Anda di halaman 1dari 22

Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

KEMAMPUAN MENYUNTING KARANGAN EKSPOSISI BERDASARKAN EJAAN,


PILIHAN KATA DAN KETERPADUAN PARAGRAF MAHASISWA SEMESTER SATU
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN

Eli Marlina Harahap1

Abstrak

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu untuk memberikan gambaran
dan sekaligus mana kemampuan Mahasiswa dalam menyampaikan kalimat tanya retoris. Jenis
pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif populasi dalam penelitian adalah seluruh
Mahasiswa semester I. Berdasarkan hasil penelitian kemampuan tentang pemahaman mengenai ejaan
merupakan kemampuan yang terbaik, yakni 79,33%, kemudian pilihan kata 75,2%, struktur kata dan
kalimat 74,93%, dan terakhir keterpaduan paragraf, yaitu 68,67%. Dalam hal kemampuan perorangan
dalam setiap aspek kelompok penguasaan kosa kata, Mahasiswa yang memperoleh nilai 95 (95%) ada
satu orang. Sedangkan nilai terendah ada 12 Mahasiswa yaitu memperoleh nilai 60 (60%). Secara
Umum dapat dikatakan bahwa Nilai rata-rata Mahasiswaadalah 74,53 (74,53%). Dengan demikian
kemampuan mengenai Kemampuan menyunting karangan eksposisi berdasarkan ketepatan ejaan,
pilihan kata, ketepatan stuktur kata dan keterpaduan paragraf Mahasiswa, berkualifikasi baik karena
masih berada di antara rentang kualifikasi 61 – 80%

Kata kunci: Kemampuan, Menyunting Karangan Eksposisi, Ejaan, Pilihan Kata

1
Eli Marlina Harahap, Dosen Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Tapanuli
Selatan
ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 36
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

Latar Belakang Masalah yang baik akan menyebabkan imformasi atau


Bahasa merupakan salah satu alat maksud yang akan disampaikan kepada orang
komunikasi yang mampu menampung lain akan memberikan pemahaman dan
perasaan dan pikiran pemakainya, serta penafsiran yang berbeda.
mampu menimbulkan salah pengertian antara Maka tidak salah apabila Sumardi,
penutur dan pendengar atau penulis dan Ketua Himpunan pembina Bahasa Indonesia
pembaca. Tanpa adanya bahasa manusia tidak yang dikutip Badudu, (1998:74) mengatakan
akan dapat berkomunikasi antara yang satu sebagai berikut:
dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa
sangat penting dalam kehidupan sehari-hari ”Dalam dunia pendidikan
untuk saling berhubungan dengan cara keterampilan berbahasa Indonesia
berkomunikasi, komunikasi dapat berupa perlu mendapat tekanan yang lebih
komunikasi satu arah, dua arah dan multi arah. banyak lagi mengingat kemampuan
Komunikasi satu arah dapat terjadi ketika berbahasa Indonesia di kalangan
seseorang mengirim pesan, atau membuat pelajar dan mahasiswa masih jauh
karya tulis. Dalam kegiatan komunikasi dari yang diharapkan, minimnya
pengirim pesan aktif mengirim pesan yang kemampuan berbahasa Indonesia
diformulasikan dalam lambang-lambang disebabkan oleh kualitas guru, dan
berupa tulisan atau bunyi. Sedangkan pihak yang lain, munculnya
sipenerima pesan aktif menerjemahkan anggapan bahwa setiap orang
lambang-lambang tersebut menjadi bermakna Indonesia pasti bisa berbahasa justru
sehingga pesan tersebut dapat diteima secara ikut menyuramkan kebahasaan
utuh Indonesia sendiri.”
Kegiatan berbahasa meliputi
kemampuan menyimak, berbicara, membaca, Menulis adalah menurunkan atau
dan menulis. Untuk dapat membuat karangan melukiskan lambang-lambang grafis yang
dengan baik, maka sipengarang harus terampil menggambarkan suatu bahasa yang dipahami
berbahasa, yakni baik dari segi ejaan, pilihan oleh seseorang sehingga orang lain dapat
kata, susunan kalimat yang digunakannya, dan membaca lambang-lambang grafis tersebut.
keterpaduan paragraf harus tepat dan teratur. Begitu juga mengarang pada hakikatnya bukan
Karena tanpa adanya keterampilan berbahasa sekedar menulis simbol-simbol grafis sehingga

ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 37


Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

berbentuk kata, dan kata-kata tersusun menjadi menyunting karangan harus menguasai
kalimat menurut peraturan tertentu, akan tetapi pengetahuan tentang kebahasaan dan
mengarang adalah menuangkan buah pikiran pengetahuan tentang isi tulisan. Di samping
ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat itu, harus menguasai ejaan, tanda baca, pilihan
yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas kata, keefektifan kalimat dan ketepatan
sehingga buah pikiran tersebut dapat paragraf sehingga memperoleh suntingan yang
dikomunikasikan kepada pembaca. baik.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa Kegiatan menyunting karangan
kegiatan karang mengarang, menggunakan merupakan langkah yang baik untuk
bahasa tulis untuk menyatakan isi hati dan menghadirkan karangan yang baik dan benar
buah pikiran pengarang secara menarik kepada secara ketatabahasaan dan bernalar. Seorang
pembaca. Oleh karena itu, selain menguasai penyunting yang baik, tentu memiliki
topik dan permasalahnya yang akan ditulis, kemampuan dalam hal penyusunan karangan
penulis dituntut untuk mengusai komponen- yang benar, mengetahui jenis-jenis karangan
komponen menulis diantaranya grafologi, dan karakternya masing-masing, kohesi dan
stuktur, kosa kata dan kelancaran. koherensi yang digunakan oleh pengarang,
Begitu juga dalam menyunting serta keberanian untuk mengatakan salah atau
karangan merupakan bagian dari pembelajaran benar berdasarkan teori yang dapat
bahasa Indonesia, khususnya dalam pelajaran dipertanggungjawabkan. Setelah karangan
menulis. Maka jelaslah kegiatan berbahasa itu selesai dikerjakan agar memperoleh hasil yang
mempunyai hubungan yang erat dengan baik harus dilakukan penyuntingan. Sebelum
menyunting karangan. diadakan penyuntingan, hendaknya diadakan
Dalam menyunting karangan terlebih kegiatan perbaikan terhadap naskah tersebut..
dahulu harus memahami dua hal yang sangat Penyuntingan ini fokusnya pada hal yang lebih
penting yaitu memahami ejaan atau tanda baca mikro, seperti penggunaan bahasa: pilihan
dan memahami unsur kebahasaan diantaranya kata, kebenaran struktur kalimat, ketepatan
meliputi kata, kalimat dan paragraf. Tanpa transisi, penyingkatan/pemanjangan, ejaan,
menguasai itu semua maka sulitlah untuk dan mekanis (masalah penggunaan tanda baca
menjadi penyunting /editor. / format / struktur karangan). Pada kegiatan
Menyunting karangan atau mengedit penyuntingan ini kita harus memberikan
karangan adalah memperbaiki tulisan atau perhatian khusus terhadap beberapa hal, yaitu :
naskah agar terhindar dari kesalahan sehingga kata-kata yang mempunyai awalan dan akhiran
layak dibaca atau layak terbit. Dalam (pebelajar, memelajari), kata yang

ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 38


Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

menunjukkan makna jamak (misalnya banyak, tergantung kepada bagaimana proses belajar
sejumlah, beberapa) kata yang berulang saling, dapat berlangsung secara efektif. Belajar
berkali-kali tingkatan intensitas (sangat, termasuk juga kebutuhan hidup manusia yang
kurang, agak) penggunaan tanda baca, yang vital dalam mempertahankan hidup.
kecil sekali pun dapat mengganggu pengertian, Banyak para ahli mendefinisikan kata
dan berikan pengertian pada ungkapan yang belajar, diantaranya Tim Dosen Wawasan
kelihatannya sama tetapi maknanya berbeda Pendidikan Dasar, (2009:35) mendefinisikan
(tidak harus berbeda dengan harus tidak). bahwa belajar merupakan suatu proses
Dalam kehidupan sehari-hari, masih perubahan, yaitu perubahan tingkah laku
banyak Mahassiswa yang kurang mampu sebagai hasil interaksi antara diri dengan
menggunakan bahasa yang benar dan teratur lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
baik dalam berdialog langsung ataupun dalam hidupnya. Dan dapat dikatakan juga “Belajar
menulis, apalagi dalam menulis sebuah adalah suatu proses yang dilakukan oleh
karangan, karena dalam menulis karangan individu untuk memperoleh perubahan tingkah
antara ejaan, kata-kata dan penyusunan laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
kalimat harus mempunyai daya tarik bagi hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
pembaca. Di samping itu juga harus ada interaksi dengan lingkungannya”.
keterpaduan antara paragraf yang satu dengan Oemar Hamalik (2003:36)
yang lainnya. mendefinisikan bahwa belajar adalah
Berdasarkan alasan di atas maka merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan
penulis ingin mengadakan penelitian dengan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan
judul Kemampuan Menyunting Karangan hanya mengingat tetapi lebih luas dari pada
Eksposisi Berdasarkan Ejaan, Pilihan Kata, itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan
dan Keterpaduan Paragraf Mahasiswa suatu penguasaan hasil latihan, melainkan
semester I Prodi Pendidikan Bahasa Dan sastra perubahan kelakuan.
Indonesia Universitas Muhammadiyah Dari beberapa definisi belajar di atas,
Tapanuli Selatan. maka dapat disimpulkan bahwa definisi belajar
KERANGKA TEORETIS dilandasi dari beberapa prinsip yakni :
Pengertian Belajar a. Belajar sebagai suatu proses perubahan
Dalam keseluruhan proses pendidikan perilaku, dengan ciri-ciri perubahan yang
di sekolah, belajar merupakan aktivitas yang disadari, kontinu, fungsional, aktif,
paling utama, ini berarti bahwa keberhasilan permanen serta bertujuan dan terarah.
pencapaian tujuan pendidikan banyak

ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 39


Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

b. Perubahan yang mencakup perilaku secara dilakukan dalam proses belajar yaitu
keseluruhan. dalam tindak balas (respon).
c. Belajar merupakan suatu proses e. Melaksanakan tindak balas (Respon) yaitu
d. Proses belajar terjadi karena adanya melakukan aktivitas untuk memenuhi
sesuatu yang mendorong dan ada suatu kebutuhan dan mencapai tujuan sesuai
tujuan yang ingin dicapai. dengan yang telah dirancangnya dalam
e. Belajar merupakan bentuk pengalaman fase ketiga dan keempat.
Dalam rumusan di atas, terkandung f. Adanya akibat atau hasil pembelajaran dan
makna bahwa belajar adalah merupakan suatu tinjak lanjut.
proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil Dari beberapa pengertian yang telah
atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, dikemukakan, terdapat banyak persamaan.
akan tetapi lebih luas daripada itu yakni Berkenan dengan kesamaan pandangan
mengalami. Maka dapat dikatakan belajar tersebut, maka dapatlah dikatakan bahwa
merupakan proses individu untuk mengubah belajar adalah suatu proses perubahan yang
tingkah laku dalam upaya memenuhi terjadi pada diri seseorang. Perubahan itu
kebutuhan. Hal ini mengandung arti bahwa dapat terjadi dalam bidang keterampilan,
individu akan melakukan kegiatan belajar kebiasaan, sikap, pengertian, pengetahuan dan
apabila ia menghadapi semua kebutuhan. apresiasi.
Karena belajar merupakan suatu proses maka Pengertian Hasil Belajar
mempunyai tahapan-tahapan tertentu yang Bukti bahwa seseorang telah
saling berkaitan tahapan-tahapan tersebut melakukan pembelajaran adalah adanya
diantaranya : perubahan tingkah laku pada orang tersebut.
a. Individu merasakan adanya kebutuhan dan Misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu,
melihat tujuan yang ingin dicapai. dari yang tidak mengerti menjadi mengerti,
b. Adanya kesiapan individu untuk dan lainnya. Tingkah laku manusia terdiri dari
memenuhi kebutuhan dan mencapai sejumlah aspek. Adapun aspek-aspek yang
tujuan. dimaksud adalah: pengetahuan, pemahaman,
c. Memahami situasi yang ada di lingkungan kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional,
dan memang berkaitan dengan aktivitas hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, sikap,
individu dalam memenuhi kebutuhan dan lainnya. Kalau sesearang telah melakukan
mencapai tujuan. kegiatan belajar maka pada diri yang telah
d. Menafsirkan situasi untuk merancang melakukan pembelajaran akan terjadi
berbagai arternatif aktivitas yang akan

ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 40


Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

perubahan pada salah satu atau beberapa aspek bidang pengetahuan hapalan, pemahaman,
tingkah laku tersebut di atas. penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi, 2)
Hal-hal yang berhubungan dengan Hasil belajar afektif, antara lain: sikap dan
hasil belajar juga diungkapkan oleh Oemar nilai (misalnya: atensi atau perhatian terhadap
Hamalik, (2003:31) dalam mengungkapkan pelajaran, disiplin motivasi belajar,
prinsip-prinsip belajar sebagai berikut: menghargai guru, dan teman serta kebiasaan
a. Hasil belajar adalah pola-pola belajar. 3. Hasil belajar bidang psikomotor,
perbuatan, nilai-nilai, pengertian- antara lain: keterampilan dan kemampuan
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, bertindak individu.
abilitas serta keterampilan. Dari penjelasan di atas dapat ditarik
b. Hasil-hasil belajar diterima murid kesimpulan bahwa hasil belajar adalah
apabila memberi kepuasan pada perubahan yang terjadi pada diri seseorang
kebutuhan dan berguna serta setelah melalui proses belajar. Dengan
bermakna baginya. demikian, hasil pengajaran bahasa Indonesia
a. Hasil-hasil belajar dilengkapi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh
dengan jalan serangkaian siswa sebagai akibat adanya pengajaran bahasa
pengalaman-pengalaman yang Indonesia. Dan tentunya hasil pengajaran
dapat dipersamakan dan dengan dapat dilihat dari hasil evaluasi, dan sangat
pertimbangan yang baik. dipengaruhi oleh banyak faktor, yang salah
b. Hasil-hasil belajar itu lambat laun satunya adalah kemampuan komunikasi
dipersatukan menjadi kepribadian interpersonal.
dengan kecepatan yang berbeda- Kemampuan Menyunting Karangan
beda. Menyunting atau mengedit adalah
c. Hasil-hasil belajar yang dicapai mempersiapkan naskah siap cetak, siap
adalah bersifat kompleks dan diterbitkan, atau siap digunakan dengan
dapat berubah-ubah (adaptable), memperhatikan segi ejaan, diksi, dan struktur
jadi tidak sederhana dan statis.” kalimat. Kegiatan menyunting karangan
merupakan langkah yang baik untuk
Menurut Engkoswara dalam buku menghadirkan karangan yang baik dan benar
karangan Tabrani Rusyan, (1997:7) jika secara ketatabahasaan dan bernalar. Seorang
ditinjau dari bidang kognitif, afektif dan penyunting yang baik, tentu memiliki
psikomotorik, maka hasil belajar dapat kemampuan dalam hal penyusunan karangan
berupa:1) Hasil belajar kognitif antara lain: yang benar, mengetahui jenis-jenis karangan

ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 41


Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

dan karakternya masing-masing, kohesi dan mengatakan ,”kemampuan adalah perilaku


koherensi yang digunakan oleh pengarang, yang rasional untuk mencapai tujuan sesuai
serta keberanian untuk mengatakan salah atau dengan kondisi yang diharapkan”.
benar berdasarkan teori yang dapat Poerwadarminta (1999:628)
dipertanggungjawabkan. Setelah karangan mengatakan bahwa, kemampuan adalah
selesai dikerjakan agar memperoleh hasil yang kesanggupan, kecakapan, kekuatan, dan
baik harus dilakukan penyuntingan. Sebelum kenyataan yang dimiliki manusia ”.
diadakan penyuntingan, hendaknya diadakan Yang dibaca dan dimengerti oleh
kegiatan perbaikan terhadap naskah tersebut. masyarakat pembaca dalam satu kesatuan
Kegiatan perbaikan dan tema yang utuh dan mengarang
penyuntingan kadang dicampuradukkan dan merupakan pengungkapan buah pikiran
dipandang sebagai hal yang sama. Padahal melalui tulisan secara sistematik dan
tidak demikian kenyataannya. Perbaikan menarik. Dari pernyataan di atas dapat
terhadap karangan biasanya dilakukan setelah disimpulkan bahwa kemampuan adalah
draf yang difokuskan pada isu-isu besar atau kesanggupan atau kemahiran untuk
makro, seperti tujuan karangan, melakukan suatu kegiatan atau
membayangkan tanggapan pembaca sasaran, menyelesaikan suatu masalah/pekerjaan.
organisasi ide, ketepatan ide utama, kekeliruan Dalam menulis karangan harus
informasi, dan sebagainya. Sedangkan melalui beberapa tahap atau proses agar
penyuntingan terhadap karangan dilakukan menghasilkan tulisan yang layak diterbitkan,
setelah dilakukan perbaikan secara makro. tahap tersebut diantaranya pramenulis atau
Penyuntingan ini fokusnya pada hal yang lebih tahap persiapan misalnya: menemukan ide,
mikro, seperti penggunaan bahasa : pilihan menentukan judul karangan, memilih jenis
kata, kebenaran struktur kalimat, ketepatan tulisan,membuat kerangka dan mengumpulkan
transisi, penyingkatan/pemanjangan, ejaan, bahan-bahan. Tahap kedua menulis dimulai
dan mekanis (masalah penggunaan tanda baca dengan penjabaran ide ke dalam betuk tulisan,
/ format / struktur karangan). tahap ke tiga merevisi atau mengoreksi tulisan,
Setiap manusia yang hidup tentu ke empat mengedit atau menyunting karangan.
memiliki kamampuan, dan kemampuan setiap Dalam pengeditan atau menyuntingan
indipidu tentu bervariasi, dalam artian diperlukan format baku yang akan menjadi
seseorang memiliki kemampuan tidak sama acuan misalnya ukuran kertas, bentuk tulisan
dan kadang memiliki lebih dari satu dan pengaturan spasi.
kemampuannya. Simanjuntak (1990:2) 1. Karangan Eksposisi

ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 42


Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

Karangan merupakan karya tulis hasil narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan
dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan persuasi. Secara sederhana, narasi dikenal
gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa
tulis kepada pembaca untuk dipahami. atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di
Menurut Gie, (2002:3) beliau menyatakan dalam kejadian itu ada pula tokoh yang
bahwa karangan adalah hasil perwujudan menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur
gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang berupa kejadian, tokoh, dan konflik
dibaca dan dimengerti oleh masyarakat merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika
pembaca. ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu
Selain itu, Widyamartaya, (1990:9) disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita
mengatakan, mengarang adalah keseluruhan yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.
rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan Narasi dapat berisi fakta atau fiksi.
gagasan dan menyampaikan melalui bahasa Narasi yang berisi fakta disebut narasi
tulis kepada pembaca untuk dipahami tepat ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi
seperti yang dimaksud pengarang. disebut narasi sugestif. Contoh narasi
Karangan adalah rangkaian tuturan ekspositoris adalah biografi, autobiografi, atau
atau tulisan yang mengungkapkan suatu kisah pengalaman. Sedangkan contoh narasi
maksud dengan lengkap dan utuh. Dengan sugestif adalah novel, cerpen, cerbung,
demikian karangan lebih luas tingkatannya ataupun cergam.
daripada satuan bahasa lainnya dari pada Karangan deskripsi adalah karangan
kalimat ataupun paragraf. Dalam suatu ini berisi gambaran mengenai suatu hal atau
karangan pada umumnya meliputi beberapa keadaan sehingga pembaca seolah-olah
kalimat ataupun beberapa paragraf. Karangan melihat, mendengar, atau merasakan hal
disebut juga wacana atau bacaan berbentuk tersebut. Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri
tulisan, misalnya bacaan dalam buku, majalah seperti: menggambarkan atau melukiskan
ataupun koran. sesuatu, penggambaran tersebut dilakukan
Dari pendapat di atas dapat sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan
disimpulkan bahwa karangan adalah indera, dan membuat pembaca atau pendengar
perwujudan atau gagasan seseorang dalam merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
bahasa tulis Contoh Narasi / karangan deskripsi :
a. Jenis-jenis karangan Tepat pukul 06.00 aku terbangun, diiringi
Karangan yang umum dijumpai dengan suara-suara ayam yang berkokok
dalam keseharian terdiri lima jenis yaitu: seolah menyanyi sambil membangunkan

ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 43


Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

orang- orang yang masi tidur. serta dapat ku perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai
lihat burung - burung yang berterbangan dengan yang dianjurkan penulis dalam
meninggalkan sarangnya untuk mencari karangannya. Contoh karangan persuasi pada
makan. umumnya: Salah satu penyakit yang perlu kita
“Karangan Eksposisi adalah waspadai di musim hujan ini adalah infeksi
Karangan yang berisi uraian atau saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk
penjelasan tentang suatu topik mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi
dengan tujuan memberi informasi makanan yang bergizi, minum vitamin dan
atau pengetahuan tambahan bagi antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat
pembaca. Untuk memperjelas yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah
uraian, dapat dilengkapi dengan raga.
grafik, gambar atau statistik. Sunarti, (2005:290) mendefinisikan
Sebagai catatan, tidak jarang bahwa karangan eksposisi adalah karangan
eksposisi ditemukan hanya berisi yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau
uraian tentang inpormasi yang bertujuan agar pembaca
langkah/cara/proses kerja. mendapat inpormasi dan pengetahuan yang
Eksposisi demikian lazim disebut sejelas-jelasnya. Dikemukakan data dan fakta
paparan proses”.Karangan yang menyakinkan.
argumentasi adalah karangan Eksposisi merupakan karangan yang
yang bertujuan membuktikan bertujuan untuk menginformasikan tentang
kebenaran suatu sesuatu sehingga memperluas pengetahuan
pendapat/kesimpulan dengan pembaca. Karangan eksposisi bersifat
data/fakta sebagai alasan/bukti. ilmiah/nonfiksi. Sumber karangan ini dapat
Dalam argumentasi pengarang diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian
mengharapkan pembenaran atau pengalaman. Perbedaan karangan
pendapatnya dari pembaca. eksposisi dengan karangan deskripsi.
Adanya unsur opini dan data, Karangan deskripsi bertujuan
juga fakta atau alasan sebagai menggambarkan/melukiskan sesuatu sehingga
penyokong opini tersebut. seolah-olah pembaca mengatakannya sendiri.
Karangan persuasi adalah bertujuan Karangan deskripsi dapat bersifat ilmiah atau
mempengaruhi pembaca untuk berbuat nonilmiah. Sumber karangan diperoleh dari
sesuatu. Dalam persuasi pengarang hasil pengamatan, penelitian, dan imajinasi
mengharapkan adanya sikap motorik berupa Contoh Wacana Eksposisi

ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 44


Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

Yang Kedua bagi American b. Beberapa point penting yang perlu


Airlines diperhatikan dalam menyusun Karangan
Eksposisi
“Jatuhnya pesawat berkapasitas 266 a. Topik-Topik Dalam Karangan
penumpang airbus A300- 600 Eksposisi yaitu :
merupakan peristiwa kedua bagi
American Airlines beberapa detik 1. Data faktual, yaitu suatu kondisi
lepas landas dari bandar udara yang benar-benar terjadi, ada, dan
internasional O’Hare Chicago, tiba- dapat bersifat historis tentang
tiba mesin kiri lepas dari dudukannya. bagaimana suatu alat bekerja,
Pilot tidak bisa mengendalikan bagaimana suatu peristiwa terjadi,
pesawat akibat keseimbangan pesawat dan sebagainya;
mendadak berubah dengan jatuhnya 2. Suatu analisis atau penafsiran
mesin berbobot sekitar 5 ton. Pesawat objektif terhadap seperangkat fakta;
mendarat dan menghujam tempat dan
parkir kendaraan 31 detik kemudian 3.. Fakta tentang seseorang yang
dan 271 penumpang plus awak tewas berpegang teguh pada suatu
seketika. Kecelakaan lain menyangkut pendirian.
mesin copot dialami oleh pesawat b. Analisis Eksposisi harus berurutan,
kargo El-Al milik flag carier Israel, 4 terdiri dari :
Oktober 1992. Mesin nomor empat
atau yang paling ujung pada sayap 1. Urutan kronologis/proses, biasanya
kanan, tiba-tiba lepas akibat dua fuse- memaparkan proses, yaitu
pin (baut kedudukan mesin) lepas. memberi penjelasan tentang
Disusul kemudian oleh mesin nomor bekerjanya sesuatu atau
tiga. Mendadak kehilangan dua mesin, terjadinya suatu peristiwa,
pilot tidak dapat mengendalikan 2. Urutan fungsional,
pesawat dan menabrak gedung 3. Urutan atau analisis sebab akibat,
bertingkat di Amsterdam, Belanda. dan
Empat awak tewas berikut 47 4. Analisis perbandingan.
penghuni flat yang ditabrak”. c. Langkah-langkah Menulis Eksposisi
(Kompas, 2011: 5) yakni :
1. Menentukan tema,

ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 45


Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

2. Menentukan tujuan karangan, METODOLOGI PENELITIAN


3. Memilih data yang sesuai dengan Metode Penelitian
tema, dan Metode yang digunakan adalah
4. Membuat kerangka karangan, metode deskriptif dengan pendekatan
mengembangkan kerangka menjadi kuantitatif. Menurut nazir (1988:63) metode
karangan. deskriptif adalah suatu metode yang
Kemampuan menyunting karangan atau digunakan untuk meneliti sekelompok
mengedit karangan adalah mampu manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu
memperbaiki tulisan atau naskah agar sistem pemikiran, dan suatu peristiwa pada
terhindar dari kesalahan sehingga layak dibaca masa sekarang. Penelitian ini menggambarkan
atau layak terbit. Maka jelaslah dalam kemampuan menyunting karangan eksposisi
menyunting karangan harus menguasai berdasarkan ejaan, pilihan kata, dan
pengetahuan tentang kebahasaan dan keterpaduan paragraf
pengetahuan tentang isi tulisan. Di samping itu Adapun kisi-kisi yang dijadikan
harus menguasai ejaan, tanda baca, pilihan sebagai penilaian dalam menyunting karangan
kata, keefektifan kalimat dan ketepatan eksposisi dapat dilihat dalam tabel berikut:
paragraf sehingga memperoleh suntingan yang
baik

Kriteria Penilaian

No Unsur Penilaian Bobot Skor


1 Ketepatan Ejaan 1 – 25
2 Pilihan Kata 1 – 25
3 Ketepatan Struktur kata dan Kalimat 1 – 25
4 Keterpaduan paragraph 1 – 25
Jumlah 100

Rumusan Penilaian :
N = Skor Mentah x 100% = 100
Skor Maksimum

Teknik Pengumpulan Data menyimak karangan eksposisi berdasarkan


Pengolahan adalah langkah pertama ejaan, pilihan kata dan keterpaduan paragraf.
dalam suatu penelitian untuk memperoleh
data bagaimana kemampuan Mahasiswa

ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 46


Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

Adapun langkah-langkah yang pilihan kata, ketepatan struktur kata dan


diperlukan untuk menganalisis data dalam kalimat, serta keterpaduan paragraf dalam
penelitian ini adalah: menyunting karangan eksposis.
1. Membuat tabulasi skor data kemampuan HASIL PENELITIAN
menggunakan ejaan, pilihan kata, Deskripsi Data Penelitian
ketepatan struktur kata dan kalimat, serta Menurut Effendi (1974:88) bahwa
keterpaduan paragraf dalam menyunting salah satu fungsi statistik adalah
karangan eksposisi. menyederhanakan data penelitian yang amat
2. Mencari nilai rata-rata setiap aspek dan besar jumlahnya menjadi imformasi yang lebih
nilai-rata-rata dalam penggunaan ejaan, sederhana dan mudah dipahami.
pilihan kata, ketepatan struktur kata dan Jadi, untuk menyederhanakan
kalimat, serta keterpaduan paragraf dalam perhitungan data yang diperoleh digunakan
menyunting karangan eksposisi dengan statistik, pendapat yang beragam banyak dan
cara menjumlahkan semua nilai dibagi sangat rumit akan lebih banyak
jumlah sampel disederhanakan tampa harus mengurangi nilai
3. Menentukan predikat terhadap objektif dan validnya penelitian ini. bahkan
kemampuan menyunting karangan dengan statistik, hasil pengolahan data yang
eksposisi. diperoleh akan lebih mudah dipahami. Karena
4. Menghitung persentase tingkat itu dalam menganalisis data ini penulis
kemampuan siswa menggunakan ejaan, menggunakan statistik.

TABEL
DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR DARI ASPEK KETEPATAN EJAAN (A)

Interval F Fkb Fka A F.A A2 F.A2


10- 16 17 60 17 13 221 169 2873
17 - 23 28 43 45 20 560 400 11200
24– 30 15 15 60 27 405 729 10935
Jumlah ∑F=60 ∑X=60 ∑FX= ∑X =
2
∑FX2=
1186 1298 25008

ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 47


Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

GAMBAR 1
HISTROGRAM SKOR ASPEK KETEPATAN EJAAN

30

25 27

20
20
17
15
28
13 15
10
Linear (28)

0
17 28 15

TABEL
DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR DARI ASPEK KETEPATAN KATA (B)

Interval F Fkb Fka B F.B B2 F.B2


10- 16 26 60 26 13 338 169 4394
17 - 23 29 34 55 20 580 400 11600
24– 30 5 5 60 27 135 729 3645
Jumlah ∑F=60 ∑X=60 ∑FX= ∑X2= ∑FX2=
1053 1298 19639

ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 48


Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

GAMBAR 2
HISTROGRAM SKOR ASPEK PILIHAN KATA
30

25 27

20
20
26
15
29
13 5
10

0
26 29 4

TABEL
DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR DARI ASPEK KETEPATAN STURKTUR KATA DAN
KALIMAT (C)

Interval F Fkb Fka C F.C C2 F.C2


10- 16 21 60 21 13 273 169 3549
17 - 23 35 39 56 20 700 400 14000
24– 30 4 4 60 27 108 729 2916
Jumlah ∑F=35 ∑X=60 ∑FX= ∑X =
2
∑FX =
2

1081 1298 20465

ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 49


Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

GAMBAR 3
HISTROGRAM SKOR ASPEK KETEPATAN STURKTUR KATA DAN KALIMAT
30

25 27

20
20
21
15
35
13 4
10

0
21 35 4

Dari data tersebut menunjukkan mean, kemampuan menyunting karangan eksposisi


modus, dan median tidak jauh berbeda, hal dari aspek keterpaduan paragraf datanya
ini mengatakan distribusi frekuensi skor cenderung berdistribusi normal.

TABEL V
DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR DARI ASPEK KETERPADUAN PARAGRAF (D)

Interval F Fkb Fka D F.D4 D2 F.D2


10- 16 20 60 20 13 260 169 3380
17 - 23 36 40 56 20 720 400 14400
24– 30 4 4 60 27 108 729 2916
Jumlah ∑F=60 ∑X=60 ∑FX= ∑X =
2
∑FX = 2

1088 1298 20696

ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 50


Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

GAMBAR 4
HISTROGRAM SKOR ASPEK KETERPADUAN PARAGRAF

30

25 27

20
20
20
15
36
13 4
10

0
20 36 4

Analisis data kata dan keterpaduan kalimat oeleh Mahasiswa


Pada tabel di bawah ini penulis Semester I Pendidikan Bahasa Dan Sastra
akan menggambarkan nilai kemampuan Indonesia Universitas Muhammadiyah
menyunting karangan eksposisi berdasarkan Tapanuli Selatan.
ketepatan ejaan, pilihan kata, ketepatan stuktur

TABEL
NILAI KEMAMPUAN MENYUNTING KARANGAN EKSPOSISI

No No. Nilai Kem. Menyunting kumulatif % Ket


Urut Responden Karangan Eksposisi
I II III IV
1 01 25 21 21 20 87 87
2 02 25 20 20 20 85 85
3 03 20 15 15 15 65 65
4 04 20 15 15 15 65 65
5 05 20 20 20 15 75 75
6 06 25 21 21 20 87 87
7 07 20 20 20 15 75 75
8 08 20 20 20 15 75 75
9 09 15 15 15 15 60 60
10 10 25 21 21 20 87 87
11 11 25 21 21 20 87 87
12 12 25 20 20 20 85 85
ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 51
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

13 13 20 15 15 15 65 65
14 14 20 15 15 15 65 65
15 15 20 20 20 15 75 75
16 16 25 20 20 20 85 85
17 17 20 25 20 15 80 80
18 18 20 20 20 15 75 75
19 19 15 19 19 15 68 68
20 20 25 25 20 20 90 90
21 21 25 20 20 20 85 85
22 22 20 20 24 15 79 79
23 23 20 25 20 15 80 80
24 24 20 20 20 15 75 75
25 25 25 20 20 20 85 85
26 26 20 25 20 15 80 80
27 27 20 20 20 15 75 75
28 28 25 20 20 20 85 85
29 29 25 20 20 20 85 85
30 30 20 18 18 15 71 71
31 31 15 15 24 15 69 69
32 32 25 20 20 20 85 85
33 33 25 25 25 20 95 95
34 34 25 2 25 20 72 72
Jumlah 1190 1128 1124 1030 4472 4472

Kemampuan meguasai ejaan Kemampuan meguasai keterpaduan


15 mahasiswa memperoleh nilai 25 (100%) paragraf
15 mahasiswa memperoleh nilai 20 (80 %) 4 Mahasiswa memperoleh nilai 25 (100%)
4 mahasiswa memperoleh nilai 15 (60%) 15 mahasiswa memperoleh nilai 20 (80%)
Selanjutnya, data disusun dalam suatu 15 mahasiswa memperoleh nilai 15 (60%)
daftar untuk melihat distribusi frekuensi Selanjutnya, data disusun dalam suatu
seperti tabel berikut : daftar untuk melihat distribusi frekuensi
Kemampuan meguasai pilihan kata seperti tabel berikut :
4 Mahasiswa memperoleh nilai 25 (100%) Kemampuan menyunting
11 Mahassiswa memperoleh nilai 20 (80%) karangan eksposisi berdasarkan ketepatan
19 Mahasiswa memperoleh nilai 15 (60%) ejaan, pilihan kata, ketepatan stuktur kata dan
Kemampuan meguasai struktur kata atau keterpaduan paragraf adalah:
kalimat 1 mahasiswa memperoleh nilai 95
4 mahasiswa memperoleh nilai 25 (100%) (95%)
20 Mahasiswa memperoleh nilai 20 (80%) 1 Mahasiswa memperoleh nilai 90
10 mahasiswa memperoleh nilai 21 (60%) (90%)

ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 52


Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

4 mahasiswa memperoleh nilai 87 1 Mahasiswa memperoleh nilai 71


(87%) (71%)
2 mahasiswa memperoleh nilai 85 1Mahasiswa memperoleh nilai 69
(85%) (69%)
5 mahasiswa memperoleh nilai 80 1 Mahasiswa memperoleh nilai 68
(80%) (68%)
1 mahasiswa memperoleh nilai 79 2 mahasiswa memperoleh nilai 65
(79%) (65%)
4 Mahasiswa memperoleh nilai 75 10 mahasiswa memperoleh nilai 60
(75%) (60%)
1 Mahasiswa memperoleh nilai 72 Selanjutnya, data disusun dalam suatu
(72%) daftar untuk melihat distribusi frekuensi
seperti tabel berikut :

Tabel
DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF

Interval F Fkb Fka X F.X X2 F.X2


60-68 20 60 20 64 1280 4096 81920
69-77 11 40 31 73 803 5329 58619
78-86 23 29 54 82 1886 6724 154652
87-95 6 6 60 91 546 8281 49686
Jumlah ∑F=60 ∑X= ∑FX= ∑X2= ∑FX2=
310 4515 24430 344877

GAMBAR 5
HISTROGRAM SKOR PENGUASAAN MENYUNTING KARANGAN

ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 53


Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

100
90
91
80
82
70
73 20
60 64 11
50
23
40
6
30
20
10
0
20 11 23 6

Kemudian berikut ini dapat pula 4. Keterpaduan Paragraf


disimpulkan nilai rata-rata kemampuan dari = 1030: 34 = 17,17 (68,67%)
setiap aspek yang diujikan sebagai berikut: Agar perbandingan nilai rata-rata yang
1. Ketepatan Ejaan diperoleh siswa pada setiap aspek, lebih jelas
= 1190 : 34 = 19,83 (79,33 %) pada tabel berikut ini, akan penulis gambarkan
2. Pilihan Kata perbandingan kualitatif. Kemampuan
= 1128 : 34 = 18,8 (75,2%) menyunting karangan eksposisi berdasarkan
3. Struktur Kata dan kalimat ketepatan ejaan, pilihan kata, ketepatan stuktur
= 1124 : 34 = 18,73 (74,93%) kata dan keterpaduan paragraf Untuk setiap
aspek yang diujikan sebagai berikut:

TABEL
PERBANDINGAN KUALITATIF KEMAMPUAN MENYAMPAIKAN KALIMAT TANYA
RETORIS SETIAP ASPEK YANG DIUJIKAN

KEMAMPUAN PEMAHAMAN
Unsur Bacaan Ejaan Pilihan kata Struktur kata dan Keterpadua
kalimat paragraph
Persentase (%) 79,33 75,2 74,93 68,67
Kualifikasi “ baik” “ baik” “ baik” “Baik”
ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 54
Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

Dari tabel di atas, dapat kita lihat bahwa 74,93%, dan terakhir keterpaduan paragraf
Kemampuan mahasiswa tentang meyampaikan yaitu 68,67%.
kemampuan menyunting karangan eksposisi 2. Dalam hal kemampuan perorangan dalam
berdasarkan ketepatan ejaan, pilihan kata, setiap aspek kelompok penguasaan kosa
ketepatan stuktur kata dan keterpaduan kata, Mahasiswa yang memperoleh nilai
paragraf yang diujikan tergolong “Baik” 95 (95%) ada satu orang. Sedangkan nilai
Sedangkan nilai rata-rata keseluruhan terendah ada 12 Mahasiswa yaitu
aspek adalah sebagai berikut: memperoleh nilai 60 (60%).
4472 : 60 3. Secara Umum dapat dikatakan bahwa
S= x100 %
100 Nilai rata-rata Mahasiswa adalah 74,53
74 ,53 (74,53%). Dengan demikian kemampuan
S= x100 %
100 atas (nilai tes intonasi, ejaan, kosa kata dan
S = 74,53 penggunakan kata tanya), mengenai
Kemampuan menyunting karangan
SIMPULAN DAN SARAN eksposisi berdasarkan ketepatan ejaan,
Simpulan pilihan kata, ketepatan stuktur kata dan
Simpulan yang dapat penulis keterpaduan paragraf berkualifikasi baik
kemukakan di sini tentang menyunting karena masih berada di antara rentang
karangan eksposisi berdasarkan ketepatan kualifikasi 61 – 80%
ejaan, pilihan kata, ketepatan stuktur kata dan Saran
keterpaduan paragraf oleh Mahasiwa Sebagai penutup penelitian ini, penulis
Semester I Fakultas Keguruan Dan Ilmu mengajukan beberapa saran yang berhubungan
Kependidikan Prodi Pendidikan Bahasa Dan dengan kemampuan menyunting karangan
Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah eksposisi, yakni sebagai berikut:
Tapanuli Selatan secara terperinci sebagai 1. Berdasarkan pengalaman ketika menyusun
berikut: intrumen, bahwa sangat sukar menentukan
1. Berbeda dengan teori ternyata kemampuan jenjang/tingkat kesulitan sesuatu tes.
tentang pemahaman mengenai ejaan, Karena kemampuan menyunting karangan
merupakan kemampuan yang terbaik yakni eksposisi merupakan keterampilan yang
79,33%, kemudian baru diikuti pilihan sangat penting, hendaknya dalam
kata 75,2%, struktur kata dan kalimat pengajaran Bahasa Indonesia,

ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 55


Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

keterampilan ini perlu diperhatikan dengan sarana, baik perpustakaan, alat atau
sungguh-sungguh. metode kiranya perlu ditingkatkan,
2. Untuk perwujudan peningkatan sehingga pengajaran terssebut dapat
kemampuan ini, hendaknya pengadaan mencapai sasaran yang kita harapkan.

ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 56


Eli Marlina Harahap, Kemampuan Menyunting Karangan…

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta, 2005.

Ali Muhammad, Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi, Raja Grafindo, Persada: Jakarta,
1982.

Badudu, JS, Cakrawala Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998.

Gie, The Liang, terampil mengarang, Yogyakarta: Andi, 2000.

Hadi Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta : UGM, 1983

Keraf, Gorys, Komposisi,Ende Flowes, Nusa Indah, 1989.

Sudjana Nana, Teori-teori Belajar untuk Pengajaran, Jakarta: FE-UI, 1992.

Simanjuntak, P, Pembaharuan dalam Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 1990.

Suharsini, Statistik Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia, 2000.

Sunarti, Tata Bahasa Indonesia, Bandung : Pustaka Setia, 2000.

Surachmas Winarno, Pengantar Penelitian ilmiah Dasar Metode Teknik, Bandung: Tarsito, 1985.
.
Tarigan, H. G, Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung ; Angksa, 1986.

Tim Dosen Wawasan pendidikan Dasar, Pendidikan dasar,Jakarta, 2009.

ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 57

Anda mungkin juga menyukai