Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENYEBABKAN KREDIT

MACET DANA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (DANA-PEM)


DI KELURAHAN NAIMATA KECAMATAN MAULAFA
KOTA KUPANG TAHUN 2019

PROPOSAL PENELITIAN

DISUSUN OLEH :

ADY PRABOWO RIHI PATY


NIM : 165198

KONSENTRASI KEUANGAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN
KUPANG
2022

i
LEMBARAN PENGESAHAN
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENYEBABKAN KREDIT
MACET DANA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (DANA-PEM)
DI KELURAHAN NAIMATA KECAMATAN MAULAFA
KOTA KUPANG TAHUN 2019

Nama : Ady Prabowo Rihi Paty


NIM : 165198
Jurusan : Ekonomi Manajemen
Konsentrasi : Keuangan

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Adrianus Aluman, SE., MM Penina Nufninu, S,AB.,MM

Mengetahui

Ketua Program Studi

Baltasar Asa, S.Fil.MM

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan
karunianya penulis dapat menyelasaikan proposal penelitian ini dengan judul
“ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENYEBABKAN KREDIT MACET
DANA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (DANA-PEM) DI KELURAHAN
NAIMATA KECAMATAN MAULAFA KOTA KUPANG TAHUN 2019”

Adapun tujuan dari penulisan proposal ini adalah sebagai bentuk langkah
awal dengan rangkah penelitian guna menyelasaikan Skripsi pada Program Studi
Manajemen Keuangan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Kupang.”

Terampungnya proposal penelitian ini karena penulis mendapatkan bantuan


dari berbagai pihak, teristimewa dosen pembimbing yaitu pembimbing satu dan
pembimbing dua karena atas kesabaran dan kebijakan mereka dalam membimbing
dan memberikan motivasi sehinggah proposal penelitian ini dapat diselesaikan.
Oleh karena itu penelitian menyampaikan banyak terima kasih kepada pembimbing
satu dan pembimbing dua serta semua pihak yang telah memberikan dukungan
dalam proses penulisan proiposal ini.

Proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu diharapkan usul dan
kritikan membangun demi kesempurnaan penulisan proposal penelitian ini dengan
demikian proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua
terutama bagi penulisan selanjutnya demi menyempurnakan proposal ini.

Kupang, 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
1.3 Tujuan dan Manfaat ..................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 5
2.1 Tinjauan Teoretis ......................................................................................... 5
2.1.1 Pengertian Kredit ............................................................................... 5
2.1.2 Jenis – Jenis Kredit ............................................................................. 6
2.1.3 Tujuan Kredit .................................................................................... 9
2.1.4 Faktor Yang Menyebabkan Terjadi Kredit Macet ............................. 10
2.1.5. Usaha Dana PEM .............................................................................. 12
2.1.6 Variabel – variabel yang Diteliti yang berhubungan dengan
pengembalian Kredit .............................................................................. 14
2.2 Kajian Empiris ............................................................................................. 17
2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 21
3.1 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 21
3.2 Definisi Konsep dan Operasional................................................................. 21
3.3 Populasi dan Sample .................................................................................... 22
3.4 Jenis dan Sumber Data ................................................................................. 23
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 24
3.6 Teknis Analisis Data .................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 25

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1............................................................................................................ 3
Tabel 2.1............................................................................................................ 18
Tabel 3.1............................................................................................................. 23

v
DAFTAR GAMBAR

Tabel 2.1............................................................................................................ 20

vi
BAB 1
PANDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pemerintah Kota Kupang mengeluarkan kebijakan program pemberdayaan


masyarakat untuk memperbaiki struktur ekonomi dengan pemberian modal usaha
ekonomi produktif yang berskala kecil, sesuai potensi di tingkat kelurahan, dengan
sasaran masyarakat yang memiki usaha perorangan skala kecil yang sudah berjalan.
Program pemberdayaan masyarakat ini disebut dengan Dana Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat (PEM). Berdasarkan Keputusan Walikota Kupang Nomor
1/KEP/HK/2014 tentang perubahan atas Keputusan Walikota Kupang Nomor
15A/KEP/HK/2013 tentang petunjuk pelaksanaan penggunaan Dana Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Kota Kupang Tahun 2013. Dana PEM diberikan oleh
Pemerintah Kota Kupang, dimana secara teknis dikelola oleh Badan Pemberdayaan
Masyarakat Kota Kupang yang kemudian dioperasionalisasi pengelolaannya, dan
diserahkan kepada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) di setiap kelurahan
Kota Kupang.
Dari LPM dana tersebut dikelola dan diberikan secara bergulir dan tanpa bunga
kepada masyarakat dalam pinjaman atau penyediaan modal usaha, dan diberikan sesuai
dengan kemampuan usaha. Pemerintah Kota Kupang lewat Program dana PEM yang
digulirkan kepada masyarakat di setiap kelurahan di Kota Kupang, salah satunya di
kelurahan Naimata, memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
mengembangkan potensi perekonomian dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang
dikelola secara perorangan. Dana Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PEM) yang
diberikan kepada masyarakat dalah dana untuk mengembangkan usaha ekonomi
produktif dan harus dikembalikan kepda LPM yang selanjutnya digulirkan kembali
kepada masyarakat. Sasaran dari program dana PEM Kota Kupang adalah usaha
perorangan berskala kecil yang telah berjalan. Dan pemberian dana PEM ini,
merupakan penguatan modal usaha dalam bentuk dana bergulir tanpa bunga.

1
Dalam pemberian dana PEM dilihat dari kondisi ekonomi para peminjam dan
usaha apa yang dilakukan, sehingga dari LPM dapat melihat apakah peminjam dana
PEM tersebut benar-benar atau layak mendapat pinjaman dana. Setelah para peminjam
mendapatkan dana untuk usahanya, mereka juga diberi batasan waktu maksimal selama
12 (dua belas) bulan untuk mengembalikan dana PEM yang telah dipinjam, tetapi tidak
dikenai bunga. Dalam Keputusan Walikota Kupang Nomor 1/KEP/HK/2014 tentang
petunjuk pelaksanaan penggunaan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kota Kupang
Tahun 2013, program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PEM) Kota Kupang
merupakan wujud perhatian Pemerintah Kota Kupang dalam memberdayakan
Masyarakat dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
mengembangkan potensi perekonomian burupa usaha – usaha yang dijalankan.
Program ini dimaksudkan untuk memperbaiki struktur ekonomi masyarakat,
dengan menyediakan modal usaha melalui dana PEM bagi pemgembangan usaha
ekonomi masyarakat untuk membangun dan memberdayakan masyarakat dari
keterbelakangan dan kemiskinan oleh karena itu, dengan adanya program dana
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PEM) ini, diharapkan berpengaruh terhadap
tingkat kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya perguliran dana PEM ini,
masyarakat yang mendapatkan pinjaman dana untuk penambahan modal usaha, dapat
mengelola dana tersebut untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih baik. Apabila
usaha mereka menjadi lebih baik, otomatis adanya peningkatan pendapatan dan dapat
berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat, khususnya pada masyarakat
di kelurahan Naimata Kota Kupang.
Hal ini dapat dilihat dengan sebelum diterimanya dana PEM, masyarakat
ekonomi mikro hanya dapat berwirausaha dengan dana yang seadanya, sehingga
pendapatan yang diterimapun kecil tetapi debitur dituntut untuk membiayai kebutuhan
hidup sehari-hari. dan setelah mereka menerima dana tersebut, usaha yang sebelumnya
dalam skala kecil, mereka membangunnya menjadi lebih besar, sehingga pendapatan
yang debitur peroleh dapat mendukung dan memenuhi kebutuhan hidup maupun
keberlangsungan usaha yang mereka jalankan. Namun dalam pengembalian dana PEM

2
Tahun Anggaran 2019 terjadi masalah tunggakan kredit sehiggah pengembalian uang
kas Dana PEM tidak sesuai dengan pengeluaran.
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Pinjaman, Realisasi Dan
Tunggakan Pengembalian Kredit Dana PEM Kelurahan Naimata
Kecamatan Maulafa Kota Kupang Tahun 2019.
BULAN JUMLAH JUMLAH PEMNGEMBALIAN KREDIT PERSENTASE
ANGGOTA KREDIT (%)
(ORANG) USAHA
(Rp) REALISASI Presntase Sisa kredit / SISA KREDIT
(Rp) (%) tunggakan
Realisasi (Rp)

AGUSTUS 7 2.100.000,- 2.100.000.- 100 0 0

SEPTEMBER 17 3.050.000.- 2.450.000.- 80,33 600.000 19,67

OKTOBER 21 4.400.000.- 1.650.000.- 37,5 2.750.000 62,5

NOVEMBER 4 6.100.000,- 3.070.100.- 50,33 3.029.900 49,67

Jumlah 49 15.650.000, 9.270.100,- 59,23 6.379.900 40,77


-

Sumber : Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Naimata Tahun 2019

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sering terjadinya tunggakan


pengembalian kredit oleh para anggota meskipun pihak Kelurahan sudah memberikan
kelonggaran pembayaran yaitu dengan mecicil pembayaran sesuai batas waktu yang
telah ditentukan oleh pengurus Dana-PEM. Masalah ini dikarenakan pendapatan dan
kesadaran dari anggota kredit yang juga masih rendah untuk mengembalikan kredit
pinjaman.

Pada latar belakang di atas, diduga bahwa pengawasan dari pihak pengelola,
pendapatan anggota, kemampuan berusaha dan kesadaran anggota berpengaruh

3
terhadap pengembalian kredit Dana-PEM. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis
akan melakukan penelitian dengan mengambil judul : “ANALISIS PENERIMAAN
DAN PENGELUARAN KAS DANA PEM DI KELURAHAN NAIMATA
KECAMATAN MAULAFA KOTA KUPANG TAHUN 2019”

1.2. PERUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang di atas, maka penuli merumuskan masalah pokok sebagai
berikut : “Bagaimana bentuk pengawasan, pendapatan anggota, kemampuan berusaha
anggota kesadaran anggota terhadap pengembalian Kredit Dana – PEM Kelurahan
Naimata Tahun 2019”.

1.3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Penelitian


a. Untuk mengetahui bentuk pengawasan pengelola, pendapatan
anggota,kemampun berusaha anggota dan ksadaran anggota yang mempunyai
hubungan dengan pengembalian kredit Dana-PEM di
Kelurahan Naimata.
b. Untuk mengetahui hambatan – hambatan dari debitur dalam pengembalian
pinjaman serta mencari solusinya.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak pengelola dalam mengawasi


kegiatan-kegiatan usaha dari anghota Dana-PEM.
a. Sebagai bahan informasi bagi para anggota Dana – PEM bahwa betapa
pentingnya pengembalian kredit Dana-PEM bagi kegiatan operasional usaha.
b. Sebagai data pemerintahan dalam mengawasi pengelolaan Dana-PEM
c. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian
yang sama di waktu-waktu mendatang.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. TINJAUAN TEORITIS


Kredit adalah peminjaman uang atau tagihan dengan berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak
meminjam untuk melunasi hutangnya setelah 24 jangka waktu tertentu dengan jumlah
bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan
2.1.1 Pengertian Kredit
Menurut Dendawijaya (2002:82) Kredit adalah kemampuan untuk
melaksanakan suatu pembelian atau suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya
akan dilakukan tangguhan pada jangka waktu yang disepakati. Sedangkan menurut
Muslehuddin (2004:32-34) Kredit merupakan suatu kepercayaan pada kemampuan
seseorang untuk membayar, kepercayaan ini didasarkan atas sebuah perjanjian. Jadi
adakalanya kredit dinyatakan hanya sebagai “janji untuk membayar hutang” atau
sebagai izin untuk menggunakan modal orang lain. yang mengacu pada upaya
seseorang untuk menggunakan barang dagangan seseorang, dengan janji akan
membayarnya kembali setelah barang dagang itu laku. Dari Pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa kredit adalah penyediaan uang kepada pihak ketiga atas dasar
kepercayaan dengan perjanjian tertulis bahwa akan dikembalikan kembali bersama
bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Kredit menurut Hermansyah (2008:57) adalah pinjaman uang dengan
pembayaran pengembalian secara mengangsur atau pinjaman sampai batas jumlah
tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lain. Dalam Undang-undang RI No 7
tahun 1992 Tentang perbankan Pasal 1 ayat (12), Pengertian kredit adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah
bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

5
Dari pernyataan para ahli di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa
Perkataan kredit tidak saja dikenal oleh masyarakat dikota kota besar, namun sampai
didesa desa pun kata kredit tersebut sudah sangat populer. Istilah kredit berasal dari
kata yunani yang artinya kepercayaan, yaitu kepercayaan dari kreditur bahwa
debiturnya akan mengembalikan pinjaman beserta bunganya sesuai dengan perjanjian
kedua belah pihak. Apa yang telah dijanjikan itu dapat berupa barang, uang atau jasa.
Prinsip penyaluran kredit adalah prinsip kepercayaan dan kehati hatian. Indikator
kepercayaan ini adalah kepercayaan moral, komersial, finansial, dan agunan. Bila
transaksi kredit terjadi, maka akan dapat kita lihat adanya pemindahan materi dari yang
akan memberikan kredit kepada orang yang diberikan kredit, sehingga yang memberi
kredit menjadi yang berpiutang, sedangkan yang diberi kredit yang terhutang. Kredit
juga merupakan kemampuan seseorang ataupun badan usaha untuk menggunakan
uang, barang atau jasa yang diterimanya dihubungkan dengan kemampuan untuk
mengembalikan setelah jangka waktu tertentu. Manajemen perkreditan Bank adalah
kegiatan mengatur pemanfaatan dana-dana bank, supaya produktif, aman dan giro
wajib. minimalnya tetap sehat. Manajemen perkreditan akan dapat dilakukan dengan
baik jika didasarkan perhitungan yang matang dan terpadu dari pendapatan, keamanan,
dan giro wajib minimalnya. Oleh karena itu, pimpinan bank dituntut agar
melaksanakan perencanaan, alokasi, dan kebijaksanaan penyaluran kreditnya.
2.1.2 Jenis-Jenis Kredit
Beragamnya jenis macam kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula akan
kebutuhan jenis kredit. Dalam prakteknya kredit yang ada dimasyarakat terdir dari
beberapa jenis, begitu pula dengan pemberian fasilitas kredit oleh bank kepada
masyarakat. Pemberian fasilitas kredit oleh bank dikelompokkan kedalam jenis yang
masing masing dilihat dari berbagai segi. Pembagian jenis ini ditujukan untuk
mencapai sasaran atau tujuan tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki berbagai
karakter tertentu.
Secara umum jenis-jenis yang disalurkan oleh bank dan dilihat dari berbagai
segi adalah sebagai berikut (Kasmir, 2006:75)

6
a. Berdasarkan Kegunaan Maksud dari jenis kredit ini adalah untuk melihat
penggunaan uang tersebut apakah untuk digunakan dalam kegiatan utama atau
hanya kegiatan tambahan. Jika ditinjau dari segi kegunaan terdapat dua jenis kredit
yaitu :
1) Kredit investasi Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan
perluasan usaha atau membangun proyek atau pabrik baru diman masa
pemakaian untuk suatu periode yang relatif lama dan biasanya kegunaan kedit
ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.
2) Kredit modal kerja Merupaakan kredit yang digunakan untuk keperluan
meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contohnya kredit modal kerja
diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya
lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. Kredit modal kerja
merupakan kredit yang dicarikan untuk mendukung kredit investasi yang sudah
ada
b. Berdasarkan Tujuan Kreditnya Kredit jenis ini dilihat dari tujuan pemakaian suatu
kredit, apabila bertujuan untuk diusahakan kembali atau dipakai untuk keperluan
pribadi, Jenis kredit dilihat dari tujuan adalah:
1) Kredit produktif Yaitu kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau
produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau
jasa. Artinya kredit ini digunakan untuk diusahakan sehingga menghasilkan
sesuatu, baik berupa uang maupun jasa.
2) Kredit konsumtif Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau
dipakai secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa
yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang
atau badan usaha.
3) Kredit perdagangan Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan
untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan
yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan

7
tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen
perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu.
c. Berdasarkan jangka waktu Dilihat dari jangka waktu, artinya
lamanya masa pemberian kredit mulai dari pertama sekali diberikan masa
pelunasannya, jenis kredit ini adalah:
1) Kredit jangka pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka barang dari 1
tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal
kerja.
2) Kredit jangka menengah Jangka waktu kredit ini berkisar antara 1 tahun sampai
3 tahun, kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja. Beberapa bank
mengklasifikasikan kredit menengah menjadi kredit jangka panjang.
3) Kredit jangka panjang Merupakan kredit yang masa
pengambilannya paling panjang yaitu diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya
kredit ini digunakan untuk investasi jangja panjang seperti perkebunan karet,
kelapa sawit atau manufaktur dan juga untuk kredit konsumtif seperti kedit
perumahan.
d. Bedasarkan segi jaminan maksudnya adalah setiap pemberian suatu fasilitas kredit
harus dilindungi dengan suatu barang atau surat-surat berharga minimal senilai
kredit yang diberikan. Jenis kredit dilihat dari segi jaminan adalah:
1) Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan
tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak
berwujud. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai
jaminan yang diberikan calon debitur.
2) Kredit tanpa jaminan Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau
orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prosfek usaha, karakter
serta loyalitas calon debitur selama berhubungan dengan bank yang
bersangkutan.

8
e. Berdasarkan Sektor usaha Setiap sektor usaha memiliki karakteristik yang
berbeda-beda, oleh karena itu pemberian fasilitas kreditpun berbeda-beda pula.
Jenis kredit yang dilihat dari sektor usaha adalah sebagai berikut:
1) Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor
perkebunan atau pertanian rakyat.
2) Kredit peternakan, dalam hal ini kredit diberikan untuk jangka waktu
yang relatif pendek, misalnya peternakan ayam dan untuk kredit
jangka panjang seperti kambing atau sapi.
3) Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri pengolahan
baik untuk industri kecil, menengah atau besar .
4) Kredit pertimbangan, yaitu jenis kredit untuk usaha tambang yang
dibiayainya,biasanya dalam jangka panjang seperti tambang emas, minyak atau
tambang timah.
5) Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun saran
dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa
yang sedang belajar.
6) Kredit profesi, diberikan kepada kalangan para profesional seperti dosen, dokter
atau pengacara.
7) Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian
perumahan.
8) Dan sektor-sektor usaha lainnya Seluruh jenis kredit diatas dapat diberikan
kepada calon debitur denngan syarat telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang
telah ditetapkan oleh bank Indonesia maupun manejer bank itu sendiri, misalnya
calon debitur telah memenuhi syarat-syarat pinjaman dan mengikuti aturannya.

2.1.3. Tujuan Kredit Modal Usaha


a. Turut mensukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan
pembangunan.

9
b. Meningkatkan aktifitas perusahaan agar dapat dijalankan fungsinya guna
menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
c. Memperoleh laba dari lingkungan perusahaan, terjamin dan dapat memperluas
usahanya.
2.1.4. Faktor Yang Menyebabkan Kredit Macet

Banyak faktor penyebab terjadinya kredit macet menurut Zul Efendy (2004),
yaitu:
a. Faktor internal Pengelola
Faktor intrernal yang menyebabkan kredit macet ialah adanya kelemahan atau
kesalahan dari pemberi kredit itu sendiri seperti:
- Kelemahan dalam analisis kredit

Setiap analisis harus berdasarkan data yang benar-benar akurat, agar hasil

analisis menjadi tepat.

- Kelemahan dalam dokumen kredit

Salah satu kekuatan dalam menghadapi kenakalan nasabahnya, adalah

kekuatan dan kelengkapan dokumen yang biasa digunakan sebagai senjata

pemberi pinjaman.

- Kelemahan kebijakan kredit

Setiap pemeberi pinjaman mempunyai kebijakan kredit yang sudah digariskan

terlebih dahulu. Seperti masalah system,prosedur dan wewenang yang

diberikan kepada ketua. kebijakan kredit ini bisa saja mengandung kelemahan

yang mengakibatkan pelaksanaan juga menimbulkan kelemahan.

- Kesalahan sumber daya manusia

Sebagaimana tenaga untuk kredit recovery maka penyelamatan dan

10
penyelesaian bukanlah pekerjaan yang mudah seperti melakukan analisis kredit

biasa, diperlukan tenaga ahli dibidang penyelamatan dan penyelesaian kredit.

- Kelemahan teknologi

Ketidakmampuan pengololahan secara teknis dapat dalam berbagai bentuk

antara lain keterbatasan peralatan, keterbatasan tenaga secara kuantitatif,

keterbatasan kemampuan petugas secara kualitatif sertaterbatasnya sarana dan

prasarana yang berkaitan dengan pekerjaan teknis seperti computer dan

software.

b. Faktor internal nasabah

Faktor internal yang menyebabkan kredit bermasalah antara lain:

- Kelemahan karakter nasabah.

- Kenekalan nasabah

- Musibah yang dialami nasabah.

- Kecerobohan nasabah.

- Kelemahan manajemen nasabah.

- Pendapatan yang berubah-ubah setiap saat.


c. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada diluar kekuasaan manajemen,

seperti:

- Situasi ekonomi yang negatif dalam negeri yang merugikan.

- Situasi politik dalam negeri yang merugikan.

- Situasi alam yang merugikan.

11
- Peraturan pemerintah yang merugikan.

d. Faktor kegagalan bisnis nasabah

Dalam analisis permohonan kredit, petugas kredit melakukan identifikasi

resiko yang mungkin timbul. Analisis kredit didasarkan pada kecermatan atas

kemampuan meminimalkan resiko, namun harus disadari bahwa resiko tersebut

tidak mungkin hilang 100%. Kegagalan bisnis senantiasa muncul diluar

kemampuan berbagai pihak.

- Aspek manajemen

Kekuatan manajemen nasabah dilihat berdasarkan keberadaan tenaga propesional

yang dimilikinya.

- Aspek pemasaran

Tingginya produktivitas namun tidak didukungoleh kemampuan memasarkan hasil

produksi, akan menimbulkan gangguan terhadap kemampuan nasabah dalam

mengembalikan kredit.

2.1.5. Usaha Dana PEM

Dari buku pedoman Tahun 2003 keputusan walikota tahun 2003 menumbuhkan
kembangkaan Dana-PEM dalam mengetaskan kemiskinan di propinsi NTT.
a. Pengertian Usaha Dana-PEM
1. Usaha Dana-PEM adalah semua kegiatan yang bersifat ekonomis produktif
yang di usahakan oleh dan atau oleh masyarakat desa secara perorangan atau
kelompok yang dikelola secara perusahaan berdasarkan kekeluargaan dan
dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran desa dan masyarakat desa.

12
2. Usaha Dana-PEM adalah kegiatan usdaha ekonomi desa yang bergerak dalam
bidang simpan pinjam, diusahakan oleh pemerintah desa dan dibentuk
berdasarkan hasil musyawarah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM),
dibahas dalam rapat LPM untuk ditetapkan menjadi keputusan desa dan
dikelola oleh masyarakat secara perusahaan berdasarkan kekeluargaan dan
dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran desa dan masyarakat desa.
b. Pengelola Usaha Dana-PEM
Pengelola Dana – PEM adalah warga masyarakat yang terpilih dari hasil
musyawarah LPM dan di tetapkan dengan keputusan desa yang terdiri dari tiga orang
yaitu ketua, tata usaha dan bendahara.
c. Tujuan dan sasaran Usaha Dana-PEM
Tujuan Usaha Dana-PEM yaitu:
1. Menciptakan iklim permodalan yang kondusif dipedesaan dan mendorong
tumbuh dan berkembangnya Usaha.
2. Membantu masyarakat dalam penyediaan modal yang murah, cepat dan
mudah dalam rangka menumbuh kembangkan Dana-PEM dalm jalan
memberikan pinjaman kepada masyarakat.
3. Membantu pemerintah desa dalam usaha peningkatan sumber pendapatan asli
desa.
4. Mengurangi atau membatasi praktek-praktek negatif sistem ijon, gadai gelap,
kegiatan – kegiatan lain yang sejenis.
5. Menciptakan jiwa kewirausahaan bagi masyarakat desa.
6. Melestarikan dan/modal yang masuk kedesa.
7. Menciptakan kesempatan berusaha.
b. Sasaran Usaha Dana-PEM
Sasaran Dana-PEM adalah masyarakat yang menjadi anggota Dana-PEM
diutamakan yang berpenghasilan rendah dan berkeinginan untuk mengembangkan
usahanya dengan memanfaatkan sumber alam yang ada dengan sumber dana yang
tersedia.

13
d. Ciri-ciri Usaha Dana-PEM
Ciri-ciri Usaha Dana-PEM adalah :
1. Milik desa dan kekayaan terpisah dengan kekayaan desa.
2. Dibentuk berdasarkan Musyawarah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
(LPM) dan ditetapkan menjadi keputusan desa.
3. Pemberian kredit mudah, murah / ringan, cepat tanpa agunan dan dikelola
dengan rinci keuagan formal.
4. Keberadaannya berada dalam suatu batas wilayah administrasi desa.
2.1.6. Variabel-veriabel yang akan diteliti yang berhubungan dengan
pengembalian kredit Usaha Dana-PEM.
Berikut ini yang penulis angkat sebagai variabel-variabel yang akan diteliti
yang berhubungan dengan pengembalian kredit adalah ;
a. Pengawasan dari pihak pengelola.
b. Pendapatan anggota.
c. Kesadaran Anggota
d. Kemampuan berusaha anggota.
e. Pengembalian Kredit.
Untuk lebih jelasnya dapat penulis uraikan satu persatu sebagai berikut:
a. Pengawasan
“Pengawasan adalah usaha menentukan apa yang sedang dilaksanakan dengan
cara menilai hasil atau presentasi yang dicapai dan kalau terdapat penimpangan
dari standar yang ditentukan maka segera diadakan perbaikan sehingga semua
hasil atau prestasi yang dicapai sesuai dengan rencana” Hanni Handoko
(1996;359). Pengawasan membantu penilaian apakah perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan dan pengarahan telah dilaksanakan secara
efektif.Hanni Handoko (1996;361) juga mengemukakan tipe-tipe pengawasan
yaitu:

14
1) Pengawasan pendahuluan (Feedforward Control)
Pengawasan Pendahuluan atau sering disebut steering controls,
dirancang untuk mengantisipasi maslah-msalah atau penyimpangan-
penyimpanagan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat
sebelum suatu tahapan kegiatan tertentu diselesaikan.
2) Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan
(Concurrent Control).
Tipe pengawasan ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari
suatu prosedur harus disetujui dulu atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu
sbelum kegiatan-kegiatan bisa dilanjutkan atau menjadi semacam peralatan
“double – check” yang menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.
3) Pengawasan UMPAN Balik (Feedback Control)
Pengawasan umpan balik, juga dikenal sebagai past action control,
mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah disediakan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulakn bahwa pengawasan sangat
diperlukan bagi setiap usaha kecil maupun usaha besar. Pada Usaha Dana-
PEM,Pengawasan yang dilakukan oleh pengelola sangat minim dimana
pengawasan hanya dilakukan pada saat pemberian kredit, namun pada
kegiatan selanjutnya tidak ada pengawasan lanjutan. Jika pengawasan yang
dilakukan secara langsung oleh pengelola terus dilakukan kepada usaha-usaha
anggota Dana-PEM maka akan diketahui hambatan-hambatan apa yang
ditemui oleh anggota dalam pengembalian pinjaman.
b. Pendapatan Anggota
Menurut Gilarso (1992;63) “ Pendapatan adalah segala bentuk balas karya
yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap
proses produksi”.
Menurut Nurdin (1997;16), yang menjadi anggota koperasi adalah orang-
orang yang tergolong ekonomi lemah artinya pendapatannya rendah atau sedikit

15
dan bahkan mungkin tidak cukup jumlahnya untuk membeli keperluian konsumsi
rumah tangganya.
Dari pengertian diatas dapat disimpilkan bahwa anggota yang mamilik
pendapatan yang besar dapat membayar angsuran kredit dengan tertib dan teratur
sehingga jumlah tunggakan kridet dapat diperkecil. Dengan demikian modal dan
kegiatan operasional Dana-PEM tidak mengalami kemacetan.
c. Kesadaran Anggota
Kesadaran Anggota secara etimologis menurut Poerwadaminta (1986;847) adalah;
- Keadaan tahu, mengerti dan merasa akan dirinya
- Keinsyapan akan perbuatannya
Dari pengertian di atas dapat disimpilakan bahwa dari anggota dalam
pengembalian kredit sangat perlu. Tetapiu dalam kenyataannya banyak anggota
yang tidak bertanggung jawab terhadap pinjaman atau seringkali pinjaman
tersebut disalah gunakan oleh anggota dan mengunakan pinjaman tersebut
untuk kebutuhan pribadi.
d. Kemampuan Berusaha
Poerwadartminta (1986;628) menyatakan bahwa kemampuan adalah
kesanggupan / kecakapan dari seseorang dalam menghadapi,menglolah sesuatu
pekerjaan / usaha sesuwai keterampilan / kealihan yang dimiliki.
Kedala utama yang merupakan kendala bagi dunia usaha pada
umumnya,yaitu tingkat kemampuan dan profesionalisme sumber daya manusia
yang pada umumnya belum memadai dimana anggota belum mampu untuk
meningkatkan efisiensi pan produktifitas usahanya,sehing menyebabkan
terbatasnya daya saing diantara para anggota (Hendra dan Kusnadi).
e. Pengembalian Kredit
Usaha – usaha yang dilakukan oleh pejabat – pejabat kredit, tugas dan
pekerjaan bagian, biro ataupun devisi perkereditan, pengarahan dan supervisi
Dereksi dalam perkreditan, adalah ditujukan agar kredit – kredit yang diberikan
dapat kembali dengan baik dan membahwa keutungan yang diharapkan.

16
Dengan perkataan lain, kredit berjalan baik dan lacar. Akan tetapi dalam
perkembangannya , tidak semua kredit yang diberikan berjalan lancar. Sebagain
akan tidak lancar dan sebagian menuju kearah kemacetan.
Menurut Thomas Suyatno ( 1997;86 ) “ pelunasan atau pengembalian
kredit adalah dipenuhinya semua kewajiban utang nasabah terhadap Bank yang
berakibat hapusnya ikatan perjanjian kredit”
Menurut H. Hadiwadjaja ( 9193:253 ) “ Lembaga kredit atau Bank,
sangat mengahrapkan kredit yang diberikan akan mulus atau berlangsung baik,
semenhak diberikannya, dalam penggunaannya oleh debitur atau demikian pula
pengembaliannya”
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengembalian kredit
dari anggota Dana-PEM sangat penting bagi perkembangan usaha. Pada usaha
Dana-PEM kesadaran dan kemampuan berusaha dari anggota untuk
mengembalikan pinjaman masih sangat rendah yang sering terjadinya
penunggakan kredit.
2.2. KAJIAN EMPIRIS
Tabel 2.1
Kajian Empiris
No Penulis Judul Hasil
1 Samsudin Prosedur Hasil penelitian ini menunjukan
(2006) Pemberian Kredit bahwa prosedur kredit yang sudah
Dan Analisis dijalankan sudah efektif karena
Piutang Pada PT. banyak kredit yang tclah disetujui
Astra Kredit dan sistem penagihan piutangnya
Companies sudah lebih baik karena tingkat
Cabang Medan kredit macet tidak terlalu tinggi.
Penelitian ini menggunakan
variabel prosedur penerimaan
kredit, metode deskriptif, dan
analisis dengan cara analisis time
series.

17
2 Woro Evaluasi Hasil penelitian ini menujukan
Sasmita Pengendalian pelaksanaan kegiatan penyaluaran
(2005) Internal Pemberian kredit sebagai bidang usaha utama
Kredit Studi Kasus telah berusaha menciptakan sistem
BPR BKK Karden yang memiliki struktur
Manden Blora pengendalian internal dengan
cukup memadai. Metode yang
digunakan adalah analisis kualitatif
menjelaskan secara deskriptif.
3 Dian Fitri Analisis Hasil penelitian, menunjukan
(2006) Pemberian Kredit bahwa proscdur pemberian kredit
Dan Sistem yang sangat selektif. Pihak kredit
Penagihan Piutang melakukan prinsip kehati-hatian
Pada PT. Bank didalam menyalurkan kredit.
Rakyat Indonesia
(Persero) Cabang
Medan
4 Nurul Analisis Sistem Hasil penelitian menunjukan,
Wahjdah Dan Prosedur Adanya pengaruh sistem dan
(2003) Pemberian Kredit prosedur yang dij alankan di PT.
Sebagai Upaya BPR Gunung Ringgit terhadap
Meningkatkan rentabilitas.
Rentabilitas Pada
PT. Bpr Gunung
Ringgit Dinoyo
Malang.
5 Zaini Pengendalian Hasil penelitian ini, menyatakan
Widya Internal Sebagai bahwa pengendalian internal yang
(2009) Alat Dalam baik dapat meningkatkan kualitas
Meningkatkan kredit. Penelitian ini mengunakan
Kualitas Kredit Di metode analisis kualitatif deskriptif.
PT. Bri Tbk Adapun kesimpulan yang diambil
Cabang Medan dari penelitian ini adalah 44 dari
Hijau penyaluran kredit, PT. Bank Rakyat
Indonesia TBK. Cabang Medan
Putry Hijau berasaskan asas
kelayakan usaha, dimana dalam hal
ini pihak bank akan akan
melakukan analisis terhadap
kegiatan usaha calon debitur.
Sumber:Data diolah (2022)

18
Persamaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang adalah :
Dari kelima peneliti terdahulu dan peneliti sekarang, sama – sama meneliti
tentang kredit macet dalam perusahaan, sistem penagihan piutang, pihak kehati
– hatian dalam pemberian kredit, kegiatan penyaluran kredit sistem prosedur
yang diterapkan Peneliti terdahulu dan calon peneliti sama – sama meneliti
tentang sistem Kredit Macet.

2.3 KERANGKA BERPIKIR


Program Dana – PEM adalah suatu proses pengentasan kemiskinan
masyarakat. Sebagai Usaha proses kegiatan penanggulangan kemiskinan harus
dilakukan melalui suatu sistem dan prosedur yang jalan dan tidak didasarkan pada
perencanaan yang matang sehingga memungkinkan pelaksana kegiatan tersebut
dapat dievaluasi.

Pada usaha Dana-PEM pengembalian kredit atau pinjaman dari anggota


sangat diharapkan oleh usaha, dimana pengembalian kredit atau pinjaman adalah
salah satu sumber modal yang sangat penting disamping sumber-sumber modal
lainnya dari usaha tersebut untuk menjalankan usaha lebih lanjut. Hal ini dapat
tercapai jika dalam pelaksanaan kegiatan Dana-PEM terjadi kerjasama yang baik
antara pengelola dan anggota di dalam mentaati segala ketentuan yang telah
ditetapkan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk pengawasan


dari pihak pengelola, pendapatan anggota, kemampuan berusaha dari anggota dan
kesadaran anggota di dalam pelaksanaan pengembalian kredit Dana-PEM oleh
anggota-anggota Dana - PEM dan hasil-hasil yang telah dijalankan dan yang telah
dicapai. untuk lebih jelasnya maka penulis dapat menggambarkan kerangka
pemikiran sebagai berikut.

19
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

Faktor Internal Pengelola

Faktor Internal Nasabah

Kredit Macet
Faktor Eksternal Dana PEM

Faktor Kegagalan Bisnis


Nasabah

20
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada usaha Dana-PEM Pemerintah Kelurahan
Naimata dengan Nomor Kode (Kelurahan Naimata : 53.71.02.1004) merupakan salah
satu Kelurahan yang berada dalam Kecamatan Maulafa Kota Kupang.
3.2. Definisi Konsep dan Definisi Operasional

Penelitian ini ditunjukkan untuk untuk mendeskripsi mekanisme dan


prosedur pelaksanaan program Dana-PEM di Kelurahan Naimata sesuai dengan
mekanisme dan prosedur yang telah ditentukan.

Adapun variabel-variabel yang terindentifikasi dan yang akan diteliti adalah


sebagai berikut:

1. Pengembalian kredit

Pengembalian Kredit adalah kesanggupan dari anggota untuk mengembalikan


pinjaman atau kredit dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan antara
pihak debitur dan pihak kreditur Indikator :

- Besarnya cicilan Frekuensi pengembalian

2. Pengawasan

Pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengelola Dana-PEM untuk


mengawasi, Membina dan memberikan bimbingan kepada masyarakat agar dapat
melaksanakan program Dana-PEM dengan baik.

Indikator :
- Kemampuan pengelola untuk memecahkan persoalan
- Jenis kegiatan pengelola

21
- Frekuensi kegiatan pengelola

3. Pendapatan anggota

Pendapatan anggota adalah penghasilan yang diperoleh anggota setiap bulan


dari usahanya yang digunakan untuk keperluan konsumsi dan untuk membayar
angsuran kredit.

Indikator : penghasilan pertahun dalam rupiah

4. Kesadaran anggota

Kesadaran anggota adalah suatu keadaan dimana Anggota merasa sadar akan
kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam pengembalian kredit.
Indikator : jumlah yang disetor tepat waktu sebelum tanggal jatuh tempo.

5. Kemampuan berusaha

Kemampuan berusaha adalah kesanggupan anggota Dana-PEM untuk


mengembangkan usahanya lebih lanjut setelah menerima dan mengembalikan
pinjaman Dana-PEM.

Indikator : besarnya keuntungan yang diperoleh dari hasil usaha dengan menggunakan
modal pinjaman Dana-PEM serta kelancaran usaha yang diukur dengan Rupiah.
3.3. Populasi dan Sample
1. Populasi
Seluruh anggota yang meminjam pada Dana-PEM di Kelurahan Naimata Tahun
2019 periode Agustus – Oktober yang berjumlah 45 orang dengan perincian sebagai
berikut : Bulan Agustus berjumlah 7 orang, September 17 orang, Oktober 21
orang,Sedangkan jumlah November berjumlah 4 orang.

22
2. Sample
Pengembalian sample / responden didasarkan pada metode simple random
sampling. Sample diambil secara disproposional yaitu 50 %. Untuk jelasnya dapat
dilihat pada tabel 2 berikut ini:
Tabel. 3.1
Distribusi Populasi dan Sample Anggota Dana-PEM Kelurahan
Naimata tahun 2019 Bulan Agustus – November
Bulan Populasi Sample
Agustus 7 4
September 17 9
Oktober 21 11
November 4 2
Total 49 26
Sumber : Data primer diolah bulan Desember Tahun 2019.
3.4. Jenis dan Sumber Data
3.4.1. Jenis Data :
a. Data kuantitatif yaitu data yang dikumpulkan dalam bentuk angka seperti
besarnya jumlah kredit yang dipinjamkan, pengembalian dan tunggakan kredit.
b. Data kualitatif yaitu data non angka seperti data tentang keadaan geografi dan
sejarah berdirinya tempat penelitian.
3.4.2. Sumber Data
a. Data primer yaitu Data yang diberikan dengan variabel penelitian. Data tersebut
diperoleh langsung dari responden melalui wawancara dengan pimpinan
tentang pengawasan pengembalian kredit dan tunggakan kredit.
b. Data sekunder yaitu data pendukung berupa laporan – laporan keuangan, yang
diperoleh dari kantor Kelurahan Naimata.

23
3.5. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara yaitu penulis mengadakan tanya jawab langsung dengan pimpinan
pengelola perusahaan dan pihak – pihak yang terkait mengenai masalah dalam
penelitian.
2. Observasi
Observasi yaitu penulis mengadakan pengamatan langsung pada usaha Dana-
PEM di Kelurahan Naimata.
3. Studi Dokumen
Studi Dokumen yaitu dengan cara penulis mempelajari dokumen berupa laporan
– laporan keuagan dan lain – lain.
3.6. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul, diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif, yaitu menggambarkan fakta yang ditemui dilokasi penelitian, kemudian
menganalisisnya dengan analisis deskriptif kualitatif selanjutnnya dapat dibuat
kesimpulan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Pedoman Menumbuh Kembangkan Usaha Ekonomi Desa Simpan pinjam.


DIRJEN Pemgembangan Mayarakat Desa 1997.
Gilarso.T,Drs. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagaian Makro. Penerbit Kanisius 1992.
Hadiwijaja, Drs. AK. Dan kusnadi,SE Ekonomi Koperasi. Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia 1999.
Efendi, Zul (2004) “Analisis Faktor penyebab kredit macet padi kelurahan kembang
harum kec. Pasir penyu”. Pekanbaru: UIN SUSKA RIAU. 2017
Manulang,M Pengantar Bisnis Modern. Penerbit BPFE Yogyakarta 1990.
Nurdin, Bahri. Pengembangan Modal Bergulir Koperasi Melalui Pemupukan SHU
Milik Anggota. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 1997.
Poerwadami, Kamus Bahasa Indonesia Balai Pustaka Jakarta 1986.
Sinungan, Drs, Dasar – dasar dan Teknik Manajemen Kredit. Penerbit Bumi
Aksara 1991.
Suyatno, Thomas, Drs. Dasar –dasar perkreditan Edisi Ketiga. Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama Jakarta 1993.
T.Handoko Hani,Dr. Manajemen Edisi Kedua. Penerbit BPFY Yogyakarta 1996.
Untung.Budi, SH. Kredit Perbankan Di Indonesia. Penerbit Andi Yogyakarta 2000.
Hermansyah, Dasar-dasar pengreditan . Penerbit Erlangga Tahun 1995
DendawijayaAnalisis pengreditan 1997 . Jakarta PT. Raja Grafindo Persada
Muslehuddin Analisis laporan keuagan. Yogyakarta 2005

25

Anda mungkin juga menyukai