SUB TEMA :
DESA TANPA KELAPARAN
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Peratura Menteri Desa PDTT Nomor 7 Tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan
Dana Desa Tahun 2022 merupakan dasar Penggunaan anggaran Dana Desa Tahun 2022
yaitu dalam segi pemulihan ekonomi masyarakat , ketahanan pangan dan penanganan
Covid-19.
BAB I............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
A. Tujuan Penelitan.............................................................................................4
B. Manfaat Penelitian..........................................................................................4
BAB II..........................................................................................................................5
2. Sejarah Desa....................................................................................................5
3. Demografi........................................................................................................6
4. Keadaan Ekonomi...........................................................................................9
BAB V PENUTUP.....................................................................................................11
1. Kesimpulan....................................................................................................12
2. Saran..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa tahun 2022 salah satunya
mencakup kegiatan pemulihan ekonomi di desa melalui program perlindungan sosial dan kegiatan
penanganan Covid-19.
Penggunaan Dana Desa juga diarahkan untuk mencapai SDGS Desa,Sesuai dengan Potensi
dan masalah desa sesuai hasil pendapatan IDM (Indeks Desa Membangun) Berbasis SDGS. SDGS
Desa menyasar terwujudnya desa bersinergi bersih dan terbarukan, pertumbuhan Ekonomi desa
Merata, Infrakstruktur dan Desa Tanpa Kelaparan sesuai kebutuhan , desa tanpa
Dengan Peraturan Menteri Desa PDTT yaitu Memprioritasakan pengguanan Dana Desa untuk
Kegiatan BLT DD, PPKM ,Ketahanan Pangan, stanting serta Pembangunan Sarana dan Prasarana.
Melihat kondisi di atas, maka Pemerintah Desa Sedeng menggunakan 40% Dari Dana Desa
Untuk BLT-DD (Bantuan Langsung Tunai – Dana Desa), 8 % Untuk PPKM (Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat ), 20 % untuk Ketahan Pangan , 2 % untuk Stunting dan 30%
Aspek lain yang juga harus diperhatikan secara serius dalam pengelolaan pembangunan
Desa adalah ketersediaan data yang memadai, meyakinkan, dan up to date, mengenai kondisi
Ketersediaan data sangat penting bagi semua pihak yang berkepentingan, khususnya bagi
pemerintah dalam merumuskan kebijakan pembangunan. Pengelolaan data dimaksud dalam skala
nasional, dengan kondisi wilayah, khususnya Desa-Desa di Indonesia yang sangat beragam, tentu
Melihat fenomena dan permasalahan yang terjadi di Desa, maka penulis tertarik untuk
B. Rumusan Masalah
A. Tujuan Penelitan
Bojonegoro
B. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bentuk kontribusi akademik guna menambah khazanah keilmuan pengembangan Ilmu
Administrasi Negara Kkhususnya tentang Program Desa Tanpa Kelaparan di Desa Sedeng
Kecamatan Kanor. Sehingga dapat memberikan kontribusi dalam ilmu politik khususnya kajian
mengenai Desa.
2. Manfaat Praktis
Sebagai Bahan masukan bagi pemerintah Kabupaten Bojonegoro Dinas Terkait agar dapat
BAB II
Wilayah penelitian merupakan hal yang diperlukan untuk memberikan pendalaman pemahaman
mengenai permasalahan yang akan diteliti lebih lanjut. Berikut gambaran mengenai Desa
2. Sejarah Desa
Jaman dahulu kala jaman Kerajaan Mataram ada sekelompok perajurit yang akan
berperang yang sedang menungu lawanya, tapi setelah lama menunggu perajurit musuh
takkunjung datang akhirnya untuk mengisi waktu para prajurit mengadakan latihan dalam
bentuk lomba atau sayembara perang, dibuatlah lingkaran pagar pembatas dalam istilah
Jawa disebut Sengker sebelum sayembara dimulai diumumkan bahwa siapa saja yang
menang dalam sayembara tersebut akan mendapat hadiah padi segedeng ,maka dimulailah
sayembara tersebut dan akhirnya ada salah satu perajurit yang pilih tanding sakti mandra
guna tidak mempan dengan senjata apapun yang bernama DOKDENG SANGKORO
setiap kali melawan prajurit ia pasti menang tiap kali menang dia dihadiahai padi segedeng
dan itu terjadi berulang kali kemenanganya sedangkan perajurit yang lain menonton
berteriak yee…yee..: Segedeng …segedeng…segedeng… dan akhirnya DOKDENG
SANGKORO lah yang keluar sebagai juaranya .Sejak itu pula DOKDENG SANGKORO
karena kepandainya dan kesaktianya diangkat sebagai pimpinan prajurit dan sejak itu pula
Desa itu dinamakan DESA SEDENG yang diambil dari kata SEGEDENG. Sedangkan
tempat yang digunakan sebagai saembara disebut SENGKERAN yang artinya Pagar
Pembatas Yang Melingkar konon katanya DOKDENG SANGKORO dikubur
dipemakaman umum desa Sedeng yang kebetulan letaknya dekat Sengkeran tempat
sayembara yang sering dimenangkan DOKDENG SANGKORO.
3. Demografi
Luas Wilayah Desa : 303.686 Ha
Terdiri dari :
Sawah irigasi : 88,692 Ha
Sawah tadah hujan : 129,802 Ha
Tanah Pemukiman : 35,60 Ha
Tanah Tegalan : 4.55 Ha
Tanah Kuburan : 0,7 Ha
Tanah Ex-Bengkok : 32,628 Ha
Tanah Kas Desa : 11,714 Ha
Tanah Jalan Desa/Lain-Lain : 5.630 m
Desa Sedeng terletak diantara batas-batas wilayah administrasi pemerintahan sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Desa Caruban
Sebelah Timur : Desa Bakung dan Desa Bungur
Sebelah Selatan : Desa Palembon
Sebelah Barat : Desa Piyak
Jumlah Penduduk Desa Sedeng adalah berjumlah : 2.636 Jiwa – orang.
Dapat digambarkan sebagaimana tertera pada table di bawah ini :
1. Kependudukan
b. Gedung SLTA - -
c. Gedung SLTP - -
d. Gedung SD 3 Lokasi -
e. Gedung TK 3 Lokasi -
g. Musholla 14 Lokasi -
h. Pasar Desa - -
i. Polindes 1 Lokasi -
k. Poskamling 17 Lokasi -
l. Jembatan 6 Lokasi -
m. Gedung TPQ - -
6. Agama
b. Kristen - -
c. Protestan - -
d. Katolik - -
e. Hindu - -
f. Budha - -
Sumber:Peraturan Desa Sedeng 7 tahun 2020 Tentang
RPJMDesa Tahun 2019-2026 Desa Sedeng Kecamatan Kanor
Kabupaten Bojonegoro.
Desa Sedeng berdasarkan keadaan topografi termasuk ke dalam dataran rendah, dengan ketinggian
mencapai 13 meter sampai 21 meter di atas permukaan laut. Perkiraan tipe iklim di Desa Sedeng
termasuk bertipe iklim agak basah (C) karena nilai Q berada antara 24 % sampai 28 %. Sedangkan
suhu di Desa Sedeng berkisar antara 21 sampai dengan 35 derajat celcius.
4. Keadaan Ekonomi
Mata Pencarian
Kondisi ekonomi masyarakat Desa Sedeng secara umum bermata pencaharian sebagai petani,
buruh tani, pedagang, serta sebagian kecil PNS, Polri dan TNI. Namun demikian dari tahun ke
tahun masyarakat dengan semangat tinggi berupaya selalu meningkatkan sumber pendapatan sesuai
bidang masing-masing dengan kreasi dan inovasi dengan memanfaatkan lahan-lahan pekarangan
baik dibidang pertanian peternakan maupun kolam-kolam perikanan. Sehingga diharapkan
kesejahteraan masyarakat Desa Sedeng semakin meningkat.
5. Kondisi Pertanian Desa
Lahan pertanian di Desa Sedeng adalah rentan air sehingga setiap musim kemarau sering
terjagi gagal panen disebabkan kebutuhan air tidak tercukupi, walaupun dilahan pertanian
masyarakat banyak terdapat sumur-sumur bor tapi setiap bulan Juli sapai bulan Oktober banyak
sekali sumur-sumur bor yang sudah tidak berfungsi dikarenakan permukaain air sudah terlalu dalam
bahkan lebih dari 8 m dari dataran pada umumnya bahkan kebutuan air bersih untuk kebutuhan
rumahtangga pun sulit.
Kelaparan
Tujuan SDGs nomor 2 yaitu untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan,
memperbaiki nutrisi dan mempromosikan pertanian yang berkelanjutan. Tujuan ini sejalan dengan
prioritas pembangunan Indonesia yang termasuk ke dalam prioritas ketahanan pangan dan
penciptaan lapangan kerja. Desa Sedeng merupakan Desa yang sebagian besar mata pencaharian
masyarakatnya merupakan petani ataupun buruh tani dengan demikian priorotas Kepala Desa dalam
hal meningkatkan ketahan pangan adalah mempermudah warga agar mendapatkan keuntungan dari
hasil panen.
Bpk Kepala Desa Sedeng untuk mewujutkan cita-citanya menjadikan Desa sedeng sebagai
lumbung panggan dan demi mewujutkan Program Pemerintah baik Pusat maupun daerah yaitu
pembangunan yang berkelanjutan yang terdapat dalam SDGS terutama poin ke 2 Desa Tanpa
Kelaparan sehingga kontribusi pemerintah desa sedeng dalam hal ini adalah dengan cara bekerja
sama dengan kelompok Tani Podo rukun yang diketuai oleh Bpk SUPADI warga masyarakat Desa
Sedeng yang berupaya mencari pemecahan masalah yang terjadi tiap tahunya, sehingga Pemerintah
Desa sepakat untuk menggundang GHIPA(Gabungan Hipunan Petani Pemakai Air) yang di ketuai
Bpk. RIDWAN Desa Simorejo bersama dengan pengusaha yang dibawahi oleh Bpk Fakih asal
Desa Tejo untuk mengadakan kontrak kerja sama untuk mengairi wilayah persawahan khususnya
yang menjadi anggota Kelompok Tani Podo Rukun adapun lahan pertanian kurang lebih 150 H
karena kapasitas peralatan yang dimiliki GHIPA yang mengambil air dari bengawan Solo hanya
dapat mengairi 150 H.
Diadakannya hubungan kerjasama Pemerintah Desa Sedeng dengan GHIPA (Gabungan
Himpunan Petani Pemakai Air) menunjukkan hasil yang positif dimana dengan adanya hubungan
kerjasama ini hasil panen warga masyarakat Desa Sedeng menjadi meningkat dan mengurangi
kejadian gagal panen setiap tahunnya. Masyarakat Desa Sedeng sangat berterima kasih dengan
usaha Pemerintahan Desa karena telah mewujudkan impian masyarakat Desa khususnya para
Petani.
Banyak faktor penyebab tejadinya kelaparan seperti kemiskinan, ketidakstabilan sistem
pemerintahan, penggunaan Iingkungan yang melebihi kapasitas, diskriminasi dan ketidakberdayaan
seperti pada anak-anak, wanita, dan lansia. Demikian juga terbatasnya subsidi pangan,
meningkatnya harga-harga pangan, menurunnya pendapatan ril dan tingginya tingkat pengangguran
merupakan faktor utama penyebab terjadinya kelaparan. Pemerintah Desa Sedeng dengan adanya
berbagai problematika yang dihadapi oleh warga masyarakat maka dalam ini demi mengatasi
permasalahan tersebut berbagai upaya telah dilakukan. Salah satunya adalah untuk mengentas
kemiskinan pemerintah Desa Sedeng sejak Tahun 2020 telah menganggarkan kegiatan santunan
untuk para lansia dan kaum dhuafa, tujuan pemerintah Desa Sedeng dalam kegiatan ini yakni untuk
mengentas kemiskinan membantu warga masyarakatnya yang masih belum mampu dalam hal
mencegah kelaparan. Kegiatan ini sangat disambut positif oleh masyarakat Desa Sedeng, karena
dengan adanya kegiatan tersebut banyak masyarakat terbantu dalam hal materiil dan mereka sangat
berterima kasih kepada Pemerintah Desa Sedeng.
Selain santuan lansia Program pemerintah Desa Sedeng yang dapat mengentas kemiskinan
antara lain Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) bantuan ini diperuntukkan untuk warga
masyarakat Desa Sedeng yang perekonomiannya dibawah standard dan anggaran diambilkan dari
Dana Desa (DD). Program ini dilakukan sejak adanya pandemi Covid-19 Tahun 2020 hingga
sekarang masih berlanjut. Program Pemerintah Pusat juga membantu warga desa Sedeng dalam hal
mengentas kemiskinan yakni Proram Bantuan PKH, BPNT, BSU dan lain sebagainya. Berbagai
upaya Pemerintah Desa dan Pemerintah Pusat dalam mengentas kemiskinan sangat bermanfaat bagi
masyarakat khususnya warga Desa Sedeng.
Permasalah lain yang terjadi adalah kekurangan gizi pada balita, ibu hamil dan lansia dalam
hal ini pemerintah Sedeng juga telah menciptakan kegiatan yang bisa membantu menurukan
presentasi angka kekurangan gizi pada balita, ibu hamil dan lansia. Pemerintah Desa Sedeng
bekerjasama dengan Bidan Desa untuk meningkatkan status sehat tanpa kekurangan gizi pada
balita, ibu hamil dan lansia. Kegiatan tersebut dilakukan setiap satu bulan sekali dan didanai oleh
Dana Desa. Kegiatan posyandu balita kita lakukan rutin setiap bulan sekali dengan pemberian
vitamin, vaksin, pengecekan tinggi badan, berat badan dan diberikan PMT (Pemberian Makanan
Tambahan) serta diberikan edukasi oleh bidan desa agar balita-balita yang ada di Desa Sedeng
dapat tumbuh sehat, aktif dan energik.
Ibu hamil dan Lansia yang ada di Desa Sedeng juga mendapatkan perlakuan serupa yakni
pemerintah Desa Sedeng menganggarkan kegitan untuk posyandu ibu hamil dan posyandu lansia.
Menginggat ibu hamil dan lansia sangat rentan terhadap penyakit maka kegiatan ini sangat
didukung oleh pemrintah Desa. Untuk posyandu ibu hamil diadakan setiap 2-3 bulan sekali dalam
kegiatan tersebut diberikan edukasi tentang kehamilan oleh bidan desa dan dibantu oleh kader desa.
Diadakan pula senam ibu hamil untuk memperlancar persalinan agar ibu dan anak selamat serta
sehat. Kegiatan Posyandu Lansia juga dianggarkan oleh Pemerintah Desa dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) yang didanai Dana Desa. Kegiatan ini dilakukan oleh
bidan desa dibantu kader desa, posyandu lansia dilakukan setiap 1 bulan sekali. Dalam kegiatan
tersebut para lansia diberikan pemeriksaan gratis dan senam lansia untuk meningkatkan
metabolisme para lansia.
Permasalahan lain yakni mencegah tingkat pengangguran, pemerintah desa dalam hal
pembangunan Desa selalu melibatkan warga masyarakatnya. Pemerintah Desa Sedeng melakukan
pembangunan berkelanjutan setiap tahunnya diawali tahun 2016 sejak adanya Dana Desa
Pembangunan mulai merata disetiap wilayah per-dusun. Setiap kegiatan pembangunan di wilayah
Desa Sedeng selalu menggunakan tenaga lokal Desa sehingga kegiatan tersebut dapat menurunkan
angka pengangguran khususnya di Desa Sedeng.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Langkah-langkah yang dilakukan kepala desa sedeng untuk menjadikan Desa Sedeng sebagai
Swasembada pangan demi terciptanya program pembangunan yang berkelanjutan SDGS Desa Poin 2
Desa tanpa kelaparan,kemiskinaan yakni dibidang pertanian menjalankan program pompanisasi
Areal bekerjasama dengan GHIPA,faktor penyebab tejadinya kelaparan seperti kemiskinan,
ketidakstabilan sistem pemerintahan, penggunaan Iingkungan yang melebihi kapasitas, diskriminasi
dan ketidakberdayaan seperti pada anak-anak, wanita, dan lansia Mengalokasikan Dana Desa (DD)
untuk kegiatan Posyandu Balita,Posyandu Lansia,Pemberian PMT bagi Gizi Buruk
Stanting ,Pemberiaan Santunan Lansia dan kaum Duafa,santunan kepada anak yatim mendukung
program PKH,BPNT Pusat dan BPNT Daerah.
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BPS, 2010, Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2010, Berita Resmi Statistik, BPS, No.45/07/Th.
XIII, 1 Juli 2010, Jakarta
Ishantoko dkk.2016.Sustainable Development Goals (SDGS) dan Pengentasan Kemiskinan.
http://journal.unpad.ac.id/share/article/view/13198 (diakses 19 april 2022).
Peraturan Desa Sedeng. Nomor 07 Tahun 2020 tentang RPJMDes Desa Sedeng
Tahun 2019-2026.