Anda di halaman 1dari 9

Makalah Mata Kuliah

Bahasa Indonesia

Dosen : Liga Febrina, M. Pd

Menggunakan dan Menganalisis Penggunaan Kata yang Tepat

Oleh
Kelompok 1

1. Eric (2055202043)
2. Petrus Jansen Noelin (2055202015)
3. Shandy Kartasasmita (2055202060)
4. Willy Fernando (2055202002)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN TEKNOLOGI PELITA INDONESIA


PEKANBARU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan perkenan-Nya saya dapat menyusun serta menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Menggunakan dan Menganalisis Penggunaan Kata yang Tepat”.

Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia dan memberikan pengetahuan juga pemahaman tentang Bahasa
Indonesia. Kami dari kelompok 1 menyadari bahwa makalah ini masih sangat
sederhana sehingga apabila ada kritik atau saran yang bersifat membangun dapat
disampaikan kepada kami. Demikian, kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan pengetahuan dan wawasan baru yang bermanfaat bagi pembaca.

Pekanbaru, 23 September 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
BAB II ISI ............................................................................................................... 3
1| Ketepatan Konsep ......................................................................................... 3
2| Ketepatan Nilai Rasa..................................................................................... 3
3| Ketepatan Konteks Pemakaian .................................................................... 3
4| Gaya Bahasa .................................................................................................. 3
5| Sendi Gaya Bahasa ........................................................................................ 4
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 5
A. Kesimpulan ............................................................................................... 5
B. Saran ......................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kata dan pembentukan kata merupakan unsur pokok dalam menulis,


karena kata merupakan kunci utama dalam membentuk sebuah tulisan. Tulisan
yang benar adalah tulisan yang menggunakan pemilihan dan pembentukan kata
yang tepat, sehingga ide atau gagasan penulis dapat tersampaikan dengan tepat
kepada pembaca. Terlebih lagi pada tulisan – tulisan ilmiah yang biasanya
dijadikan sebagai sebuah referensi dalam bidang ilmu pengetahuan. Jika dalam
sebuah karya tulis menggunakan pemilihan dan pembentukan kata yang salah,
maka akan terjadi salah pengertian oleh pembaca. Saat hal tersebut berlanjut,
kemungkinan besar akan tercipta kebiasaan penggunaan kata yang salah di
masyarakat umum. Pada kenyataannya, sebagian besar hasil karya tulis
cenderung mengesampingkan pentingnya pemilihan kata atau diksi dan
pembentukan kata atau morfologi yang benar menurut kaidah bahasa Indonesia.
Banyak kesalahan – kesalahan penggunaan diksi dan pembentukan katayang
dapat dijumpai pada buku – buku, artikel, makalah, jurnal ilmiah dan karya –
karya tulislainnya yang telah tersebar luas di masyarakat umum. Penggunaan
diksi yang tidak tepatdalam sebuah kalimat paling sering terjadi terutama
kesalahan pada pemilihan kata baku dan tidak baku.
Terkadang, pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
tidak diketahui oleh penulis sehingga sering ditemukan hasil karya tulis yang
mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, paragraf, dan wacana.
Sebelum menciptakan karya tulis, pemahaman tentang penggunaan diksi atau
pemilihan kata sangat penting untuk diketahui dan dipahami oleh penulis agar
terciptanya karya tulis yang efektif dan efisien untuk mencegah adanya
kesalahpahaman oleh pembaca. Maka dari itu, perlu adanya panduan yang benar
mengenai penggunaan diksi dan pembentukan kata yang tepat dalam sebuah
tulisan.
Dengan latar belakang masalah tersebut, penulis mencoba untuk
mengamati kesalahan pemilihan kata dan pembentukan kata dan menganalisis
pemilihan serta pembentukan kata yang benar.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kata yang tepat konsep, tepat nilai rasa, dan tepat konteks
pemakaian?
2. Bagaimana gaya bahasa yang benar?

2
BAB II
ISI
1| Ketepatan Konsep
Manaf (2009: 133) mengatakan bahwa kata yang tepat konsep adalah kata
yang mengandung konsep atau pengertian yang secara tepat menggambarkan
gagasan yang diungkapkan oleh penutur atau penulis. Kata-kata yang tepat konsep
menjadikan ide kalimat jelas sehingga kalimat mudah dipahami. Sebaliknya, kata-
kata yang tidak tepat konsep menjadikan ide kalimat tidak jelas. Selain itu, Gani
(2012: 167) juga berpendapat bahwa ketepatan konsep yang dikandung oleh kata
harus secara tepat menggambarkan gagasan yang ingin diungkapkan oleh penulis.
Kata yang sesuai dengan konsep akan lebih mudah dipahami oleh pembaca
2| Ketepatan Nilai Rasa
Manaf (2009: 134) mengatakan bahwa kata yang tepat nilai rasa adalah kata
yang mempunyai konotasi (kehalusan dan kesopanan) yang sesuai dengan nilai
sosial budaya masyarakat pemakai bahasa yang bersangkutan. Misalnya, jika
seseorang mengungkapkan hilangnya daya hidup orang yang baik dapat digunakan
kata seperti meninggal, wafat, gugur, bukan mati atau mampus. Kata mati atau
mampus cocok digunakan untuk binatang atau manusia yang jahat sehingga derajat
kemanusiaannya turun dan dianggap setara dengan binatang.
3| Ketepatan Konteks Pemakaian
Manaf (2009: 138) mengatakan bahwa kata yang tepat konteks pemakaian
adalah kata yang sesuai dengan konteks situasi kalimat itu dituturkan. Oleh karena
itu, kata dalam kalimat mesti disesuaikan dengan konteks situasi tutur, yaitu siapa
yang berbicara dan siapa yang diajak bicara, dimana, kapan, apa masalahnya, dan
bagaimana situasinya.
4| Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa yang khas dan dapat
diidentifikasi melalui pemakaian bahasa yang menyimpang dari penggunaan
bahasa sehari-hari atau yang lebih dikenal sebagai bahasa khas dalam wacana
sastra. Penyimpangan penggunaan bahasa biasanya berupa penyimpangan
terhadap kaidah bahasa, banyaknya pemakaian bahasa daerah, pemakaian bahasa
asing, pemakaian unsur-unsur daerah dan unsur-unsur asing. Gaya bahasa
merupakan bentuk retorika yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara
maupun menulis untuk mempengaruhi pembaca atau pendengar, selain itu
gaya bahasa juga berkaitan dengan situasi dan suasana dimana gaya bahasa
dapat menciptakan keadaan perasaan hati tertentu, misalnya kesan baik atau
buruk, senang, atau tidak enak dan sebagainya yang diterima pikiran dan perasaan
melalui gambaran tempat, benda-benda, suatu keadaan atau kondisi tertentu.

3
5| Sendi Gaya Bahasa
Syarat-syarat manakah yang diperlukan untuk membedakan suatu gaya
bahasa yang baik dan gaya bahasa yang buruk? Sebuah gaya bahasa yang baik
harus mengandung tiga unsur berikut: kejujuran, sopan-santun, dan menarik.
Kejujuran dalam bahasa berarti: kita mengikuti aturan-aturan. kaidah-kaidah yang
baik dan benar dalam berbahasa. Pemakaian kata-kata yang kabur dan tak terarah,
serta penggunaan kalimat yang berbelit-belit, adalah jalan untuk mengundang
ketidakjujuran. Pembicara atau penulis tidak menyampaikan isi pikirannya secara
terus terang; ia seolah-olah menyembunyikan pikirannya itu di balik rangkaian
kata-kata yang kabur dan jaringan kalimat yang berbelit-belit tak menentu. Ia
hanya mengelabui pendengar atau pembaca dengan mempergunakan kata-kata
yang kabur dan “hebat’: hanya agar bisa tampak lebih intelek atau lebih dalam
pengetahuannya.
Yang dimaksud dengan sopan-santun adalah memberi penghargaan atau
menghormati orang yang diajak bicara, khususnya pendengar atau pembaca. Rasa
hormat di sini tidak berarti memberikan penghargaan atau menciptakan
kenikmatan melalui kata-kata, atau mempergunakan kata-kata yang manis sesuai
dengan hasa-basi dalam pergaulan masyarakat beradab. Rasa hormat dalam gaya
bahasa dimanifestasikan melalui kejelasan dan kesingkatan. Menyampaikan
sesuatu secara jelas berarti tidak membuat pembaca atau pendengar memeras
keringat untuk mencari tahu apa yang ditulis atau dikatakan. Di samping itu,
pembaca atau pendengar tidak perlu membuang-buang waktu untuk mendengar
atau membaca sesuatu secara panjang lebar, kalau hal itu bisa diungkapkan dalam
beherapa rangkaian kata. Kejelasan dengan demikian akan diukur dalam heberapa
butir kaidah berikut, yaitu:
1. kejelasan dalam struktur gramatikal kata dan kalimat;
2. kejelasan dalam korespondensi dengan fakta yang diungkapkan melalui
kata-kata atau kalimat tadi;
3. kejelasan dalam pengurutan ide secara logis;
4. kejelasan dalam penggunaan kiasan dan perbandirigan.
Kejujuran, kejelasan serta kesingkatan harus merupakan langkah dasar dan langkah
awal. Bila seluruh gaya bahasa hanya mengandalkan kedua (atau ketiga) kaidah
tersebut di atas, maka bahasa yang digunakan masih terasa tawar, tidak menarik.
Sebab itu, sebuah gaya bahasa harus pula menarik. Sebuah gaya yang menarik
dapat diukur melalui beberapa komponen berikut: variasi, humor yang sehat,
pengertian yang baik, tenaga hidup (vitalitas), dan penuh daya khayal (majinasi).

4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang
perlu dikuasai oleh seluruh orang. Saat menulis kita perlu memperhatikan
beberapa aspek. Salah satunya adalah ketepatan kata atau diksi yang kita
gunakan untuk membuat suatu kalimat yang mudah untuk dipahami oleh
pembaca ataupun pendengar. Selain pemilihan kata yang tepat konsep,
tepat nilai rasa, dan tepat konteks pemakaian. Kita perlu juga
memperhatikan gaya bahasa yang kita gunakan dalam suatu penulisan,
karena gaya bahasa dapat memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak,
dan kemampuan seseorang yang mempergunakan bahasa itu.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, kami menyarankan kepada
pembaca untuk dapat mengembangkan penggunaan kata atau diksi dan
penggunaan gaya bahasa kepada kalangan muda supaya bahasa Indonesia
dapat benar dalam pengucapan, penulisan dan terlestari selamanya.

5
DAFTAR PUSTAKA

Ulfasari, Annisa, dkk. 2017. "Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol.
6 No. 2 September 2017; Seri A 93-101",
https://media.neliti.com/media/publications/477444-none-32c3f448.pdf, diakses
pada 22 September 2022 pukul 22.00

Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa .Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai