Anda di halaman 1dari 11

PENJELASAN TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK DARI PARA AHLI

MAKALAH

Uuntuk memenuhi Tuga Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran

Dosen Pengampu: Ribut Prastiwi Sriwijaya,S.Pd.,M.Pd

Oleh:

Muhammat Mubin 224420005

Muhammad Yazid 224420019

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PANCA MARGA

PROBOLINGGO

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allat SWT,dengan rahmat dan pertolongannya kami


dapat menyelesaikan makalah tugas kelompok Mata Kuliah Belajar dan
Pembelajaran.

Makalah ini berisi tentang Teori Pembelajaran Behavioristik.semoga dengan


adanya makalah ini,kita dapat menambah ilmu dan pengetahuan kita dalam
mempelajari Belajar dan Pembelajaran.Dalam pembuatan Makalah ini,kami
menyadari banyak kekurangan kekhilafan,masih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya.

Namun demikian,kami telah berupaya dengan segala kemampuan sehingga


dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, Kmai dengan segala kekurangan
membutuhkan kritk dan saran guna penyempurnaan makalah ini. Akhir kata
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dalam belajar dan hasilnya dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Probolinggo,17 April 2023

Kelompok 6

i
BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu
untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap
menjadi benar,dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu. Belajar
tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi yang disampaikan.
Namun bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat atau pun merevisi
hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu pengalaman yang bermanfaat bagi
pribadinya. Pembelajaran merupakan suatu system yang membantu individu belajar
dan beriunteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan.

B.Rumusan Masalah
1.1 Pengertian Belajar Behavioristik

1.2 Tokoh-tokoh Behavioristik

1.3 Kelebihan serta kekurangan Behavioristik

1.4 Penerapan Teori Behavioristik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai

Bahasa kedua

C. Tujuan Penulisan
Secara umum Diharapkan baik penyusun maupun pembaca dapat lebih
memahami dan menerapkan perihal Teori pembelajaran Behavioristik dalam
kehidupan sehan-han Sehingga bak penyusun maupun pembaca dapat menjadi
contoh yang bak bagi lingkungannya. Selain itu juga sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah Belajar dan Pembelajaran.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Belajar Teori Behavioristik


Teori Behavioristik adalah teori mempelajari perilaku manusia. Perspektif teori
behavioristik ini berfokuskan pada peran dari belajar dalam menjelaskan tingkah
laku manusia dan terjadi melalui rangsangan berdasarkan (stimulus) yang
menimbulkan hubungan perilaku reaktif hokum-hukum mekanistik. Pemikiran
dasar mengenai tingkah laku menurut teori ini adalah bahwa tingkah laku
sepnenuhnya ditentukan oleh aturan, bias diprediksi, dan bias ditentukan. Menurut
teori ini, seseorang terlibat dalam tingakah laku tertentu karena mereka telah
mempelajarinya melalui pengalaman yang telah dialami. Menghubungkan tingkah
laku tersebut dengan penghargaan. Seseorang menghentikan sesuatu tingkah laku
mungkin karena tingkah laku tersebut belum diberi penghargaan atau telah
mendapatkan hukuman. Karena semua tingakah laku yang baik bermanfaat ataupun
yang merusak merupakan tingkah laku yang dipelajari.

1.2 Tokoh-tokoh Behavioristik


1. E.L.Thorndike

Menurut thorndike (19110, salah seorang pendiri aliran tingkah laku,

Teori behavioristik dikaitkan dengan belajar adalah proses interaksi antara

Stimulus (yang berupa pikiran,perasaan, atau Gerakan)dan proses respon

Yang juga berupa pikiran,perasaan dan Gerakan. Jelasnya menurut thorndik

Perubahan tingkah laku boleh berwuwjud sesuatu yang konkrit

(dapat diamati),atau yang non konkret (tidak bias diamati).

Meskipun thorndike tidak menjelaskan cara pengukuran berbagai tingkah

Laku yang non konkret (pengukuran adalah satu hal yang menjadi obsesi

Tetapi teori thorndike telah memberikan inspirasi kepada pakar lain yang dating
sesudahnya. Teori thordike disebut sebagi aliran koneksionisme

2
3

2. Ivan Petrovich Pavlov

Pengkondisisan atau atau persyaratan klasik adalah suatu proses yang


ditemukan pavlov melalui eksperimennya terhadap hewan anjing, dimana
perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyaratkan secara
berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Dari contoh
tentang percobaan dengan hewan anjing bahwa dengan menerapkan strategi pavlov
ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara dengan mengganti stimulus
dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang
diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh
stimulus yang berasal dari luar dirinya.

3. Jon B.Watson

Menurut Watson pelopor yang dating sesudah Thorndike, stimulus dan respon
tersebut harus berbentuk tingkah laku yang bias diamati (observable). Dengan kata
lain , Watson mengabaikan berbagai perubahan mental yang mungkin terjadi dalam
belajar dan menganggapnya sebagai faktor yang tidak perlu diketahui. Bukan
berarti semua perubahan mental yang terjadi dalam benak siswa tidak penting.
Semua itu penting akan tetapi, faktor-faktor terebut tidak bias menjelaskan apakah
proses belajar sudah terjadi atau belum.

Dengan pemikiran inilah menurut Watson, dapat diperkirakan perubahan apa


yang akan terjadi pada siswa dan dengan demikian pula psikologi dan ilmu belajar
dapat disejajarkan dengan ilmu laiinya seperti fisika atau biologi yang sangat
beriorientasi pada pengalaman empiris, Berdasarkan uraian ini,penganut aliran
tingkah laku lebih suka memilih untuk tidak memikirkan hal-hal yang tidak bisa
diukur, meskipun mereka tetap mengakui bahwa hal itu penting.

4. Burhus Frederic Skiner

Menurut Skiner, deskripsi antara stimulus dan respon untuk menjelaskan


perubahan tingkah laku (dalam hubungannya dengan lingkungan) menurut versi
4

Watson tersebut adalah deskripsi yang tidak lengkap. Respon yang diberikan oleh
siswa tidaklah sesederahana itu, sebab pada dasarnya setiap stimulus yang diberikan
berinteraksi satu dengan lainnya. Dan interaksi ini akhiranya mempengaruhi respon
yang dihasilkan. Sdangakn respon yang diberkan oleh siswa tidakalah sesederhana
itu,sebab pada dasarnya setiap stimulus yang diberikan berinteraksi satu dengan
lainnya, dan interaksi ini akhirnya mempengaruhi respon yang dihasilkan.
Sedangkan respon yang diberikan juga menghasilkan berbagai konsekuensi, yang
pada waktunya akan mempengaruhi tingkah laku siswa.

Oleh karena itu untuk memahami tingkah laku siswa secara tuntas, diperlukan
pemahaman terhadap respon itu sendiri, dan berbagai konsekuensi yang
diakibatkan oleh respon tersebut

6. Clark Hull

Hull berpendirian bahwa tinkah laku itu berfungsi menjaga agar oranisasi
tetap bertahan hidup. Konsep sentral dalam teorinya berkisar pada kebutuhan
biologis dan pemuas kebutuhan, hal yang penting bagi kelangsungan hidup. Oleh
Hull, kebutuhan ddikonsepkan sebagai dorongan (drive) seperti lapar, haustidur,
hilangnya rasa nyeri, dan sebagainya.

Stimulus yang disebut stimulus dorongan dikaitkan dengan dorongan primer


dan karena itu mendorong timbulya tigkah laku. Sebagai contoh, stimulus yang
dikaitkan dengan rasa nyeri, seperti bunyi alat pengebor gigi, dapat menimbulkan
rasa takut, dan takut itu mendorong timbulnya tingkah laku.

Teori Hull ini, memiliki beberapa prinsip, yaitu

A. Dorongan merupakan hal yang penting agar terjadi respon (siswa


harus memiliki keinginan untuk belajar).
5

B. Stimulus dan respon harus dapat diketahui oleh organisme agar


pembiasaan dapat terjadi (siswa harus mempunyai perhatian).
C. Respon harus dibuat agar terjadi pembiasaan (siswa harus aktif).
D. Pembiasaan hanya teriadi jika reinforcement dapat melalui kebutuhan
(belajar harusdapat memenuhi keinginan siswa).

1.3 Kelebihan serta Kekurangan Teori Behavioristik


1.1 Kelebihan Teori Behavioristik

A. Membisakan guru untuk bersikap jeli dan peka terhadap situasi dan kondisi
belajar
B. Guru tidak membiasakan memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan
belajar mandiri. Jika murid menemukan kesulitan baru ditanyakan pada guru
yang bersangkutan.
C. Mampu membentuk suatu prilaku yang dunginkan mendapatkan pengakuan
positit dan prilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negative yang
didasari pada prilaku yang tamnak.
D. Dapat mengganti stimulus yang satu dengan stimuls yang lainya dan
seterusnya sampai respons yang dinginkan muncul.
E. Teori ini cook untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek
dan pembiasaan yang mengandung unsure-unsur kecepatan, spontanitas, dan
daya tahan.
F. Teori behavioristik juga coco diterapakan untuk anak yang mash
membutuhkan dominasi veran orang dewasa. suka mengulangi dan harus
dibiasakan. suka meniru. dan suka dengan bentuk-bentuk
penghargaan langsung.
1.2 Kekurangan Teori Behavioristik
A. Sebuah konsekwensi untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang
sudah siap.
B. Tidak setiap pelajaran dapat menggunakan metode ini.
C. Murid berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan
menghafalkan apa di dengar dan di pandang sebagai cara belajar vang efektif.
D. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik
justru dianggap sebagai metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.
6

E. Murid dipandang pasif, perlu motifasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh
penguatan yang diberikan oleh guru.

1.4 Penerapan Tori Behavioristik dalam Pembelajaran Bahasa indonesia


Sebagai Bahasa kedua.
Para pakar Psikologi belajar bahasa penganut faham Behaviorisme berpendapat
bahwa belajar bahasa berlangsung dalam lima tahap, yaitu:
A. Trial And error
B. Menirukan
C. Mengasosiasikan
D. Menganalogikan
Dari keempat langkah tersebut dapat disimpulkan bahwa berbahasa pada dasarnya
merupakan proses pembentukan kebiasaan.
Dalam tori ini Behaviorisme, segala tingkah laku manusia menjadi suatu prilaku
berbahasa yang menjadi manifestasi stimulus dan respon yang dilakukan
terus-menerus menjadi suatu kebiasaan. Berdasarkan tori ini, pembelajaran bahasa
dilakukan dengan mendahulukan pengenalan keterampilan mendengar dan
berbicara daripada keterampilan lainnya, pemberian latihan-latihan dan
penggunaan bahasa secara aktif dan terus menerus, penciptaan lingkungan
berbahasa yang kondusif, penggunaan media pembelajaran yang memungkinkan
siswa mendengar dan berinteraksi dengan penutur asli, pembiasaan motivasi
sehingga berbahasa menjadi sebuah prilaku kebiasaan.
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Teori behavioristik merupakan teori belajar yang lebih menekankan pada


perubahan tingkah laku serta sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan
respon. Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik.
Namun dari semua teori yang ada, teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya
terhadap perkembangan tori belajar behavioristik. Program-program pembelajaran
seperti Teaching Machine, pembelajaran berprogram, modul dan program-program
pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stmulus-respons serta
mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement). merupakan program
pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan Skiner.

Karakteristik tori behaviorisme terhadap pembelajaran bahasa diantaranya adalah:


penyajian materi lebih banyak dengan hiwar, lebih banyak melakukan peniruan dan
menghafal idiom-idiom, menyajikan satu kalimat dalam satu situasi, tidak
menyajikan strukstur nahwu secara terpisah, dan lebih baik dengan sistem deduktif,
lebih menitik beratkan pada ujaran, lebih banyak menggunakan bahasa
dalam komunikasi.

B.SARAN

Kita sebagai calon guru harusnya mampu mendidik para peserta didik kita dengan
baik, dengan metode serta teori yang tepat sehingga proses belajar mengajar
berjalan dengan baik. Oleh karena itu pelajarilah teori-teori pembelajaran yang ada
agar kita mampu menemukan kecocokan dalam metode mengajar yang tepat

7
DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Rukhan Nurhadi, 1990. Dimensi-dimensi dalam Belajar Bahasa kedua.


Bandung:Sinar Baru Bandung

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Yamin, Martinis, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta : Gaung Persada Press,


2011 Kamalfachri, “Teori Behavioristik”, dalam Websitefile:///H:/Teori
behavioristik dan

8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………....….i

DAFTAR ISI……………………………………………………………..…….ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………..………………..1

A.Latar Belakang……………………………………………….……………1

B.Rumusan Masalah…………………………………………………………1

C.Tujuan Penulisan………………………………………………………..…1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………2

1.1 Pengertian Belajar Behavioristik…………………………….……….….2

1.2 Tokoh-tokoh Behavioristik……………………………………….….…..2

1.3 Kelebihan serta kekurang teori Behavioristik…………………….….….5

1.4 Penerapan Tori Behavioristik dalam Pembelajaran Bahasa indonesia


Sebagai Bahasa kedua…………………………………………….….…...6
BAB II PENUTUP…………………………………………………….……….7

A.Kesimpulan………………………………………………….…………....7

B.Saran……………………………………………………………..……….7

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….8

ii

Anda mungkin juga menyukai