Anda di halaman 1dari 12

DIKSI BAHASA INDONESIA

Di Ajukan Sebagai
Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

KELOMPOK 5

Anggun alkaregina 226601142


Difah maharani 226601249
Niluh fika rosiana 226601457
Alysia inayah 226601152
Frita rahayu 226601153
Resky saputra 226601156

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI 66
KENDARI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa. karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “DIKSI DALAM BAHASA INDONESIA”
. Dalam makalah ini kami mendapatkan kesulitan- kesulitan. Hal
ini disebabkan karena kurangnya ilmu pengetahuan kami. Namun berkat
bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dalam
waktu yang tepat. dengan makalah ini kami berharap dapat memberikan
informasi kepada para pembaca mengenai penggunaan diksi yang baik
dan benar dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan.

Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan bagi pembaca dan


bagi yang masih peduli dengan penggunaan bahasa indonesia dengan baik dan
benar. Kami menyadari makalah ini masih jauh darisempurna, oleh sebab itu
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan
makalah ini.

Kendari, 28 November 2022.

Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................................

Daftar isi’.......................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN......................................................................

A. Latar Belakang ............................................................................


B. Rumusan Masalah........................................................................
C. Tujuan..........................................................................................
D. Manfaat........................................................................................

BAB II: PEMBAHASAN.......................................................................

A. Pengertian Diksi ................................................................................


B. Fungsi Diksi ......................................................................................
C. Persyaratan dan ketepatan diksi ........................................................
D. Makna kata ........................................................................................
E. Makna denotatif dan konotatif ..........................................................
F. Gaya bahasa.......................................................................................

BAB III : PENUTUP............................................................................

A. Kesimpulan........................................................................................
B. Saran .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase,
klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan
tataran tertinggi. Ketika Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya
membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus
dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti.
Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami
dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat
dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus
digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam
bentuk tulisan secara terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu
mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh karena
itu, ketrampilan menulis / mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa, &
kosa kata. Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan kosa
kata. Kosa kata merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam suatu
karangan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena ketidaktepatan
penggunaan diksi pasti akan menimbulkan ketidakjelasan makna.
Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna
menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata
tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak
menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan
pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak
suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa
lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk
mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas
mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.

B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian diksi?
2. Apa fungsi diksi?
3. Apa persyaratan dan ketepatan diksi?
4. Apa itu makna kata?
5. Apa perbedaan makna denotatif dan konotatif?
6. Apa yang dinamakan gaya bahasa?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas,
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :
1. Untuk mengetahui pengertian diksi.
2. Untuk mengetahui fungsi diksi.
3. Untuk persyaratan dan ketepatan diksi.
4. Untuk memahami makna kata.
5. Untuk mengetahui perbedaan makna denotatif dan konotatif.
6. Untuk memahami gaya bahasa.

D. Manfaat
Adapun manfaat dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut
1. M a h a s i s w a d a p a t m e n g e t a h u i p e n g g u n a a n d i k s i y a n g
b a i k d a n b e n a r dalam pengolahan kata.
2. Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan
kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah
dimengerti
3. Ketepatan diksi dalam menyampaikan suatu gagasan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Diksi
Pengertian pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan
oleh jalinan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan
kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tapi
juga meliputi persoalan fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan. Fraseologi
mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokan atau susunannya, atau yang
menyangkut cara-cara yang khusus berbrntuk ungkapan-ungkapan. Gaya bahasa
sebagai bagian dari diksi berkaitan dengan ungkapan-ungkapan yang individual
atau karakteristik, atau yang memiliki nilai artistik yang tinggi.
Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi
oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum
digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat
didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti
kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan
gaya. Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan bahwa diksi adalah
pilhan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara
di dalam karang mengarang.
Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat
dan selaras dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga
diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan
pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa.

B. Fungsi Diksi
Dalam karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep,
pembuktian, hasil pemikiran, atau solusi dari suatu masalah. Adapun fungsi diksi
antara lain :
a. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
b. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d. Mencegah perbedaan penafsiran.
e. Mencagah salah pemahaman.
f. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
C. Persyaratan dan Ketepatan Diksi
Ketepatan adalah kamampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan
yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau
dirasakan oleh penulis atau pembicara, maka setiap penulis atau pembicara harus
berusaha secermat mungkin memilih kata-kata untuk mencapai magsud tertentu.
Ketepatan tidak akan menimbulkan salah paham.
Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam pemilihan kata untuk
mencapai ketepatan pilihan katanya itu.
1. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi. Dari kedua kata yang
mempunyai makna yang mirip satu sama lain ia harus menetapkan mana yang
akan dipergunakannya untuk mencapai magsudnya. Kalau hanya pengertian dasar
yang diinginkannnya, ia harus memilih kata yang denotatif, kalau ia
menghendaki reaksi emosional tertentu, ia harus memilih kata konotatif sesuai
dengan sasaran yang akan dicapainya itu.
2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim. Kata-kata
bersinonim tidak selalu memiliki distribusi yang saling melengkapi. Sebab itu,
penulis atau pembicara harus hati-hati memilih kata dari sekian sinonim yang ada,
untuk menyampaikan apa yang diinginkannya, sehingga tidak timbul interpretasi
yang berlainan.
3. Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya. Bila penulis sendiri
tidak mampu membedakan kata-kata yang mirip ejaannya itu, maka akan
membawa akibat yang tidak diinginkan, yaitu salah paham. Kata-kata yang mirip
dalam tulisannya itu misalnya : bahwa-bawah-bawa, proposisi preposisi,
korparasi- koperasi, dan sebagainya.
4. Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri. Bahasa selalu tumbuh dan
berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Pemkembahan bahasa
pertama-tama tampak dari pertambahan jumlah kata baru. Namun hal itu tidak
berarti bahwa setiap orang boleh menciptakan kata baru seenaknya. Kata baru
biasanya muncul. untuk pertama kali karna dipakai oleh orang-orang terkenal atau
pengarang terkenal. Bila anggota masyarakat lainnya menerima kata itu, maka
lama-kelamaan kata itu akan menjadi milik masyarakat. Neologisme atau kata
baru atau penggunaan sebuah kata lama dengan makna dan fungsi yang baru
termasuk dalam kelompok ini.
5. Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing, terutama kata-kata asing
yang mengandung akhiran asing tersebut. Perhatikan penggunaan : idiom-
idiomatic, progres-progresif, kultur-kultural, dan sebagainya.
6. Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara tepat.
7. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara
idiomatis : ingat akan bukan ingat terhadap; berharap, berharap akan,
mengharapkan bukan mengharap akan; berbahaya, berbahaya bagi,
membahayakan sesuatu bukan membahayakan bagi sesuatu; takut akan, menakuti
sesuatu (lokatif).
8. Untuk menjamin ketepatan diksi, penulis atau pembicara harus
membedakan kata umum dan kata khusus. Kata umum digunakan untuk
mengungkapkan gagasan atau ide yang umum, sedangkan kata khusus digunakan
untuk seluk beluknya atau perinciannya. Kata khusus lebih tepat menggambarkan
sesuatu dari pada kata umum.
9. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah
dikenal.
10. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.

D. Makna Kata
Kata sebagai satuan dari perbendaharaan kata sebuah bahasa mengandung
dua aspek, yaitu aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi makna. Bentuk atau
ekspresi adalah segi yang dapat dicerap dengan pancaindra, yaitu dengan
mendengar atau dengan melihat. Sebaliknya segi isi atau makna adalah segi yang
menimbulkan reaksi dalam pikiran pendengar atau pembaca karna rangsangan
aspek bentuk tadi. Contoh :
Ketika ada orang berteriak “maling !” timbul reaksi dalam pikiran kita
bahwa “ada seseorang yang berusaha mencuri barang orang lain”. Jadi bentuk
dan ekspresinya adalah kata maling yang diucapkan orang tadi, sedangkan makna
atau isi adalah “reaksi yang timbul pada orang yang mendengar”

E. Makna Denotatif dan Makna Konotatif


Di dalam sebuah tulisan biasanya kita sulit untuk menentukan atau
menginterpretasi makna sebuah kata atau frasa. Hal ini disebabkan karena adanya
makna yang disampaikan secara sebenarnya(Denotasi) dan makna yang
disampaikan dalam bentuk kiasan(Konotasi).
a) Makna Denotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna
wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya . Denotatif adalah suatu
pengertian yang dikandung dalam sebuah kata secara objektif. Makna denotatif
(denotasi) lazim disebut: 1) makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan
hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, atau
pengalaman yang berhubungan dengan informasi (data) faktual dan objektif. 2)
makna sebenarnya, umpamanya, kata kursi yaitu tempat duduk yang berkaki
empat (makna sebenarnya). 3) makna lugas yaitu makna apa adanya, lugu, polos
makna sebenarnya.
Contoh:
Wanita dan perempuan secara konseptual sama ; gadis dan perawan secara
denotatif sama makananya, kumpulan, rombongan, gerombolan, secara konseptual
sama maknanya. Istri dan bini secara konseptual sama.
b) Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai
akibat dari sikap social, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna
konseptual. Makna konotatif atau konotasi berarti makna kias, bukan makna
sebenarnya. Sebuah kata dapat berbeda dari satu masyakat ke masyarakat
lain,sesuai dengan pandangan hidup dan norma masyarakat tersebut. Makna
konotasi juga dapat berubah dari waktu ke waktu.

Contoh:

“Prabowo Hatta dan Jokowi Kalla berebut kursi presiden.” Kalimat tersebut tidak
menunjukan makna bahwa Prabowo dan Jokowi Kalla tarik-menarik kursi.
Karena kata kursi berarti jabatan presiden. Makna konotatif dan denotatif
berhubungan erat dengan kebutuhan pemakaian bahasa.

Makna denotatif ialah arti harfiah suatu kata tanpa ada suatu makna yang
menyertainya, sedangkan makna konotatif adalah makna yang mempunyai tautan
pikiran, perasaan, dan lain-lain yang menimbulkan nilai rasa tertentu. Dengan kata
lain, makna konotatif lebih bersifat pribadi dan khusus, sedangkan denotatif
maknanya umum.

Kalimat dibawah ini menunjukan hal itu.


Dia adalah wanita manis (konotatif).
Dia adalah wanita cantik (denotatif).

Kata cantik lebih umum daripada kata manis. Kata cantik akan
memberikan gambaran umum seorang wanita. Akan tetapi, dalam kata manis
terkandung suatu maksud yang bersifat memukau perasaan kita.
Nilai kata-kata itu dapat bersifat baik dan dapat pula bersifat jelek. Kata-
kata yang berkonotasi jelek dapat kita sebutkan seperti kata tolol (lebih jelek
daripada bodoh ), mampus (lebih jelek daripada mati), dan gubuk (lebih jelek
daripada rumah). Di pahak lain, kata-kata itu dapat mengandung arti kiasan yang
terjadi dari makna denotative referen lain. Makna yang dikenakan kepada kata itu
dengan sendirinya akan ganda sehingga kontekslah yang lebih banyak berperan
dalam hal ini.

Perhatikan contoh dibawah ini:


Sejak dua tahun yang lalu ia membanting tulang untuk memperoleh
kepercayaan masyarakat. Kata membanting tulang (yang mengambil suatu
denotatif kata pekerjaan membanting sebuah tulang) mengandung makna “bekerja
keras” yang mengandung sebuah kiasan. Kata membanting tulang dapat kita
masukan dalam golongan kata yang bermakna konotatif.
F. Gaya Bahasa
Pengertian Gaya Bahasa
Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah
style. Kata style diturunkan dari kata Latin stilus, yaitu semacam alat untuk
menulis pada lempengan lilin. Keahlian dalam menggunakan alat ini akan
mempengaruhi jelas tidaknya tulisan pada lempengan tadi. Kelak pada waktu
penekanan dititik beratkan pada keahlian untuk menulis indah, maka style berubah
menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis atau mempergunakan kata-kata
secara indah.
Karena perkembangan itu, gaya bahasa atau style menjadi masalah atau
bagian dari diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok tidaknya
pemakaian fakta, frasa atau klausa tertentu. Sebab itu, persoalan gaya bahasa
meliputi semua hirarki kebahasaan : pilihan kata secara individual, frasa, klausa,
dan kalimat, bahkan mencakup pula sebuah wacana secara keseluruhan.
Walaupun kata style berasal dari bahasa Latin, orang Yunani sudah
mengembangkan sendiri teori-teori mengenai style itu. Ada dua aliran yang
terkenal, yaitu :
1) Aliran Platonik: menganggap style sebagai kualitas suatu ungkapan,
menurut mereka ada ungkapan yang memiliki style, ada juga yang tidak
style.
2) Aliran Aristoteles: menganggap bahwa gaya adalah suatu kualitas yang
inheren, yang ada dalam ungkapan.
Dengan demikian, aliran Plato mengatakan bahwa ada karya yang
memiliki gaya dan ada karya karya yang sama sekali tidak memiliki gaya.
Sebaliknya, aliran Aristoteles mengatakan bahwa semua karya memiliki gaya,
tetapi ada karya yang memiliki gaya yang tinggi ada yang rendah, ada karya yang
memiliki gaya yang kuat ada yang lemah, ada yng memiliki gaya yang baik ada
yang memiliki gaya yang jelek.
Bila kita melihat gaya secara umum, kita dapat mengatakan bahwa gaya
adalah cara mengungkapkan diri sendiri, entah melalui bahasa, tingkah laku,
berpakaian, dan sebagainya. Dengan menerima pengertian ini maka kita dapat
mengatakan “cara berpakaiannya menarik perhatian banyak orang”, “Cara
menulisnya lain dari pada kebanyakan orang”, “Cara jalannya lain dari pada yang
lain”, yang memang sama artinya dengan “gaya berpakaian”, “gaya menulis” dan
“gaya berjalan”. Dilihat dari segi bahasa, gaya bahasa adalah cara menggunakan
bahasa. Gaya bahasa memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak dan
kemampuan seseorang yang menggunakan bahasa itu. Semakin baik gaya
bahasanya, semakin baik pula penilaian orang terhadapnya, semakin buruk gaya
bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian diberikan kepadanya.
Akhirnya style atau gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara
mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang diperlihatkan jiwa dan
kepribadian penulis (pemakai bahasa).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang dalam memilih kata
untuk mencapai penyampaian yang tepat dalam berbicara atau menulis, sehingga
tidak menimbulkan makna yang tidak dikehendaki pembicara atau
penulis.Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam
menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga
merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca
serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat
apa yang ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan.
Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.Berdasarkan
kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi mempunyai persamaan
yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu di hasil karya tulisannya
dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini dapat mengetahui lebih mendalam tentang
diksi atau pemilihan kata, serta penulis berharap dengan adanya karya tulis ini
dapat bermanfaat bagi pelajar, mahasiswa serta semua pihak yang membaca karya
ilmiah ini. Melalui makalah ini supaya penulis dapat memahami lebih mendalam
lagi sehingga dapat membentuk generasi yang cerdas dan berbudi pekerti yang
baik.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Maka penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak, untuk dapat menulis karya ilmiah yang
lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Tri. 2007 Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik, CV Andi Offset, Yogyakarta.
Moeliono, Anton, 1991. Santun bahasa, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta. Sugono, Dendy, 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia, Pusat
Bahasa,Jakarta
M.Prawiro,2018.Pengertian Diksi dan Contohnya, Jenis, Fungsi, dan Syarat Diksi.
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-diksi.html (diakses
pada tanggal 12 November 2022)
Husnul Abdi, 2020. Diksi adalah Pilihan Kata, Kenali Ciri-Ciri, Jenis, dan
Fungsinya. https://hot.liputan6.com/read/4386506/diksi-adalah-pilihan-
kata-kenali-ciri-ciri-jenis-dan-fungsinya (diakses pada tanggal 12
November 2022)

Anda mungkin juga menyukai