Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI

4.1 Profil Desa Tanjungsari


4.1.1 Letak Geografis Desa Tanjungsari
Desa Tanjungsari merupakan salah satu dari delapan Desa yang termasuk dalam

wilayah Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa barat. Desa Tanjungsari

adalah desa hasil pemekaran wilayah Desa Tanjungkerta pada tahun 1980. Desa ini

diapit oleh dua sungai yaitu Sungai Cikidang dan Sungai Citanduy.

Secara geografis batas-batas wilayah Desa Tanjungsari adalah sebelah utara

berbatasan dengan Desa Puteran/Tanjungkerta-Kecamatan Pagerageung, sebelah selatan

berbatasan dengan Sungai Cikidang-Kecamatan Sukaresik, sebelah barat berbatasan

dengan Desa Sukamaju/Sukapancar-Kecamatan Pagerageung dan sebelah timur

berbatasan dengan Sungai Citanduy-Kecamatan Panumbangan-Ciamis. Secara geografis

Desa Tanjungsari dapat dilihat pada lampiran Peta Wilayah Desa Tanjungsari (Lihat

Lampiran 3).

Kondisi geografis Desa Tanjungsari ini berada pada ketinggian 500 meter di atas

permukaan laut (dpl). Topografi seperti ini termasuk dataran tinggi dengan curah hujan

1400 mm per tahun dan suhu rata-rata 26 – 27 derajat Celcius. Jumlah bulan hujan di desa

ini adalah tiga sampai delapan bulan.

Luas wilayah Desa Tanjungsari sekitar 407,737 hektar yang terbagi menjadi

empat dusun/kampung, yaitu Dusun Bojongsoban, Dusun Hegarsari, Dusun Cicalung dan

Dusun Mekarsari dengan delapan Rukun Warga (RW) dan 29 Rukun Tetangga (RT).

Jarak Desa Tanjungsari dari Pusat Pemerintahan Kecamatan Sukaresik adalah 3,5

kilometer, dengan jarak tempuh sejauh 15 menit dengan kendaraan bermotor. Sedangkan

jarak ke Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya adalah 34 kilometer, dengan jarak

tempuh 45 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor. Jarak dari Pusat


Pemerintahan Propinsi Jawa Barat adalah 90 kilometer dengan jarak tempuh dua jam

menggunakan kendaraan bermotor.

4.1.2 Demografi Desa Tanjungsari


4.1.2.1 Penduduk
Penduduk merupakan salah satu bagian dari ekosistem yang menempati suatu

wilayah tertentu. Wilayah yang dimaksud di Indonesia adalah yang dapat berupa

kampung, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi yang secara ke seluruhan

terintegrasi dalam “Negara Kesatuan Republik Indonesia” (NKRI). Penduduk Desa

Tanjungsari berdasarkan data monografi desa (2007) adalah 4211 jiwa dengan jumlah

kepala keluarga sebanyak 1171 KK (963 KK laki-laki dan 208 KK perempuan) atau

dengan rata-rata anggota rumah tangga sekitar empat jiwa per KK.

Tahun 2008 jumlah penduduk Desa Tanjungsari mengalami peningkatan

sebanyak 156 jiwa, dimana jumlah penduduknya mencapai 4367 jiwa. Jumlah kepala

keluarganya sebanyak 1242 KK (1022 KK laki-laki dan 220 KK perempuan) dengan

peningkatan jumlah KK sebanyak 71 KK dibanding tahun 2007. Sedangkan rata-rata

anggota rumah tangga tahun 2008 masih sama dengan tahun 2007 yaitu sekitar empat

jiwa per KK.

Penduduk Desa Tanjungsari menurut jenis kelamin pada tahun 2007 diantaranya

laki-laki berjumlah 2113 jiwa, sedangkan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah

2098 jiwa. Pada tahun 2008, jumlah ini mengalami peningkatan, dimana jumlah

penduduk laki-laki menjadi 2186 jiwa dan jumlah penduduk perempuannya adalah 2181

jiwa. Untuk nilai sex ratio pada tahun 2007 maupun tahun 2008 mencapai 100, yang

artinya setiap 100 penduduk perempuan terdapat 100 penduduk laki-laki.

Kepadatan penduduk Desa Tanjungsari pada tahun 2007 adalah 14,38 jiwa per

hektar. Sedangkan kepadatan penduduk tahun 2008 adalah 14,92 jiwa per hektar. Data ini

masih belum diperbarui hingga bulan Juli 2009 (akhir dilakukannya penelitian ini).
Berikut adalah tabel data kepadatan penduduk di Desa Tanjungsari dari tahun 2007

hingga tahun 2008.

Tabel 1. Perkembangan Kepadatan Penduduk Desa Tanjungsari Tahun 2007 hingga


Tahun 2008
Jumlah penduduk Jumlah Kepala Keluarga Kepadatan
Tahun (orang) (KK) Penduduk
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan (jiwa/Ha)
2007 2 113 2 098 963 208 14,38

2008 2 186 2 181 1 022 220 14,92

Perkembangan 73 83 59 12 0,54
Sumber: Data Monografi Desa Tanjungsari Tahun 2008

Jarak antara rumah satu dengan rumah lainnya di Desa Tanjungsari berdekatan.

Sedangkan jarak tempat tinggal dengan lahan pertanian tidak begitu jauh, dapat ditempuh

dengan berjalan kaki kurang lebih sekitar 15-20 menit.

4.1.2.2 Pendidikan

Pada umumnya tingkat pendidikan penduduk Desa Tanjungsari adalah tamat

SD/sederajat yaitu sebesar 53,53 persen. Kemudian di tempat kedua adalah penduduk

yang tamat SMP yakni sebesar 10,16 persen (Tabel 2).

Tabel 2. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Tanjungsari Tahun 2008


Jumlah Persentase
No Tingkat pendidikan
(orang) (%)
1. TK 102 2,53
2. Tidak tamat SD 124 3,08
3. Tamat SD 2 142 53,23
4. Sedang SD 550 13,67
5. Tidak tamat SMP 58 1,44
6. Tamat SMP 409 10,16
7. Sedang SMP 115 2,86
8. Tidak tamat SMA 48 1,19
9. Tamat SMA 269 6,69
10. Tamat D-1, D-2, D-3 dan S-1 180 4,47
11. Sedang D-1, D-2, D-3 dan S-1 27 0,67
Jumlah 4 024 100,00
Sumber: Data Monografi Desa Tanjungsari Tahun 2008
4.1.2.3 Suku Bangsa

Penduduk yang berada di Desa Tanjungsari merupakan penduduk asli dan

pendatang. Untuk penduduk pendatang pada umumnya berasal dari desa atau kecamatan

yang bersebelahan dengan Desa Tanjungsari dan Kecamatan Sukaresik yang etnisnya

masih Sunda. Menurut data monografi desa (2008), terdapat tujuh orang penduduk yang

berasal dari etnis bukan Sunda, yakni tiga orang etnis Betawi dan empat orang etnis Jawa.

4.1.2.4 Kegiatan Ekonomi Masyarakat

Mayoritas penduduk Desa Tanjungsari bermata pencaharian sebagai buruh tani

dan petani, yaitu 1910 (75,23 persen). Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian masih

menjadi pilihan utama bagi penduduk di desa ini. Untuk keterangan lebih lanjut, dapat

dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Klasifikasi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2008


Jumlah Presentase
No Mata Pencaharian
(jiwa) (%)
1 Tani dan Buruh Tani 1 910 75,23
2 Karyawan
a. Pegawai Negeri Sipil/ABRI/POLRI 71 2,80
b. Pensiunan Pegawai Negeri
Sipil/ABRI/POLRI 7 0,27
c. Swasta 264 10,40
3 Sektor Peternakan 3 0,12
4 Pedagang 36 1,42
5 Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga 205 8,07
6 Angkutan 24 0,94
7 Jasa Lainnya 19 0,75
Total 2 539 100,00
Sumber: Data Monografi Desa Tanjungsari Tahun 2008

Menurut Yasin dan Ahmad (1996), penduduk yang berada pada kisaran umur 15-

54 tahun tergolong kepada tenaga kerja produktif. Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat
bahwa struktur penduduk di Desa Tanjungsari yang masih produktif (15-54 tahun)

berjumlah 3052 jiwa (69,89 persen). Sedangkan untuk penduduk berusia non produktif

(> 55 tahun) berjumlah 1198 jiwa (27,43 persen). Jumlah umur produktif yang lebih besar

dari pada jumlah umur non-produktif menyebabkan semakin tingginya kebutuhan

terhadap pekerjaan dan kesempatan berusaha. Gejala sosial yang timbul selanjutnya ialah

semakin tingginya permintaan kebutuhan akan lahan. Rumah tangga yang memiliki anak

yang berusia muda, yaitu usia 0-14 tahun, sebanyak 117 jiwa (2,68 persen).

Tabel 4. Klasifikasi Penduduk Desa Tanjungsari Menurut Umur Tahun 2008


No Kelompok umur Jumlah Persentase
(tahun) (jiwa) (%)
1. 0-14 117 2,68
2. 15-54 3 052 69,89
3. > 55 1 198 27,43
Jumlah 4 367 100,00
Sumber: Data Monografi Desa Tanjungsari Tahun 2008

4.1.3 Struktur Organisasi Sosial Masyarakat Desa Tanjungsari

Secara struktural, struktur organisasi di Desa Tanjung Sari terdiri dari Kepala

Desa yang dibantu oleh seorang Sekretaris Desa yang membawahi Kepala Urusan (Kaur)

Umum, Kaur Pemerintahan, Kaur Pembangunan, Kaur Kesejahteraan Rakyat, Kaur Ulu-

Ulu, Kaur PTD dan Kaur Keuangan. Untuk Kaur Kesejahteraan di desa ini adalah Amil

zakat, sedangkan untuk Kaur Umumnya adalah Polisi Desa (Poldes) yang bertugas

menjaga keamanan desa. Polisi desa biasanya melakukan patroli keliling desa setiap

harinya.

4.1.3.a Kelembagaan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

Kelembagaan PKK hingga tahun 2009 beranggotakan 70 orang yang terdiri dari

anggota khusus dan anggota umum. Anggota khusus adalah anggota perwakilan untuk

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di luar desa. Anggota umum adalah anggota biasa

yang kegiatannya di desa saja. Ketua PKK di Desa Tanjungsari adalah Ibu Kepala Desa,

yaitu Ibu Empu Marpo’ah.


Kelembagaan PKK di desa ini bernama “Dasa Wisma”, yang artinya mengemban

10 program kegiatan pembinaan diantaranya: (1) penghayatan dan pengamalan Pancasila,

(2) gotong royong, (3) pangan, (4) sandang, (5) perumahan dan tata laksana rumah

tangga, (6) pendidikan dan keterampilan, (7) kesehatan, (8) pengembangan kehidupan

berkoperasi, (9) kelestarian lingkungan hidup dan (10) perencanaan sehat. Untuk program

pertama dan kedua, merupakan tanggung jawab dusun satu, untuk program ketiga dan

keempat adalah tanggung jawab dusun dua, program kelima, keenam dan ketujuh

merupakan tanggung jawab dusun tiga, sedangkan untuk program kedelapan, kesembilan

dan kesepuluh adalah tanggung jawab dusun empat.

Kegiatan PKK terdiri dari dua macam: pertama, kegiatan bulanan yang biasanya

diadakan setiap tanggal 16 pada tiap bulannya. Dimana setiap dusun mendapat giliran

untuk panitia dalam merencanakan dan mengadakan kegiatan bulanan ini. Kedua,

kegiatan pembinaan yang biasanya dilaksanakan pihak kecamatan dan kebupaten.

Kegiatan binaan ini dapat berupa pemberian materi/pengetahuan mengenai balita sehat,

tumbuhan obat-obatan, penggunaan garam beryodium dan lain sebagainya. Perwakilan

PKK desa ini untuk kegiatan pembinaan adalah anggota khusus yang nantinya akan

mentransfer pengetahuan yang diperoleh kepada anggota PKK umum. Dana PKK berasal

pemerintah sebesar Rp. 250.000,- per triwulan. Sedikitnya dana yang ada membuat para

ibu-ibu anggota PKK menggunakan dana pribadi di setiap pelaksanaan kegiatannya.

4.1.3.b Kelompok Tani “Sukarakatiga”

Kelompok tani yang berada di Desa Tanjungsari ini bernama Kelompok Tani

“Sukarakatiga”. Kelompok tani ini didirikan pada tahun 1992. Kelompok tani di desa ini

ada empat sub-kelompok, yaitu Surakatiga satu, dua, tiga dan empat sesuai dengan

jumlah dusun yang ada di desa tersebut. Saat ini anggota kelompok tani “Sukarakatiga”

berjumlah kurang lebih 30 sampai 35 orang tiap sub-kelompoknya.

Secara umum, anggota kelompok tani “Sukarakatiga” berkontribusi aktif dalam

kegiatan kelompok. Hal ini dapat dibuktikan melalui kelengkapan daftar hadir rapat
kelompok tani “Sukarakatiga”. Rapat tersebut merupakan pertemuan rutin yang dilakukan

satu bulan sekali. Kegiatan ataupun pelatihan yang dilakukan kelompok tani ini hanya

seputar pertanian meliputi penyediaan benih, pupuk organik, traktor, sprayer dan

pemotong rumput.

4.1.3.c Badan Permusyawaratan Desa

Struktur organisasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) terdiri dari ketua, wakil

ketua, sekretaris dan tujuh orang anggota. Keberadaan badan ini adalah sebagai lembaga

yang mewakili penduduk desa dalam mengemukakan aspirasinya. Jumlah aspirasi yang

telah ditampung selama tahun 2008 ada tiga permasalahan, diantaranya masalah

pembangunan, pelayanan dan pembinaan.

4.1.3.d Karang Taruna

Karang taruna di desa Tanjungsari berdiri pada tahun 2007. Saat ini anggota aktif

sejumlah 30 orang dengan pengurus sebanyak lima orang. Struktur organisasi

kepengurusannya diantaranya ketua, wakil ketua, sekretaris I dan II dan bendahara

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan diantaranya:

1. Mengadakan kegiatan sosial, yaitu di bidang kesehatan dan kebersihan lingkungan.

2. Mengikuti kegiatan olahgara antar desa, seperti turnamen voli dan tenis meja.

3. Mengadakan turnamen tenis meja dan voli pada tahun 2008.

4.1.4 Sarana dan Prasarana

Secara fisik, jalan Desa Tanjung Sari merupakan jalan berbatu yang dapat dilalui

oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Sehingga akses menuju Desa Tanjung Sari

ini dapat dikatakan cukup memadai. Jalan ini dibangun melalui dana swadaya

masyarakat sendiri dan dana dari pemerintah kabupaten. Selain jalan, sarana dan

prasarana lainnya yang dapat dilihat ialah aliran listrik yang berasal dari Perusahaan

Listrik Negara (PLN). Aliran listrik tersebut dimanfaatkan masyarakat Desa Tanjungsari

selama kurun waktu 24 jam penuh. Jumlah pelanggan listrik di desa ini mencapai 1198
rumah. Untuk sarana jaringan komunikasi, berdasarkan data monografi desa (2008) tidak

ditemukan adanya telepon sebagai alat komunikasi rumah tangga. Oleh karena itu,

masyarakat Desa Tanjungsari menggunkan komunikasi telepon seluler untuk

berkomunikasi.

Desa Tanjungsari memiliki delapan sarana pendidikan formal, diantaranya enam

Taman Kanak-kanak/sederajat, enam Sekolah Dasar/sederajat dan empat Sekolah

Menengah Pertama/sederajat. Sedangkan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak ada

di desa ini, maupun di desa-desa lainnya di Kecamatan Sukaresik. Jarak sarana

pendidikan tersebut dari rumah warga tidak jauh. Untuk menempuh jarak tersebut, dapat

dilakukan dengan berjalan kaki.

Sarana kesehatan yang terdapat di Desa Tanjung Sari adalah berupa posyandu

sebanyak lima unit, poskesdes satu unit, sedangkan untuk sarana kesehatan Puskesmas

tidak terdapat di desa ini. Tenaga medis yang melaksanakan praktek di desa ini adalah

satu orang bidan desa, satu orang paramedis dan lima orang dukun. Sedangkan jumlah

rumah peribadatan yang terdapat di desa terdiri dari sepuluh unit masjid dan sebelas unit

mushola. Di desa ini tidak terdapat gereja, karena penduduk Desa Tanjungsari 100 persen

beragama Islam.

Masyarakat Desa Tanjungsari memiliki bendungan irigasi untuk mengairi

sawahnya. Air bendungan irigasi ini berasal dari Sungai Cikidang dan kemudian air

pembuangannya dialirkan ke Sungai Citanduy.

4.2 Profil Responden


4.2.1 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Pada Tabel 5 berikut ini dapat dilihat klasifikasi pendidikan 40 responden,

diantaranya responden yang tingkat pendidikannya SD/sederajat berjumlah 34 orang

(85,00 persen). Kemudian responden yang tingkat pendidikannya SMP berjumlah empat

orang (10,00 persen). Sedangkan responden yang tingkat pendidikannya SMA adalah
dua orang (5,00 persen).

Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Faktor Pendidikan


Jumlah Responden
Tingkat Pendidikan
(Orang) (%)
SD/Sederajat 34 85,00
SMP 4 10,00
SMA 2 5,00
Total 40 100,00

4.2.2 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan

Berikut ini adalah klasifikasi responden menurut pekerjaannya yang meliputi

pekerjaan utama dan sampingan. Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 40 responden, 26

orang (65,00 persen) responden memiliki mata pencaharian utama sebagi petani, baik

sebagai petani pemilik maupun penggarap. Sedangkan yang lainnya memiliki pekerjaan

utama sebagai pedagang tiga orang (7,50 persen), buruh bangunan satu orang (2,50

persen), buruh tani satu orang (2,50 persen), supir angkot/ojek satu orang (12,50 persen),

enam orang (15,00 persen) perangkat desa dan dua orang lainnya (5,00 persen) memiliki

pekerjaan utama lainnya, yaitu ibu rumah tangga dan da’wah.

Tabel 6. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan


No Jumlah (orang) Persentase (%)
Jenis Pekerjaan
Utama Sampingan Utama Sampingan
1 Petani 27 12 67,50 30,00
2 Dagang 3 3 7,50 7,50
3 Buruh bangunan 1 4 2,50 10,00
4 Buruh tani 1 3 2,50 7,50
5 Supir angkot/ojek 1 1 2,50 2,50
6 Perangkat desa 6 0 15,00 0,00
7 Lainnya 1 4 2,50 10,00
8 Tidak ada 0 13 0,00 32,50
Total 40 40 100,00 100,00

Tabel 6 di atas juga menunjukkan bahwa terdapat 13 orang (32,50 persen)

masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan sampingan. Artinya, masyarakat desa hanya

mengandalkan pendapatan dari pekerjaan utama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.


Mereka yang tidak memiliki pekerjaan sampingan ini pada merupakan responden yang

memiliki pekerjaan utama sebagai petani. Faktor penyebabnya adalah (1) Tidak ada

keahlian lain yang mereka miliki selain bertani, (2) Tidak punya modal dan (3) Faktor

usia yang sudah tua. Seperti keterangan Bapak DD (62 tahun) berikut ini:

”...masyarakat di desa ini hanya bertani yang dindalkan sebagai mata


pencaharian utama. Seperti saya, mau kerja yang lain misalnya,
berdagang, gak punya modal, mau jadi buruh bangunan, gak ahli.
Ditambah lagi karena usia saya yang sudah tua, jadi dari bertani saja.
Ada juga petani yang punya sawah atau menggarap sawah orang lain
menjadi buruh tani juga, tapi ya masih di lingkungan pertanian juga
neng ..”

4.2.3 Distribusi Responden Menurut Pendapatan

Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa tiga responden (7,50 persen) memiliki

pendapatan di bawah Rp. 500.000,-. Kemudian terdapat 23 orang responden (57,50

persen) pendapatannya berada diantara Rp. 500.000,- hingga Rp. 1.000.000,- dan 14

orang respoden (35,00 persen) memiliki pendapatan di atas Rp. 1.000.000,-.

Tabel 7. Distribusi Responden Menurut Jumlah Pendapatan


No Jumlah Persentase
Kategori Pendapatan Per Bulan (Orang)
(%)

1 Rendah : < Rp. 500.000,- 3 7,50


2 Sedang: Rp. 500.000-Rp. 1.000.000,- 23 57,50
3 Tinggi: > Rp. 1.000.000,- 14 35,00
Total 40 100,00

Anda mungkin juga menyukai