen dalam
jantung akan mempengaruhi fungsi jantung terjadinya asidosis metabolik
akan mengakibatkan menurunnya sel jaringan termasuk otot jantung sehingga
menimbulkan kelemahan jantung, pengisian udara alveolus yang kurang
adekuat akan menyebabkan tingginya resistensi pembuluh darah paru
sehingga sirkulasi darah ke paru dan kesistem tubuh lainnya akan mengalami
gangguan. Asidosis dan gangguan kardiovaskuler yang terjadi dalam tubuh
berakibat buruk terhadap sel otak. Kerusakan sel otak yang terjadi
menimbulkan kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya.

4. Diagnosis

3
Dalam praktek, menentukan tingkat asfiksia bayi dengan tepat
membutuhkan pengalaman observasi klinis yang cukup. Pada tahun lima
puluhan digunakan kriteria “ breating time” dan “crying time” untuk menilai
keadaan bayi. Kriteria ini kemudian ditinggalkan, karena tidak dapat
memberikan informasi yang tepat pada keadaan tertentu (Apgar, 1966).
Virginia Apgar (1953, 1958) mengusulkan beberapa criteria klinis untuk
menentukan keadaan bayi baru lahir. Kriteria ini ternyata berguna karena
berhubungan rat dengan perubahan keseimbangan asam-basa pada bayi
(Drage dan Berendes, 1966). Penilaian secara Apgar ini juga mempunyai
hubungan yang bermakna dengan mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir
(Drage, 1964).Cara ini dianggap yang paling idial dan telah banyak
digunakan dimana-mana.

Patokan klinis yang dinilai ialah :

a. Menghitung frekuensi jantung.


b. Melihat usaha bernafas
c. Menilai tonus otot
d. Menilai reflex rangsangan
e. Memperhatikan warna kulit

Setiap kriteria diberi angka tertentu dan penilaian itu sekarang lazim disebut Skor
Apgar. Skor Apgar ini biasanya dinilai 1 menit setelah bayi lahir lengkap yaitu
pada saat bayi telah diberi lingkungan yang baik serta setelah dilakukan
pengisapan lendir dengan sempurna Skor Apgar 1 menit ini menunjukkan
beratnya asfiksia yang diderita dan baik sekali sebagai pedoman untuk
menentukan cara resusitasi. Skor Apgar perlu pula dinilai setelah 5 menit bayi
lahir karena hal ini mempunyai korolast yang rat dengan morbiditas dan
mortalitas neonatal (Drage, 1966).

4
Tabel Apgar Score
Nilai/Tanda 0 1 2
Appeorance Seluruh tubuh Badan merah muda, Seluruh tubuh
(warna kulit) biru ekstremitas biru kemerahan
Pulse Tidak ada Kurang dari 100 x/menit Lebih dari 100 x/menit
(Denyut Nadi)
Grimace Tidak ada Sedikit gerakan mimik Batuk (bersin)
(Reaksi wajah
rangsangan)
Activity Tidak ada Ekstremitos sedikit plexi Gerakan aktif
(Tonus Otot)
Respiration Tidak teratur Lemah tidak teratur Baik/menangis kuat
(pernafasan)

5. Klasifikasi
1) Vigorous baby, skor apgar ( 7-10 ). Dalam hal ini bayi dianggap sehat dan
tidak memerlukan tindakan.
2) Mild moderate asphyxsia ( asfiksia sedang ), apgar skor ( 4-6 ) pada
pemeriksaan fisis akan terlihat frekuensi jantung lebih dari 100x/menit,
tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, refleks iritabilitas tidak ada

3) Asfiksia berat :
(a) Asfiksia berat, apgar skor ( 0-3 ). Pada pemeriksaan fisik ditemukan
frekuensi jantung kurang dari 100x/menit, tonus otot buruk, sianosis
berat, dan kadang – kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada.
(b) Asfiksia berat dengan henti jantung. Dimaksudkan dengan henti
jantung ialah keadaan:
 Bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum
lahir lengkap

5
 Bunyi jantung menghilang postpartum. Dalam hal ini pemeriksa
fisik lainnya sesuai dengan yang ditemukan pada penderita asfiksia
berat

6. Penatalaksanaan Asfiksia
Tujuan utama mengatasi asfiksia adalah mempertahankan
kelangsungan hidup bayi dan membatasi gejala sisa (sekuele) yang
mungkin timbul dikemudia hari. Tindakan yang dikerjakan pada bayi
dengan asfiksia disebut resusitasi bayi baru lahir
Sebelum resusitasi dikerjakan, perlu diperhatikan bahwa :
a) Faktor waktu sangat penting. Makin lama bayi menderita asfiksia,
perubahan homeostatis yang timbul makin berat, resusitasi akan lebih
sulit dan kemungkinan timbulnya sekuele akan meningkat
b) Kerusakan yang timbul pada bayi akibat anoksia/hipoksia antenatal
tidak dapat diperbaiki tetapi kerusakan bayi baru terjadi karena
anoksia/hipoksia pascanatal harus dicegah dan diatasi
c) Riwayat kehamilan dan partus akan memberikan keterangan yang jelas
tentang faktor penyebab terjadinya gangguan pernafasan pada bayi
baru lahir.
d) Penilaian bayi baru lahir perlu dikenal baik, agar resusitasi yang
dilakukan dapat dipilih dan ditentukan secara adekuat
Prinsip dasar resusitasi yang perlu diingat adalah :
a. Memberikan lingkungan yang baik pada bayi dang
mengusahakan saluran pernafasan tetap bebas serta
merangsang timbulnya pernafasan, yaitu agar oksigenasi dan
pengeluaran CO2 berjalan lancar.
b. Memberikan bantuan pernafasan secara aktif pada bayi yang
menunjukkan usaha pernafasan lemah.
c. Melakukan koreksi terhadap asidosis yang terjadi
d. Menjaga agar sirkulasi tetap baik
Cara resusitasi terbagi atas tindakan umum dan tindakan khusus :
1. Tindakan Umum

6
a. Pengawasan suhu
b. Pembersihan jalan nafas
c. Rangsangan untuk menimbulkan pernafasan
2. Tindakan Khusus
a. Asfiksia berat (apgar skor 0-3)
Resusitasi aktif harus segera dilaksanakan, langkah utama
memperbaiki ventilasi paru dengan pemberian O2 dengan
tekanan dan intermiten, cara terbaik dengan intubasi
endotrakeal lalu diberikan O2 tidak lebih dari 30mmHg.
Asfiksia berat hampir selalu disertai asidosis, koreksi
dengan bikarbonas natrium 2-4 mEq/kgBB, diberikan pula
glukosa 15-20% dengan dosis 2-4ml/kgBB. Kedua obat ini
disuntikkan kedalam intravena perlahan melalui vena
umbilikalis, reaksi obat ini akan terlihat jelas jika ventilasi
paru – paru sedikit banyak telah berlangsung. Usaha
pernafasan biasanya mulai timbul setelah tekanan positif
diberikan 1-3 kali, bila setelah 3 kali inflasi tidak
didapatkan perbaikan pernafasan atau frekuensi jantung,
maka masase jantung eksternal dikerjakan dengan frekuensi
80-100x/menit. Tindakan ini diselingi ventilasi tekanan
dalam perbandingan 1:3 yaitu setiap kali satu ventilasi
tekanan diikuti tiga kali kompresi dinding toraks, jika
tindakan ini tidak berhasil bayi harus dinilai kembali,
mungkin hal ini disebabkan oleh ketidak seimbangan asam
dan basa yang belum dikoreksi atau gangguan organik
seperti hernia diafragmatika atau stenosis jalan nafas.
b. Asfiksia sedang (apgar skor 4-6)
Stimulasi agar timbul reflek pernafasan dapat dicoba, bila
dalam waktu 30-60 detik tidak timbul pernafasan spontan,
ventilasi aktif harus segera dilakukan, ventilasi sederhana
dengan kateter O2 intranasal dengan aliran 1-2 liter/menit,
bayi diletakkan pada posisi ekstensi kepala. Kemudian

7
dilakukan gerakan membuka dan menutup hidung dan
mulut disertai gerakan dagu keatas dan kebawah dengan
frekuensi 20x/menit sembil diperhatikan gerakan dinding
toraks dan abdomen. Bila bayi memperlihatkan gerakan
pernafasan spontan, usahakan mengikuti gerakan tersebut,
ventilasi paru dengan tekanan positif secara tidak langsung
segera dilakukan.

8
BAGAN RESUSITASI

BAYI LAHIR

PENILAIAN Asuhan Bayi


Normal
Sambil meletakkan & menyelimuti bayi diatas perut ibu atau
dekat perineum, lakukan penilaian BBL: YA
1. Apakah bayi cukup bulan?
2. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium
3. Apakah bayi bernafas atau menangis
4. Apakah bayi aktif?

Salah satu tidak

Langkah Awal

1. jaga bayi tetap hangat


2. atur posisi bayi
3. isap lendir
4. keringkan dan rangsang taktil
5. reposisi

Bayi bernapas normal Bayi tdk bernafas/ bernapas megap-megap

ASUHAN PASCA RESUSITASI 1. Pasang sungkup, perhatikan lekatan


2. Ventilasi 2x dengan tekanan 30cm air
1. Pemantauan 3. Bila dada mengembang lakukan ventilasi 20x
2. Pencegahan hipotermi dengan tekanan 20cm air selama 30 detik
3. Inisiasi menyusu dini
4. Pemberian vit K1
5. Pencegahan infeksi NILAI NAPAS
6. Pemeriksaan fisik

Bayi tdk bernapas/bernapas megap-megap


Bayi mulai bernapas
1. Ulangi ventilasi sebanyak 20x selama 30 detik
1. Konseling
2. Hentikan ventilasi dan nilai kembali nafas setiap 30 detik
2. Lanjutkan resusitasi
3. Bila bayi tidak bernafas spontan sesudah 2 menit resusitasi
3. Pemantauan
siapkan rujukan
4. Pencegahan hipotermi
5. Pemberian vit k!
6. Pencegahan infeksi
7. Pencatatan dan
pelaporan

Bila tidak mau dirujuk & tdk berhasil

Bila dirujuk 1. Sesudah 10 mnt pertimbangkan utk mnghentikan


9 resusitasi
2. Konseling
3. Pencatatan & pelaporan
ASUHAN KEBIDANAN

Subyektif (S)

A. Anamnesis
1. Identitas anak
2. Identitas orang tua
3. Keluhan utama / alasan kunjungan / dirawat
4. Riwayat dalam kandungan
5. Riwayat masa kelahiran
6. Riwayat imunisasi
7. Riwayat kesehatan bayi / anak
8. Riwayat tumbuh kembang bayi / anak
9. Pengetahuan orang tua tentang asuhan pada anak
10. Data bio-psiko-social
a. Biologis
1) Bernafas
2) Makan / minum / menyusu
3) Eleminasi
4) Istirahat / tidur
5) Aktivitas
b. Psikologis
c. Sosial
1) Anak yang diharapkan / tidak direncanakan tetapi diterima / tidak
diinginkan.
2) Budaya perawatan bayi / anak yang merugikan dan
menguntungkan.
3) Hubungan dalam keluarga.
4) Pola asuh anak.

10
Obyektif (O)
Pemeriksaan Fisik
1. Segera setelah lahir
a. Usaha bernafas (tangisan)
b. Denyut jantung
c. Warna kulit
d. Penilaian APGAR pada 1 menit : ……………. 5 menit
2. Satu sampai enam jam I
a. Penilaian umum
1) Tangisan
2) Warna kulit
3) Gerakan / aktivitas
4) RR : ……. x / mnt, HR : ……..x / mnt, Suhu : ……….0C
b. Penilaian khusus
1) Kebersihan daerah mata
2) Berat badan : ……………………. gram
3. Enam jam atau lebih
a. Penilaian umum
1) Tangisan
2) Warna kulit
3) Gerakan / aktivitas
4) RR : ……. x / mnt, HR : ……..x / mnt, Suhu : ……….0C
b. Penilaian khusus
1) Kepala
2) Leher
3) Dada
4) Abdomen
5) Anogenetalia
6) Ekstremitas
7) Punggung
c. Antropometri
1) PB / TB

11
2) LK
3) LD
4) Lila
d. Pemeriksaan Penunjang

Analisis (A)
1. Diagnosis / masalah aktual
2. Diagnosis / masalah potensial

Penatalaksanaan (P)
a. Tindakan antisipasi
b. Kebutuhan akan tindakan segera
c. Rencana komprehensif

12
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI IBU “RN” NEONATUS CUKUP BULAN


SESUAI MASA KEHAMILAN LAHIR SPONTAN BELAKANG KEPALA UMUR
6 JAM
DENGAN ASFIKSIA BERAT +MACROSOMIA
di RUANG PERINATOLOGI RSUD BANGLI
TANGGAL 16 NOVEMBER 2015

I. DATA SUBJEKTIF ( 14 Maret 2015, pukul 13.00 wita)


A. Biodata
1. Bayi
Nama : Bayi Ny ”RN”
Umur/ tanggal/jam lahir : 6 Jam / 14 Maret 2016/06.00 wita
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke : 1 (satu)
No MR : 234186
2. Orang Tua Ibu Ayah
Nama : Ny “RN” Tn “KS”
Umur : 22 tahun 37 tahun
Pendidikan : SMP (tamat) SMA
(tamat)
Pekerjaan : IRT Kuli
bangunan
Agama : Hindu Hindu
Suku/bangsa : Bali/Indonesia
Bali/Indonesia
Status Perkawinan : Sah Sah
Alamat rumah : Desa Sulahan Bangli
No. Tlp : - -

B. Alasan Dirawat

13
Bayi lahir tidak segera menangis dengan macrosomia dan caput pada
kepalanya.
C. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayinya tidak segera menangis saat lahir.
D. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah atau yang sedang diderita (menular,
menurun) :
Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit
berat seperti hipertensi, DM, Jantung, TBC, hepatitis, dan
gangguan jiwa, ibu tidak memiliki alergi terhadap obat.
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga :
Ibu mengatakan keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit
jantung ,pentakit diabetes , hipertensi . Ibu mengtaka dari pihak
suami tidak ada yang menderita penyakit seperti, DM, Jantung,
Hipertensi, Epilepsi dan gangguan jiwa
c. Riwayat operasi :
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan operasi apapun.
E. Riwayat Prenatal :
a. Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama. Ibu tidak
pernah melahirkan aterm, ibu tidak pernah melahirkan premature,
ibu tidak pernah abortus dan tidak ada anak hidup . ( G1P0A0 UK
39 Minggu 4 hari preskep U puki Janin Tunggal Hidup Intra Uteri.
Riwayat obstetri : 1 Ini
b. HPHT : 10 juni 2015, TP. 17 maret 2016
c. Riwayat ANC
Ibu mengatakan sudah periksa sebanyak 7 kali di dokter dan 1 kali
di bidan
- TW I : ibu ANC 3 kali di bidan dengan keluhan mual tapi
tidak menggganggu aktivitas dan mendapat suplemen.
- TW II : ANC 2 kali di bidan , dengan keluhan nyeri ulu
hati dan sudah teratasi, suplemen yang di dapat tablet besi
30 tablet 1x1 , kalk 30 tablet 1x1, serta vitamin C 30 tablet

14
1x1 dan mendapat imusinasi TT1. 1 kali dii dokter dengan
hasil USG dalam batas normal
- TW III : ANC 2 kali di bidan tidak ada keluhan dan
mendapat suplemen tablet besi,dan 1 kali di dokter tidak
ada keluhan dengan hasil USG dalam batas normal.
 Ibu mengatakan merasakan gerakan janin sejak usia kehamilan 4
bulan.
 Riwayat Komplikasi ibu : tidak pernah mengalami penyulit
selama kehamilan yang berarti seperti Hiperemesis ,
Perdarahan , Pre Eklampsi , Eklampsi , Diabetes Gestasional ,
Infeksi .
 Keadaan Janin : Selama masa gestasi keadaan janin baik , tidak
ada kelainan.
 Riwayat Pengobatan Ibu : ibu mengatakan tidak pernah dirawat
dirumah sakit dengan keluhan apapun.
 Kebiasaan : Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan buruk
seperti minum minuman keras, minum jamu dan ramuan,
merokok, yang dapat membahayakan kondisinya dan janinnya.
F. Riwayat Intranatal:
Ibu datang ke RSUD Bangli mengeluh sakit perut hilang timbul seperti
ingin melahirkan. Ibu mengeluh sakit perut sejak pukul 04.00 wita dan
terdapat pengeluaran lendir bercampur darah sejak pukul . Ibu melahirkan
di Ruang VK RSUD Kabupaten Bangli tanggal 14 Maret 2016. Saat
persalinan bayi tidak segera menangis dan ditemukan caput paa kepala
bayi dan segera dibawa keruang perinatalogi pada pukul 06.30 wita.
G. Riwayat Postnatal :
Bayi lahir pukul 06.00 wita spontan belakang kepala, saat lahir bayi tidak
segera menangis , warna kulit putih pucat, tonus otot lemah, A-S : 0-
3 ,BB : 4300 gram, PB : 50 cm. IMD tidak dilakukan karena bayi segera
dibawa keruang perinatalogi untuk mendapat penanganan lebih lanjut .
H. Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1. Biologis

15
a. Bernafas : Bayi belum dapat bernafas secara teratur
b. Minum : bayi masih dipuasakan 1x 24 jam
c. Eliminasi : Bayi sudah BAB dan BAK. Bayi BAB 5 kali
dalam sehari konsistensi cair, warna kuning bau
khas.
d. Istirahat/Tidur : Bayi dapat tidur dengan pulas.
e. Aktivitas : bayi gerak aktif tangis lemah.
2. Psikologis
Orang tua dan keluarga merasa cemas dengan kondisi anaknya yang
dirawat di ruang Perinatologi. namun keluarga tetap kooperatif untuk
merawat bayinya dan terus menemani bayinya.
3. Sosial
Pengambilan keputusan didalam keluarga diambil secara bersama-
sama. Didalam keluarga ibu dan suami tidak ada kebiasaan yang
mempengaruhi kesehatan bayi. Ibu mengatakan akan mengasuh
anaknya sendiri bersama suami dan keluarga.
4. Spiritual
Keluarga mengatakan tidak mempunyai kepercayaan yang
mempengaruhi kesehatan bayi

II. DATA OBYEKTIF ( 14 Maret 2015 , pukul 13.20 wita)


1) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Lemah ,tangis lemah, gerak aktif, sesak (+),
sianosis (-), retraksi (-),RR : 40 kali/menit. S : 36,6 0 C . BBL : 4300
gram , LK/LD : 33/36 cm, A-S : 0-3
2) Pemeriksaan penunjang
Cek DL hasil terlampir

III.  Analisa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Lahir Spontan Belakang
Kepala Umur 6 Jam Dengan Asfiksia Berat dan Macrosomia

16
IV. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada keluarga, keluarga mengerti
tentang kondisi bayi
2. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital , hasil sudah terlampir.
3. Mengobservasi keadaan umum bayi, keadaan umum bayi lemah.
4. Mengobservasi gerak dan tangis bayi,gerak aktif dan tangis bayi
kuat.
5. Melakukan kolaborasi dengan dr Sp.A, hasil kolaborasi dengan dr
yaitu IVFD D 10 % 6tpm (micro),ceftiaxon 2x200 mg, ravitidine
2x8 mg, puasa 1x24 jam,Cek DL,GDS, memberikan O2 3Lpm.
Canul dan memberikan vit k 3 seri.
6. Melakukan dokumentasi, dokumentasi telah dilakukan.
7. Melakukan timbang terima, timbang terima telah dilakukan.

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Bayi “RN” Jenis Kelamin :


Perempuan

Umur : 6 Jam Alamat : Desa Sulahan

HARI/TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN PARA

JAM

Selasa, 15 maret S: - bidan


2016
O: Suhu :37,20C , pola nafas tidak efektif,HR : 95 kali/menit , R:
45kali/menit gerak aktif, tangis kuat, BAB dan BAK (+)
konsistensi cair,warna kuning bau khas. Tali pusat bersih
kering terbungkus gaas. ASI (+) on demand, muntah (-),
caput mulai berkurang.

17
A:
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Lahir Spontan
Belakang Kepala Umur 1 Hari Dengan Asfiksia Berat dan
Macrosomia

P:

1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital , hasil sudah


terlampir.
2. Mengobservasi keadaan umum bayi, keadaan umum bayi
lemah.
3. Mengobservasi gerak dan tangis bayi,gerak aktif dan
tangis bayi kuat.
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI secara on
demand, bayi sudah diberikan ASI dengan lama 20
menit.
5. Melakukan kolaborasi dengan dr Sp.A, hasil kolaborasi
dengan dr yaitu aff infus dan stop antibiotik.

6. Melakukan monitoring , monitoring dilakukan setiap 3


jam.

Rabu, 16 Maret S : - bidan


2016
O : KU membaik, gerak aktif tangis kuat,pola nafas tidak efektif
Suhu :37,20C , R: 45x/menit BAB dan BAK (+)
konsistensi cair,warna kuning bau khas. Tali pusat berdih
kering terbungkus gaas. ASI (+) on demand, muntah (-),
A:
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Lahir
Spontan Belakang Kepala Umur 5 Hari Dengan ikterus
neonaturum dan diare
P:

1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital , hasil sudah

18
terlampir.
2. Mengobservasi keadaan umum bayi, keadaan umum bayi
lemah.
3. Mengobservasi gerak dan tangis bayi,gerak aktif dan
tangis bayi kuat.
4. Melakukan monitoring , monitoring sudah dilakukan setiap
3 jam.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana


Untuk pendidikan Bidan. Jakarta. EGC
Prawirohardjo.2002.Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta: YBP – SP
Prawirohardjo.2001.Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta:YBP – SP
Prawirohardjo.2005.Ilmu Kandungan.Jakarta:YBP – SP

19

Anda mungkin juga menyukai