Anda di halaman 1dari 39

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN

AKSESIBILITAS TERHADAP TRANSPARANSI ALOKASI DANA


KELURAHAN DI KELURAHAN MANEMBO-NEMBO
TENGAH KEC. MATUARI KOTA BITUNG

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Penyusunan

Karya Tulis Kesarjanaan

Oleh:
JULITA JACKLIEN ROOROH
NIM: AK1720057

JURUSAN AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PETRA
BITUNG
2021
Lembar Persetujuan Seminar Proposal Skripsi

i
DAFTAR ISI

Cover

Lembar Persetujuan Seminar Proposal Skripsi.........................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii

Daftar Gambar........................................................................................................iv

Daftar Tabel.............................................................................................................v

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah...................................................................1

1.2. Identifikasi Masalah.........................................................................4

1.3. Batasan Masalah...............................................................................4

1.4. Rumusan Masalah............................................................................5

1.5. Tujuan Penelitian..............................................................................5

1.6. Manfaat Penelitian............................................................................6

1.7. Sistematika Penulisan.......................................................................7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8

3.1. Landasan Teori.................................................................................8

3.1.1. Pengelolaan Keuangan Desa/Kelurahan.................................8

3.1.2. Alokasi Dana Kelurahan...........................................................9

3.1.3. Transparansi.............................................................................10

3.1.4. Penyajian Laporan Pertanggungjawaban..............................12

3.1.5. Aksesibilitas.............................................................................13

3.1.6. Penelitian Terdahulu...............................................................14

3.2. Kerangka Pemikiran.......................................................................16

3.3. Hipotesis.........................................................................................17

ii
BAB 3 METODE PENELITIAN..........................................................................19

3.1. Jenis Penelitian...............................................................................19

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................19

3.3. Definisi Operasional.......................................................................19

3.4. Jenis dana Sumber Data.................................................................21

3.4.1. Jenis Data.................................................................................21

3.4.2. Sumber Data............................................................................22

3.5. Populasi dan Sampel......................................................................23

3.6. Metode Pengumpulan Data............................................................24

3.7. Teknik Analisis...............................................................................24

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................31

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Alokasi Dana Kelurahan di Kelurahan Manembo - nembo tengah


tahun 2019-2020........................................................................... 3
Tabel. 2.1. Penelitian Terdahulu.................................................................... 14

Tabel 3.1. Definisi Operasional.................................................................... 20

v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada tahun terakhir ini ada isu – isu mengenai transparansi yang menjadi

perhatian publik di Indonesia dikarenakan adanya desentralisasi fiskal dari

pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang mengakibatkan perubahan

yang signifikan dalam pengeluaran anggaran pada pemerintah pusat dan

pemerintah daerah. Sehingga pemerintah harus mampu meningkatkan

transparansi dalam pengelolaan keuangan negara baik dalam pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah. Yaitu dengan melakukan perbaikan dalam

penyajian laporan keuangan kemudian pemerintah harus dapat menyediakan

semua informasi keuangan secara jujur dan terbuka kepada publik untuk

kepentingan masyarakat. Dengan adanya transparansi masyarakat bebas untuk

mendapatkan informasi tentang kebijakan pemerintah, proses pembuatan,

pelaksanaan, dan hasil yang telah dicapai. Transparansi memiliki prinsip

keterbukaan bagi masyarakat untuk mengetahui informasi seluas-luasnya

tentang keuangan daerah. Transparansi merupakan suatu bentuk dalam

memberikan informasi kepada masyarakat yang memiliki hak untuk

mengetahui secara terbuka dan menyeluruh yang di pertanggungjawaban oleh

pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang telah tercantum dalam

peraturan perundang-undangan (Hasibuan dan Nurhayati, 2020).

1
Menurut Undang-undang Nomor. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah, menyatakan bahwa otonomi daerah adalah hak, wewenang dan

kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat. Sesuai dengan peraturan

tersebut, hak dan wewenang dipertanggungjawabkan secara akuntabel dan

transparan kepada daerah baik kepada masyarakat maupun kepada pemerintah

pusat.

Aksesibilitas laporan keuangan merupakan suatu penunjang dalam rangka

untuk perwujudan lembaga pemerintah daerah sebagai lembaga sektor publik.

Menurut Hasibuan dan Nurhayati (2020), Aksesibilitas dapat memberikan

pengaruh positif terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana.

Pemerintah Kelurahan Manembo-nembo tengah, Kec Matuari, Kota

Bitung merupakan salah satu entitas pelaporan yang memiliki kewajiban untuk

menyajikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang ada. Namun,

dalam penyajiannya masih ada mengalami masalah yaitu masyarakat

Kelurahan Manembo-nembo tengah secara umum belum mengetahui

bagaimana tentang pengelolaan alokasi dana kelurahan yang telah dijalankan

oleh aparatur desa tentang bagaimana dana itu digunakan dan bagaimana

kebutuhan dana tersebut dibelanjakan. Jadi sebagai masyarakat yang

membayar pajak, masyarakat juga ada hak untuk mengetahui dana itu

digunakan untuk apa yang sudah dipercayakan masyarakat kepada pemerintah

akibatnya masih ditemukan kurang adanya pertanggungjawban pemerintah

dalam memaparkan laporan alokasi dana kelurahan.

2
Pada masa sekarang ini pemerintah kelurahan harus memiliki website atau

aplikasi yang bertujuan untuk membuka informasi – informasi yang harus

dibutuhkan oleh masyarakat kemudian menjadi penghubung komunikasi antara

pemerintah kelurahan dengan masyarakat luas. Pemerintah Kelurahan

Manembo-nembo tengah sudah memiliki situs atau website atau aplikasi yang

menjadi penghubung komunikasi antara pemerintah dan masyarakat luas, tetapi

belum memuat informasi mengenai laporan pengelolaan Alokasi Dana

Kelurahan.

Dengan belum optimalnya pengelolaan Alokasi Dana Kelurahan maka

prinsip transparansi belum dapat di akses secara luas oleh para pengguna

anggaran sehingga berpengaruh terhadap kualitas dari pelaporan keuangan

penggunaan dana di kelurahan. Berikut ini adalah data perbandingan alokasi

dana Kelurahan Manembo – nembo tengah, Kec,. Matuari, Kota Bitung tahun

2019 – 2020.

Tabel 1.1. Alokasi Dana Kelurahsn di Kelurahan Manembo - nembo tengah tahun
2019-2020
Pembangunan Sarana Pemberdayaan
Tahun Total
& prasarana Masyarakat / BLT

2019 Rp. 259.096.000,- Rp. 111.041.400,- Rp. 378.123.000,-

2020 Rp. 143.000.000,- Rp. 123.000.000,- Rp. 266.000.000,-

Sumber : kantor kelurahan manembo – nembo tengah

Berdasarkan perbandingan data pada tabel 1.1, menunjukkan bahwa terjadi

penurunan anggaran alokasi dana kelurahan dikarenakan ketikterbukaannya

3
pemerintah terhadap kualitas pelaporan pertanggungjawaban di kelurahan

manembo – nembo tengah, kec. matuari, kota bitung. Sehingga pemerintah

harus lebih memperhatikan transparansi dalam pengelolaan keuangan daerah.

Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah harus mampu menyediakan semua

informasi keuangan secara jujur dan terbuka kepada publik untuk kepentingan

masyarakat.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Penyajian Laporan

Pertanggungjawaban dan Aksesibilitas Terhadap Transparansi Alokasi

Dana Kelurahan di Kelurahan Manembo-nembo tengah Kec. Matuari,

Kota Bitung”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, dapat

diidentifikasi beberapa masalah, antara lain sebagai berikut:

1. Kurangnya adanya transparansi dalam pengelolaan alokasi dana kelurahan

di Kelurahan Manembo-nembo tengah.

2. Alokasi dana kelurahan belum dapat di akses secara luas oleh para

pengguna anggaran di Kelurahan Manembo-nembo tengah.

3. Terjadi penurunan anggaran alokasi dana kelurahan karena

ketikterbukaannya pemerintah terhadap kualitas pelaporan

dipertanggungjawabkan di Kelurahan Manembo-nembo tengah..

1.3. Batasan Masalah

Pembatasan dalam penelitian ditetapkan agar penelitian terfokus pada

pokok permasalahan yang ada, sehingga diharapkan penelitian yang dilakukan


4
tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penulis

akan membatasi penelitian ini mengenai pengaruh penyajian laporan

pertanggungjawaban dan aksesibilitas terhadap transparansi pengelolaan

Alokasi Dana kelurahan dan hubungan antara penyajian laporan

pertanggungjawaban dan aksesibilitas pengelolaan alokasi dana kelurahan yang

dilakukan di Kelurahan Manembo-nembo tengah Kec Matuari Kota Bitung.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka di rumuskan masalahnya

sebagai berikut:

1. Apakah penyajian laporan pertanggungjawaban berpengaruh terhadap

transparansi pengelolaan Alokasi Dana Kelurahan di Kelurahan

Manembo-nembo tengah Kec Matuari Kota Bitung?

2. Apakah aksesibilitas berpengaruh terhadap transparansi pengelolaan

Alokasi Dana Kelurahan di Kelurahan Manembo-nembo tengah Kec

Matuari Kota Bitung?

3. Apakah penyajian laporan pertanggungjawaban dan aksesibilitas

berpengaruh secara simultan terhadap transparansi alokasi dana kelurahan

di Kelurahan Manembo-nembo tengah, Kec. Matuari, Kota Bitung?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini yakni :

1. Untuk mengetahui pengaruh penyajian laporan pertanggungjawaban

terhadap transparansi pengelolaan Alokasi Dana Kelurahan di Kelurahan

Manembo-nembo tengah Kec Matuari Kota Bitung.


5
2. Untuk mengetahui pengaruh aksesibilitas terhadap transparansi

pengelolaan Alokasi Dana Kelurahan di Kelurahan Manembo-nembo

tengah Kec Matuari Kota Bitung.

3. Untuk mengetahui pengaruh penyajian laporan pertanggungjawaban dan

aksesibilitas secara simultan terhadap transparansi alokasi dana kelurahan

di Kelurahan Manembo-nembo tengah Kec Matuari Kota Bitung.

1.6. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini dapat memberi

manfaat bagi:

a. Pemerintah, dapat bermanfaat untuk dijadikan bahan masukan kepada

pemerintah dalam hal penyajian laporan pertanggungjawaban dan

aksesibilitas alokasi dana kelurahan dalam rangka untuk meningkatkan

transparansi di kelurahan Manembo-nembo tengah, kec. matuari, kota

bitung.

b. Kampus, mampu mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan

sampai sejauh mana teori-teori yang sudah ditetapkan di lapangan juga

dapat menjadi tambahan informasi dan referensi perpustakaan untuk

peneliti selanjutnya.

c. Peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan boleh menjadi bahan acuan

atau referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melaksanakan penelitian

terhadap masalah yang sama.

6
1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan digunakan untuk mempermudah pemahaman isi

proposal, di antaranya sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini di bahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi tentang teori-teori, penelitian terdahulu, kerangka

pemikiran dan hipotesis.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang jenis penelitian, definisi operasional,

populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan

data serta teknik analisis untuk mencapai tujuan penelitian.

7
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Landasan Teori

3.1.1. Pengelolaan Keuangan Kelurahan

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No.

113 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa/Kelurahan

yaitu seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran,

penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan

desa/kelurahan. Disini peneliti hanya memfokuskan pada kegiatan

Penatausahaan, Pelaporan dan Pertanggungjawaban (Lapanda, 2016).

1. Penatausahaan

Penatausahaan keuangan desa ialah kegiatan mengatur keuangan desa

dalam rangka mewujudkan asas pengelolaan keuangan desa yaitu asas

transparan dan asas akuntabel. Kegiatan penatausahaan meliputi semua

kegiatan penerimaan dan pengeluaran kas yang disertai oleh dokumen

pendukung seperti buku kas umum, buku pembantu pajak dan buku

bank desa/kelurahan.

2. Pelaporan

Pelaporan keuangan desa merupakan suatu kewajiban pemerintah desa

yang merupakan tahap bagian akhir dalam proses pengelolaan keuangan

desa serta kegiatan pelaporan harus dilaksanakan secara tepat waktu

dan bersifat akurat dan benar. Laporan yang disampaikan yaitu laporan

realisasi pelaksanaan APBD.


8
3. Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban keuangan desa/kelurahan merupakan kegiatan

tahap akhir dalam tahap pengelolaan keuangan desa setelah tahap

pelaporan. Pertanggungjawaban untuk menyampaikan realisasi

pelaksanaan APBD kepada pemerintah daerah yaitu Bupati/Walikota

dan laporan tersebut harus diinformasikan kepada masyarakat secara

tertulis maupun lewat media informasi yang dapat diakses oleh

masyarakat.

3.1.2. Alokasi Dana Kelurahan

Alokasi dana desa/kelurahan menurut Undang-undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan

belanja negara yang diperuntukkan bagi desa/kelurahan yang ditransfer

melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan, pelaksanaan, pemberdayaan masyarakat dan pembinaan

masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 tentang

Pedoman Umum Pengelolaan Alokasi Dana Kelurahan kabupaten kota

Bitung, bahwa Alokasi Dana Desa/Kelurahan diberikan langsung kepada

kelurahan untuk dikelola oleh Pemerintah Kelurahan, dengan ketentuan

proporsi penggunaan yaitu 30% digunakan untuk biaya operasional

pemerintahan kelurahan dan Badan Permusyawaratan Kelurahan (BPD)

dan 70% digunakan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat.

9
Menurut Nurcholis (2011), Adapun beberapa tujuan dilaksanakannya

Alokasi Dana Kelurahan adalah sebagai berikut:

1. Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan;

2. Meningkatkan perencanaan dan penganggaran untuk pembangunan

di desa/kelurahan dan pemberdayaan masyarakat;

3. Meningkatkan pembangunan infrastruktur pedesaan;

4. Meningkatkan nilai-nilai budaya sosial dan keagamaan;

5. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat;

6. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat desa dalam rangka

pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat;

7. Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong

masyarakat;

Berdasarkan definisi di atas bahwa alokasi dana desa merupakan

dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) kabupaten kemudian di alokasikan dengan tujuan pemerataan

pengelolaan keuangan alokasi dana kelurahan untuk memenuhi prinsip

yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara terbuka oleh dan

untuk masyarakat sebagai masyarakat yang membayar pajak dan

dipertanggungjawabkan oleh pemerintah.

3.1.3. Transparansi

Standar Akuntansi Pemerintah (2010) menyatakan bahwa

transparansi adalah memberikan informasi keuangan yang jujur dan

terbuka kepada masyarakat dengan pertimbangan bahwa masyarakat


10
memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh yang

dipertanggungjawabkan oleh pemerintah untuk pengelolaan sumber daya

yang sudah dipercayakan kepadanya dan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Menurut Permendagri No.13 tahun 2014, tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan daerah, menyatakan bahwa transparansi merupakan

suatu prinsip keterbukaan kepada masyarakat untuk mengetahui juga

mendapatkan akses informasi dengan luas tentang keuangan daerah.

Menurut Mahmudi (2018), sifat keterbukaan organisasi untuk

memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber

daya publik kepada pihak-pihak yang menjadi pemangku kepentingan.

Dengan adanya transparansi yaitu suatu bentuk keterbukaan yang

menjadi akses atau kebebasan kepada masyarakat untuk memperoleh

informasi secara menyeluruh tentang aktivitas pengelolaan sumber daya

publik, yakni informasi-informasi mengenai proses pembuatan, dan

pelaksanaanya, serta hasil-hasil yang telah dicapai atas

pertanggungjawaban pemerintah yang sudah dipercayakan kepadanya

sesuai peraturan perundang-undangan.

Menurut Adrianto (2010), manfaat transparansi terdiri dari beberapa

manfaat yaitu :

1. Mencegah korupsi

2. Lebih mudah mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan kebijakan

3. Meningkatnya kepercayaan terhadap komitmen lembaga untuk

memutuskan kebijakan tertentu

11
4. Menguatnya kohesi sosial, karena kepercayaan masyarakat terhadap

lembaga.

5. Menciptakan iklim investasi yang baik dan meningkatkan kepastian

usaha.

Penyelenggaraan pemerintahan yang transparan memiliki kriteria

sebagai berikut:

1. Adanya pertanggungjawaban terbuka;

2. Adanya aksesibilitas terhadap laporan keuangan;

3. Adanya publikasi laporan keuangan, hak untuk mengetahui hasil

audit dan ketersediaan informasi mengenai kinerja

3.1.4. Penyajian Laporan Pertanggungjawaban

Penyajian laporan keuangan daerah merupakan faktor yang sangat

penting untuk menciptakan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan

daerah. Pemerintah daerah harus bisa menyusun laporan keuangan sesuai

standar akuntansi yang diterima umum dan memenuhi karakteristik

kualitatif laporan keuangan. Dalam penyajian informasi yang benar dan

utuh dalam laporan keuangan akan menciptakan transparansi (Nordiawan,

2010).

Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan pemerintah daerah

harus memenuhi kriteria karakteristik laporan keuangan pemerintah sesuai

dengan disyaratkan pada Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005, hal ini

berarti pemerintah daerah sudah mampu mewujudkan transparansi dalam

pengelolaan keuangan daerah. Transparansi terutama yaitu informasi

12
keuangan dan fiskal yang harus dilakukan dalam bentuk dapat dipahami,

relevan, dan andal. (Mardiasmo, 2016).

3.1.5. Aksesibilitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian aksesibilitas

adalah hal yang dapat dijadikan akses atau hal dapat dikaitkan. Pentingnya

penerapan akuntansi keuangan yang baik dan mudahnya masyarakat

mendapatkan informasi tersebut sangat menentukan tingkat transparansi

dan akuntabilitas keuangan daerah.

Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan

Daerah, pasal 103, bahwa informasi yang dimuat dalam Sistem Informasi

Keuangan Daerah (SIKD) adalah data terbuka yang dapat diketahui,

diakses dan diperoleh oleh masyarakat.

Menurut Mustofa (2012), Aksesibilitas merupakan sarana

pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada publik secara jujur dan

terbuka yang memuat laporan keuangan yang dapat diakses dengan mudah

oleh publik.

Oleh karena itu, pemerintah wajib untuk memberikan kemudahan

akses bagi para pengguna laporan keuangan secara terbuka bukan hanya

pada lembaga legislatif dan badan pengawasan saja tetapi juga kepada

masyarakat yang sangat membutuhkan informasi karena sesuai undang –

undang bahwa masyarakat ada hak untuk mengetahui laporan keuangan

daerah secara luas yaitu melalui media informasi seperti website, media

sosial atau cara lainnya.


13
3.1.6. Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah beberapa data dari penelitian terdahulu yang akan

mempunyai kaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

Tabel. 2.1. Penelitian Terdahulu

14
Peneliti Teknik
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Penelitian

1. Handayani Pengaruh penyajian Kuantitatif Hasil penelitian ini


(2017) dan aksesibilitas menyimpulkan bahwa
laporan keuangan penyajian dan aksesibilitas
daerah terhadap laporan keuangan
akuntabilitas berpengaruh positif terhadap
pengelolaan akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah keuangan daerah

2. Hasibuan dan Pengaruh penyajian Kuantitatif Hasil penelitian ini


Nurhayati laporan menyimpulkan bahwa
(2018) pertanggungjawaban penyajian laporan
dan aksesibilitas pertanggungjawaban dan
terhadap transparansi aksesibilitas berpengaruh
dan akuntabilitas positif terhadap transparansi
pengelolaan dana di dan akuntabilitas
desa sialang rindang pengelolaan dana

Peneliti Teknik
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Penelitian
3. Superdi Pengaruh penyajian Kuantitatif Hasil penelitian ini
(2017) laporan keuangan, menyimpulkan bahwa
aksesibilitas dan penyajian laporan keuangan,
sistem akuntansi aksesibilitas dan sistem
keuangan daerah akuntansi keuangan daerah
terhadap berpengaruh terhadap
akuntabilitas akuntabilitas pengelolaan
pengelolaan keuangan daerah
keuangan daerah
4. Garung, dkk Pengaruh Kuantitatif Hasil penelitian ini
(2020) akuntabilitas dan menyimpulkan bahwa
15
transparansi terhadap akuntalibitas dan
pengelolaan alokasi transparansi berpengaruh
dana desa (add) terhadap pengelolaan
dalam pencapaian alokasi dana desa (add)
3.2. Kerangka Pemikiran

Kerangka penelitian ini dijelaskan bahwa apabila Penyajian Laporan

keuangan pemerintah daerah semakin baik serta sesuai dengan SAP maka

dapat meningkatkan transparansi laporan keuangan yang akan memberikan

informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat kemudian menjadi alat ukur

kinerja pemerintah daerah. Sehingga hipotesis yang dapat dibangun dalam

penelitian ini adalah Penyajian Laporan Pertanggungjawaban dapat

berpengaruh positif terhadap Transparansi Alokasi Dana Kelurahan. Yang

kedua, agar menciptakan transparansi alokasi dana kelurahan, maka pemerintah

daerah harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban yaitu laporan alokasi

dana kelurahan dalam memberikan kemudahan akses bagi para pengguna

laporan keuangan tersebut. Apabila penyajian laporan alokasi dana kelurahan

tidak memberikan kemudahan akses bagi para pengguna, maka usaha dalam

menciptakan transparansi tidak akan berjalan maksimal. Semakin tinggi tingkat

aksesibilitas yang diberikan oleh pemerintah daerah maka semakin baik juga

tingkat transparansi alokasi dana kelurahan (Sudjono, dkk, 2018). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa Aksesibilitas dapat berpengaruh posistif terhadap

transparansi alokasi dana kelurahan.

Yang ketiga apabila Laporan Alokasi Dana Kelurahan dapat diakses

lebih luas yang dapat memperbaiki kualitas kinerja pemerintah kelurahan

semakin baik maka dapat meningkatkan transparansi pengelolaan alokasi dana

kelurahan di kelurahan sehingga dapat disimpulkan bahwa penyajian laporan

pertanggungjawaban dan aksesibilitas berpengaruh secara simultan terhadap

transparansi alokasi dana kelurahan.


16
Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan diatas, maka kerangka

pemikiran akan dibentuk dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

Penyajian laporan H1
Pertanggungjawaban
(X1)
Transparansi (Y)

H2
Aksesibilitas
(X2)

H3

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

3.3. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2016) hipotesis penelitian merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara

karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori tentang pengaruh

Penyajian Laporan Pertanggungjawaban dan Aksesibilitas (X) terhadap

Transparansi (Y). Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang

dijelaskan diatas maka dapat dirumuskan hipotesis adalah sebagai berikut:

H1: Penyajian laporan pertanggungjawaban berpengaruh signifikan positif

terhadap transparansi Alokasi Dana Kelurahan Mnembo-nembo tengah,

Kec Matuari, Kota Bitung.

17
H2: Aksesibilitas berpengaruh signifikan positif terhadap transparansi Alokasi

Dana Kelurahan Mnembo-nembo tengah, Kec Matuari, Kota Bitung.

H3: Penyajian laporan pertanggungjawaban dan aksesiblitas berpengaruh

secara simultan terhadap transparansi Alokasi Dana Kelurahan di

Kelurahan Mnembo-nembo tengah, Kec Matuari, Kota Bitung.

18
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan penelitian kuantitatif karena

tujuan penelitian ini untuk membuktikan hipotesis dengan menggunakan

instrumen penelitian. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, kemudian teknik

pengambilan sampel dilakukan secara random, dan pemgumpulan data

menggunakan instrumen penelitian (Sugiyono, 2016).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan pada Kelurahan Manembo-nembo

tengah, Kecamatan Matuari, Kota Bitung. Waktu penelitian penulis dalam

melakukan penelitian ini yaitu mulai di laksanakan pada bulan Februari – April

2021.

3.3. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah bagian yang mendefinisikan sebuah

konsep atau variabel agar dapat diukur, dengan cara melihat pada dimensi

(indikator) dari sebuah konsep atau variabel (Noor, 2012).

19
Tabel 3.1. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Indikator Skala


1. Penyajian Laporan Karakteristik laporan 1. Informasi yang Likert
Pertanggungjawaban keuangan yaitu ukuran- disajikan bermanfaat
(X1) ukuran normative yang 2. Informasi yang
perlu diwujudkan disajikan berguna
dalam informasi 3. Informasi yang
akuntansi sehingga disajikan tepat waktu
dapat memenuhi 4. Laporan keuangan
tujuannya. disajikan secara
konsisten
5. Penyajian laporan
keuangan dapat
dipahami oleh pengguna
informasi
(Wardana, 2016)

2. Aksesibilitas (X2) Aksesibilitas laporan 1. Laporan keuangan desa Likert


keuangan adalah dipublikasikan secara
kemampuan untuk terbuka melalui media
memberikan akses bagi massa
stakeholder untuk 2. Diberi kemudahan
mengetahui atau dalam memperoleh
memperoleh laporan informasi
keuangan sebagai 3. Dapat mengakses
bagian dari partisipasi laporan
stakeholder. (Wardana, 2016)

20
No. Variabel Definisi Indikator Skala

3. Transparansi (Y) Merupakan keterbukaan 1. Pengumuman Likert


(openness) pemerintah pengelolaan keuangan
dalam memberikan Alokasi Dana Desa
informasi yang dapat meningkatkan
berkaitan dengan transparansi;
kegiatan pengelolaan 2. Sosialisasi program
sumber daya publik kebijakan kepada
kepada pihak-pihak masyarakat secara
yang membutuhkan terbuka;
informasi 3. Mengakomodasi dan
meningkatkan
usulan/suara rakyat;
4. Pengumuman tentang
Alokasi Dana Desa bisa
didapatkan setiap
waktu;
5. Pengumuman
kebijakan Alokasi Dana
Desa mudah
didapatkan.
(Mardiasmo, 2016)

3.4. Jenis dana Sumber Data

3.4.1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini yang digunakan, yakni:

1. Data kuantitatif, yaitu jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara

langsung berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan

bilangan atau berbentuk angka. Dalam hal ini data kuantitatif yang
21
diperlukan adalah data Alokasi Dana Desa Manemo-Nembo Tengah,

Kec Matuari, Kota Bitung.

2. Data kualitatif, yaitu jenis data yang disajikan dalam bentuk kata bukan

dalam bentuk angka. Dalam hal ini data kualitatif dalam penelitian yaitu

gambaran umum objek penelitian, meliputi: sejarah singkat berdirinya,

letak geografis objek Visi dan Misi, struktur organisasi, keadaan

pegawai pada Kelurahan Manembo-nembo Tengah, Kec Matuari, Kota

Bitung.

3.4.2. Sumber Data

Adapun sumber data yang dilakukan dalam penelitian ini, yakni:

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran

kuesioner yang diberikan kepada semua responden secara langsung.

Penyebaran kuesioner ini dilakukan pada RT, RW, Lurah, LPM, PKK,

Tokoh Agama, dan Tokoh Masyarakat Kelurahan Manembo-nembo

tengah, Kec. Matuari, Kota Bitung.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang mengacu pada informasi yang

telah dikumpulkan dari sumber yang ada. Pada penelitian ini, data

sekunder diperoleh dari berbagai sumber, yaitu buku, internet, dan

jurnal yang dinilai relevan untuk digunakan dalam penelitian.

22
3.5. Populasi dan Sampel

3.5.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2016), populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh RT, RW,

Lurah, LPM, PKK, Tokoh Agama, dan Tokoh Masyarakat di Kelurahan

Manembo-nembo tengah, Kec. Matuari, Kota Bitung sebanyak 51

responden.

3.5.2. Sampel

Sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang ada pada

populasi tersebut. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi itu, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, sehingga peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2016).

Sampel yang diambil harus benar-benar representatif atau dapat mewakili.

Apabila subyek dari populasi penelitian kurang dari 100 orang maka lebih

baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi, dan apabila subyek populasi besar atau lebih dari 100 orang,

maka dapat diambil yaitu antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih

(Arikunto, 2012).

Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 51 responden

karena sampel berjumlah kurang dari 100, maka sampel dalam penelitia ini

diambil semua sebagai ressponden, sampel dalam penelitian ini terdiri dari
23
RT, RW, Lurah, LPM, PKK, Tokoh Agama, dan Tokoh Masyarakat di

Kelurahan Manembo-nembo tengah, Kec. Matuari, Kota Bitung sebanyak

51 responden.

3.6. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan yang digunakan data dalam penelitian ini, yakni:

1. Observasi

Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

melihat secara langsung di lapangan yang digunakan untuk menentukan

faktor layak yang didukung melalui ukur dijabarkan menjadi indikator

variabel (Sugiyono, 2016).

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang diberikan pertanyaan

tertulis kepada obyek penelitian dengan menggunakan 3 variabel kesioner,

yaitu Penyajian Laporan Pertanggungjawaban, Aksesibilitas, dan

Transparansi.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara

mengadakan pencatatan atas dokumen yang diperlukan mengenai gambaran

umum ataupun profil Kelurahan Manembo-nembo tengah.

3.7. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini berisi pengujian-

pengujian yang diperoleh dari hasil jawaban responden yang diterima dengan

menggunakan perhitungan statistik yaitu penerapan SPPS versi 25.

24
3.7.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif yaitu digunakan untuk menganalisa data dengan

cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2016).

Menurut Sugiyono (2016), Data primer yang dikumpulkan melalui

penyebaran kuesioner dibentuk dalam skala pengukuran. Skala

pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk

menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur

tersebut, dan sehingga skala ukur tersebut bila digunakan dalam

pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Pengukuran variabel

dilakukan dengan menggunakan skala Likert, dengan skala likert maka

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Di dalam penelitian menggunakan 5 alternatif jawaban dalam

bentuk cheklist yaitu: “sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, “netral”,

“setuju” dan “sangat setuju”. Skor yang diberikan adalah sebagai berikut:

Sangat Tidak Setuju = skor 1

Tidak Setuju = skor 2

Netral = skor 3

Setuju = skor 4

Sangat Setuju = skor 5

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan menghasilkan data ordinal.

Untuk itu dalam penelitian ini akan dilakukan uji validitas dan uji

reliabilitas.

25
3.7.2. Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas merupakan kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur

apa yang seharusnya diukur. Validitas instrumen ditentukan dengan

mengkorelasikan antara skor yang diperoleh setiap butir pertanyaan

atau pernyataan dengan skor total (Sanusi, 2013). Apabila r hitung>

rtabel dikatakan bahwa indikator pertanyaan tersebut valid dan

apabila r hitung < rtabel dikatakan bahwa item pertanyaan tersebut

tidak valid (Ghozali, 2016).

Pengujian validitas ini menggunakan Product moment pearson

dengan cara menghitung jika rhitung > rtabel pada tarif signifikanai

0,05 maka item (butir soal) dinyatakan valid. Sebaliknya jika rhitung

<rtabel maka butir soal dinyatakan tidak valid, maka dilanjutkan

dengan uji reliabilitas (Ghozali, 2016).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukur dapat diandalkan dan dapat dipercaya, dimana sejauh mana

hasil pengukurannya tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua

kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang

sama (Sugiyono, 2016). Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji

kekonsistenan alat ukur dalam mengukur gejala atau peristiwa yang

sama. Dalam penelitian ini.

Uji reliabilitas dilakukan dengan Cronbach Alpha dimana dasar

pengukurannya yaitu apabila kuisioner dikatakan reliabel jika dapat

26
memberikan hasil relatif sama atau konsisten pada saat dilakukan

pengukuran kembali pada objek yang berlainan pada waktu yang

berbeda atau memberikan hasil yang tetap. Apabila koefisien

Cronbach Alpha (ral) ≥ 0,6 maka dapat dikatakan instrumen tersebut

reliabel.

3.7.3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yaitu dapat dilakukan supaya model regresi yang

digunakan boleh memberikan hasil yang representatif.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yaitu digunakan untuk mengetahui suatu data yang

terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan uji statistik skewness & Kurtosis. (Ghozali, 2016).

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independent dengan cara

meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar

variabel independen dengan menggunakan variance inflation factor

(VIF) dan tolerance value. Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1

dan nilai VIF kurang dari 10, maka tidak ada multikolinearitas dalam

penelitian. Juga sebaliknya, apabila nilai tolerance kurang dari 0,1

dan nilai VIF lebih besar dari 10 maka akan terdapat

multikolinearitas (Ghozali, 2016).

27
c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas

dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel

dependen dengan residualnya kemudian melihat ada atau tidaknya

pola tertentu pada grafik scater plot. Jika ada pola tertentu, seperti

titik-titik yang ada membentuk pola-pola yang teratur

(bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka terjadi

heterokendastisitas, jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heterokendastisitas (Ghozali, 2016).

3.7.4. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi merupakan studi mengenai ketergantungan variabel

dependen dengan satu atau lebih variabel independen. Tujuan dari analisis

ini yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan antara

pengaruh penyajian laporan pertanggungjawaban dan aksesibilitas alokasi

dana desa terhadap transparansi secara bersama – sama dengan

menggunakan persamaan regresi berganda sebagai berikut:


(3.1)
Y= a + b1X1 + b2X2+ e

Keterangan :

Y = variabel dependen yaitu transparansi


28
X1 = penyajian laporan pertanggungjawaban

X2 = aksesibilitas

a = variabel / bilangan konstan

b1, b2 = koefisien regresi

e = variabel pengganggu

3.7.5. Uji Hipotesis

a. Uji t (Parsial)

Uji t yaitu untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan

variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen secara masing-masing terhadap variabel dependen. Uji

dilakukan dengan cara membandingkan nilai signifikansi yang dimana

tingkat signifikansi 0,05 atau 5% (Ghozali, 2011). Jika nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis yang diajukan

diterima atau dapat dikatakan signifikan, maka artinya variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan

apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka hipotesis yang

diajukan ditolak atau dapat dikatakan tidak signifikan yang berarti

variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Uji F (Simultan)

Analisis regresi menggunakan uji F dengan signifikansinya 0,05. Uji F

digunakan untuk mengetahui kelayakan model. Jika nilai

signifikansinya <0,05 maka menunjukkan bahwa model persamaan

yang dihasilkan layak untuk digunakan pada penelitian. Sedangkan


29
nilai signifikansi > 0,05 menunjukkan bahwa model persamaan yang

dihasilkan dikatakan tidak layak untuk digunakan pada penelitian

(Ghozali, 2011).

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi ialah antara nol dengan satu. Apabila nilai

R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Apabila nilai

yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen (Ghozali, 2011)

30
DAFTAR PUSTAKA

Daftar Buku
Adrianto, N. (2010). Good e-Governance Transparansi dan Akuntabilitas publik
melalui e-Government. Malang: Bayumedia Publishing.

Arikunto, S. (2012). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS 7.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 23.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Lapanda, Y. (2016). Dasar Hukum Pengelolaan Keuangan Desa (Bagian1).


Jakarta: Penerbit Rmbooks.

Mahmudi. (2018). Akuntansi sektor publik. Yogyakarta: UII Press.

Mardiasmo. (2016). Akuntansi sektor Publik. Yogyakarta: Andi.


Noor, J. (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada.

Nordiawan, D. (2010). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Nurcholis, H. (2011). Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.


Jakarta: Erlangga.

Sanusi, A. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D: Bandung:


Afabeta.

Wahyudin, A. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis dan Pendidikan: Semarang:


Unnes Press. Edisi 1

31
Daftar Jurnal

Garung, L. L. (2020). Pengaruh Akuntabilitas Dan Aksesibilitas Terhadap


Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam Pencapaian Good
Governance Pada Desa Manulea, Kecamatan Saitamean, Kabupaten
Malaka. Jurnal Akuntansi, 8, 19-27.

Handayani, M. R. (2017). Pengaruh Penyajian dan Aksesibilitas Laporan


Keuangan Daerah Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi , 6(6).

Hasibuan, S., & Nurhayati. (2018). Pengaruh Penyajian Laporan


Pertanggungjawaban Dan Aksesibilitas Terhadap Transparansi Dan
Akuntabilitas Pengelolaan Dana Di Desa Sialang Rindang Kecamatan
Tambusai Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Cano Ekonomos.

Sudjono, F. M. (2018). Analisis Persepsi Pengaruh Penyajian Laporan


Pertanggungjawaban Dan Aksesibilitas Terhadap Transparansi Dan
Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa Di Desa Cipaku Kecamatan Mrebet
Kabupaten Purbalingga. Seminar Nasional dan Call for Paper Sustainable
Competitive Advantage (SCA).

Superdi. (2017). Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan, Aksesibilitas Dan


Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Daerah. Jurnal Ekonomos, 4(1) .

Wardana, I. (2016). Akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan desa (studi pada


pemerintah desa di Kabupaten Magelang). Jurusan Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Semarang,

Mustofa. (2012). Pengaruh Penyajian dan Aksesibilitas Laporan Keuangan


Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Kabupaten Pemalang.
2252-6765.

32
Daftar Website
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 37 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Pengelolaan Keuangan Desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 dan 113 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan.
Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP)
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 tahun 2014, tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan daerah.

33

Anda mungkin juga menyukai