Anda di halaman 1dari 15

TEORI BELAJAR

BEHAVIORISTIK
PGMI 3B Kelompok 1
Disusun oleh:
Rita Permata Rahman Anis Ika Oktaviani
23040200043 23040200049

Kennisa Vanya Aulia Rachman Kumilatul Aini Nasikhah


23040200044 23040200050

Awalia Cahyo Bias Sinawang Desy Sari Utami


23040200048 23040200052
A. Definisi Teori
Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori Stimulus adalah sesuatu yang diberikan guru
yang mempelajari tingkah laku manusia. Teori kepada siswa, sedangkan respons berupa reaksi
belajar ini merupakan sebuah aliran dalam teori atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang
belajar yang sangat menyorot pada perlunya diberikan oleh guru.
tingkah laku (behavior) yang bisa diamati.
Menurut teori ini tingkah laku seutuhnya
Belajar hakikatnya pembentukan gabungan antara ditentukan oleh aturan, oleh ramalan, serta bisa
kesan yang ditangkap panca indra dengan ditentukan. Seseorang dapat terlibat dalam
kecenderungan untuk bertindak atau hubungan perilaku tertentu karena mereka telah
antara Stimulus dengan Respons (S-R). Oleh mempelajarinya melalui pengalaman lampau yang
karena itu, teori ini disebut juga teori Stimulus- mengaitkan dengan tingkah laku baik yang
Respons. bermanfaat, tidak bermanfaat, maupun tingkah
laku yang hendak dipelajari.
B. Teori Belajar Behavioristik
Menurut Para Ahli
1. Edward Lee Thorndike (1874 – 1949)
Teori Thorndike disebut dengan teori koneksionisme.
Menurutnya, belajar adalah suatu peristiwa yang 1. Hukum kesiapan (law of readiness)
membentuk suatu asosiasi antara peristiwa yang disebut 2. Hukum latihan (law of exercise)
stimulus (S) dan respon (R). Ada tiga hukum utama belajar 3. Hukum akibat (law of effect)
yang menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu dapat
memperkuat suatu respon, yakni:
B. Teori Belajar Behavioristik
Menurut Para Ahli
Percobaan Pavlov tentang fungsinya
2. Ivan Petrovich Pavlov kelenjar ludah pada anjing adalah contoh
Menurutnya, perilaku individu bisa dikondisikan. Belajar bagaimana perilaku tertentu mampu
adalah upaya untuk mengkondisikan perilaku atau respon dibentuk melalui pengaturan dan
terhadap suatu hal untuk membentuk tingkah laku tertentu manipulasi lingkungan. Proses
harus dilaksanakan berulang-ulang dengan pengkondisian pembentukan perilaku seperti itu disebut
tertentu. Pengkondisian dilakukan dengan melakukan proses pensyaratan (conditioning
semacam pemikat dengan sesuatu yang dapat prosess). Air liur anjing yang secara alami
menumbuhkan tingkah laku tersebut. banyak hanya keluar ketika apabila ada
makanan, pada akhirnya dengan proses
pensyaratan air liur bisa keluar sekalipun
tidak ada makanan
B. Teori Belajar Behavioristik Menurut Para Ahli

3. John Broades Watson


Menurutnya, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, tetapi stimulus dan respon yang
dimaksud harus berupa perilaku yang dapat diamati (observable) dan dapat diukur.

Kajian Watson tentang pembelajaran diselaraskan dengan ilmu lain (fisika atau biologi) yang berorientasi
pada pengalaman empiris (dapat diamati dan diukur). Watson berasumsi bahwa hanya dengan cara ini
dapat memprediksi perubahan apa yang akan terjadi setelah seseorang melakukan tindakan belajar.
B. Teori Belajar
Behavioristik Menurut Para
Ahli
5. Edwin Ray Guthrie (1886-1959)
4. Clark Leaonard Hull (1884-1952) Menurutnya, hubungan antara stimulus dan
Menurutnya, kebutuhan biologis dan pemuasan respon hanya bersifat sementara, sehingga dalam
kebutuhan biologis penting dan menempati belajar siswa harus menerima stimulus sesering
posisi sentral dalam semua aktivitas manusia, mungkin agar hubungan antara stimulus dan
sehingga stimulus belajar hampir selalu respon lebih permanen. Guthrie juga meyakini
dikaitkan dengan kebutuhan biologis meskipun bahwa hukuman (punishment) memegang
pada kenyataannya, seperti itu. Teori ini tidak peranan penting dalam proses pembelajaran.
banyak digunakan dalam kehidupan praktis, Hukuman yang diberikan pada waktu yang tepat
terutama setelah Skinner mempresentasikan dapat mengubah kebiasaan dan perilaku
teorinya. Namun, teori ini masih sering seseorang. Namun, setelah Skinner mengusulkan
digunakan dalam eksperimen di laboratorium. pentingnya penguatan dalam teori belajarnya,
hukuman tidak lagi penting dalam belajar.
B. Teori Belajar Behavioristik
Menurut Para Ahli
6. Burrhusm Frederic Skinner (1904-1990) Alasan mengapa Skinner tidak
sependapat dengan Guthrie tentang
Menurut Skinner, hubungan antara stimulus dan respon yang hukuman yakni:
1. Pengaruh hukuman terhadap
terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya akan
perubahan tingkah laku bersifat
menimbulkan perubahan tingkah laku. sementara.
2. Dampak psikologis buruk bila
Skinner juga mengemukakan bahwa menggunakan perubahan hukuman berlangsung lama.
mental sebagai alat untuk menjelaskan perilaku hanya 3. Hukuman mendorong terhukum
menambah kompleksitas masalah. Alasannya, setiap alat yang mencari cara lain agar terbebas
digunakan perlu penjelasan lebih lanjut. dari hukuman.
C. Penerapan Teori Belajar Behavioristik dalam
Kegiatan Pembelajaran
Belajar ditafsirkan sebagai latihan-latihan untuk pembentukan hubungan antara stimulus dan respons maka dengan
memberikan rangsangan, siswa akan bereaksi dan menanggapi rangsangan yang menimbulkan kebiasaan belajar.
Penerapan teori ini dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa komponen seperti tujuan pembelajaran,
materi pelajaran, karakteristik siswa, media, fasilitas pembelajaran, lingkungan, dan penguatan.

Pandangan teori ini membawa siswa untuk mencapai target tertentu, sehingga menjadikan siswa tidak bebas
berkreasi dan berimajinasi. Teori ini memandang bahwa pengetahuan adalah objektif, sehingga belajar merupakan
perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan kepada siswa. Oleh karena itu
siswa diharapkan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang
diterangkan oleh guru harus dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu, apa saja yang diberikan oleh guru dan apa saja
yang dihasilkan oleh siswa semuanya harus dapat diamati dan diukur yang bertujuan untuk melihat terjadinya
perubahan tingkah laku.
C. Penerapan Teori Belajar  Hal yang Perlu Disiapkan Guru
1) Menganalisis kemampuan awal & karakter
Behavioristik dalam Kegiatan siswa
2) Merencanakan materi pembelajaran yang akan
Pembelajaran disampaikan.
 Prinsip Teori Behavioristik Langkah-Langkah Penerapan
1. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran.
Teori ini beranggapan belajar adalah perubahan 2. Melakukan analisis pembelajaran
tingkah laku. 3. Mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal
pembelajar
Terpenting dalam belajar adalah adanya stimulus 4. Menentukan indikator keberhasilan belajar.
dan respons, karena hal ini yang dapat diamati, 5. Mengembangkan bahan ajar (pokok bahasan, topik)
6. Mengembangkan strategi pembelajaran (kegiatan,
sedangkan apa yang terjadi dianggap tidak
metode, media dan waktu)
penting karena tidak dapat diamati. 7. Mengamati stimulus yang mungkin dapat diberikan
(latihan, tugas, tes dan sejenisnya)
Penguatan yang dapat menguatkan timbulnya 8. Mengamati dan menganalisis respons pembelajar
respons merupakan faktor penting dalam belajar. 9. Memberikan penguatan (reinfrocement) baik posistif
maupun negatif, serta merevisi kegiatan pembelajaran.
D. Teori Behavioristik
Menurut Pandangan Islam

Di dalam Islam, teori belajar behavioristik bukanlah hal yang baru. Mengenai pentingnya unsur lingkungan
dalam pembelajaran, sudah tersirat dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya: "Perumpamaan teman
yang baik dan teman yang buruk seperti pedagang minyak kesturi dan peniup api tukang besi. Si pedagang
minyak kesturi mungkin akan memberinya kepadamu atau engkau membeli kepadanya atau setidaknya engkau
dapat memperoleh bau yang harum darinya, tapi si peniup api tukang besi mungkin akan membuat badanmu
atau pakaianmu terbakar atau mungkin engkau akan mendapat bau yang tidak sedap darinya”.

Makna dari hadits tersebut ialah lingkungan sangat berpengaruh pada seseorang. Bahwa seorang individu bisa
dikondisikan, bisa dibentuk oleh lingkungan sekitarnya. Maka lingkungan yang baik akan membentuk
kepribadian yang baik begitu juga sebaliknya. Dengan begitu, menunjukkan bahwa teori belajar behavioristik
sudah ada dalam ajaran Islam.
D. Teori Behavioristik Menurut Pandangan Islam
Ada pun faktor lain yang tidak kalah penting dari lingkungan, pengkondisian, dan berbagai pembiasaan
atau latihan yaitu faktor bawaan, keturunan atau hereditas. Sebagaimana yang diisyaratkan dalam
hadits Ibn Majah yang artinya:“Pilihlah untuk nuthfah (bibit) kalian, nikahilah para wanita yang sepadan
dan nikahilah laki-laki yang sepadan” dan juga dalam Al-Quran Surat Al-A’raf: 58.

Hereditas tidak akan berkembang secara wajar apabila tidak diberi rangsangan dari faktor lingkungan.
Sebaliknya rangsangan lingkungan tidak akan membina perkembangan yang ideal tanpa didasari oleh
faktor hereditas. Karena penentuan kepribadian seseorang ditentukan dengan kerja integral antara
faktor internal (potensi bawaan) dan faktor eksternal (lingkungan pendidikan).

Namun dalam Islam, ada hal yang lebih penting dari semuanya yaitu faktor kehendak atau iradah Allah,
dan persetujuan atau taufiq dari Allah. Walaupun seseorang sudah berada di lingkungan yang terbaik,
berasal dari keturunan terbaik, tetap saja semuanya bergantung pada kehendak dan persetujuan Allah.
Disinilah doa sangat berperan penting.
E. Kelebihan Teori 6) Membiasakan pengajar bersikap jeli dan peka
Behavioristik dalam situasi dan syarat belajar.
7) Cocok untuk kemampuan yang membutuhkan
praktik dan pembiasaan misalnya: kecepatan,
1) Guru lebih banyak memberikan ceramah, namun
spontanitas, kelenturan, refleksi. Contoh dialog bahasa
wajib diikuti contoh-contoh yang dilakukan sendiri
asing, mengetik, menari, memakai komputer
melalui stimulasi.
8) Teori ini membentuk produk-produk pembelajaran
2) Kompetensi/perilaku/bahan pelajaran disusun
tertentu, misalnya banyak sekali bahan ajar (LKS, CD
secara hirarki dari yang sederhana hingga
pembelajaran, modul dan lain-lain).
kompleks, dari yang gampang hingga sulit.
9) Cocok diterapkan melatih siswa yang masih
3) Tujuan pembelajaran tersusun secara rinci menurut
membutuhkan penguasaan orang dewasa dan siswa
indikator yang menggunakan pencapaian suatu
yang mempunyai sifat dependen, siswa yang senang
keterampilan tertentu.
mengulangi, senang meniru dan senang menggunakan
4) Pembelajaran berorientasi pada hasil yang bisa
bentuk-bentuk penghargaan secara langsung.
diukur dan diamati dan apabila terjadi kesalahan
wajib segera diperbaiki.
5) Pengulangan dan latihan dipakai agar konduite yang
diinginkan bisa sebagai kebiasaan.
E. Kekurangan Teori 3) Peserta didik perlu motivasi dari luar dan
sangat ditentukan oleh penguatan yang
Behavioristik diberikan pengajar.
4) Peserta didik tidak diberi ruang mobilitas
1) Pembelajaran yang berpusat dalam pengajar
untuk berkreasi, bereksperimen dan
(teacher centered learnings) bersifat
menunjukkan kemampuannya sendiri
mekanistik, dan hanya berorientasi dalam
(teacher centered learning).
produk hasil output yang bisa diamati dan
5) Penggunaan sanksi yang sangat dihindari
diukur.
sang para tokoh behavioristik justru
2) Jika teori ini diaplikasikan menggunakan
dipercaya dengan metode yang paling efektif
frekuensi yang lama, akan menyebabkan
untuk menertibkan peserta didik.
pembelajaran tidak menyenangkan bagi
6) Cenderung membangun peserta berpikir
peserta didik, lantaran pengajar bersikap
linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak
otoriter, komunikasi berlangsung satu arah,
produktif.
pengajar melatih serta memilih apa yang
wajib dipelajari peserta didik.
Sekian &
Terimakasih!
Apa ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai