Anda di halaman 1dari 78

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional yang bertujuan

melihat hubungan antara kecerdasan emosional dan perilaku kerja kontraproduktif

pada karyawan Apotek Guardian Cabang Samarinda. Pendekatan kuantitatif

menekankan analisis data numerikal yang diolah dengan metode statistika (Azwar,

2012). Studi korelasional mempelajari hubungan antara dua variabel atau lebih yang

memiliki tujuan untuk melihat variasi antara satu variabel dengan variabel lainnya

(Azwar, 2009).

B. Variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

Variabel bebas : kecerdasan emosional Variabel

tergantung : perilaku kerja kontraproduktif

C. Definisi Operasional

Berikut ini definisi operasional dari kecerdasan emosional dan perilaku kerja

kontraproduktif:

1. Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional adalah kemampuan atau kompetensi dalam diri karyawan

Apotek Guardian Cabang Samarinda untuk mengenali emosi, mengelola emosi dan

memotivasi diri, serta merupakan kemampuan sosial dalam mengenali dan

memahami emosi orang lain dan juga kemampuan untuk menjalin hubungan yang

baik dengan orang lain. Kecerdasan emosional diukur dengan skala kecerdasan

emosional yang terdiri dari lima aspek yaitu kesadaran diri (self awareness),
mengontrol emosi (self control), motivasi diri (self motivation),empati (emphaty),

dan kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain (social skill). Hasil dari

pengukuran kecerdasan emosional ditunjukkan dari perolehan skor skala kecerdasan

emosional. Semakin tinggi skor berarti semakin tinggi kecerdasan emosional,

sebaliknya semakin rendah skor semakin rendah kecerdasan emosionalnya.

2. Perilaku Kerja Kontraproduktif

Perilaku kerja kontraproduktif adalah segala macam perilaku yang dilakukan

karyawan Apotek Guardian Cabang Samarinda dengan sengaja yang bertentangan

dan menghambat organisasi /perusahaan/instansi untuk mencapai tujuan. Perilaku

kerja kontraproduktif diukur dengan skala perilaku kerja kontraproduktif yang

disusun berdasarkan dimensi-dimensi perilaku kerja kontraproduktif yaitu dimensi

organisasional yang mencakup penyimpangan properti (property deviance) dan

penyimpangan produksi (production deviance), serta dimensi interpersonal yang

mencakup penyimpangan politik (political deviance), dan agresi individu. Hasil dari

pengukuran perilaku kerja kontraproduktif ditunjukkan dari skor total skala perilaku

kerja kontraproduktif. Semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek akan

mengidentifikasikan perilaku kerja kontraproduktif yang juga semakin tinggi.

Sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subjek akan

mengidentifikasikan semakin rendah perilaku kerja kontraproduktif yang dimiliki

subjek.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan Apotek Guardian Cabang Samarinda.

Kriteria subjek yang dimaksud adalah karyawan Apotek Guardian Cabang

Samarinda Dalam menentukan sampel penelitian, peneliti menggunakan convinience


sampling. Model tersebut berarti pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas

pertimbangan khusus sesuai dengan kriteria penelitian (Noor, 2011).

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran

skala. Skala adalah pertanyaan yang disusun untuk mengungkap atribut-atribut

tertentu melalui respon terhadap pertanyaan yang diberikan (Azwar, 2012). Jenis

skala yang digunakan adalah dengan menggunakan skala Likert. Dalam skala Likert

ini dimodifikasi menjadi tipe skala dengan menyajikan hanya empat alternatif

jawaban. Modifikasi ini berdasarkan pendapat Hadi (2004) bahwa alternatif ketiga

bisa diartikan netral, kadang-kadang tidak, jarang sekali, ragu-ragu. Selain itu,

jawaban tengah dapat menimbulkan central tendency effect. Oleh sebab itu, pada

skala ini terdiri dari pernyataan-pernyataan favorabel dan unfavorabel dengan

alternatif jawaban seperti “Sangat Sesuai”, “Sesuai”, “Tidak Sesuai”, dan “Sangat

Tidak Sesuai”. Pemberian skor pada pernyataan favorabel dan unfavorabel dapat

dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1.
Pemberian Nilai Skor

Skor Item Sangat Sesuai


Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
Sesuai
Favorabel 4 3 2
Unfavorabel 1 2 3

Pada penelitian ini digunakan dua skala,

yaitu skala kecerdasan emosional dan skala

perilaku kerja kontraproduktif. Skala dari

masing- masing variabel penelitian adalah


sebagai berikut:

1. Skala Kecerdasan Emosional

Skala kecerdasan emosional

disusun berdasarkan aspek- aspek

kecerdasan emosional yang

dikemukakan oleh Goleman, yaitu:

a. Kesadaran diri (Self Awareness)

b. Pengelolaan emosi (Self Control)

c. Motivasi diri (Self Motivation)

d. Empati (Emphaty)

e. Menjalin hubungan (Social Skill)

Kelima aspek tersebut menjadi

dasar dalam penyusunan skala

kecerdasan emosional yang disusun

oleh peneliti dengan jumlah total 60

item pernyataan.

Tabel 2.
Distribusi Item Skala Kecerdasan
Emosional Sebelum Uji Coba Aspek
Total
Prosentase
Kecerdasan Emosi Favorabel Unfavorabel Item
Kesadaran Diri 6 6 12 20%
Pengelolan Emosi 6 6 12 20%
Motivasi Diri 6 6 12 20%
Empati 6 6 12 20%
Menjalin Hubungan 6 6 12 20%
Total Item 30 30 60 100%

2. Skala Perilaku Kerja Kontraproduktif

Skala perilaku kerja

kontraproduktif disusun berdasarkan

dimensi-dimensi yang dikemukakan

oleh Robinson dan Bennet, yaitu:

a. Dimensi Organisasional :

penyimpangan properti

(property deviance) dan

penyimpangan produksi

(production deviance)

b. Dimensi Interpersonal :

Penyimpangan Politik (political

deviance) dan Agresif Individu

Dimensi-dimensi tersebut

menjadi dasar dalam penyusunan

skala perilaku kerja kontraproduktif

yang disusun oleh peneliti dengan

jumlah total 24 item pernyataan.

Tabel 3.
Distribusi Item Perilaku Kerja Kontraproduktif Sebelum
Uji Coba

Aspek Item Total Prosentase


CWB Favorabel Unfavorabel Item
Penyimpangan 3 3 6 25%
Properti
Penyimpangan 3 3 6 25%
Produksi

Penyimpangan 3 3 6 25%
Politik

Agresi Individu 3 3 6 25%

Total Item 12 12 24 100%

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas merupakan ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi dari pengukuran tersebut.

Setiap alat ukur memiliki tujuan

pengukuran yang berbeda-beda. Maka

sebuah alat ukur biasanya hanya dikatakan

valid untuk mengukur satu ubahan yang

spesifik. Suatu alat ukur dikatakan memiliki

validitas tinggi apabila alat ukur tersebut

dapat memberikan hasil sesuai dengan

maksud dilakukannya pengukuran tersebut

dan sebaliknya (Azwar, 2011).

Untuk mengetahui apakah skala tersebut

memiliki data yang akurat dan sesuai

dengan tujuan ukurnya, maka diperlukan


proses pengujian validitas (Azwar, 2013).

Salah satu jenis validitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah validitas isi.

Relevansi item dengan indikator perilaku

dan dengan tujuan ukur dapat dievaluasi

lewat nalar dan akal sehat yang mampu

menilai apakah isi skala ini benar-benar

mendukung konstrak teoritik yang diukur

(Azwar, 2013). Validitas isi dari skala ini

diselidiki melalui analisis rasional terhadap

isi tes atau melalui profesional judgement.

Analisis rasional atau profesional

judgement dalam penelitian ini dilakukan

dengan mengkonsultasikan item-item

tersebut kepada ahli yang dalam hal ini

adalah dosen pembimbing. Tujuannya

adalah untuk mengetahui sejauh mana item-

item dalam alat ukur ini mencakup

keseluruhan isi objek yang hendak diukur

(Azwar, 2011).

2. Seleksi Item

Seleksi aitem dilakukan dengan

parameter daya diskriminasi item.

Diskriminasi item adalah kemampuan item


dalam membedakan antara individu atau

kelompok individu yang memiliki dan yang

tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar,

2009). Seleksi item dilakukan dengan uji

coba (try out) skala penelitian dan kemudian

menghitung korelasi antara distribusi skor

item dengan distribusi skor skala dengan

program SPPSS for Windows versi 25.0

yang manghasilkan koefisien korelasi item

total (rix) (Azwar, 2009). Kriteria pemilihan

item berdasarkan korelasi item total

menggunakan batasan rix ≥ 0,3. Jika jumlah

item yang lolos masih tidak mencukupi

jumlah yang diinginkan, maka batasan

tersebut dapat dipertimbangkan untuk

diturunkan menjadi rix ≥ 0,25 (Azwar,

2009).

Uji coba (try out) dilakukan pada

tanggal 10 Desember 2015 – 5 Januari

2019. Peneliti menggunakan 50 subjek

untuk mengisi skala. Subjek yang terlibat

dalam uji coba merupakan Karyawan

Apotek Guardian Cabang Samarinda.

Berikut ini merupakan hasil seleksi item


kedua variabel.

a. Skala Kecerdasan Emosional

Pada skala kecerdasan emosional

didapatkan beberapa item yang

gugur dengan koefisien korelasi >

0,30 sehingga diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 4.

Distribusi Item Skala Kecerdasan Emosional Setelah Seleksi


Item
Aspek Favorabel Unfavorabel Total Item
Penelitian

Kemampuan (1),11, (21), 6, 16 ,26 , 8


mengenali emosi 31, 41, 51* 36*, 46, 56
Kemampuan 7, 17, 27, 2*, 12*, 22*, 8
mengelola emosi 37,47, 57 32, 42*, 52
Kemampuan 3*, 13, 23, 8*, 18, 28*, 8
memotivasi diri 33, 43, 53* 38, 48, 58

Kemampuan 9, 19, 29*, 4*, 14, 24, 8


berempati 39, 49*, 59 34, 44, (54)

Kemampuan 5, 15*, 25, 10*, (20), 30, 8


membina hubungan 35, 45, 55 40, 50, 60*
dengan orang lain
Total item 22 18

Keterangan : * : item yang gugur


( ) : item yang digugurkan
Berdasarkan hasil seleksi item
dari 60 item skala kecerdasan
emosional terdapat 44 item valid
dan 16 item gugur. Item pada
setiap aspek diselaraskan menjadi 8
item sehingga total item yang
digugurkan adalah 4 item. Item
pada skala kecerdasan emosional
yang digunakan dalam penelitian
ini berjumlah 40 item.
Pengguguran manual dilakukan
dengan cara memilih item yang
memiliki nilai koefisien korelasi
total yang paling kecil diantara
item lainnya dalam satu aspek yang
sama. Item yang memiliki nilai
koefisien korelasi total yang paling
kecil tersebut dinyatakan gugur dan
tidak diikutsertakan dalam skala
kecerdasan emosional.
b. Skala Perilaku Kerja Kontraproduktif

Pada skala perilaku kerja

kontraproduktif didapatkan beberapa

item yang gugur dengan koefisien

korelasi > 0,25 sehingga didapatkan

hasil sebagai berikut:

Tabel 5.
Distribusi Item Skala Perilaku Kerja
Kontraproduktif Setelah Seleksi Item
Aspek Favorabel Unfavorabel Total Item
penelitian
Penyimpangan 8, 9*, (13) 1*, 20, 24 3
properti
Penyimpangan (2), 19, (21) 7, (10), 14 3
produksi
Penyimpangan 6, 11*, 15* 3, 18, 22* 3
politik

Agresi 4, 17, 23* (5), 12*, 16 3

Total 5 7 12
Keterangan :
* : item yang gugur
( ) : item yang digugurkan
Berdasarkan hasil seleksi item

dari 24 item skala perilaku kerja

kontraproduktif, terdapat 17 item

valid dan 7 item yang gugur. Untuk

menjaga komposisi, maka dilakukan

pengguguran manual. Pengguguran

manual dilakukan dengan cara

memilih item yang memiliki nilai

koefisien korelasi total yang paling

kecil diantara item lainnya dalam

satu aspek yang sama. Item yang

memiliki nilai koefisien korelasi

total yang paling kecil tersebut

dinyatakan gugur. Item pada setiap

aspek kemudian diselaraskan

menjadi 3 item, sehingga total item

yang sengaja digugurkan adalah 5

item. Item yang digunakan dalam

skala perilaku kerja kontraproduktif


berjumlah 12 item.

3. Reliabilitas

Reliabilitas mengandung arti sejauh

mana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya. Hasil pengukuran yang dapat

dipercaya akan memperoleh hasil yang

konsisten jika digunakan beberapa kali

terhadap kelompok subjek yang sama.

Sedangkan pengukuran yang tidak reliabel

akan menghasilkan skor yang tidak dapat

dipercaya karena perbedaan skor yang

terjadi lebih dikarenakan error of

measurement. Pengukuran yang tidak

reliabel akan memperoleh hasil yang tidak

konsisten dari waktu ke waktu (Azwar,

2011).

Reliabilitas pada penelitian ini

menggunakan teknik analisis Alpha

Cronbach. Teknik ini memiliki nilai praktis

dan efisiensi yang tinggi, karena hanya satu

kali percobaan pada satu kelompok subjek

(Azwar, 2013). Koefisien reliabilitas

menunjukkan nilai < 0,6 maka reliabilitas

dikatakan kurang baik. Koefisien reliabilitas


dapat diterima jika bernilai 0,6 – 0,8.

Sedangkan reliabilitas yang paling baik jika

koefisien bernilai > 0,8.

a. Skala Kecerdasan Emosional

Koefisien Cronbach’s Alpha

skala kecerdasan emosional setelah

seleksi aitem dilakukan melalui

SPSS for Windows versi

25.0 menghasilkan α = 0,961. Hal

tersebut menunjukkan bahwa item

pengukuran pada skala kecerdasan

emosional tergolong reliabel.

b. Skala Perilaku Kerjakontraproduktif

Koefisien Cronbach’s Alpha

skala perilaku kerja kontraproduktif

setelah seleksi aiem dilakukan

melalui SPSS for Windows versi 25.0

menghasilkan α = 0,859. Hal

tersebut menunjukkan bahwa item

pengukuran pada skala perilaku

kerja kontraproduktif tergolong

reliabel.

G. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi
a. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk

mengetahui normalitas data atau sebaran

data penelitian yang dilakukan (Noor,

2013). Uji normalitas dilakukan dengan

teknik Kolmogorov-Smirnov SPSS for

Windows vers 25.0. Normalitas dipenuhi

jika hasil uji signifikan untuk suatu taraf

signifikan 0,05. Jika signifikan (p) yang

diperoleh lebih besar dari 0,05, maka

data tersebut dikatakan terdistribusi

secara normal dan jika signifikan (p)

kurang dari 0,05 maka data terdistribusi

secara tidak normal.

b. Uji linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk

mengatahui pengaruh satu variabel

terhadap variabel lain dan mengetahui

pola hubungan linear (Noor, 2013). Uji

linearitas dilakukan dengan

menggunakan test for linearity yang

terdapat dalam SPSS for Windows versi

25.0.

Data dikatakan linear apabila kedua


variabel yang diteliti memiliki

signifikan kurang dari 0,05 (p<0,05)

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk melihat

apakah terdapat hubungan yang signifikan

antara kecerdasan emosional dan perilaku

kerjakontraproduktif karyawan Apotek

Guardian Cabang Samarinda. Pengujian

hipotesis penelitian dilakukan dengan

menggunakan analisis korelasi Pearson

Product Moment pada SPSS for Windows

versi 25.0 jika data terdistribusi dengan

normal. Jika dalam uji asumsi, data tidak

berdistribusi normal, maka peneliti akan

menggunakan uji hipotesis korelasi

Spearman (Sutrisno, 2004). Apabila

koefisien korelasi memiliki taraf

signifikansi p < 0,05 maka terdapat korelasi

yang signifikan.
61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 11 Januari 2019 sampai dengan

23 Januari 2019. Peneliti melakukan pengambilan data ke beberapa store

Guardian di Samarinda. Secara keseluruhan peneliti membagikan 300

lembar skala penelitian. Dari jumlah tersebut, skala yang kembali dan

dapat dianalisis berjumlah 246 lembar skala. Tidak kembalinya skala

penelitian yang berjumlah 54 lembar dikarenakan beberapa alasan, antara

lain; lupa mengisi, tertinggal di rumah, hilang, dan subjek membutuhkan

waktu lama untuk mengisi sehingga peneliti memutuskan untuk tidak

menunggu dan mengambil skala penelitian tersebut.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Berdasarkan sebaran skala penelitian subjek Karyawan

Apotek Guardian Cabang Samarinda menurut pemetaan, diperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel. 6
Sebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Wilayah
Wilayah Laki-laki Perempuan Jumlah

Store Big Mall 28 orang 63 orang 91 orang

Store SCP 29 orang 44 orang 73 orang

Store Lembuswana 29 orang 53 orang 82 orang

Total 86 orang 160 orang 246 orang

Tabel. 7
62

Sebaran Subjek Berdasarkan Rentang Usia


Rentang Usia Jumlah Subjek

25 – 30 tahun 6 orang

31 – 40 tahun 57 orang

41 – 50 tahun 87 orang

51 – 60 tahun 96 orang

Total 246 orang

C. Deskripsi Data Penelitian


Deskripsi data pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
63

Tabel.8
Data Empirik dan Data Teoritik
Variabel Data Teoritik Data Empirik SD p
Min Max Mean Min Max Mean
Kecerdasan 40 160 100 97 157 120.05 9.760 0.00
Emosional 8 0
CWB 12 48 30 12 27 20.207 3.773 0.00
3 0

Uji coba mean dilakukan untuk melihat perbedaan antara mean

teoritik dan mean empiris. Uji coba dalam penelitian ini menggunakan

One Sample t-test. Hasil uji beda mean menunjukkan bahwa mean teoritik

untuk skala kecerdasan emosional sebesar 100, sedangkan mean empirik

sebesar 120,05. Mean empirik lebih tinggi daripada mean teoritik, yaitu

120,05 > 100. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan

emosional karyawan Apotek Guardian Cabang Samarinda adalah tinggi.

Berdasarkan hasil uji t, dapat disimpulkan bahwa mean empirik memiliki

perbedaan yang signifikan dengan mean teoritik karena memiliki

signifikan lebih kecil dari 0,05 dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05).

Hasil uji coba mean juga menunjukkan bahwa mean teoritik untuk

skala perilaku kerja kontraproduktif sebesar 30, sedangkan mean

empiriknya adalah 20,207. Pada skala perilaku kerja kontraproduktif

diketahui bahwa mean empirik lebih rendah daripada mean teoritik, yaitu

20,207 < 30. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat perilaku kerja

kontraproduktif karyawan Apotek Guardian Cabang Samarinda adalah

rendah. Berdasarkan hasil uji t, dapat disimpulkan bahwa mean empirik

memiliki perbedaan yang signifikan dengan mean teoritik karena memiliki


64

signifikan lebih kecil dari 0,05 dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05).

Selain itu, kecerdasan emosional dan perilaku kerja kontraproduktif

dapat dikategorikan berdasarkan standar deviasi ( ) dan mean teoritik (µ).

Penggunaan kategori jenjang bertujuan menempatkan subjek ke dalam

kelompok terpisah secara berjenjang suatu kontinum berdasarkan atribut

yang diukur. Kontinum jenjang yang digunakan terdiri dari tiga kategori,

yaitu: tinggi, sedang, dan rendah (Azwar,2012). Norma kategori skor dapat

dilihat pada tabel 9:

Tabel 9. Norma Kategorisasi Skor


Skor Kategori
(µ + 1,0 ) ≤ X Tinggi
(µ -1,0 ) ≤ X < (µ + 1,0 ) Sedang
X < (µ - 1,0 ) Rendah

Untuk skala kecerdasan emosional mempunyai rentang minimum

1x40= 40 dan rentang maksimum 4x40= 160, sehingga jarak luas sebaran

160-40= 120 dan mempunyai standar deviasi ( sebesar 120:6= 20, serta

mean teoritik (µ) sebesar 100. Berdasarkan perhitungan tersebut maka

setelah dimasukkan ke dalam norma diperoleh kategorisasi skor sebagai

berikut:

Tabel 10. Kategorisasi Skor Kecerdasan Emosional


Skor Kategori Jml. Subjek Persentase
120 ≤ X Tinggi 95 39%
80 ≤ X < 120 Sedang 151 61%
X < 80 Rendah - 0%

Berdasarkan hasil kategorisasi diatas dapat dilihat bahwa terdapat

95 atau 39% subjek berada dalam kategori tinggi, 151 atau 61% subjek
65

dalam kategori sedang, dan tidak ada subjek yang masuk dalam kategori

rendah.

Setelah dilakukan pengkategorian subjek terhadap skala kecerdasan

emosional, berikutnya peneliti melakukan pengkategorian subjek terhadap

perilaku kerja kontraproduktif. Rentang minimum-maksimum untuk skala

perilaku kerja kontraproduktif adalah 1x12= 12 sampai dengan 4x12= 48

sehingga luas jarak sebarannya adalah 48-12= 36. Dengan demikian

mempunyai standar deviasi ( sebesar 36:6= 6, serta mean teoritik (µ)

sebesar 30. Sehingga setelah dimasukan ke dalam norma diperoleh

kategorisasiskor sebagai berikut:

Tabel 11. Kategorisasi Skor Perilaku Kerja Kontraproduktif


Skor Kategori Jml. Subjek Persentase
36 ≤ X Tinggi - 0%
24 ≤ X < 36 Sedang 73 30%
X < 24 Rendah 173 70%
Berdasarkan hasil pengkategorian diatas menunjukkan bahwa tidak

ada subjek yang memiliki perilaku kerja kontraproduktif yang tinggi,

sedangkan 73 atau 30% subjek berada dalam kategori sedang dan 173 atau

70% subjek berada dalam kategori rendah.

D. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi

Peneliti melakukan uji asumsi untuk melihat apakah data yang

diperoleh memenuhi syarat untuk dianalisis dengan menggunakan

analisis korelasi. Uji asumsi dalam penelitian ini meliputi uji

normalitas dan uji linearitas.

a. Uji normalitas
66

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

penelitian berasal dari populasi yang memiliki sebaran data yang

normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan

teknik Sample Kolmogorov-Smirnov Test yang diperhitungkan

menggunakan program SPSS for Windows versi 25.0. Hasil uji

normalitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 12
Hasil uji normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kecerdasan .145 246 .000 .920 246 .000
Emosi
CWB .143 246 .000 .952 246 .000

Berdasarkan hasil uji normalitas, didapatkan bahwa nilai

probabilitas (p) pada variabel kecerdasan emosional sebesar 0,000

dan pada variabel perilaku kerja kontraproduktif sebesar 0,000. Hal

ini menunjukkan bahwa sebaran data pada kedua variabel bersifat

tidak normal karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05).

Hal tersebut berarti pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan

menggunakan teknik korelasi Spearman rho.

b. Uji Linearitas

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pola hubungan

linear antara variabel bebas dan tergantungnya (Noor, 2013). Uji

linearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan test of linearity

pada SPSS for Wondows versi 25.0. Jika nilai signifikansinya p <
67

0,05 maka pola hubungan dapat diartikan linear. Uji linearitas

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel. 13
Hasil Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Squar F Sig.
e
CWB Betwee (Combined) 1671.728 47 35.569 3.877 .000
* K.E n
Groups Linearity 1129.938 1 1129.938 123.151 .000
Deviation from 541.790 46 11.778 1.284 .125
Linearity
Within Groups 1816.699 198 9.175
Total 3488.427 245

Berdasarkan hasil uji linearitas dapat dilihat bahwa variabel

kecerdasan emosional dan perilaku kerja kontraproduktif pada

karyawan Apotek Guardian Cabang Samarinda memiliki

signifikansi (p) = 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

hubungan antara kedua variabel bersifat linear.

2. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui bahwa data tidak

terdistribusi dengan normal. Hal tersebut berarti pengujian hipotesis

dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi Spearman rho pada

taraf signifikansi 0,05, dengan menggunakan SPSS for Windows versi

25.0. Berikut ini adalah hasil uji hipotesis kecerdasan emosional dan

perilaku kerja kontraproduktif :


68

Tabel. 14
Hasil Uji Hipotesis

K.E CWB

Spearman' K.E Correlation Coefficient 1.000 -.534**


s rho
Sig. (1-tailed) . .000
N 246 246
CWB Correlation Coefficient -.534** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
A
N 246 246
**. Correlation is significant at the 0.01 level
b(1-tailed).
Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut menunjukkan bahwa

koefisien korelasi antara kecerdasan emosional dan perilaku kerja

kontraproduktif pada Karyawan Apotek Guardian Cabang Samarinda

adalah - 0,534 dengan probabilitas 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang bersifat negatif, cukup kuat, dan signifikan

antara variabel kecerdasan emosional dan perilaku kerja

kontraproduktif (CWB).

3. Analisis tambahan

Peneliti melakukan perhitungan dengan menggunakan metode

korelasi untuk melihat hubungan antara aspek-aspek kecerdasan

emosional dengan perilaku kerja kontraproduktif karyawan Apotek

Guardian Cabang Samarinda. Sebelumnya, peneliti melakukan uji

linearitas aspek-aspek kecerdasan emosional dan perilaku kerja

kontraproduktif. Hasil dari uji linearitas memperlihatkan bahwa setiap

aspek kecerdasan emosional dan perilaku kerja kontraproduktif


69

mempunyai hubungan yang linear karena nilai signifikan kurang dari

0,05 (tabel. 14). Peneliti juga melakukan uji normalitas dengan teknik

Kolmogorov-Smirnov terhadap aspek-aspek kecerdasan emosional.

Hasil dari uji normalitas memperlihatkan bahwa data tidak terdistribusi

dengan normal (p) kurang dari 0,05 (tabel 15). Dari hasil uji normalitas

tersebut maka teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi

Spearman rho. Berikut tabel hasil linearitas, normalitas dan

perhitungan korelasi:

Tabel 15. Uji linearitas aspek kecerdasan emosional

Aspek F Sig.
Self awareness 84.116 0,000
Self control 49.873 0,000
Self motivation 80.870 0,000
Empathy 83.575 0,000
Social skill 45.922 0,000

Tabel 16. Uji normalitas aspek kecerdasan emosional

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kesadaran .231 246 .000 .916 246 .000
diri
Kontrol diri .158 246 .000 .952 246 .000
Motivasi diri .198 246 .000 .888 246 .000
Empati .172 246 .000 .960 246 .000
Sosial skill .186 246 .000 .927 246 .000
a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 17. Korelasi antara aspek-aspek kecerdasan emosional

dengan perilaku kerja kontraproduktif

Aspek Sig r
Self awareness 0,000 -0,444
Self control 0,000 -0,316
70

Self motivation 0,000 -0,462


Empathy 0,000 -0,446
Social skill 0,000 -0,354

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara aspek-aspek

kecerdasan emosional dan perilaku kerja kontraproduktif diatas, dapat

dilihat bahwa semua aspek kecerdasan emosional secara signifikan

berkorelasi negatif dengan variabel perilaku kerja kontraproduktif.

Diantara kelima aspek kecerdasan emosional tersebut, aspek self

motivation mempunyai korelasi negatif yang paling tinggi, yaitu -

0,462, disusul aspek empathy sebesar -0,446, aspek self awareness

sebesar -0,444, aspek social skill sebesar -0,354, dan yang paling

rendah adalah aspek self control, yaitu sebesar -0,316.

E. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi

Spearman rho, kecerdasan emosional dan perilaku kerja kontraproduktif

(CWB) memiliki koefisien korelasi sebesar - 0,534 dengan p = 0,000 <

0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima

yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dan

perilaku kerja kontraproduktif. Nilai koefisien korelasi yang bernilai

negatif tersebut menunjukkan adanya hubungan negatif antara kecerdasan

emosional dan perilaku kerja kontraproduktif, yaitu semakin tinggi tingkat

kecerdasan emosional yang dimiliki Karyawan Apotek Guardian Cabang

Samarinda, maka semakin rendah perilaku kerja kontraproduktifnya.

Begitu sebaliknya, semakin rendah kecerdasan emosional yang dimiliki


71

Karyawan Apotek Guardian Cabang Samarinda, maka semakin tinggi

perilaku kerja kontraproduktifnya.

Druskat dan Wolff (2001) dan Paul (2006) menyebutkan bahwa

individu yang memiliki kecerdasan emosi tinggi akan mampu mengenali

emosi diri. Kemampuan mengetahui dan memahami emosi diri ini

merupakan dasar seseorang untuk dapat mengelola dan mengungkapkan

emosi yang sedang dirasakan secara wajar, menyadari keterkaitan antara

perasaan mereka dengan apa yang mereka pikirkan, katakan dan lakukan,

serta mengetahui bagaimana perasaan mereka mempengaruhi kinerja

mereka. Karyawan Apotek Guardian Cabang Samarinda yang memiliki

kecerdasan emosi yang tinggi tidak akan melakukan perilaku kerja

kontraproduktif seperti merusak properti milik kantor dan melakukan

tindakan verbal maupun fisik yang tidak pantas kepada sesama rekan kerja

karena ketika Karyawan Apotek Guardian Cabang Samarinda mengalami

emosi marah, mereka dapat mengelola dan mengungkapkan kemarahan

secara wajar.

Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi juga akan

mampu untuk mengontrol atau mengendalikan emosi yang dirasakan.

Goleman (1998) mengatakan bahwa individu yang memiliki kecerdasan

emosional yang tinggi akan lebih memahami akibat-akibat dari

tindakannya, sehingga individu tersebut akan berpikir terlebih dahulu

sebelum bertindak. Seseorang yang mampu menampilkan kontrol diri

dengan baik juga akan mampu menghadapi situasi-situasi yang berat dan

tetap fokus meskipun sedang dalam tekanan. Karyawan Apotek Guardian


72

Cabang Samarinda yang baik dalam mengontrol diri akan mampu untuk

tetap fokus melakukan pekerjaannya atau tanggungjawabnya dalam situasi

dan kondisi yang kurang kondusif di tempat kerja atau tidak akan

melakukan penyimpangan produksi yang merupakan perilaku perilaku

kerja kontraproduktif.

Selanjutnya, seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang

tinggi juga akan mampu untuk memotivasi dirinya sendiri (Goleman,

1999). Kemampuan ini akan mendorong seseorang untuk tekun dalam

bekerja dan antusias untuk mencapai hasil yang diinginkan. Karyawan

Apotek Guardian Cabang Samarinda yang mampu untuk memotivasi

dirinya tidak akan melakukan perilaku membolos kerja atau mangkir, akan

tetapi mempunyai semangat dan antusias dalam bekerja untuk mencapai

standar-standar yang telah ditentukan oleh kantor/instansi tempat mereka

bekerja. Selain itu, Karyawan Apotek Guardian Cabang Samarinda yang

dapat memotivasi dirinya dan mempunyai semangat tidak akan sengaja

berangkat kerja terlambat dan pulang lebih awal dari jam kerja yang sudah

ditentukan.

Seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi

juga pandai dalam mengenali emosi orang lain atau dapat dikatakan

mempunyai rasa empati. Seseorang yang mempunyai rasa empati akan

lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang mengisyaratkan apa

yang dibutuhkan orang lain (Surya, 2011). Karyawan Apotek Guardian

Cabang Samarinda yang mempunyai rasa empati ini tidak akan

membiarkan rekan kerjanya menghadapi kesulitan tetapi akan memberikan


73

bantuan. Empati juga akan memunculkan rasa toleransi ketika orang lain

menimbulkan emosi negatif, kita mencoba memahami apa yang

sebenarnya yang dirasakan orang lain sehingga perilaku agresif terhadap

rekan kerja yang termasuk perilaku kerja kontraproduktif tidak akan

terjadi.

Goleman (1997) mengungkapkan bahwa seseorang yang mempunyai

kecerdasan emosional yang tinggi berarti juga pandai dalam mengenali

emosi orang lain atau mempunyai rasa empati. Orang yang mempunyai

rasa empati ini juga biasanya adalah orang yang berhasil dalam

pergaulannya. Karyawan Apotek Guardian Cabang Samarinda yang

memiliki kemampuan tersebut tidak akan memperlakukan rekan kerjanya

secara tidak adil, memperlihatkan ketidaksopanan, menggosip, mencuri

barang milik rekan kerja lain dan juga melakukan tindakan verbal maupun

fisik yang dapat merusak relasi atau pergaulan dengan rekan kerja.

Selanjutnya, berdasarkan analisis tambahan tentang korelasi antara

aspek-aspek kecerdasan emosional dengan perilaku kerja kontraproduktif,

menunjukkan bahwa semua aspek kecerdasan emosional tersebut memiliki

hubungan yang negatif (tidak searah) dengan perilaku kerja

kontraproduktif. Hasil ini mengandung arti bahwa semakin tinggi aspek-

aspek kecerdasan emosional, maka akan semakin rendah perilaku kerja

kontraproduktif. Sebaliknya, semakin rendah aspek-aspek kecerdasan

emosional, maka akan semakin tinggi perilaku kerja kontraproduktif.


63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil analisis penelitian dengan menggunakan korelasi Spearman Rho

menunjukkan korelasi r = - 0,534 dengan nilai signifikansi p = 0,000 (p <

0,05). Korelasi tersebut menegaskan bahwa terdapat hubungan negatif dan

signifikan antara kecerdasan emosional dan perilaku kerja kontraproduktif

Karyawan Apotek Guardian Cabang Samarinda. Semakin tinggi kecerdasan

emosional Karyawan Apotek Guardian Cabang Samarinda maka semakin

rendah perilaku kerja kontraproduktifnya. Semakin rendah kecerdasan

emosional Karyawan Apotek Guardian Cabang Samarinda, semakin tinggi

perilaku kerja kontraproduktifnya.

B. Saran

1. Bagi subjek penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional secara

signifikan berhubungan negatif dengan perilaku kerja kontraproduktif.

Berdasarkan hal tersebut subjek yang dalam penelitian ini adalah

Karyawan Apotek Guardian Cabang Samarinda diharapkan untuk

tetap mempertahankan atau meningkatkan kecerdasan emosional agar

tetap dapat menjaga perilaku kerjanya. Peningkatan kecerdasan

emosional tersebut dapat dilakukan dengan cara melatih atau

meningkatkan kemampuan karyawan Apotek Guardian Cabang

Samarinda dalam setiap aspek kecerdasan emosional.


64

2. Bagi perusahaan/instansi

Perilaku kerja kontraproduktif merupakan perilaku yang merugikan

bagi organisasi/perusahaan/instansi. Karyawan Apotek Guardian

Cabang Samarinda sebagai salah satu pemegang pelayanan penting

sangat diharapkan untuk dapat bekerja secara optimal dan terhindar

dari segala macam bentuk perilaku kerja yang menghambat

terciptanya tujuan perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa Karyawan Apotek Guardian Cabang Samarinda memiliki

tingkat perilaku kerja kontraproduktif yang rendah. Oleh karena itu

untuk mempertahankan keadaan tersebut diperlukan usaha untuk

mencegah terjadinya perilaku kerja kontraproduktif yang dilakukan

Karyawan Apotek Guardian Cabang Samarinda.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan cara

pengadaan program pengembangan kecerdasan emosional para

Karyawan Apotek Guardian Cabang Samarinda. Hal tersebut

disarankan karena menurut hasil penelitian ini jika tingkat kecerdasan

emosional tinggi maka perilaku kerja kontraproduktif akan rendah.

Selanjutnya, dengan diketahuinya kecerdasan emosional berhubungan

negatif dengan perilaku kerja kontraproduktif, organisasi

/perusahaan/instansi dapat melakukan sistem rekrutmen yang

memperhitungkan atau mempertimbangan pentingnya faktor

kecerdasan emosional.
64

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan tulisan ini dapat menjadi

salah satu referensi pendukung. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk

melakukan Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk mengetahui

seberapa besar sumbangan faktor kecerdasan emosional dalam

menjelaskan perilaku kerja kontraproduktif.


DAFTAR PUSTAKA

Afolabi et al., (2010). Influence of Emotional Intelligence and Gender on Job


Performance and Job Satisfaction among Nigerian Policemen. Research
Journal of Social Sciences, 2 (3), 147-154.
Anderson, N., dkk. (2005). Handbook of Industrial, Work, Organizational
Psychology, Vol 1. London: Sage.
Anjum, M.A. dan Parvez, A. (2013). Counterproductive Behavior at Work: A
Comparison of Blue Collar and White Collar Workers. Journal of of
Commerce and Social Sciences. Vol 7, No 3.
Alias, M. (2013). Predictors of Workplace Deviant Behavior: HRD Agenda for
Malaysian Support Persiannel. Europan Journal of Training and
Development, 37(2): 161-182.
Aquino, K., Lewis, M. U., dan Bradfield, M. 1999. Justice constructs, negative
affectivity, and employee deviance: A proposed model and empirical test.
Journal of Organizational Behavior, 20 (7): 1073-1091.

Ariani, D. W. (2013). The Relationship between Employee Engagement,


Organizational Citizenship Behavior, and Counterproductive Work
Behavior. International Journal of Business Administration, 4 (2).

Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian pendekatan praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi (cetakan pertama)i. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar Offset.

Azwar, S. (2011). Validitas dan reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bapna, I., Shrivastava, G., & Chitnis, E. (2011). Role Of Emotional Intelligence
On The Performance Of Employee Working In Service Sector. Journal of
International Journal of Multidisciplinary Research. Vol. 1.
Berry, C.M., Carpenter, N.C., & Clare, L.B. (2012). Do Other-Reports of
Counterproductive Work Behavior Provide an Incremental Contribution
Over Self-Reports? A Meta-Analytic Comparison. Journal of Applied
Psychology, 97 (3), 613-636.
66

Cherniss, C., & Goleman, D. (2001). Emotional intelligence and organizational


effectiveness. The Emotionally Intelligent Workplace ; How to Select for
Measure, and Improve Emotional Intelligence in Individuals, Groups, and
Organizations. San Fransisco : Jossey-Bass. Diunduh 7 Agustus 2012, dari
http://library.nu
Chernyak, L., & Tziner, A. (2014). Relationships between counterproductive
work behavior, perceived justice andclimate, occupational status, and
leader-member exchange. Journal of Work and Organizational Psychology,
30, 1-12.
Christian, M. S., dan Ellis, A. P. J. 2011. Examining the effects of sleep
deprivation on workplace deviance: A self-regulatory perspective. Academy
of Management Journal, 54 (5): 913-934.

Ciarrochi, J. V., Chan, A. Y. C., & Caputi, P. (2000). A critical evaluation of the
emotional intelligence construct. Personality and Individual Differences, 28
(3): 539–561.

Cooper, R. K. & Sawaf, A. (2002). Executive EQ; Kecerdasan Emosional dalam


Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Druskat, Vanessa Urch & Wolff, Steven B. (2001). Group Emotional Intelligence
and Its Influence On Group Efefectiveness. Chapter 6. Emotional
Intelligence and Organization Effectiveness. The Emotionally Intelligent
Workplace ; How to Select for, Measure, and Improve Emotional
Intelligence in Individuals, Groups, and Organizations. San Fransisco :
Jossey-Bass. Diunduh 7 Agustus 2012, dari http://library.nu
Fatoni, S.F. (2013). Kecenderungan Perilaku Kerja Kontraproduktif Ditinjau dari
Big Five Personality pada Karyawan Apotek Guardian Cabang Samarinda
Jawa Tengah di Semarang. Skripsi Program Studi Sarjana Reguler pada
FPSI UNDIP Semarang: tidak diterbitkan.

Fauziawati, A. (2013). Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.


Universitas Pendidikan Indonesia: repositing.Upi.Edu.

Ferris, D. L., Brown, D. J., & Heller, D. (2009). Organizational Supports and
Workplace Deviance: The Mediating Role of Organzation-based Self-
esteem. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 108, 279-
286.

Fox, S., Spector, P. E., & Bauer, J. A. (2010). Measurement Artifacts in the
Assessment of Counterproductive Work Behavior and Organizational
Citizenship Behavior: Do We Know We Think We Know? Journal of
Applied Psychology, 781-790.

Goleman, D. (1998). Working with emotional intelligence. Jakarta: PT. Gramedia


Utama.

Goleman, D. (2004). Kecerdasan emosional; Mengapa EQ lebih penting


daripada IQ?. Jakarta: PT. Gramedia Utama.

Goleman, D. (2007). Kecerdasan Emosional / Daniel Goleman; alih bahasa. T.


Hermaya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Greenberg, J. & Baron, R. A. (2003). Behavior in Organization, 8th Edition. New


Jersey: Pearson Education.

Hadi, S. (2000). Statistik 2. Jilid dua. Yogyakarta: Andi Offset.

Hakim, A. (2012). Hubungan antara kecerdasan emosi dan kinerja pada karyawan.
Skripsi Program Studi Sarjana Reguler pada FPSI UI Depok: tidak
diterbikan.
Idiakheua, E.O., & Obetoh, G.I. (2012). Counterproductive Work Behavior of
Nigerians: An Insight Into Make-up Theory. Interdisciplinary Journal of
Contemporary Research in Business, 4 (7).
Kanten, P. dan Ülker, F. E. (2013). The Effect of Organizational Climate on
Counterproductive Behaviors: An Empirical Study on the Employees of
Manufacturing Enterprises. Journal of Global Macro, 2 (4), 144-160.

Keban, Y. T. (2004). “Pokok-Pokok Pikiran Perbaikan Sistem Manajemen SDM


di Indonesia.” Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik, Volume 8 No.2.

Kerlinger, N.F. (2000). Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press.

Klotz, A. C. and Buckley, M. R. (2013). A Historical Perspective of


Counterproductive Work Behavior Targeting The Organization. Journal of
Management History, 19 (1): 114-132.

Law, K. S., Wong, C. S., & Song, L. 2004. The construct and criterion validity of
emotional intelligence and its potential utility for management studies.
Journal of Applied Psychology, 89 (3): 483–496.

Locke, E. A. (2009). Handbook of Principles of Organizational Behavior. West


Sussex John Wiley & Sens Ltd.

Mashar, R. (2011). Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya.


Jakarta : Kharisma Putra Utama.
Mayer, J. D dan Salovey. P. (2000). Emotional Intelligence, Imagination,
Cognition, and Personality. (9) 185-211. http:/www.er.uqam.ca
Melianawati, F.X., Sutyas Prhatno, dan Tjahjoanggoro. (2001). Hubungan Antara
Kecerdasan Emosional dengan Kinerja Karyawan. Indonesian
Psychological Journal. Vol 17. No 1. Fakultas Psikologi Universitas
Surabaya.
Monnates, S. N. (2010). Perceived Organizational Support and CWB: How
Personality Moderates The Relationship. A Thesis The Faculty of The
Department of Psychology San Jose State University.
Nurfianti, A. dan Handoyo, S. (2013). Hubungan Antara Keadailan Distributif dan
Perilaku Kerja Kontraproduktif dengan Mengontrol Leader Member
Exchange. Journal of Psychology Industry and Organization. Vol 2, No 3.
Noor, J. (2013). Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Paul, Stephanie. (2006). Determining the impact of emotional intelligence on
organizational effectiveness. A Thesis submitted in partial fulfillment of the
requirements for the Degree of Master in Business Administration. Nelson
Mandela Metropolitan University.
Penney, L. M., and Spector, P. E. (2002). Narcissim and Counterproductive Work
Behavior: Do Bigger Egos Mean Bibber Problem? International Journal of
Selection and Assessment, 10, 126-134.
Penney, L. M., and Spector, P. E. (2005). Job Stress, Incivility, and
Counterproductive Work Behavior CWB: The Moderating Role of Negative
affectivity. Journal of Organization Bahavior, 26, 777-796.
Priesemuth, M. Arnaud, A. & Schminke, M. (2013). Bad Behavior in Groups: The
Impact of Overall Justice Climate and Functional Depedence on
Counterproductive Work Behavior in Work Units. Journal of Organization
Management, 38(2), 230-257.

Rahman, A., Shabudin, A. dan Nasurdin, A. M. (2012). Effects of Job


Characteristics on Counterproductive Work Behavior Among Production
Employees: Malaysian Experience. Journal of Business and Development
Studies. Vol 4, No 1.
Ramshida, A. dan Manikandan, K. (2013). Organizational Commitment As A
Mediator of Counterproductive Work Behavior and Organizational Culture.
Journal of Social Science & Interdisciplinary Research. Vol 2, No 2.
Shapiro, L. E. (2003). Mengajarkan emotional intelligence pada anak. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Shi, L., Liu, Q., & Wu, K. (2013). Relationships Among Safety Manager
Behavior, Job Insecurity Atmosphere, CWB and Quality Performance.
Journal of Applied Sciences, 13 (17): 3548-3552.
Spector, P. E. & Fox, S. (2005). A Stressor-emption Model of Counterproductive
Work Behavior. In S. Fox & P. E. Spector (Eds), Counterproductive Work
Behavior: Investigation of Actors and Targets (pp. 15-176). Washington,
DC: American Psychological Association.
Stein, S. J. (2004). Ledakan EQ; 15 Pinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih
Sukses. Bandung: Penerbit Kaifa.
Syaebani, M. I., dan Sobri, R. R. 2011. Relationship between organizational
justice perception and engagement in deviant workplace behavior.
The South East Asian Journal of Management, 5 (1): 37-49.

Vardi, Y. and Weitz. E. (2002). Organization Misbehavior: Hypothese, Research


and Implications. Re-imagining Business Ethics: Meaningful Solutions for a
Global Economy, 4: 5-84.

Xu, S., & Wang, Q. (2013). Content and Construct of Counterproductive Work
Behavior in A Chinese Context. Journal of Social Behavior and
Personality, 41 (6), 921-932.

Yadav, N. (2011). Emotional Intelligence And Its Eefetcs On Job Performance: A


Comparative Study On Life Insurance Sales Professionals. Journal of
International Journal of Multi disciplinary Research. Vol. 1 No. 8.
Yang, L.Q., Johnson, R.E., Zhang, X., Spector, P.E., & Xu, S. (2012). Relations
of Interpersonal Unfairness with Counterproductive Work Behavior: The
Moderating Role of Employee Self-Identity. Journal of Science and
Business, 28, 189-202.

Yen, C. and Teng, H. (2013). The Effect of Centralization on Organizational


Citizenship Behavior and Deviant Workplace Behavior in The Hospitality
Industry. Tourism Management, 1-10.
LAMPIRAN

71
72

LAMPIRAN 1
SKALA PENELITIAN (Try Out)
Bagian Pertama : Skala Kecerdasan Emosional
Bagian Kedua : Skala Perilaku Kerja Kontraproduktif
74

Samarinda, 10 Desember 2019

Kepada :

Yth. Bapak / Ibu yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini.


Dengan hormat, saya :
Nama : .......................................
Fakultas : Psikologi
Universitas : .........................................
Memohon bantuan dan kesediaan bapak/ibu untuk membantu saya mengisi skala
penelitian ini guna menyelesaikan tugas akhir saya sebagai seorang mahasiswa.
Oleh karena itu, saya mohon bapak/ibu untuk memberikan tanggapan terhadap
pernyataan-pernyataan yang telah tersusun dalam skala ini. Semua tanggapan
yang bapak/ibu berikan tidak ada yang salah dan sangat dijamin kerahasiaannya.
Oleh sebab itu, saya mengharapkan agar jawaban yang diberikan sesuai dengan
diri bapak/ibu yang sesungguhnya.
Atas waktu dan kesediaannya untuk menjawab setiap pernyataan berikut, saya

ucapkan terima kasih.

Hormat

saya, .........................

.........
75

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala ini

dengan suka rela dan tidak dibawah paksaan atau tekanan dari pihak tertentu,

demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya

berikan adalah murni dari apa yang saya alami dan bukan berdasarkan pada

pandangan masyarakat pada umumnya. Saya mengijinkan penggunaan jawaban

yang saya berikan tersebut sebagai data untuk memperlancar penelitian ilmiah ini.

........,...............2019

Menyetujui

......................

(Ttd)
76

IDENTITAS DIRI

1. Usia :
2. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *coret yang tidak perlu

PETUNJUK PENGISIAN

1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama


2. Tentukan pilihan jawaban dengan jujur, sesuai dengan yang anda
rasakan, alami dan sungguh-sungguh menggambarkan diri anda yang
sebenarnya.
3. Pilihan jawaban meliputi ;
SS : SANGAT SESUAI dengan diri anda
S : SESUAI dengan diri anda
TS : TIDAK SESUAI dengan diri anda
STS : SANGAT TIDAK SESUAI dengan diri anda
4. Jawablah dengan memberikan tanda centang (√) pada pilihan jawaban anda.
Setiap pernyataan hanya ada satu jawaban. Tidak ada jawaban yang dianggap
salah, semua jawaban adalah benar. Hasil dari skala ini tidak akan
mempengaruhi nilai atau apapun yang terkait dengan pekerjaan anda.

Contoh cara pengisian :

Pernyataan SS S TS STS
Saya mengetahui apa yang saya rasakan √
Jika anda ingin mengganti jawaban, dapat mengganti seperti contoh dibawah
ini :
Pernyataan SS S TS STS
Saya mengetahui apa yang saya rasakan √ √

~ Selamat Mengerjakan ~
BAGIAN PERTAMA

No. PERNYATAAN SS S TS STS


1. Saya dapat mengetahui penyebab
saya merasa kesal

2. Ketika marah, kemarahan saya akan


meledak-ledak

3. Saya selalu memperjuangkan


harapan saya hingga terwujud

4. Saya tidak mengerti apa yang sedang


dirasakan rekan kerja saya

5. Saya membangun hubungan yang


dekat dengan semua rekan kerja

6. Saya tidak dapat mengenali penyebab


perasaan kesal saya

7. Saya dapat mengendalikan


kemarahan saya

8. Saya terkadang putus asa ketika


tujuan tidak tercapai

9. Saya dapat mengetahui apa yang


dirasakan rekan kerja saya

10. Hanya ada beberapa rekan kerja yang


dapat akrab dengan saya

11. Saya mengetahui apa yang saya


rasakan saat ini

12. Rasa bosan sangat menyiksa saya


13. Saya berusaha bekerja dengan baik
demi mencapai standar yang
diharapkan
14. Saya tidak bisa merasakan
kebahagiaan rekan kerja saya
15. Rekan kerja saya selalu memahami
apa yang saya bicarakan

16. Saya sulit untuk mengetahui apa


yang saya rasakan

17. Ketika merasa bosan, saya akan


melakukan hobi – hobi saya.

18. Saya ragu-ragu dapat memenuhi


standar yang diharapkan

19. Saya ikut merasa bahagia jika rekan


kerja saya bahagia

20. Banyak rekan kerja saya yang sulit


memahami perkataan saya

21. Saya mengetahui rasa gelisah akan


mempengaruhi aktifitas saya

22. Saya merasa tidak sanggup


menyelesaikan pekerjaan dibawah
tekanan
23. Saya berinisiatif mengerjakan tugas
yang bisa saya kerjakan

24. Saya sulit memahami jalan pikiran


orang lain

25. Saya selalu berhasil dalam


mempengaruhi rekan kerja saya

26. Terkadang saya enggan beraktifitas


tanpa tahu penyebabnya

27. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan


walaupun dalam tekanan kerja yang
tinggi.
28. Saya menunggu perintah dari orang
lain untuk mengerjakan sesuatu
29. Saya dapat memahami pola pikir
orang lain

30. Saya tidak dapat membujuk rekan


kerja saya

31. Saya dapat memperkirakan seberapa


banyak tugas yang mampu saya
selesaikan
32. Kesedihan akan membuat saya putus
asa

33. Saya akan tetap berusaha setelah


mengalami kegagalan

34. Saya sulit untuk percaya pada rekan


kerja

35. Saya selalu bisa menyelesaikan


konflik yang saya hadapi

36. Saya tidak dapat memastikan


seberapa banyak tugas yang dapat
saya selesaikan
37. Saya dapat bangkit dari kesedihan
yang saya alami

38. Kegagalan membuat saya frustasi


39. Saya percaya pada rekan kerja saya
40. Saya bingung bagaimana caranya
untuk menyelesaikan konflik yang
saya temui
41. Saya yakin mampu untuk
menyelesaikan masalah yang saya
hadapi
42. Saya kurang mengetahui cara
mengungkapkan emosi dengan tepat
43. Saya selalu yakin dapat mengerjakan
pekerjaan tepat waktu

44. Saya acuh dengan rekan kerja yang


membutuhkan pertolongan

45. Jika diberi kesempatan, saya mampu


untuk memimpin rekan-rekan kerja
saya
46. Saya tidak yakin dapat
menyelesaikan masalah dalam hidup
saya
47. Saya tahu bagaimana cara untuk
mengungkapkan kegembiraan secara
wajar
48. Saya takut tidak bisa menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu

49. Saya selalu menolong rekan kerja


yang terlihat membutuhkan bantuan

50. Saya ragu dapat memimpin rekan-


rekan kerja saya

51. Saya selalu yakin dengan keputusan


yang saya pilih

52. Saya menjadi bingung dan tidak


mampu berpikir ketika berada dalam
tekanan
53. Saya selalu bekerja dengan
bersemangat

54. Saya enggan bergaul dengan rekan


kerja yang berbeda karakter dengan
saya
55. Saya mampu bekerjasama dengan
orang lain

56. Saya ragu dengan keputusan yang


sudah saya ambil

57. Saya mampu berpikir jernih


walaupun berada dalam tekanan

58. Saya kurang bersemangat memulai


pekerjaan

59. Saya menerima karakter rekan-rekan


kerja saya yang sangat beragam

60. Saya memilih untuk mengerjakan


pekerjaan sendiri daripada bekerja
sama dengan orang lain

~ Mohon Periksa Jawaban ~


BAGIAN KEDUA
No. PERNYATAAN SS S TS STS
1. Saya merasa bersalah jika
menggunakan barang milik kantor
untuk urusan pribadi
2. Saya tetap merasa nyaman meski
tidak bisa menyelesaikan pekerjaan
tepat waktu
3. Saya memperlakukan semua rekan
kerja secara adil

4. Saya ikut menertawakan rekan kerja


yang menjadi bahan lelucon

5. Saya tetap menghargai pekerjaan


rekan kerja yang kurang baik

6. Saya menunjukkan ketidaksukaan


kepada rekan kerja secara terang-
terangan
7. Saya meminta izin ketika tidak
masuk kerja

8. Ketika membawa pulang barang


kantor, terkadang saya tidak
mengembalikannya
9. Tidak masalah jika saya
menggunakan kendaraan kantor
untuk kepentingan pribadi
10. Saya merasa bertanggungjawab untuk
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

11. Saya memilih rekan kerja tertentu


untuk menjadi teman dekat saya

12. Saya tidak mengejek atau menghina


rekan kerja saya
13. Bukan kesalahan saya jika fasilitas
kantor yang saya gunakan mengalami
kerusakan
14. Saya beristirahat sesuai dengan jam
istirahat yang berlaku di kantor

15. Menurut saya, merupakan hal yang


menyenangkan ketika berkumpul
dan membicarakan rekan kerja lain

16. Saya selalu meminta ijin dan berhati-


hati meminjam barang milik rekan
kerja

17. Kadang saya mencela pekerjaan


rekan kerja yang menurut saya buruk

18. Saya tetap berusaha ramah kepada


rekan kerja meski ia kurang saya
sukai

19. Saya tidak memberitahu pihak kantor


jika tidak masuk kerja
20. Saya selalu mengembalikan barang
kantor dengan kondisi yang baik
21. Saya beristirahat saat jam kerja
belum selesai
22. Saya tidak tertarik mengikuti rekan-
rekan kerja yang menggosip selama
bekerja
23. Saya tidak merasa perlu untuk selalu
minta izin bila menggunakan barang
milik rekan kerja
24. Saya menggunakan barang-barang
kantor dengan berhati-hati

~ Terimakasih ~
88

LAMPIRAN 2
SKALA PENELITIAN (Setelah Try Out) Bagian Pertama : Skala Kecerdasan
Emosional
Bagian Kedua : Skala Perilaku Kerja Kontraproduktif

Hormat saya,
89

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala ini

dengan suka rela dan tidak dibawah paksaan atau tekanan dari pihak tertentu,

demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya

berikan adalah murni dari apa yang saya alami dan bukan berdasarkan pada

pandangan masyarakat pada umumnya. Saya mengijinkan penggunaan jawaban

yang saya berikan tersebut sebagai data untuk memperlancar penelitian ilmiah ini.

........,...............2019

Menyetujui

......................

(Ttd)
89

IDENTITAS DIRI

3. Usia :
4. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *coret yang tidak perlu

PETUNJUK PENGISIAN

5. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama


6. Tentukan pilihan jawaban dengan jujur, sesuai dengan yang anda
rasakan, alami dan sungguh-sungguh menggambarkan diri anda yang
sebenarnya.
7. Pilihan jawaban meliputi ;
SS : SANGAT SESUAI dengan diri anda
S : SESUAI dengan diri anda
TS : TIDAK SESUAI dengan diri anda
STS : SANGAT TIDAK SESUAI dengan diri anda
8. Jawablah dengan memberikan tanda centang (√) pada pilihan jawaban anda.
Setiap pernyataan hanya ada satu jawaban. Tidak ada jawaban yang dianggap
salah, semua jawaban adalah benar. Hasil dari skala ini tidak akan
mempengaruhi nilai atau apapun yang terkait dengan pekerjaan anda.

Contoh cara pengisian :

Pernyataan SS S TS STS
Saya mengetahui apa yang saya rasakan √
Jika anda ingin mengganti jawaban, dapat mengganti seperti contoh dibawah
ini :
Pernyataan SS S TS STS
Saya mengetahui apa yang saya rasakan √ √

~ Selamat Mengerjakan ~
90

BAGIAN PERTAMA

No. PERNYATAA SS S TS STS


N
1. Saya mengetahui apa yang saya rasakan saat ini
2. Kesedihan akan membuat saya putus asa
3. Saya berusaha bekerja dengan baik demi mencapai
standar yang diharapkan

4. Saya tidak bisa merasakan kebahagiaan rekan kerja


saya

5. Saya membangun hubungan yang dekat dengan


semua rekan kerja

6. Saya tidak dapat mengenali penyebab perasaan kesal


saya

7. Saya dapat mengendalikan kemarahan saya


8. Saya ragu-ragu dapat memenuhi standar yang
diharapkan

9. Saya dapat mengetahui apa yang dirasakan rekan


kerja saya

10. Saya tidak dapat membujuk rekan kerja saya


11. Saya dapat memperkirakan seberapa banyak tugas
yang mampu saya selesaikan

12. Saya menjadi bingung dan tidak mampu berpikir


ketika berada dalam tekanan

13. Saya berinisiatif mengerjakan tugas yang bisa saya


kerjakan

14. Saya sulit memahami jalan pikiran orang lain


15. Saya selalu berhasil dalam mempengaruhi rekan
kerja saya

16. Saya sulit untuk mengetahui apa yang saya rasakan


17. Ketika merasa bosan, saya akan melakukan hobi –
hobi saya
91

18. Kegagalan membuat saya frustasi


19. Saya ikut merasa bahagia jika rekan kerja saya
bahagia

20. Saya bingung bagaimana caranya untuk


menyelesaikan konflik yang saya temui

21. Saya yakin mampu untuk menyelesaikan masalah


yang saya hadapi

22. Saya takut tidak bisa menyelesaikan pekerjaan tepat


waktu

23. Saya percaya pada rekan kerja saya


24. Saya ragu dapat memimpin rekan-rekan kerja saya
25. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan walaupun
dalam tekanan kerja yang tinggi

26. Saya kurang bersemangat memulai pekerjaan


27. Saya menerima karakter rekan-rekan kerja saya yang
sangat beragam

28. Saya mampu bekerjasama dengan orang lain


29. Saya acuh dengan rekan kerja yang membutuhkan
pertolongan

30. Saya dapat bangkit dari kesedihan yang saya alami


31. Saya sulit untuk percaya pada rekan kerja
32. Jika diberi kesempatan, saya mampu untuk
memimpin rekan-rekan kerja saya

33. Terkadang saya enggan beraktifitas tanpa tahu


penyebabnya

34. Saya tahu bagaimana cara untuk mengungkapkan


kegembiraan secara wajar

35. Saya selalu yakin dapat mengerjakan pekerjaan tepat


waktu
92

36. Saya tidak yakin dapat menyelesaikan masalah dalam


hidup saya

37. Saya akan tetap berusaha setelah mengalami


kegagalan

38. Saya selalu bisa menyelesaikan konflik yang saya


hadapi

39. Saya mampu berpikir jernih walaupun berada dalam


tekanan

40. Saya ragu dengan keputusan yang sudah saya ambil

BAGIAN KEDUA

No. PERNYATAA SS S TS STS


N
1. Saya menggunakan barang-barang kantor dengan
berhati-hati

2. Saya tidak memberitahu pihak kantor jika tidak


masuk kerja

3. Saya memperlakukan semua rekan kerja secara adil


4. Saya ikut menertawakan rekan kerja yang menjadi
bahan lelucon

5. Saya selalu mengembalikan barang kantor dengan


kondisi yang baik

6. Saya menunjukkan ketidaksukaan kepada rekan kerja


secara terang-terangan

7. Saya beristirahat sesuai dengan jam istirahat yang


berlaku di kantor

8. Kadang saya mencela pekerjaan rekan kerja yang


menurut saya buruk

9. Saya meminta izin ketika tidak masuk kerja


10. Ketika membawa pulang barang kantor, terkadang
93

saya tidak mengembalikannya


11. Saya tetap berusaha ramah kepada rekan kerja meski
ia kurang saya sukai

12. Saya selalu meminta ijin dan berhati-hati meminjam


barang milik rekan kerja

~ Terimakasih ~
LAMPIRAN 3
Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosional dan Skala Perilaku Kerja
Kontraproduktif

94
95

LAMPIRAN RELIABILITAS SKALA


A. KECERDASAN EMOSIONAL

1. Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosional sebelum seleksi aitem

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.926 60

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item- Alpha if
Item Deleted Item Deleted Total Item
Correlation Deleted
VAR0000 177.4200 224.779 .377 .925
1
VAR0000 178.1000 228.010 .173 .926
2
VAR0000 177.6600 229.821 .075 .927
3
VAR0000 179.0800 235.993 -.235 .931
4
VAR0000 177.4200 222.738 .548 .924
5
96

VAR0000 177.9000 224.214 .484 .925


6 177.6200 219.751 .658 .923
VAR0000 178.5400 230.743 -.005 .928

7 178.6200 224.934 .346 .925

VAR0000 178.5400 237.396 -.244 .933


177.4400 221.925 .600 .924
8
178.7200 226.083 .206 .927
VAR0000
177.3400 222.188 .612 .924
9
178.0000 222.163 .652 .924
VAR0001
178.4600 227.111 .212 .926
0 177.9000 222.378 .619 .924
VAR0001 177.7200 223.144 .376 .925
1 178.1200 220.516 .670 .923
VAR0001 177.4000 223.469 .502 .924
2 178.0600 226.507 .349 .925

VAR0001 177.7800 224.093 .448 .925

3 178.7400 228.033 .152 .927


177.7400 222.727 .517 .924
VAR0001
178.5000 220.867 .465 .924
4
178.5000 224.173 .382 .925
VAR0001
178.2600 223.502 .467 .925
5
178.3200 219.773 .565 .924
VAR0001 178.1000 230.173 .076 .927
6 178.5400 229.600 .069 .927
VAR0001 177.9800 219.938 .484 .924
7 177.6600 219.372 .650 .923
VAR0001 178.0600 216.466 .563 .924

8 177.4400 221.272 .645 .923

VAR0001 178.0000 224.898 .446 .925


177.8200 220.477 .550 .924
9
178.4000 226.327 .244 .926
VAR0002
177.5400 224.294 .437 .925
0
177.6200 221.138 .574 .924
VAR0002
1
VAR0002
2
97
VAR0002
3
VAR0002
4
VAR0002
5
VAR0002
6
VAR0002
7
VAR0002
8
VAR0002
9
VAR0003
0
VAR0003
1
VAR0003
2
VAR0003
3
VAR0003
4
VAR0003
5
VAR0003
6
VAR0003
7
VAR0003
8
97

VAR0003 177.5600 219.068 .646 .923


9
VAR0004 177.9000 214.337 .788 .922
0
VAR0004 177.6400 218.562 .653 .923
1
VAR0004 178.5200 230.377 .021 .928
2
VAR0004 177.8000 218.571 .681 .923
3
VAR0004 177.6000 218.612 .722 .923
4
VAR0004 178.2200 222.828 .408 .925
5
VAR0004 177.6800 218.426 .762 .923
6
VAR0004 177.6000 221.510 .637 .924
7
VAR0004 178.1600 221.402 .373 .925
8
VAR0004 178.0000 228.408 .152 .927
9
VAR0005 178.1800 224.151 .468 .925
0
VAR0005 178.3400 229.862 .047 .928
1
VAR0005 178.2800 216.696 .837 .922
2
VAR0005 178.0200 233.530 -.133 .930
3
VAR0005 177.7600 226.758 .290 .926
4
VAR0005 177.4800 221.847 .601 .924
5
VAR0005 177.8200 216.477 .771 .922
6
VAR0005 178.0800 222.565 .713 .924
7
VAR0005 177.7000 220.745 .676 .923
8
VAR0005 177.5800 221.881 .607 .924
9
VAR0006 178.0200 229.326 .100 .927
0
2. Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosional setelah seleksi aitem
dan diseimbangkan

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.961 40

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlatio Deleted
n
VAR0000 122.2200 201.726 .613 .960
5
VAR0000 122.7000 206.010 .333 .961
6
VAR0000 122.4200 198.249 .756 .959
7
VAR0000 123.4200 208.412 .117 .962
9
VAR0001 122.2400 200.798 .676 .960
1
VAR0001 122.1400 201.837 .632 .960
3
VAR0001 122.8000 204.082 .493 .960
4
VAR0001 122.7000 204.541 .445 .961
6
VAR0001 122.5200 200.744 .497 .961
7
VAR0001 122.9200 202.075 .561 .960
8
VAR0001 122.2000 202.245 .580 .960
9
99

VAR0002 122.5400 201.192 .614 .960


3
VAR0002 123.3000 206.337 .188 .963
4
VAR0002 123.3000 203.439 .415 .961
5
VAR0002 123.0600 203.976 .425 .961
6
VAR0002 123.1200 199.985 .555 .960
7
VAR0003 122.7800 196.828 .638 .960
0
VAR0003 122.4600 197.968 .739 .959
1
VAR0003 122.8600 193.143 .717 .959
2
VAR0003 122.2400 200.472 .699 .959
3
VAR0003 122.8000 206.327 .318 .961
4
VAR0003 122.6200 197.547 .719 .959
5
VAR0003 122.3400 201.862 .597 .960
7
VAR0003 122.4200 199.106 .701 .959
8
VAR0003 122.3600 198.031 .712 .959
9
VAR0004 122.7000 192.663 .891 .958
0
VAR0004 122.4400 198.047 .687 .959
1
VAR0004 122.6000 196.245 .827 .959
3
VAR0004 122.4000 198.041 .764 .959
4
VAR0004 123.0200 202.632 .412 .961
5
VAR0004 122.4800 197.030 .861 .959
6
VAR0004 122.4000 199.878 .753 .959
7
VAR0004 122.9600 197.100 .562 .961
8
VAR0005 122.9800 204.265 .447 .961
0
VAR0005 123.0800 198.238 .749 .959
2
VAR0005 122.2800 200.369 .702 .959
5
VAR0005 122.6200 194.730 .885 .958
6
VAR0005 122.8800 203.455 .623 .960
7
VAR0005 122.5000 198.663 .824 .959
8
VAR0005 122.3800 199.832 .750 .959
9
100

B. PERILAKU KERJA KONTRAPRODUKTIF

1. Reliabilitas Skala Perilaku Kerja Kontraproduktif Sebelum Seleksi


Aitem

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.802 24

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if
Item Deleted Item Correlatio Item Deleted
Deleted n
VAR0000 42.9200 41.953 -.023 .809
1
VAR0000 42.4000 40.449 .270 .798
2
VAR0000 42.5600 40.415 .316 .797
3
VAR0000 42.8400 37.933 .455 .789
4
VAR0000 42.5000 40.010 .287 .798
5
VAR0000 42.6800 37.936 .480 .788
6
VAR0000 43.0000 38.204 .404 .792
7
VAR0000 43.1000 38.827 .483 .790
8
VAR0000 42.2800 37.471 .232 .811
9
VAR0001 42.9400 39.486 .335 .796
0
101

VAR0001 42.1400 40.490 .145 .804


1
VAR0001 42.8600 40.041 .202 .802
2
VAR0001 42.4400 38.537 .470 .790
3
VAR0001 42.6400 38.888 .594 .788
4
VAR0001 41.9000 39.112 .172 .809
5
VAR0001 43.0400 37.794 .594 .784
6
VAR0001 42.4000 37.714 .420 .791
7
VAR0001 42.7000 38.827 .608 .788
8
VAR0001 42.9600 37.753 .601 .784
9
VAR0002 42.7800 36.951 .685 .779
0
VAR0002 42.5800 38.779 .389 .793
1
VAR0002 41.9600 39.468 .140 .812
2
VAR0002 42.8600 39.796 .217 .801
3
VAR0002 43.0200 38.020 .557 .786
4

2. Reliabilitas Skala Perilaku Kerja Kontraproduktif Setelah


Seleksi Aitem dan diseimbangkan

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.859 12
102

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlatio Deleted
n
VAR0000 18.3400 16.556 .323 .860
3
VAR0000 18.6200 15.098 .419 .858
4
VAR0000 18.4600 14.662 .544 .848
6
VAR0000 18.7800 15.032 .416 .859
7
VAR0000 18.8800 15.291 .553 .848
8
VAR0001 18.4200 15.514 .627 .846
4
VAR0001 18.8200 14.273 .758 .834
6
VAR0001 18.1800 15.538 .275 .873
7
VAR0001 18.4800 15.683 .571 .848
8
VAR0001 18.7400 14.156 .790 .831
9
VAR0002 18.5600 14.537 .643 .841
0
VAR0002 18.8000 14.163 .786 .832
4
LAMPIRAN 4
HASIL UJI T MEAN TEORITIK DAN MEAN
EMPIRIS

103
104

Skala Kecerdasan Emosional

One-Sample Statistics
Std. Std. Error
N Mean Deviation Mean
KECERDASANEMOSIONAL 24 120.0 9.7608 .6223
6 5 8 3

One-Sample Test
Test Value =
100
95% Confidence Interval of
Mean the Difference
Differenc Lower Upper
t df Sig. (2-
e
tailed)
K.E 32.22 24 .000 20.0528 18.827 21.278
2 5 5 0 6

Skala Perilaku Kerja Kontraproduktif

One-Sample Statistics
Std.
N Mean Std. Error
Deviation
Mean
CWB 24 20.207 3.77339 .2405
6 3 8

One-Sample Test
Test Value =
30
95% Confidence Interval of
Mean the Difference
Differenc Lower Upper
t df Sig. (2-
e
tailed)
CWB - 24 .000 - - -
40.704 5 9.7926 10.266 9.3188
8 6
LAMPIRAN 5
HASIL UJI NORMALITAS
105
106

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kecerdasan .145 246 .000 .920 246 .000
Emosi
CWB .143 246 .000 .952 246 .000
LAMPIRAN 6
HASIL UJI LINEARITAS
107
108

ANOVA Table
Sum Mean
of df Squar F Sig.
Squares
e
CWB Between (Combined) 1671.728 47 35.569 3.877 .000
* K.E Groups
Linearity 1129.938 1 1129.938 123.151 .000
Deviation
from 541.790 46 11.778 1.284 .125
Linearity
Within Groups 1816.699 198 9.175
Total 3488.427 245
LAMPIRAN 7
HASIL UJI HIPOTESIS
109
110

Correlations
K. CWB
E
Spearman's rho K.E Correlation 1.000 -.534**
Coefficient
Sig. (1-tailed) . .000
N 246 246
CWB Correlation -.534** 1.000
Coefficient
Sig. (1-tailed) .000 .
N 246 246
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Korelasi Antara Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional Dengan Perilaku


Kerja Kontraproduktif
Correlations
Kesadar
an Kontrol motivas empati Social CWB
diri i skill
diri
Spear Kesadar Correlation 1.000 .407** .649** .472** .582** -.444’’
ma n's an diri Coefficient
rho Sig. (1-tailed) . .000 .000 .000 .000 .000
N 246 246 246 246 246 246
Kontrol Correlation .407** 1.000 .384** .412** .432** -.316**
diri Coefficient
Sig. (1-tailed) .000 . .000 .000 .000 .000
N 246 246 246 246 246 246
Motivasi Correlation .649** .384** 1.000 .451** .506** -.462**
Coefficient
Sig. (1-tailed) .000 .000 . .000 .000 .000
N 246 246 246 246 246 246
Empati Correlation .472** .412** .451** 1.000 .364** -.446**
Coefficient
Sig. (1-tailed) .000 .000 .000 . .000 .000
N 246 246 246 246 246 246
Social Correlation .582** .432** .506** .364** 1.000 -.354**
skill Coefficient
Sig. (1-tailed) .000 .000 .000 .000 . .000
N 246 246 246 246 246 246
CWB Correlation -.444** -.316** -.462** -.446** -.354** 1.000
Coefficient
Sig. (1-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .
N 246 246 246 246 246 246
**. Correlation is significant at the
0.01 level (1- tailed).

Anda mungkin juga menyukai