Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) merupakan program mata
kuliah mahasiswa Fakultas Imu Budaya Universitas Brawijaya untuk bekerja
langsung sesuai ilmu yang telah dipelajari. Program tersebut memadukan teori
selama mengikuti perkuliahan dan menerapkannya ke dalam institusi yang
telah dipilih atau bekerjasama kepada pihak terkait, yakni Desa Pandesari.
Mahasiswa diharapkan dapat merealisasikan disiplin ilmu yang masih
terpaut dalam tataran teoritis secara praktis lewat penerapan secara umum dan
meluas. Realisasi tersebut berdasarkan pada Tri Dharma Perguruan Tinggi dan
semangat sivitas akademika dalam mengabdikan diri kepada masyarakat.
Langkah praktis harus terlaksana sebaik dan sesederhana mungkin agar
masyarakat desa mampu memahami pengerjaannya. Pelaksanaan ini sebisa
mungkin memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Setidaknya masyarakat pedesaan akan menerima berkah untuk memudahkan
pekerjaan mereka. Manfaat tersebut tentunya harus memihak kepada
kepentingan desa terutama masyarakat yang memerlukan penyebarluasan
informasi potensi wisata Desa Pandesari kepada masyarakat global.
Potensi wisata dalam bentuk kesenian dan kebudayaan selain dapat
menaikkan taraf pendapatan masyarakat juga dapat menumbuhkan kreatifitas
masyarakat setempat untuk mengembangkan mereka. Agar kesenian dan
produk kebudayaan tersebut dapat menyebar luas, publikasi adalah salah satu
jalannya. Penyebarluasan informasi ini akan menaikkan citra Desa Pandesari.
Masyarakat pun mendapat keuntungan yang berdampak luas untuk
menambahkan mata pencaharian masyarakat desa selain bertani dan berternak.
Bagi mahasiswa sendiri, KKN-T menuntut kesadaran mahasiswa agar
mampu bertindak secara tepat dalam mengatasi berbagai kendala selama
melaksanakan program. Mahasiswa juga sejauh mungkin bisa memahami

1
secara mendalam makna pengabdian diri lewat kesukarelaan bekerja,
membagikan pengetahuan dan kreatifitas secara kolektif tanpa menuntut
sesuatu yang lebih kepada dirinya.
Pengerjaan bersama-sama seluruh program kerja adalah usaha
memperdalam watak sosial terhadap kepribadian mahasiswa. Selama
mengerjakan program kerja, mahasiswa memperkuat daya nalar masing-
masing untuk memberi ide secara langsung dan terbuka. Masing-masing
mahasiswa mendapatkan kesempatan menyampaikan gagasan dan
memusyawarhkannya sebelum mengambil keputusan. Maka, KKN-T mampu
menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan mau berkembang dalam
memetakan potensi wisata Desa Pandesari.

1.2 Tujuan Penyelenggaraan KKN-T di Desa Pandesari


1.2.1 Tujuan Umum
Secara umum, Tim KKN-T Kelompok IV di Desa Pandesari mempunyai
tujuan:

a. Melaksanakan mata kuliah wajib KKN


b. Membantu dan mengembangkan potensi wisata yang telah ada di Desa
Pandesari
c. Mendorong terpeliharanya infrastruktur sosial berdasarkan kearifan
budaya lokal, sehingga mampu melestarikan kesenian tradisional sebagai
aset wisata yang mutlak

1.2.2 Tujuan Khusus


Secara khusus, Tim KKN-T Kelompok IV di Desa Pandesari mempunyai
tujuan:

a. Memetakan potensi wisata di Desa Pandesari


b. Mengidentifikasi seni dan budaya masyarakat untuk dioptimalkan sebagai
potensi wisata

2
c. Memfasilitasi promosi kelompok masyarakat yang terlibat dalam kesenian
dan kebudayaan dalam bentuk publikasi pada sosial media, pembuatan
blog dan bekerjasama dengan agen wisata
d. Mendokumentasikan tradisi lisan Desa Pandesari
e. Membentuk kelompok belajar untuk Forum Anak usia SD di Desa
Pandesari terutama Dusun Krajan.

3
BAB II
METODOLOGI PELAKSANAAN KKN TEMATIK II DESA PANDESARI

2.1 Lokasi dan Waktu (Demografi dan Geografi)

a. Demografi Umum
Jumlah penduduk Desa Pandesari pada tahun 2015 secara keseleruhan
berangka 10.390 jiwa, yang terdiri dari 5.390 jiwa laki-laki dan 5.000 jiwa
perempuan. Jumlah tersebut terbagi dalam 2.780 Kepala Keluarga (KK), yang
terdiri dari jumlah KK laki-laki sebanyak 2.510 KK dan jumlah KK perempuan
sebanyak 270 KK.
Sebagian besar penduduk masuk dalam kategori penduduk usia
produktif dan menempati persentase terbesar. Namun demikian, masih banyak
dari usia produktif tersebut belum memiliki pekerjaan maupun usaha yang
mapan. Hal ini juga menjadi persoalan yang harus segera terselesaikan,
mengingat banyaknya pengangguran juga dapat memicu timbulnya berbagai
persoalan sosial lainnya seperti kenakalan remaja dan sebagainya.

b. Letak Geografis Desa Pandesari


Desa Pandesari merupakan wilayah yang secara geografis berada pada
dataran tinggi, memiliki pegunungan dan lahan persawahan yang luas. Letak
Desa Pandesari berada di antara Kodya Batu dan desa lain yang juga termasuk
wilayah Kecamatan Pujon dan desa yang termasuk wilayah Kabupaten Malang.
Luas wilayah Desa Pandesari keseluruhan adalah 591.170 Hektar (Ha). Lebih
jelasnya mengenai komposisi penggunaan lahan di Desa Pandesari dapat
dilihat dari tabel berikut:
No Penggunaan Lahan Luas (Ha)
1 Pemukiman penduduk 93
2 Luas persawahan 96,86
3 Luas perkebunan 6
4 Luas Kuburan 2,451

4
5 Luas pekarangan 26,39
6 Luas taman 1,5
7 Luas perkantoran 0,93
8 Tegalan 231,54
9 Luas prasaran umum lainnya 132,499
Total luas wilayah 591,170

2.1.1 Gambaran Peta Desa


Desa Pandesari terletak di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang,
Jawa Timur. Desa Pandesari terbagi dalam lima dusun:
1. Dusun Krajan
2. Dusun Sebaluh
3. Dusun Jurangrejo
4. Dusun Maron Sebaluh
5. Dusun Gesingan

5
Dari peta Desa Pandesari di atas, letak atau lokasi dari lima dusun
tersebut bisa dilihat dari penjelasan berikut :
 Warna biru merupakan lokasi Dusun Krajan. Dusun Krajan meliputi
wilayah RW 01 dan RW 07.
o RW 01 Dusun Krajan terdiri dari : RT. 11, 12, 13, 14, 15, 32,
33,34, 47 dan 48.

6
o RW 07 Dusun Krajan terdiri dari : RT. 09, 10, 35, 36, 37, 38, 39,
40 dan 41.

 Warna kuning merupakan lokasi Dusun Sebaluh. Dusun Sebaluh meliputi


wilayah RW 04, RW 05.
o RW 04 Dusun Sebaluh terdiri dari : RT. 16, 17, 18, 19, 20 dan 30.
o RW 05 Dusun Sebaluh terdiri dari : RT. 21, 22, 23, 24 dan 25.

 Warna hijau merupakan lokasi Dusun Jurangrejo Dusun Jurangrejo


meliputi wilayah RW 02 yang terdiri dari sembilan RT yaitu : RT. 01, 02,
03, 04, 05, 06, 42, 43 dan 44.

 Warna ungu merupakan lokasi Dusun Maron Sebaluh. Dusun Maron


Sebaluh meliputi wilayah RW 06 yang terdiri dari enam RT yaitu : RT. 26,
27, 28, 29, 31, 46
 Warna merah yang ditunjukkan dalam peta merupakan lokasi Dusun
Gesingan. Dusun Gesingan meliputi wilayah RW 03 yang terdiri dari tiga
RT yaitu : RT. 07, 08, 45

2.1.2 Batas Wilayah


Batas Wilayah Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Wiyurejo kec. Pujon dan Perhutani
Kec. Pujon
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Perhutani kec. Pujon
 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pujonlor Kec. Pujon
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Batu

7
2.1.3 Struktur Pemerintahan Desa
Susunan perangkat Desa Pandesari kecamatan Pujon Kab Malang adalah
sebagai berikut:
1. H. Lukman Hakim, S.PdI menjabat sebagai Kepala Desa
2. Umar Usman menjabat sebagai Modin
3. Suyono, S.Pd menjabat sebagai Kaur Umum
4. Suwaji menjabat sebagai Kebayan
5. Sumardi menjabat sebagai Kuwowo
6. Suprawito menjabat sebagai Kaur Keuangan
7. Sukrisno menjabat sebagai Kepetengan
8. Supriono menjabat sebagai Kepala Dusun Krajan
9. Imam Basori menjabat sebagai Kepala Dusun Sebaluh
10. Palil menjabat sebagai Kepala Dusun Jurangrejo
11. Abdul Rohim menjabat sebagai Kepala Dusun Maron Sebaluh
12. Mujiono menjabat sebagai Kepala Dusun Gesingan

2.1.4 Jumlah Penduduk dan Mata Pencaharian


Total penduduk Desa Pandesari tahun 2015 berjumlah 10.214 jiwa,
dengan 5.279 jiwa adalah laki-laki dan 4.935 jiwa adalah perempuan.
Jumlah penduduk terbagi dalam 2.723 KK yang merupakan jumlah terbesar
di wilayah Pujon.
Mayoritas penduduk Desa Pandesari bermatapencaharian sebagai
petani sayur. Hal ini tidak terlepas dari kondisi pertanahan di wilayah Desa
Pandesari cukup subur, lembab dan berada pada dataran tinggi. Selain
bekerja sebagai petani sayur, penduduk lainnya beternak sapi perah. Mereka
lebih banyak memilih beternak sapi perah daripada sapi penggemuk karena
beberapa keuntungan.
Umumnya para petani sayur juga berternak sapi. Kedua pekerjaan
ini saling melengkapi satu sama lain. Apabila hasil sayuran jelek, maka
petani memakai sayuran tersebut sebagai pakan ternak. Selain itu petani
memanfaatkan sebagian lahannya untuk menanam rumput gajah sebagai

8
pakan sapi. Setiap pagi dan sore mereka memerah sapi lalu
mendistribusikan hasil perahannya ke koperasi desa.
Sebagian penduduk Pandesari juga menjadi pegawai negeri, baik
sebagai pegawai pemerintahan daerah/kantor, guru, dan sebagainya. Selain
itu beberapa memiliki pabrik pembuatan pupuk anorganik yang sudah
didistribusikan sampai ke luar Jawa. Pabrik tersebut dapat menyerap ± 150
tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran di Desa Pandesari. Pada
tahun ini penduduk Desa Pandesari memanfaatkan limbah kotoran ternak
sebagai biogas yang digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak.

2.1.5 Waktu Pelaksanaan


Laporan kerja KKN-T Universitas Brawijawa tahap ke-4 tahun 2016
mengacu kepada pelaksanaan program kerja selama 25 hari terhitung mulai
tanggal 18 Januari sampai 14 Februari 2015. Program kerja dilaksanakan
pada hari aktif Senin-Jum’at dan Sabtu-Minggu untuk melaksanakan
program tambahan dan kegiatan masyarakat desa. Mempermudah program
kerja, tim menyewa rumah salah seorang warga desa.
Selama minggu pertama, tim KKN-T melakukan pengenalan diri
kepada perangkat desa dan dusun serta masyarakat sekitarnya. Bersamaan
dengan itu, tim juga menggunakan kesempatan ini untuk memulai observasi
dan mempelajari program tim KKN-T terdahulu. Penyusunan program kerja
memang tidak dapat lepas dari saran dan rekomendasi tim KKN-T
terdahulu.
Minggu kedua sampai pada minggu terakhir pelaksanaan KKN-T di
Desa Pandesari, tim melaksanakan program kerja secara terstruktur ke
masing-masing dusun. Sesuai informasi pihak kampus FIB yang memajukan
pelaksanaan KKN-T, tim KKN-T Kelompok IV tidak menetap selama 30
hari di Desa Pandesari. Hal ini mengingat lima hari yang tersisa merupakan
jadwal aktif perkuliahan.

9
2.2. Metode Pelaksanaan Program
2.2.1 Program Kerja Utama
Tim KKN-T Kelompok IV memiliki program kerja utama yakni pemetaan
poternsi wisata seni, religi, dan budaya. Tim terlebih dahulu mencari tahu
perkembangan program pemberdayaan tim KKN-T sebelumnya ke masing-
masing dusun di Desa Pandesari. Langkah selanjutnya, tim menyusun program
tersebut secara teknis untuk dikembangkan, dilanjutkan atau diperbaiki.
Dalam tahap awal observasi, tim mengamati bahwa Dusun Sebaluh
berpeluang besar untuk dikembangkan. Keragaman budaya, agama dan sistem
kepercayaan, bentangan pegunungan, persawahan, sertaberagam suku yang ada di
dusun ini merupakan anugerah tersendiri bagi keberlangsungan hidup
masyarakatnya. Keadaan ini berbeda dari keempat dusun yang ada di Desa
Pandesari, bahkan dari desa lainnya yang masuk dalam wilayah administratif
Kecamatan Pujon.
Dari semua dusun yang telah diamati, Desa Pandesari mempunyai potensi
wisata seni, budaya dan religi. Potensi wisata ini akan menambah ragam wisata
Desa Pandesari ke depannya, mengingat selama ini Desa Pandesari sangat
bergantung kepada wisata alam. Tim KKN-T sebelumnya pun telah memetakan
potensi wisata alamnya, yakni Sumber Waras dan Ringin Kembar.
Untuk mengembangkan potensi wisata kesenian, religi dan kebudayaan,
tim KKN-T Kelompok IV memprioritaskan program kerja berakhir pada
dokumentasi dan publikasi masing-masing kegiatan dan kelompok masyarakat
desa yang termasuk di dalamnya. Dokumentasi dan publikasi dipilih setelah tim
tim KKN-T Kelompok IV berkoordinasi dengan Dosen Pembimbing Lapangan
(DPL), Kepala Desa dan mufakat dari rapat internal tim sendiri.
Setelah berhasil melakukan dokumentasi dan publikasi, Tim KKN-T
Kelompok IV membantu pemasaran kepada salah satu agen wisata. Dengan
kerjasama ini, Tim KKN-T berharap Desa Pandesari mendapat banyak wisatawan
agar dapat menggerakkan kembali pekerjaan sampingan beberapa penduduk
dengan menawarkan jasa transportasi bagi wisatawan.

10
2.2.2 Program Tambahan
Program tambahan merupakan program kerja di luar program kerja utama
Program ini dipilih dengan harapan hasil kerja memberikan manfaat dalam
memenuhi kebutuhan Desa Pandesari.

a. Dokumentasi Tradisi Lisan

Desa Pandesari menyimpan cerita rakyat dan legenda yang selama ini
hanya dituturkan oleh para sesepuh. Tidak ada satupun catatan tertulis mengenai
legenda dari Desa Pandesari ini. Maka, agar memudahkan masyarakat setempat
mengetahui legenda tersebut, Tim KKN-T Kelompok IV merangkum cerita lisan
tersebut ke dalam sebuah tulisan

b. Pembuatan Peta Desa Digital Dusun Gesingan

Untuk memperbarui peta ke dalam blog dusun, Tim KKN-T membuat


sebuah peta digital untuk dimasukkan ke dalam blog tersebut. Pembaruan ini
dikerjakan mengingat Kepala Dusun Gesingan ingin membuat sebuah simbol
pada beberapa lokasi dan tempat di Dusun Gesingan.

2.2.3 Metode Pelaksanaan Program Kerja


Metode pelaksanaan program kerja KKN-T Kelompok IV Desa Pandesari
turut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat Desa Pandesari. Selain itu, Tim
KKN-T Kelompok IV juga memeriksa kondisi terakhir Karang Taruna dan
kelompok seni yang berada di Desa Pandesari. Setelah mendapat gambaran jelas
kegiatan masyarakat, Tim KKN-T Kelompok IV melakukan wawancara terhadap
pihak terkait agar mendapat jawaban berimbang dan objektif termasuk peluang
yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kegiatan masyarakat tersebut
menjadi potensi wisata Desa Pandesari.
a. Observasi
Tim mengobservasi seluruh dusun di Desa Pandesari untuk mengenali
wilayah Desa Pandesari dan kegiatan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, tim
terlebih dahulu mempelajari kondisi desa dari laporan terdahulu dan diskusi awal

11
bersama kepala desa, perangkat desa dan masyarakat sekitar. Selanjutnya, waktu
dalam observasi dilakukan sistematis setiap minggunya. Pada minggu pertama,
dusun pertama yang diobservasi adalah Dusun Krajan, lokasi rumah tinggal Tim
KKN-T Kelompok IV, selanjutnya Dusun Gesingan, Dusun Jurangrejo, Dusun
Sebaluh, dan terakhir Dusun Maron Sebaluh.
Ke setiap dusun, anggota tim melakukan observasi bersama-sama tanpa
perlu membagi anggota ke dalam kelompok kecil-kecil. Langkah ini diambil agar
masing-masing anggota mendapat kesamaan informasi tentang keadaan seluruh
dusun juga untuk merekatkan kembali solidaritas kelompok. Observasi meliputi
atraksi alam, adat-istiadat, bangunan yang dikeramatkan atau disucikan, produk
dan kegiatan kesenian, religi dan budaya.

b. Wawancara
Setelah mengumpulkan hasil obervasi, tim kemudian mencatatnya.
Wilayah kerja dipersempit. Selanjutnya, Tim KKN-T Kelompok IV dibagi ke
dalam lima kelompok menurut masing-masing dusun. Kelompok memiliki tugas
untuk mewawancarai kepala dusun, sesepuh desa atau tokoh masyarakat, ketua
Karang Taruna dan ketua organisasi kesenian. Wawancara dilakukan sesuai
kebutuhan kelengkapan data dari masing-masing objek yang ingin didokumentasi
dan dipublikasikan.
Nama Dusun Objek/ Atraksi Narasumber
Jurangrejo Sumber Waras Kepala Dusun, Ketua RT
Ringin Kembar 01
Bersih Dusun Kepala Dusun, Ketua RT
01
Kepala Dusun
Krajan Pengrajin Wayang Sukarno
Reog dan Campursari Kepala Dusun
Sebaluh Sahabat Tani Kepala Dusun
Leang Leong Arif, anggota organisasi

12
Tari Sanduk Pak Wajib Abraham,
Petilasan Ki Ageng Mbah Eko
Mangir Pak Wajib Abraham,
Mbah Warsino
Maron Sebaluh Terbangan dan Ketua Karang Taruna,
Shalawatan anggota Karang Taruna
Gesingan Pembuatan Peta Dusun Kepala Dusun

c. Dokumentasi dan Publikasi


Dalam proses wawancara dan pencarian data, masing-masing kelompok
juga melakukan dokumentasi terhadap objek atau atraksi. Tim KKN-T juga
melakukan dokumentasi terhadap tradisi lisan berupa cerita turun temurun dari
tokoh masyarakat atau sesepuh desa.
Dokumentasi, baik berupa tulisan dari masing-masing kelompok maupun
dokumentasi gambar, kemudian dipublikasi ke laman blog
wisatadesapandesari.blogspot.com. Laman blog ini merupakan ciptaan baru Tim
KKN-T Kelompok IV. Publikasi melalui laman daring ini mengikuti tren
penggunaan blog bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

d. Pemasaran
Selain membuat dokumentasi dan publikasi, Tim KKN-T Kelompok IV
membantu pemasaran Sahabat Tani kepada salah satu agen wisata. Kerjasama ini
merupakan bentuk konkrit pengembangan potensi wisata yang selama ini sedikit
mendatangkan wisatawan ke desa.

13
BAB III
HASIL PENYELENGGARAAN KKN TEMATIK IV DESA PANDESARI

3.1 Laporan Awal


Seluruh anggota Tim KKN-T Kelompok IV memperkenalkan diri dan
bersosialisasi tentang Kuliah Kerja Nyata (KKN-T) FIB UB yang pertama kali
diterima oleh Kepala Desa Pandesari Lukman Hakim dan perangkat desa lainnya
di Balai Desa Pandesari. Perkenalan ini juga dimanfaatkan setiap anggota untuk
mengetahui perkembangan terakhir Desa Pandesari dan kemajuan program-
program pengembangan potensi wisata dari Tim KKN-T sebelumnya. Pada hari
berikutnya, Tim KKN-T Kelompok IV melanjutkan lagi sosialisasi ke masing-
masing kepala dusun: Krajan, Gesingan, Jurangrejo, Sebaluh dan Maron Sebaluh.
Sama seperti pertemuan awal, kunjungan ini bertujuan agar tim memperoleh
informasi mengenai perkembangan dan kemajuan program-program dari Tim
KKN-T sebelumnya.
Tim KKN-T Kelompok IV kemudian mendiskusikan setiap informasi
dusun yang diperoleh. Selain informasi dari Kepala Dusun, Tim KKN-T
kelompok IV juga membaca Laporan KKN-T Kelompok II periode Maret-Mei
2015. Dari rekomendasi yang dituliskan dalam laporan dan hasil diskusi dengna
Kepala Desa, menambah program kerja baru terkait dokumentasi dan publikasi,
serta pemasaran agar dapat mencapai hasil maksimal.
Potensi wisata di Desa Pandesari meliputi wisata alam, seni, religi dan
budaya. Dari seluruh potensi ini, Tim KKN-T Kelompok IV memberikan fokus
kerja hanya pada pemetaan potensi wisata seni, religi dan budaya agar
menggairahkan kembali aktivitas organisasi Karang Taruna yang selama ini
kurang memiliki produktivitas dalam melanjutkan kegiatan seni, religi dan
budaya. Pemetaan dirasa perlu agar keberadaan Desa Pandesari yang ragam seni,
religi dan budaya mudah dikenal oleh masyarakat luas. Untuk masyarakat desa
sendiri, dokumentasi dan publikasi berbagai kegiatan masyarakat dibutuhkan
untuk menunjukkan kepada masyarakat Desa Pandesari tentang semangat
pluralisme yang ada di desanya.

14
Di samping itu, di Dusun Sebaluh ada sebuah kelompok bernama Sahabat
Tani. Kelompok ini melakukan kerjasama dengan pihak pemasaran Coban Rondo.
Kerja sama tersebut berada dalam satu paket wisata Air Terjun Coban Rondo dan
kunjungan ke kebun jambu milik warga Dusun Sebaluh.

3.1.1 Kesenian, Religi dan Kebudayaan di Desa Pandesari


Kelima dusun di Desa Pandesari memiliki tradisi dan kebiasaan berbeda-
beda. Di Dusun Sebaluh ada organisasi Leang Leong dan Barongsai, sebuah
punden atau petilasan Ki Ageng Mangir dan legenda mengenai asal-usul Desa
Pandesari. Masyarakat di sini menganut lima agama, yakni Islam, Kristen,
Katolik, Hindu dan Buddha serta sistem kepercayaan lainnya. Dalam
keberagaman kepercayaan tersebut, masyarakat ternyata hidup saling membaur
satu sama lain tanpa membedakan agama dan suku masing-masing. Sebagai
contoh, dalam memberi penghormatan terhadap salah seorang warga dusun yang
meninggal dunia, seluruh warga dusun akan menghadiri proses pemakamannya.
Warga tidak memperdulikan prosesi tersebut dilaksanakan dengan tata cara
keagamaan tertentu. Bagi warga yang kebetulan sedang bekerja, sejenak dia
meninggalkan pekerjaannya untuk pergi melayat ke rumah duka. Kebiasaan ini
secara turun-temurun masih berlangsung sampai saat ini.
Petilasan Ki Ageng Mangir merupakan salah satu tempat yang dianggap
sakral oleh masyarakat Desa Pandesari. Menurut juru kunci petilasan, Mbah
Warsino, tempat ini dianggap banyak orang sebagai asal mula lahirnya Desa
Pandesari sekarang ini. Beberapa wisatawan yang percaya terhadap tradisi leluhur
sering berkunjung untuk memanjatkan permohonannya. Kepercayaan ini tidak
lepas dari cerita pertapaan Ki Ageng Mangir yang diyakini merupakan Putra
Keraton Surakarta semasa Kerajaan Mataram. Mayoritas wisatawan berasal dari
provinsi D.I Yogyakarta dan Jawa Tengah. Tim KKN-T Kelompok IV kemudian
menyusun kisah ini ke dalam sebuah cerita tulis.
Di petilasan ini pula terdapat beberapa batu yang memuat catatan
berhurufkan Jawa Kuno. Mengenai tafsiran dari batu tersebut, sampai sekarang ini
para ahli dan peneliti belum berhasil mengartikan catatan tersebut. Dalam bidang

15
kesenian lainnya, dusun ini mempunyai Tari Sanduk yang sejarahnya berasal dari
Pulau Madura dan dimainkan oleh warga dusun bersuku Madura. Namun
demikian, tidak menutup kemungkinan warga bukan bersuku Madura
berpartisiapsi dalam tarian ini.
Di Dusun Jurangrejo, setiap tahun masyarakat dusun melaksanakan
kegiatan Bersih Dusun. Kegiatan ini rutin dilaksanakan dengan maksud Dusun
Jurang Rejo aman dari segala marabahaya. Kegiatan dilaksanakan pada hari Sabtu
Kliwon di bulan Rajjab. Pada umumnya penduduk Jurang Rejo merupakan
pemeluk agama Islam yang masih berpegang teguh kepada ajaran-ajaran leluhur
Jawa. Amal ibadahnya menyesuaikan dengan ajaran Wali Songo, dalam hal ini
salah satu tokoh yang dimaksud adalah Sunan Kalijaga.
Desa Pandesari memang memiliki jadwal rutin untuk kegiatan keagamaan.
Karena mayoritas penduduk beragama Islam, maka kegiatan keagamaan Islam
banyak dijumpai pada setiap hari Jum’at dan Minggu. Kegiatan keagamaan ini
banyak dilakukan di Dusun Maron Sebaluh, seperti Terbangan dan Shalawatan
terutama dilakukan oleh Karang Taruna Dusun. Tak pelak bila masyarakat Dusun
Maron Sebaluh dikenal bersifat religiutas. Tidak semua Karang Taruna di Desa
Pandesari memberikan aktivitas rutin organisasi dalam hal kegiatan keagamaan.
Potensi kesenian dapat ditemukan di Dusun Krajan yang memiliki Reog
dan Campursari. Dari laporan sebelumnya, Reog dan Campursari hampir tidak
terlaksana lagi karena berkurangnya kesadaran setiap anggota Karang Taruna
untuk melestarikannya. Permasalahan tersebut semakin bertambah karena banyak
pemain Reog memiliki pekerjaan di luar Desa Pandesari. Kesibukan dan rutinitas
masing-masing pemain dalam pekerjaannya membuat mereka jarang berlatih
bersama. Pak Supriono, Kepala Dusun Krajan merangkap ketua kesenian
mengakui niatannya untuk membangkitkan kembali Reog dan Campursari ini.

3.1.2 Kerajinan Tangan


Selain memiliki potensi wisata alam, seni, religi dan budaya, Desa
Pandesari memiliki produksi kerajinan tangan dari seorang warganya. Sukarno
yang tinggal di Dusun Krajan membentuk gunungan dan tokoh wayang dari

16
tumpukkan kertas semen bekas. Kertas semen dibuat berlapis sampai mencapai
ketebalan yang kuat. Pak Karno, sapaan masyarakat kepadanya, mulai merintis
kerajinan ini pada tahun 1960-an. Tumpukan kertas semen tersebut dibentuknya
menjadi tokoh-tokoh yang biasa muncul dalam pementasan wayang.
Pak Karno menggantungkan kebutuhan hidupnya kepada hasil penjualan
kerajinan ini. Pada usia mudanya, usaha ini terbilang sukses meminat banyak
orang hingga wisatawan mancanegara dari Jepang dan Australia. Sekarang ini,
Pak Karno mulai merasakan perubahan akibat turunnya pembelian produk
kerajinannya. Ia pun harus bersepeda untuk menjual kerajinannya bahkan sampai
ke Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Namun begitu, dia tetap tak
memperoleh banyak pembelian. Pak Karno berusaha sendiri memasarkan
kerajinannya di tengah minimnya minat masyarakat terutama anak muda terhadap
kesenian wayang. Agar usaha Pak Karno tetap berjalan, Pak Lukman, Kepala
Desa Pandesari berinisiatif untuk membuat sebuah gebyar wayang sebagai
apresiasi terhadap jerih payah Pak Karno dalam melestarikan kesenian wayang.

3.1.3 Permasalahan yang Ditemukan


Desa Pandesari tidak memiliki Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)
sehingga pengembangan lebih lanjut potensi wisata ini diserahkan kembali kepada
masing-masing organisasi dan Kepala Dusun. Ini akan berdampak kepada
kelanjutan program yang telah ditinggalkan mengingat para anggota organisasi
dan masing-masing Kepala Dusun memiliki pekerjaan dan kesibukan sehari-hari.
Salah satu kelompok masyarakat yang bergerak dalam hal kegiatan wisata
adalah Sahabat Tani yang berada di Dusun Sebaluh. Namun, Sahabat Tani sejak
dua tahun terakhir sudah tidak lagi melakukan kerjasama dengan pihak pengelola
wisata air terjun Coban Rondo. Padahal Sahabat Tani sangat bergantung dengan
pemasaran yang dilakukan pengelola wisata Coban Rondo. Penyebab terputusnya
kerjasama tersebut karena pihak pemasaran wisata Coban Rondo sering merubah-
ubah jajaran internal di dalamnya. Akibatnya, komunikasi antara pengelola dan
Kepala Dusun Sebaluh selaku ketua kelompok Sahabat Tani mengalami
hambatan. Imbasnya kemudian berlanjut terhadap publikasi potensi wisata

17
perkebunan di Dusun Sebaluh. Sampai sekarang kelompok Sahabat Tani sudah
tidak aktif melakukan kegiatannya.

Sementara itu di bidang kesenian, setiap kelompok atau organisasi


kesenian hanya rutin melakukan pementasan pada acara Bersih Desa dan perayaan
hari kemerdekaan 17 Agustus. Kurangnya pementasan ini turut berdampak
terhadap rutinitas para pemain untuk berlatih bersama. Alasan lainnya adalah
sulitnya mempertemukan setiap anggota dan terbatasnya ruang untuk latihan dan
tawaran bermain yang sedikit dari pihak luar. Permasalan ini karena kegiatan
Reog dan Campursari salah satu contohnya. Para pemain biasanya berlatih
di halaman rumah Kepala Dusun Krajan. Manakala hujan, para pemain
membatalkan latihan. Tidak ada tempat teduh untuk anggota berlatih kala turun
hujan. Pembatalan latihan terjadi tiga kali berturut-turut setiap Sabtu malam
akibat intensitas hujan tinggi dari siang sampai malam.
Tari Sanduk pun demikian. Para pemain hanya berlatih seminggu sebelum
penampilan tergantung pada tanggal undangan. Jumlah pemain yang banyak, 60
orang, sangat sulit untuk dipertemukan. Minimnya rutinitas para pemain untuk
berlatih bisa berdampak pada regenerasi dan pengembangan kesenian tersebut.
Belum lagi kesenian Leang Leong tidak memiliki guru untuk mengajarkan lebih
dalam teknik permainan. Kekhawatiran seperti kejenuhan para pemain dan
turunnya minat para pemuda desa muncul.
Permasalahan selanjutnya terkait publikasi. Laman blog desa hasil ciptaan
Tim KKN-T sebelumnya tidak diberikan kepada perangkat desa maupun Karang
Taruna untuk diteruskan. Tim KKN-T berusaha menghubungi ketua tim
sebelumnya, namun terdapat kesalahan karena kelompok tersebut tidak mengingat
username dan pasword blog tersebut. Akibatnya, Tim KKN-T Kelompok IV
harus memulai dari awal lagi pembuatan blog.

18
3.2 Laporan Akhir
3.2.1 Dokumentasi dan Publikasi
Dokumentasi dan publikasi program kerja dapat diakses pada laman
www.wisatadesapandesari.blogspot.com. Selain menampilkan dokumentasi dari
program kerja KKN-T Kelompok IV, beberapa dokumentasi dari Tim KKN-T
sebelumnya juga disertakan mengingat data informasi masih relevan digunakan.
Blog akan diisi dengan laporan program kerja KKN-T Kelompok IV. Blog juga
akan memuat beberapa foto hasil dokumentasi kegiatan masyarakat Desa
Pandesari.
Laman blog ini merupakan laman baru dari Tim KKN-T Kelompok IV.
Selain mendokumentasikan setiap kegiatan, laman ini akan digunakan sebagai
media promosi wisata Desa Pandesari, salah satunya Bersih Dusun Jurangrejo
yang jatuh pada tanggal 30 April nanti. Pemilihan blog sebagai media publikasi
berangkat dari ramainya pencarian tempat wisata para wisatawan domestik
maupun mancanegara melalui blog dan media sosial.

3.2.1 Pemasaran
Tim KKN-T melakukan usaha untuk mengenalkan potensi wisata dan
atraksi wisata lainnya untuk dipasarkan oleh agen perjalanan wisata. Pemasaran
merupakan pondasi utama yang menentukan kesuksesan. Ada berbagai macam
pemasaran dan salah satunya adalah pemasaran yang menggunakan sosial media.
Karena dianggap praktis dan mudah diakses, media sosial memberikan banyak
manfaat. Oleh karena itu, kami memilih sosial media sebagai alat untuk
mengenalkan lebih jauh tentang potensi wisata yang ada di Desa Pandesari
Kecamatan Pujon khususnya wisata yang ada di Dusun Sebaluh dengan rincian
sebagai berikut :

1. Melakukan promosi melalui sosial media ( Blog,Facebook,Instagram )


2. Mencari relasi dengan melakukan kerjasama dengan Compas Petualang
Tour and Travel

19
Compas Petualang adalah perusahaan yang bergerak dibidang Trip Organizer.
Trip Organizer adalah biro dan agen perjalanan wisata yang menyediakan
akomodasi dan fasilitas kegiatan wisata sekaligus menyediakan kebutuhan
perlengkapan program acara dan kebutuhan lainya yang menyertai kegiatan wisata
tersebut.

Dengan demikian maka Tim KKN-T Kelompok IV menganggap trip organizer


membuka peluang bagi masyarakat luas khususnya para wisatawan untuk
mengetahui lebih dalam tentang Bina Wisata Sebaluh. Dengan cara menyebarkan
proposal pada instansi-instansi dan promo Open Trip melaui Instagram Compas
Petualang.

3.2.2 Legenda Petilasan Ki Ageng Mangir dan Dusun Sebaluh


Abad ke 17, Kerajaan Mataram yang damai berubah mencekam. Pihak
keraton berselisihdemi merebut kekuasaan. Peperangan tak terelakkan. Mataram
berujung pada perpecahan: Ngayogyakarto dan Surakarta. Perselisihan memilukan
juga menyedihkan masyarakat. Kerajaan Mataram kini menemui perpecahannya.
Ki Ageng Hajar Seguh, Putra Keraton Surakarta merasa kesedihan
mendalam. Perdamaian harus terjadi di kerajaan Mataram. Lalu, memohonlah
beliau kepada Sang Hyang, Tuhan Yang Maha Esa. Usai memanjatkan doa, Ki
Ageng Seguh pergi bersemedi menuju timur.
Pun demikian dengan adiknya Ki Ageng Mangir, sedih akan perselisihan
di dalam keraton. Namun, Ki Ageng Mangir belum pergi bertapa.
Sementara keraton dirundung perebutan kekuasaan, Sang putri Keraton
Ngayogyakarto, Dewi Anjarwati berkutat pada masalah asmaranya. Dia belum
menemukan pasangan hidupnya. Permohonan selalu disampaikannya. Dewi
Anjarwati kemudian berpuasa untuk menemukan jawaban atas pasangan hidup
yang sesuai dengan dirinya.
Empat puluh hari empat puluh malam terlewati. Tuhan memberi jawaban.
Dewi akan menemukan jodohnya, namun dengan beberapa persyaratan. Dewi
Anjarwati harus keluar meninggalkan Keraton, berganti pakaian dan harus
menjadi masyarakat biasa. Dewi menurutinya. Bersama para pengawalnya, dia

20
pergi menuju timur. Memenuhi kebutuhan sehari-harinya, Dewi Anjarwati
mengamen di sepanjang perjalanan.
Tibalah Dewi Anjarwati di Surakarta. Di sini, Dewi Anjarwati mengamen
berharap upah tersebut mampu memenuhi kebutuhannya. Ramailah orang melihat
penampilannya. Melihat kerumunan, Ki Ageng Mangir mendatangi tempat itu.
Dilihatnya Dewi Anjarwati yang sedang bernyanyi. Sungguh ayu, Ki Ageng
Mangir pun jatuh hati kepada Dewi.
“Kamu berasal darimana?” tanya Ki Ageng Mangir kepada Dewi.
“Saya orang Surakarta saja,” jawabnya
“Siapa nama orang tua kamu?”
“Saya tidak memiliki rumah. Saya bermalam hanya di Pamong.”
Demikianlah percakapan di antara mereka. Berlalunya waktu, mereka
akhirnya menyatu ke dalam pernikahan. Buah pernikahan datang. Dewi Anjarwati
memasuki bulan keempat kehamilannya. Di tengah kebahagiaan ini, Ki Ageng
Mangir menceritakan keinginanya untuk bertapa kepada Dewi Anjarwati.
“Saya ingin bertapa agar Tuhan Yang Maha Esa memberikan kerukunan
kepada Ngayogyakarto dan Surakarta,” kata Ki Ageng Mangir.
Pembicaraan berakhir. Sebelum berangkat, Ki Ageng Mangir
meninggalkan Dewi pusaka kancip untuk membelah jambe. Ki Ageng Mangir
berpesan agar saat membelahnya, kancip tidak diletakkan pada pangkuannya.
Dewi Anjarwati harus mencari tempat lain.
“Kalau anakmu laki-laki, namakan dia Joko Baluh, bila perempuan
terserah padamu,” pesan Ki Ageng Mangir kepada Dewi Anjarwati. “Bila kelak
dia dewasa, berilah klinting ke tangannya, agar tahu bahwa dia adalah anakku.
Saya mau bertapa ke timur. Kalau anakmu ingin bertemu suruhlah pergi ke
timur.” Pergilah Ki Ageng Mangir menuju tempat pertapaannya di timur.
Tiga bulan berlalu. Dewi Anjarwati sudah memasuki bulan ke tujuh
kandungan. Saat membelah jambe, Dewi lalai dan lupa pada pesan Ki Ageng
Mangir. Dipangkunya kancip selagi bubuk kinang ditumbuknya. Akibatnya,
pusaka kancip itu masuk ke dalam pusar janin.

21
Setelah sembilan bulan sepuluh hari mengandung, lahirlah jabang bayi.
Alangkah terkejutnya. Jabang itu bukan seorang manusia, melainkan seekor ular
naga. Karena tidak memiliki tangan, Dewi pun menaruh klinting pada ekornya.
Sesuai dengan pesan Ki Ageng Mangir, Dewi menamainya Joko Baluh Klinting.
Beranjak dewasa, Joko Baluh Klinting bertanya ke Dewi Anjarwati. “Ibu,
Ayah saya siapa? Kalau pergi, dia pergi kemana?” tanya Joko Baluh Klinting.
“Sejak lahir saya tidak pernah melihat ayah.”
Dewi selama ini merahasiakan keberadaan Ki Ageng Mangir kepada Joko
Baluh Klinting. Namun, Dewi iba dan akhirnya memberitahu kepada Joko Baluh
Klinting.
“Ayahmu bernama Ki Ageng Mangir. Sekarang dia sedang bertapa ke arah
timur. Bila kamu telah bertemu dengannya, katakanlah bahwa kamu bernama
Joko Baluh Klinting dan beritahu klinting yang ada di ekormu.”
Berangkatlah Joko Baluh Klinting mencari tempat persemedian Ki Ageng
Mangir di timur. Sampailah di Madiun. Joko Baluh Klinting mendapati sebuah
hutan. Dia penasaran bahwa di tempat Ki Ageng Mangir bertapa di sini. Namun,
dugaannya salah, Ki Ageng Mangir tidak ada.
Joko Baluh Klinting pun melanjutkan perjalanannya ke timur hingga tiba
di Gunung Semeru. Gunung mencekam bersemayam para makhluk halus. Joko
Baluh Klinting bertanya keberadaan ayahnya kepada makhluk tersebut. Namun,
bukan jawaban didapat Joko Baluh Klinting. Dia diusir.
“Ini daerah saya. Baik manusia atau apapun tidak boleh masuk,” kata
makhluk itu kepada Joko Klinting.
Mendapat perlakuan tidak sopan, Joko Baluh Klinting merasa geram dan
marah. Dia menantang sang makhluk halus bertarung. Tantangan diterima.
Terjadilah pertempuran sengit. Joko Baluh Klinting teramat tangguh bagi
makhluk halus.
“Dimana orang tua saya,” tanya Joko Baluh Klinting kepada makhluk
tersebut.

22
“Saya benar-benar tidak tahu. Tetapi, cobalah pergi ke gunung Kawi
karena saya mendengar ada seorang yang sedang bertapa di sana,” kata makhluk
tersebut kepada Joko Baluh Klinting.
Mendengar penjelasan ini, Joko Baluh Klinting terbang ke barat menuju
tempat yang telah disebutkan makhluk halus tadi. Seluruh badan Joko Baluh
Klinting terasa panas setelah pertempuran. Dari atas, secara kebetulan Joko Baluh
Klinting melihat sebuah telaga di Songgoriti. Turunlah dia ke telaga bermaksud
membasahi badan. Namun, oleh makhluk penjaga telaga, Joko Baluh klinting
dilarang ke sana.
Joko Baluh Klinting pun marah. Dia merusak tanggul di sekitar telaga
sehingga air yang ada di dalam keluar, mengalir ke sungai Brantas.
“Dimana Ayah saya?” tanya Joko Baluh Klinting kepada makhluk
tersebut.
Makhluk tersebut menjawab bahwa ada seseorang di atas sana sedang
bersemedi.
“Mungkin dia tahu orang yang kamu cari.”
Berangkatlah Joko Klinting ke atas. Sesampainya di atas, Joko Klinting
menemukan sebuah Padepokan. Di dalamnya ada seorang sedang bersemedi.
“Ibu saya Dewi Anjarwati dan saya adalah Joko Baluh Klinting putra dari
Ki Ageng Mangir, putra dari Solo. Kata Ibu saya, Ayah saya sedang bersemedi ke
arah timur. Apakah anda adalah orang tua saya?” tanya Joko Klinting.
Mendengar perkataan Joko Klinting, orang tersebut menjadi terkejut.
“Kamu berarti putra dari Keraton Surakarta. Saya adalah Ki Ageng Seguh
dan Ki Ageng Mangir adalah adik saya. Kalau benar begitu, berarti kamu adalah
anakku juga,” jawab orang tersebut.
Mendengar jawaban tersebut, berlinanglah air mata (luh) Joko Klinting
lalu sujud menyembah (sembah) Ki Ageng Seguh. Joko Klinting juga diberi
petunjuk agar pergi menuju Gunung Kawi menemui Ki Ageng Mangir yang
sedang bersemedi di sana.
Dengan cepat terbanglah Joko Klinting ke Gunung Kawi.

23
“Saya ini Joko Baluh Klinting putra dari Dewi Anjarwati dari Keraton
Surakarta. Di ekor saya ada sebuah klinting sehingga nama saya adalah Joko
Baluh Klinting. Apakah Anda Ayah saya?” tanya Joko Klinting kepada orang
yang sedang bersemedi di situ.
“Iya,” jawab orang tersebut. “Namun, ada syarat yang harus kamu lewati.
Kamu harus melingkari gunung ini dengan tubuhmu.”
Joko Klinting menyanggupi syarat tersebut. Dengan badannya, dia
melingkari gunung. Namun sayang, lingkaran tidak terbentuk. Hanya tinggal
sejengkal lagi sampai badannya benar-benar sempurna melingkari gunung. Joko
Klinting pun menjulurkan lidah ke ekornya. Ki Ageng Mangir sigap melihat usaha
tersebut. Dipotongnya lidah tersebut sampai Joko Klanting berubah wujud
menjadi pusaka kancip.
Padepokan yang menjadi tempat bersemedi Ki Ageng Seguh kini dikenal
sebagai Punden di dusun Sebaluh Desa Pandesari Pujon. Banyak wisatawan
mengunjungi tempat ini. Mayoritas dari mereka berasal dari provinsi Jawa Tengah
dan Jogjakarta.

3.2.3 Kegiatan Kemasyarakatan


a. Mengikuti Program PKK
Untuk mempererat silatuhrami dengan masyarakat, Tim KKN-T
menghadiri kegiatan desa PKK baik di tingkat RT maupun tingkat
dusun. Pada kegiatan PKK tingkat dusun, Tim KKN-T berpartispasi
dengan membagikan pudding susu kepada peserta PKK yang hadir.
Tim KKN-T juga memberitahu resep dan cara pembuatan pudding
susu tersebut.

c. Workshop Sosialisasi K-13 PAUD


Tim KKN-T turut serta membantu dokumentasi pelaksanaan
Workshop Sosialisasi K-13 PAUD yang diselenggarakan di balai Desa
Pandesari. Tim juga berkesempatan mempraktikkan sikap pengajar
terhadap anak PAUD mengikuti penjelasan pemateri workshop.

24
d. Kegiatan Keagamaan
Setiap Minggu, anggota perempuan Tim KKN-T mengiktui kegiatan
keagamaan RT sekitar: Yasin, Tahlilan dan pembacaan Sholawat Diba

e. Barongsai dan Leang Leong


Tim KKN-T menghadiri pertunjukkan barongsai yang dimiliki dusun
Sebaluh. Pertunjukkan tersebut berlangsung di Kecamatan Karang
Ploso Malang. Tim KKN-T membantu dokumentasi dalam acara
tersebut.

3.2.4 Faktor Pendukung dan Penghambat

a. Faktor Pendukung
- Keterbukaan masyarakat dan perangkat Desa Pandesari dalam membantu
Tim KKN-T memperoleh informasi dan data terkait.
- Masing-masing narasumber korporatif dengan menunjukkan kemajuan dan
kekurangan program potensi wisata selama ditangani oleh Tim KKN-T
sebelumnya.

b. Faktor Penghambat
- Akses jalan menuju dusun sulit untuk dilalui kendaraan roda dua,
- Warga desa pada umumnya hanya dapat ditemui untuk wawancara pada
malam hari,
- Hujan terus turun setiap hari mulai dari pagi sampai sore hari.
- Mayoritas narasumber hanya bisa dikunjungi setelah Maghrib, sementara
RT lokasi rumah tinggal memiliki aturan jam malam maksimal pukul
21.00 WIB

3.2.5 Upaya Mengatasi Hambatan

a. Menyusun ulang kegiatan harian Tim KKN-T Kelompok IV.


b. Memanfaatkan narasumber sekunder, bisa dari tetangga maupun Kepala
Dusun tetangga, untuk memperoleh data dan informasi sementara sebelum

25
menanyakan informasi lebih lengkap kepada narasumber utama yakni
Kepala Dusun terkait dan sesepuh atau tokoh masyarakat.

3.2.6 Keberhasilan Program


Tim KKN-T Kelompok IV mendapatkan dokumentasi dengan turut
berpartisipasi langsung pada kegiatan Leyang-Leong dan Barongsai Dusun
Sebaluh yang berlangsung pada kegiatan masyarakat di Karangploso Malang.
Anggota tim juga turut serta dalam mengikuti Shalawatan dari Karang Taruna di
Maron Sebaluh. Tim KKN-T mengumpulkan lagi dokumentasi gambar wisata
Sumber Waras dan Ringin Kembar.
Seluruh deskripsi kegiatan program kerja akan ditayangkan di laman blog.
Keberhasilan publikasi dan pengenalan Desa Pandesari kepada masyarakat luas
terlihat dari grafik dan statistik yang menunjukkan jumlah pengunjung laman blog
wisatadesapandesari.blogspot.com cenderung naik dalam dua minggu pertama.
Usaha ini juga berhasil menempatkan blog pada hasil teratas pencarian dengan
menggunakan kata kunci ‘Desa Pandesari’ atau’Wisata Desa Pandesari.’ Tim
KKN-T Kelompok IV pun berhasil mendaftarkan kelompok Sahabat Tani kepada
agen wisata Compas Petualang.

26
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Kesimpulan
Setelah menyelesaikan program KKN-T periode Januari-Februari 2016 di
Desa Pandesari, Tim KKN-T berkesimpulan bahwa Desa Pandesari memiliki
potensi wisata alam, seni, religi dan budaya. Secara kuantitas Desa Pandesari
memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mendukung pengembangan potensi
wisata tersebut. Pengembangan keterampilan SDM perlu diperhatikan lebih lanjut
dengan mengadakan latihan rutin minimal sekali setiap bulannya.
Pemasaran dan promosi potensi wisata juga mutlak diperlukan sebagai
langkah lanjutan dari keberhasilan pengembangan SDM serta atraksi wisata
tersebut. Keberhasilan program akan benar-benar berkelanjutan bila promosi dan
pemasaran meningkat. Adanya pemasukan dan nilai tambah bagi desa dan
organisasi akan merangsang keaktifan masyarakat untuk semakin kreatif
membentuk potensi wisata baru lainnya. Hal ini semakin bagus mengingat Kepala
Desa dan tiap Kepala Dusun menyampaikan dukungan mereka terhadap
pengembangan potensi wisata di Desa Pandesari yang berbasis masyarakat.
Kepala Desa juga menambahkan keinginannya untuk membantu kegiatan gebyar
wayang sebagai wujud apresiasi terhadap para seniman yang selama ini turut
melestarikan kebudayaan desa.
Karang Taruna dan organisasi kesenian lainnya juga menunjukkan
dukungan tersebut dengan menampilkan atraksi seni, religi dan budaya dalam
agenda kegiatan Tarang Karuna. Keadaan seperti ini akan menghasilkan
regenerasi atas SDM dan seniman atau budayawan baru Desa Pandesari. Mereka
perlu didukung mengingat di Indonesia apresiasi para pemuda terhadap kesenian
dan kebudayaan daerah terbilang minim. Dengan tumbuhnya rasa cinta dan
kesadaran akan kebudayaannya masing-masing bersamaan itu juga terbentuk jiwa
dan karakter positif kepada para pemuda.

27
4.2 Rekomendasi
4.2.1 Rekomendasi kepada Desa Pandesari

- Mengalokasikan dana desa untuk pengembangan organisasi kesenian dan


kegiatan Karang Taruna
- Turut serta aktif dalam mempromosikan potensi wisata dengan
memberdayakan para pemuda di Karang Taruna
- Memperbaiki akses dan penerangan jalan di setiap dusun
- Menyediakan ruang khusus sebagai tempat penyimpanan Leang Leong
- Membuat gebyar wayang bagi pengrajin kesenian wayang

4.2.2 Rekomendasi kepada FIB UB

- Meningkatkan komunikasi terhadap perangkat desa dalam hal


penyampaian tanggal pasti dan durasi pelaksanaan KKN-T
- Memperbarui setiap tema bagi masing-masing desa. Setiap desa memiliki
potensi dan karakteristik yang berbeda satu sama lain dalam
kepariwisataan

4.2.3 Rekomendasi kepada Kelompok KKN-T

- Melanjutkan kegiatan promosi potensi wisata melalui sosial media


masing-masing
- Menjaga hubungan baik antara mahasiswa dan masyarakat desa dengan
tetap menjaga silaturahmi
- Membantu dokumentasi dan promosi kegiatan Bersih Dusun Jurangrejo
pada tanggal 30 April
- Melanjutkan pengisian blog wisatadesapandesari.blogspot.com

28

Anda mungkin juga menyukai