“DIKSI”
KELOMPOK 8
NAMA ANGGOTA :
CICILIA INDRIANA SARI (52414405)
DESY ATIKA SARI (52414795)
DEVILIANA (52414843)
MUHAMMAD AZIZ FIKRI (57414119)
RANNY VANIA HASTUTI (5D414318)
KELAS : 2IA26
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas pembuan makalah dengan judul “Diksi”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami memperoleh bantuan dari beberapa pihak. Oleh
karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Tri Budiarta selaku dosen mata
kuliah “Bahasa Indonesia 1”, serta rekan-rekan mahasiswa yang sudah memberikan
masukkan dalam penyusunan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai “Diksi”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan............................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................ 5
BAB II Pembahasan................................................................................................................ 6
2.1 Pengertian Diksi......................................................................................................... 6
2.2 Makna Bahasa............................................................................................................ 6
1) Denotasi dan Konotasi........................................................................................ 6
2) Kata Umum dan Kata Khusus............................................................................. 7
3) Kata Bersinonim.................................................................................................. 7
4) Kata Baku dan Kata Non-baku........................................................................... 7
5) Penggunaan kata secara tepat.............................................................................. 10
6) Penulisan kata secara benar................................................................................. 11
7) Homonim............................................................................................................. 12
8) Kata Abstrak dan Kata Konkret.......................................................................... 12
2.3 Gaya Bahasa............................................................................................................... 13
BAB III Penutupan................................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 16
3.2 Saran........................................................................................................................... 16
Daftar Pustaka.......................................................................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2) Kata umum dan Kata khusus
Kata umum adalah kata yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas
dari kata yang lain. Sedangkan kata khusus adalah kata yang memiliki ruang
lingkup cakupan yang sempit dari kata yang lain.
Contoh kata umum dan kata khusus
Kata Umum Kata Khusus
Ikan Gurame, lele, sepat, tuna, dan tongkol
Bunga Mawar, ros, melati, anggrek, dan dahlia
3) Kata bersinonim
Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada
dasarnya memiliki makna yang hampir mirip atau serupa. Dalam penggunaan
kata besinonim harus memilih kata yang tepat dalam kalimat ragam formal.
Karena meskipun bersinonim pada dasarnya memiliki perbedaan dalam konteks
penggunaannya.
Contoh kata bersinonim :
Cerdas = cerdik, hebat, pintar.
Besar = agung, raya
Mati = mangkat,wafat,meninggal
Ilmu = pengetahuan
Penelitian = penyelidikan
Pengurangan Fonem
7
Kata Baku Kata Non-Baku
Terap Trap
Terampil Trampil
Tetapi Tapi
Tidak Tak
Pengubahan Fonem
Kata Baku Kata Non-Baku
Telur Telor
Ubah Obah
Tampak Nampak
2. Ranah Morfologis
Kata baku yang memiliki kata nonbaku karena hasil proses morfologis.
Penambahan Fonem
Kata Baku Kata Non-Baku
Memfokuskan Memokuskan
Memprotes Memrotes
Memfitnah Memitnah
Pengurangan Fonem
Kata Baku Kata Non-Baku
Mengubah Merubah
Penggantian Afiks
Kata Baku Kata Non-Baku
Menangkap Nangkap
Menatap Natap
Mengambil Ngambil
Menahan Nahan
Kelebihan Fonem
Kata Baku Kata Non-Baku
Beracun Berracun
Beriak Berriak
Beribu Berribu
Becermin Bercermin
3. Ranah leksikon
Kata (frasa) baku yang memiliki kata (frasa) non-baku yang terdapat
dalam ragam percakapan.
8
Contoh pasangan kata (frasa) baku dan kata (frasa) non-baku sebagai
berikut:
Frasa Baku Frasa Non-Baku
Tidak terlalu Tidak begitu
Belum masak Belum matang
Tidak mau Enggak mau
Hanya nasi Nasi doang
9
Dalam penggunaan kata depan dan kata penghubung harus digunakan
secara tepat, yang sesuai dengan jenis keterangan dalam jenis kalimat :
1. Untuk keterangan tempat digunakan kata di, ke, dari, di dalam, pada.
2. Untuk keterangan waktu digunakan kata pada, dalam, setelah, sebelum,
sesudah, selama, sepanjang.
3. Untuk keterangan alat digunakan kata dengan.
4. Untuk keterangan tujuan digunakan kata agar, supaya, untuk, bagi, demi.
5. Untuk keterangan cara digunakan kata dengan, secara, dengan cara,
dengan jalan.
6. Untuk keterangan penyerta digunakan kata dengan, bersama, beserta.
7. Untuk keterangan perbandinganatau kemiripan digunakan kata seperti,
bagaikan, laksana.
8. Untuk keterangan sebab digunakan kata karena, sebab.
10
Subbagian Sub bagian, sub-bagian
7) Homonim
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi
lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang
sama adalah ejaannya maka disebut Homofon. Ada dua bentuk Homonim :
Homograf
Homograf adalah kata yang memiliki kesamaan tulisan, berbeda
bunyi, dan berbeda makna. Contoh homograf :
1. Apel (buah), Apel (upacara)
Dedi sedang memakan apel
Para TNI sedang mengadakan apel pagi
2. Bisa (mampu), Bisa (racun ular)
Garuda muda bisa mengalahkan Korea Selatan.
Bisa ular itu sangat mematikan.
Homofon
Homofon adalah kata yang mempunyai pengertian sama bunyi,
berbeda tulisan, dan berbeda makna. Contoh homofon:
1. Rok (pakaian), Rock (aliran music)
Saya sangat suka music rock.
Ayu memakai rok ke kampus.
2. Bank (tempat menyimpan uang), Bang (panggilan untuk kakak)
Banyak orang yag menyimpan uangnya di bank.
Bang Toyib masih belum pulang juga.
Kata Konkrit
APBN RI mengalami kenaikkan lima belas persen.
Angka kelulusan SMA tingkat sumatera barat mengalami kenaikan
hinggasembilan persen. Membicarakan membahas, mengkaji
.
2.3 GAYA BAHASA
2.3.1 Gaya Bahasa dan Idiom
Cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pemakai bahasa.
12
2.3.4 Gaya Bahasa Metafora
Gaya bahasa perbandingan yang membandingkan dua hala secara
implisit. Metafora dibentuk berdasarkan penyimpangan makna. Sebenarnya,
seperti juga pada simile, dalam metafora terdapat dua bentuk bahasa (penanda)
yang maknanya diperban-dingkan. Namun, di sini, sebagaimana dikatakan
oleh Kerbrat Orecchioni, salah satu unsur bahasa yang dibandingkan itu tidak
muncul, melainkan bersifat implisit. Sifat implisit ini menyebabkan adanya
perubahan acuan pada penanda yang digunakan. Selain itu, tidak ada kata
yang menunjukkan perbandingan seperti dalam simile. Hal-hal inilah yang
mungkin menjadi masalah dalam pemahaman metafora.
Contoh:
Banyak mahasiswa yang mencoba memperebutkan mawar fakultas
Ilmu Pengetahuan Budaya itu.
Pada kalimat di atas, kata mawar digunakan untuk menyebut gadis. Ini
berarti, keduanya diperbandingkan. Komponen makna penyama:
cantik/indah, segar, harum, berduri, cepat layu.
Komponen makna pembeda: untuk “gadis” adalah manusia, berjenis
wanita, untuk “mawar” adalah bagian dari tanaman
Berikut ini akan dikemukakan pula bagan segitiga semantik metafora:
Contoh : Aku adalah burung yang terbang bebas
14
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu sesuai dengan yang
diharapkan. Penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya.
Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam benak
seseorang. Bahkan makna kata bisa saja diubah saat digunakan dalam kalimat yang
berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui
saat digunakan dalam kalimat. Lebih dari itu, bisa saja menimbulkan dampak atau
reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat yang berbeda.
Ketepatan yaitu kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang
sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan
oleh penulis atau pembicara, maka setiap penulis atau pembicara harus berusaha
secermat mungkin memilih kata-katanya untuk mencapai maksud tersebut. Ketepatan
tidak akan menimbulkan salah paham.
3.2 SARAN
Penggunaan diksi yang tepat dan cermat sangat diperlukan agar dapat berbahasa
dengan baik dan benar. Dan dengan berpedoman pada Ejaan Bahasa yang telah
Disempurnakan (EYD) diharapkan dapat menggunakan pelafalan huruf dengan
mengikuti aturan yang sudah dibakukan.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://hafsahnasution.blogspot.co.id/
http://dedimulyana96.blogspot.co.id/2015/03/makalah-diksi-pilihan-kata.html
16