Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau
memperoleh data dalam melakukan suatu penelitian.
Menurut Sugiyono (2013:146) instrumen penelitian adalah “suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara
spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”. Adapun instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Instrumen yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner metode
tertutup, dimana kemungkinan pilihan jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu
dan responden tidak diberikan alternatif jawaban.
b) Indikator-indikator untuk variabel tersebut dijabarkan oleh penulis menjadi
sejumlah pernyataan sehingga diperoleh data kualitatif. Data ini akan diubah
menjadi bentuk kuantitatif dengan pendekatan analisis statistik.
Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), instrumen pengumpulan data adalah alat
bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Pada Modul ini kita akan bahas analisis butir soal menggunakan software SPSS.
Analisis butir soal memiliki beberapa kriteria, beberapakriteria yang sering digunaka
adalah sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Validitas adalah sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin
diukur. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan
mengukur apa yang perlu diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan
mempunyai tingkat kesalahan kecil, sehingga data yang terkumpul merupakan data
yang memadai. Rumus yang digunakan untuk uji validitas menggunakan teknik korelasi
product moment, yaitu
Suatu instrumen penelitian (soal) dikatakan valid, bila :
a) Koefisien korelasi product moment melebihi 0,3 (Soegiyono, 1999)
b) Koefisien korelasi product moment (rhitung)> (rtabel )
(α; n-2), n =jumlah sampel.
c) Nilai Sig.≤ α (0,05)
2. Reliabelitas
Sebuah alat ukur atau pertanyaan dalam angket dikategorikan reliabel (andal), jika
alat ukur yang digunakan dapat mengukur secara konsisten atau stabil meskipun
pertanyaan tersebut diajukan dalam waktu yang berbeda. Uji reliabilitas dilakukan
terhadap butir pertanyaan atau pernyataan yang sudah valid. Pengujian ini digunakan
untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat
pengukur yang sama.
Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan, bisa
menggunakan berbagai teknik, diantaranya:
a) Teknik Alpha Cronbach
b) Teknik Test-Retest
c) Teknik Spearman Brown
d) Teknik Kuder dan Richardson (K-R 20)
Pada modul ini, akan fokus membahas Teknik Alpha Cronbach (α) dengan
menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS).
Rumus yang digunakan pada Teknik Alpha Cronbach (α), yaitu:
Kriteria untuk menentukan tinggi rendahnya reliabilitas sebuah perangkat
tes, menurut (Suharsimi Arikunto : 2001) dilihat pada rentangan koefesien
korelasi sebagai berikut :
3. Tingkat Kesukaran
Menurut Asmawi Zainul, dkk (1997) tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi
beserta tes menjawab benar terhadap butir soal tersebut. Tingkat kesukaran butir soal
biasanya dilambangkan dengan p. Makin besar nilai p yang berarti makin besar proporsi
yang menjawab benar terhadap butir soal tersebut, makin rendah tingkat kesukaran
butir soal itu. Hal ini mengandung arti bahwa soal itu makin mudah, demikian pula
sebaliknya.
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang
terlalu mudah tidak merangsang mahasiswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar
jangkauannya (Suharsimi Arikunto : 2001).
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada
tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks
tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya
berkisar 0,00 -1,00 (Aiken (1994:66).
Perhitungan indeks tingkat kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor soal. Pada
prinsipnya, skor rata-rata yang diperoleh (MEAN) peserta didik pada butir soal
yang bersangkutan dinamakan tingkat kesukaran butir soal itu. Rumus ini
dipergunakan untuk soal obyektif.
Rumusnya sebagai berikut (Nitko, 1996: 310).
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan
antara peserta didik yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan peserta didik
yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan. R hitung dapat dilihat dari
nilai pearson correlation pada uji validitas.
Untuk menentukan daya pembeda, maka nilai perhitungan yang digunakan
adalah rhitung pada SPSS yang dibandingkan dengan kriteria :
0.40 – 1.00 = Soal Baik
0.30 – 0.39 = Soal diterima dan diperbaiki
0.20 – 0.29 = Soal Diperbaiki
0.00 – 0.19 = Soal ditolak