e-mail: Pinoqyou@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat efektivitas pengelolaan alokasi dana desa pada
Desa Lembean tahun 2009-2014, (2) hambatan yang dihadapi dalam merealisasi alokasi dana desa
pada Desa Lembean, (3) cara menanggulangi hambatan dalam merealisasi alokasi dana desa pada
Desa Lembean. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi
dan wawancara. Analisis data menggunakan teknik efektivitas dan rasio kreteria efektivitas. Hasil
penelitian menunjukkan (1) Efektivitas pengelolaan alokasi dana desa dari tahun 2009-2014 sudah
berada dalam kategori efektif. Tingkat efektivitas pengelolaan alokasi dana desa pada Desa Lembean
yaitu tahun 2009 (98,98%), 2010 (100%), 2011 (100%), 2012 (98,24%), 2013 (100%), dan 2014
(99,57%). (2) Hambatan yang dialami dalam merealisasi alokasi dana desa pada Desa Lembean adalah
pemahaman masyarakat terhadap ADD, miss komunikasi , dan pencairan alokasi dana desa yang
terlambat. (3) menanggulangi hambatan dalam merealisasi alokasi dana desa dapat dilakukan dengan
pelatihan, meningkaatkan koordinasi unit kerja, dan anggaran dana cadangan.
Kata kunci: Efektivitas alokasi dana desa, realisasi alokasi dana desa.
Abstract
This research is purpose to understand (1) the effectiveness management village funds allocation in
Lembean village in years 2009-2014, (2) obstacles that faced in realization village funds allocation in
Lembean village, (3) cope with the obstacles in realization village funds allocation in Lembean
village.The design is descriptive research. Data were collected with the documentation and interview.The
result showed (1) management effectiveness village funds allocation from years 2009-2014 referring to
be in category effective. The effectiveness management village funds allocation in Lembean villages year
2009 (98,98%), 2010 (100%), 2011 (100%), 2012 (98,24%), 2013 (100%), and 2014 (99,57%). (2)
obstacles experienced in realization village funds allocation is the comprehension of human resources
remain low, miss communication, and liquefaction the village funds allocation late. (3) cope the obstacles
of realization village funds allocation can did with choacing, increase coordination, and make fund
reseve.
PENDAHULUAN
Kegagalan berbagai program Peraturan mengenai alokasi dana desa
pembangunan pedesaan di masa lalu (ADD) ditindak lanjuti melalui Surat Edaran
disebabkan antara lain karena penyusunan, Menteri Dalam Negeri Nomor 140/640/SJ
pelaksanaan dan evaluasi program-program Tahun 2005 tentang Pedoman Alokasi
pembangunan pedesaan tidak melibatkan Dana Desa (ADD) dari pemerintah
masyarakat. Pembangunan dilakukan Kabupaten/Kota kepada pemerintah Desa
dengan tidak aspiratif dan parsitipatif. yang intinya berisi mengenai prosedur
Proses kebijakan pembangunan lebih pelaksanaan alokasi dana desa. Untuk
mengedepankan paradigma politik menindaklanjuti PP Nomor 72 Tahun 2005
sentralistis dan dominannya peranan tentang Desa serta Surat Edaran Mendagri
negara pada arus utama kehidupan Nomor 140/640/SJ tentang Pedoman
bermasyarakat. Akibat dari mekanisme Alokasi Dana Desa salah satunya mengatur
perencanaan pembangunan yang tidak tentang Penggunaan Alokasi Dana Desa
aspiratif dan kurang partisipatif tersebut, (ADD) yakni alokasi dana desa yang
membuat hasil perencanaan dan proses diterima Pemerintah Desa sejumlah 30%
pembangunan, terutama di tingkat Desa dipergunakan untuk biaya operasional
sering menjadi tidak berkelanjutan. penyelenggaraan pemerintahan Desa.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun Kemudian alokasi dana desa yang diterima
2004 Tentang Desa memberikan pemerintah Desa sejumlah 70%
kesempatan kepada masyarakat desa untuk dipergunakan untuk pembangunan fisik dan
mengatur dan mengurus rumah tangganya pemberdayaan masyarakat Desa.
sendiri, dengan persyaratan yang Pembangunan di desa merupakan
diamanatkan dalam undang-undang model pembangunan partisipatif yaitu suatu
tersebut, yakni diselenggarakan dengan sistem pengelolaan pembangunan
memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, bersama-sama, yang direncanakan,
peran serta masyarakat, pemerataan, dilaksanakan dan dievaluasi secara
keadilan, serta memperhatikan potensi dan musyawarah, mufakat, dan gotong royong,
keaneka-ragaman daerah. yang merupakan cara hidup masyarakat
Pada tahun 2005 pemerintah yang telah lama berakar budaya wilayah
mengeluarkan kebijakan Alokasi Dana Desa Indonesia. Sebagaimana disebutkan dalam
(ADD), yang ditandai dengan terbitnya pasal 5 Permendagri No 66 tahun 2007,
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun karakteristik pembangunan partisipatif
2005, yang menyebutkan bahwa desa diantaranya direncanakan dengan
adalah kesatuan masyarakat hukum yang pemberdayaan dan partisipatif.
memiliki batas-batas wilayah yang Pemberdayaan, yaitu upaya untuk
berwenang untuk mengatur kepentingan mewujudkan kemampuan dan kemandirian
masyarakat setempat, berdasarkan asal- masyarakat dalam kehidupan
usul dan adat istiadat setempat yang diakui bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dan dihormati dalam sistem Pemerintahan sedangkan partisipatif, yaitu keikutsertaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan dan keterlibatan masyarakat secara aktif
pemerintahan desa berdasarkan PP No. 72 dalam proses pembangunan.
Tahun 2005 adalah penyelenggaraan Pembangunan di desa menjadi
urusan pemerintahan oleh Pemerintahan tanggungjawab kepala desa. Kepala desa
Desa dan Badan Permusyawaratan Desa mempunyai tugas menyelenggarakan
dalam mengatur dan mengurus kepentingan urusan pemerintahan, pembangunan, dan
masyarakat setempat berdasarkan asal- kemasyarakatan. Dalam pelaksanaan
usul dan adat-istiadat setempat yang diakui pembangunan, kepala desa dibantu oleh
dan dihormati dalam sistem Pemerintahan perangkat desa dan dapat dibantu oleh
Negara Kesatuan Republik Indonesia. lembaga kemasyarakatan di Desa.
Pelaksanaan ADD diatur oleh Desa lembean merupakan salah satu
pemerintah dalam Peraturan Pemerintah desa yang terletak di Kecamatan kintamani,
Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. kabupaten Bangli. Berkaitan dengan
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 6 Nomor: 1 Tahun: 2016
ketika ada keperluan dana yang mendesak berfungsi untuk mengantisipasi jika
untuk membiayai program tidak dapat diperlukan dana yang mendesak untuk
dipenuhi dengan cepat. Akibatnya program membiayai program, sehingga tidak
yang telah dijalankan harus tertunda dalam membuat program yang seharusnya dapat
waktu yang tidak bisa ditentukan, sehingga terlaksaana menjadi tertunda. Mardiasmo
realisasi program menjadi terhambat (2002: 152) disebutkan bahwa masalah
karena harus menunggu tersedianya dana. utama organisasi sektor publik adalaah
Hambatan yang muncul dalam alokasi dana dan pencairan dana. Tiap
merealisasi alokasi dana desa pada desa dana harus dipisahkan dalam laci terpisah
lembean dapat ditanggulangi dengan cara. sehingga dapat dikeluarkan apabila ada
(1) mengadakan pelatihan untuk program otoritas dari pihak perencana dan
alokasi dana desa yang bertujuan untuk pelaksana karena adanya tuntutan.
menambah wawasan dan keterampilan
sumber daya manusia pemerintah desa dan SIMPULAN DAN SARAN
masyarakat sehingga dapat merencanakan, SIMPULAN
melaksanakan, dan mengevaluasi program Berdasarkan analisis data yang telah
yang dibiayai melalui alokasi dana desa dilakukan maka dapat dibuat simpulan hal-
dengan tepat. Hal ini telah diatur dalam hal sebagai berikut. 1) Efektivitas
peraturan pemerintah Republik Indonesia pengelolaan alokasi dana desa pada desa
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Lembean, kecamatan Kintamani,
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 kabupaten Bangli tahun 2009 sampai
tahun 2014 tentang Desa pasal 128 yang dengan 2014 berada pada kategori efektif,
menyebutkan bahwa “pemerintah dan karena tingkat efektivitas tiap tahun berada
pemerintah daerah menyelenggarakan pada angka 90%-100% (efektif). Tingkat
pemberdayaan masyarakat desa dengan evektivitas masing-masing tahun yaitu 2009
pendampingan secara berjenjang sesuai (98,89%), 2010 (100%), tahun 2011(100%),
dengan kebutuhan, pendampingan tahun 2012(89,24%), tahun 2013(100%),
masyarakat secara teknis dilaksanakan dan tahun 2014 (99,57%).2) Adapun
oleh satuan kerja perangkat daerah hambatan yang dialami oleh pemerintah
kabupaten/kota dan dapat dibantu oleh desa dalam merealisasi alokasi dana desa
tenaga pendamping profesional, kader pada desa Lembean, kecamatan
pemberdayaan masyarakat, dan/atau pihak Kintamani, kabupaten Bangli yaitu a)
ketiga serta camat atau sebutan lain pemahaman masyaraakat terhaadap ADD ,
melakukan koordinasi pendampingan b) terjdinya miss komunikasi antar unit kerja
masyarakat desa di wilayahnya”, (2) baik dalam internal pemerintah desa,
meningkatkan koordinasi antar unit kerja. pemerintah dengan maasyarakat, dan
Meningkatkan koordinasi merupakan cara pemerintah dengan stakeholders., dan c)
yang tepat untuk menanggulangi miss pencairan alokasi dana desa yang tidak
komunikasi yang sering terjadi pada unit tepat. 3)Untuk menanggulangi hambatan
kerja organisasi pemerintah desa, karena dalam merealisasi alokasi dana desa dapat
dengan meningkatkan koordinasi setiap unit dilakukan dengan beberapa cara yaitu a)
kerja akan selalu berinteraksi sehingga mengadakan pelatihan tentang alokasi
tidak terjadi tumpang tidih pekerjaan satu dana desaa untuk masayarakat dan
dengan yang lainnya. Mardiasmo (2002:65) aparatur pemerintah desa, b) meningkatkan
disebutan bahwa “koordinasi anggaran koordinasi antar unit kerja, c) membuat
yang baik akan mampu mendeteksi anggaran untuk dana cadangan program.
terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja
dalam pencapaian tujuan organisasi”, (3) SARAN
Pengalokasian dana cadangan. Berdasarkan hasil penelitian yang
Menanggulangi program yang terdunda telah disimpilkan diatas, peneliti dapat
pelaksanaannya akibat terlambatnya memberikan saran sebaigi berikut . 1)
pencairan dana dapat dilakukan dengan Untuk menanggulangi pemahama
membuat anggaran berbeda yang disebut masyarakat yang masih kurang terhadap
dengan dana cadangan. Dana cadangan ini ADD selain mengadakan pelatihan,
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 6 Nomor: 1 Tahun: 2016