Anda di halaman 1dari 47

ANALISIS PERENCANAAN ANGGARAN DESA

DATAH BILANG ILIR KECAMATAN LONG


HUBUNG KABUPATEN MAHAKAM ULU

SKRIPSI
Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Akuntansi

Oleh :
FALENTINA MAISIN
1401035320
S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................. 5
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................ 7


2.1. Konsep Desa ......................................................................................... 7
2.1.1. Pengertian Desa ........................................................................ 7
2.1.2. Unsur-Unsur Desa ..................................................................... 7
2.1.3. Kewenangan Desa ..................................................................... 8
2.2. Pengelolaan Keuangan Desa ................................................................. 8
2.2.1. Pengertian Keuangan Desa ......................................................... 8
2.2.2. Pengertian Pengelolaan Keuangan Desa ..................................... 9
2.3. Perencanaan Anggaran Desa ................................................................. 9
2.3.1. Pengertian Perencanaan Anggaran.............................................. 9
2.3.2. Prinsip- Prinsip Perencanaan Anggaran ...................................... 10
2.3.6. Asas – Asas Perencanaan Anggaran............................................ 10
2.3.7. Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa ..................................... 13
2.4. Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APB Desa)................................... 15
2.4.1. Pengertian Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APB Desa) ..... 15
2.4.2. Fungsi Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APB Desa)............ 16
2.4.3. Manfaat Anggaran Desa ............................................................. 17
2.4.4. Komponen dalam Anggaran ....................................................... 17
2.5. Proses Perencanaan Keuangan Desa ...................................................... 22
2.6. Mekanisme Perencanaan Anggaran Desa ............................................... 23
2.7. Kerangka Konseptual ............................................................................ 25

iii
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................26
3.1. Definisi Operasional.....................................................................................26
3.2. Jenis Penelitian.............................................................................................26
3.3. Rincian Data yang Diperlukan.....................................................................27
3.4. Teknik Pengumpulan Data...........................................................................27
3.5. Alat Analisis Data.........................................................................................27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................29


4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................................29
4.1.1. Letak Geografis...................................................................................29
4.1.2. Visi dan Misi Desa Datah Bilang Ilir..................................................30
4.1.3. Struktur Pemerintahan.........................................................................31
4.2. Hasil Penelitian ............................................................................................32
4.2.1. Perencanaan dan Realisasi Anggaran Pendapatan Desa......................32
4.2.2. Perencanaan dan Realiasasi Anggaran Belanja Desa..........................33
4.2.3. Perencanaan dan Realisasi Anggaran Pembiayaan Desa.....................34
4.3. Pembahasan..................................................................................................35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................39


5.1. Kesimpulan...................................................................................................39
5.2. Saran.............................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1. Rencana Anggaran, Realisasi Pendapatan & Belanja Kampung
Selama 3 Tahun Terakhir .................................................................. 5
Tabel 3.1. Perencanaan Anggaran Desa Datah Bilang Ilir Kec. Long
Hubung Kabupaten Mahakam Ulu Tahun Anggaran 2020 ........... 28

Tabel 4.1. Perencanaan dan Realisasi Pendapatan Desa Datah Bilang Ilir
Tahun Anggaran 2020........................................................................ 32
Tabel 4.2. Perencanaan dan Realisasi Anggaran Belanja Desa Datah
Bilang Ilir Tahun Anggaran 2020..................................................... 33
Tabel 4.3. Perencanaan dan Realisasi Anggaran Pembiayaan Desa Datah
Bilang Ilir ............................................................................................ 34

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mekanisme Perencanaan...............................................................24

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual....................................................................25

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Desa Datah Bilang Ilir................................31

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Desa saat ini menjadi komponen penting dalam pembangunan nasional.

Desa tidak lagi menjadi sasaran pembangunan tetapi menjadi subyek dari

pembangunan tersebut. Otonomi desa menuntut pemerintahan desa agar mampu

menghardirkan kebijakan atau program sebagai respon atas problematika di

desanya sendiri (Winaya & Dharmanu, 2017).

Setiap desa diberi kesempatan dan harus mampu mengurus tata

pemerintahannya dan melaksanakan pembangunannya sendiri terutama untuk

mencapai kesejahteraan yang lebih tinggi bagi masyarakat desa. Pemerintah desa

harus mampu dan mandiri mengelola sumber daya alam, kekayaan milik desa,

pemerintahan, keuangan dan termasuk yang utama adalah pada perencanaan

anggaran desa (UU No. 6 Tahun 2014).

Pada tata perencanaan anggaran, prinsip akuntabilitas haruslah diterapkan

oleh pemerintah desa, sehingga setiap kegiatan desa mampu

dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pemerintah desa

wajib menyusun laporan-laporan pengelolaan keuangannya sendiri di desa, yang

memuat tahapan perencanaan anggaran keuangan desa (BPKP, 2015).

1
2

Keuangan Desa merupakan segala sesuatu yang menjadi hak dan

kewajiban desa sendiri baik dalam bentuk uang maupun barang untuk

melaksanakan hak dan kewajiban pembangunan desa itu sendiri. Setiap desa

dalam mengelola keuangannnya haruslah meliputi segala kegiatan perencanaan,

pelaksanaan, dokumentasi, pelaporan dan pertanggungjawabannya (Permendagri

No. 20 Tahun 2018).

Untuk itu pemerintahan desa dituntut harusnya mampu menjalin sebuah

sinergitas dalam meningkatkan peran seluruh komponen dalam perencanaan

anggaran desa sesuai kebutuhan desa agar maksimal dalam berkontribusi kepada

masyarakat. Salah satu indikator dalam melihat hal tersebut adalah perencanaan

anggaran desa. RAPB Desa merupakan bentuk tangggung jawab pemerintahan

desa kepada masyarakat melalui kebijakan-kebijakan yang dibiayai selama satu

tahun anggaran (Winaya & Dharmanu, 2017). Hal ini sesuai dengan Permendagri

No. 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa menyebutkan bahwa

APB Desa merupakan perencanaan keuangan yang dilakukan oleh pemerintahan

desa setiap tahunnya.

Melalui otonomi desa, muncul suatu harapan bagi pemerintah desa dan

masyarakat yang berada di desa agar dapat berkolaborasi, meningkatkan

partisipasi dan aspirasi serta upaya untuk melakukan kontrol terhadap kegiatan

pemerintahan desa itu sendiri secara bersama-sama. Nantinya, pemerintahan desa

bisa merespon secara langsung apa yang sudah diharapkan warga desa. Di sisi

lain, otonomi desa membagikan tantangan untuk pemerintahan desa dalam

membuat kebijakan perencanaan anggaran yang dipunyai. Perencanaan anggaran


3

wajib jadi suatu gambaran harapan serta tuntutan warga yang nantinya hendak

diwujudkan oleh pemerintah desa. Tidak hanya itu perencanaan serta penataan

anggaran desa diharapkan sanggup mengangkat mutu taraf hidup warga desa

(Winaya & Dharmanu, 2017).

Perencanaan anggaran ialah dokumen perencanaan serta penganggaran

yang berisi rencana belanja program serta aktivitas secara terinci, dan rencana

pembiayaan. Pada sesi perencanaan anggaran desa, pemerintah desa wajib

mengaitkan warga desa yang direpresentasikan oleh Badan Permusyawaratan

Desa (BPD), sehingga program kerja serta aktivitas yang disusun bisa

mengakomodir kepentingan serta kebutuhan warga desa dan cocok dengan

keahlian yang dipunyai oleh desa tersebut. Tidak hanya itu pemerintah desa wajib

dapat menyelenggarakan pencatatan, ataupun minimun melaksanakan pembukuan

atas transaksi keuangannya selaku bentuk pertanggungjawaban keuangan yang

dikerjakannya (BPKP, 2015).

Anggaran dana desa ialah salah satu perlengkapan buat menolong

terlaksananya pemerintahan desa, pembangunan desa, serta pemberdayaan warga

dalam upaya meningkatkan perekonomian warga. Keberadaan dana desa

diharapkan supaya bisa menolong warga dalam segi kebutuhan, pembangunan

fasilitas serta prasarana, dan bisa meningkatkan kemampuan ekonomi lokal yang

di dasarkan atas keadaan serta kemampuan desa (Ridha, 2019).

Di Kabupaten Mahakam Ulu terdapat 50 desa dari 5 Kecamatan.

Sepanjang tahun 2018 Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu telah menyalurkan

anggaran desa sebesar Rp.88.592.100.000,- untuk seluruh desa yanga ada


4

(Mustari, 2018:14). Realisasi anggaran tersebut sesua dengan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Kampung (APBK) yang diterima dari masing- masing

desa sesuai kebutuhannya. Desa Datah Bilang Ilir merupakan salah satu desa

penerimanya.

Desa Datah Bilang Ilir setiap tahun anggaran selalu berupaya menyusun

perencanaan anggaran kampung untuk memenuhi kebutuhan dalam pembangunan

desa. Rencana anggaran kampung tersebut menjadi dasar pemerintah Kabupaten

Mahakam Ulu dalam merealisasikan anggaran desa. Anggaran desa disusun oleh

pemerintahan kampung/desa dalam bentuk laporan-laporan perencanaan anggaran

sesuai dengan masukan dan kebutuhan masyarakat desa. Sebagaimana Peraturan

Bupati Mahakam Ulu Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Prioritas Penggunaan

Alokasi Dana Kampung Di Kabupaten Mahakam Ulu disebutkan bahwa

Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBK) adalah rencana keuangan

tahunan Pemerintahan Kampung yang dibahas dan disetujui bersama oleh

Pemerintah Kampung dan Badan Permusyawaratan Kampung, yang ditetapkan

dengan Peraturan Kampung.

Desa Datah Bilang Ilir tepatnya berada di Kecamatan Long Hubung yang

menyusun perencanaan anggaran desa dan menerima dana APB Desa setiap

tahunnya. Adapun besaran perencanaan anggaran dan realisasi dana kampung

selama 3 tahun terakhir, yaitu :


5

Tabel 1.1 Rencana Anggaran, Realisasi Pendapatan dan Belanja Selama 3


Tahun Terakhir
Tahun Realisasi Pendapatan
Rencana Anggaran Realisasi Belanja
Anggaran Anggaran
2020 Rp. 4.709.358.705,- Rp. 4.628.309.000,- Rp. 4.827.546.405
2019 Rp. 4.602.781.563,- Rp. 4.522.701.545,- Rp. 4.522.701.545
2018 Rp. 3.460.576.096,- Rp. 3.350.468.575,- Rp. 3.502.459.075
Sumber: APB Desa Datah Bilang Ilir

Desa Datah Bilang Ilir permasalahan yang muncul dalam tahap

perencanaan yaitu adanya jumlah anggaran untuk operasional pembinaan

organisasi perempuan (PKK) sebesar Rp.17.880.000,- yang jumlahnya melebihi

batas ketentuan yang ditetapkan PERBUP Mahakam Ulu No. 3 Tahun 2018, yaitu

sebesar Rp.15.000.000,-

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dilakukan

penelitian berkaitan dengan perencanaan ADD di Desa Datah Bilang Ilir yang

berada di Kecamatan Long Hubung Kabupaten Mahakam Ulu dengan judul:

“Analisis Perencanaan Anggaran Desa Datah Bilang Ilir Kecamatan Long

Hubung Kabupaten Mahakam Ulu”.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumasan masalah pada penelitian ini yaitu: Apakah perencanaan

anggaran desa Datah Bilang Ilir Kecamatan Long Hubung Kabupaten Mahakam

Ulu telah sesuai dengan Perbup No. 3 Tahun 2018 ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perencanaan

Anggaran Desa Datah Bilang Ilir Kecamatan Long Hubung Kabupaten Mahakam

Ulu sesuai dengan Perbup No. 3 Tahun 2018.


6

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan sumbangan pemikiran yang

dapat menambah referensi dan variasi penelitian mengenai perencanaan

anggaran desa yang akan digunakan seefektif mungkin dan dapat

dipertanggungjawabkan. Serta menjadi bekal bagi penulis sebagai mahasiswa

yang nantinya diharapkan dapat ikut berperan serta dalam meningkatkan

pembangunan pedesaan. Selain itu juga dapat dijadikan acuan bagi peneliti

selanjutnya.

b) Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan

masukan bagi pemerintah desa memberikan pengetahuan bagi kemajuan

lembaga dan dapat dijadikan acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Desa

2.1.1. Pengertian Desa

Desa atau kampung merupakan kesatuan masyarakat yang berada pada

suatu wilayah dengan batas tertentu dan memiliki kewenangan dalam mengelolah

dan mengatur pemerintahannya sendiri, kepentingan masyarakatnya sendiri sesuai

dengan partisipasi masyarakat, dan diakui secara hukum oleh pemerintah dan

undang-undang (UU Nomor 6 Tahun 2014; Perbup Mahakam Ulu No. 3 Tahun

2018).

Desa menurut Widjaja (2012) adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum

yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat

istimewa.

2.1.2. Unsur-Unsur Desa

Unsur-unsur Desa adalah komponen pembentuk Desa sebagai satuan

ketatanegaraan yaitu:

1. Adanya wilayah, dihuni oleh warganya yang merupakan bagian dari wilayah

suatu kecamatan.

2. Adanya penduduk, tinggal di wilayah desa dalam waktu tertentu.

3. Adanya pemerintahan, sistem pemerintah, dipilih oleh masyarakat desa.

4. Adanya otonomi, mandiri dalam mengelola desanya sendiri.

2.1.3. Kewenangan Desa

Menurut undang-undang desa ada 3 dasar kewenangan desa yaitu

7
8

kewenangan (1) sesuai hak asal usul; (2) lokal berskala desa; (3) kewenangan

yang ditugaskan oleh pemerintah dan undang-undang.

2.2 Pengelolaan Keuangan Desa

2.2.1. Pengertian Keuangan Desa

Menurut Permendagri No. 20 Tahun 2018 keuangan desa adalah semua

hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu

berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan

kewajiban desa. Hak dan kewajiban tersebut menimbulkan pendapatan, belanja,

pembiayaan yang perlu diatur dalam pengelolaan keuangan desa yang baik. Siklus

pengelolaan keuangan desa meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,

pelaporan, dan pertanggungjawaban dengan periodisasi 1 (satu) tahun anggaran

terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Kepala desa

sebagai kepala pemerintahan desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan

keuangan desa dan mewakili pemerintahan desa dalam kepemilikan kekayaan

desa yang dipisahkan.

Keuangan desa adalah segala hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai

dengan uang, serta segala bentuk uang dan komoditas yang berkaitan dengan

pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Hak dan kewajiban ini menghasilkan

pendapatan, pengeluaran dan pembiayaan yang sangat penting untuk diatur agar

pengelolaan keuangan pedesaan tetap baik. Pada siklus pengelolaan keuangan di

desa yang didalamnya dimulai dari perencanaan hingga pertanggungjawaban.

Siklus ini berlangsung 1 tahun, yaitu awal Januari sampai dengan akhir Desember

di tahun berjalan. Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa adalah kepala


9

desa, yang merupakan penanggung jawab pemerintahan desa termasuk kekayaan

milik desa sendiri.

2.2.2. Pengertian Pengelolaan Keuangan Desa

Menurut Adisasmita (2011:22) mengemukakan bahwa, “pengelolaan

bukan hanya melaksanakan suatu kegiatan, akan tetapi merupakan rangkaian

kegiatan yang meliputi fungsi-fungsi manajemen, seperti perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.”

Pengelolaan keuangan desa merupakan kesatuan proses yang dimulain dari

dalam kegiatan perencanaan sampai dengan kegiatan pertanggungjawabannya

seluruh keuangan desa yang telah digunakan dalam proses pembangunan des aitu

sendiri (Permendagri No. 20 Tahun 2018). Hal ini sebagaimana Terry dalam

Torang (2016:166) bahwa ada empat fungsi dasar pengelolaan (manajemen) yaitu:

1) perencanaan (planning), 2) pengorganisasian (organizing), 3) pengarahan

(actuating), dan 4) pengawasan (controlling)’. Fungsi-fungsi tersebut digunakan

mencapai tujuan tertentu secara rasional.

2.3 Perencanaan Anggaran Desa

2.3.1. Pengertian Perencanaan Anggaran

Anggaran menunjukan kemampuan sumber daya untuk mencapai sasaran

selama periode tertentu, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang

(Anthony dan Govindarajan, 2017:360). Anggaran adalah rincian berbagai

aktivitas dan sumber yang akan digunakan untuk memperoleh sumber daya yang

lain yang lebih besar nilainnya dalam jangka waktu tertentu. Anggaran sebagai

tolak ukur sebuah kinerja yang akan dicapai dan sebagai alat pertanggung
10

jawaban (Savitri dan Sawitri, 2014; Supriyono, 2015).

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) menurut

Permendagri No 20 Tahun 2018 adalah rencana keuangan tahunan pada desa

melalui pemerintahan desa. Sedangkan perencanaan keuangan desa merupakan

terget pendapatan keuangan dan pembelanjaan desa setiap tahun yang

dianggarkan dalam APB Desa.

2.3.2. Prinsip-Prinsip Perencanaan Anggaran

Menurut Indra Bastian (2010:193) prinsip-prinsip penganggaran yaitu :

1. Demokratis yaitu ditetapkan dan disetujui secarta bersama-sama yang

mengikutsertakan seluruh unsur masyarakat.

2. Adil yaitu secara proporsional digunakan untuk kepentingan orang banyak atau

masyarakat sesuai kebutuhannya.

3. Transparan yaitu seluruh prosesnya harus diketahui oleh masyarakat.

4. Bermoral Tinggi yaitu menjunjung tinggi etika dan moral.

5. Kehati-hatian yaitu anggaran dikelola dengan berhati-hati karena jumlahnya terbatas.

6. Akuntabel yaitu mampu dipertanggung jawabkan kepadamasayarakat.

2.3.3. Asas-Asas Perencanaan Anggaran

Pengelolaan keuangan desa haruslah sesuai dengan praktik-praktik

pemerintahan yang baik. Asas-asas pengelolaan sebagaimana tertuang dalam

permendagri No. 20 Tahun 2018 yaitu:

1. Transparan

Keterbukaan pada seluruh informasi dan aktivitas pengelolaan

anggaran atau keuangan yang digunakan (Mahmudi, 2011:18).

Transparan adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi


11

setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaran

pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan

pelaksanaannya serta hasil-hasil yang dicapai (Sujarweni, 2015:28).

Asas transparan perencanaan dalam pengelolaan keuangan desa

dalam hal ini diukur berdasarkan Permendagri No. 20 Tahun 2018

diantaranya yaitu:

a. Musyawarah rencana pembangunan desa dilakukan secara terbuka.

b. Keterbukaan pemerintah desa dalam Penyusunan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) dan Rencana

Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa)

c. Penyusunan APB Desa berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Desa

(RKP Desa) tahun berkenaan dilakukan secara terbuka.

2. Akuntabel

Tata kelola pemerintahan yang baik merupakan salah satu tuntutan

masyarakat yang harus dipenuhi, salah satu pilar tata kelola tersebut

adalah akuntabilitas (accountability) yang merupakan suatu bentuk

keharusan seseorang (pimpinan/pejabat/pelaksana) sebagai jaminan atas

keseuain dalam melaksanakan tugas dan kewajiban yang diembannya.

Indicator akuntabilitas yaitu adanya laporan yang informatif dan jujur

(Sujarweni, 2015:28).

Asas akuntabel perencanaan dalam pengelolaan keuangan desa

dalam hal ini di ukur berdasarkan kesesuaian Permendagri No. 20 Tahun

2018 diantaranya yaitu:


12

a. Pemerintah desa mengadakan musyawarah rencana pembangunan

desa, menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

(RPJM Desa) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa).

b. Sekretaris menyusun rancangan peraturan desa tentang APB Desa.

c. Kepala desa menyerahkan APB Desa yang telah disahkan bersama

BPD kepada Bupati melalui Camat.

3. Partisipatif

Partisipasi menjamin hak untuk terlibat kepada seluruh masyarakat desa

baik secara langsung maupun tidak langsung dalam setiap pengambilan

keputusan bersama-sama dengan pemerintahan desa. Penyelenggaraan

pemerintahan desa selalu mengikutsertakan kelembagaan desa dan seluruh

unsur masyarakat desa melalui lembaga perwakilannya yang ada di

pemerintahan desa (Sujarweni, 2015:19).

Partisipatif masyarakat dalam perencanaan keuangan desa dalam

hal ini diukur berdasarkan kesesuaian pada Permendagri No. 20 Tahun

2018 yaitu:

a. Masyarakat terlibat dalam musyawarah rencana pembangunan desa,

penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM

Desa) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa)

b. Masyarakat terlibat dalam penyusunan APB Desa.

4. Tertib dan Disiplin

Penggunaan sebagaian atau seluruh anggaran desa haruslah

dilakukan dengan konsisten, tercatat penggunaannya, taat hukum, tepat


13

waktu dan jumlahnya dan sesuai prosedur yang ada. Tujuannya untuk

menghindari penyimpangan dan mengingkatkan profesionalitas

pengelolaannya.

Ketertiban dan kedisiplinan pada penggunaan anggaran dalam

perencanaan anggaran desa diukur berdasarkan kesesuaian pada

Permendagri No. 20 Tahun 2018 yaitu penyusunan Rencana Kerja

Pemerintah Desa (RKP Desa) disusun paling lambat bulan Oktober tahun

berjalan.

2.3.4. Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa

Kekuasaan pengelolaan keuangan di tingkat desa dipegang oleh Kepala

Desa, yang dapat diwakilkan kepada perangkat desa. Pelaksanaan penglelolaan

keuangan dilaksanakan secara bersama-sama oleh kepala desa dan Pelaksana

Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD). Adapun tugas masing-masing

yaitu: (Permendagri No. 20 Tahun 2018)

1. Kepala Desa

a. Menetapkan pelaksanaan APBDes.

b. Menetapkan pengelolaan barang milik desa.

c. Pengeluaran atas beban pada APBDes.

d. Menetapkan PPKD (Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa)

e. Menyetujui DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran), DPPA (Dokumen

Pelaksanaan Perubahan Anggaran) dan DPAL (Dokumen Pelaksanaan

Anggaran Lanjutan).

f. Menyetujui RAK (Rencana Anggaran Kas) desa.


14

g. Menyetujui Surat Permintaan Pembayaran.

Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa, dibantu

Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD). Kepala Desa

memegang jabatan selama 5 (lima) tahun terhitung tanggal pelantikan dan

dapat menjabat paling lama 2 (dua) kali masa jabatan secara berturut-turut

atau tidak secara berturut-turut, dan menguasakan sebagian kekuasaannya

kepada perangkat desa.

2. Sekretaris Desa

a. Penyusunan, pengelolaan dan pelaksanaan APB Desa

b. Penyusunan peraturan atau perubahan peraturan APB Desa.

c. Mengendalikan, pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan

APB Desa.

d. Memverifikasi RAB dan bukti penerimaan dan pengeluaran pada

APB Desa.

Sekretaris desa mendapatkan pelimpahan kewenangan dari kepala

desa untuk pengelolaan dan pelaksanaan keuangan desa, dan melakukan

pertanggung jawaban kepada kepala desa.

3. Kepala Seksi

Bertindak untuk melaksanakan suatu kegiatan pada bidang

tugasnya yang sesuai telaah ditentuukan, yakitu tugas:

a. Menyusun kegiaannya pada RAB.

b. Meilaksanakan seluruh kegiatannya pada APB Desa.

c. Membut catatan-catatan pada buku pembantu kas kegiatan sebagai upaya


15

pengendalian.

d. Membuat laporkan pelaksanaan seluruh kegiatan.

e. Mengajukan anggaran disertai bukti-bukti pendukung atas pelaksanaan

kegiatannyak.

4. Bendahara Desa

Bendahara desa adalah unsur sekretariat desa yang membidangi urusan

administrasi keuangan desa dalam pelaksanaan APB Desa, terutama terkait

dengan penerimaan pendapatan dan pengeluaran/pembiayaan.

2.4 Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APB Desa)

2.4.1. Pengertian Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APB Desa)

Anggaran yaitu suatu kegiatan tertulis pada organisasi yang akan

dilaksanakan pada masa mendatang dan berlaku pada suatu periode tertentu yang

dituangkan dalam satuan uang/moneter dan satuan barang/jasa (Nafarin, 2011:11).

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa merupakan informasi terkait

seluruh aktifitas/kegiatan pada desa untuk pembangunan masyarakatnya sendiri

yang di biayai oleh uang desa. Pada APB Desa tertuang rencana keuangan

tahunan berisi target pendapatan, terget belanja dan terget pembiayaan pada desa

dalam kurun waktu 1 tahun dan telah disepakati bersama yang ditetapkan dalam

Peraturan Desa itu sendiri (Sujarweni, 2015:33; Permendagri No. 20 Tahun 2018).

2.4.2. Fungsi Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APB Desa)

Adapun fungsi anggaran yaitu:

1. Sebagai alat dalam perencanaan

Anggaran digunakan sebagai alat perencanaan segala kegiatan yang

dilakukan oleh desa yang disertai dengan rincian biaya yang dibutuhkan,
16

sumber daya yang dibutuhkan dan rincian pendapatan desa yang akan

diperoleh.

2. Sebagai alat dalam pengendalian

Sebagai alat pengendali untuk mencapai tujuan desa itu sendiri, terutama agar

tidak kesulitan dalam mengendalikan pengeluaran dan pemasukan.

3. Sebagai alat dalam kebijakan fiskal

Anggaran yang digunakan untuk merencanakan pertumbuhan ekonomi serta

untuk mendorong dan memfasilitasi seluruh kegiatan ekonomi dalam rangka

untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di masyarakat.

4. Sebagai alat dalam koordinasi dan komunikasi

Penyusunan dan perencanaan serta pelaksanaan anggaran yang baik

mengharuskan selalu ada komunikasi dengan seluruh perangkat desa yang

ada pada desa itu sendiri, sehingga akan mampu mendeteksi suatu perilaku

inkosistensi atas seluruh unit kerja dalam upaya pencapaian tujuan desa.

5. Sebagai alat dalam penilaian kinerja

Realisasi anggaran menjadi tolak ukur penilaian kinerja seluruh perangkat

desa itu sendiri. Pencapaian target anggaran yang efisiensi menjadi indikator

utama untuk menilai kinerja pada setiap desa.

6. Sebagai alat dalam memotivasi

Besarnya anggaran yang akan digunakan pada sebuah desa dapat digunakan

untuk memberi motivasi kepada seluruh perangkat desa itu sendiri untuk

meningkatkan kinerja dengan baik dan efektif dalam upaya mencapai tujuan

desa.
17

2.4.3. Manfaat Anggaran Desa

Manfaat penyusunan suatu anggaran pada desa yaitu :

1. Sebagai acuan dan strategi bagi pemerintahan desa dalam pembangunan desa

sesuai kebutuhannya dalam satu periode anggaran.

2. Sebagai acuan dan strategi menyelenggarakan administrasi desa,

pengawasan pemerintah dan pelayanan kepada masyarakat.

3. Sebagai acuan dan strategi dalam meningkatkan sumber-sumber pendapatan

lain bagi desa.

2.4.4. Komponen dalam Anggaran

Menurut Permendagri No. 20 Tahun 2018 dan PERBUP No. 6 Tahun

2018, komponen APB Desa terdiri atas akun-akun sebagai berikut:

1. Pendapatan Desa

Pendapatan desa pada satu tahun anggaran dapat berasal dari:

a. Pendapatan Asli Desa (PAD), yang terdiri dari (1) hasil usaha dari desa

itu sendiri, seperti BUMDes; (2) Hasil kekayaan dari desa, seperti tamah

atau pasar desa yang disewakan, tambatan perahu, jaringan irigasi dan

lain-lain; (3) Hasil dari swadaya dan partisipasi dan gotong royong

masyarakat des aitu sendiri, seperti urunan, dll; (4) Pendapatan lain-lain

dari desa, biaya cetak surat-surat, biaya legalisasi dokumen, dll.

b. Transfer, yang terdiri (1) Dana desa yang bersumber dari pemerintah

pusat; (2) Bagi hasil dari pajak daerah; (3) Alokasi Dana Desa yang

bersumber dari pemerintah daerah; (4) Bantuan keuangan lainnya dari

APBD Provinsi atau Kabupaten.


18

c. Pendapatan lainnya yang sah, seperti hibah, wakaf, hadiah dan

sumbangan dari masyarakat yang bersifat tidak mengikat.

2. Belanja Desa

Kegiatan belanja desa dalam satu tahun periode belanja anggaran desa

terdiri dari :

a. Bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, yang meliputi (1) Gaji dan

tunjangan kepala desa dan BPD; (2) Operasional kantor pemerintahan

desa yang terdiri dari barang dan jasa serta belanja modal desa.

b. Bidang pelaksanaan pembangunan desa, belanja ini digunakan untuk

fokus pada pembangunan infrastruktur desa, seperti perbaikan saluran

irigasi, pengaspalan jalan, dan lain-lain.

c. Bidang pembinaan kemasyarakatan, belanja ini fokus pada pembangunan

masyarakat non infrastruktur, fokus untuk pembinaan pada masyarakat desa,

seperti pelatihan peningkatan kapasitas perangkat desa, pelatihan peningkatan

kapasitas karang taruna, PKK, dll.

d. Bidang pemberdayaan masyarakat, yang mefokuskan perhatiannya pada

peningkatan pemberdayaan masyarakat sebagai sumber daya utama pada

des aitu sendiri, seperti pengelolaan lingkungan hidup, pengelolaan sampah

mandiri, pengelolaan kerajinan tangan, dll.

e. Belanja lain-lain yang bersifat darurat atau tak terduga, seperti bencana

alam, pandemic penyakit, musibah kebakaran dll.

Menurut peraturan Bupati Mahakam Ulu No. 6 Tahun 2018 belanja

desa yang telah ditetapkan pada APB Desa digunakan sesuai ketentuan

berikut ini :
19

a. Paling sedikit 70% (tujuh puluh per seratus) sebagaimana dimaksud

dalam pasal 10 ayat (3) dari jumlah anggaran belanja desa digunakan untuk

kegiatan yang meliputi:

1. Penyelenggaraan pemerintahan desa.

2. Pelaksanaan pembangunan desa.

3. Pembinaan pada masyarakat desa.

4. Pemberdayaan pada masyarakat desa.

b. Paling sedikit 30% dari total jumlah anggaran belanja pada desa

digunakan untuk:

1. Gaji dan tunjangan kepala desa dan perangkatnya.

2. Operasioanl pemerintah desa

3. Tunjangan dan operasional BPD

4. Insentif rukun tetangga (RT)

c. Belanja desa dianggarkan dari ADD.

Kelompok belanja dalam kegiatan sesuai dengan kebutuhan desa yang

telah dituangkan dalam RKP Desa dan sesuai dengan format APB Desa.

Kegiatan sebagaimana dimaksud adalah terdiri atas kelompok belanja:

a. Kelompok belanja pegawai, dirincikan menurut jenis belanja yang

dianggarkan untuk pengeluaran :

1. Penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa

2. Tunjangan pengelolaan keuangan

3. Tunjangan tambahan penghasilan

4. Tunjangan BPD

5. Tunjangan kesehatan, dan


20

6. Tunjangan uang makan.

b. Belanja barang/jasa yang akan digunakan desa sebagai bentuk

pengeluaran dalam pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari

setahun. Kelompok barang dan jasa sebagaimana dimaksud terdiri atas

jeis belanja yaitu:

1. Honorarium/upah

2. Honorarium petugas sosial

3. Belanja perjalanan dinas

4. Belanja transportasi dan akomodasi

5. Belanja alat tulis kantor

6. Belanja jasa kantor

7. Belanja cetak/penggandaan

8. Belanja sewa

9. Belanja makan minum kegiatan

10. Belanja pakaian dan atribut

11. Belanja bahan/material

12. Belanja perawatan kendaraan bermotor

13. Belanja jasa perbaikan/pemeliharaan

14. Belanja barang yang diserahkan kemasyarakat/kelompok masyarakat

15. Pemberian uang yang diserhakan ke masyarakat/kelompok

masyarakat

16. Belanja operasional lembaga kemasyarakatan

17. Honorarium tim pengawas kegiatan


21

18. Honorarium tim petugas RKP Desa.

c. Belanja modal untuk barang atau bangunan asset tetap berwujud yang

nilai manfaatnya lebih dari satu tahun, seperti:

1. Tanah

2. Jaringan/instalasi

3. Gedung/bangunan

4. Parit, jalan, jembatan

5. Mesin dan peralatan lapangan

6. Peralatan kantor

7. Kepustakaan

8. Hewan/ternak dan tanaman

9. Kendaraan

d. Belanja karena suatu keadaan darurat atau keadaan luar biasa dan

mendesak serta tidak diharapkan berulang, seperti:

1. Bencana alam, bencana sosial-ekonomi, bencana

kesehatan/wabah, dan kerusakan sarana-prasarana.

2. Keadaan darurat yang ditetapkan oleh keputusan Bupati yang

diusulkan Kepala Desa.

3. Pembiayaan Desa

Sesuai dengan Permendagri No. 20 Tahun 2018 bahwa pembiayaan

pada desa meliputi:

a. Penerimaan pembiayaan, yang terdiri dari (1) Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran (SiLPA) pada tahun anggaran sebelumnya yang akan


22

digunakan untuk membiayai kegiatan/program pada tahun selanjutnya;

(2) Pencairan pada dana cadangan, untuk digunakan dalam membiayai

kegiatan/program yang telah ditetapkan sebelumnya; (3) Hasil

pennjualan pada kekayaan desa; dan (4) Penerimaan dari pinjaman pihak

ketiga.

b. Pengeluaran pembiayaan, terdiri dari (1) Pembentukan dana cadangan

untuk membiayai kegiatan yang sudah ditetapkan kebutuhan dalam

pembentukan dana cadangan des aitu sendiri; (2) Penyertaan modal dari

desa untuk investasi pada BUMDes atau pada badan swasta lainnya yang

telah disetujui Bersama; dan (3) Pembayaran utang sebagai kewajiban

desa karena adanya pinjaman dari pihak lain.

2.5 Proses Perencanaan Keuangan Desa

Pemerintah Desa menyusun perencanaan pembangunan desa selalu dan

harus mengacu pada perencanaan pembangunan di tingkat kabupaten yang saling

keterkaitan dan konsisten (Sujarweni, 2015:18). Mekanisme/proses perencanaan

adalah sebagai berikut: (Peraturan Bupati Mahakam Ulu No. 6 Tahun 2018;

Permendagri No. 20 Tahun 2018)

1. Sekretaris desa menyusun dan menyampaikan Raperdes tentang APBDesa

yang berpodaman pada RPJM Desa kepada Kepala Desa.

2. Pembahasan, Kesepakatan dan Pengesahan Rancangan Perdes tentang

APBDesa oleh Kepala Desa dan BPD.

3. Penyampaian Rancangan Perdes tentang APBDesa oleh Kepala Desa kepada

Bupati melalui camat untuk dievaluasi.


23

4. Bupati menetapkan hasil evaluasi Rancangan APBDesa.

5. Bupati dapat mendelegasikan hasil evaluasi Rancangan Perdes tentang

APBDesa kepada camat.

6. Kepala Desa melakukan penyempurnaan sesui dengan hasil evaluasi dari

Bupati.

7. Camat menetapkan hasil evaluasi Rancangan Perdes tentang APBDesa.

8. Menetapkan Rancangan Perdes tentang APBDesa menjadi Perdes.

2.6 Mekanisme Perencanaan Anggaran Desa


24

Tahap Perencanaan

Sekretaris Desa Kepala Desa Bupati

Menyusun Raperdes APB


Desa

Raperdes APB Desa Raperdes APB Desa

Menyetujui Raperdes
APB Desa

Membahas Bersama BPD

Raperdes APB Desa Raperdes APB Desa

Evaluasi

Hasil Evaluasi Hasil Evaluasi

Perbaikan

Perdes APB Desa

Gambar 2.1 Mekanisme Perencanaan


Sumber: Perbup No. 6 Tahun 2018
25

2.7 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Judul:
Analisis Perencanaan Anggaran Desa Datah Bilang Ilir
Kecamatan Long Hubung Kabupaten Mahakam Ulu

Rumusan Masalah:
Apakah perencanaan anggaran Desa Datah Bilang Ilir Kecamatan Long
Hubung Kabupaten Mahakam Ulu telah sesuai dengan PERBUP No. 3
Tahun 2018?

Alat Analisis: PERBUP No. 3 Tahun 2018

Hasil Penelitian

Gambar 2.2. Kerangka Konseptual


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional

Definisi operasional menjelaskan pengertian yang dipergunakan dalam

penelitian yang bertujuan sebagai definisi dari aspek-aspek dalam penelitian,

yaitu:

1. Perencanaan merupakan proses mempersiapkan kegiatan/program yang akan

dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan desa, sehingga tidak

melenceng dari tujuan utama yang ingin dicapai secara bersama-sama.

2. Anggaran desa merupakan rincian berbagai aktivitas/kegiatan/program desa

dan sumber daya yang akan digunakan untuk pembangunan desa yang

dibiayai dengan uang desa.

3. Pendapatan desa merupakan seluruh penerimaan yang ada pada desa dalam

satu periode tahun anggaran yang menjadi hak desa itu sendiri untuk

melakukan pembangunan.

4. Belanja desa merupakan seluruh pengeluaran desa yang menjadi kewajibanya

selama satu periode anggaran.

3.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, metode

penelitian ini digunakan untuk mengukur kesesuaian perencanaan anggaran Desa

Datah Bilang Ilir Kecamatan Long Hubung Kabupaten Mahakam Ulu menurut

Perbup No. 3 Tahun 2018.


27

3.3. Rincian Data Yang Diperlukan

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rincian data yang diperlukan

adalah:

1. Gambaran Desa Datah Bilang Ilir.

2. Dokumen APB Desa, RPJM Desa, dan RKP Desa tahun 2020.

3. Data perencanaan anggaran tahun 2020.

4. Data belanja anggaran tahun 2020.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Metode/Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini

yaitu:

1. Penelitian Lapangan (Field Research) :

a. Dokumentasi

Menganalisis dokumen-dokumen perencanaan anggaran di Desa Datah

Bilang Ilir.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Pengumpulan data yang mendukung pembahasan mengenai perencanaan

anggaran di Desa Datah Bilang Ilir, untuk menunjang penelitian ini. Cara

mendapatkannya yaitu mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian

ini.

3.5. Alat Analisis Data

Untuk melakukan analisis terhadap perencanaan anggaran Desa Datah

Bilang Ilir Kecamatan Long Hubung Kabupaten Mahakam Ulu, maka alat analisis

yang digunakan adalah Peraturan Bupati Mahulu Nomor 3 Tahun 2018 tentang

prioritas penggunaan Alokasi Dana Desa.


28

Tabel 3.1. Perencanaan Anggaran Desa Datah Bilang Ilir Kecamatan


Long Hubung Kabupaten Mahakam Ulu Tahun Anggaran 2020
Dokumen APB Desa PERBUP No. 3 Tahun 2018 Hasil Analisis
Pendapatan: Pendapatan:
 Pendapatan Asli Desa  Pendapatan Asli Desa xx
 Pendapatan Transfer  Pendapatan Transfer
 Pendapatan lain-lain
Belanja: Belanja:
 Bidang Penyelenggaraan  Bidang Penyelenggaraan
Pemerintah Desa Pemerintah Desa
 Bidang Pelaksanaan  Bidang Pelaksanaan
Pembangunan Desa Pembangunan Desa xx
 Bidang Pembinaan  Bidang Pembinaan
Kemasyarakatan Kemasyarakatan
 Bidang Pemberdayaan  Bidang Pemberdayaan
Masyarakat Masyarakat
 Belanja Tak Terduga
Pembiayaan: Pembiayaan:
 Penerimaan Pembiayaan  Penerimaan Pembiayaan xx
 Pengeluaran Pembiayaan
Sumber: Data Diolah Tahun 2020
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Letak Geografis

Desa Datah Bilang Ilir berada di daratan rendah dengan hampir seluruh

penduduknya bercocok tanam atau di bidang pertanian. Desa ini merupakan

hamparan di tepi kawasan hutan dengan luas wilayah ±16.475 Ha. Secara

geografis Desa Datah Bilang Ilir terletak membujur pada titik 115.435128 sampai

titik 115.50052 Bujur Timur dan melintang pada titik 0.176953 sampai titik

0.235742 Lintang Utara.

Adapun Batas wilayah Desa Datah Bilang Ilir adalah :

a. Sebelah Utara : Desa Matalibaq

b. Sebelah Selatan : Desa Sirau

c. Sebelah Barat : Desa Datah Bilang Ulu

d. Sebelah Timur : Desa Lutan

Aksesbilitas ke Desa Datah Bilang Ilir dapat di tempuh dengan jalur darat

dan melalui sungai dengan menggunakan speed boat atau kapal kayu jika melalui

sungai dan menggunakan mobil atau sepeda motor jika melalui jalur darat.

Desa Datah Bilang Ilir berjarak 7 km dari pusat pemerintah Kecamatan Long

Hubung atau dengan lama waktu tempuh dengan kendaraan bermotor sekitar 30

menit. Sedangkan jarak dari pusat Kabupaten ± 70 km dengan lama waktu tempuh

menggunakan speed boat sekitar 3 jam perjalanan. Sebagian besar tanah di desa

Datah Bilang Ilir bertekstur lampungan atau pasiran berwarna kuning, hitam, dan
30

abu-abu. Jumlah penduduk 1.653 jiwa yang terdiri 385 KK (Kepala Keluarga).

4.1.2. Visi dan Misi

a. Visi

“Mewujudkan Masyarakat Desa Datah Bilang Ilir yaitu Adil, Bersatu, Damai,

Harmonis, dan Sejahtera yang Berasaskan Kekeluargaan dan Gotong Royong”

b. Misi

1. Memperjuangkan rekonsilidasi antara komponen masyarakat desa Datah

Bilang dengan semangat satu dalam perbedaan dengan mengedepankan

persatuan, kebersamaan, dan keadilan agar terciptanya hubungan yang

harmonis, damai, dan kondusif yang berasaskan kekeluargaan.

2. Mewujudkan pelayanan yang efektif, efisien, responsif, dan bertanggung

jawab.

3. Meningkatkan pembangunan yang partisipatif dengan mengedepankan

peran serta masyarakat dalam kegaitan gotong royong.

4. Bekerja sama dengan lembaga adat, BPD, dan tokoh-tokoh masyarakat

dalam hal pelestarian, pembinaan, dan pengaturan terhadap adat istiadat

yang berlaku dalam masyarakat Desa Datah Bilang Ilir.

5. Penyempurnaan tehadap tata ruang desa sesuai dengan manfaat, seperti

penataan tempat bangunan dan penetapan tempat pemukiman penduduk.

6. Memperjuangkan keterlibatan dan pembinaan terhadap generasi muda

dalam hal pembangunan melalui wadahnya masing-masing seperti

Karang Taruna Desa Datah Bilang Ilir.


31

4.1.3. Struktur Pemerintahan

Gunawan Uluk Ding


Ketua BPK Petinggi

Mairistam
Sekretaris

Lisnawati Angku Tinus Lawai Ding Kule Kaur


Kaur TU dan Umum Kaur Keuangan Perencanaan &
Uluk Asa Ramadhan Herman Satim Pembangunan
Kaur Pelayanan Kasi Kesejahteraan Kasi Pemerintahan
Umum Novel Bergin
Staf Keuangan

Penyelenggara Tata Kewilayahan

Wilem Brith Ubang Usat Winarto Maryoto


Nopel Usat Bang Lerin
Ketua RT. 01 Ketua RT. 02 Ketua RT. 05 Ketua RT. 06
Ketua RT. 03 Ketua RT. 04

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Desa Datah Bilang Ilir


32

4.2. Hasil Penelitian

Pemerintah Desa Datah Bilang Ilir menyusun perencanaan anggaran desa

yang selalu mengacu pada perencanaan anggaran Kabupaten Mahakam Ulu.

Dalam menyusun perencanaan anggaran, dilakukan melalui musyawarah desa

atau sering disebut Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa di tingkat

Kecamatan. Penyusunan perencanaan pembangunan desa diselenggarakan oleh

pemerintahan desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan unsur masyarakat

secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya di tingkat

desa itu sendiri (Permendagri No. 20 Tahun 2018).

Untuk menganalisis kesesuaian Perencanaan Anggaran Desa Datah Bilang

Ilir dengan Perbup No. 3 Tahun 2018, dapat disajikan dalam uraian berikut ini:

4.2.1. Perencanaan dan Realisasi Anggaran Pendapatan Desa

Adapun rincian perencanaan dan realisasi anggaran pendapatan Desa

Datah Bilang Ilir Kecamatan Long Hubung Kabupaten Mahakam Ulu Tahun

Anggaran 2020 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Perencanaan dan Realisasi Pendapatan Desa Datah Bilang


Ilir Tahun Anggaran 2020
Perbup No. 3 Tahun Hasil
No Dokumen APB Desa
2018 Analisis
Pendapatan Desa Rencana [Rp] Realisasi [Rp] Pendapatan Desa
1 Pendapatan Asli Desa 0,- 0,- Pendapatan Asli Desa Sesuai
2 Pendapatan Transfer 4.709.358.705,- 4.628.309.000,- Pendapatan Transfer Sesuai
3 Pendapatan lain yang sah 0,- 0,- Pendapatan lain Sesuai
Sumber: Data Diolah, 2020

Struktur perencanaan anggaran pendapatan dalam APB Desa sudah

dilakukan sesuai dengan Perbub No. 3 Tahun 2018. Struktur perencanaan dan

realisasi Pendapatan Desa Datah Bilang Ilir terlihat jelas terfokuskan


33

penerimaan/pendapatan desa yang bersumber dari transfer, sebagaimana yang

termuat di dalam Perbub No. 3 Tahun 2018.

4.2.2. Perencanaan dan Realisasi Anggaran Belanja Desa

Adapun rincian perencanaan dan realisasi anggaran belanja Desa pada

Tahun Anggaran 2020 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.2 Perencanaan dan Realisasi Anggaran Belanja Desa Datah


Bilang Ilir Tahun Anggaran 2020
Perbup No. 3 Tahun Hasil
No Dokumen APB Desa
2018 Analisis
Belanja Desa Rencana [Rp] Realisasi [Rp] Belanja Desa
Bidang Penyelenggaraan Bidang Penyelenggaraan
1 990.795.561,- 989.795.521,- Sesuai
Pemerintah Desa Pemerintah Desa
Bidang Pelaksanaan Bidang Pelaksanaan
2 4.709.358.705,- 4.628.309.000,- Sesuai
Pembangunan Desa Pembangunan Desa
Bidang Pembinaan Bidang Pembinaan
3 895.820.891,- 895.820.891,- Sesuai
Kemasyarakatan Kemasyarakatan
Bidang Pemberdayaan Bidang Pemberdayaan
4 155.282.500,- 155.282.500,- Sesuai
Masyarakat Masyarakat
Bidang Penanggulangan
5 Bencana, Keadaaan 30.000.000,- 30.000.000,- Belanja Tak Terduga Sesuai
Darurat dan Mendesak
Sumber: Data Diolah, 2020

Struktur perencanaan dan realisasi Anggaran Belanja Kampung di Desa

Datah Bilang Ilir dilakukan sesuai dengan Perbub No. 3 Tahun 2018. Dalam

struktur belanja desa/kampung terlihat jelas bahwa perencanaan pembelanjaan

anggaran difokuskan untuk membiayai program prioritas yang termuat di dalam

Perbub No. 3 Tahun 2018 sesuai dengan kesepakatan bersama oleh masyarakat

kampung untuk diakomodir, yaitu:

a. Belanja pada bidang penyelenggaraan pemerintahan kampung.

b. Belanja pada bidang pelaksanaan pembangunan kampung.

c. Belanja pada bidang pembinaan kemasyarakatan.

d. Belanja pada bidang penanggulangan bencana, keadaaan darurat dan

mendesak.
34

Dari tabel 4.2 diatas bahwa perencanaan Anggaran Belanja Kampung di

Desa Datah Bilang Ilir telah sesuai dengan kriteria Perbub No. 3 Tahun 2018.

Walaupun terdapat perbedaan antara rencana dan realisasi belanja pada anggaran

Desa Datah Bilang Ilir, namun ini masih memenuhi kriteria kesesuaian. Perbedaan

tersebut dapat terjadi karena proses pengembangan program sesuai kebutuhan dan

kesepakatan serta dukungan sumber daya maksyarakat kampung. Hal ini masih

sangat sesuai dengan kriteria Perbub No. 3 Tahun 2018.

Sebagaimana dalam pasal [7] bahwa pengadaan kegiatan belanja di Desa

terutama pada tingkat RT, diusulkan tetap berpedoman Peraturan Bupati, dan

dilaksanakan dengan ketentuan:

a. Dalam APB Kamp wajib mengakomodir usulan kegiatan prioritas RT paling

tinggi sebesar Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah) per RT.

b. Kegiatan prioritas yang dilakukan selalu melibatkan pengurus RT sebagai

TPK dan warga RT sebagai pekerja.

c. Pelaksanaan kegiatan prioritas RT harus dilakukan dengan pembinaan dan

pengawasan dari Petinggi sebagai PKPKK.

4.2.3. Perencanaan dan Realisasi Anggaran Pembiayaan Desa

Adapun rincian perencanaan dan realisasi anggaran pembiayaan kampung

Tahun Anggaran 2020 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Perencanaan dan Realisasi Anggaran Pembiayaan Desa


Datah Bilang Ilir Tahun Anggaran 2020
Perbup No. 3 Tahun Hasil
No Dokumen APB Desa
2018 Analisis
Pembiayaan Desa Rencana [Rp] Realisasi [Rp] Belanja Desa
210.067.874,96, Bidang Penyelenggaraan
1 Penerimaan Pembiayaan 210.067.874,96,- Sesuai
- Pemerintah Desa
Bidang Pelaksanaan
2 Pengeluaran Pembiayaan 0,- 0,- Sesuai
Pembangunan Desa
Silva & Bunga Bank Bidang Pembinaan
3 0,- 10.830.469,76,- Sesuai
Tahun Sebelumnya Kemasyarakatan
35

Sumber: Data Diolah, 2020

Dari tabel 4.3 diatas bahwa perencanaan anggaran pembiayaan pada Desa

Datah Bilang Ilir sudah dilakukan sesuai dengan kriteria Perbub No. 3 Tahun

2018.

4.3. Pembahasan

Penelitian ini menunjukan hasil bahwa terdapat kesesuaian antara

Perencanaan Anggaran (APB) Desa Datah Bilang Ilir Tahun 2020 dengan Perbup

No. 3 Tahun 2018. Kesesuaian dapat terlihat pada (1) Perencanaan Anggaran

Pendapatan Desa; (2) Perencanaan Anggaran Belanja Desa; dan (3) Perencanaan

Anggaran Pembiayaan Desa Datah Bilang Ilir.

Penyusunan perencanaan anggaran merupakan tahapan awal proses

berjalannya anggaran pemerintah desa. Anggaran Pendapatan Belanja Desa

(APBDes) pada dasarnya merupakan salah satu alat untuk meningkatkan

pelayanan publik dan kesejahteraan masyaraka di desat. Keberhasilan pengelolaan

keuangan desa sangat ditentukan oleh proses awal perencanaannya. Semakin baik

perencanaannya akan memberikan dampak yang semakin baik didalam proses

pengimplementasianya (Winaya, dkk, 2017).

Partisipasi sangatlah penting terutama bagi masyarakat di Desa Datah

Bilang, setidaknya masyarakat harus mengetahui penysunan perencanaan dari

anggaran yang dilakukan serta pelaksanaan pembangunan yang akan

direalisasikan. Walau peran untuk membangun itu sendiri dilakukan oleh

pemerintah, tetapi hal tersebut tidak mengabaikan peran serta dan partisipasi

masyarakat sebagai pihak yang akan merasakan dari pembangunan itu sendiri.

Sebagaimana Baswir (2018) mengemukakan bahwa perencanaan anggaran


36

merupakan upaya penting dalm sebuah sistem penganggaran yang baik yang akan

berfungsi sebagai pedoman/acuan yang tepat bagi pemerintah dalam mengelola

dan melaksanakan pembangunan suatu daerah. Sedangkan Mardiasmo (2016)

mengatakan bahwa kualitas perencanaan anggaran daerah yang digunakan masih

relatif lemah. Kenyataan menunjukkan bahwa selama ini perencanaan anggaran

daerah masih dengan sistem tradisional, dengan ciri utamanya yaitu (1) Struktur

atau susunan dalam anggaran selalu bersifat line item; (2) Cara menyusun

anggaran berdasarkan pada pendekatan incrementalism; (3) Cenderung

sentralistis; (4) Bersifat spesifikasi, 5). Tahunan, 6) Selalu melaksanakan prinsip

anggaran bruto.

Perencanaan pendapatan (anggaran) pada Desa Datah Bilang Ilir

dilakukan sesuai dengan Perbub No. 3 Tahun 2018. Perencanaan dan realisasi

pendapatan Kampung Datah Bilang Ilir terlihat jelas terfokuskan

pendapatan/penerimaan keuangan desa yang bersumber dari transfer, sebagaimana

yang termuat di dalam Perbub No. 3 Tahun 2018.

Pendapatan atau Anggaran Desa Datah Bilang Ilir yang sumbernya dari

Tranfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Mahakm

Ulu Tahun Anggaran 2020 yang digunakan untuk mulai dari penyelenggaran

kegiatan pemerintahan, hingga pembinaan kemasyarakatan, serta bencana

kedaruratan yang sesuai dengan kriteria Perbub No. 3 Tahun 2018.

Sejalan dengan PP No. 60 Tahun 2019 Tentang Dana Desa bersumber

pada APBN bahwa pendapatan desa/Dana Desa digunakan untuk membiayai

terselenggaranya pemerintahan desa, pembangunan desa, pembinaan dan

pemberdayaan bagi masyarakat desa. Pendapatan desa tersebut dapat berupa dana
37

perimbangan, dana otonomi khusus, dan dana transfer lainnya.

Pendapatan Desa Datah Bilang Ilir berasal dari transfer tersebut di kelola

dengan baik dan transparan untuk kepentingan desa dan sesuai kebutuhan

masyarakat setempat. Pendapatan atau dana tersebut merupakan bagian dari

belanja Pemerintah untuk membiayai program yang berbasis Desa secara merata

dan berkeadilan. Pendapatan tersebut merupakan dana yang dialokasikan oleh

Pemerintah untuk Desa Datah Bilang Ilir.

Penentuan alokasian Dana Desa sebagai pendapatan Desa Datah Bilang

Ilir berdasarkan populasi penduduk, tingkat kesejahteraan/kemiskinan, keluasan

dan kondisi kesulitan geografis wilayah desa. Pengalokasian Dana Desa

bersumber dari APBD telah diatur yaitu minimal sebesar 10% dari DAU ditambah

DBH. Tujuan dari Alokasi pendapatan Desa Datah Bilang Ilir tersebut, yaitu (1)

Mengatasi kemiskinan dan mengurangi kesenjagan; (2) Meningkatkan kualitas

pembangunan di tingkat desa; (3) Mendorong pembangunan infrastruktur

pedesaan yang berlandaskan keadilan dan kearifan lokal; (4) Meningkatkan

pengamalan nilai-nilai keagamaan, sosial, budaya dalam rangka mewujudkan

peningkatan kesejahteraan sosial; (6) Optimalisasi pelayanan kepada masyarakat

desa; (7) Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong-royong masyarakat

desa; (8) Meningkatakan pedapatan desa dan masyarakat desa melalui Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) (Perbub No. 3 Tahun 2018;

http://www.djpk.kemenkeu.go.id).

Perencanaan dan realisasi pendapatan (anggaran) Desa Datah Bilang Ilir

diprioritaskan untuk pembiayaan pelaksanaan program pembangunan desa dengan

tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan tingkat kesejahteraan warga desa
38

serta penanggulangan bencana kedaruratan, seperti Pandemi Covid-19. Prioritas

realisasi pembelanjaa dari pendapatan tersebut dialokasikan untuk membiayai

upaya-upaya pemberdayaan masyarakat didasarkan atas kondisi dan potensi desa,

sejalan dengan pencapaian target RPJMDes dan RKPDes setiap tahunnya di Desa

Datah Bilang Ilir.

Perencanaan dan realisasi belanja kampung di Desa Datah Bilang Ilir juga

diupayakan untuk meningkatkan sarana-prasarana pada desa, seperti:

1. Pembangunan jalan desa dan jalan tani.

2. Pembangunan rumah adat;

3. Pembangunan sanitasi/drainase;

4. Pembangunan dan pengelolaan air bersih berskala desa;


72

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan hasil penelitian ini bahwa terdapat kesesuaian

antara Perencanaan Anggaran (APB) Desa Datah Bilang Ilir Tahun

2020 dengan Perbub No. 3 Tahun 2018. Kesesuaian dapat terlihat

pada (1) Perencanaan Anggaran Pendapatan Desa; (2) Perencanaan

Anggaran Belanja Desa; dan (3) Perencanaan Anggaran Pembiayaan

Desa Datah Bilang Ilir.

5.2. Saran

Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini yaitu :

1. Penyusunan, perencanaan dan pelaksanaan anggaran harus melibatkan

partisipasi pengusaha/perusahaan (donator) sebaiknya dimasukkan dalam

perencanaa APB Desa Datah Bilang Ilir. Karena setiap Kegiatan

Musrenbang atau Musdes pihak perusahaan selalu diundang dan diminta

terlibat dalam pembangunan desa. Hal ini dilakukan untuk menghindari

kegiatan dan anggaran tumpang tindih dan ketidak efektifan program.

2. Bagi penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian terkait sistem

pengendalian internal pada keuangan Desa Datah Bilang Ilir.

39
40

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Raharjo. 2011a. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah.


Yogyakarta: Graha ilmu.

Anthony, N. Robert, and Vijay Govindarajan. 2017. Sistem Pengendalian


Manajemen. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta.
Erlangga.
Baswir, Revrisond. 2018. Akuntansi Pemerintahan Indonesia. Yogyakarta :
BPFF-Yogyakarta.
Mahmudi. 2011. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Mardiasmo. 2016. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Mustari, Felanans. 2018. Gerbangmas Mahakam Ulu Gerbang Menuju


Mahakam Ulu yang Gemilang. Mahakam Ulu. Edisi I/2018. PT.
Kaltim Keren dan Cerdas. Hlm 14.
Nafarin, M. 2013. Penganggaran Perusahaan. Edisi Ketiga, Cetakan
Kedua Buku 1. Jakarta. Salemba Empat
Peraturan Bupati Mahakam Ulu Nomor 3 Tahun 2018 tentang Prioritas
Penggunaan Alokasi Dana Desa.
Peraturan Bupati Mahakam Ulu Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa.
Ridha, Fahrul. 2019. Analisis Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan
Perekonomian Masyarakat Di Kecamatan Langsa Kota Kota Langsa.
Jurnal Ekonomi Syariah. Univeritas Islam Negeri Sumatera Utara
Medan.
Savitri, E., & Sawitri, E. 2014. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Penekanan
Anggaran dan Informasi Asimetri Terhadap Timbulnya Kesenjangan
Anggaran. Jurnal Akuntansi, Vol. 2 No. 2.
Sujarweni, Wiratna. 2015. Panduan Tata Ketola Keuangan Desa.
Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Barn Press.
Supriyono, R.A.S.U. 2015. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.
41

Torang, Syamsir. 2016. Organisasi & Manajemen: Perilaku, Struktur,


Budaya, & Perubahan Organisasi. Bandung. Alfabeta.
Undang – Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Widjaja, H.A.W. 2012. Otonomi Desa: Meruapakan Otonomi Yang Asli
Bulat dan Utuh. Jakarta: Rajawali Pers.
Winaya, IK & Yudartha, IPD. Dharmanu. 2017. Desa Membangun: Analisis
Perencanaan Dan Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Desa (Apbdes) Tahun 2017 (Studi Kasus di desa kategori tertinggal
pada Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli). Jurnal Universitas
Udayana.

Anda mungkin juga menyukai