Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)

Volume: 6 Nomor: 1 Tahun: 2016

Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Pada Desa Lembean


Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli Tahun 2009-2014
I Wayan Saputra

Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: Pinoqyou@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat efektivitas pengelolaan alokasi dana desa pada
Desa Lembean tahun 2009-2014, (2) hambatan yang dihadapi dalam merealisasi alokasi dana desa
pada Desa Lembean, (3) cara menanggulangi hambatan dalam merealisasi alokasi dana desa pada
Desa Lembean. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi
dan wawancara. Analisis data menggunakan teknik efektivitas dan rasio kreteria efektivitas. Hasil
penelitian menunjukkan (1) Efektivitas pengelolaan alokasi dana desa dari tahun 2009-2014 sudah
berada dalam kategori efektif. Tingkat efektivitas pengelolaan alokasi dana desa pada Desa Lembean
yaitu tahun 2009 (98,98%), 2010 (100%), 2011 (100%), 2012 (98,24%), 2013 (100%), dan 2014
(99,57%). (2) Hambatan yang dialami dalam merealisasi alokasi dana desa pada Desa Lembean adalah
pemahaman masyarakat terhadap ADD, miss komunikasi , dan pencairan alokasi dana desa yang
terlambat. (3) menanggulangi hambatan dalam merealisasi alokasi dana desa dapat dilakukan dengan
pelatihan, meningkaatkan koordinasi unit kerja, dan anggaran dana cadangan.

Kata kunci: Efektivitas alokasi dana desa, realisasi alokasi dana desa.

Abstract
This research is purpose to understand (1) the effectiveness management village funds allocation in
Lembean village in years 2009-2014, (2) obstacles that faced in realization village funds allocation in
Lembean village, (3) cope with the obstacles in realization village funds allocation in Lembean
village.The design is descriptive research. Data were collected with the documentation and interview.The
result showed (1) management effectiveness village funds allocation from years 2009-2014 referring to
be in category effective. The effectiveness management village funds allocation in Lembean villages year
2009 (98,98%), 2010 (100%), 2011 (100%), 2012 (98,24%), 2013 (100%), and 2014 (99,57%). (2)
obstacles experienced in realization village funds allocation is the comprehension of human resources
remain low, miss communication, and liquefaction the village funds allocation late. (3) cope the obstacles
of realization village funds allocation can did with choacing, increase coordination, and make fund
reseve.

Keywords : Effectiveness village funds allocation , realization village funds allocation.


Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 6 Nomor: 1 Tahun: 2016

PENDAHULUAN
Kegagalan berbagai program Peraturan mengenai alokasi dana desa
pembangunan pedesaan di masa lalu (ADD) ditindak lanjuti melalui Surat Edaran
disebabkan antara lain karena penyusunan, Menteri Dalam Negeri Nomor 140/640/SJ
pelaksanaan dan evaluasi program-program Tahun 2005 tentang Pedoman Alokasi
pembangunan pedesaan tidak melibatkan Dana Desa (ADD) dari pemerintah
masyarakat. Pembangunan dilakukan Kabupaten/Kota kepada pemerintah Desa
dengan tidak aspiratif dan parsitipatif. yang intinya berisi mengenai prosedur
Proses kebijakan pembangunan lebih pelaksanaan alokasi dana desa. Untuk
mengedepankan paradigma politik menindaklanjuti PP Nomor 72 Tahun 2005
sentralistis dan dominannya peranan tentang Desa serta Surat Edaran Mendagri
negara pada arus utama kehidupan Nomor 140/640/SJ tentang Pedoman
bermasyarakat. Akibat dari mekanisme Alokasi Dana Desa salah satunya mengatur
perencanaan pembangunan yang tidak tentang Penggunaan Alokasi Dana Desa
aspiratif dan kurang partisipatif tersebut, (ADD) yakni alokasi dana desa yang
membuat hasil perencanaan dan proses diterima Pemerintah Desa sejumlah 30%
pembangunan, terutama di tingkat Desa dipergunakan untuk biaya operasional
sering menjadi tidak berkelanjutan. penyelenggaraan pemerintahan Desa.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun Kemudian alokasi dana desa yang diterima
2004 Tentang Desa memberikan pemerintah Desa sejumlah 70%
kesempatan kepada masyarakat desa untuk dipergunakan untuk pembangunan fisik dan
mengatur dan mengurus rumah tangganya pemberdayaan masyarakat Desa.
sendiri, dengan persyaratan yang Pembangunan di desa merupakan
diamanatkan dalam undang-undang model pembangunan partisipatif yaitu suatu
tersebut, yakni diselenggarakan dengan sistem pengelolaan pembangunan
memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, bersama-sama, yang direncanakan,
peran serta masyarakat, pemerataan, dilaksanakan dan dievaluasi secara
keadilan, serta memperhatikan potensi dan musyawarah, mufakat, dan gotong royong,
keaneka-ragaman daerah. yang merupakan cara hidup masyarakat
Pada tahun 2005 pemerintah yang telah lama berakar budaya wilayah
mengeluarkan kebijakan Alokasi Dana Desa Indonesia. Sebagaimana disebutkan dalam
(ADD), yang ditandai dengan terbitnya pasal 5 Permendagri No 66 tahun 2007,
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun karakteristik pembangunan partisipatif
2005, yang menyebutkan bahwa desa diantaranya direncanakan dengan
adalah kesatuan masyarakat hukum yang pemberdayaan dan partisipatif.
memiliki batas-batas wilayah yang Pemberdayaan, yaitu upaya untuk
berwenang untuk mengatur kepentingan mewujudkan kemampuan dan kemandirian
masyarakat setempat, berdasarkan asal- masyarakat dalam kehidupan
usul dan adat istiadat setempat yang diakui bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dan dihormati dalam sistem Pemerintahan sedangkan partisipatif, yaitu keikutsertaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan dan keterlibatan masyarakat secara aktif
pemerintahan desa berdasarkan PP No. 72 dalam proses pembangunan.
Tahun 2005 adalah penyelenggaraan Pembangunan di desa menjadi
urusan pemerintahan oleh Pemerintahan tanggungjawab kepala desa. Kepala desa
Desa dan Badan Permusyawaratan Desa mempunyai tugas menyelenggarakan
dalam mengatur dan mengurus kepentingan urusan pemerintahan, pembangunan, dan
masyarakat setempat berdasarkan asal- kemasyarakatan. Dalam pelaksanaan
usul dan adat-istiadat setempat yang diakui pembangunan, kepala desa dibantu oleh
dan dihormati dalam sistem Pemerintahan perangkat desa dan dapat dibantu oleh
Negara Kesatuan Republik Indonesia. lembaga kemasyarakatan di Desa.
Pelaksanaan ADD diatur oleh Desa lembean merupakan salah satu
pemerintah dalam Peraturan Pemerintah desa yang terletak di Kecamatan kintamani,
Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. kabupaten Bangli. Berkaitan dengan
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 6 Nomor: 1 Tahun: 2016

bantuan alokasi dana desa, desa Lembean METODE PENELITIAN


mendapatkan dana bantuan tersebut dari Jenis penelitian ini adalah penelitian
tahun 2009 meskipun aturan tentang deskriptif. Penelitian ini dilakukan di desa
alokasi dana desa sudah ada sejak 2005. Lembean. Fokus pengamatan dalam
Jumlah rupiah alokasi dana desa penelitian ini adalah tentang efektivitas
ditargetkan dan terealisasi pada desa pengelolaan alokasi dana desa pada desa
Lembean taip tahun yaitu (1) 2009 target Lembean tahun 2009-2014. Dalam
sebesar Rp. 85.371.000, terealisasi sebesar penelitian ini, peneliti melakukan observasi
Rp.84.500.000, (2) 2010 target sebesar Rp. secara mendalam dengan pihak pemangku
76.856.200, terealisasi sebesar kepentingan (stakeholders) pemerintah
Rp.76.856.200,(3) 2011 target sebesar desa untuk mendapatkan informasi dan
Rp.211.254.000, terealisasi sebesar Rp. dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
211.254.000, (4) 2012 target sebesar penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Rp.205.405.000, terealisasi sebesar Penelitaian ini bermaksud untuk
Rp.201.783.500, (5) 2013 target sebesar memberikan informasi tetnang efektivitas
Rp.205.405.000, terealiasi Rp.205.405.000, pengelolaan alokasi dana desa pada desa
(6) 2014 target sebesar 568.064.000, Lembean dari tahun 2009-2014, beserta
terealisasi sebesar 565.572.000. hambatan dalam merealisasi dan cara
Dari penjelasan diatas ditemukan untuk menanggulanginya. Sehingga
permasalahan yang muncul bahwa diharapkan penelitian ini dapat memebrikan
kesamaan antara target dengan realisasi dampak positif dalam perbaikan
program alokasi dana desa tiap tahunnya pengelolaan alokasi dana desa.
cendrung fluktuasi, hal ini cukup Berdasarkan jenis data, Penelitian ini
menandakan bahwa kemampuan menggunakan data kualitatif dan kuantitatif.
masyarakat baik sebagai subyek dan obyek Data kualitatif adalah data yang tidak dapat
program alokasi dana desa masih kurang diukur dan dihitung tetapi dapat
matang . Terlepas dari masyarakat desa, memberikan informasi tambahan bagi
hambatan dalam merealisasi alokasi dana peneliti. Dalam hal ini data seperti informasi
desa bisa saja datang dari pihak luar atau tentang program pemerintah yang
bahkan keadaan alam dan sosial desa berkaitan dengan pembangunan fisik dan
Lembean. Hambatan-hambatan ini pemerdayaan masyarakat desa, serta
seharusnya dapat dketahui dan dicarikan laporan pertanggungjawaban yang dibuat
solusi yang tepat, agar dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah desa. Data kuantitaif
untuk meningkatkan pengelolaan alokasi adalah data berupa angka yang dapat
dana desa secara lebih maksimal. dihitung secara nyata. Dalam hal ini data
Alasan peneliti memilih alokasi dana kuatitatif seperti jumlah alokasi dana desa
desa sebagai bahan penelitian dikarenakan yang diterima , alokasi dana desa yang
alokasi dana desa mempunyai pengaruh dianggarkan untuk program pemerintahan
yang besar dalam pembangunan di Desa, dan seberapa besar alokasi dana desa
dibandingkan dengan sumber-sumber dana yang telah terrealisasi.
pendapatan Desa yang lain. Apabila Dalam melaksanakan penelitian ini,
alokasi dana desa benar-benar dikelola peneliti menggunakan teknik pengumpulan
dengan baik dan jujur maka bukan tidak data dengan menggunakan metode
mungkin program ini akan meningkatkan dokumentasi dan wawancara. Metode
pelayanan publik di pedesaan, partisipasi dokumentasi adalah metode pengumpulan
masyarakat dalam pembangunan akan data yang dilakukan dengan mengambil
meningkat, dan tentu saja akan bermuara data dari berbagai sumber dokumentasi
pada kesejahteraan masyarakat desa. Oleh atau publikasi dari berbagai pihak yang
karena itu penulis melaksanakan penelitian berwenang, instansi terkait seperti
dengan judul “Efektivitas Pengelolaan pemerintah desa Lembean. Dokumen yang
Alokasi Dana Desa (ADD) Pada Desa dimaksud meliputi data laporan keuangan
Lembean Kecamatan Kintamani, beserta laporan target dan realisasi dari
Kabupaten Bangli Tahun 2009-2014. pengelolaan alokasi dana desa, peraturan
tentang alokasi dana desa, dan data yang
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 6 Nomor: 1 Tahun: 2016

berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. pencapaiannya 90-100% dapat dikatakan


Wawancara digunakan untuk memperoleh efektif, 3) hasil perbandingan antara
data berupa penjelasan dari kepala desa realisasi dengan target alokasi dana desa
Lembean mengenai hambatan yang dialami jika tingkat pencapaiannya 80-89% dapat
oleh pihak pemerintah desa dalam dikatakan cukup efektif, 4) hasil
merealisasi alokasi dana desa, serta usaha perbandingan antara realisasi dengan target
apa yang telah dilakukakn untuk alokasi dana desa jika tingkat
menanggulangi hambatan yang ada. pencapaiannya 60-79% dapat dikatakan
Wawancara yang digunakan berupa kurang efektif, 5) hasil perbandingan antara
wawancara tidak terstruktur. realisasi dengan target alokasi dana desa
Pengujian instrument dilakukan jika tingkat pencapaiannya <60% dapat
dengan cara sebagai berikut. dikatakan tidak efektif.

Analisis efektivitas HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Evektivitas menggambarkan HASIL PENELITIAN
kemampuan pemerintah desa dalam Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana
merealisasi keuangan alokasi dana desa Desa Pada Desa Lembean Tahun 2009-
untuk melaksanakan program yang 2014
direncanakan dibandingakan dengan target Berasarkan perhitungan yang
yang telah detetapkan berdasarkan potensi dilakukan melalui analisis efektivitas, dapat
nilai rill (Abbdul Halim,2002). dipaparkan efektivitas pengelolan alokasi
Analisis yang digunakan untuk dana desa pada desa lembean tahun 2009-
menghitung tingkat efektivitas alokasi dana 2014 sebagai berikut.
desa pada desa Lembean dari tahun 2009- Tahun 2009
2014 menggunakan rumus sebagai berikut Rp.84.500.000:Rp.85.371.000 X 100%
(LPJ Keuangan Desa Lembean/Depdagri, = 98,98%
Kemendagri no 690.900.327). Tahun 2010
Realisasi ADD Rp.76.856.200:Rp.76.856.200 X 100 %
= 100%
Efektivitas = X 100% Tahun 2011
Target ADD 1 Rp.211.254.000 : Rp.211.254.000 X 100%
ADDADD 0 = 100%
0 dikatakan
Efektivitas suatu organisasi Tahun 2012
% minimal
baik apabila rasio yang dicapai Rp.201.783.500 : Rp.205.405.000 X 100%
90% sampai dengan 100%, tetapi alangkah = 98,24%
lebih baik lagi jika organisasi tersebut Tahun 2013
mampu memperoleh lebih besar dari itu, Rp.205.405.000 : Rp. 205.405.000 X 100%
adapun kreteria rasio efektivitas yang akan = 100%
digunakan dalam penelitian ini adalah Tahun 2014
sebagai berikut. Rp.565.572.000 : Rp.568.064.000 X 100%
= 99,57%
Kreteria rasio efektivitas Berdasarkan kreteria rasio efektivitas,
Rasio efektivitas digunakan untuk pengelolaan alokasi dana desa pada desa
memudahkan dalam memberikan simpulan lembean dari tahun 2009-2014 berada pada
dari perhitungan yang telah dilakukan kategori efektif, karena tingkat
melalui analisis efektivitas. Adapun rasio efektivitasnya berada pada angka 90-100%.
efektivitas yang digunakan Hal ini sesuai dengan kreteia rasio
Depdagri,Kemendagri no 690.900.327, efektivitas.
yaitu, 1) hasil perbandingan antara realisasi
dengan target alokasi dana desa jika Hambatan Dalam Merealisasi Alokasi
pencapaiannya diatas 100% dapat Dana Desa di Desa Lembean
dikatakan sangat efektif, 2) hasil Berdasarkan penelitian yang telah
perbandingan antara realisasi dengan target dilakukan, penulis menemukan beberapa
alokasi dana desa jika tingkat hal yang yang dapat menghambat
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 6 Nomor: 1 Tahun: 2016

terrealisasinya alokasi dana desa sesuai pemikiran masyarakat sehingga msyarakat


dengan target yang telah ditentukan juga kurang memahami tujuan dari alokasi
sebelumnya. Adapun penghambat yang dana desa dan kewajiban mereka sebagai
dimaksud adalah sebagai berikut. pengelola langsung dari alokasi dana desa
Pertama, pemahaman masyarakat tersebut.
terhadap ADD. pemahaman masyarakat Kedua, terjadinya miss komunikasi
terhadap alokasi dana desa. Dari hasil antar unit kerja. Berdasarkan hasil
wawancara yang telah dilakukan, wawancara kepada pihak pemerintah desa
permasalahn yang ditemukan oleh Lembean disebutkan bahwa dalam
pemerintah desa dalam merealisasi alokasi melaksanakan program alokasi dana desa
dana desa sesuai dengan target adalah sering terjadi miss komunikasi yang
menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat disebabkan oleh kurangnya koordinasi
desa bahwa mereka adalah pihak yang anatar unit kerja. Miss komunikasi antar unit
berkepentingan (stakeholder) dalam kerja sering memicu terjadinya kesalahan
pengelolaan alokasi dana desa. dalam pelaksanaan program alokasi dana
Pemahaman tentang peran masyarakat desa. Kepala desa Lembean menjelaskan
desa sebagai perencana, pelaksana dan bahwa, meskipun telah direncanakan
pengevaluasi program yang masih kurang sebelumnya namun program pemerintah
menyebabkan ada kecendrungan khususnya alokasi dana desa tidaklah akan
masyarakat kurang berpartisipasi dalam selalu konsisten dalam perjalanannya,
program alokasi dana desa, meskipun karena program yang telah ditentukan bisa
sudah ada masyarakat yang ikut berperan saja berubah sewaktu-waktu tanpa
aktif dalam pengelolaan alokasi dana desa direncanakan. Karena adanya perubahan
namun hasilnya tidaklah signifikan, karena program ini sering terjadi miis komunikasi
jumlah masyarakat yang sudah baik dari pihak internal pemerintah, pihak
berpartisipasi jauh lebih sedikit pemerintah dengan masyarakat, serta pihak
dibandingkan masyarakat yang belum pemerintah dengan stakeholder. Akibatnya
berpartisipasi. Kurangnya partisipasi pelaksaan program alokasi dana desa tidak
masyarakat desa dalam program alokasi tercapai sesuai dengan rencana, bahkan
dana desa seringkali menyebabkan menyebabkan adanya kecendrungan
pemborosan biaya. Tenaga masyarakat pemborosan biaya.
dalam pembangunan desa, khusunya pada Ketiga, pencairan alokasi dana desa
pembangunan fisik/infrsatruktur sangat yang terlambat. Berdasarkan informasi
diperlukan oleh pemerintah desa untuk yang didapatkan penulis dari kepala desa
menekan biaya yang akan dikeluarkan Lembean tidak tepatnya waktu pencairan
khususnya biaya tenaga kerja. Pemborosan alokasi disebabkan oleh proses yang cukup
biaya berdampak pada terganggunya panjang yaitu mekanisme pengajuan ,
program yang lain, karena dana yang akan penyimpanan nomor rekening, transfer,
dipakai untuk membiayai program yang lain surat permintaan pembayaran, dan lain
tersebut dipakai untuk menutupi biaya upah sebagainya. Alokasi dana desa tidak bisa
tenaga kerja, sehingga pemerintah desa dicairkan satu kali, melainkan harus
harus menunda program yang telah dicairkan pada saat program-program yang
direncanakan sebelumnya sampai ada akan dibiayai oleh alokasi dana desa sudah
dana yang mencukupi. Pemerintah desa akan dilaksanakan, hal ini juga telah
sebenarnya sangat mengharapkan disebutkan dalam laporan
kesadaran dari semua masyarakat desa pertanggungjawaban (LPJ) yang dibuat
untuk membantu mengelola alokasi dana oleh pemerintah desa Lembean. Berkaitan
desa agar berjalan efektif dengan dengan pelaksanaan program, pemerintah
maksimal, namun karena mayoritas desa Lembean mengambil kebijakan untuk
masyarakat desa adalah lulusan SD menggunkan satakeholder eksternal
bahkan ada yang sama sekali tidak sekolah dengan sistem borongan, terutama dalam
mengakibatkan adanya kecendrungan program pembangunan fisik. Langkah ini
pemahaman tentang alokasi dana desa diambil karena adanya pandangan bahwa
yang sulit untuk ditumbuhkan dalam sistem borongan tersebut dapat
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 6 Nomor: 1 Tahun: 2016

meminimalkan biaya pembangunan, dimiliki oleh aparatur pemeritah desa dan


daripada menggunakan buruh dengan masyarakat maka akan memberikan
sistem upah harian. Namun seiring dengan kemampuan untuk merencanakan dan
berjalannya program, pemborong proyek menyusun program-program dalam alokasi
sering berhenti di tengah jalan. Hal ini dana desa secara lebih matang.
cendrung disebabkan karena dana yang Keterampilan yang didapat dari pelatihan
dibutuhkan untuk melanjutkan proyek akan membantu aparatur pemerintah desa
tersendat atau belum dicairkan, sehingga Lembean dalam melaksanakan dan
proyek pembangunan tertunda hingga mengevaluasi program-program yang
kurun waktu yang tidak dapat ditentukan dibuat melalui alokasi dana desa. Pelatihan
karena menunggu dana untuk membiayai ini diadakan bukan atas dasar kepentingan
proyek tersebut. Pencairan dana yang tidak pemerintah desa saja, namun pelatihan ini
tepat selain karena mekanisme yang cukup diharapkan dapat menyentuh kepada
lama juga disebabkan oleh tidak tepatnya masyarakat. Pelatihan diadakan bertujuan
perhitungan awal yang dilakukan oleh untuk membantu masyarakat dalam
pemerintah desa dengan pihak stakeholder menumbuhkan pemahaman bahwa mereka
. kesalahan perhitungan ini sering membuat adalah pihak berkepentingan yang
pihak pemborong proyek meminta dana seharusnya berperan aktif dalam mengelola
tambahan secara mendadak karena dana alokasi dana desa. Wawasan dan
untuk proyek habis dengan waktu yang keterampilan yang didapat masyarakat
tidak tentu. Mengingat pencairan alokasi melalui pelatihan akan membuat mereka
dana desa yang harus melewati mekanisme memiliki kemampuan untuk aktif dan
yang cukup panjang menyebabkan berpartisipasi dalam mengelola alokasi
pemerintah desa tidak dapat menyiapkan dana desa, sehingga pengelolaan alokasi
dana sesuai kebutuhan dari pihak dana desa akan menjadi lebih efektif,
stakeholder, sehingga membuat proyek efisien, dan ekonomis.
terhenti di tengah jalan. Proyek yang Kedua, meningkatkan koordinasi
terhenti tentunya akan menghambat antar unit kerja. Berdasarkan wawancara
realisasi program yang sudah ditargetkan, yang telah dilakukan penulis dengan pihak
karena program pemerintahan juga pemerintah desa, dapat dijelaskan bahwa
menuntut ketepatan waktu. miss komunikasi yang sering terjadi dalam
pengelolaan alokasi dana desa dapat
Cara Menanggulangi Hambatan dalam ditanggulangi dengan meningkatkan
Merealisasi Alokasi Dana Desa di Desa koordinasi antar unit kerja. Koordinasi yang
Lembean baik sangat diperlukan dalam pencapain
Meskipun dalam merealisasi alokasi program pemerintah desa , terlebih lagi
dana desa menemui hambatan, bukan program yang bisa berubah tanpa
berarti hambatan tersebut tidak dapat direncanakan. Koordinasi yang efektif dapat
ditanggulangi. Berdasarkan hasil membantu pemerintah desa dalam
wawancara penulis dengan pihak melaksanakan tugas-tugasnya agar dapat
pemerintah desa hambatan yang dialami berjalan dengan lancar sehingga tidak
dalam merealisasi alokasi dana desa dapat merugikan pemerintah desa dan
minimalisasi dengan cara sebagai berikut. masyarakat desa. Koordinasi yang efektif
Pertama, mengadakan pelatihan untuk maksudnya adalah koordinasi yang
program alokasi dana desa. Kurangnya terpusat sehingga ada unsur pengendalian
pemahaman sumber daya manusia dalam guna menghindari tiap bagian bergerak
mengelola alokasi dana desa, dapat sendiri-sendiri. Setiap bagian unit kerja
ditanggulangi melaui pelatihan. Pelatihan organisasi pemerintah desa harus
akan berperan dalam memberikan berkesinambungan, yaitu rangkaian
wawasan dan keterampilan kepada sumber keegiatannya harus saling menyambung
daya manusia yang dalam hal ini adalah guna menegaskan bahwa adanya
aparatur pemerintah desa Lembean pada keterkaitan antar unit organisasi dalam
khususnya dan masyarakat desa pada pencapaian program alokasi dana desa
umumnya. Dengan adanya wawasan yang sehingga setiap unit akan memberikan
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 6 Nomor: 1 Tahun: 2016

informasi yang relevan untuk Kintamani, Kabupateen Bangli sudah


menghindarkan tumpang tindih tugas yang berada dalam kategori efektif. Namun tidak
satu dengan tugas yang lainnya. semua tingkat efektivitas berada dalam
Ketiga, pengalokasian dana cadangan. angka 100%, ini disebabkan karena ada
Berdasarkan penelitian yang telah target yang tidak dapat terealisasi dengan
dilakukan penulis melalui wawancara dapat maksimal. Hal ini sudah sesuai dengan
dijelaskan bahwa program pemerintahan teori dari Depdagri,Kemendagri no
yang sering terhenti disebabkan karena 690.900.327 yang menyatakan bahwa, jika
ketidak tepatan pencairan dana desa. tingakt efektivitas atau hasil perbandingan
Pencairan dana desa tidaklah cepat karena antara realisasi dengan target alokasi dana
harus melalui mekanisme pencairan yang desa (ADD) jika tingkat pencapaiannya
cukup panjang. Oleh karena itu disaat pada angka 90-100%, maka dapat
stakeholder memerlukan dana tambahan dikatakan dalam kategori efektif. Adapun
secara dadakan pemerintah desa tidak tingkat efektivitas pengelolaan alokasi dana
dapat secara langsung menyediakan dana desa pada desa Lembean tahun 2009
tersebut, karena masih menunggu (98,98%), tahun 2010(100%), tahun 2011
pencairan dana desa. Melihat adanya (100%), tahun 2012 (98,24%), tahun 2013
hambatan tersebut, pemerintah desa (100%), dan tahun 2014 (99,57%).
melakukan suatu strategi dengan cara Dalam merealisasi dana desa yang
membuat anggaran dana cadangan yang jumlahnya tidak sedikit memang bukan
dikhususkan untuk mengantisipasi jika pekerjaan yang mudah karena memerluka
diperlukan dana yang mendesak untuk strategi yang tepat, mulai dari perencanaan,
membiayai program pemerintahan, pelaksanaan, hingga evaluasinya. Terlebih
sehingga tidak menghentikan program lagi dana desa merupakan dana yang
dengan waktu yang tidak bisa ditentukan. ditujukan untuk membangun daerah
Dana cadangan ini disimpan pada pedesaan agar lebih mandiri dan sejahtera,
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sehingga pengelolaannya harus tepat
Lembean, karena pemerintah desa tidak sasaran sesuai dengan maksud dan tujuan
memungkinkan menyimpan dana yang alokasi dana desa tersebut.
relatif besar dikantor desa. Selain itu, Berdasarkan penelitian yang
melalui simpanan tersebut secara tidak dialakukan penulis melalui metode
langsung pemerintah desa dapat wawancara, ditemukan bahwa hambatan
membantu LPD dalam melancarkan yang dialami pemerintah desa dalam
peredaran uang di Desa, khusunya dalam merealisasi alokasi dana desa secara
hal pinjaman disamping bunga yang umum adalah. (1) Kurangnya pemahaman
diharapkan pemerintah desa dari simpanan masyarakat terhadap alokasi dana desa,
dana cadangan terebut. Pencairan dana di hal ini berdampak terhadap kurannya
LPD Lembean juga tidak terlalu rumit, partisipasi oleh masyarakat dalam
sehingga ketika adanya permintaan dana perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
yang mendesak dapat disediakan dalam program. Kurangnya partisipasi masyarakat
waktu yang cukup cepat. dalam pengelolaan program ADD akan
berdampak pada realisasi yang tidak
maksimal, (2) terjadinya miss komunikasi
PEMBAHASAN antar unit kerja, hal ini disebabkan oleh
Dari penelitian yang telah dilakukan kurangnya koordinasi yang terjadi pada
penulis melalui metode dokumentasi, dapat internal pemerintah desa, pemeritah desa
dijelaskan bahwa alokasi dana desa yang dengan masyarakat dan pemerintah desa
diterima oleh pemerintah desa lembean dari dengan stakeholders eksternal. Hal ini
tahun 2009 sampai dengan 2014 menyebabkan kecendrungan realisasi
mengalami fluktuasi, dimana jumlah rupiah alokasi dana desa tidak sesuai target yang
yang diterima cendrung mengalami ditetapkan, dan (3) pencairan dana desa
perubahan. Efektivitas pengelolaan alokasi yang terlambat. Terlambatnya pencairan
dana desa dari tahun 2009 sampai dengan alokasi dana desa disebabkan oleh
2014 pada Desa Lembean, Kecamatan mekanisme yang cukup panjang, sehingga
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 6 Nomor: 1 Tahun: 2016

ketika ada keperluan dana yang mendesak berfungsi untuk mengantisipasi jika
untuk membiayai program tidak dapat diperlukan dana yang mendesak untuk
dipenuhi dengan cepat. Akibatnya program membiayai program, sehingga tidak
yang telah dijalankan harus tertunda dalam membuat program yang seharusnya dapat
waktu yang tidak bisa ditentukan, sehingga terlaksaana menjadi tertunda. Mardiasmo
realisasi program menjadi terhambat (2002: 152) disebutkan bahwa masalah
karena harus menunggu tersedianya dana. utama organisasi sektor publik adalaah
Hambatan yang muncul dalam alokasi dana dan pencairan dana. Tiap
merealisasi alokasi dana desa pada desa dana harus dipisahkan dalam laci terpisah
lembean dapat ditanggulangi dengan cara. sehingga dapat dikeluarkan apabila ada
(1) mengadakan pelatihan untuk program otoritas dari pihak perencana dan
alokasi dana desa yang bertujuan untuk pelaksana karena adanya tuntutan.
menambah wawasan dan keterampilan
sumber daya manusia pemerintah desa dan SIMPULAN DAN SARAN
masyarakat sehingga dapat merencanakan, SIMPULAN
melaksanakan, dan mengevaluasi program Berdasarkan analisis data yang telah
yang dibiayai melalui alokasi dana desa dilakukan maka dapat dibuat simpulan hal-
dengan tepat. Hal ini telah diatur dalam hal sebagai berikut. 1) Efektivitas
peraturan pemerintah Republik Indonesia pengelolaan alokasi dana desa pada desa
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Lembean, kecamatan Kintamani,
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 kabupaten Bangli tahun 2009 sampai
tahun 2014 tentang Desa pasal 128 yang dengan 2014 berada pada kategori efektif,
menyebutkan bahwa “pemerintah dan karena tingkat efektivitas tiap tahun berada
pemerintah daerah menyelenggarakan pada angka 90%-100% (efektif). Tingkat
pemberdayaan masyarakat desa dengan evektivitas masing-masing tahun yaitu 2009
pendampingan secara berjenjang sesuai (98,89%), 2010 (100%), tahun 2011(100%),
dengan kebutuhan, pendampingan tahun 2012(89,24%), tahun 2013(100%),
masyarakat secara teknis dilaksanakan dan tahun 2014 (99,57%).2) Adapun
oleh satuan kerja perangkat daerah hambatan yang dialami oleh pemerintah
kabupaten/kota dan dapat dibantu oleh desa dalam merealisasi alokasi dana desa
tenaga pendamping profesional, kader pada desa Lembean, kecamatan
pemberdayaan masyarakat, dan/atau pihak Kintamani, kabupaten Bangli yaitu a)
ketiga serta camat atau sebutan lain pemahaman masyaraakat terhaadap ADD ,
melakukan koordinasi pendampingan b) terjdinya miss komunikasi antar unit kerja
masyarakat desa di wilayahnya”, (2) baik dalam internal pemerintah desa,
meningkatkan koordinasi antar unit kerja. pemerintah dengan maasyarakat, dan
Meningkatkan koordinasi merupakan cara pemerintah dengan stakeholders., dan c)
yang tepat untuk menanggulangi miss pencairan alokasi dana desa yang tidak
komunikasi yang sering terjadi pada unit tepat. 3)Untuk menanggulangi hambatan
kerja organisasi pemerintah desa, karena dalam merealisasi alokasi dana desa dapat
dengan meningkatkan koordinasi setiap unit dilakukan dengan beberapa cara yaitu a)
kerja akan selalu berinteraksi sehingga mengadakan pelatihan tentang alokasi
tidak terjadi tumpang tidih pekerjaan satu dana desaa untuk masayarakat dan
dengan yang lainnya. Mardiasmo (2002:65) aparatur pemerintah desa, b) meningkatkan
disebutan bahwa “koordinasi anggaran koordinasi antar unit kerja, c) membuat
yang baik akan mampu mendeteksi anggaran untuk dana cadangan program.
terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja
dalam pencapaian tujuan organisasi”, (3) SARAN
Pengalokasian dana cadangan. Berdasarkan hasil penelitian yang
Menanggulangi program yang terdunda telah disimpilkan diatas, peneliti dapat
pelaksanaannya akibat terlambatnya memberikan saran sebaigi berikut . 1)
pencairan dana dapat dilakukan dengan Untuk menanggulangi pemahama
membuat anggaran berbeda yang disebut masyarakat yang masih kurang terhadap
dengan dana cadangan. Dana cadangan ini ADD selain mengadakan pelatihan,
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 6 Nomor: 1 Tahun: 2016

pemerintah desa juga harus mampu _______.Laporan Anggaran Pendapatan


memberikan sosialisasi yang tepat kepada dan Bealanja Desa(2009-2014).
masyarakaat tentang peran mereka dalam Bangli : Kantor Desa Lembean.
mengelola ADD, sehingga berpotensi Mardiasmo.2002. Akuntasi Sektor Publik.
membuat pemahaman masyarakat akan Yogjakarta : Andi Offset.
terus meingkat. 2) Untuk menanggulangi Nurcholis, Hanif. Teori dan Praktek
miss komunikasi antar unit kerja selain Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
meningatkan koordinasi, pemerintah harus Jakarta : PT Gramedia Widiasarana
mampu menjaga harmonisasi antar unit Indonesia.
kerja, sehingga ketika terjadinya miss Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas
komunikasi tidak terjadi konflik yang dapat Akhir Program Sarjana dan Diploma.
merugikan pemerintah desa pada 2013.Singaraja : UndikshaUniversitas
khususnya dan masyarakat desa pada Pendidikan Ganesha.
umumnya . 3) Untuk menanggulangi Putra, Chandra Kusuma. 2010.
keterlambatan pencairan dana selain Pengelolaan Alokasi Dana Desa
dengan dengan membuat anggaran Dalam Pemberdayaan Masyarakat
terpisah untuk dana cadangan, pemerintah Desa (Studi Pada Desa Wonorejo
dengan pihak stakeholders hendaknya Kecamatan Singosari Kabupaten
membuat perjanjian bahwa ketika Malang). Skripsi (tidak diterbitkan)
membutuhkan dana tidak boleh Jurusan Administrasi Publik,
dinformasikan dan diminta dengan kurun Universtas Brawijaya, Malang
waktu yang pendek. Penyampaina Sadono, Sukirno. 2004. Ekonomi Mikro.
informasi dapat dilakukan kuranglebih 1 Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
minggu sebelum dana tersebut akan Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik
terpakai, sehingga pemerintah desa dengan Pendidikan. Jakarta : Rajawali
pihak stakeholders sama-sama tidak Sugiyono. 2006. Metode Penelitian
merasa dirugikan. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung : CV. Alfabeta.
DAFTAR PUSTAKA Syahhelmi. 2008. Analisis elastisitas,
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur efisiensi, dan efektivitas. Medan :
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Universitas Suamatra Utara Medan.
Edisi Revisi VI. Jakarta : PT Rineka Tampubolo , Richardo Juniaster. 2013.
Cipta. Pelaksanaan Prinsip Good
Dunn, William N. 2000. Pengantar Analisis Governance dalam Alokasi Dana
Kebijakan Publik. Yogyakarta : Gadjah Desa (ADD) Di Desa Teluk Bakau
Mada University Press. Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten
Effendi, Guntur. 2009. Pemerdayaan Bintan Tahun 2013. Skripsi (tidak
Ekonomi Rakyat. Jakarta : Cv Sagung diterbitkan) Universitas Maritim Raja
Seto. Haji, Bintan.
Halim, Abdul.2002. Akuntansi Keuangan Wasistiono, Sadu.2000. Pengantar Ekologi
Daerah. Jakarta : Salemba Empat. Pemerintahan. Jatinegoro : IPDN
Haris, Syamsudin.2005.Desentralisasi dan Press
Otonomi Derah. Jakarta: LIPI Pers.
Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik,
Kansil, Christine. 2001. Kitab Undang- Teori Dan Proses. Yogyakarta : Media
Undang Otonomi Daerah. Jakarta : PT Pressindo.
Pradnya Paramita. Widjaya, H.A.W. 2004. Otonomi Daerah
Kuncoro, Mudrajad.2004. Otonomi Dan dan Daerah Otonom. Jakarta : PT.
Pembangunan Daerah. Yogjakarta : Grafindo Persada
Erlangga. Depdagri. Kepmendagri No.6090.900327.
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Kreteria Rasio Efektivitas. Online
Pelayanan Publik. Yogyakarta: (diakses 24 April 2015).
Pembaruan.
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 6 Nomor: 1 Tahun: 2016

Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun


2005 Tentang Alokasi Dana Desa.
Online (diakses pada 2 mei 2015).
Permendagri No 66 tahun 2007 tentang
Pemerdayaan Masyarakat Desa.
Online (diakses pada 2 mei 2015)
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
140/640/SJ Tahun 2005 tentang
Pedoman Alokasi Dana Desa (ADD)
dari Pemerintah Kabupaten/Kota
kepada Pemerintah Desa. Online
(diakses pada 2 mei 2015)

Anda mungkin juga menyukai