DISUSUN OLEH:
1. BENI RAHAYU
2. FIKA ARYADINI SYAWALA
3. MARLINA
4. MICHEAL HANAFI
5. NUR FAJRIAH OKTAVIANI
6. SERTLY ALPINA
7. ULYTHIA ANUGRAH
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “DIKSI” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi
anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
Bahasa Inonesia dengan judul “DIKSI”. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalan ini berlangsung
sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................ Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang............................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................................... 5
BAB II ............................................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Diksi ............................................................................................................................ 6
2.2 Fungsi Diksi.................................................................................................................................... 7
2.3 Klasifikasi kata berdasarkan Diksi ................................................................................................. 7
2.4 Kriteria dalam diksi ....................................................................................................................... 9
2.5 Syarat-syarat kesesuaian dalam Diksi ......................................................................................... 10
2.6 Tolok ukur Diksi ........................................................................................................................... 11
2.7 Ketepatan kata atau ketepatan dalam diksi. .............................................................................. 11
BAB III .......................................................................................................................................................... 13
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 13
Diksi berarti “pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan
gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Dari pernyataan itu tampak
bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang
bersangkutan membuat karangan. Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang
ada dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja diubah saat digunakan dalam kalimat yang
berbeda. .................................................................................................................................................. 13
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah ada, penulis merumuskan masalah beberapa permasalahan
diantaranya:
1. Apa yang dimaksud dengan Diksi?
2. Fungsi Diksi
3. Klasifikasi kata berdasarkan Diksi
4. Kriteria dalam Diksi
5. Syarat-syarat kesesuaian dalam Diksi
6. Tolok ukur Diksi
7. Ketepatan memilih kata
5
BAB II
PEMBAHASAN
Diksi ialah pilihan kata. Makasudnya, kita memilih kata yang tepat dan selaras untuk
menyatakan atau mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek teertentu. Pilihan kata
merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia
tutur setiap hari. Ada beberapa pengertian diksi di antaranya adalah membuat pembaca atau
pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh
pembicara atau penulis, untuk mencapai target komunikasi yang efektif, melambangkan gagasan
yang di ekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi,
resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Diksi dalam arti pertama menunjuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis
atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan kata seni
berbicara jelas sehingga setiap kata dapat di dengar dan di pahami hingga kompleksitas dan
ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada
pemilihan kata dan gaya. Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan bahwa diksi
adalah pemilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di
dalam karang mengarang.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2002:264) diksi di artikan sebagai
pemilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan
sehingga diperoleh efek tertentu seperti di harapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian
teknis dalam hal karang mengarang, hal tulis menulis, serta tutur sapa.
6
2.2 Fungsi Diksi
1. Makna denotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar
ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang
di kandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna
konseptual. Misalnya kata makan, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut,
dikunyah, dan di telan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif. Makna
denotatif disebut juga dengan istilah; makna denatasional, makna kognitif, makna
konseptual, makna ideasional, referensial atau makna proposional (Keraf, 2002:2080).
Disebut makna denotasional, konseptual, referensial, dan ideasional karena makna itu
mengacu pada referensi, konsep atau ide tertentu dari suatu referensi.
7
2. Makna konotatif
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari
sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna
konseptual. Kata makan dalam makna konotatif berarti untung atau pukul. Makna
konotatif atau sering disebut juga makna kiasan, makna konotasional, makna emotif, atau
makna evaluative. Kata-kata yang bermakna konotatif atau kiasan biasanya dipakai pada
pembicaraan atau karangan non ilmiah, seperti: berbalas pantunm peribahasa, lawakan,
drama, prosa, puisi, dan lain-lain. karangan non ilmiah sangat mementingkan nilai-nilai
estetika. Nilai estetika di bangun oleh bahasa figuratif dengan menggunakan kata-kata
konotatif agar penyampaian pesan atau amanat itu terasa indah.
1. Sinonim
Sinonim merupakan pemilihan kata yang memiliki persamaan makna. Penggunaan kata
sinonim biasanya dimaksudkan untuk membuat apa yang dikatakan/dituliskan menjadi
lebih sesuai dengan ekspresi yang ingin diungkapkan. Contohnya: mati (ekspresi
pengungkapan yang kasar) dan wafat (ekspresi pengungkapan yang lebih halus)
2. Antonim
Antonim merupakan pilihan kata yang memiliki makna berlawanan ataupun berbeda.
Contoh kata antonim adalah besar dan kecil.
3. Polisemi
Polisemi merupakan frasa kata yang memiliki banyak makna. Contohnya: kata kepala
yang dapat bermakna bagian yang terletak di atas leher, atau dapat juga bermakna bagian
yang terletak disebelah atas ataupun depan.
4. Homograf
Homograf merupakan kata-kata yang memiliki tulisan sama akan tetapi memiliki arti dan
bunyi yang berbeda contohnya di teras rumahku ada seekor kucing (tempat) dengan teras
roti itu adalah cokelat (inti/isi)
5. Homofon
8
Homofon merupakan kata-kata yang memiliki bunyi yang sama akan tetapi makna dan
ejaannya berbeda. Contohnya: Roni disuruh ayahnya membeli rokok Djarum di toko,
dengan jarum suntik itu sangat tajam.
6. Homonim
Homonim merupakan kata-kata yang memiliki ejaan yang sama namun makna dan
bunyinya berbeda. Contohnya Asep (nama orang) dan asep (asap).
7. Hiponim
Hiponim merupakan kata yang maknanya telah tercakup di dalam kata lainnya.
Contohnya kata Salmon yang telah termasuk ke dalam makna kata ikan.
8. Hipernim
Hipernim merupakan kata yang telah mencakup makna kata lain. Contohnya ada pada
kata sempurna yang telah mencakup kata baik, bagus, dan beberapa kata lainnya.
Agar dapat menghasilkan pengungkapan yang menarik melalui pilihan kata maka diksi
yang baik harus memenuhi kriteria yaitu:
9
e) Dan lain-lain.
Contoh kata konkrit jika itu bermakna pada suatu benda, orang atau apa saja yang
mempunyai eksistensi:
a) Mobil
b) Motor
c) Rumah
d) Dan lain-lain.
4. Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan secara tepat.
Contohnya:
a) Antara aku dan dia tidak terjadi apa-apa.
b) Baik menang maupun kalah itu sama saja.
c) Bukannya saya tidak percaya, tetapi saya agak ragu akan kemampuannya.
5. Dapat membedakan kata-kata umum dengan kata-kata khusus.
Contohnya:
a) Kata umum: melihat
b) Kata khusus: menatap, memandang, melotot, membelalak, melirik,
memperhatikan, dan menonton.
1. Hindarilah sejauh mungkin bahasa atau unsur substandard dalam situasi yang formal.
2. Gunakan kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umum
hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata popular.
3. Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
4. Hindarilah ungkapan-ungkapan using.
5. Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artfisial.
10
2.6 Tolok ukur Diksi
1. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat, denotasi yaitu kata yang
bermakna lugas dan tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi dapat menimbulkan
makna yang bermacam-macam, lazim digunakan dalam pergaulan, untuk tujuan estetika,
dan kesopanan.
2. Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, kata yang hampir
bersinonim, misalnya: adalah, yaitu, yang, merupakan, dalam pemakaiannya berbeda-
beda.
3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya, misalnya: inferensi
(kesimpulan) dan interferensi (saling mempengaruhi), sarat (penuh) dan
syarat(ketentuan),
4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika
pemahaman belum dapat dipastikan, pemakai kata harus menemukan makna yang tepat
dalam kamus, misalnya: modern sering diartikan secara subjektif canggih. Menurut
11
kamus, modern berarti terbaru atau mutakhir; canggih berarti banyak cakap, suka
mengganggu, banyak mengetahui. bergaya intelektual.
5. Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara tepat,
misalnya dilegaisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi,
6. Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar, misalnya:
sesuai bagi seharusnya sesuai dengan,
7. Menggunakan kata umum dan kata khusus, secara cermat. Untuk mendapatkan
pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus,
misalnya: mobil (kata umum) corolla (kata khusus, sedan buatan Toyota).
8. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya: isu (berasal dari
bahasa Inggris issue berarti publikasi, kesudahan, perkara) isu (dalam bahasa Indonesia
berarti kabar yang tidak jelas asal-usulnya, kabar angin, desas-desus),
9. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim (misalnya: pria dan laki-laki, saya dan aku,
seta buku dan kitab); berhomofoni (misalnya: bang dan bank, ke tahanan dan ketahanan);
dan berhomografi (misalnya: apel buah, apel upacara; buku ruas, buku kitab).
10. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat, kata abstrak (konseptual,
misalnya: pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern) dan kata konkret atau kata
khusus (misalnya: mangga, sarapan, dan berenang).
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diksi berarti “pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya)
untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang
diharapkan). Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan
mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan
membuat karangan. Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan
yang ada dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja diubah saat
digunakan dalam kalimat yang berbeda.
Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema penting
sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek agar
sesuai. Pemilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang harus
dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan
kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan, dan gaya mana yang
paling baik digunakan dalam suatu situasi. Pilihan kata atau diksi adalah
kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang
ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai
(cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat
pendengar.
Dalam Diksi kita juga mempelajari tentang
1. Fungsi Diksi.
2. Klasifikasi kata berdasarkan Diksi.
3. Kriteria dalam Diksi.
4. Syarat-syarat kesesuaian dalam Diksi.
5. Tolok ukur Diksi.
6. Ketepatan memilih kata.
13
3.2 Saran
Setelah mengetahui apa arti diksi, fungsi diksi, dan lain-lain kita sudah
seharusnya bisa menggunakan pemilihan kata yang tepat dan sesuai. Pemilihan
kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar
kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud
pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang
dimiliki suatu bahasa. Istilah umum adalah istilah yang berasal dari bidang
tertentu, yang karena dipakai secara luas, menjadi unsur kosakata umum.
Memperhatikan situasi formal, seperti penulisan makalah, skripsi, dan lain-lain.
jadi kita harus menggunakan pemilihan kata yang baik dan benar.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://www.mediapustaka.com/2015/01/makalah-memahami-penggunaan-diksi-baik.html
https://www.academia.edu/12660212/MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_1
https://tugaskuliah15.blogspot.com/2015/10/makalah-bahasa-indonesia-diksi-atau.html
15