“ DIKSI ”
( Dosen Pembimbing : WA ODE DIAN ASMARANI MURIMAN, S.S., M.Hum )
Disusun Oleh:
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnya hingga akhir zaman. Selain itu untuk
menyelesaikan salah satu materi dalam pembelajaran. Makalah ini kami susun sebagai
pembelajaran dan pedoman bagi kita semua.
Kelompok I
DAFTAR ISI
Sampul........................................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
b. Rumusan Masalah...................................................................................................2
c. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Diksi.....................................................................................................3
b. Fungsi Diksi............................................................................................................5
c. Pembagaian Makna Kata........................................................................................5
d. Kesalahan Pemakaian Gabungan Kata dan Kata....................................................11
e. Syarat-syarat Ketepatan Diksi................................................................................12
f. Tabel 1.1................................................................................................................14
g. Gaya Bahasa dan Idiom..........................................................................................15
BAB III PENUTUP
a. Simpulan.................................................................................................................18
b. Saran........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
Menulis merupakan kegiatan yang menghasilkan ide secara terus menerus dalam bentuk
tulisan yang teratur yang mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan ( ekspresif ).
Untuk itu penulis atau pengarang membutuhkan keterampilan dalam hal struktur bahasa dan
kosakata. Yang terpenting dalam menulis adalah penguasaan kosakata yang merupakan bagian
dari diksi. Ketetapan diksi dalam membuat suatu tulisan atau karangan tidak dapat diabaikan
demi menghasilkan tulisan yang mudah dimengerti. Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata
pengarang dalam menggambarkan “ cerita “ pengarang. Walaupun dapat diartikan begitu, diksi
tidak hanya pilih-memilih kata saja atau mengungkapkan gagasan pengarang, tetapi juga
meliputi gaya bahasa, dan ungkapan-ungkapan.
Tidak dapat disangkal bahwa dalam penggunaan kosa kata adalah bagian yang sangat
penting dalam dunia perguruan tinggi. Prosesnya mungkin lamban dan sukar, tapi orang akan
merasa lega dan puas sebab tidak akan sia-sia semua jerih payah yang telah diberikan. Manfaat
dari kemampuan yang diperolehnya itu akan lahir dalam bentuk penguasaan terhadap pengertian-
pengertian yang tepat bukan sekedar mempergunakan kata-kata yang hebat tanpa isi. Dengan
pengertian-pengertian yang tepat itu, kita dapat pula menyampaikan pikiran kita secara
sederhana dan langsung.
Mereka yang luas kosa katanya akan memiliki pula kemampuan yang tinggi untuk
memilih setepat-tepatnya kata mana yang paling harmonis untuk mewakili maksud atau
gagasannya. Secara populer orang akan mengatakan bahwa kata meneliti sama artinya dengan
kata menyelidiki, mengamati, dan menyidik. Karena itu, kata-kata turunannya seperti penelitian,
penyelidikan, pengamatan, dan penyidikan adalah kata yang sama artinya atau merupakan kata
yang bersinonim. Mereka yang luas kosa katanya menolak anggapan itu. Karena tidak menerima
anggapan itu, maka mereka akan berusaha untuk menetapkan secara cermat kata mana yang
harus dipakainya dalam sebuah konteks tertentu. Sebaliknya yang miskin kosa katanya akan sulit
menemukan kata lain yang lebih tepat, karena ia tidak tahu bahwa ada kata lain yang lebih tepat
dan karena ia tidak tahu bahwa ada perbedaan antara kata-kata yang bersinonim itu. Maka atas
dasar tersebutlah kita sebagai mahasiswa yang baik hendaknya mengetahui dan memahami
bagaimana penggunaan pilihan kata yang tepat dan cermat dalam konteks yang tepat pula.
B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian diksi ?
2. Apa fungsi diksi ?
3. Bagaimana pembagian makna kata ?
4. Apa penyebab kesalahan pemakaian gabungan kata dan kata ?
5. Apa syarat-syarat ketepatan diksi ?
6. Apa yang di maksud dengan gaya bahasa dan idiom ?
C. Tujuan penulis
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian diksi.
2. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi diksi.
3. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana pembagian makna kata.
4. Mahasiswa mampu mengetahui penyebab kesalahan pemakaian gabungan kata dan kata.
5. Mahasiswa mampu mengetahui syarat-syarat ketepatan diksi.
6. Mahasiswa mampu mengetahui gaya bahasa dan idiom.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diksi
Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk
dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Pemilihan kata dapat dilakukan bila tersedia
sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Pemilihan kata bukanlah sekedar
memilih kata yang tepat, melainkan juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam arti sesuai
dengan konteks di mana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan yang nilai
rasa masyarakat pemakainya.
Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata dipengaruhi oleh
kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami,
menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan
gagasan secara tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca
atau pendengarnya.
Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang
maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk
menyatakan suatu maksud, kita dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu ketetapan
kepada kita tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal ini, makna kata yang tepatlah yang
diperlukan.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin
disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Disamping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai
dengan situasi dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu. Pemilihan kata akan dapat
dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Ketersediaan
kata akan ada apabila seseorang mempunyai bendaharaan kata yang memadai, seakan-akan ia
memiliki senarai (daftar) kata. Senarai kata itu dipilih satu kata yang paling tepat untuk
mengungkapkan suatu pengertian. Tanpa menguasai sediaan kata yang cukup banyak, tidak
mungkin seseorang dapat melakukan pemilihan atau seleksi kata.
Pemilihan kata bukanlah sekedar kegiatan memilih kata yang tepat, melainkan juga memilih kata
yang cocok. Cocok dalam hal ini berarti sesuai dengan konteks dimana kata itu berada, dan
maknanya tidak bertentangan dengan nilai rasa masyarakat pemakainya. Untuk itu, dalam
memilih kata diperlukan analisis dan pertimbangan tertentu. Sebagai contoh, kata mati
bersinonim dengan mampus ,wafat, tewas, gugur, berpulang, kembali ke haribaan, dan lain
sebagainya. Akan tetapi, kata-kata tersebut tidak dapat bebas digunakan. Mengapa? Ada nilai
rasa dan nuansa makna yang membedakannya
Pengertian Diksi
adalah suatu pilihan kata yang tepat dan selaras dengan penggunaannya dalam
menyampaikan sebuah gagasan atau cerita yang meliputi gaya bahasa, ungkapan, pilihan kata,
dan lain-lain, sehingga didapatkan efek sesuai dengan yang diinginkan.
Agar lebih memahami apa arti diksi, maka kita bisa merujuk kepada pendapat beberapa
ahli. Berikut ini adalah pengertian diksi menurut para ahli:
1. Keraf (2008: 22-23)
Diksi adalah pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh
hubungan kata-kata itu dan istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana
yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi fraseologi, gaya
bahasa, dan ungkapan.
2. Harimurti
Menurut Harimurti (1993:44) bahwa pengertian diksi adalah pilihan kata dan kejelasan
lafal untuk memperoleh efek yang tertentu dalam berbicara didepan umum atau dalam karang
mengarang.
Menjelaskan bahwa diksi ialah pilihan kata dan penggunaan kata secara tepat untuk
mewakili pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola suatu kalimat.
B. Fungsi Diksi
Dalam karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep, pembuktian,
hasil pemikiran, atau solusi dari suatu masalah. Adapun fungsi diksi antara lain :
a) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
b) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c) Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d) Mencegah perbedaan penafsiran.
e) Mencagah salah pemahaman.
f) Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
g. Perubahan Makna
Bahasa berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat pemakainya, pengembangan
diksi tejadi pada kata. Namun, hal ini berpengaruh pada penyusunan kalimat, paragraf, dan
wacana. Pengembangan tersebut dilakukan memenuhi kebutuhan komunikasi. Komunikasi
kreatif berdampak pada perkembangan diksi, berupa penambahan atau pengurangan kuantitas
maupun kualitasnya. Selain itu, bahasa berkembang dengan sesuai kualitas pemikiran
pemakainya. Perkembangan dapat menimbulkan perubahan yang mencakup perluasan,
penyempitan, pembatasan, pelemahan, pengaburan, dan penggeseran makna.
Faktor penyebab perubahan makna:
1. Kebahasaan
Meliputi perubahan intonasi, bentuk kata, dan bentuk kalimat.
a) Perubahan intonasi adalah perubahan makna yang diakibatkan oleh perubahan nada, irama,
dan tekanan.
Contoh dalam kalimat;
• Paman teman saya belum nikah
• Paman, teman saya belum nikah
• Paman, teman, saya belum nikah
• Paman, teman, saya, belum nikah
b) Perubahan struktur frasa: kaleng susu (kaleng bekas tempat susu) susu kaleng (susu yang
dikemas dalam kaleng), dokter anak (dokter spesialis anak), anak dokter (aanak yang dilahirkan
oleh orang tua yang menjadi dokter).
c) Perubahan bentuk kata adalah perubahan makna yang ditimbulkan oleh perubahan bentuk.
Contoh; tua (tidak muda) jika ditambah awalan ke- maka menjadi ketua, makna berubah menjadi
pemimpin.
d) Kalimat akan berubah makna jika struktur kalimatnya berubah. Perhatikan kalimat berikut:
• Karena sudah diketahui sebelumnya, satpam segera dapat meringkus penjahat itu.
• Pencuri itu segera diringkus oleh satpam karena sudah diketahui sebelumnya
2. Kesejarahan
Kata perempuan pada zaman penjajahan Jepang digunakan untuk untuk menyebut perempuan
penghibur. Orang menggantinya dengan kata wanita . Kini setelah orang melupakan peristiwa
tersebut menggunakan nya kembali, dengan pertimbangan, kata perempuan lebih mulia
dibanding kata wanita.
3.Kesosialan
Masalah kesosialan berpengaruh terhadap perubahan makna. Contoh; petani kaya disebut
petani berdasi, militer disebut baju hijau.
4. kejiwaan
Perubahan makna Karena faktor kejiwaan ditimbulkan oleh pertimbangan: rasa takut,
kehalusan ekspresi, dan kesopanan. Perhatikan contoh berikut ini:
a) Tabu:
• Pelacur disebut tunasusila
• Germo disebut hidung belang
b) Kehalusan:
• Bodoh disebut kurang pandai
• Malas disebut kurang panadi
c) Kesopanan:
• Ke kamar mandi disebut kebelakang
• Gagal disebut kurang berhasil
5. Bahasa Asing
Perubahan makna karena faktor bahasa asing, misalnya kata tempat orang terhormat diganti
dengan VIP.
6. Kata Baru
Kreativitas pemakai bahasa berkembang terus sesuai dengan kebutuhannya. Kebutuhan tersebut,
memerlukan bahasa sebagai alat ekspresi dan komunikasi. Pethatikan penggunaan kata: jaringan,
kinerja,dan justifikasi.
• Jaringan kerja untuk menggantikan network
• Justifikasi untuk menggantikan pembenaran
• Kinerja untuk menggantikan performance
• Dalam rapat yang mana dihadiri oleh para ketua RT dan Rw.
• Demikian tadi sambutan Pak Lurah di mana beliau telah menghimbau kita untuk lebih tekun
bekerja.
• Marilah kita perhatikan kebersihan kita daripada lingkungan kita.
Kalimat 1 (satu) kerap kita dengar dalam aktivitas bermasyarakat kalau kita amati. Terdapat dua
kesalahan dalam pemakaain bentuk gabungan itu, kesalahan pertama, dalam sebagian kalimat itu
terdapat kata yang berlebih atau mubazir yang mengakibatkan terjadinya polusi bahasa. Kata
mana dalam kalimat pertama tidak diperlukan, cobalah baca kalimat pertama tanpa kata mana,
jadi bunyinya berubah seperti ini. Dalam rapat yang dihadiri oleh para ketua RT dan Rw.
Kalimat 2 (dua), pada bagian besar kalimat ini terjadi salah pakai bentuk gabung di
mana tidak boleh dipakai dalam bentuk kalimat. Fungsi di mana dan yang mana bukan sebagai
penghubung klausa-klausa, baik dalam sebuah kalimat maupun penghubung antar kalimat.
Kalimat ini harus dipecah menjadi dua.
4.Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahaman
belum dapat dipastikan.
Contoh :
Ø Modern : canggih (secara subjektif)
Ø Modern : terbaru atau muktahir (menurut kamus)
Ø Canggih : banyak cakap, suka menggangu, banyak mengetahui,
bergaya intelektual (menurut kamus)
5. Waspada terhadap penggunaan imbuhan asing.
Contoh :
Ø Dilegalisir seharusnya dilegalisasi.
Ø Koordinir seharusnya koordinasi.
8. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
Contoh :
Ø Isu (berasal dari bahasa Inggris “issue”) berarti publikasi, perkara.
Ø Isu (dalam bahasa Indonesia) berarti kabar yang tidak jelas asal-usulnya, kabar angin, desas-
desus.
Gaya bahasa tak resmi juga merupakan gaya bahasa yang dipergunakan dalam bahasa standar,
khususnya dalam kesempatan-kesempatan yang tidak formal atau kurang formal. Gaya bahasa
ini biasanya dipergunakan dalam karya-karya tulis, buku-buku pegangan, artikel-artikel
mingguan atau bulanan yang baik, dalam perkuliahan, dan sebagainya. Singkatnya gaya bahasa
tak resmi adalah gaya bahasa yang umum dan normal bagi kaum terpelajar.
Contoh :
Sumpah pemuda yang dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928 adalah peristiwa
nasional, yang mengandung benih nasionalisme. Sumpah Pemuda dicetuskan pada zaman
penjajahan. Nasionalisme pada zaman penjajahan mempunyai watak khusus yakni anti
penjajahan. Peringatan kepada Sumpah Pemuda sewajarnya berupa usaha merealisasikan
gagasan-gagasan Sumpah Pemuda.
Pertanyaan yang pertama, di sini memang sengaja saya tidak membedakan antara istilah jenis
kata atau word classes atau parts of speech. Jadi ketiganya saya artikan sama di sini. Maksud
saya ialah kelas-kelas kata, jadi penggolongan kata, dan hal itu tergantung kepada dari mana
kita melihat dan dasar apa yang kita pakai untuk menggolongkannya. .......(selanjutnya)
2. Idiom
Menurut Moeliono, Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung dapat
dijabarkan dari unsur-unsurnya. Sedangkan menurut Badudu, idiom adalah bahasa yang
teradatkan. Oleh karena itu, setiap kata yang membentuk idiom berarti di dalamnya sudah ada
kesatuan bentuk dan makna.
Walaupun dengan prinsip ekonomi bahasa, salah satu unsurnya tidak boleh dihilangkan.
Setiap idiom sudah tepat sedemikian rupa sehingga para pemakai bahasa mau tidak mau harus
tunduk pada aturan pemakaiannya. Sebagian besar idiom yang berupa kelompok kata, misalnya
gulung tikar, adu domba, muka tembok tidak boleh dipertukarkan susunannya menjadi *tikar
gulung, *domba adu, *tembok muka karena ketiga kelompok kata yang terakhir itu bukan idiom.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan menjadi beberapa poin penting yaitu
:
1. Diksi atau pilhan kata adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa makna dari
gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok)
dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
2. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa
kata atau perbendaharaan kata itu.
3. Diksi berfungsi sebagai alat agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pembaca atau penulis
terhadap pendengar atau pembaca dalam berkomunikasi.
4. Diksi memiliki beberapa syarat-syarat ketepatan agar menimbulkan imajinasi yang sesuai
antara pembicara dan pendengar.
5. Fungsi diksi secara umum ialah agar masyarakat dapat berkomunikasi dengan baik dan benar
agar terhindar dari salah penafsiran dan kesalahpahaman antara pembicara/penulis dengan
pendengar/pembaca.
6. Gaya bahasa atau langgam bahasa dan sering juga disebut majas adalah cara penutur
mengungkapkan maksudnya.
7. Dalam bahasa standar (bahasa baku) dapatlah dibedakan menjadi : Gaya bahasa resmi, gaya
bahasa tak resmi, dan gaya bahasa percakapan
B. Saran
Sebagai seorang mahasiswa, perlu sekali mempelajari dan memahami bagaimana
penggunaan diksi yang tepat dan cermat karena seorang mahasiswa itu selalu dibebankan dan
berkelut dengan karya-karya tulis dalam setiap tugas perkuliahannya.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah kami ke depannya.
.
DAFTAR PUSTAKA