PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kabupaten Temanggung merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Jawa Tengah
yang mendapatkan alokasi dana bantuan BSPS Tahun 2019. Dan di dalam pelaksanaannya
berjalannya program dilakukan langsung oleh masyarakat dengan pola dampingan berjenjang
oleh Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL), dikoordinasi oleh Koordinator Fasilitator (Korfas)
dalam arahan dan monitor Tim Teknis Kabupaten, Konsultan Manajemen Tingkat Propinsi,
yang kesemuanya dibawah kendali Satuan Kerja Rumah Swadaya Kementrian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia. Dalam kesehariannya TFL dan Korfas
senantiasa berpegangan dan berpedoman pada Buku Kerja Pendampingan BSPS 2019
sebagai rangkuman atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
07/PRT/M/2018 tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya, Surat Edaran Direktur
Jenderal Penyediaan Perumahan Nomor 07/ SE/ Dr/ 2018 tentang petunjuk teknis
Penyelanggaraan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya,dan peraturan terkait lainnya.
Meski menepati satu kawasan dengan rerata kesamaan etnis, namun masyarakat
memiliki karakter yang sangat beragam sebagai sekumpulan idividu-individu yang berbeda
baik sifat, pemahaman, dan kebiasaannya. Hal ini tentusaja memerlukan pendampingan yang
sangat mendalam dan intensif agar mampu menggerakkan berjalannya program secara
menyeluruh dengan capaian yang sama bagi mereka.
1
BAGIAN II
GAMBARAN UMUM BSPS
2
9. Tepat sasaran, tepat waktu, tepat pemanfaatan, dan akuntabel
Maksud adanya kegiatan BSPS adalah untuk meningkatkan prakarsa MBR dalam
pembangunan/peningkatan kualitas rumah yang layak huni, sehat, aman, serasi dan teratur
serta berkelanjutan.
Untuk mencapai hal tersebut Pemerintah melakukan pendampingan dan pembinaan dalam
kegiatan BSPS secara berjenjang dengan melalui tahapan penyiapan, perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan. Untuk proses pendampingan dan pembinaan pemerintah
mengangkat Tenaga Fasilitator lapangan yang bertugas mendampingi masyarakat di setiap
waktu. Keberhasilan atau tidaknya sebuah kegiatan pendampingan terukur salah satunya
tingkat kehadiran dalam proses pendampingan oleh Fasilitator sehingga tersusunnya Buku
Kerja Fasilitator.
Buku kerja Fasilitator ini bertujuan sebagai bukti proses pendampingan fasilitator di setiap
kegiatan dan akan di verifikasi serta disahkan oleh koordinator fasilitator/ koordinator
wilayah serta disetujui oleh tim Teknis Kabupaten/Kota. Dalam buku kerja ini dilampiri
format-format berita acara, daftar hadir yang tidak terdapat dalam Permen namun harus
dilakukan oleh Fasilitator dalam proses pendampingan masyarakat.
3
BAGIAN III
GAMBARAN UMUM
WILAYAH DAMPINGAN
Wilayah dampingan berada di Desa Mojosari Kecamatan Bansari dan Desa Mranggen
Kidul Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung. Jumlah dampingan yaitu 30 rumah calon
penerima bantuan untuk Desa Mojosari dan 30 rumah calon penerima bantuan untuk Desa
Mranggen Kidul dengan satu Tenaga Fasilitator Lapangan, Berikut alokasi program BSPS
untuk desa Mojosari dan Mranggen Kidul:
No Desa Mojosari
Dusun Jumlah
1 Jlamprang 7
2 Kwagean 7
3 Tanjungsari 4
4 Macanan 12
Sumber: Musyawarah dan Usulan dari bebagai bidang
I. Desa Mojosari
4
Tabel 1.2
1 2 3 4
1 Dusun Macanan RW 01 12
2 Dusun Kwagean RW 02 4
3 Dusun Jlamprang RW 03 4
4 Dusun Tanjungsari RW 04 3
2. Kondisi Demografi
Jumlah penduduk Desa Mojosari pada akhir tahun 2019 sebanyak 2.233
jiwa , yang terdiri dari:
3. Keadaan Sosial
Kondisi sosial masyarakat Desa Mojosari ditunjukkan masih rendahnya
kualitas dari sebagian besar SDM masyarakat serta cenderung masih kuatnya
budaya paternalistik. Meskipun demikian pola budaya seperti ini dapat
dikembangkan sebagai kekuatan dalam pembangunan yang bersifat mobilitas
masa. Disamping itu masyarakat Desa Mojosari yang cenderung memiliki sifat
ekspresif, agamis dan terbuka dapat dimanfaatkan sebagai pendorong budaya
transparansi dalam setiap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
Munculnya masalah kemiskinan, ketenagakerjaan dan perburuhan menyangkut
pendapatan, status pemanfaatan lahan pada fasilitas umum menunjukkan masih
adanya kelemahan pemahaman masyarakat terhadap hukum yang ada saat ini.
Hal tersebut sebagai akibat dari tidak meratanya tingkat pendidikan yang
diperoleh masyarakat.
5
a. Sebelah Utara : Desa Mranggen Tengah
b. Sebelah Timur : Desa Balesari
c. Sebelah Selatan : Desa Balesari
d. Sebelah Barat : Hutan
RW 01 6 RT
1 Mranggen Kidul
RW 02 6 RT
2. Kondisi Demografi
Jumlah penduduk Desa Mranggen Kidul pada tahun 2016 adalah 1.363
jiwa, yang terdiri dari:
1. Penduduk laki-laki sebanyak 668 jiwa, dan
2. Penduduk perempuan sebanyak 695 jiwa
3. Keadaan Sosial
Kondisi sosial masyarakat Desa Mranggen Kidul ditunjukkan masih
rendahnya kualitas dari sebagian besar SDM masyarakat serta cenderung masih
kuatnya budaya paternalistik. Meskipun demikian pola budaya seperti ini dapat
dikembangkan sebagai kekuatan dalam pembangunan yang bersifat mobilitas
masa. Disamping itu masyarakat Desa Mranggen Kidul yang cenderung memiliki
sifat ekspresif, agamis, dan terbuka dapat dimanfaatkan sebagai pendorong
budaya transparansi dalam setiap penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan. Munculnya masalah kemiskinan, ketenagakerjaan dan perburuhan
menyangkut pendapatan, serta status pemanfaatan lahan pada fasilitas umum
menunjukkan masih adanya kelemahan pemahaman masyarakat terhadap hukum
yang ada saat ini. Hal tersebut sebagai akibat dari tidak meratanya tingkat
pendidikan yang diperoleh masyarakat.
6
BAGIAN IV
TUGAS TFL
7
Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) tugasnya:
8
BAGIAN V
PELAKSANAAN KEGIATAN
9
Penanggung jawab Kegiatan sosialisasi di tingkat kelurahan/desa oleh TFL.
Peserta Sosialisasi Kelurahan/Desa :
- Calon Penerima Bantuan
- Lembaga Masyarakat, RT, RW, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan
Kelompok peduli
- Pemerintahan Desa/Kelurahan, Pemerintah Kecamatan dan Tim Teknis
Kabupaten/Kota
Keluaran dari sosialisasi : Berita acara sosialisasi, daftar hadir, dan dokumentasi.
10
Tahapannya :
a. memfasilitasi pertemuan penyepakatan bersama penerima bantuan hasil dari
verifikasi,
b. pembentukan kelompok, dan
c. penyepakatan sosial KPB.
Keluaran :
B. Pelaporan
Pelaporan Tenaga Fasilitator Lapangan secara rutin dilakukan setiap bulan atau
sewaktu-waktu dibutuhkan oleh berbagai pihak.Proses pelaporan Tenaga Fasilitator
Lapangan bersumber dari proses pendampingan masyarakat yang diverifikasi dan
digunakan untuk bahan pelaporan oleh Koordinator Fasilitator.
Pelaporan Tenaga Fasilitator Lapangan berupa :
- Laporan Kegiatan harian fasilitator, Terlampir
- Permasalahan dan upaya pemecahan masalah, Terlampir
- Progres Kegiatan Penyiapan Masyarakat, Terlampir
- Laporan Progres Pemanfaatan BSPS Berbentuk Uang, Terlampir
11
Bagian VI
Penutup
Laporan Kegiatan Tenaga Fasilitator adalah laporan kegiatan yang dilakukan selama
periode satu bulan yaitu kegiatan yang dijalani selama Tanggal 01 Juli – 31 Juli 2019. Upaya
kegiatan yang dilakukan oleh tenaga fasilitator lapangan Kabupaten Temanggung untuk
mengetahui tahapan dan proses kegiatan BSPS serta untuk mengetahui masalah dan kendala
yang dihadapi dalam pendampingan Program BSPS di Kabupaten Temanggung Tahun 2019.
12