Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Sugiyono (2014) menyatakan bahwa variabel penelitian merupakan suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang yang memiliki variasi tertentu, hal ini

ditetapkan oleh peneliti agar dipelajari dan selanjutnya ditarik sebuah

kesimpulan. Variabel tergantung (dependent variable) merupakan variabel yang

mendapatkan pengaruh atau menjadi akibat dari adanya variabel bebas. Variabel

bebas (independent variable) merupakan variabel yang mempengaruhi atau

variabel yang menjadi penyebab perubahan variabel terikat.

Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Dependent variable (Y) : Fear of Missing Out

2. Independent variable (X) : Self Control

B. Definisi Operasional Penelitian

Azwar (2014) menyatakan bahwa definisi operasional merupakan suatu

definisi yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel yang

diamati. Suatu konsep mengenai variabel yang sama dapat saja memiliki definisi

operasional yang lebih dari satu dan berbeda-beda antara penelitian yang satu

dengan penelitian lainnya.

Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini, adalah sebagai

berikut:
1. Self Control

Self control atau kontrol diri merupakan kemampuan individu

dalam mengatur dan mengendalikan dirinya dalam mengambil keputusan

dan tingkah laku yang ia terapkan agar tidak melanggar norma aturan

yang ada dan dapat memberikan manfaat yang besar di kemudian hari

kemampuan individu. Self control diukur dengan beberapa aspek dari

Averill (dalam Mulyani, 2016) yang terdapat dalam self control yaitu

behavioral control (kontrol perilaku), cognitive control (kontrol

koginitif), dan descisional control (mengontrol keputusan).

2. Fear of Missing Out (FoMo)

Fear of Missing out merupakan keadaan dimana individu

mengalami rasa takut ketika kehilangan moment, informasi yang

berharga tentang orang lain atau kelompok lain selain itu, fear of missing

out juga memiliki dampak positif dan negatif terhadap individu tersebut.

FoMo diukur dengan beberapa aspek dari Przybylski (dalam Przybylski

dkk, 2013) yang terdapat dalam FoMo yaitu tidak terpenuhinya

kebutuhan psikologis akan relatedness dan self.


C. Populai dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Sugiyono (2014) menyatakan bahwa populasi merupakan

wilayah generalisasi, hal ini terdiri dari subjek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu. Semua itu ditentukan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga mendapat sebuah kesimpulan. Populasi bukan juga

soal jumlah subjek namun meliputi keseluruhan karakteristik yang

dimiliki subjek tersebut. Selain itu, Azwar (2013) menyatakan bahwa

semakin sedikit karakteristik populasi yang diidentifikasi maka dari itu

semakin heterogen populasi dikarenakan berbagai ciri subjek terdapat

didalamnya. Sebaliknya, semakin banyak ciri subjek maka populasi akan

menjadi homogen.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Hukum

Universitas Andalas Padang yang berjumlah 2292 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang ada

pada populasi (Sugiyono, 2014). Selain itu, Azwar (2014) juga

menyatakan bahwa sampel merupakan sebagian dari populasi. Oleh

karena itu, sampel harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh

populasinya. Suatu sampel merupakan representasi yang baik bagi

populasinya dan sangat tergantung pada sejauh mana karakteristik ampel

sama dengan karakteristik populasinya.


Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

purposive sampling, yaitu teknik pengambilan anggota sampel dilakukan

dengan adanya pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014). Pada penelitian

ini, penentuan jumlah sampel menggunakan table Isaac dan Michael

dengan taraf kesalahan 10%. Apabila populasi berjumlah 2292 orang,

maka didapatkan jumlah sampel dengan taraf kesalahan 10% adalah 243

orang. Sehingga, jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 243

orang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Andalas.

D. Metode dan Alat Ukur Penelitian

1. Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala self

control dan skala fear of missing out. Penelitian ini menggunakan model

skala likert. Sugiyono (2014) menyatakan bahwa skala likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang mengenai fenomena sosial.

Dalam skala ini subjek diminta mengisi beberapa pertanyaan,

selain itu skala ini memiliki empat alternatif jawaban, yaitu SS (Sangat

Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju).

Aitem-aitem dalam skala ini dikelompokkan dalam aitem favourable dan

aitem unfavourable. Kriteria pemberian skor untuk skala self control dan

skala fear of missing out dilakukan sebagai berikut:


Table 3.1
Kriteria Pemberian Skor
Pernyataan SS S TS STS
Favourable 4 3 2 1
Unfavourable 1 2 3 4

a. Skala Self Control

Self control dalam penelitian ini diukur menggunakan skala

yang disusun berdasarkan aspek-aspek Self Control dengan teori

yang dikemukakan oleh Averill (dalam Mulyani, 2016), yaitu

kontrol perilaku, kontrol kognitif, dan mengontrol keputusan.

Table 3.2
Blueprint Skala Self Control Averill (dalam Mulyani, 2016)
Nomor aitem Jumlah
No Aspek-aspek
Favourable Unfavourable aitem
Kontrol
1 1,7,10,15,27 6,12,17,21,30 10
perilaku
Kontrol
2 5,13,19,25,28 2,8,16,23,26 10
kognitif
Mengontrol
3 3,9,11,14,22 4,18,20,24,29 10
Keputusan
Jumlah 15 15 30

b. Skala Fear of Missing Out

Fear of Missing Out dalam penelitian ini diukur

menggunakan skala yang disusun berdasarkan aspek-aspek Fear

of Missing Out yang dikemukakan oleh Przybylski yaitu tidak

terpenuhinya kebutuhan psikologis akan relatedness dan tidak

terpenuhinya kebutuhan psikologis akan self.


Table 3.2
Blueprint Skala Fear of Missing Out Przybylski (dalam
Przybylski dkk,2013)
Nomor Aitem Jumlah
No Aspek-aspek
favourable unfavourable Aitem
Tidak terpenuhinya
1 kebutuhan psikologis 2,6,10,13,17 5,9,12,18,20 10
akan relatedness
Tidak terpenuhinya
2 kebutuhan psikologis 4,8,14,16,19 1,3,7,11,15 10
akan self
Jumlah 10 10 20

2. Uji Coba Alat Ukur Penelitian

a. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti

sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau alat ukur dapat

dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tes

tersebut menjalankan fungsi ukurannya, atau memberikan hasil

ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran

tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan

tujuan pengkuran dapat dikatakan sebagai tes yang memiliki

validitas rendah (Sugiyono, 2014).

Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi

(content validity) dan validitas konstruks (validity construct)

untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu alat ukur. Validitas

isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi


instrumental dengan materi pelajaran yang telah diajarkan

sedangkan validitas kontruk ialah validitas yang menggunakan

pendapat dari ahli (Sugiyono, 2014). Pengujian validitas ukur

yang dilakukan oleh professional judgement melalui proses

analisis rasional. Pernyataan yang dicari dalam validitas ini

adalah sejauh mana aitem-aitem tes mewakili komponen-

komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek yang hendak

diukur (aaspek representatif) dan sejauh mana aitem-aitem

mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur (aspek

relevansi).

Sugiyono (2014), menyatakan penentuan aitem dengan

daya diskriminasi tinggi atau rendah menggunakan kriteria ryx ≥

0,30. Suatu data skala dapat dikatakan valid apabila daya

diskriminasi aitem lebih besar atau sama dengan 0,30 (ryx ≥ 0,30)

dan sebaliknya, suatu data skala dapat dikatakan gugur apabila

daya diskriminas aitem lebih kecil dari 0,30 (ryx < 0,30).

b. Reabilitas

Reabilitas mengacu kepada konsistensi atau

ketepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan

pengukuran. Koefisien reabilitas (rxx‟) berada dalam angka 0

sampai dengan 1,00. Sekalipun bila koefisien reabilitas semakin


tinggi mendekati angka 1,00 maka dapat dikatakan pengukuran

tersebut semakin reliabel. Sebaliknya, bila koefisien reabilitas

rendah dengan mendekati angka 0 maka dapat dikatakan

reliabilitas hasil pengukuran tersebut rendah (Azwar, 2014).

Pengujian reabulitas dalam penelitian ini menggunakan formulasi

IBM SPSS versi 21.0.

E. Metode Pengambilan Data

Skala dalam penelitian ini dianalisis menggunakan teknik korelasi

product moment pearson dan korelasi berganda, dimana merupakan salah satu

teknik untuk mencari derajat kerataan dan keterikatan pengaruh antara variabel

bebas dengan variabel terikat (Azwar, 2014). Skala dalam penelitian ini

melewati berbagai tahap analisis, dengan menggunakan program IBM SPSS

versi 21.0. tahap-tahap analisis yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian

telah terdistribusi sesuai dengan prinsip-prinsip distribusi mormal agar dapat

digeneralisasikan terhadap populasi. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui

apakah sebaran suatu data tersebut normal atau tidak. Uji normalitas sebaran

pada penelitian ini juga dilakukan untuk membuktikan bahwa data semua

variabel yang berupa skor-skor yang diperoleh dari hasil penelitian tersebar

sesuai dengan kaidah normal. Prayitno (2018), menyatakan bahwa data


dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. Dalam

penelitian ini, uji normalitas menggunakan one sample test dari Kolmogorv

Smirnov dengan bantuan IBM SPSS versi 21.0 (Priyatno, 2018).

2. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk membuktikan apakah variabel

bebas mempunyai hubungan yang linear dengan variabel terikat. Model

statistic yang digunakan untuk melihat linearitas ketiga variabel tersebut

menggunakan Test for Linearity dengan bantuan program IBM SPSS

versi 21.0 (Priyatno 2018).

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah kesimpulan

pada sampel dapat berlaku untuk populasi atau dapat digeneralisasikan

(Priyatno, 2018).

a. Korelasi Product Moment

Korelasi Product Moment (Pearson) digunakan untuk mencari

hubungan variabel terikat dengan variabel bebas (Sugiyono, 2014).

Uji hipotesis korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jika

p < 0,01. Maka, dengan itu dapat dikatakan bahwa kedua variabel

penelitian mempunyai kontribusi hubungan yang signifikan. Data

penelitian ini dianalisis dengan menggunakan bantuan program IBM

SPSS versi 21.0.


Korelasi product moment pearson dilambangkan dengan simbol

(r) dan korelasi berganda dilambangkan dengan symbol (R) yang

memiliki nilai tidak lebih dari (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r atau R = -

1, maka artinya korelasi negatif sempurna, jika r atau R = 0, maka

artinya tidak ada korelasi, dan jika r atau R = +1, maka artinya

korelasinya sangat kuat. Harga r atau R akan disesuaikan dengan nilai

tabel interpretasi nilai sebagai berikut

Rumus kolerasi Product Moment Pearson

Keterangan :

Y = Variabel Terikat
X = Variabel Bebas
rᵪᵧ = Koefisien Korelasi Antara Variabel X dan Variabel Y
N = Jumlah Subjek Penelitian
Σx = Jumlah Hasil Perkalian Tiap-tiap Skor Asli dari X dan Y
Σx = Jumlah Skor Asli Variabel X
Σy = Jumlah Skor Asli Variabel Y

4. Koefisien Determinan

Untuk menemukan besar atau kecilnya kontribusi variabel bebas (X1 dan

X2) terhadap variabel terikat (Y) dapat ditentukan dengan rumus koefisien

determinan, dengan rumus sebagai berikut:

Kp = r2 x 100%

Keterangan :
KP = Nilai Koefisien Determinan
r = Nilai Koefisien Korelasi

Table 3.3
Interprestasi Korelasi r dengan R
Skor Klasifikasi
0- 0,199 Sangat Rendah
0,20- 0,399 Rendah
0,40- 0,599 Sedang
0,60- 0,799 Kuat
0,80- 1,00 Sangat Kuat
Sumber : Sugiono, 2014

Anda mungkin juga menyukai