1. Zulhan
2. Sukmawati
3. Zantria enjelita
4. Jaelani
2022
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim……………..
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar belakang.............................................................................1
1.2 Rumusan masalah........................................................................1
1.3 Tujuan penulisan.........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
3.1 Kesimpulan....................................................................................9
3.2 Saran..............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Bahasa terdiri atas tataran gramatikal antara lain frasa, kata, klausa,
dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah dan kalimat merupakan
tataran tertinggi. Kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk
tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa indonesia harus
dipahami dengan baik, agar ide dan pesan mudah dimengerti. Dengan
demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami
dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat
dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut
harus digunakan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide
dalam bentuk tulisan dan ide terus-menerus dan teratur (produktif) serta
mampu mengungkapkan gambaran, maksud ,gagasan perasaan(ekspresif).
Oleh karena itu keterampilan menulis/mengarang membutuhkan
grafologi,struktur bahasa,dan kosa kata. Salah satu unsur penting dalam
mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa kata merupakan bagian dari
diksi. Ketetapan diksi dalam suatu karangan merupakan hal yang tidak
dapat diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan diksi pasti akan
menimbulkan kejelasan makna.
Fungsi pilihan kata atau diksi adalah untuk memperoleh keindahan
guna menambah daya eksperesivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas
jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketetapan pilihan kata bertujuan
agar tidak menimbulkan interpretasi antara penulis atau pembicara dengan
pembaca atau pendengar,sedangkan kesesuain kata bertujuan agar tidak
merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan
kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga adanya diksi oleh pengarang
berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan
tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar,waktu,latar tempat, dan latar sosial
dalam cerita tersebut.
1
1.3. Tujuan penulisan
Berdasarkan pemaparan uraian latar belakang masalah dan rumusan
masalah maka, adapun tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui defenisi diksi
2. Untuk mengetahui fungsi diksi
3. Untuk mengetahui jenis-jenis diksi
4. Untuk mengetahui syarat-syarat penggunaan diksi
5. Untuk mengetahui contoh diksi
6. Untuk memenuhi tugas kuliah Bahasa Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi diksi
Diksi adalah pilihan kata yang dapat menentukan sebuah kalimat
menjadi yang baik dan benar dalam menyampaikan maksud dan tujuan
tertentu (Ii & Pustaka, 1981). yang tepat dan selaras (dalam
penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu (seperti yang diharapkan). Berbeda dengan (Jubei,
2016)merupakan perihal pemilihan kata atau diksi untuk digunakan
dalam sebuah kalimat. Cukup banyak pengguna media sosial terdapat
banyak pilihan kata tidak memahami kata untuk disampaikan, sehingga
kalimat tidak dapat dipahami oleh penerima. Dapat disimpulkan bahwa,
diksi sebagai pengguna dalam karangan mengarang dengan kalimat dapat
dipahami oleh pembaca maupun penerima dengan baik.
Pemilihan kata yang benar dapat memudahkan pembaca atau
pendengar dalam mengungkapkan gagasan atau ide yang hendak diucap
atau disampaikan. Pemilihan kata dapat membantu seseorang membuat
tulisan yang baik dan benar, karena ketepatan kata yang dipilih akan
mudah dipahami. Kekayaan kosa kata yang dimiliki dapat
memungkinkan penulis atau pembicara lebih bebas memilih kata yang
lebih tepat mewakili pemikiran. Pemilihan kata atau diksi tidak hanya
mempersoalkan ketepatan kata namun juga dilihat dari kondisi baku
tidaknya kata yang dipakai berkomunikasi. Setiap pilihan kata memiliki
makna yang berbeda dalam setiap bahasa. Pemilihan kata sering
bertepatan dengan kata-kata yang mengandung makna. Dapat
disimpulkan, bahwa setiap pemilihan kata yang digunakan memiliki
makna yang berbeda dalam berbahasa sehingga melakukan komunikasi
dengan manusia dapat mengetahui maksud dari tujuan bahasa tersebut.
3
sangat berpengaruh terhadap pemahaman seseorang mengenai suatu hal
adapun fungsi diksi sebagai berikut:
a. Melambangkan ide yang diungkapkan secara verbal.
4
dari diksi ini juga akan berubah seiring dengan perubahan nilai dan
norma di masyarakat.
Berikut ini, beberapa contoh diksi dengan makna konotatif,
antara lain:
1) Banyak pahlawan yang telah gugur dalam medan perang.
(gugur memiliki makna meninggal dunia).
2) Tasya adalah anak emas di kelas karena perilakunya yang
sangat rajin. (anak emas memiliki makna anak yang paling
disayang).
3) Selepas lulus kuliah, Rifky memilih berprofesi sebagai kuli
tinta. (kuli tinta memiliki makna sebagai wartawan).
Diksi Berdasarkan Leksikal
Arti leksikal itu sendiri adalah makna asli dari kata tersebut, yang
biasanya dapat ditemukan dalam kamus. Jenis-jenis diksi berdasarkan
leksikal juga terbagi menjadi beberapa macam, antara lain:
a. Sinonim
Sinonim merupakan dua kata atau lebih yang memiliki persamaan
makna. Penggunaan diksi sinonim bertujuan untuk membuat apa yang
dituliskan menjadi lebih sesuai dengan ekspresi yang ingin
diungkapkan.
Adapun contoh penggunaan diksi berdasarkan leksikal sinonim,
seperti mampus yang mengekspresikan hal-hal kasar dan wafat yang
mengekspresikan hal-hal yang lebih halus
b. Antonim
Antonim adalah pemilihan diksi atau kata yang memiliki makna
berlawanan atau berbeda. Adapun contoh pemilihan diksi berdasarkan
leksikal antonim, seperti naik x turun, besar x kecil, tinggi x rendah,
dan hemat x boros.
c. Homonim
Homonim merupakan pemilihan diksi yang memiliki pelafalan dan
ejaan sama, tetapi artinya berbeda satu sama lain. Adapun contoh
pemilihan diksi berdasarkan leksikal homonim, seperti kata “bulan”
yang bisa memiliki makna sebagai satelit alami di bumi sekaligus arti
waktu.
d. Homofon
5
Homofon adalah pemilihan diksi yang memiliki ejaan dan makna
berbeda, tetapi pelafalannya sama. Adapun contoh diksi berdasarkan
leksikal homofon, seperti “bank” dan “bang”. Kedua kata itu memiliki
arti dan ejaan yang berbeda, tetapi pelafalannya terdengar mirip.
e. Homograf
Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti berbeda, tetapi
ejaannya sama. Adapun contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal
homograf, seperti makanan kesukaan karin adalah “tahu” goreng dan
karin tidak “tahu” kalau hari ini dia libur. Dalam hal ini, tahu memiliki
ejaan yang sama, tetapi bunyi dan maknanya berbeda.
f. Polisemi
Polisemi adalah diksi atau frasa kata yang memiliki lebih dari satu
arti, seperti bunga dan kepala. Contohnya, orang yang menabung di
Bank akan mendapatkan “bunga” setiap bulannya dan Karin adalah
bunga desa yang jadi incaran pada pria. Dalam hal ini, kata bunga
memiliki banyak makna, baik sebagai keuntungan, kecantikan atau
sebuah tanaman.
g. Hipernim
Hipernim merupakan diksi yang mewakili banyak kata lainnya atau
mencakup makna kata lainnya. Contoh pemilihan diksi berdasarkan
leksikal Hipernim, seperti kata sempurna yang bisa memiliki arti
sebagai nilai yang baik, bagus, luar biasa dan lainnya.
h. Hiponim
Hiponim merupakan diksi yang bisa terwakili oleh kata hipernim.
Contoh, pemilihan diksi berdasarkan leksikal hiponim, seperti ada
binatang liar di kebun binatang, yang meliputi gajah, singa, buaya, rusa,
kuda dan lainnya. Pada kalimat itu, kata binatang liar termasuk
hipernim. Sedangkan, gajah, singa, buaya dan lainnya termasuk
hiponim.
2.4. Syarat-syarat penggunaan diksi
(Nurdjan et al., 2016)antara lain:
a. Penggunaan kata konotasi dan denotasi yang tepat
Penggunaan kata konotasi dan denotasi yang tepat juga termasuk
syarat pemilihan diksi yang harus dipahami oleh penulis. Kata konotatif
adalah diksi yang memiliki makna tidak murni dan perasaan yang
sifatnya pribadi. Sedangkan, kata denotatif adalah diksi yang memiliki
makna objektif tanpa membawa perasaan tertentu dan murni.
b. Penggunaan kata sinonim atau memiliki makna sama yang tepat
6
Syarat pemilihan diksi yang kedua adalah penggunaan kata sinonim
yang tepat dalam sebuah kalimat atau tulis. Sinonim adalah dua kata
yang memiliki kesamaan makna. Biasanya, penggunaan salah satu
katanya terdengar lebih halus dan lainnya terdengar lebih kasar.
c. Kemampuan membedakan kata-kata yang memiliki ejaan sama
Penulis juga harus bisa membedakan kata-kata yang memiliki ejaan
sama dalam satu kalimat atau tulisan. Karena, kata-kata yang ejaannya
sama ini bisa memiliki makna yang berbeda tergantung pada
penggunaannya dalam sebuah kalimat. ada pula kata-kata yang
memiliki ejaan sama, tetapi pelafalan dan artinya berbeda. Sehingga,
Anda perlu memahami penggunaan setiap diksi dalam sebuah kalimat
atau tulisan dengan tepat.
d. Kemampuan penggunaan kata idiomatis (Baryadi, 2013)
Idiomatis adalah makna kata atau rangkaian kata yang menyimpang
atau berbeda dengan makna dari kata-kata pembangunnya. Kata dengan
makna idiomatis ini mirip dengan kata kiasan atau konotasi. Dalam hal
ini, penggunaan kata kerja pada kata yang idiomatis juga termasuk
syarat pemilihan atau penggunaan diksi dalam sebuah tulisan.
e. Kemampuan membedakan kata khusus dan umum dalam tulisan
Penulis juga harus bisa membedakan kata khusus dan umum dalam
sebuah tulisan agar ketepatan dalam pemilihan diksi itu terjamin. Kata
khusus adalah kata yang dipakai dalam penyusunan kalimat yang
memiliki makna terbatas, lebih spesifik dan sempit. Sedangkan, kata
umum adalah kata yang digunakan dalam penyusunan kalimat dengan
makna lebih luas dan cakupannya lebar.
f. Memperhatikan pemilihan kata yang tepat dalam tulisan
Penulis juga harus memperhatikan pemilihan kata yang tepat secara
berkelanjutan dalam tulisannya. Pemilihan kata sama halnya dengan
pemilihan diksi yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan,
pengungkapan yang tepat dan gaya penyampaian kata yang lebih baik
serta sesuai situasi.
7
b. Rudy memilih menguras usaha sapi perah milik ayahnya setelah
lulus SMA. (sapi perah memiliki makna yang murni dalam
kalimat ini, yakni sapi yang memang diternakkan dan diperah
susunya).
c. Alika adalah anak yang paling pandai di sekolahnya dan Naura
adalah anak yang paling pintar di kelas. (Panda dan pintar adalah
dua kata dengan ejaan berbeda tetapi memiliki kesamaan makna).
d. Intan sangat gemar pergi hedon dengan temannya hingga boros,
sedangkan siska, adiknya adalah anak yang hemat dan gemar
menabung. (Boros dan hemat adalah dua kata yang memiliki
makna saling berlawanan).
e. Sebelum berangkat apel pagi, saya selalu menyempatkan diri
untuk sarapan buah apel. (Apel adalah kata yang memiliki ejaan
sama, tetapi pelafalan dan maknanya berbeda).
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya diksi memiliki fungsi yang penting dalam bertutur kata
dalam sebuah tulisaan maupun lisan, diksi memiliki jenis-jenisnya, serta
syarat-syarat penggunaan diksi.
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Ii, B. a B., & Pustaka, K. (1981). 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Zodia (. 7–56.
file:///C:/Users/MUTI/AppData/Local/Mendeley Ltd./Mendeley
Desktop/Downloaded/Ii, Pustaka - 1981 - 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Zodia
(.pdf
Jubei, S. (2016). Kelogisan Bahasa: Sebuah Fenomena yang Terabaikan. Deiksis, 8(02),
111–121.
Nurdjan, S., Firman, F., & Mirnawati, M. (2016). Bahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. In Aksara Timur.
Baryadi, I. P. (2013). Idiom yang Berunsur Kata Kerja dalam Bahasa Indonesia. Sintesis,
7(1), 46–62. http://e-journal.usd.ac.id/index.php/sintesis/article/view/976/758
10