DI SUSUN OLEH :
1. ZAKARIA (PD)
2. DIAN ANGGRAINI (PD)
3. BUDI (PLD)
4. MANUSTA (PLD)
5. NAZARUDIN (PLD)
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Laporan Proyek
Perubahan tentang “Pemanfaatan Data IDM Dalam Proses Perencanaan Desa”.
Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas peserta pelatihan training
peningkatan kapasitas TPP tahun 2022 lalu yaitu rencana kerja proyek perubahan
pasca pelaksanaan training peningkatan kapasitas untuk PD/PLD tahun 2022.
Laporan Proyek Perubahan ini diharapkan untuk membantu TA Komponen 2A
(terutama) dalam menyusun bahan ajar pelaksanaan training peningkatan
kapasitas tahun 2023 ini.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam Laporan Proyek
Perubahan ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki Laporan ini.
Cover
Kata Pengantar …………………………………………… i
Daftar Isi …………………………………………… ii
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang …………………………………………… 1
B. Saran ……………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahwa berdasarkan Undang–Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Landasan Pemikiran dalam
pengaturan mengenai desa adalah keaneka-ragaman, partisipasi, otonomi asli,
demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.
Sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Peraturan Pemerintah ini disusun
dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan Desa yang didasarkan pada asas
penyelenggaraan pemerintahan yang baik serta sejalan dengan asas pengaturan
Desa sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, antara lain kepastian hukum, tertib penyelenggaraan pemerintahan,
tertib kepentingan umum, keterbukaan, profesionalitas, akuntabilitas, efektivitas
dan efisiensi, kearifan lokal, keberagaman serta partisipasi. Dalam melaksanakan
pembangunan Desa, diutamakan nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan
kegotong-royongan guna mewujudkan perdamaian dan keadilan sosial.
B. Manfaat Kegiatan
Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 02 Tahun
2016 tentang Indeks Desa Membangun, Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 21
Tahun 2020 tentang Pedoman Umum Pembangunan Desa dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa, oleh karena itu data IDM sangat dibutuhkan dalam Proses
Pencanaan Pembangunan Desa. Data IDM juga merupakan salah satu dasar bagi
Kementrian Keuangan untuk menetapkan Pengalokasian Dana Desa, alokasi
afirmasi untuk Desa Tertinggal dan Sangat Tertinggal dengan jumlah penduduk
miskin (JPM) tertinggi sebesar 1% dan alokasi kinerja untuk Desa Berkembang,
Maju, dan Mandiri serta indicator lainnya sebesar 4% dari total anggaran Dana
Desa.
Data IDM digunakan sebagai acuan/pedoman perencanaan pembangunan
Desa dan Perdesaan bagi Kementrian/Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa dan pemangku Kepentingan
Lainnya.
Pendataan desa adalah kegiatan mengumpulkan data dan informasi
mengenai program dan pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa
beserta masyarakat. Dengan adanya pendataan program pembangunan
desa/kelurahan, maka akan diketahui potensi sumber daya yang dimiliki desa.
Data-data program pembangunan desa digunakan oleh pemerintah,
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dimaksudkan untuk:
1. Mensinergikan pelaksanaan pembangunan desa/kelurahan sesuai dengan
kebutuhan desa.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan berupa
pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam mengelola program
pembangunan desa.
3. Sebagai bahan kebijakan pengelolaan program pembangunan desa.
Salah satu kondisi yang diharapkan dari IDM adalah identifikasi kebutuhan
dan prioritas pembangunan desa. Dengan menggunakan IDM, pemerintah dan
pemangku kepentingan dapat mengidentifikasi area-area yang membutuhkan
perhatian lebih untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa. Hal ini
membantu dalam pengambilan keputusan terkait alokasi sumber daya dan
program pembangunan yang lebih efektif dan efisien.
Salah satu dampak penting dari IDM adalah peningkatan kualitas hidup
masyarakat desa. Dengan memperhatikan aspek-aspek seperti kesehatan,
pendidikan, dan ekonomi, IDM dapat membantu mengarahkan upaya
pembangunan desa untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan
menciptakan lapangan kerja yang lebih baik. Misalnya, melalui pemetaan
kebutuhan kesehatan desa berdasarkan IDM, pemerintah dapat mengalokasikan
sumber daya untuk memperkuat fasilitas kesehatan dan program pencegahan
penyakit di desa.
D. Peluang dan Kendala
Namun, meskipun IDM memiliki dampak yang positif, masih ada beberapa
tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan
data yang akurat dan terkini untuk mengukur indikator dalam IDM. Dalam
beberapa kasus, data yang tersedia terkadang kurang lengkap atau tidak
mutakhir, sehingga dapat memengaruhi akurasi penilaian IDM.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Meskipun penyusun menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
laporan proyek perubahan ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak
kekurangan yang perlu penyusun perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya
pengetahuan penyusun.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan
laporan yang bermanfaat bagi banyak orang.