OLEH :
HALMINA
C1A117016
JURUSAN SOSIOLOGI
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Undang undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah pasal 1 ayat 12,
menjelaskan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayah
yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal
usul dan adat istiadat setempat yang di akui dan di hormati dalam system pemerintahan NKRI.
Munculnya dana desa di harapkan bias memacu pertumbuhan ekonomi melalui percepatan
Munculnya dana desa sangatlah berpengaruh pada kesejahtran masyarakat di desa. Dana
desa muncul pada tahun 1979, pada saat itu ada undang undang yang membahas tentang
pemerintahan desa yang menyeragamkan susunan kelembagaan dan organisasi desa. Hal itu di
bahas dalam undang undang no 5 tahun 1979, setelah itu di perkuat lagi oleh undang undang no
22 tahun 1999 tentang otonomi daerah, akan tetapi pada tahun 2014 undang undang tersebut di
revisi kembali dan di ganti oleh undang-undang No 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah.
Setelah berkali kali melakukan revisi tentang masalah dana desa Sekarang desa desa di seluruh
indonesia sudah merasakan bantuan dana desa tersebut.. Begitupun dengan masyarakat di Desa
Penelitian sebelumnya tentang dana desa sangatlah banyak. Pengukuran kinerja merupakan
salah satu komponen dalam sistem akutabilitas kerja publik yang dapat di gunakan untuk menilai
kinerja pengelolahan desa terutama dalam pengelolahan program ADD (Rani Eka Diansari)
begitu juga dengan Teguh Riyanto yang menyatakan bahwa analokasi dana desa sudah dapat di
pertanggung jawabkan di depan seluh pihak pemerintah (Teguh riyanto), Sementara menurut
Agus Subroto (2008) bahwa akuntabilitas finansial dalam pengelolahan ADD mulai dari
pelaksanaan sampai dengan pencapaian hasil dapat di pertanggung jawabkan di depan seluruh
pihak pemerintah desa, namun belum dapat di pertanggung jawabkan kepada seluruh masyarakat
desa.
Secara substantif, penelitian terdahulu perihal tema alokasi dana desa terpola pada dua
masrakatnya dalam alokasi dana desa Kedua adalah pengambilan keputusan untuk penetapan
alokasi dana desa. Berbagai publikasi tersebut secara jelas menunjukkan bahwa kajian alokasi
dana desa masih seputar tradisi klasik, dimana realitas ontologisnya terbatas pada masalah
Lain halnya dengan penelitian ini yang akan membahas tentang masalah alokasi dana desa
akan lebih berfokus pada faktor faktor sosiolgis dalam aloaksi dana desa di desa kafofoo kec.
Kontukowuna kab. Muna. Yang akan membahas bagaimana atau faktor apa saja yang menjadi
pengaruh alokasi dana desa apakah kepala desa akan melakukan rapat terlebih dahulu dalam
pengambilan keputusan tentang dana desa atau langsung mengambill keputusan sendiri dalam
Kebaruan ontologis sebagai state of the art penelitian ini kemudian diperkuat oleh fakta
sosiologis yang menunjukkan bahwa masalah dana desa menjadi momok bagi masyrakat karna
menjadi hal yang sensitif untuk alokasi dana desa karna apabila alokasi dana desa tidak sesuai
denagn apa yang di harapkan oleh masyarakat maka itu akan menjadi maslah besar bagi suatu
desa.
teoritis yang menjelaskan perihal wacana dikemukakan oleh Rani Eka Diansari bahwa .
pengukuran kinerja merupakan salah satu komponendalam sistem akutabilitas kerja publik yang
dapat di gunakan untuk menilai kinerja pengelolahan desa terutama dalam pengelolahan program
ADD dan peneliti lainya. Masalah alokasi dana desa sering kali timbul karena pertentangan
masyarakat dengan para perangkat desa karena kebanyakan pengalokasian dana desa tidak sesuai
dengan apa yang di harapkan oleh masyarakat desa kafofoo kec. Kontukowuna kab. Muna, hal
ini di tandai dengan pembagian kelengkapan perkebunan kepada masyrakat tidak merata atau
Atas dasar inilah penelitian tentang alokasi dana desa menjadi menarik untuk dikaji
lebih dalam dengan judul factor factor sosiologis alokasi dana sesa di desa kafofoo kec.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan beberapa masalah utama untuk dikaji
2. Faktor faktor apa yang berpengaruh dalam mengalokasikan program dana desa di Desa
2. Untuk mengetahui faktor faktor yang berpengaruh dalam mengalokasikan program dana
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan kajian sosiologi,
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis dalam pengambilan
TINJAUAN PUSTAKA
Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang
sudah di susun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya di lakukan setelah
bermuara pada aktivitas, aksi dan tin dakan atau adanya mekanisme suatu system
implemetasi bukan sekedar aktifitas. Tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk
perluasan aktifitas yang saling menyesiaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan
Alokasi dana desa yang dikenal dengan ADD adalah dana yang dialokasikan oleh
pemerintah kabupaten untuk desa yang bersumber dari APBN (dana perimbangan) yang
diterimah oleh kabupaten setelah dikurangi belanja pegawai. Dasar hukum pengalokasian
Dana Perimbangan ke Desa sesuai dengan amanat dari Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 Pasal 72 ayat (4), jika hal tersebut tidak dilaksanakan maka sanksi tegas dinyatakan
dalam Pasal 72 ayat (6), dimana Pemerintah dapat melakukan penundaan dan/atau
pemotongan sebesar alokasi Dana Perimbangan setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bengkayang Nomor 18 Tahun 2006 tentang Alokasi
Dana Desa (ADD) disebutkan :ADD diberikan kepada desa dengan tujuan untuk :
pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara partisipatif sesuai dengan potensi desa.
Alokasi dana desa adalah bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang
diterima oleh daerah atau kabupaten untuk desa paling sedikit 10 persen yang pembagianya
untuk desa secara proporsional dalam angaran pendapatan dan belanja daerah setelah di
kurang dana alokasi khusus. Maka intinya alokasi dana desa adalah bagian keuangan desa
yang di peroleh dari hasil bagi hasil pajak daerah dan bagian dari dana perimbangan
keuangan pusat dari daerah yang di terima kabupaten atau kota untuk desa yang di bagikan
secara proposional .
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka kerangka pikir dpat dirumskan sebagai
berikut;
Penganalokasian dana desa tergantung dari kesepakatan masyarakat setempat. Hal ini di
putuskan dalam hasil rapat yang di adakan oleh kepala desa dan toko masyarakat untuk
mengambil keputusan tentang alokasi dana desa. Setelah penentuan untuk menempatkan
penelitian sebelumnya tentang pengalokasian dana desa banyak faktor yang kadang bisa
Implementasi
1.
2.
3.
4.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Kafofoo Kecamatan Kontukowuna Kabupaten Muna.
Alasan saya memilih lokasi ini adalah karna lokasi ini adalah kampung saya jadi cukup
mudah untuk mendapatkan informasi penelitian selain itu masih ada banyak hal lain yang
metode ini dapat di gunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi di balik
fenomena yang kadang kala merupakan sesuatu yang sulit untuk di pahami secara memuaskan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data kualitatif sya memilih jenis
data kualitatif karena penelitian ini membutuhkan pengumpulan data dalam bentuk laporan
laporan verbal secara alamiah dan apa adanya berupa transkip wawancara atau penuturan tertulis
Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer . data primer di peroleh melalui
wawancara pendapat dari individu atau kelompok orang dan hasil observasi dari objek, kejadian
untuk teknik pengumpulan data di lakukan dengan cara wawancara langsung dengan
kepala desa dan perangkat desa serta masyarakat setempat. Dan ada juga dengan cara
Dengan cara kualitatif yakni di lakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan
setelah pengumpulan data dalam periode waktu tertentu. Pada karya tulis ilmiah ini dilakukan
proses reduksi data melalui proses pengamatan akan penganalokasian dana desa kepada
masyarakat di desa kafofoo kec. Kontukowuna kab. Muna. Kemudian di lakukan analisis data
dari sajian data yang di peroleh saat prosespengumpulan data mengenai konsep analokasi dana
desa.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Subroto. 2008 akuntabilitas pengelolahan dana desa study kasus pengelolah dana desa
Bagir manan, menyongsor fajar otonomi daerah PSH FH-UII yokyakarta, 2001
R. bintaro. Dalam dalam interaksi desa kota dan permasalahanya ghalia Indonesia , Jakarta ,
1989