Anda di halaman 1dari 14

DIKSI

KELOMPOK 3

TUGAS : MAKALAH
DOSEN : YEN NORAHMA YENI, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

RIFKA ANRAHVI : 12250321100


SITI RAHMA : 12250323624
SURIA BRISKA : 12250313485
YOGI HARIADI : 12250310340

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunianya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Pada kesempatan kali ini kami, tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu Yen
Norahma Yeni, M.Pd, selaku dosen pengampu pada mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah
membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah. Kami juga berterima kasih kepada pihak
yang turut berkostribusi dan membantu dalam peroses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi
sistematika maupun isinya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca guna menyempurnakan makalah ini kedepannya. Penulis berharap
agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Pekanbaru, 2 Oktober 2022

2
DAFTAR ISI
BAB I..........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................4
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN MATERI.......................................................................................................6
1. Pengertian Diksi.............................................................................................................6
2. Syarat-syarat..................................................................................................................8
3. Makna Leksikal..............................................................................................................9
4. Makna Gramatikal......................................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan
kalimat. Kata merupakaan tataran terendah & kalimat merupakan tataran tertinggi. Ketika
anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu,
sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan
seseorang dapat mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk
berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahas,
tidak dapat dipergunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk tulisan
secara terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu mengungkapkan gambaran, maksud,
gagasan, perasaaan (ekspresif). Oleh karena itu, keterampilan menulis / mengarang
membutuhkan grafalogi, struktur bahasa & kosa kata. Salah satu unsur penting dalam
mengarang adalah penugasan kosa kata. Kosa kata merupakan hal yang tidak dapat diabaikan
karena ketidaktepatan penggunaan diksi pasti akan menimbulkan ketidakjelasan makna.
Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah untuk memperoleh keindahan guna menambah
daya ekspresivitas. Makna sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan
sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan
antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata
bertujuan agar tidak merusak suasa. Selain itu berfungdi untuk menghaluskan kata dan
kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk
mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan
latar waktu, latar termpat, dan latar social dalam cerita tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Diksi?


2. Apa saja syarat-syarat penggunaan Diksi?
3. Apa yang dimaksud dengan makna leksikal & makna gramatikal?

4
C. Tujuan Pembahasan

Untuk mengetahui arti dari Diksi, syarat-syaratnya serta makna leksikal & makna gramatikal.

5
BAB II
PEMBAHASAN MATERI

1. Pengertian Diksi

Diksi adalah pilihan kata dalam tulisan yang biasa digunakan untuk menggambarkan
suatu cerita atau memberi makna sesuai dengan keinginan penulis.
Diksi dapat menentukan gaya bahasa pada suatu tulisan. Setiap kalimat, paragraf
bahkan wacana membutuhkan gaya bahasa. Gaya bahasa yang dibentuk oleh diksi dapat
membentuk kejujuran, kesopanan, tingkat keresmian dari suatu tulisan dan bahkan suasana.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian diksi adalah pilihan kata
yang tepat dan sesuai untuk mengungkapkan suatu gagasan atau ide. Kegiatan memilih kata
dilakukan dalam rangka mengungkapkan maksud dan tujuan suatu gagasan.
Penggunaan diksi bertujuan agar suatu gagasan bisa memperoleh efek tertentu seperti yang
diharapkan. Diksi bisa mempengaruhi gaya bahasa yang berperan dalam terbentuknya
suasana, kemenarikan, tingkat keresmian, kejujuran, hingga kesopanan suatu gagasan.
Mengutip SPADA Kemdikbud, diksi yang didukung dengan tanda baca yang tepat akan
menghasilkan nada kebahasaan. Nada kebahasaan merupakan sugesti (pendapat) yang
terekspresimelalui rangkaian kata dan menghasilkan daya persuasi.

Contohnya dalam karya sastra seperti puisi, diksi digunakan seorang penyair untuk
mengungkapkan makna tertentu . Diksi dalam suatu karya sastra menjadi pendorong
munculnya imajinasi dari makna puisi tersebut.

Artinya, kalau kita menggunakan diksi yang baik dan benar hal itu tentu membantu suatu
gagasan bisa tersampaikan sesuai dengan konteks. Baik itu dari pembicara ke pendengar,
maupun ke penulis dan pembaca.
Dalam puisi, diksi digunakan oleh penyair untuk memperoleh makna tertentu. Sehingga, diksi
tidak hanya pilihan kata saja akan tetapi juga digunakan untuk menggambarkan suatu cerita
dan bahkan memberi makna. Diksi juga meliputi ungkapan dan gaya bahasa.
Hal inilah yang akan membantu lawan bicara maupun pembaca lebih mudah dalam
memahami pesan yang berusaha penulis sampaikan. Untuk mencapai tujuan dari penggunaan

6
diksi inilah, maka penulis harus mampu memilih diksi yang tepat dan lazim. Diksi yang tidak
tepat dapat menyebabkan perbedaan pesan dan makna dalam tulisan.
Dalam karya tulis, diksi termasuk dalam pembahasan aspek kata dalam sajak yang
meliputi konotasi, denotasi, semantik, morfologi dan etimologi. Penerapan diksi yang paling
dasar merupakan pengungkapan gagasan penulis.
Pengertian Diksi Menurut Pendapat Ahli
1. Gorys Keraf
Keraf berpendapat bahwa diksi terbagi menjadi dua yaitu pilihan kata atau tentang
pengertian kata yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan, pengungkapan yang
tepat serta gaya penyampaian yang lebih baik dan sesuai dengan situasi.
Kedua, Keraf mendefinisikan diksi sebagai sebuah kemampuan untuk membedakan
secara tepat nuansa makna dari gagasan yang disampaikan.
2. Susilo Mansurudin
Diksi adalah pilihan kata. Menurut Susilo Mansurudin pemakaian atau pemilihan diksi
yang benar, tepat serta cermat dapat membantu penulis dalam memberi nilai pada suatu kata.
Pilihan diksi yang seusia dengan kata lain, akan mencegah terjadinya kesalahan
penafsiran atau penafsiran yang berbeda dari penulis ke pembaca.
3. Widyamartaya
Widyamartaya mendefinisikan diksi sebagai kemampuan seseorang untuk membedakan
suatu nuansa makna dengan tepat sesuai dengan gagasan yang disampaikan.
Kemampuan seseorang dalam membedakan makna tersebut, sesuai dengan situasi dan
nilai rasa yang dimiliki oleh kelompok masyarakat dan pendengar maupun pembacanya.
4. Enre
Tidak begitu berbeda dari pendapat ahli lainnya, Enre mendefinisikan diksi sebagai
penggunaan kata yang sesuai untuk mewakili pikiran serta perawatan yang ingin disampaikan
dalam pola-pola kalimat tertentu.
Penerapan diksi yang paling dasar adalah pada pengungkapan gagasan penulis. Selain
itu, diksi dapat diterapkan pada saat berbicara di depan publik maupun untuk menulis
beragam karangan.[3] Penggunaan ketepatan pilihan kata ini dipengaruhi oleh kemampuan
pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan
menggunakan sejumlah kosakata secara aktif.

7
2. Syarat-syarat kesesuaian Diksi

Bahasa mana pun di dunia ini selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan dan
waktu ke waktu. Tingkat perubahan yang dialami tiap bahasa tergantung dan bermacam-
macam faktor: kebutuhan untuk menyerap teknologi baru yang belum dimiliki, tingkat kontak
dengan bangsa-bangsa lain di dunia, kekayaan budaya asli yang dimiliki penutur bahasanya,
dan macam-macam faktor yang lain. Di samping unsur-unsur bahasa yang dikuasai dan
dikenal oleh seluruh anggota masyarakat bahasa, ada juga unsur bahasa yang terbatas
penuturnya, walaupun mereka berada di dalam masyarakat bahasa yang sama. Unsur-unsur
semacam itu dikenal dengan pelbagai macam nama: bahasa slang, jargon, bahasa daerah atau
unsur daerah, dan sebagainya. Kata-kata yang termasuk dalam kelompok ini harus
dipergunakan secara hati-hati agar tidak merusak suasana. Bila suatu situasi yang formal tiba-
tiba dimasuki oleh kata-kata yang bersifat kedaerahan, maka suasana yang formal tadi akan
terganggu. Sebab itu ada beberapa hal yang perlu diketahui setiap penulis atau pembicara,
agar kata-kata yang dipergunakan tidak akan mengganggu suasana, dan tidak akan
menimbulkan ketegangan antara penulis atau pembicara dengan para hadirin atau para
pembaca. Syaratsyarat tersebut adalah:
1. Hindarilah sejauh mungkin bahasa atau unsur substandar dalam suatu situasi yang
formal.
2. Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang
umum hendaknya penulis dan pembicara meinpergunakan kata-kata populer.
3. Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
4. Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang.
5. Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
6. Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).
7. Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artifisial. Syarat Ketepatan DiksiSyarat Ketepatan
Diksi
8. Penggunaan kata konotasi dan denotasi secara cermat.
9. Penggunaan kata sinonim atau hampir sama maknanya secara cermat.
10. Dapat membedakan kata-kata yang memiliki ejaan yang mirip.
-Penggunaan kata kerja pada kata depan harus secara idiomatis.
-Harus dapat membedakan kata khusus dan umum dalam tulisan atau pidato agar
ketepatan diksi terjamin.

8
-Memperhatikan pemilihan kata yang tepat secara berkelanjutan dalam suatu tulisan
maupun pidato.

Makna Leksikal

Makna leksikal disebut juga makna yang terdapat/ tertulis dalam kamus. Makna leksikal
ialah makna lambang kebahasaan yang bersifat dasar. Makna jenis ini merujuk pada arti
sebenarnya dari suatu bentuk kebahasaan, yang dapat berdiri sendiri tanpa melihat konteks.
Prosedur pemaknaan atau komponen makna leksikal adalah sebagai berikut:
Penamaan (naming) atau penyebutan (labeling): menggunakan lambang yang berwujud
satu kata berdasrkan pengalaman dan pengetahuan seseorang.
Parafrasa: menganalisis komponen makna lebih terperinci dengan melihat deskripsinya.
Mendefinisikan (definition): pengembangan dari parafrasa untuk menjelaskan makna agar
lebih rinci.
Mengklasifikasikan (classified): menghubungkan dengan kelas kata. Kelas tersebut
dapat berupa cirinya.
Para ahli bahasa meyakini bahwa makna kata tidaklah tunggal. Satu simbol dapat
mewakili lebih dari satu bahkan memiliki padanan kata yang sangat beragam. Maka, makna
leksikal dibagi menjadi lima jenis, yaitu:
Sinonim
Sinonim disebut juga persamaan kata. Kata yang secara leksikon (yang tertera dalam
kamus) berbeda tetapi memiliki kedekatan atau persamaan makna. Contohnya: Laki-laki –
pria – cowok – jantan – jaka Perempuan – wanita – gadis – betina – dara Rendah – pendek –
bawah Tinggi – jangkung – atas – luhur .

Antonim
Antonim disebut juga lawan kata. Kata yang secara leksikon memiliki makna yang
berbeda atau bertolak belakang. Contohnya: Gelap – terang, Tebal – tipis, Kuat – lemah,
Panas – dingin.
Homonim
Homonim disebut juga persamaan bunyi. Kata yang secara leksikon memiliki bunyi dan
bentuk yang sama, tetapi memiliki makna yang berbeda. Contohnya: Kata bulan memiliki

9
bunyi dan bentuk yang sama tetapi maknanya dapat berbeda. Bulan dapat diartikan sebagai
satelit alami yang mengitari bumi, tampak bersinar pada malam hari karena pantulan sinar
matahari. Namun kata bulan merujuk pada satuan penanggalan. Kata jarak berarti ruang sela
(panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat. Namun jarak juga dapat merujup pada
tanaman perdu dengan bahasa latin Ricinus communis.
Hiponim
Hiponim merupakan kata yang secara leksikon mewakili himpunan atau kelompok kata
tertentu. Kata yang memiliki makna hiponim mewakili banyak hal, yang mengakibatkan
generalisasi. Contohnya: Leksikon buah dapat mewakili kata lain seperti mangga, pisang,
jeruk, melon, jambu, semangka, dan sejenisnya. Leksikon unggas dapat mewakili kata lain
seperti ayam, burung, merpati, parkit, jalak, kalkun, itik, bebek, angsa, dan sejenisnya.
Meronim
Meronim ialah kata yang secara leksikon merupakan bagian yang mewakili sesuatu
secara keseluruhan. Maksudnya, jenis makna kata tersebut dapat mewakili makna lain yang
lebih menyeluruh. Contohnya: Leksikon halaman, merupakan meronim dari kata buku.
Leksikon jari, merupakan meronim dari kata tangan. Leksikon pintu, merupakan meronim
dari rumah

Makna Gramatikal

Makna sebuah kata, baik kata dasar maupun kata jadian, sangat tergantung pada konteks
kalimat atau konteks situasi maka makna garmatikal ini sering juga disebut makna
kontekstual atau makna situasional. Selain itu bisa juga disebut makna struktural karena
proses dan satuan-satuan gramatikal itu selalu berkenaan dengan struktur ketatabahasaan.
Makna gramatikal itu bermacam-macam. Setiap bahasa mempunyai sarana atau alat
gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna, atau nuansa-nuansa makna gramatikal
itu. Untuk menyatakan makna ‘jamak’ bahasa Indonesia menggunakan proses reduplikasi
seperti kata buku yang bermakna ‘sebuah buku’ menjadi buku-buku yang bermakna ‘banyak
buku’ bahasa inggris untuk menyatakan ‘jamak menggunakan penambahan morfem {s} atau
menggunakan bentuk khusus. Misalnya, book ‘sebuah buku’ menjadi books yang bermakna
‘banyak buku; kata woman yang bermakna ‘seorang wanita’menjadi womens yang bermakna
‘banyak wanita’.

10
Sedangkan makna gramatikal terdapat 34 data. Frekuensi data hasil penelitian makna
gramatikal di antaranya makna dari proses afiksasi sebanyak 12 data, 8 data mengalami
kesalahan makna, reduplikasi sebanyak 3 data, 2 data mengalami kesalahan makna,
Komposisi sebanyak 3 data, 0 data mengalami kesalahan makna, konversi sebanyak 1 data, 1
data mengalami kesalahan makna, dan akronimisasi sebanyak 15 data, 1 data mengalami
kesalahan makna. Berdasarkan rincian data makna gramatikal, dari 34 data yang diteliti
terdapat 12 data yang mengalami kesalahan pemaknaan atau menggunakan kata yang tidak
tepat. Sedangkan, 22 data lainnya hanya memerlukan penjelasan lebih detil dan luas.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian Diksi Diksi adalah pilihan kata dalam tulisan yang biasa digunakan untuk
menggambarkan suatu cerita atau memberi makna sesuai dengan keinginan penulis.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian diksi adalah pilihan kata
yang tepat dan sesuai untuk mengungkapkan suatu gagasan atau ide.

Dalam karya tulis, diksi termasuk dalam pembahasan aspek kata dalam sajak yang
meliputi konotasi, denotasi, semantik, morfologi dan etimologi. Di samping unsur-
unsur bahasa yang dikuasai dan dikenal oleh seluruh anggota masyarakat bahasa, ada
juga unsur bahasa yang terbatas penuturnya, walaupun mereka berada di dalam
masyarakat bahasa yang sama. Sebab itu ada beberapa hal yang perlu diketahui setiap
penulis atau pembicara, agar kata-kata yang dipergunakan tidak akan mengganggu
suasana, dan tidak akan menimbulkan ketegangan antara penulis atau pembicara
dengan para hadirin atau para pembaca. Prosedur pemaknaan atau komponen makna
leksikal adalah sebagai berikut: Penamaan (naming) atau penyebutan (labeling):
menggunakan lambang yang berwujud satu kata berdasrkan pengalaman dan
pengetahuan seseorang.

Kata yang secara leksikon (yang tertera dalam kamus) berbeda tetapi memiliki
kedekatan atau persamaan makna. Kata yang secara leksikon memiliki makna yang
berbeda atau bertolak belakang. Kata yang secara leksikon memiliki bunyi dan bentuk
yang sama, tetapi memiliki makna yang berbeda. Kata yang memiliki makna hiponim
mewakili banyak hal, yang mengakibatkan generalisasi. Maksudnya, jenis makna kata
tersebut dapat mewakili makna lain yang lebih menyeluruh.

Leksikon pintu, merupakan meronim dari rumah Makna Gramatikal Makna sebuah
kata, baik kata dasar maupun kata jadian, sangat tergantung pada konteks kalimat atau
konteks situasi maka makna garmatikal ini sering juga disebut makna kontekstual atau
makna situasional. Frekuensi data hasil penelitian makna gramatikal di antaranya
makna dari proses afiksasi sebanyak 12 data, 8 data mengalami kesalahan makna,
reduplikasi sebanyak 3 data, 2 data mengalami kesalahan makna, Komposisi sebanyak
3 data, 0 data mengalami kesalahan makna, konversi sebanyak 1 data, 1 data
mengalami kesalahan makna, dan akronimisasi sebanyak 15 data, 1 data mengalami
kesalahan makna. Berdasarkan rincian data makna gramatikal, dari 34 data yang
diteliti terdapat 12 data yang mengalami kesalahan pemaknaan atau menggunakan
kata yang tidak tepat.

12
B. Saran

Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan makalah ini
mengenai pengetahuan diksi (pilihan kata).Penulis menyarankan kepada semua pembaca
untuk mempelajari pengolahan kata dalam membuat kalimat. Dengan mempelajari diksi
diharapkan mahasiswa dan mahasiswi memiliki ketetapan dalam menyampaikan dan
menyusun suatu gagasan agar yang disampaikan mudah dipahami dengan baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Studocu.com
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-diksi/

https://id.wikipedia.org/wiki/Diksi

Mustakim (2014). Bentuk dan Pilihan Kata (PDF). Jakarta: Pusat Pembinaan dan


Pemasyarakatan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/23/165950069/jenis-makna-kata-dan-
contohnya?page=all
https://plus.kapanlagi.com/jenis-jenis-makna-kata-dalam-bahasa-indonesia-disertai-contoh-
agar-lebih-mudah-paham-b0d20b.html
https://www.kompasiana.com/rifanbilaldi/5f4e6730d541df48ba17e582/inilah-6-syarat-ketepatan-
pemilihan-kata-diksi-dalam-tulisan

14

Anda mungkin juga menyukai