MODUL PERKULIAHAN
(U002100009)
BAHASA INDONESIA
Abstrak Sub-CPMK
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang memerlukan proses latihan
yang rutin untuk mencapai kepiawaiannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sujanto
(2000, h.60) yang memaparkan bahwa keterampilan menulis dapat tumbuh dengan
latihan-latihan guna mengatasi kecemasan dan kebimbangan untuk mewujudkan
kepercayaan pada diri sendiri. Oleh demikian, pentingnya seorang penulis memahami
diksi dengan baik.
Pendapat lain tentang menulis juga diungkapkan oleh Keraf, (2010: 21). Dalam menulis,
penulis menuangkan ide pokok pikiranya, selain itu penulis juga harus menggunakna
bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik itu penggunaan diksi atau pilihan kata
ataupun majas atau gaya bahasa. Pemilihan kata lebih luas daripada sekedar rangkaian
kata-kata. Pilihan kata bukan saja digunakan untuk kata-kata mana yang perlu digunakan
dalam mengungkapkan suatu ide atau gagasan, melainkan juga meliputi persoalan majas
B. Pengertian Diksi
Widyamartaya (dalam Hardiato, 2017:89) menyatakan diksi atau pilihan kata adalah
kemampuan seseorang membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan
gagasan yang ingin disampaikannya, dan kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan
dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat dan pendengar
atau pembaca. Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa,
pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efekefek tertentu yang membuat sebuah
karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara
khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Gorys Keraf (2007) mengemukakan beberapa poin penting tentang diksi. (1) Plilihan kata
atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dipakai untuk mencapai
suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata–kata yang tepat atau
menggunakan ungkapan-ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam
suatu situasi. (2) Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat
nuansa–nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk
menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
kelompok masyarakat pendengar. (3) Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya
dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata
bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu
bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.
Diksi yang tepat akan memberikan pengetian yang tepat pula. Apabila suatu kata yang
digunakan dapat mewakili suatu maksud, penggunaan diksi tersebut dapat dikatakan
sudah baik. Berkaitan dengan hal ini, lebih lanjut Mustakim (1993:71) mengemukakan
penjelasan bahwa hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kata adalah sebagai
berikut.
Ketepatan pilihan kata paling tidak melibatkan tiga komponen, yaitu komponen bentuk,
makna, dan situasi. Ketiga komponen ini pada dasarnya saling berkaitan. Oleh sebab itu,
komponen bentuk yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan situasi penggunaanya
agar dapat mendukung makna yang tepat. Jadi, komponen situasi cenderung menuntut
antara bentuk kata dan maknanya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pemilihan dan pemakaian kata
oleh pengarang dengan mempertimbangkan aspek makna kata yaitu makna denotatif dan
makna konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai pengertian.
C. Fungsi Diksi
Dalam pandangan Keraf (1984), sepuluh hal yang perlu diperhatikan penulis agar pilihan
kata yang tepat sesuai dengan konteks dan tujuannya. Kesepuluh hal tersebut merupakan
fungsi diksi itu sendiri. Berikut paparan lebih lanjut fungsi-fungsi diksi.
D. Jenis Diksi
Diksi mempunyai peranan penting agar dapat diketahui oleh masyarakat. Penggunaan
diksi yang baik adalah yang sesuai dengan konteksnya. Menurut keraf (dalam Reskian,
2018: 5, dalam Wardani, 2020: 70-73) bahwa macam-macam diksi terdiri atas:
1. Berdasarkan makna
a. Makna denotatif
Makna denotatif menyatakan arti yang sebenarnya dari sebuah kata. Makna
denotatif berhubungan dengan bahasa ilmiah. Makna denotasi dapat dibedakan
atas dua macam relasi. Pertama, relasi antara sebuah kata dengan barang
individual yang diwakilinya. Kedua, relasi antara sebuah kata dan ciri-ciri atau
perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya.
Contoh : Bunga melati.
b. Makna konotatif
Makna konotatif adalah suatu jenis kata yang memiliki arti bukan sebenarnya.
Contoh : Bunga desa.
2. Berdasarkan konteks
a. Konteks linguistik Konteks
Linguistik adalah hubungan antara unsur bahasa yang satu dengan unsur bahasa
yang lain. Konteks linguistik mencakup konteks hubungan antara kata dengan
kata dalam frasa atau kalimat, hubungan antara frasa dalam sebuah kalimat atau
wacana, dan juga hubungan antara kalimat dalam wacana. Sebaiknya, dalam
konteks linguistik dapat muncul pengertian tertentu akibat perpaduan anatara dua
buah kata, misalnya: rumah ayah mengandung pengertian “milik”, rumah batu
b. Konteks nonlinguistic
Konteks sosial ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam penggunaan
kata atau Relasi yang pertama erat hubungannya dengan konteks nonlinguistik.
Konteks nonlinguistik mencakup dua hal, yaitu hubungan antara kata dan barang
atau hal, dan hubungan antara bahasa dan masyarakat atau disebut juga konteks
sosial.bahasa. Penggunaan kata seperti istri kawan saya dan bini kawan saya,
buaya darat itu telah melahap semua harta bendanya, dan orang itu telah melahap
semua harta bendanya, kami mohon maaf dan kami mohon ampun, semuanya
dilakukan berdasarkan konteks sosial, atau situasi yang dihadapi.
3. Berdasarkan leksikal
a. Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki makna yang sama.
Contoh: pria dan laki-laki, pintar dan pandai.
b. Antonim
Antonim adalah dua buah kata yang maknanya berlawanan.
Contoh: kaya dan miskin, jantan dan betina.
c. Homonim
Homonim adalah suatu kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama, namun
memiliki makna yang berbeda.
Contoh: rapat, bisa.
d. Homofon
Homofon adalah suatu kata yang memiliki makna dan ejaan yang berbeda dengan
lafal yang sama.
Contoh: bank, bang.
e. Homograf
Homograf adalah suatu makna yang memiliki makna dan lafal yang berbeda
namun ejaannya sama.
Contoh: apel.
f. Polisemi
Polisemi adalah suatu kata yang memiliki banyak pengertian.
Contoh: kepala sekolah, kepala surat, kepala sakit. Kata kepala mempunyai
makna lebih dari satu.
Penggunaan diksi dipilih sebagai acuan menulis karangan narasi karena diksi
bukan persoalan yang sederhana dalam menulis karangan dan persoalan yang tidak
perlu dibicarakan. Diksi memiliki kemampuan untuk membedakan secara tepat makna
dari gagasan yang akan disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang
sesuai dengan situasi yang tepat. Setiap tulisan atau karangan memang harus
menggunakan diksi yang tepat (Nufrianti, 2019:222).
E. Ciri-ciri Diksi
F. Prinsip-Prinsip Diksi
Memilih kata kata yang cocok dan tepat untuk digunakan dalam mengungkapkan
gagasan atau ide. Selain itu, pemilihan kata juga menyangkut persoalan fraseologi (cara
memakai kata kata atau frasa di dalam konstruksi yang lebih luas, baik dalam bentuk
tulisan maupun ujaran yang mencakup persoalan kata kata dalam pengelompokkan atau
susunannya atau menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan ungkapan),
ungkapan, dan gaya bahasa.
Pilihan kata (diksi) dalam suatu komunaksi didasaran pada pripsip ketepatan, kebenaran,
kesekmaan, dan kelaziman. Kenyataan menunjukkan bahwa pilihan kata-kata dalam
Azwardi (2008: 41) menyatakan, kosakata merupakan dasar yang utama bagi seseorang
untuk mengungkapkan pokok pikirannya. Semakin banyak kosakata yang dikuasai
semakin mudah pula bagi orang tersebut untuk mengemukakan gagasannya kepada
orang lain. Akan tetapi, penguasaan kosakata tersebut harus diiringi pua dengan
penguasaan struktur bahasa yang digunakan. Selanjutnya, yang tidak kalah pentingnya
pula adalah pengguna bahasa tersebut harus mampu memilih kosakata-kosakata
tertentu untuk digunakan dalam situasi tertentu di antara sekian banyak pilihan kata yang
dikuasai.
Djunadi (dalam Azwardi, 2008; Wildan dan Ridwan Ibrahim [Ed.] 2003) mengemukakan
bahwa ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam memilih kata untuk penulisan
ilmiah. Prinsip pemilihan kata yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang baku
Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang telah ditentukan. Sumber utama bahasa baku adalah Kamus
bahasa Indonesia. Kata baku digunakan dalam kalimat resmi, baik lisan
maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat. Berikut
beberapa contoh kata baku dan kata tidak baku
1 Sistem Sistim
2 Analisis Anaisa
3 Hieraki Hiraki
4 Karier Karir
5 Kualitas Kwalitas
6 Kaidah Kaedah
7 Nasihat Nasehat
8 Salat Shalat
9 Ramadan Ramadhan
10 Asasi Azazi
(3) Kata dan pembentukannya harus sesuai dengan kaidah bahasa yang
bersangkutan
Contoh:
Beberapa waktu lalu muncul isu akan ditutup beberapa sekolahan Turki
yang ada di Indoensia. (kata sekolahan seharusnya diganti menjadi
sekolah)
Orang tua benar-benar harus pikirkan bagaimana cara mendidik yang
baik. (kata pikirkanseharusnya diganti memikirkan)
(4) Kata atau kelompok kata yang digunakan harus sesuai dengan maksud
yang diinginkan
Contoh:
Pemerintah akan menyesuaikan kembali tariff BBM. ( yang dimaksud
sebenarnya bukan menyesuaikan tetapi menaikkan)
Pemegang saham diharapkan datang pada rapat umum pemegang
saham besok pagi. (yang lebih sesuai sebenarnya diminta datang
daripada diharapakan datang)
(5) Kata yang digunakan adalah suatu kata yang lazim dipakai dalam bidang
tertentu
Artinya kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang umum dikenal oleh
pemakai bahasa Indonesia karena kata tersebut biasa dipakai dalam
komunikasi. Apabila digunakan istilah tertentu, istilah tersebut hendaknya
merupakan istilah yang standar dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
Contoh :
(7) Kata atau istilah dari bahasa asing sedapat mungkin dihindari
Contoh:
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, semua pihak harus
memanfaatkan teknologi yang canggih. (Kata canggih dapat
menggantikan kata sophisticated.)
(9) Pengertian kata atau istilah dari bahasa asing harus konsisten
Contoh
Pengembangan kecerdasan buatan seperti pada robot mempunyai tiga
karakteristik utama, yaitu kemampuan bernalar, menghindari, dan
berkomunikasi. (Misalnya, sekali menggunakan kata bernalar untuk
reasoning, kata bernalar harus secara konsisten digunakan terus
menerus dalam karya tersebut.)
(10) Penggunaan kata dari bahasa Indonesia yang belum umum untuk
pengnati kata atau istilah asing sebaiknya menyertakan kata atau istilah
asing itu di dalam kurung dan cukup sekali saja
Contoh:
G. Ringkasan
Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikannya, dan kemampuan
tersebut hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki oleh
sekelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca. Majas atau gaya bahasa adalah
pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efekefek
tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa
sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan,
baik secara lisan maupun tertulis.
Gorys Keraf (2007) mengemukakan beberapa poin penting tentang diksi. (1) Plilihan kata
atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dipakai untuk mencapai
suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata–kata yang tepat atau
menggunakan ungkapan-ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam
suatu situasi. (2) Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat
nuansa–nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk
menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
kelompok masyarakat pendengar. (3) Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya
dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata
bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu
bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.
Memilih kata kata yang cocok dan tepat untuk digunakan dalam mengungkapkan
gagasan atau ide. Selain itu, pemilihan kata juga menyangkut persoalan fraseologi (cara
memakai kata kata atau frasa di dalam konstruksi yang lebih luas, baik dalam bentuk
tulisan maupun ujaran yang mencakup persoalan kata kata dalam pengelompokkan atau
susunannya atau menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan ungkapan),
ungkapan, dan gaya bahasa.
Azwardi (2008: 41) menyatakan, kosakata merupakan dasar yang utama bagi seseorang
untuk mengungkapkan pokok pikirannya. Semakin banyak kosakata yang dikuasai
semakin mudah pula bagi orang tersebut untuk mengemukakan gagasannya kepada
orang lain. Akan tetapi, penguasaan kosakata tersebut harus diiringi pua dengan
penguasaan struktur bahasa yang digunakan. Selanjutnya, yang tidak kalah pentingnya
pula adalah pengguna bahasa tersebut harus mampu memilih kosakata-kosakata tertentu
untuk digunakan dalam situasi tertentu di antara sekian banyak pilihan kata yang
dikuasai.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal, dan Tasai. (2009). Cermat berbahasa indonesia untuk perguruan tinggi.
Jakrta: CV. AKADEMIKA PRESINDO.
Azwardi. (2008). “Menulis Ilmiah”. Modul perkuliahan Bahasa Indonesia Umum untuk
Mahasiswa. Aceh.
Keraf, Gorys. (1997). Diksi dan Gaya Bahasa : Kompisisi Lanjutan I. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Satata, Sri; Dadi Waras Suhardjono, M. Rizki Sadikin. (2019). Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi (Mata Kuliah Wajib Universitas). Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Wardani, Theresia Dessy. (2020). “Penggunaan Diksi pada Wacana Sederhana (Studi
Kasus pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Universitas PGRI
Palangka Raya). Jurnal MERETAS. Juni, Volume 7 Nomor 1. Palangka
Raya: Universitas PGRI. Online diakses tanggal 29 Agustus 2021 dari
https://jurnal.upgriplk.ac.id/index.php/meretas/article/view/160.