SKRIPSI
Disusun Oleh:
NURUL ISTIQOMAH
NIM. 175120600111029
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................i
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
DAFTAR BAGAN................................................................................................iv
DAFTAR ISTILAH...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
i
3.3 Fokus Penelitian.........................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................44
INSTRUMEN PENELITIAN.............................................................................46
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Anggaran Dana Desa dari APBN Tahun 2015-2019............3
iii
DAFTAR BAGAN
iv
DAFTAR ISTILAH
DD : Dana Desa
PP : Peraturan Pemerintah
TK : Taman Kanak-Kanak
v
BAB I
PENDAHULUAN
masyarakat. Dengan ini desa dituntut agar mampu menjadi subjek pembangunan
itu sendiri, bukan sebagai objek pembangunan. Konsep ini tidak bisa terlepas dari
agenda Nawa Cita nomor tiga pemerintahan Jokowi-JK yang tersusun dalam
kewenangan dan sumber dana yang memadai guna mengelola potensi yang
Salah satu sumber pemasukan desa adalah Dana Desa (DD). Dana Desa
adalah dana APBN yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui APBD
adalah PP No. 8 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas PP No. 60 Tahun 2014
1
Presiden RI. 2014. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Jakarta:
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Hlm 78.
2
Izza, Mafruhah, dkk. 2018. Data dan Informasi Manfaat Dana Desa di Provinsi Jawa Tengah.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi,
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
1
tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN. Secara umum, tujuan pemerintah
penggunaan dana desa ditahun yang akan datang. Pedoman prioritas ini tentunya
urgensi ataupun kebutuhan desa secara general pada tahun berikutnya. Sebagai
contoh pada tahun 2015, pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa
menjadi prioritas utama implementasi Dana Desa tahun 2017. Tahun 2018 lenbih
lintas bidang seperti BUMDes, embung, sarana olahraga, dll; serta melakukan
ruang publik. Sedangkan di tahun 2019 prioritas ini merujuk pada bidang
3
Kementerian Keuangan RI. 2017. Buku Saku Dana Desa. Jakarta: Humas DJPK. Hlm 7.
2
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa; program lintas bidang; serta
desa.
Kabupaten/ Kota yang mengacu pada alokasi dasar serta penghitungan alokasi
Desa. Hal ini dikarenakan, pemerintah melihat adanya progres pengurangan angka
desa tertinggal semenjak program Dana Desa dilaksanakan pertama kalinya pada
tahun 2015. Dibawah ini merupakan tabel jumlah anggaran Dana Desa dari APBN
Tabel 1.1
Jumlah Anggaran Dana Desa dari APBN Tahun 2015-2019
tak terkecuali di Desa Guwo. Secara administrasi, desa ini terletak di Kecamatan
Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Desa Guwo terdiri dari
4
Ibid.
3
3 (tiga) dusun diantaranya yaitu Dusun Guwo, Dusun Bodeh, dan Dusun
masyarakat desa ini untuk bercocok tanam. Sehingga dapat dikatakan bahwa
sekitar Rp. 8.000.000 – Rp. 12.000.000/tahun. Angka ini masih belum bisa
kebutuhan pokok di masa saat ini. Terlebih selama ini Pemerintah Desa Guwo
merata. Sehingga hadirnya program Dana Desa tentunya membuka harapan besar
bagi masyarakat Desa Guwo untuk dapat mencapai tingkat kesejahteraan dan
desa sekitarnya.
dikelola tidaklah sedikit. Oleh karena itu, sudah seharusnya pemerintah desa
mengelola Dana Desa ini secara bijak dan maksimal untuk dapat meningkatkan
kualitas desa tersebut baik dari segi SDA (Sumber Daya Alam), SDM (Sumber
4
Dana Desa tersebut. Rincian besaran anggaran Dana Desa yang diperoleh Desa
Guwo dari tahun 2015-2019 dapat diperhatikan melalui penyajian tabel berikut.
Tabel 1.2
Pendapatan Dana Desa Guwo Tahun 2015-2019
sejak pertama kalinya diterima anggaran Dana Desa yaitu pada tahun 2015-2019
jalan, talud, rehabilitasi jembatan, honorisasi tenaga pendidik TK dan TPQ, serta
program tersebut, namun apabila ditelisik lebih jauh secara langsung rupanya
mayoritas pembangunan jalan dan talud dibeberapa wilayah Desa Guwo dirasakan
5
Pemerintah Desa Guwo. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Guwo Tahun 2015-2019.
5
tumpang tindih. Pemerintah Desa Guwo pada saat itu justru memilih untuk
jalan yang dikatakan lebih layak daripada beberapa wilayah lainnya di desa ini
titik.
hingga saat ini mereka masih belum bisa merasakan dampak yang luas dari
implementasi Dana Desa tahun 2015-2019 yang dikelola Pemerintah Desa Guwo.
Hal tersebut dapat dikaji dari berbagai bidang yang mendukung kesejahteraan
masyarakat Desa sebagai tolak ukur keberhasilan implementasi Dana Desa oleh
Pemerintah desa yang tidak terwujud dalam optimalisasi Dana Desa pada periode
bersih
Desa Guwo
6
Mengkaji banyaknya kebutuhan-kebutuhan dasar dalam rangka
Desa pada tahun 2015-2019, maka tidaklah salah apabila masyarakat Desa Guwo
menilai bahwa pembangunan beberapa talud dan jalan dibeberapa titik yang
Akan tetapi, tidak semua talud dan jalan yang dibangun tidak bersifat urgen,
seharusnya pemerintah desa secara serius melakukan kajian akan apa yang
sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat Desa Guwo atau melihat kebutuhan mana
dilaksanakan selama ini kurang berdampak luas dan disatu sisi pemberdayaan
masyarakat juga minim terwujud, lalu bagaimana masyarakat Desa Guwo dapat
bakal lahirnya program Dana Desa oleh pemerintah pusat. Oleh karena itu, untuk
7
pemerintah desa yang cenderung melakukan pembangunan fisik yang besifat tidak
menganalisa motivasi atau preferensi dari Pemerintah Desa Guwo, BPD, dan
tahunnya pada periode tersebut. Oleh karena iu, judul dari penelitian ini adalah
Guwo?
8
1.3 Tujuan Penelitian
serta proses apa yang terjadi sehingga menyebabkan pemerintahan Desa Guwo
lebih berfokus pada pembangunan fisik yang bersifat tidak terlalu urgen daripada
kesejahteraan masyarakat desa seperti yang telah tercantum pada nilai-nilai dasar
dibawah ini:
institutionalism.
masyarakat desa.
9
1.4.2 Manfaat Praktis
2. Sebagai referensi dan bahan pembelajaran bagi pemerintah desa lain yang
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
digunakan untuk mengkaji penelitian ini dengan menggunakan salah satu turunan
perangkat desa dalam pengelolaan Dana Desa melalui jurnal yang berjudul
11
in Marindal II Village, Deli Serdang, Indonesia”. Jurnal ini menjelaskan
desa maka pengelolaan Dana Desa tidak akan berjalan maksimal. Hasil
dari penelitian pada jurnal ini adalah rupanya baik kepala desa dan
in Namlea District”. Pada jurnal ini, Salma Yusuf, dkk membedah melalui
12
lembaga yang saling bekerjasama yaitu pemerintahan desa, BPD (Badan
elemen lembaga ditingkat desa dinilai masih belum maksimal akibat tak
asli atau dalam arti lain sebuah kewenangan pemerintah desa untuk
13
eksplorasi Nyimas tersebut kemudian menghasilkan temuan yaitu sejak
desa sebagai sebuah solusi untuk dapat mengaplikasikan Dana Desa sebaik
mungkin. Selain itu, partisipasi dari seluruh elemen untuk mewujudkan hal
Keempat, Andi Ashar dan Andi Agustang meneliti tentang salah satu
dampak dari implementasi Dana Desa yaitu dari kacamata kajian sosial melalui
jurnal yang berjudul “Dampak Sosial Dana Desa dalam Kesejahteraan Masyarakat
banyak sekali manfaat dari implementasi Dana Desa apabila dilaksanakan secara
kesejahteraan masyarakat desa. Hasil penelitian dari Andi Ashar dan Andi
kacamata sosial yang terjadi akibat pengelolaan Dana Desa yang dilakukan oleh
8
Nyimas, Latifah. 2016. Otonomi Desa dan Efektivitas Dana Desa. Jurnal Penelitian Politik LIPI
Vol 13 No 2 Hlm 193-211.
14
keterampilan masyarakat desa. Sedangkan dampak negatif dari pengelolaan Dana
Desa di Desa Kalola yaitu munculnya konflik antara warga, masyarakat menjadi
Kalola ini rupanya menyebabkan adanya kecemburuan sosial yang dilandasi atas
Kabupaten Semarang”. Sadar akan implikasi Dana Desa yang sangat besar
itu bisa terjadi karena implementasi Dana Desa selama ini hanya ditujukan
15
kesejahteraan masyarakat desa dengan cara mengefektifkan dana-dana
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
10
Depi, Rahayu. 2017. Strategi Pengelolaan Dana Desa untuk Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Desa Kalkayen, Kabupaten Semarang. Economics Development Analysis Journal Vol
6 No 2 Hlm 107-116.
16
bahwa sejatinya desa
memiliki cara tersendiri untuk
melibatkan lembaga-lembaga
lain dalam rangka
penggunaan Dana Desa, baik
dalam cakupan ruang formal
maupun informal.
3. Nyimas Otonomi Desa Kualitatif Kajian yang dilakukan oleh
Latifah dan Efektivitas Deskriptif Nyimas Latifah ini
Dana Desa memberikan pandangan
bahwa desa sejatinya
memiliki otonomi asli atau
sebuah kewenangan
pemerintah desa untuk
mengintegrasikan dan
mengurus kepentingan
masyarakat. Selain itu,
Nyimas Latifah juga
mengidentifikasi bahwa sejak
pertama kali program Dana
Desa diluncurkan di
Indonesia, kemanfaatan dari
program tersebut rupanya
masih kurang efektif untuk
meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa.
4. Andi Ashar Dampak Sosial Kualitatif Penelitian ini menunjukkan
dan Andi Dana Desa Deskriptif fakta bahwa terdapat dampak
Agustang dalam positif dan negatif dalam
Kesejahteraan kacamata sosial yang terjadi
Masyarakat di akibat pengelolaan Dana Desa
Desa Kalola, yang dilakukan oleh
Kecamatan Pemerintahan Desa Kalola.
Maniangpajo, Dampak positifnya adalah
Kabupaten kemudahan akses jalan bagi
Wajo masyarakat untuk menuju ke
area persawahan,
tercukupinya kebutuhan
pokok masyarakat tidak
mampu, peningkatan taraf
hidup masyarakat,
pengasahan keterampilan
masyarakat desa. Sedangkan
dampak negatif dari
pengelolaan Dana Desa di
Desa Kalola yaitu munculnya
17
konflik antara warga,
masyarakat menjadi terpecah
belah, maraknya sifat
individualisme, kriminalitas
di tingkat desa mulai
bermunculan.
Warjio, dan Salma Yusuf. Disatu sisi, penelitian yang dilakukan oleh
Nyimas Latifah, Andi Agustang, Andi Ashar, dan Depi Rahayu lebih
keputusan pemanfaatan Dana Desa. Hal inilah yang menjadi titik pembeda
18
antara kelima penelitian terdahulu diatas dengan kajian yang dilakukan
Sub bab kajian teoritis akan menjabarkan teori, pendekatan, atau konsep
institutionalism yang merupakan salah satu turunan dari teori new institutionalism.
Oleh karena itu, sebelum membahas lebih lanjut terkait rational choice
dahulu.
baru lahir atas dasar kritik terhadap teori old institutionalism atau
19
choice (pilihan rasional). James March dan Johan Olsen mendefinisikan
a. Contextualism
b. Reductionism
c. Utilitarianism
d. Functionalism
Ciri ini merupakan salah satu cara bagi para penganut behavioralism dan
e. Instrumentalism
11
B. Guy, Peters. 2004. Institutional Theory Political Science: The New Institutionalism. New
York: Continuum. Hlm 15-17.
20
Teori new institutionalism melihat semua individu yang
suatu lembaga harus mematuhi aturan ini. Oleh karena itu, terdapat
lembaga dalam kondisi sangat stabil, maka akan lebih mudah untuk
mendesain institusi yang lebih mudah berubah-ubah. Akan tetapi tetap saja
kepentingan lembaga.12
12
Ibid. Hlm 18.
21
Masing-masing lembaga menginginkan adanya keamanan dan
organisasi lain di bidang yang sama. Walter Powell dan Paul Dimaggio
22
diantaranya adalah normative institutionalism, rational choice
turunan dari teori new institutionalism. Argumen dasar dari pendekatan ini
adalah individu dapat/ tetap akan memiliki motivasi atau preferensi utama
Individu dan lembaga saling memiliki keterkaitan satu sama lain. Suatu
akan menghasilkan lembaga dan juga datang dari lembaga. Oleh karena
14
Ibid. Hlm 19-20.
23
individu dan lembaga dalam pendekatan rational choice dapat
Individu
Lembaga
B. Guy, Peters. 2004. Institutional Theory Political Science: The New Institutionalism. New
15
24
secara sadar perilaku aktor politik tetap dibatasi oleh seperangkat
kajian kelembagaan yaitu adanya batasan, resiko, serta peluang atas setiap
tindakan yang dilakukan aktor. Oleh karena itu, pilihan tindakan dari
pendekatan ini menyinggung tentang rule of the game yang berlaku pada
nilai kelembagaan yang ada pada lembaga. Menurut pandangan Jon Elster,
inti dari pendekatan ini diperoleh dari adanya kepercayaan dasar terkait
menurut rasionalitasnya.16
berikut.
16
Jon, Elster. 1989. Nuts and Bolts for the Social Sciences. Cambridge: Cambridge University
Press. Hlm 22.
25
a. Principle Agent Model
dipertimbangkan dari perspektif principle agent model. Inti dari model ini
kepatuhan aktor lain. Hal ini tetap merujuk pada individu ingin
dalam model ini menekankan adanya permainan yang tidak hanya sekali
26
saja dilakukan. Harus ada permainan berkali-kali untuk mencapai
aturan formal dalam model ini sangat penting yaitu untuk mengendalikan
lembaga tersebut.
umum, mempunyai satu set masalah umum, dan memiliki tabula rasa. 17 Secara
individu sebagai aktor utama dalam proses kelembagaan dan individu tersebut
menguntungkan bagi aktor/ lembaga yang terlibat dalam kasus ini yaitu
27
penggunaan Dana Desa pada maksimalisasi pembangunan fisik yang tidak
2019 di Desa Guwo lebih cenderung pada pembangunan fisik yang tidak
28
atau aturan lembaga. Keempat indikator ini lah yang akan peneliti
lembaga. Setiap individu atau aktor lembaga bertindak pasti didasari atas
lembaganya, peran dari para aktor dalam sebuah lembaga akan beragam.
keterlibatan aktor dalam lembaga pada penelitian ini akan dianalisa dari
2015-2019
29
Menganalisa bagaimana aktor-aktor kelembagaan yang terjun
mereka capai. Begitu juga antara lembaga yang satu dengan lainnya,
positif.
hal seperti:
30
Menganalisa tindakan apa yang diambil oleh aktor/lembaga yang
Mampu menemukan titik terang dari motif dan siapa saja pihak
hal penentuan hasil politik. Dengan kehadiran relasi kuat yang terbentuk
dalam lembaga. Indikator ini akan menilai bagaimana pola serta dinamika
interaksi yang terjadi antar lembaga, dimana antara satu lembaga dengan
bersama.
dibawah ini:
31
Menganalisa secara mendalam terkait bagaimana interaksi antar
urgen disetujui
tahun 2015-2019
anggota yaitu adanya otoritas beberapa individu atau aktor yang dominan
32
akan berjalan seperti apa, didesain seperti apa, dan memperoleh
seperti:
33
2.3 Alur Pikir Penelitian
melakukan analisa; serta memaparkan hasil kajian analisa pada penelitian ini agar
lebih mudah dipahami oleh pembaca, maka disajikanlah alur pikir penelitian
dalam bentuk bagan yang akan menjadi kerangka berfikir selama proses
Bagan 2.2
Alur Pikir Penelitian
Latar Belakang:
1. Implementasi program-program Dana Desa di Desa Guwo pada tahun
2015-2019 cenderung dipreferensikan pada pembangunan yang tidak
terlalu urgen
2. Kebutuhan dasar masyarakat Desa Guwo masih banyak yang belum
terfasilitasi dengan baik oleh desa
3. Kesejahteraan masyarakat Desa Guwo belum tercapai
35
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab 3 (tiga) akan dipaparkan terkait dengan metode dalam penelitian
yang digunakan. Metode yang diterapkan yaitu metode kualitatif sesuai kebutuhan
penelitian yang memerlukan penyajian data secara lebih mendalam dan rinci
Dana Desa untuk pembangunan yang bersifat tidak terlalu urgen. Sehingga
periode tersebut. Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan oleh
36
beberapa informan secara lebih mendalam terkait dengan obyek yang
sedang diteliti.
bersifat apa adanya sehingga disini lebih ditekankan pada logika ilmiah
nantinya pada penelitian dengan metode ini akan disertai dengan kutipan-
37
fakta-fakta lapangan yang dapat dideskripsikan semaksimal dan sejelas
mengkaji motivasi atau preferensi setiap aktor atau lembaga yang terlibat
berlangsung karena sejak tahun 2020 telah ada pergantian Kepala Desa
menjadi lebih terarah, tidak bertele-tele, dan tidak melebar kajiannya. Oleh
38
menguntungkan bagi aktor/ lembaga yang terlibat dalam kasus ini yaitu
dua jenis dan sumber data pada penelitian ini yaitu data primer dan data
sekunder. Pertama, data primer atau yang disebut sebagai data tangan
pertama yaitu data atau informasi yang bersumber secara langsung dari
informan atau subjek penelitian.20 Pada penelitian ini, data primer dapat
tahun 2015-2019
Kedua, data sekunder atau yang disebut sebagai data tangan kedua
merupakan data atau informasi yang bersumber tidak secara langsung dari
20
Saifuddin, Azwar. 2001. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
39
subjek penelitian.21 Hal ini tentunya berbeda dengan data primer. Data
penelitian yang dikaji. Jenis dan sumber data ini dapat dijadikan sebagai
pelengkap bagi data primer. Pada penelitian ini, data sekunder yang
besaran perolehan Dana Desa yang didapat Desa Guwo dan disalurkan
untuk program apa saja Dana Desa pada periode tersebut serta notulensi
periode tersebut.
data yang menarik serta sesuai dengan penelitian yang dkaji sehingga
21
Ibid.
22
Iryana. 2019. Teknik Pengumpulan Data Metode Kualitatif. (Online).
(https://doi.org/10.31227/osf.io/2myn7, diakses pada 13 Oktober 2020 pukul 23:44).
40
melakukan pengamatan secara langsung dengan terjun ke lapangan.
Desa tahun 2015-2019 dalam wujud pembangunan jalan dan talud maupun
masyarakat atau publik dari hasil pembangunan fisik yang dilakukan oleh
informan yang telah dipilih sesuai bidang yang dibawahi informan dan
41
pedoman wawancara yang telah disusun sebelmunya.23 Teknik
Guwo.
yang diperoleh pemerintah desa. Aktor atau lembaga yang turut serta
menguntungkan bagi aktor/ lembaga yang terlibat dalam kasus ini atas
42
Dana Desa dan mengungkap motivasi atau preferensi yang
menguntungkan bagi aktor/ lembaga yang terlibat dalam kasus ini yaitu
mengetahui besaran perolehan Dana Desa yang didapat Desa Guwo dan
disalurkan untuk program apa saja Dana Desa pada periode tersebut.
tiap aktor/ lembaga yang terlibat dalam tahapan ini pada periode tersebut.
observasi; laporan; dan lain-lain terkait onjek penelitian. Kedua, kemudian data-
43
proses ini yaitu pengklasifikasian data yang bertujuan untuk memudahkan peneliti
untuk memilah data-data sesuai klasifikasi tertentu sesuai dengan kebutuhan atau
kalimat dan gambar. Kelima, setelah data-data tersebut dianalisis sedemikian rupa
Bagan 3.1
Proses Analisis Data
Tahap 5
Tahap 4
Kesimpulan
Menganalisa data
penelitian
Sumber: Diolah oleh peneliti, 2021
44
3.7 Sistematika Penulisan
BAB I sebagai Bab Pendahuluan dimana terdiri dari latar belakang penelitian,
BAB III merupakan Bab Metode Penelitian dimana akan mengulas jenis
penelitian, ruang lingkup penelitian, fokus penelitian, jenis dan sumber data,
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Elster, Jon. 1989. Nuts and Bolts for the Social Sciences. Cambridge: Cambridge
Hall, Peter dan Rosemary Taylor. 1996. Political Science and the Three New
45
Kementerian Keuangan RI. 2017. Buku Saku Dana Desa. Jakarta: Humas DJPK.
Mafruhah, Izza, dkk. 2018. Data dan Informasi Manfaat Dana Desa di Provinsi
Jurnal
Ashar, Andi dan Andi Agustang. 2020. Dampak Sosial Dana Desa dalam
Azhar, dkk. 2020. The Role of Village Apparatus in Managing Village Fund: a
489-496.
23.44).
46
Latifah, Nyimas. 2016. Otonomi Desa dan Efektivitas Dana Desa. Jurnal
Yusuf, Salma, dkk. 2019. Village Institution Relations in the Utilization of Village
Dokumen
INSTRUMEN PENELITIAN
relevan dan sesuai dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian. Pada penelitian
47
1. Peneliti Sendiri
peneliti sendiri merupakan salah satu instrumen penting penelitian. Hal ini
kasus ini yaitu pemerintah desa, BPD, dan tokoh masyarakat atas
2. Pedoman Wawancara
48
Berikut merupakan pedoman wawancara yang telah peneliti susun
sedemikan rupa:
PEDOMAN WAWANCARA
justru keterlibatan aktor atau lembaga lain hadir atas keinginan mereka
sendiri?
b. BPD
1) Apa peran yang dimainkan oleh BPD dalam keterlibatannya pada tahap
c. Tokoh Masyarakat
49
a. Pemerintah Desa Guwo
1) Apa motivasi atau preferensi pemerintah desa yang hendak dicapai dalam
b. BPD
1) Apa motivasi atau preferensi BPD yang hendak dicapai dalam tahapan
c. Tokoh Masyarakat
Desa?
1) Bagaimana interaksi antar pemerintah desa dengan BPD pada tahun 2015-
b. BPD
50
1) Bagaimana interaksi antara BPD sebagai lembaga formal dengan tokoh
c. Tokoh Masyarakat
Desa Guwo?
51
4) Bagaimana cara pemerintah desa meminimalisir sanksi yang didapat atas
3. Panduan Observasi
PANDUAN OBSERVASI
lainnya.
52
c. Mengamati apakah dengan keberadaan pembangunan
4. Catatan Lapangan
5. Alat Dokumentasi
guna kepentingan penelitian itu sendiri. Pada penelitian ini, alat dokumentasi yang
53