Disusun oleh:
KELOMPOK 3
TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE
JALAN KAMIZAIUN MOPAH LAMA-MERAUKE PAPUA
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang maha kuasa karena
atas rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Bahasa Indonesia
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kategori
sempurna, oleh karena itu penulis dengan hati dan tangan terbuka mengharapkan saran dan
kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas yang akan datang.
Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan ucapan
terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
moral dan spiritual,langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Perumusan Masalah
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
2
BAB II
ISI
Agar dapat menghasilkan cerita yang yang menarik melalui pilihan kata, maka
diksi yang baik harus memenuhi syarat, seperti:
3
Menguasai berbagai kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut
menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti.
Contoh paragraf:
Liburan kali ini aku dan teman-teman berencana untuk pergi ke pantai. Kami
sangat senang katika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami disambut oleh semilir
angin yang tak berhenti bertiup. Ombak yang berkejaran juga seolah tak mau kalah
menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari disana,
kami pulang dengan hati senang.
Hari ini aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara disana sangat
sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kami pun pulang
tak lama kemudian.
Kedua paragraf diatas memiliki makna yang sama. Tapi dalam pemilihan
diksi, contoh paragraf pertama menjadi lebih enak dibaca, tidak membosankan bagi
pembacanya.
a. Ketepatan
Indikator ketepatan pilihan kata adalah sebagai berikut:
Mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat dan sesuai
berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Menghasilkan penafsiran atau pemaknaan yang tepat, tidak ambigu, dan tidak
menyebabkan salah paham
Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai harapan penulis atau
pembicara
Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan.
4
b. Kecermatan
c. Keserasian
Secara umum, makna kata terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut jenis-jenis
makna kata beserta contohnya:
a. Makna Leksikal
Istilah leksikal berasal dari kata leksikon yang artinya kamus. Makna leksikal
diartikan sebagai makna yang terdapat dalam kamus atau mengikuti tulisan kamus.
Contohnya adalah kata pagi yang memiliki 2 arti yaitu:
Bagian awal hari
Waktu setelah matahari terbit
b. Makna Gramatikal
5
Makna gramatikal merupakan makna kata yang timbul karena proses tata
Bahasa Indonesia atau gramatika. Misalnya, proses afiksasi, reduplikasi, atau
komposisi. Contoh kalimat yang menggunakan makna gramatikal adalah “Tadi siang,
aku melihatnya tengah berjalan di taman sendirian”. Kalimat ini menggunakan kata
berjalan yang bermakna bergerak dari satu titik ketitik lainnya. Kata berjalan
merupakan hasil gramatikalisasi dari kata jalan yang di gramatikalisasi dengan cara
afiksasi atau pemberian imbuhan.
c. Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna yang mengandung nilai emosi tertentu.
Sehingga, makna tersebut menjadi kiasan yang bisa berisi nilai, sikap sosial, atau
perspektif tertentu. Ciri-ciri makna konotasi:
Makna konotasi terjadi apabila kata itu memiliki nilai rasa, baik positif maupun
negative. Jika tidak layak rasa dapat juga disebut berkonotasi netral.
Makna konotasi dalam kata dapat berbeda dari suatu kelompok masyarakat
dengan kelompok masyarakat lain, sesuai dengan pandangan hidup dan norma
yang ada pada msyarakat tersebut.
Makna konotasi juga dapat berubah dari waktu ke waktu.
Contoh kalimat yang menggunakan makna konotatif seperti “Banyak
pahlawan gugur dalam medan perang”. Kata ‘gugur’ memiliki arti meninggal
dunia.
d. Makna Asosiatif
Makna asosiatif mencakup keseluruhan hubungan makna dengan nalar diluar
bahasa yang berhubungan dengan masyarakat pemakai bahasa, pribadi memakai
bahasa, perasaan pemakai bahasa, nilai-nilai masyarakat pemakai bahasa dan
perkembangan kata sesuai kehendak pemakai bahasa. Contoh kalimat yang
menggunakan makna asosiatif seperti “Pertunjukkan wayang itu berhasil mengocok
perut seluruh penonton”. Kata ‘mengocok’ disini memiliki makna sebuah hal yang
lucu. Makna asosiatif dibagi menjadi beberapa macam:
Makna Kolokatif
6
Makna kolokatif adalah makna kata yang ditentukan oleh penggunaannya
dalam kalimat. Makna ini lebih berhubungan dengan penempatan makna
dalam frase sebuah bahasa.
Makna Reflektif
Makna reflektif adalah makna yang mengandung satu makna konseptual
dengan konseptual yang lain, dan cenderung kepada sesuatu yang bersifat
sakral, suci atau tabu, terlarang, kurang sopan, atau haram serta diperoleh
berdasarkan pengalaman pribadi atau pengalaman sejarah.
Makna Stilistika
Makna stilistika adalah makna kata yang digunakan berdasarkan keadaan atau
situasi dan lingkungan masyarakat pemakai bahasa itu. Sedangkan bahasa itu
sendiri merupakan salah satu ciri pembeda utama dari makhluk lain di dunia
ini.
Makna Afektif
Makna kata ini biasanya dipakai oleh pembicara berdasarkan perasaan yang
digunakan dalam berbahasa.
Makna Interpretatif
Makna interpretatif adalah makna yang berhubungan dengan penafsiran dan
tanggapan dari pembaca atau pendengar, menulis atau berbicara, membaca
atau mendengarkan.
e. Makna Denotatif
Makna denotatif adalah makna yang mengandung arti atau pengertian yang
sebenarnya. Biasanya makna denotatif diterapkan dalam bahasa ilmiah. Contohnya
adalah kata makan yang bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut, dikunyah,
dan ditelan.
f. Makna Referensial
Makna referensial adalah makna kata yang menunjukkan referensi atau acuan
suatu kata pada kondisi di kenyataan. Contohnya:
“Tadi saya bertemu dengan Lian,” kata Putra pada Tiara.
Pada kalimat tersebut, kata “saya” mengacu pada Putra. Bandingkan dengan
kalimat berikut:
7
“Saya ingin sekali bisa bermain dengan Putra,” kata Tiara
Pada kalimat tersebut, kata “saya” mengacu pada Tiara.
g. Makna Non-referensial
Makna kata Non-referensial merupakan kata yang tak mempunyai referensi atau
acuan di kondisi nyata. Biasanya, kata-kata ini bisa berupa artikel, partikel, dan kata
hubung. Contoh kata-kata dengan makna non-referensial yaitu: ‘dan’, ‘atau’, ‘serta’,
‘karena’, ‘maka’, ‘sebab’, ‘jika’, ‘sehingga’, dan sebagainya.
h. Makna Kontekstual
Makna konstekstual merupakan makna dari sebuah kata yang muncul berdasarkan
konteks penggunaannya dalam suatu frasa atau kalimat. Contohnya pada kata
“kepala” pada frasa “kepala desa”. Makna kata kepala dalam frasa tersebut akan
berbeda dengan makna kata “kepala” secara leksikal.
i. Makna Emotif
Secara umum makna enotif adalah makna dalam kata atau frasa yang berkaitan
dengan perasaan. Artinya, pemaknaan dari kata tersebut tergantung dengan emosi atau
perasaan yang dirasakan seseorang saat mengucapkan atau menuliskan kata tersebut.
Contohnya terdapat pada kalimat “Pesona dirimu membuatku mabuk kepayang”.
Pada kalimat tersebut menunjukkan perasaan kagum pada penampilan seseorang.
Kalimat efektif adalah kalimat yang mudah dipahami oleh orang lain dengan
tepat. Kalimat yang dimaksud bisa dalam bentuk lisan maupun tulisan. Sebagai
contoh, Juanda sebagai pendengar tidak mampu memahami dengan tepat apa yang
diucapkan oleh pembicara yaitu Julia. Berarti kalimat yang diucapkan Julia tidak
efektif.
Begitu pula untuk kalimat berbentuk tulisan. Jika pembaca tidak mengerti makna
dari kalimat yang ditulis oleh orang lain (penulis) dengan tepat, berarti kalimat yang
ditulis tersebut tidak efektif.
8
2.6. Ciri-ciri dan Syarat Kalimat Efektif
1. Kesepadanan Struktur
Kalimat efektif harus memiliki kesepadanan struktur, yaitu keseimbangan antara
gagasan dengan struktur yang dipakai. Untuk mencapai kesepadanan struktur, maka
harus memenuhi poin-poin sebagai berikut:
a. Memiliki subjek dan predikat yang jelas
Agar suatu kalimat dapat memiliki subjek dan predikat yang jelas adalah dengan
menghindari penggunaan kata depan sebelum penyebutan subjek. Contoh:
Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah
Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
Pada kalimat pertama tidak mencapai subjek dan predikat yang jelas. Sehingga
kalimat pertama susah untuk dimengerti. Dibandingkan dengan kalimat kedua yang
telah mencapai subjek dan predikat yang jelas, sehingga lebih mudah untuk
dimengerti.
Pada kalimat pertama, terdapat dua subjek yaitu ‘penyusunan laporan itu’ dan
‘saya’.
9
Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
Jika ingin tetap menggunakan kalimat tunggal, kata ‘sehingga’ bisa diganti
dengan ‘oleh karena itu’.
Dengan memiliki kesepadanan struktur yang baik, maka gagasan dapat dengan
mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
2. Keparalelan Bentuk
Kalimat efektif harus memiliki bentuk parallel yang artinya, bentuk pertama dan
bentuk kedua harus menggunakan jenis kata yang sama. Jika bentuk kata pertama
menggunakan kata kerja, maka bentuk selanjutnya juga harus menggunakan kata
kerja.
Contoh:
Kalimat di atas tidak parallel karena kata yang menduduki predikat tidak memiliki
bentuk yang sama. Agar menjadi kalimat efektif, predikatnya harus diubah menjadi
kata benda semua, seperti berikut:
10
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata
ruang.
3. Kehematan Kata
Kalimat efektif harus hemat dalam penggunaan kata. Jangan menggunakan kata,
frasa, atau bentuk lain yang tidak perlu.
a. Hilangkan pengulangan subjek
Subjek hanya perlu disebutkan sebanyak satu kali dalam satu kalimat.
Contoh:
Karena dia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Dari dua kalimat diatas, terlihat tidak perlu melakukan pengulangan pada kata
‘dia’.
Kata ‘sejak’ dan ‘dari’ adalah sinonim, sehingga menggunakan salah satunya saja
sudah cukup.
11
Kata ‘hadirin’ sudah bermakna jamak, sehingga tidak perlu menambahkan kata
‘sekalian’ setelah kata hadirin.
4. Kecermatan Penalaran
Dalam kalimat efektif harus memperhatikan pemilihan kata-kata supaya tidak
menimbulkan makna ganda.
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
Kalimat ini dapat menimbulkan tafsiran ganda, yaitu mahasiswa terkenal atau
perguruan tinggi terkenal.
Untuk menjadi sebuah kalimat efektif, bisa diubah menjadi salah satu dari dua
bentuk berikut:
5. Kelogisan Bahasa
Kalimat efektif harus memastikan bahwa ide yang ada di dalamnya dapat
diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh:
Waktu dan tempat kami persilahkan.
Jenazah Wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di
sekitar pasar.
Kedua kalimat di atas tidak logis. Pada kalimat pertama, tidak menjelaskan siapa
orang yang dimaksud. Sedangkan, pada kalimat kedua, tidak menjelaskan kapan
Wanita itu mondar-mandir di pasar.
12
Maka kita bisa mengubah dua kalimat tersebut menjadi seperti berikut:
Pada kalimat pertama, ganti kata ‘waktu dan tempat’ menjadi subjek (berupa
orang) yang akan diberi waktu dan tempat untuk berbicara, yaitu Bapak Lurah. Sedangkan,
pada kalimat, ubah subjek ‘wanita’, bukan ‘ jenazah wanita’. Setelah, tambahkan kata
‘sebelum meninggal’. Untuk memperjelas kapan Wanita tersebut mondar mandir di pasar.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara penyusunan mudah dipahami dan
tersampaikan maknanya secara tepat oleh pembaca atau pendengar. Dapat dikatakan efektif,
jika gagasan yang disampaikan diterima oleh pendengar/pembaca dengan mudah, jelas, dan
lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini dapat mengetahui lebih mendalam tentang diksi atau
pemilihan kata, serta penulis berharap dengan adanya karya tulis ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://dosenbahasa.com/contoh-kalimat-kosakata-emotif/amp
https://www.ruangguru.com/blog/kalimat-efektif
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
www.ruangguru.com/blog/kalimat-efektif&ved=2ahUKEwiO692Xt__6AhU5-
HMBHav9B8YQFnoECBsQBQ&usg=AOvVaw1NgSCGActlW7VNAd8ZEZ8G
https://www.academia.edu/39954198/
MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_Diksi_Kelompok_7
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-diksi/amp/
https://m.liputan6.com/hot/read/4702152/mengenal-makna-kata-dalam-bahasa-indonesia-
beserta-jenis-dan-contohnya
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Diksi#:~:text=Tiga%20kriteria%20dalam%20diksi
%20yaitu%20ketepatan%2C%20kecermatan%2C%20dan%20keserasian.
https://dosenbahasa.com/contoh-kalimat-kosakata-emotif/amp
https://dosenbahasa.com/contoh-kalimat-gramatikal/amp
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://kids.grid.id/amp/
472992866/apa-itu-makna-kata-inilah-pengertian-jenis-dan-contoh-
penggunaannya&ved=2ahUKEwiY2PXTv__6AhUzTWwGHVp-
AlUQFnoECA4QBQ&usg=AOvVaw1sMj8lAlPGW0j29dQFUnVG
15