adalah desa hasil pemekaran wilayah Desa Tanjungkerta pada tahun 1980. Desa ini
diapit oleh dua sungai yaitu Sungai Cikidang dan Sungai Citanduy.
Desa Tanjungsari dapat dilihat pada lampiran Peta Wilayah Desa Tanjungsari (Lihat
Lampiran 3).
Kondisi geografis Desa Tanjungsari ini berada pada ketinggian 500 meter di atas
permukaan laut (dpl). Topografi seperti ini termasuk dataran tinggi dengan curah hujan
1400 mm per tahun dan suhu rata-rata 26 – 27 derajat Celcius. Jumlah bulan hujan di desa
Luas wilayah Desa Tanjungsari sekitar 407,737 hektar yang terbagi menjadi
empat dusun/kampung, yaitu Dusun Bojongsoban, Dusun Hegarsari, Dusun Cicalung dan
Dusun Mekarsari dengan delapan Rukun Warga (RW) dan 29 Rukun Tetangga (RT).
Jarak Desa Tanjungsari dari Pusat Pemerintahan Kecamatan Sukaresik adalah 3,5
kilometer, dengan jarak tempuh sejauh 15 menit dengan kendaraan bermotor. Sedangkan
wilayah tertentu. Wilayah yang dimaksud di Indonesia adalah yang dapat berupa
Tanjungsari berdasarkan data monografi desa (2007) adalah 4211 jiwa dengan jumlah
kepala keluarga sebanyak 1171 KK (963 KK laki-laki dan 208 KK perempuan) atau
dengan rata-rata anggota rumah tangga sekitar empat jiwa per KK.
sebanyak 156 jiwa, dimana jumlah penduduknya mencapai 4367 jiwa. Jumlah kepala
anggota rumah tangga tahun 2008 masih sama dengan tahun 2007 yaitu sekitar empat
Penduduk Desa Tanjungsari menurut jenis kelamin pada tahun 2007 diantaranya
laki-laki berjumlah 2113 jiwa, sedangkan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah
2098 jiwa. Pada tahun 2008, jumlah ini mengalami peningkatan, dimana jumlah
penduduk laki-laki menjadi 2186 jiwa dan jumlah penduduk perempuannya adalah 2181
jiwa. Untuk nilai sex ratio pada tahun 2007 maupun tahun 2008 mencapai 100, yang
Kepadatan penduduk Desa Tanjungsari pada tahun 2007 adalah 14,38 jiwa per
hektar. Sedangkan kepadatan penduduk tahun 2008 adalah 14,92 jiwa per hektar. Data ini
masih belum diperbarui hingga bulan Juli 2009 (akhir dilakukannya penelitian ini).
Berikut adalah tabel data kepadatan penduduk di Desa Tanjungsari dari tahun 2007
Perkembangan 73 83 59 12 0,54
Sumber: Data Monografi Desa Tanjungsari Tahun 2008
Jarak antara rumah satu dengan rumah lainnya di Desa Tanjungsari berdekatan.
Sedangkan jarak tempat tinggal dengan lahan pertanian tidak begitu jauh, dapat ditempuh
4.1.2.2 Pendidikan
SD/sederajat yaitu sebesar 53,53 persen. Kemudian di tempat kedua adalah penduduk
pendatang. Untuk penduduk pendatang pada umumnya berasal dari desa atau kecamatan
yang bersebelahan dengan Desa Tanjungsari dan Kecamatan Sukaresik yang etnisnya
masih Sunda. Menurut data monografi desa (2008), terdapat tujuh orang penduduk yang
berasal dari etnis bukan Sunda, yakni tiga orang etnis Betawi dan empat orang etnis Jawa.
dan petani, yaitu 1910 (75,23 persen). Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian masih
menjadi pilihan utama bagi penduduk di desa ini. Untuk keterangan lebih lanjut, dapat
Menurut Yasin dan Ahmad (1996), penduduk yang berada pada kisaran umur 15-
54 tahun tergolong kepada tenaga kerja produktif. Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat
bahwa struktur penduduk di Desa Tanjungsari yang masih produktif (15-54 tahun)
berjumlah 3052 jiwa (69,89 persen). Sedangkan untuk penduduk berusia non produktif
(> 55 tahun) berjumlah 1198 jiwa (27,43 persen). Jumlah umur produktif yang lebih besar
terhadap pekerjaan dan kesempatan berusaha. Gejala sosial yang timbul selanjutnya ialah
semakin tingginya permintaan kebutuhan akan lahan. Rumah tangga yang memiliki anak
yang berusia muda, yaitu usia 0-14 tahun, sebanyak 117 jiwa (2,68 persen).
Secara struktural, struktur organisasi di Desa Tanjung Sari terdiri dari Kepala
Desa yang dibantu oleh seorang Sekretaris Desa yang membawahi Kepala Urusan (Kaur)
Umum, Kaur Pemerintahan, Kaur Pembangunan, Kaur Kesejahteraan Rakyat, Kaur Ulu-
Ulu, Kaur PTD dan Kaur Keuangan. Untuk Kaur Kesejahteraan di desa ini adalah Amil
zakat, sedangkan untuk Kaur Umumnya adalah Polisi Desa (Poldes) yang bertugas
menjaga keamanan desa. Polisi desa biasanya melakukan patroli keliling desa setiap
harinya.
Kelembagaan PKK hingga tahun 2009 beranggotakan 70 orang yang terdiri dari
anggota khusus dan anggota umum. Anggota khusus adalah anggota perwakilan untuk
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di luar desa. Anggota umum adalah anggota biasa
yang kegiatannya di desa saja. Ketua PKK di Desa Tanjungsari adalah Ibu Kepala Desa,
(2) gotong royong, (3) pangan, (4) sandang, (5) perumahan dan tata laksana rumah
tangga, (6) pendidikan dan keterampilan, (7) kesehatan, (8) pengembangan kehidupan
berkoperasi, (9) kelestarian lingkungan hidup dan (10) perencanaan sehat. Untuk program
pertama dan kedua, merupakan tanggung jawab dusun satu, untuk program ketiga dan
keempat adalah tanggung jawab dusun dua, program kelima, keenam dan ketujuh
merupakan tanggung jawab dusun tiga, sedangkan untuk program kedelapan, kesembilan
Kegiatan PKK terdiri dari dua macam: pertama, kegiatan bulanan yang biasanya
diadakan setiap tanggal 16 pada tiap bulannya. Dimana setiap dusun mendapat giliran
untuk panitia dalam merencanakan dan mengadakan kegiatan bulanan ini. Kedua,
Kegiatan binaan ini dapat berupa pemberian materi/pengetahuan mengenai balita sehat,
PKK desa ini untuk kegiatan pembinaan adalah anggota khusus yang nantinya akan
mentransfer pengetahuan yang diperoleh kepada anggota PKK umum. Dana PKK berasal
pemerintah sebesar Rp. 250.000,- per triwulan. Sedikitnya dana yang ada membuat para
Kelompok tani yang berada di Desa Tanjungsari ini bernama Kelompok Tani
“Sukarakatiga”. Kelompok tani ini didirikan pada tahun 1992. Kelompok tani di desa ini
ada empat sub-kelompok, yaitu Surakatiga satu, dua, tiga dan empat sesuai dengan
jumlah dusun yang ada di desa tersebut. Saat ini anggota kelompok tani “Sukarakatiga”
kegiatan kelompok. Hal ini dapat dibuktikan melalui kelengkapan daftar hadir rapat
kelompok tani “Sukarakatiga”. Rapat tersebut merupakan pertemuan rutin yang dilakukan
satu bulan sekali. Kegiatan ataupun pelatihan yang dilakukan kelompok tani ini hanya
seputar pertanian meliputi penyediaan benih, pupuk organik, traktor, sprayer dan
pemotong rumput.
Struktur organisasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) terdiri dari ketua, wakil
ketua, sekretaris dan tujuh orang anggota. Keberadaan badan ini adalah sebagai lembaga
yang mewakili penduduk desa dalam mengemukakan aspirasinya. Jumlah aspirasi yang
telah ditampung selama tahun 2008 ada tiga permasalahan, diantaranya masalah
Karang taruna di desa Tanjungsari berdiri pada tahun 2007. Saat ini anggota aktif
2. Mengikuti kegiatan olahgara antar desa, seperti turnamen voli dan tenis meja.
Secara fisik, jalan Desa Tanjung Sari merupakan jalan berbatu yang dapat dilalui
oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Sehingga akses menuju Desa Tanjung Sari
ini dapat dikatakan cukup memadai. Jalan ini dibangun melalui dana swadaya
masyarakat sendiri dan dana dari pemerintah kabupaten. Selain jalan, sarana dan
prasarana lainnya yang dapat dilihat ialah aliran listrik yang berasal dari Perusahaan
Listrik Negara (PLN). Aliran listrik tersebut dimanfaatkan masyarakat Desa Tanjungsari
selama kurun waktu 24 jam penuh. Jumlah pelanggan listrik di desa ini mencapai 1198
rumah. Untuk sarana jaringan komunikasi, berdasarkan data monografi desa (2008) tidak
ditemukan adanya telepon sebagai alat komunikasi rumah tangga. Oleh karena itu,
berkomunikasi.
Menengah Pertama/sederajat. Sedangkan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak ada
pendidikan tersebut dari rumah warga tidak jauh. Untuk menempuh jarak tersebut, dapat
Sarana kesehatan yang terdapat di Desa Tanjung Sari adalah berupa posyandu
sebanyak lima unit, poskesdes satu unit, sedangkan untuk sarana kesehatan Puskesmas
tidak terdapat di desa ini. Tenaga medis yang melaksanakan praktek di desa ini adalah
satu orang bidan desa, satu orang paramedis dan lima orang dukun. Sedangkan jumlah
rumah peribadatan yang terdapat di desa terdiri dari sepuluh unit masjid dan sebelas unit
mushola. Di desa ini tidak terdapat gereja, karena penduduk Desa Tanjungsari 100 persen
beragama Islam.
sawahnya. Air bendungan irigasi ini berasal dari Sungai Cikidang dan kemudian air
(85,00 persen). Kemudian responden yang tingkat pendidikannya SMP berjumlah empat
orang (10,00 persen). Sedangkan responden yang tingkat pendidikannya SMA adalah
dua orang (5,00 persen).
orang (65,00 persen) responden memiliki mata pencaharian utama sebagi petani, baik
sebagai petani pemilik maupun penggarap. Sedangkan yang lainnya memiliki pekerjaan
utama sebagai pedagang tiga orang (7,50 persen), buruh bangunan satu orang (2,50
persen), buruh tani satu orang (2,50 persen), supir angkot/ojek satu orang (12,50 persen),
enam orang (15,00 persen) perangkat desa dan dua orang lainnya (5,00 persen) memiliki
masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan sampingan. Artinya, masyarakat desa hanya
memiliki pekerjaan utama sebagai petani. Faktor penyebabnya adalah (1) Tidak ada
keahlian lain yang mereka miliki selain bertani, (2) Tidak punya modal dan (3) Faktor
usia yang sudah tua. Seperti keterangan Bapak DD (62 tahun) berikut ini:
Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa tiga responden (7,50 persen) memiliki
persen) pendapatannya berada diantara Rp. 500.000,- hingga Rp. 1.000.000,- dan 14