Anda di halaman 1dari 8

BAB II

DESKRIPSI WILAYAH

A. Letak Geografis
1. Batas Wilayah dan Orbitasi
Gambaran umum Desa Guwosari yang berada di Kecamatan
Pajangan, secara administrasi dibatasi :
- Sebelah Utara : Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan
- Sebelah Timur : Desa Bantul, Kecamatan Bantul
- Sebelah Selatan : Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak
- Sebelah Barat : Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan
Dengan orbitasi : jarak ke ibukota Kecamatan Pajangan 6 km,
jarak ke ibukota Kabupaten Bantul 5 km dan jarak ke ibukota Provinsi
15 km.
Uraian berikut pada hakekatnya menggambarkan potret desa
secara eksisting berserta persoalannya untuk dikaji lebih jauh dalam
rangka pengembangan desa di masa depan.
Desa Guwosari dibagi menjadi 15 (lima belas) Pedukuhan,
yaitu :
1. Pedukuhan Kentolan Lor 9. Pedukuhan Dukuh
2. Pedukuhan Kembang Putihan 10. Pedukuhan Gandekan
3. Pedukuhan Kentolan Kidul 11. Pedukuhan Iroyudan
4. Pedukuhan Pringgading 12. Pedukuhan Santan
5. Pedukuhan Karangber 13. Pedukuhan Kadisono
6. Pedukuhan Kalakijo 14. Pedukuhan Watugedug
7. Pedukuhan Kedung 15. Pedukuhan Kembang Gede
8. Pedukuhan Bungsing

9
2. Kondisi Alam dan Tata Guna Lahan
Secara topografi Desa Guwosari merupakan daerah dataran
rendah dan dataran tinggi dengan ketinggian berkisar 84 m di atas
permukaan air laut, suhu rata-rata 23-32 derajat Celcius dan
banyaknya curah hujan 1930 mm/tahun. Berdasarkan tipologi (sumber
daya alam) Desa Guwosari mempunyai luas wilayah : 810.011,00 Ha
(sawah pengairan ½ teknis 25.6320 Ha, sawah tadah hujan 51.3560
Ha, tanah tegalan 403.1530 Ha dan tanah pekarangan 967.3599 ha),
yang terdiri dari :
a. Persawahan
b. Perladangan
c. Perkebunan
d. Peternakan
e. Kerajinan dan industri kecil
f. Jasa dan perdagangan
g. Perumahan
Sedangkan keadaan tanah di Desa Guwosari merupakan
tanah liat sampai berpasir; warna tanah : hitam dan putih serta wilayah
pegunungan hampir mencapai 1/3 (sepertiga bagian) dari seluruh
wilayah dan berada di bagian barat.

B. Keadaan Demografis
Desa Guwosari dengan 1.539 KK (Kepala Keluarga) sebaran
penduduknya cenderung tidak merata. Dominasi kepadatan penduduknya
lebih cenderung bermukim secara berkelompok, kawasan permukiman
lebih terkonsentrasi di ibukota kecamatan maupun ibukota desa. Di
beberapa kawasan mulai dibangun perumahan (real estate) yang mana
berpengaruh pada jumlah penduduk yang berdomisili di Desa Guwosari.
Adapun keadaan penduduk Desa Guwosari dapat digambarkan
pada beberapa tabel berikut ini :

10
Tabel 2.1.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Keterangan Jumlah (jiwa) Persentase (%)


1. Laki-laki 6.060 50,91
2. Perempuan 5.844 49,09
Total 11.904 100,00
Sumber : Monografi Desa Sem I, 2017

Tabel 2.2.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

No. Keterangan Jumlah (jiwa) Persentase (%)


1. 0 – 15 tahun 2.575 22,91
2. 16 – 65 tahun 7.693 68,46
3. 66 tahun ke atas 969 8,63
Total 11.237 100,00
Sumber : Monografi Desa Sem I, 2017

Tabel 2.3.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No. Keterangan Jumlah Persentase


(jiwa) (%)
1. PNS 157 1,17
2. TNI/Polri 81 0,60
3. Karyawan Swasta 1.530 11,35
4. Wiraswasta/pedagang 1.024 7,60
5. Petani 3.302 24,50
6. Tukang 1.265 9,39
7. Buruh Tani 1.846 13,70
8. Pensiunan 48 0,36
9. Peternak 569 4,22
10. Jasa 1.469 10,90
11. Pengrajin 1.197 8,88
12. Pekerja Seni 28 0,21
13. Lainnya 755 5,60
14. Tidak bekerja/menganggur 205 1,52
Total 13.476 100,00
Sumber : Monografi Desa Sem I, 2017

11
Tabel 2.4.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Keterangan Jumlah (jiwa) Persentase (%)


1. Taman Kanak-Kanak 1.245 26,91
2. SD/sederajat 1.070 23,13
3. SMP/sederajat 1.154 24,94
4. SMA/SMK 793 17,14
5. Akademi/D1-D3 188 4,06
6. Sarjana 162 3,50
7. Pascasarjana 15 0,32
Total 4.627 100,00
Sumber : Monografi Desa Sem I, 2017

C. Keadaan Sosial
Pada dasarnya Desa Guwosari hampir sama dengan penduduk-
penduduk di wilayah desa di Bantul. Namun yang menarik sekaligus
yang membedakan desa ini dengan desa lain adalah timbulnya usaha-
usaha ekomomi produktif baik kuliner, kerajinan maupun yang
mendukung pariwisata. Di samping sudah mulai berkembangnya
beberapa bentuk pekerjaan sampingan maupun utama selain bertani,
mereka yang bekerja sebagai buruh pun memanfaatkan waktunya dengan
membuat beberapa kerajinan.

D. Sarana Prasarana
Sarana prasarana di Desa Guwosari sebagian besar sudah memadai,
baik sarana prasarana infrastruktur, tempat ibadah, gedung sekolah dan
lain sebagainya. Adapun sarana dan prasarana yang ada di lingkup Desa
Guwosari adalah sebagai berikut (Sumber : Monografi Sem I, 2017) :
a. Kantor Desa : Permanen
b. Prasarana Kesehatan
1) Puskesmas : Ada
2) Poskesdes : 1 unit
3) UKBM (Posyandu/Polindes) : 19 unit
c. Prasarana Pendidikan
1) Perpustakaan Desa : 1 unit

12
2) Gedung Sekolah PAUD : Ada
3) Gedung Sekolah TK : 10 unit
4) Gedung Sekolah SD : 7 unit
5) Gedung Sekolah SMP : 1 unit
6) Gedung Sekolah SMA : 1 unit
d. Prasarana Ibadah
1) Masjid : 22 unit
2) Mushola : 28 unit
e. Prasarana Umum
1) Olahraga : 2 unit
2) Kesenian/Budaya : 30 unit
3) Balai Pertemuan : 2 unit
4) Sumur Desa : 2 unit

E. Deskripsi Pedukuhan Kembang Putihan


1. Batas Wilayah dan Kondisi Geografis
Pedukuhan Kembang Putihan merupakan sebuah pedukuhan
yang berada di wilayah Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan,
Kabupaten Bantul, yang terdiri dari 6 RT, dengan 4 RT asli warga
Kembang Putihan dan 2 RT warga Perumahan, dengan luas wilayah
125 ha, pemukiman 75 ha, tegalan 30 ha, pekarangan 20 ha.
Adapun batas-batas wilayah pedukuhan Kembang Putihan
adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan
- Sebelah Selatan : Pedukuhan Kentolan Lor dan Watugedug
- Sebelah Barat : Pedukuhan Pringgading
- Sebelah Timur : Sungai Bedog
Secara topologi keadaan pedukuhan Kembang Putihan terdiri
dataran rendah rendah dan perbukitan.
2. Orbitasi
Jarak tempuh dari Pedukuhan ke Pusat Desa : 3 km
Jarak tempuh dari Pedukuhan ke Pusat Kecamatan : 10 km

13
Jarak tempuh dari Pedukuhan ke Pusat Kabupaten : 5 km
Jarak tempuh dari pedukuhan ke Pusat Propinsi : 13 km
3. Potensi yang ada di Pedukuhan Kembang Putihan
- Organisasi Himpunan Pemuda Pemudi Kembang Putihan
Organisasi kepemudaan atau yang bisa juga disebut karang taruna di
tingkat dusun ini diberi nama 'Himpunan Pemuda Pemudi Kembang
Putihan' yang kemudian disingkat menjadi HIMAMIKE. Selain
melakukan rapat rutin, organisasi ini juga merupakan wadah bagi
para pemuda dan pemudi dalam beraktifitas. Tujuan utama
organisasi ini adalah untuk mempererat komunikasi antar anggota
dan antara anggota dengan orang tua. Selain itu, organisasi ini juga
menjadi filter bagi kebudayaan asing yang akan masuk ke ranah
lokal. Modal sosial yang kuat telah mampu menjadikan organisasi
ini sebagai basis sosial kemasyarakatan yang mampu menjaga tradisi
dan nilai-nilai lokal yang ada di dalam tatanan sosial
kemasyarakatan.
- Persatuan Sepak Bola
Di Pedukuhan Kembang Putihan ini juga terdapat sebuah persatuan
sepak bola yang pernah berjaya di tingkat lokal Kabupaten Bantul
pada era akhir 70-an dan kisaran tahun 80-an, PS Gora. Nama ini
diambil dari singkatan 'Guwosari Utara'. Persatuan sepakbola ini
berada di bawah naungan PSSI Pengcab Bantul dan merupakan satu-
satunya persatuan sepak bola dari Kecamatan Pajangan yang
mengikuti kompetisi divisi I PSSI Pengcab Bantul.
- Wisata Goa Selarong
Obyek wisata Goa Selarong dan situs sejarah perjuangan Pangeran
Diponegoro tersebut berada di Pedukuhan Kembang Putihan. Tidak
hanya goa, secara keseluruhan situs sejarah ini meliputi Sendang
Manik Moyo, Sendang Pitu, dan Umpak. Di musim penghujan,
dapat menikmati pemandangan air terjun dengan tinggi kurang lebih
30 meter di sebelah barat Goa Kakung (Goa Selarong terdiri dari 2
goa, Goa Kakung dan Goa Putri).

14
Gua Selarong sekarang merupakan objek wisata dengan dilengkapi
area bumi perkemahan. Objek ini berlokasi sekitar 14 km arah
selatan Kota Yogyakarta, di puncak bukit yang ditumbuhi
banyak pohon. Di sekitar Gua Selarong juga sedang dikaji
pengembangan objek agrowisata dengan klengkeng sebagai daya
tarik utama.
- Kesenian Karawitan
Di Pedukuhan Kembang Putihan setiap malam Kamis, pengunjung
dapat menikmati kesenian karawitan atau musik tradisional Jawa di
rumah salah satu penduduk Kembang Putihan. Di tempat tersebut,
rutin setiap Rabu malam diadakan latihan karawitan untuk
masyarakat Kembang Putihan dan sekitarnya.
Karawitan adalah seni suara daerah baik vokal atau instrumental
yang mempunyai klarifikasi dan perkembangan dari daerahnya itu
sendiri. Karawitan berasal dari bahasa Jawa rawit berarti rumit,
berbelit–belit, tetapi rawit juga berarti halus, indah-indah.
Sedangkan kata ngrawit berarti suatu karya seni yang memiliki sifat-
sifat yang halus, rumit, dan indah. Kata karawitan khususnya dipakai
untuk mengacu kepada musik gamelan, musik Indonesia yang
bersistem nada nondiatonis (dalam laras slendro dan pelog) yang
garapan-garapannya menggunakan sistem notasi, warna suara, ritme,
memiliki fungsi, pathet dan aturan garap yang tampak nyata dalam
sajian gending, baik itu yang berbentuk sajian instrumentalia,
vokalia dan campuran yang indah didengar. mengandung nilai-nilai
historis dan filsofis bagi bangsa Indonesia, maupun asesoris lainnya.
- Kerajinan
Kerajinan yang ada di Pedukuhan Kembang Putihan antara lain
adalah :
1. Kerajinan Sarung Keris
2. Kerajinan Topeng
3. Kerajinan Kayu Sanggar Diponegoro
4. Kerajinan Tumbu

15
5. Kerajinan Kipas
6. Kerajinan Bubut Kayu
7. Kerajinan Kayu Mulyo Handycraft
8. Kerajinan Kayu Sanggar Selarong Indah
- Tanaman Buah
Tanaman buah yang ada di Pedukuhan Kembang Putihan ini banyak
sekali potensi yang dapat digali dan sumber daya alam yang menjadi
khas daerah ini adalah Buah Jambu Klutuk dan Sawo.
- Kelompok Ternak Kambing “Makmur”
Jumlah anggota : 20 orang

16

Anda mungkin juga menyukai