Anda di halaman 1dari 13

Makalah Gaya dan Diksi

Untuk memenuhi tugas mata kuliah stilistika

DOSEN PENGAMPU
Hena Kamel Aly,S.pd

Disusun oleh:

Kurnia Yunianissa (A4322321071)

Tia Mulyawati (A4322321049)

M. Mahmud (A4322321069)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
SETIA BUDHI RANGKASBITUNG
2021/2022
Kata pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Gaya
dan Diksi”. Penulisan  makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari Dosen
Mata Kuliah Bahasa Indonesia.
Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada pengajar mata kuliah Bahasa Indonesia
dan juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan dan pandangan,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi bagi pembaca dan
bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai Bahasa Indonesia terutama materi
mengenai Gaya dan Diksi. kami berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran agar
makalah ini menjadi lebih sempurna.

Rangkasbitung, 1 Desember 2021

Kelompok 12
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................
I.1   Latar belakang.....................................................................................
I.2   Rumusan masalah................................................................................
I.3   Tujuan penulisan..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................
II.1   Pengertian diksi .................................................................................
II.2   Syarat ketepatan diksi..............................................................
II.3   Fungsi dari diksi ................................................................................
II.4   Pengertian gaya bahasa.......................................................................
II.5   Ciri-ciri gaya bahasa ..........................................................................
II.6   Jenis-jenis gaya bahasa ......................................................................
BAB III PENUTUP...................................................................................
III.1   Kesimpulan .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan
kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan tataran tertinggi. Ketika
Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh karena
itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan
seseorang dapat mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk
berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa,
tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus
digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan “cerita”
mereka. Diksi bukan hanya berarti pilih-memilih kata. Istilah ini bukan saja digunakan untuk
menyatakan gagasan / menceritakan suatu peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya
bahasa, ungkapan-ungkapan.
Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah
daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan katatersebut tepat dan
sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkaninterpretasi yang berlainan
antara penulis atau pembicara dengan pembaca ataupendengar, sedangkan kesesuaian kata
bertujuan agar tidak merusak suasana.Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan
kalimat agar terasa lebih indah.Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk
mendukung jalancerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan
latarwaktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.

1.2 Rumusan masalah


Rumusan masalah makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud diksi dan pemilihan kata?
2. Bagaimana syarat ketepatan diksi?
3. Apa fungsi dari diksi atau pilihan kata?
4. Apa yang dimaksud dengan gaya bahasa?
5. Bagaimana ciri-ciri dari gaya bahasa?
6. Apa saja jenis-jenis gaya bahasa beserta contohnya?
1.3 Tujuan penulisan
Makalah ini di susun dengan tujuan untuk :
1.      Mengetahui pengertian diksi
2.      Mengetahui syarat-syarat ketepatan dari diksi
3.      Mengetahui fungsi dari diksi
4.      Mengetahui pengertian gaya bahasa
5.      Mengetahui ciri-ciri gaya bahasa
6.      Mengetahui jenis-jenis gaya bahasa beserta contohnya

BAB II
PEMBAHASAN
II.1 PENGERTIAN DIKSI
Pengertian Diksi
Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat dan selaras untuk
menyatakan atau mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu. Pilihan kata
merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam
dunia tutur setiap hari. Ada beberapa pengertian diksi di antaranya adalah sebagai berikut.
 Dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau
pembicara.
 Dalam arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan kata - kata seni
berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas
dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi,
daripada pemilihan kata dan gaya.
 Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan bahwa diksi adalah pilhan kata
dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di dalam karang
mengarang.
 Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat dan selaras
dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu seperti yang diharapkan.
Jadi, dapat disimpulakan bahwa diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal
karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa.
II.2  SYARAT KETEPATAN DIKSI
Adapun syarat-syarat ketepatan diksi atau pilihan kata adalah :
1)     Membedakan denotasi dan konotasi.
Denotasi ialah kata yang bermakna lugas atau tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi
ialah kata yang dapat menimbulkan bermacam-macam makna.
Contoh :
·           Bunga eldeweis hanya tumbuh ditempat yang tinggi.  (Denotasi)
·           Sinta adalah bunga desa di kampungnya. (Konotasi)
2)     Membedakan kata-kata yang hampir bersinonim.
Contoh :
·         Siapa pengubah peraturan yang memberatkan pengusaha?
·         Pembebasan bea masuk untuk jenis barang tertentu adalah peubah peraturan yang
selama ini memberatkan pengusaha.
3)     Membedakan kata-kata yang mirip ejaannya.
Contoh :
·         Intensif – insensif                             
·         Karton – kartun                                 
·         Korporasi – koperasi                         
4)     Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika
pemahaman belum dapat dipastikan.
Contoh :
·         Modern : canggih    (secara subjektif)
·         Modern        : terbaru atau muktahir (menurut kamus)
·         Canggih : banyak cakap, suka menggangu, banyak mengetahui, bergaya intelektual
(menurut kamus)
5)     Waspada terhadap penggunaan imbuhan asing.
Contoh :
·         Dilegalisir seharusnya dilegalisasi.
·         Koordinir seharusnya koordinasi.
6)     Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara tepat.
Contoh :
Pasangan yang salah Pasangan yang benar
antara ..... dengan .... antara .... dan .....
tidak ..... melainkan ..... tidak ..... tetapi .....
baik ..... ataupun ..... baik ..... maupun .....
bukan ..... tetapi ..... bukan ...... melainkan .....

7)     Membedakan kata umum dan kata khusus secara cermat.


Kata umum adalah sebuah kata yang mengacu kepada suatu hal atau kelompok yang luas
bidang lingkupnya. Sedangkan kata khusus adalah kata yang mengacu kepada pengarahan-
pengarahan yang khusus dan kongkret.
Contoh :
·         Kata umum           :    melihat
·         Kata khusus          :    melotot, membelak, melirik, mengintai, mengamati, mengawasi,
menonton, memandang, menatap.
8)     Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
Contoh :
·         Isu (berasal dari bahasa Inggris “issue”) berarti publikasi, perkara.
·         Isu (dalam bahasa Indonesia) berarti kabar yang tidak jelas asal-usulnya, kabar angin,
desas-desus.
9)     Menggunakan dengan cermat kata bersinonim, berhomofoni, dan berhomografi.
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki arti sama.
Homofoni adalah kata yang mempunyai pengertian sama bunyi, berbeda tulisan, dan berbeda
makna.
Homografi adalah kata yang memiliki kesamaan tulisan, berbeda bunyi, dan berbeda makna.
Contoh :
·         Sinonim : Hamil (manusia) – Bunting (hewan)
·         Homofoni : Bank  (tempat menyimpan uang) – Bang (panggilan kakak laki-laki)
·         Homografi : Apel (buah) – Apel (upacara)
10)  Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat.
Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep, sedangkan kata konkret mempunyai
referensi objek yang diamati.
Contoh :
·         Kata abstrak : Kebaikkan seseorang kepada orang lain merupakan sifat terpuji.
·         Kata konkret : APBN RI mengalami kenaikkan lima belas persen

II.3  FUNGSI DIKSI
Fungsi diksi antara lain:
1. Melambangkan  gagasan yang diekspresikan secara verbal.
2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga
menyenangkan pendengar atau pembaca.
3. Mencegah perbedaan penafsiran
4. Mencegah salah pemahaman.
5. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

II.4  PENGERTIAN GAYA BAHASA


Terdapat beberapa pengertian gaya bahasa menurut beberapa ahli sastra kebahasaan,
diantaranya :
 Aminuddin (1995: 5)
Mengemukakan bahwa style atau gaya bahasa merupakan cara yang digunakan oleh
pengarang dalam memaparkan gagasannya sesuai dengan tujuan dan efek yang ingin dicapai.
Karena perkembangan itu maka gaya bahasa meliputi semua yang berhubungan dengan
kebahasaan. Walaupun style berasal dari bahasa latin, orang Yunani sudah mengembangkan
sendiri teori-teori style itu. Ada dua aliran yang terkenal, yaitu :
1. Platonik, Menganggap style sebagai suatu ungkapan ; menurut mereka ada ungkapan yang
memiliki style ada ungkapan yang tidak memiliki style.
2. Aristoteles, Gaya bahasa adalah suatu kualitas yang inheren, yang ada dalam setiap
ungkapan.
 Tarigan (1985 : 5)
Gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek pembicaraan
dengan jalan memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain
yang lebih umum.
 Muhardi dan Hasanuddin ws (2006 : 43-45)
Gaya bahasa menyangkut kemahiran pengarang mempergunakan bahasa sebagai medium
fiksi. Penggunaan bahasa tulis dengan segala kelebihan dan kekurangannya harus
dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pengarang. 

 Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia


Gaya bahasa adalah hiasan, cara menggambarkan sesuatu dengan jalan memperbandingkan
atau menyamakan dengan sesuatu yang lain.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa adalah cara
mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara lisan ataupun tulisan yang khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis ataupun penyair.

II.4 CIRI CIRI GAYA BAHASA


Gaya bahasa mempunyai beberapa ciri-ciri diantaranya :
1.      Menggunakan bahasa indah yang mempercantik susunan kalimat;
2.      Mempunyai efek tertentu yang menciptakan kesan imajinatif bagi penyimak atau
pendengarnya, baik secara lisan maupun tertulis;
3.      Melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain;
4.      Berupa kata-kata kiasan yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan
pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca.

II.5  JENIS-JENIS GAYA BAHASA


Secara garis besar gaya bahasa dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu :
A. Gaya Bahasa Perbandingan
1. Personifikasi, Gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat
manusia kepada benda-benda mati sehingga seolah-olah mempunyai sifat-sifat seperti
manusia ataupun benda yang hidup. 
Contoh :Baru 3km berjalan, mobilnya sudah batuk-batuk.
2. Metafora, Gaya bahasa perbandingan yang dituliskan sesuatu dengan perbandingan
langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama ataupun hampir sama.
Contoh :Raja siang telah pergi ke peraduannya. (Raja siang adalah matahari)
3. Asosiasi, Gaya bahasa perbandingan tak langsung dengan menggunakan kata bagai,
seperti, laksana, bak dan sebagainya.
Contoh :Dia hadir laksana bagi masyarakat disana.
4. Metonimia, Gaya bahasa yang menyamakan sepatah kata atau nama yang memiliki
hubungan dengan suatu benda lain yang merupakan merk perusahaan atau perdagangan.
Contoh :Kemarin dia memakan Honda, sekarang dia memakai Toyota.
5. Eufemisme(ungkapan pelembut), Gaya bahasa Eufemisme adalah gaya bahasa
perbandingan yang melukiskan suatu benda dengan kata-kata yang lebih lembut agar mejadi
pengganti kata-kata yang sopan atau tabu bahasa
Contoh : Ramuwisma bukan pekerjaan hina
6.      Sinekdokhe, Gaya bahasa sinekdokhe dibedakan mejadi dua,yaitu :
a) Pars prototo adalah gaya bahasa sinekdokhe yang menulisnya sebagian tetapi maksudnya
secara keseluruhan
Contoh:sudah beberapa hari Dia tidak sekalipun kelihatan batang hidungnya
b) Totem Proparte adalah gaya bahasa sinekdokhe yang menuliskan atau menerangkan
sesuatu secara keseluruhan tetapi yang dimaksud sebagian
Contoh :Kaum wanita memperingati hari kartini
7. Alegori, Gaya bahasa Alegori adalah gaya bahasa perbandingan yang memperlihatkan
suatu perbandingan utuh, perbandingan itu membentuk satu kesatuan yang menyeluruh
Contoh : Hidup itu dibandingkan dengan perahu yang berlayar di tengah lautan
8. Hiperbola, Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa perbandingan yang melukiskan
sesuatu dengan mengganti peristiwa atau tindakan sesungguhnya dengan kata-kata yang lebih
lebat untuk dimengerti
Contoh :Anak Indonesia merangkak di jalan-jalan
9. Simbolik, Gaya bahasa Simbolik adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan
mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atau perlambang
Contoh: Keduanya hanya cinta monyet
10. Litotes (hiperbola negatif), Gaya bahasa Litotes adalah gaya bahasa yang dipakai untuk
menyatakan sesuatu untuk tujuan merendahkan diri
Contoh : Mampirlah ke gubukku
11. Alusio, Gaya bahasa Alusio adalah gaya bahasa yang menggunakan pribahasa atau
unkapan.
Contoh : Apakah kejadian meletusnya gunung merapi akan terulang lagi ?
12. Parabel, Gaya bahasa perbandingan dengan menggunakan perumpamaan dalam hidup.
Gaya bahasa ini terkandung dalam seluruh isi karangan, tersimpul berupa pedoman hidup.
Contoh : Mahabarata, Bayan Budiman
B. Gaya bahasa Penegasan
1. Klimaks Adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut
semakin lama semakin meningkat. 
Contoh: Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman
harapan.
2. Antiklimaks Adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin lma
semakin menurun. 
Contoh: Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal
namanya
3. Koreksio Adalah gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian
memperbaikinya. 
Contoh: Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.
4. Asindeton Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa
menggunakan kata penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan. 
Contoh: Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan orang
melepaskan nyawa.
5. Interupsi Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang
disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat. 
Contoh: Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.
6. Eksklmasio Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi. 
Contoh: Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.
7. Enumerasio Adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu
persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas. 
Contoh: Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan
meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya.
Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang
haromonis. Itulah keindahan sejati.
8. Silepsis dan Zeugma Adalah gaya dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan
dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah
satunya mempunyai hubungan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah
satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama. 
Contoh:Ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.
9.      C
Adalah gaya bahasa dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya
menyangkal. 
Contoh: Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah
menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara
10. Pleonasme adalah menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau
menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan. 
Contoh: Saya naik tangga ke atas.
11. Aliterasi Adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama. 
Contoh: Keras-keras kena air lembut juga
12. Paralelisme Adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris atau
kalimat. 
Contoh: Jika kamu minta, aku akan datang
13. Tautologi Adalah gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau
mempergunakan kata-kata yang diterangkan atau mendahului. 
Contoh: Kejadian itu tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan
14. Antanaklasis, Adalah yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang
berbeda. 
Contoh: Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah
15. Anastrof atau Inversi, Adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya predikat
kalimat mendahului subejeknya karena lebih diutamakan. 
Contoh: Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat peranginya.
16. Retoris, Adalah pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan
untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak
menghendaki adanya suatu jawaban. 
Contoh: Siapakah yang tidak ingin hidup ?
17.  Elipsis Adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang
dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca. 
Contoh: Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
C.  Gaya Bahasa Sindiran
1. Ironi (sindiran halus), sindiran yang dikatakan, kebalikan dari apa yang sebenarnya
Contoh: Lekas betul abang pulang,  hari baru pukul satu malam (lekas betul=terlambat sekali)
2. Sinisme, sindiran lebih kasar dari ironi yang bermaksud mencemoohkan
Contoh: “Bersih benar badanmu, ya?” Kata ibu kepada anaknya yang belum mandi
3. Sarkasme, sindiran yang sangat tajam dan kasar, hingga kadang-kadang menyakitkan hati. 
Contoh: Hai, binatang pergi engkau dari sini!
D. Gaya Bahasa Pertentangan
1. Paradoks, Gaya bahasa yang mengemukakan dua pengertian yang bertentangan sehingga
sepintas lalu tidak masuk akal
Contoh: Dia sering kesepian di kota besar yang ramai itu
2. Antitesis, Pengungkapan mengenai situasi, benda atau sifat yang keadaannya saling
bertentangan, dan menggunakan kata-kata berlawanan arti
Contoh: Besar kecil, tua muda, pria wanita ikut menyaksikan perlombaan itu
3. Anakhronisme, Gaya bahasa yang melukiskan suatu keadaan tidak sesuai dengan peristiwa
sejarah
Contoh: Candi Borobudur dibuat oleh nenek moyang dengan menggunakan komputer
4. Kontrakdiksio interminis, Gaya bahasa yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan
dengan penjelasan semula
Contoh: Semua telah beres, kecuali surat jalan

BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang dalam memilih kata untuk
mencapai penyampaian yang tepat dalam berbicara atau menulis. Diksi merupakan bagian
penting dalam pembuatan sebuah karya ilmiah karna karangan atau karya ilmiah yang baik
bukan hanya dilihat dari isi karya ilmiah tersebut tetapi juga dilihat dari pemilihan kata yang
digunakan dalam pembuatan karya ilmiah tersebut.
Diksi memiliki beberapa syarat-syarat ketepatan agar menimbulkan imajinasi yang
sesuai antara pembicara dan pendengar. Fungsi diksi secara umum ialah agar masyarakat
dapat berkomunikasi dengan baik dan benar agar terhindar dari salah penafsiran dan kesalah
pahaman antara pembicara/penulis dengan pendengar/pembaca.
Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara lisan ataupun
tulisan yang khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis ataupun penyair. Suatu
gaya bahasa memiliki beberapa ciri-ciri diantaranya menggunakan bahasa yang indah,
imajinatif, menyamakan dengan sesuatu, dan berupa kata kata kiasan.
Majas dibagi menjadi 4 kelompok yaitu, Gaya bahasa perbandingan, Gaya bahasa
sindiran, Gaya bahasa penegasan, Gaya bahasa pertentangan.

DAFTAR PUSTAKA
http://nadaifahnf88.blogspot.com/2016/12/diksi-dan-gaya-bahasa.html?m=1
https://www.academia.edu/39954198/
MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_Diksi_Kelompok_7

Anda mungkin juga menyukai