Anda di halaman 1dari 100

TUGAS UTS

Mata Kulih Psikologi Perkembangan Anak

Nama : Nafa Yulisa

NIM : 18010105035

Semester : 4

PROGRAM STUDI PIAUD

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

KENDARI

2020
1. PENGERTIAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DAN
MENGAPA GURU PAUD PENTING MENGETAHUINYA

a. Pengertian Psikologi Perkembangan

Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi. Untuk


membantu dalam memahami pengertian psikologi perkembangan ada
baiknya terlebih dahulu di kemukakan pengertian “psikologi” dan
“perkembangan” secara terpisah.

1) Psikologi

Secara etimologis, istilah psikologis berasal dari bahasa yunani,


yaitu psyche berrarti “jiwa”, dan logos yang berarti “ilmu”. Jadi, secara
harfiah, psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang
gejala-gejala kejiwaaan. Tetapi, terdapat beberapa pendapat tokoh yang
menyangkal bahwa psikologi adalah ilmu yang memepelajari tentang jiwa,
karena jiwa sendiri adalah bersifat abstrak yang tidak bisa diketahui oleh
siapapun.

Seperti yang dikemukakan oleh Thomas Alva Edison, “My mind is


incapable of conceiving such a thing as a soul” (Pikiran saya tidak mampu
untuk memahami hal seperti jiwa). Satu-satunya cara yang dapat dilakukan
adalah mengobservasi perilakunya, meskipun perilaku bukan merupakan
pencerminan jiwa secara keseluruhan. Menurut Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia , Psikologi adalah ilmu yang berkaitan dengan proses-proses
mental baik normal maupun abnormal.

Seperti yang diungkapkan oleh Iskandar dalam bukunya, bahwa jika


kita mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya objek yang
dipelajari, maka tidaklah tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai ilmu
jiwa atau ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jiwa, karena jiwa
merupakan sesuatu yang abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung.

1
Menurut kamus istilah kunci psikologi, ada tiga pengertian psikologi
secara sederhana yakni :

 Pertama, psikologi adalah suatu studi tentang jiwa, seperti studi yang
di lakukan plato dan aristoteles tentang kesadaran dan proses mental
yang berkaitan dengan jiwa.
 Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang kehidupan
mental, seperti pikiran, kemauan, dan ingatan. Definisi ini di
pelopori wilhelm.
 Ketiga, psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang perilaku
organisme, seperti perilaku kucing terhadap tikus, dan perilaku
manusia terhadap sesamamnya. Definisi ini yang terakhir di pelopori
oleh john watson.

Jadi dapat di simpulkan bahwa psikologi dapat di artikan suatu ilmu


yang mempelajari secara ilmiah tentang gejala-gejala jiwa atau tingkah laku
manusia dalam hubungannya dengan lingkungan.

2) Perkembangan

Istilah “perkembangan” secara konsepsional memang dapat di


bedakan dengan “pertumbuhan”tapi antara keduanya menjadi satu kesatuan
dalam proses perubahan individu sepanjang kehidupannya.

Menurut H.M. Arifin  menjelaskan: istilah perkembangan menunjukkan


perubahan-perubahan bagian tubuh dan integrasi berbagai bagiannya ke
dalam satu kesatuan fungsional bila pertumbuhan berlangsung.
Sedangkan pertumbuhan adalah suatu penambahan dalam ukuran
bentuk, berat, atau ukuran dimensif dari pada tubuh serta bagian-
bagiannya. Pertumbuhan itu hasilnya dapat di ukur sedang
perkembangan hanya bisa di amati gejala-gejalanya. Tetapi keduanya
berhubungan karena pertumbuhan adalah syarat mutlak berhasilnya
perkembangan.

2
Dari pendapat di atas terkandung pengertian bahwa perkembangan
itu adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri manusia secara terus
menerus kearah yang lebih maju yang nampak lebih banyak bersifat
kualitatif, karena ia berkenaan dengan aspek kejiwaan. Sedangkan
pertumbuhan lebih banyak di lihat dari segi sifatnya yang kuantitatif, karena
ia berkenaan dengan aspek fisik manusia.

Beberapa definisi Psikologi Perkembangan menurut beberapa ahli :

 Menurut Prof. Dr. F.J. Monks, Prof. Dr. A.M.P. Knoers dan Prof. Dr.
Siti Rahayu Haditoro dalam Psikologi Perkembangan adalah suatu
ilmu yang lebih mempersoalkan faktor-faktor umum yang
mempengaruhi proses perkembangan (perubahan) yang terjadi
dalam diri pribadi seseorang, dengan menitikberatkan pada relasi
antara kepribadian dan perkembangan.
 Menurut Dra. Kartini Kartono dalam Psikologi anak : Psikologi
Perkembangan adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia yang dimulia dengan masa bayi, anak pemain, anak
sekolah, masa remaja, sampai masa dewasa.
 Menurut Van den Daele, Perkembangan berarti perubahan secara
kualitatif. Ini berarti bahwa perkembangan ukan sekedar penambah
beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan
kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari
banyak struktur dan fungsi yang kompleks.

Psikologi perkembangan adalah salah satu cabang dari psikologi


khusus yang mempelajari perkembangan manusia dari awal kehidupan
sampai akhir hayatnya. Secara lebih jelas, adalah suatu ilmu yang
mempelajari pertumbuhan dan perkembangan pada individu, baik
perubahan fisik, mental dan sosial yang terjadi sepanjang rentang
kehidupannya.

Seperti yang telah di kemukakan oleh davidoff mendefisinikan


psikologi perkembangan adalah sebagian cabang dari psikologi yang

3
membahas tentang perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku
dan fungsi mental manusia yang biasanya di mulai sejak terbentuknya
makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang mati.

Psikologi perkembangan erat kaitannya dengan Psikologi Sosial


yang termasuk cabang dari Psikologi khusus lainnya, karena sebagian besar
perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi sosial. Para ahli
Psikolog juga tertarik akan masalah seberapa jauhkah perkembangan
manusia tadi dipengaruhi oleh perkembangan masyarakatnya. Psikologi
Perkembangan yang utama tertuju pada perkembangan manusianya sebagai
person. Masyarakat merupakan tempat berkembnganya person. Selain itu
juga berkaitan dengan Psikologi Kepribadian, karena perkembangan
individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu tersebut. Juga
berkaitan dengan Psikologi Pendidikan, karena perkembangan individu
dipengaruhi pendidikan. Interaksi sosial dan pendidikan sangat berpengaruh
dalam perkembangan setiap individu dalam menentukan karakter atau
kepribadian yang tidak sama antar individu tersebut. Misalnya, seorang anak
yang hidup dilingkungan dengan mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai
pencopet serta anak tersebut tersebut tidak memiliki bekal pendidikan yang
baik maka karakter atau kepribadiannya akan berbeda dengan anak yang
hidup di lingkungan yang sehat atau kondusif untuk masa pertumbuhannya
serta mendapat bekal pendidikan yang baik dan memadai. Terapan dari ilmu
Psikologi Perkembangan digunakan dalam bidang seperti pendidikan dan
pengasuhan, pengoptimalan kualitas hidup dewasa tua, serta penanganan
remaja.

 Obyek Psikologi Perkembangan

Dalam suatu disiplin keilmuan pasti mempunyai objek kajiannya.


Objek kajian tersebut terbagi menjadi 2 macam, yaitu objek material dan
objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari,
diselidiki atau sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran. Sedangkan obejk
formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dillakukan oleh seorang
peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang

4
digunakannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa objek formallah yang
membedakan antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lain. Objek formal
dapat dilihat dari definisi ilmu tersebut, sehingga satu cabang ilmu hanya
memiliki satu obejk formal.

Psikologi sendiri menjadikan manusia sebagai obyek material dalam


pengakajiannya. Hal itu karena Psikologi merupakan cabang ilmu yang
memeplajari tentang kejiwaan manusia. Selain itu Psikologi juga
menjadikan tingkah laku manusia sebagai objek formalnya. Menurut Linda
L Daidoff, Psikologi Perkembangan adalah cabang Psikologi yang
mempelajari perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku dan
fungsi mental manusia sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan
hingga menjelang pagi.

Manusia sendiri adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.


Menyadari posisi manusia yang demikian, maka secara lebih jelas yang
menjadi objek kajian psikologi modern adalah manusia serta aktivitas-
aktivitas mentalnya dan tingkah laku dalam interaksi dengan lingkungannya.
Tingkah laku yang dimaksud adalah suatu aktivitas yang meliputi proses
berpikir, beremosi dan mengambil keputusan. Aktivitas yang ada tidak
dapat diamati secara langsung, tetapi dapat dilihat dari tingkah laku yang
terlihat, misalnya ketika seorang anak yang terlihat berpandangan fokus ke
depan ketika gurunya mejelaskan materi, maka bisa dipastikan bahwa anak
tersebut sedang memperhatikan penjelasan guru agar dapat memahami
materi yang disampaikan atau dia sedang mencari di mana letak materia
atau bab yang tidak dia mengerti.

Setiap aktivitas tersebut atau tingkah laku terjadi bukan tanpa sebab,
semua itu pasti ada penyebabnya. Hal itu tidak hanya diakibatkan oleh satu
sebab, tetapi terdapat beberapa sebab yang kesemuanya dipengaruhi
lingungan luar individu tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Harlow,
Mc Gauchand Thompson dalam Elida Prayitno, bahwa tidak pernah terjadi
suatu tingkah laku yang disebabkan oleh satu penyebab. Tetapi selalu
disebabkan oleh jalinan penyebab yang sangat kompleks.

5
b. Mengapa Guru PAUD Perlu Mengetahui Psikologi
Perkembangan

Pentingnya Memahami Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini.


Mempelajari dan memahami psikologi perkembangan tidak hanya oleh
orang tua tetapi juga oleh guru sebagai pendidik. Mengapa demikian :

1) Karena guru merupakan orang tua di sekolah.

Dengan begitu, mereka dapat memahami karakter, perilaku hingga


kebiasaan anak didik. Terlebih lagi setiap anak didik yang terkumpul dalam
satu ruang lingkup belajar memiliki karakter dan latar belakang yang
berbeda-beda dan guru harus siap menghadapi perbedaan itu. Dengan
mempelajari psikologi perkembangan maka guru akan dapat memahami
bagaimana menyikapi perilaku atau karakter yang berbeda tersebut dan juga
memungkinkan bagi guru untuk memahami materi dan metode pengajaran
yang sesuai dengan kebutuhan anak. Selain itu perlu adanya kerjasama dari
anak itu sendiri, orang tua, guru dan pihakpihak lain yang terkait agar
perkembangan anak dapat terarah dengan baik dan tepat.

Berbicara mengenai masalah anak tidak akan ada habis nya,


terkadang membuat orang tua menjdi bingung dan panik. Langkah paling
bijak adalah

2) Karna Guru perlu Mengenal dan Memahami setiap psikologi


yang ditunjukkan pada anak

Memahami psikologi perkembangan anak usia dini adalah sebuah


keharusan baik bagi para orang tua maupun guru - guru, masa anak usia dini
merupakan masa penting dalam perkembangan anak itu sendiri. Pada masa
emas tersebut anak mulai sensitif terhadap berbagai rangsangan, setiap anak
secara individual akan mempunyai perkembangan kepekaan yang berbeda-
beda seiring perkembangan dan pertumbuhan masing-masing anak.

6
a. Mengenal psikologi perkembangan anak usia dini

Perkembangan anak dan pertumbuhannya mempunyai keterkaitan


karena perkembangan fisik dan motorik berhubungan dengan perkembangan
psikisnya, karena itu psikologi perkembangan tersebut tidak dapat
dipisahkan dengan perkembangan dan pertumbuhan anak tersebut secara
menyeluruh.

Pada masa emas tersebut seorang anak akan mengalami


pertumbuhan dan perkembangan pada tingkat yang drastis yang mencakup
perkembangan berfikir, perkembangan motorik, perkembangan emosi,
perkembangan sosial dan tentu saja perkembangan fisiknya. Masa ini terjadi
pada usia 0 sampai 8 tahun dan pada periode berikutnya tidak akan terjadi
lagi lonjakan perkembangan tersebut. Oleh karena itu setiap orang tua harus
memberikan perhatian khusus pada usia penting dalam perkembangan
seorang anak karena nantinya akan memberikan pengaruh pada
perkembangan dan kehidupan anak di masa berikutnya.

b. Memahami psikologi perkembangan anak usia dini

Pemahaman akan hal tersebut akan sangat membantu orang tua


dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara
keseluruhan, setiap anak pada usia dini akan mengalami perkembangan pada
beberapa aspek penting dalam kehidupannya. Diantaranya sebagai berikut :

 Perkembangan kognitif Perkembangan kemampuan kognitif anak


terjadi dalam empat tahap yaitu tahap sensor motor yang terjadi saat
usia anak 0-2 tahun, pada tahap ini seorang anak mulai memiliki
kemampuan gerakan refleks. Tahap kedua adalah pra-operasional
yang terjadi pada usia 2-7 tahun. Pada tahap pra-operasional ini anak
akan mulai dapat menerima rangsangan namun sifatnya masih
terbatas. Selanjutnya tahap konkret operasional yang terjadi pada
usia 7-11 tahun dimana seorang anak sudah mulai dapat berfikir
secara rasional dan mampu menjalankan operasional yang nyata.
Tahap terakhir pada perkembangan kognitif adalah formal

7
operasional dimana anak beranjak remaja. Pada tahap ini anak
mampu berfikir dengan menggunakan hipotesa untuk memecahkan
masalah.
 Perkembangan fisik Perkembangan fisik anak pada usia dini
berkaitan dengan perkembangan motoriknya yang dibagi dalam
perkembangan motorik halus dan motorik kasar.
 Perkembangan bahasa Ada tiga periode yang terjadi dalam
perkembangan kemampuan bahasa seorang anak yaitu periode
prelingual yang terjadi pada usia 0-1 tahun dimana anak sudah mulai
mengoceh, periode lingual pada usia 1-2,5 tahun dimana anak sudah
mampu membuat kalimat dan periode diferensiasi yang terjadi pada
usia anak 2,5-5 tahun dimana seorang anal mempunyai kemapuan
bahasa yang baik dan benar.
 Perkembangan sosio-emosional Perkembangan kemampuan sosio-
emosional anak sangat penting dalam psikologi perkembangan anak
usia dini karena pada perkembangan ini akan terbentuk rasa percaya
diri dan perkembangan kemandirian dalam dirinya.

2. PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


MANUSIA SERTA DALILNYA

a. Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia

Proses pertumbuhan dan perkembangan pada manusia secara umum


dapat dibedakan menjadi dua, yaitu masa pembuahan sampai lahir (masa
dalam kandungan ibu) dan masa setelah lahir. Pada masa lahir, manusia
mengalami tahap-tahap perkembangan yaitu masa anak-anak, remaja,
dewasa, dan manula.

8
1) Masa Pembuahan sampai Lahir

Kehamilan didahului dengan pembuahan (fertilisasi). Pembuahan


terjadi karena bertemunya ovum (sel kelamin betina atau sel telur) dengan
sperma (sel kelamin jantan). Pembuahan akan menghasilkan zigot.
Selanjutnya, zigot segera tumbuh dan memasuki rongga rahim. Setelah
empat hingga enam hari (akhir minggu pertama) setelah pembuahan, zigot
akan tumbuh membentuk embrio. Embrio akan melekat pada dinding rahim
(uterus). Embrio akan tumbuh terus di dalam rahim.

Pada usia empat minggu, panjang embrio sekitar enam sampai tujuh
milimeter. Organ tubuh yang penting sudah mulai terbentuk. Jantung belum
sempurna. Tangan dan kaki belum terbentuk. Pada akhir minggu ke lima,
panjang embrio sekitar dua belas milimeter.

Pada bulan kedua dalam kandungan, embrio berukuran sekitar empat


sentimeter. Jantung telah sempurna. Tangan dan kaki telah terbentuk .
Rangka telah terbentuk tetapi masih berupa tulang rawan.

Pada bulan ketiga dalam kandungan, embrio kemudian disebut janin


(fetus). Panjang janin sekitar lima sampai delapan sentimeter dan berat
sekitar 10-45 gram. Pada usia ini semua organ telah terbentuk. Selanjutnya,
janin mengalami pertumbuhan memanjang, bertambah besar, dan bertambah
berat.

Pertumbuhan memanjang sangat mencolok selama bulan ketiga,


keempat, dan kelima. Pada usia lima bulan dalam kandungan, panjang janin
sekitar 15-19 sentimeter dan beratnya kira-kira 250-450 gram. Selama bulan
kelima, gerakan janin biasanya dapat jelas dirasakan oleh ibunya.
Sedangkan peningkatan berat badan sangat mencolok selama dua bulan
terakhir dari kehamilan.

Di dalam rahim ibu, janin dilindungi oleh selaput-selaput dan cairan


(air ketuban). Selaput dan cairan ini berfungsi melindungi janin dari
benturan dan goncangan. Selama dalam kandungan, janin mendapatkan zat-

9
zat makanan dan oksigen dari darah ibu melalui plasenta atau ari-ari.
Biasanya bayi akan segera lahir setelah usia kandungan 266 hari atau 38
minggu setelah pembuahan. Pada saat lahir, berat badan janin sekitar 3
sampai 3,5 kg dengan panjang kira-kira lima puluh sentimeter. Meskipun
ada pula janin yang saat lahir berat badannya kurang dari 3 kg atau lebih
dari 3,5 kg. Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu.

2) Masa setelah Lahir

Bayi akan segera bernapas begitu lahir. Paru-paru mulai berfungsi.


Saat dilahirkan, secara proporsional kepala lebih besar daripada tubuhnya.
Setelah itu lengan, kaki, dan paha tumbuh lebih cepat daripada kepala.
Setelah lahir, manusia akan mengalami tahap-tahap perkembangan mulai
dari masa anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula (manusia lanjut usia).

Masa pertumbuhan manusia ada batasnya. Secara normal, pada laki-


laki pertumbuhan akan terhenti pada usia sekitar 22 tahun. Sedangkan pada
perempuan, pertumbuhan akan terhenti pada usia sekitar 18 tahun. Pada
kebanyakan remaja, perkembangan tubuh lebih cepat dialami pada waktu
mereka berusia 12-18 tahun. Untuk remaja perempuan, pertumbuhan cepat
itu biasanya terjadi pada usia 12 tahun, sedangkan untuk remaja laki-laki
pada usia 14 tahun.

Setelah usia 14 tahun, remaja laki-laki biasanya mengejar


ketinggalan tinggi dan beratnya itu dan melampaui tinggi serta berat remaja
perempuan. Pertumbuhan bayi sampai dewasa dipengaruhi oleh makanan,
terutama yang mengandung protein tinggi, hormon, dan faktor keturunan
dari kedua orang tuanya. Bahan makanan yang mempengaruhi pertumbuhan
adalah bahan makanan yang mengandung protein tinggi seperti ikan,
daging, telur, susu, keju, kacang kedelai (tahu, tempe), dan kacang-
kacangan lainnya. Hormon yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan
adalah hormon tumbuh dan hormon kelenjar gondok (tiroksin).

10
a. Masa anak-anak

Masa anak-anak dimulai sejak lahir (bayi) hingga masa remaja, bayi
sangat membutuhkan air susu ibu (ASI). Sebaiknya ASI diberikan pada bayi
selama dua belas bulan sejak kelahiran. Hal ini karena bayi membutuhkan
ASI selama tahun pertama kehidupannya.

Pada usia balita terjadi pertumbuhan sel-sel otak, sehingga


diperlukan makanan yang bergizi. Seiring dengan bertambahnya usia, bayi
akan belajar duduk, merangkak, berdiri, dan berjalan. Otaknya tumbuh
membesar dan bayi mulai berbicara. Umumnya bayi mulai berjalan dan
mulai berbicara sekitar usia satu tahun.

Pada usia sekitar tiga tahun, anak-anak mulai berbicara kalimat


pendek. Anak-anak belajar menggambar, membaca, dan menulis. Bermain
merupakan hal yang penting dalam kehidupan anak-anak. Menjelang usia
sepuluh tahun, anak-anak sudah mencari teman. Mereka juga sudah tahu
bagaimana berbagi, melakukan tugas mereka, dan bekerja sama dengan
orang lain. Masa anak-anak.

b. Masa remaja (masa pubertas)

Pertumbuhan dan perkembangan manusia menjadi dewasa


mengalami suatu tahap yang disebut masa pubertas. Pada masa ini baik laki-
laki maupun perempuan menunjukkan pertumbuhan yang cukup cepat.
Badan akan bertambah tinggi, bertambah gemuk, dan organ kelaminnya
sudah mampu menghasilkan sel kelamin yang matang. Masa remaja.

c. Dewasa

Secara biologi, makhluk hidup (organisme) disebut dewasa bila telah


menghasilkan sel-sel kelamin. Demikian pula pada manusia sebagai
makhluk hidup. Pada laki-laki ditandai dengan kemampuan testis (buah
zakar) untuk menghasilkan sperma. Pada perempuan ditandai dengan
kemampuan ovarium (indung telur) menghasilkan sel telur. Hal ini
menunjukkan bahwa manusia telah dewasa yang berarti telah mampu

11
bereproduksi. Pada masa dewasa, badan seseorang tidak mengalami
pertumbuhan tinggi lagi, tetapi hanya bertambah berat.

Manusia dewasa telah memiliki tanggung jawab akan hidupnya.


Mereka juga memikirkan pendidikan dan pekerjaan untuk masa depannya.
Berkeluarga juga merupakan hal yang penting pada masa dewasa. Saat
dewasa, manusia telah memikirkan pekerjaannya, misalnya dengan bekerja.

d. Manula

Manula atau manusia lanjut usia, yaitu seseorang yang telah


memasuki usia lanjut. Pada usia ini, biasanya organ-organ manusia sudah
mulai melemah atau berkurang kemampuannya. Pada manula, biasanya
pigementasi rambut kepala telah berkurang, sehingga rambut terlihat
memutih. Gigi mulai tanggal bergantian dan tidak akan tumbuh kembali.
Biasanya kulit sudah mulai tampak keriput.

Pada manula umumnya penglihatan sudah mulai kabur karena daya


akomodasi lensa mata berkurang dan pendengaran sering kali sudah
berkurang. Pada manual, aktivitas organ reproduksi mulai menurun. Pada
perempuan, ovarium sudah tidak dapat menghasilkan sel telur lagi, sehingga
tidak terjadi menstruasi lagi. Masa ini disebut menopause. Akan tetapi, pada
laki-laki proses pembentukan sperma masih terjadi, meskipun telah
menurun. Pada masa manula, rambut mulai memutih dan kulit mulai
keriput.

3) Ciri-ciri Remaja yang Mengalami Pubertas

Seorang anak yang mengalami pubertas tidak lagi disebut anak-anak,


namun disebut sebagai remaja. Pubertas ditandai dengan penampakan ciri-
ciri seks sekunder. Ciri-ciri seks sekunder tampak pada remaja lakilaki
maupun perempuan.

Remaja laki-laki mengalami pubertas pada usia antara 12 sampai 16


tahun. Ciri-ciri seks sekunder pada laki-laki seperti suara yang menjadi
besar, tumbuh kumis, tumbuh jambang, tumbuh jakun, tumbuh rambut pada

12
ketiak, otot-otot mulai membesar (kekar), dan dada tampak menjadi lapang.
Selain itu juga telah terjadi spermatogenesis. Spermatogenesis adalah proses
pembentukan sperma atau sel kelamin laki-laki.Spermatogenesis terjadi di
dalam testis (buah zakar). Hal ini menunjukkan bahwa testis telah berfungsi
dengan sempurna.

Remaja perempuan mengalami pubertas lebih cepat dibandingkan


lakilaki. Ciri-ciri seks sekunder pada perempuan seperti membesarnya
payudara, membesarnya pinggul, tumbuh rambut di ketiak, dan kulit lebih
halus. Selain itu, pubertas pada remaja perempuan juga ditandai dengan
mendapatkan menstruasi (haid) yang pertama. Bagi remaja perempuan,
menstruasi yang pertama merupakan tanda bahwa ia telah mencapai masa
pubertas.

Keadaan ini merupakan tanda yang normal pada semua perempuan


yang sehat. Menstruasi menunjukkan bahwa perempuan telah memiliki
sistem reproduksi yang berfungsi dengan normal. Menstruasi atau haid
adalah pendarahan secara periodik dari rahim (uterus) dengan disertai
meluruhnya endometrium (dinding rahim bagian dalam) melalui vagina
(alat kelamin luar perempuan). Menstruasi terjadi sebagai akibat sel telur
tidak dibuahi oleh sperma.

b. 5 Dalil Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia

1. Surat Al – Mu'min : 67

Dalam Islam, pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung


fase demi fase. Secara biologis pertumbuhan itu digambarkan oleh tuhan
dalam Al-Qur’an sesuai firmannya pada surat Al-Mu’min ayat 67 sebagai
berikut :

َ‫ك ُغ وا ا ُ م‬
ُ ‫ث ُش د‬ُ ‫ك ْم‬ ُ ُ ‫جال ُم َسمى ُغوا ا ُ ُل َِولَتبْل بْ ْم َم ْن ُ َي َتوفى ِم ْن َق م ِلَت ُكو ُنوا‬
ُ ‫شيو ًخا َِومْن‬
‫ك َ ِذي َخ ل ُه‬ ُ ‫ث َرا ْم ِم ْن‬
ُ ‫ت َق‬ ُ ‫ث م ِم ْن نُ ٍب‬ ُ ‫ث َ م ِم ْن َعل ْ َطفٍة‬ ُ ‫ْخر َقٍة‬
ِ ‫ك م ُي‬ ُ ‫ث ُج‬ُ ‫ِلَتبْل ْم ِْطفال‬
‫ك َعل َ (َول‬ ُ ‫ت‬ َ ‫ ُ ْعِ قل ْم‬٦٧ ( ‫َو ال و َن‬

13
Artinya :
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani,
sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai
seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai
kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua,
di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian)
supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu
memahami(nya).
Fase pertumbuhan anak menurut islam, berdasar ayat ini adalah :

 Masa embiro yakni masa anak dalam kandungan (mulai dari saat
terjadinya union, antara sperma pria dan ovum perempuan (nutfah),
kemudian berupa segumpal darah (‘alaqah) dan kemudian menjadi
segumpal daging (mudgah).
 Masa kanak-kanak (vital dan estetis).
 Masa perkembangan (remaja).
 Masa dewasa.
 Masa tua Meninggal.

2. Al-Qur’an Surah Ar-Rum : 54

3. Nash

‫ك َ ِذي َخل ا ُ ال ۖ َو ُه َو ُق َماَي َشاُء ُ ًۚة َي‬ ُ ‫ة و م ََج َعل ِم ْن َب ْع ِد َض ْ ٍعف ُق ْم ِم ْن َض ْعٍف‬
ُ ‫ث َق‬
ُ ‫يب ٍوة َض ْع م ََج َعل ِم ْن َب ْع ِد ُق‬
‫ث َقِديُر ْ ُم ال َعِ لي‬ َ ‫ْخل ًفا َو َ ْش‬
‫ل‬

 Terjemahan

14
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah,
kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat,
kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan
beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang
Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”.

 Arti Penting

Dikaji Dalam surat Ar-Rum ayat 54 ini mengkaji tentang proses


perubahan manusia, dimana Allah menciptakan manusia dari suatu keadaan
hingga ke keadaan yang sehingga manusia mengalami pertumbuhan dan
perubahan. Oleh karena itu ayat ini penting untuk dikaji, agar setiap
manusia mengetahui bagaimana ia diciptakaan sehingga tidak
menyombongkan diri dan mensyukuri apa yang telah Allah berikan
kepadanya serta mengakui keesaan Allah SWT.

ِ ‫ َح ِي َعبْ ِد ال ر ْحمن َعبْ ِد ِ ا‬: ‫دث َم ُْس ع ِْود َر ِض ي ُ ا َعْ ُن ه َق َال‬


‫ْبن ب َع ْن ا ْم ُي َْجم ُع‬ َ ‫ل‬
‫ك َ ًق ة‬
ُ ‫ ْ َم َو ُه َو الص ِاد ُق ال ِْي ه َو ِآلِ ه َو َس ل َ ى ُ ا َع ل ِ ا َص ل ْو ُن م َي‬: ‫ك ا ن ا َم ْصُد ْو ُق‬
ُ ‫ََحد‬
ِ‫ك‬
َ : ‫ْطن ْ َخ ل ِل َم ٍ ات‬ ُ ‫ك ْ َط ًفة‬
ِ ‫ث َْر ِبع ْي َن َي ًْوما نُ مِه ا ا ُقُه ِفي َب‬ ُ ‫ِ ْم َثل َذِل َك‬
ُ ‫ث َ ْو ُن َعل م َي‬
ُ ‫ضغ ًة ِمْ َثل َذِل َك‬
‫ث ْم‬ َ ‫َْربع ا ِ ُ ْي َنف ُخ ِف ِْيه الرْ و ُح َوُ ي ْؤ َمُر ب ُك‬
َ ْ ‫ف َ َمل ْ ِْيه ال َ ال م ُيْر َسُل ُم‬
َ ‫ك ا ن ا َه َْغ ُيرُه َ ال ِذي الَ َو ا ِ ال ْو َسِ ع ْيٌد‬
‫ف ي ا َ ِجلِه َو َع َ ِملِ ه َو َِش ق ِْزقِ ه َوا ْت ِب ِر َِك ب‬ ُ ‫ََحد‬
‫َمل ِ َيْع َ ُم ل ب َ ل‬
ِ ‫ْهل ا َع‬
ِ ‫ك نِة َح َج ْ ال‬ َ ‫ِْيه َ ُق َعل ِ َي ْسب ِ َذر ٌ اع‬
ُ ‫ف اال ْو ُن َ ْب َي ُنه ََو ْب َي َنها تى َما َي‬
ُ ‫ْهل ا َع َم ِل ِ َ ْي ع َ ُم ل ب ِ َكت‬
ِ ‫ف‬ َ ‫النار‬
ِ ‫ك ا ن ا َها َو ُ َي ْد ُخل‬
ُ ‫َمل ِ َيْع َمُل ب َ ْم ل ََحد‬
ِ ‫ْهل ا َع‬
ِ ‫النار‬
ِ
َ ‫ف ْ ِْي ه ال َ ُق َع ل ِ َي ْس ب ِ َذر ٌ اع‬
‫ف اال ْو ُن َ ْب َي ُن ه‬ َ ‫ف ْ ال ْه ِل ا َع َم ِل ِ َ ْي ع َ ُم ل ب ِ َكت ُ اب‬
َ ‫اب‬
‫ََو ْب َي َنها تى‬
‫ف َج ْ ال‬
َ ‫سلم) ُ َي ْد ُخل نِة‬

Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud –semoga Allah


meridlainya- beliau berkata : Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam
menceritakan kepada kami dan beliau adalah orang yang jujur dan harus
dipercaya :

15
Sesungguhnya (fase) penciptaan kalian dikumpulkan dalam perut ibunya
selama 40 hari (dalam bentuk) nutfah (sperma), kemudian selama itu (40
hari) menjadi segumpal darah kemudian selama itu (40 hari) menjadi
segumpal daging, kemudian diutuslah Malaikat, ditiupkan ruh dan dicatat 4
hal :
 Rezekinya,
 Ajalnya,
 Amalannya,
 Apakah ia beruntung atau celaka.

Demi Allah Yang Tidak Ada Sesembahan yang Haq Kecuali Dia, sungguh
di antara kalian ada yang beramal dengan amalan penduduk jannah (surga)
hingga antara dia dengan jannah sejarak satu hasta kemudian ia didahului
dengan catatan (taqdir) sehingga beramal dengan amalan penduduk anNaar
(neraka), sehingga masuk ke dalamnya (anNaar). Sesungguhnya ada di
antara kalian yang beramal dengan amalan penduduk anNaar, hingga antara
dia dengan anNaar sejarak satu hasta kemudian ia didahului Salafy.or.id
tidak m dengan catatan (taqdir) sehingga beramal dengan amalan penduduk
jannah sehingga masuk ke dalamnya (jannah) (H.R alBukhari dan Muslim).

 Tema Hadist :

Tahapan penciptaan manusia dalam rahim ibu dan tentang catatan


taqdir.

 Makna secara umum :

Ibnu Mas’ud menyampaikan suatu hadits yang ia dengar langsung


dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam tentang khabar ghaib. Karena
khabar itu menuntut keimanan yang tinggi, beliau mendahului
penyampaiannya dengan mengingatkan bahwa Rasul adalah orang yang
jujur sekaligus harus dipercaya seluruh khabarnya. Manusia mengalami 4
fase pertumbuhan dalam perut ibunya: 40 hari pertama dalam bentuk nutfah
(sperma), 40 hari kedua dalam bentuk ‘alaqah (segumpal darah), 40 hari
kedua dalam bentuk daging. Setelah itu, Malaikat diutus Allah untuk

16
meniup ruhnya dan mencatat 4 hal: rezeki, ajal, amalan, dan keadaan dia
(beruntung atau celaka).

Kemudian Rasul menceritakan adanya keadaan 2 macam orang :

1) Pertama, seseorang yang hampir seluruh hidupnya diisi dengan


amalan penduduk surga (ketaatan), sehingga jaraknya dengan surga
sudah satu hasta (ukuran dari siku hingga ujung jari), namun karena
catatan taqdir, ia di akhir hayatnya beramal dengan amalan
penduduk neraka sehingga masuk ke dalam neraka.
2) Kedua, seseorang yang hampir seluruh hidupnya diisi dengan amalan
penduduk anNarr (Neraka), sehingga jaraknya dengan surga sudah
satu hasta (ukuran dari siku hingga ujung jari), namun karena catatan
taqdir, ia di akhir hayatnya beramal dengan amalan penduduk jannah
sehingga masuk ke dalam surga.

 Pelajaran - pelajaran yang bisa diambil dari Hadist ini :

1. Para perawi hadits banyak yang meriwayatkan hadits lafadz


haddatsana – mencontoh lafadz yang diucapkan Ibnu Mas’ud dalam
hadits ini- untuk menunjukkan bahwa ia hadir dan mendengar
langsung dari orang yang menceritakannya.
2. Seluruh berita yang shahih berasal dari Nabi harus diyakini dan
dibenarkan meski tidak terjangkau akal karena beliau adalah as-
Shoodiqul Mashduuq (yang jujur dan harus dipercaya).
3. Tahapan penciptaan manusia di rahim ibunya :
 40 hari pertama nutfah,
 40 hari kedua segumpal darah.
 40 hari ketiga segumpal daging.
4. Ditiupkan ruh pada janin setelah berusia 3 x 40 hari = 120 hari = 4
bulan. Setelah 4 bulan inilah berlakulah baginya hukum manusia.
Jika terjadi keguguran janin, maka dilihat keadaan :

17
 Sebelum 120 hari : tidak perlu dimandikan, dikafani, dan
disholatkan.
 Setelah 120 hari : dimandikan, dikafani, dan disholatkan.
Jika janin yang keluar saat keguguran bentuknya sudah seperti
manusia, maka berlakulah hukum nifas. Jika tidak, maka hukumnya
seperti darah istihadhah (penyakit). (Penjelasan Syaikh Muhammad
bin Sholih al-Utsaimin).
5. Beriman terhadap Malaikat. Ada Malaikat yang bertugas untuk
meniup ruh pada janin dan mencatat 4 hal : rezeki, ajal, amalan, dan
keadaannya (beruntung atau celaka).
6. Beriman terhadap catatan taqdir.

Para Ulama menjelaskan bahwa berdasarkan lingkupnya, pencatatan taqdir


terbagi menjadi 4 :

a) Pencatatan di Lauhul Mahfudzh Catatan induk. Berisi catatan taqdir


segala sesuatu. Ditulis 50.000 tahun sebelum diciptakannya langit
dan bumi. Catatan ini tidak ada yang tahu kecuali Allah, dan tidak
akan berubah sedikitpun.
b) Pencatatan dalam lingkup umur perorangan Ini adalah catatan
Malaikat, seperti yang disebutkan dalam hadits ini tentang 4 hal :
rezeki, ajal, amalan, dan keadaannya (beruntung atau celaka)
terhadap janin yang masih berada di perut ibunya.
c) Pencatatan dalam lingkup tahunan Dilakukan setiap Lailatul Qodar,
berisi catatan segala sesuatu yang akan terjadi dalam waktu setahun
ke depan (hingga Lailatul Qodar berikutnya), disebutkan dalam surat
ad-Dukhkhan: 3-4).
d) Pencatatan dalam lingkup harian.

Disebutkan dalam surat arRahman ayat 29.

18
Allah meninggikan derajat suatu kaum atau merendahkannya,
membentangkan rezeki atau menyempitkannya, dsb. Hal itu
berlangsung tiap hari.

Perubahan catatan taqdir yang masih memungkinkan terjadi pada


catatan yang ada di Malaikat, sedangkan yang Lauhul Mahfudzh tidak akan
pernah berubah.

1) Akhir kehidupan seseorang akan berujung pada dua hal : beruntung


atau celaka. Orang yang beruntung adalah yang masuk ke dalam
surga, sebaliknya yang celaka adalah yang masuk ke dalam neraka.
Tidak ada keadaan ketiga.
2) Seseorang tidak boleh merasa bangga diri ketika ia banyak beribadah
dan sering mengisi hari-harinya dengan ketaatan. Harus diiringi
dengan perasaan takut dan khawatir jangan sampai mengalami suu-
ul khotimah (akhir kehidupan yang buruk).
3) Seseorang yang sedang terjerumus dalam lumpur dosa tidak boleh
berputus asa dari rahmat Allah, hendaknya ia bersemangat untuk
bertaubat dan memperbanyak amal sholih dengan harapan
meninggal dalam keadaan husnul khotimah (akhir kehidupan yang
baik).
4) Akhir kehidupan sangat menentukan kebahagiaan atau kesengsaraan
seseorang nanti di akhirat.

 Kasih Sayang Allah

Sebagai salah satu bentuk kasih sayang Allah, orang-orang yang


berubah dari keadaan baik menjadi buruk lebih sedikit atau jarang
dibandingkan orang yang berubah dari keadaan buruk menjadi baik
(penjelasan Ibnu Daqiiqil Ied).

Penyebab perubahan dari baik menjadi buruk itupun sebenarnya


karena ia hanya menampakkan kebaikan di hadapan manusia. Ia tampakkan
seakan-akan ia terus bergelut dengan ketaatan dan sudah dekat dengan

19
surga. Padahal hatinya tidak demikian. amalnya penuh dengan riya’ dan
kemunafikan 19 .

Abdul Haq berkata : “Suu-ul Khootimah (akhir kehidupan yang


buruk) tidak akan menimpa orang yang istiqomah batinnya dan baik amal
perbuatannya…Kebanyakan menimpa orang-orang yang terus menerus dan
lancang (tidak mengenal malu) dalam berbuat dosa besar…” (dinukil oleh
alHafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Baari (11/489)).

3. Surat Al – Hajl : 5

Ayat-ayat di dalam Al-qur’an yang menjelaskan tentang pertumbuhan


adalah QS.AlHajj ayat 5 :

ُ ‫ث م ِمن ن اب‬
ُ ‫ث َر ٍ ْ َق ٰن ُكم من‬
َ‫ت‬ ُ ‫ث َ م ِم ْن َعل ْ َطفٍة‬
ُ ‫ضغٍة م َخل َقٍة‬ ِ ‫قٍة ُم َخل َقٍة َو َْغ‬
َ ْ ‫ير م ِمن م‬
ۖ‫ك ا َ ي ا ٰٓى َ ٰى َِومن ُكم من ُ َي رد ال ْم‬
ُ ‫ف ْ ُنت ْم ِفى َرْ ي ٍب م َن ٱل َيها ٱلن ُ اس ان‬ َ ‫ب ْع ِث‬ َ ‫ا َخل ان‬
‫َجل ٰٓى ا َ ْر َح ِام َم ا َن َش‬ ٍ ‫ث‬ ُ ‫ْخر م َسمى‬ ِ ُ‫ك م ن‬ ُ ‫ك ا ۟ ُغٓ وا ُ م ِلَتبْل ْم ِْط ًفال‬
ُ ‫ث ُج‬ ُ ‫َِومن ُكم من ُ َي َتوف ُشد‬
ْ ‫ب ۢن َم َآء ْ ٱ َه تز ْت ََو َرب ْت َوا‬ َ ‫يج َْزوج ٍۭۭ ٍ َت ْت ِمن ُكل‬
ٍ ‫ك َ ُن َبي َن ل ل َب ِه‬ ُ ُ‫ُآء ال ِقر ِفى ٱال ْ ْمۚ َون‬
‫ك‬ ۚ ‫ف َرى ٱال ْ ٍم َ ْش‬
َ ‫يـا‬
َ ‫َوت ْ َم ِم ۢن َب ْع ِد ِع ل َ ْ َيال َيْع ل ِل‬ َ ‫ْ َيها ٱل َ َنا َع ل ْ َن زل اَذآ ا ْر َض َه ِام َد ًة‬
‫ذل ا‬
ِ ‫ُمر ْ ٱل َْر‬
ِ ‫ُع‬

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur),
maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna,
agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang
Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami
keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu
sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan
(adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya
dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya.
Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air
di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai
macam tumbuhtumbuhan yang indah. (QS: Al-Hajj Ayat : 5).

20
Masa perkembangan manusia yaitu dimulai ketika masa bayi dan
anak-anak, yaitu dimulai ketika proses persalinan sampai masa remaja, lalu
setelah itu masa baligh sampai dewasa yaitu masa dimana seorang
perempuan memngalami menstruasi dan seorang laki-laki mengalami mimpi
basah. Setelah itu yaitu usia lanjut yaitu masa dimana seseorang melewati
puncak kehidupan , kekuatan sik lalu menurun kembali menjadi tidak
berdaya. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan ada sebuah sistem
yang saling berkaitan. Allah SWT menjelaskan bagaimana seseorang
tumbuh dan berkembang dari masa.

4. Surat Al - Mu'minun : 12 - 14

‫ِطين َ ل َٰٰ َ َن ِمن ُسل َنس ٰ ْ َقنا ٱال ْ َ َق ْد َخل َ َول‬


ٍ ‫ة من‬

 Arab-Latin: wa laqad khalaqnal-insāna min sulālatim min ṭī

Terjemah Arti : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari


suatu saripati (berasal) dari tanah.

Tafsir Quran Surat Al-Mukminun Ayat 12-14

Dan sungguh Kami telah menciptakan Adam dari tanah yang diambil dari
seluruh tempat di muka bumi. (Tafsir al-Muyassar)

Dan sungguh Kami telah ciptakan ayah dari seluruh manusia, Adam, dari
tanah. Tanah penciptaannya berasal dari saripati hasil campuran air dengan
tanah. (Tafsir al-Mukhtashar).

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati air yang
berasal dari tanah. (Tafsir al-Wajiz).

Dari suatu saripati (berasal) dari tanah) Yakni dari air mani yang
dikeluarkan oleh manusia yang berasal dari tanah yang digunakan untuk
menciptakan Nabi Adam. (Zubdatut Tafsir)

ُ ‫ِكين ٍ َرار ًة ِفى َق ْ َطف ُه نُ ٰ َن ْ م ََجعل‬


‫ث‬ ٍ ‫م‬

 ṡumma ja'alnāhu nuṭfatan fī qarārim makīn

21
Artinya : Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh .

Dan kemudian Kami menciptakan anak keturunannya secara turun-temurun


dari setetes air nuthfah, yaitu air mani lelaki yang keluar dari tulang sulbi
mereka, lalu menetap dalam Rahimrahim kaum wanita. (Tafsir al-
Muyassar) Lalu

Kami menciptakan anak keturunannya berkembang biak dari air mani yang
tersimpan kokoh dalam rahim hingga waktu kelahirannya. (Tafsir al-
Mukhtashar).

Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani yang disimpan dalam tempat
yang kokoh yaitu rahim dalam perut perempuan. (Tafsir al-Wajiz).

Kemudian Kami jadikan saripati itu) Dilihat dari sisi diri mereka yang
merupakan keturunan Nabi Adam. air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh) Yakni dalam rahim. (Zubdatut Tafsir)

ُ‫َتب َار‬
َ ‫ث‬ ُ ‫ف َق َ ْ َقنا ٱلن َْط َفة َع ل َ م َخ ل‬
َ ‫ْضغ َ َعل ْ ْ َقنا ٱل َ َخل ًة‬
َ ‫ف َ َقة ُم‬
َ ‫ضغ َة ْ ْ َقنا ٱل َ َخل ًة‬
َ ْ‫م‬
‫ف ٰ َِع ظ ِلِ ق َين ٰ َخ ْ ُن‬
َ ‫ك ًم ا‬
َ ‫ْون‬ ُ ‫ف ْ ُه َخل ٰ َن َنشا م ا ْحً ما‬
َ ‫ث َ َم ل ٰ ِع َظ ْ ا ٱل َس‬ َ ‫اخ ۚر‬
َ َ ‫َك ُ ٱ ًقا َء‬
‫ٱل ْح َس ا‬

 ṡumma khalaqnan-nuṭfata 'alaqatan fa khalaqnal-'alaqata muḍgatan


fa khalaqnalmuḍgata 'iẓāman fa kasaunal-'iẓāma laḥman ṡumma
ansya`nāhu khalqan ākhar, fa tabārakallāhu aḥsanul-khāliqīn
Kemudian air mani itu

Artinya : Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian
Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,
Pencipta Yang Paling Baik.

Kemudian Kami menciptakan nuthfah itu menjadi alaqah, yaitu


gumpalan darah merah. Lalu selepas empat puluh hari, Kami ciptakan

22
alaqah itu menjadi mudhghah, yaitu gumpalan daging sebesar satu suapan
yang dikunyah. Kemudian Kami menciptakan gumpalan daging yang lunak
itu menjadi tulang-tulang, lalu Kami membungkus tulang-tulang itu dengan
daging, dan setelah itu Kami ciptakan dia menjadi makhluk (dalam bentuk)
yang berbeda dengan men padanya. Mahaberkah Allah yang memperindah
ciptaan untuk segala sesuatu. (Tafsir alMuyassar)

Maka air mani yang tersimpan kokoh dalam rahim tersebut Kami
jadikan segumpal darah yang melekat berwarna merah, lalu gumpalan darah
merah tersebut Kami jadikan laksana segumpal daging yang telah dikunyah,
lalu gumpalan daging tersebut Kami jadikan tulang-belulang mengeras, lalu
tulang-belulang tersebut Kami bungkus dengan daging, lalu Kami
menjadikannya sebagai makhluk berbeda dengan meniupkan kepadanya
ruh, dan mengeluarkannya ke kehidupan dunia. Sungguh Maha Suci Allah,
Pencipta yang paling baik. (Tafsir al-Mukhtashar).

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan dia janin yang berbentuk sempurna yaitu
berupa makhluk dengan bentuk lain. Kemudian Kami tiuapkan ruh ke
dalamnya sehingga lahir dalam keadaan hidup. Maka Agung dan Maha Suci
Allah dalam kekuasaan dan hikmah-Nya. Pencipta dan Penguasa Yang
paling baik. Alkhalq adalah berubungan dengan pengadaan dan pentakdiran,
yang dimaksud di sini adalah makna kedua (Tafsir al-Wajiz)

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah) Yakni Allah merubah
air mani yang putih menjadi segumpal darah yang merah. lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging) Yakni segumpal daging yang
belum terbentuk, kemudian menjadi segumpal daging yang terbentuk pada
fase selanjutnya. dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang)
Yakni tulang yang mengeras agar menjadi penopang badan dengan bentuk-
bentuk yang tersendiri. lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging) Yakni Allah menumbuhkan daging pada setiap tulang sesuai dengan

23
ukuran yang sesuai. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain) Yakni Kami tiupkan ruh kepadanya yang sebelumnya hanyalah benda
mati, kemudia Allah mengeluarkannya ke dunia disertai dengan kemampuan
yang telah diciptakan baginya Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik) (Zubdatut Tafsir).

5. SEJARAH DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI


PERKEMBANGAN

a. Sejarah Perkembangan Psikologi

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari seluk-beluk kejiwaan


manusia. Penyelidikan tantang gejala-gejala kejwaan itu sendiri mula-mula
dilakukan oleh para Filosof Yunani Kuno. Pada waktu itu belum ada
pembuktian-pembuktian nyata atau empiris, melainkan segala teori
dikemikakan berlndaskan argumentasi-argumentasi logis (akal) belaka.
Berabad-abad setelah itu, psikologi juga masih merupakan bagian dari
filsafat,a ntara lain di Perancis muncul Rene Descartes (1596-1650), di
Inggris muncul tokoh John Locke (1623-1704). Mereka dikenal sebagai
tokoh asosiasionisme, yaitu doktrim psikologi yang menyatakan bahwa jiwa
itu tersusun atas elemen-elemen sederhana dalam bentuk ide-ide yang
muncul dari inderawi.Ide-ide ini bersatu dan berkait satu sama lain lewat
asosisi-asosisi.

Psikologi baru diakui menjadi ilmu independen setelah didirikan


laboratoriumpsikologo oleh Wilhem Wundt pada tahun 1897, yang
kemudian sangat berpengaruh bagi perkembangan psikologi selanjutnya.
Para sarjana psikologi mulai menyelidiki gejala-gejala kejiwaan secara lebih
sistematis dan objektif.

b. Ruanga Lingkup Psikologi

Ditinjau dari segi obyeknya psikologi dapat dibedakan dalam dua golongan
yang besar yaitu :

24
1) Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia.
2) Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan yang umumnya
lebih tegas disebut psikologi hewan.

Dalam tulisan ini tidak akan dibicarakan psikologi hewan, yang akan
dibicarakan adalah psikologi yang berobyekkan manusia. Sampai pada
waktu ini orang masih membedakan adanya psikologi yang bersifat umum
dan psikologi yang khusus.

Psikologi umum adalah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari


kegiatan-kegiatan atau aktifitas fisik manusia pada umumnya yang dewasa,
yang normal dan berbeda (berkultur).

Psikologi khusus ialah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari


segi-segi kekhususan dari aktifitas psikis manusia.

a) Psikologi Perkembangan

Yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari


masa bayi sampai tua, yang mencakup :

 Psikologi anak (mencakup masa bayi).


 Psikologi puber dan adolesensi (psikologi pemuda).
 Psikologi orang dewasa.
 Psikologi orang tua

b) Psikologi sosial

Yaitu psikologi yang khusus membicarakan tentang tingkah laku atau


aktifitas-aktifitas manusia hubungannya dengan situasi sosial.

c) Psikologi pendidikan

25
Yaitu psikologi yang menguraikan kegiatan-kegiatan manusia dalam
hubungannya dengan situasi pendidikan . Misalnya, bagaimana dalam
menarik perhatian agar dapat dengan mudah diterima.

d) Psikologi kepribadian dan tifologi

Yaitu psikologi yang khusus menguraikan tentang struktur pribadi manusia,


mengenai tipe-tipe kepribadian manusia.

e) Psikopatologi

Yaitu psikologi yang khusus menguraikan mengenai keadaan psikis yang


tidak normal (abnormal).

f) Psikologi kriminil

Yaitu psikologi yang khusus berhubungan dengan soal kejahatan atau


kriminalitas.

g) Psikologi perusahaan

Yaitu psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal perusahaan. Jadi


dalam mempelajari psikologi ini, kita akan membatasi diri pada tingkah laku
manusia,karena manusia adalah makhluk Tuhan yang tertinggi derajatnya
diantara makhluk yang lain di alam ini.

6. TEORI – TEORI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DAN


TOKOHNYA

1) Teori Perkembangan Performasionis Environmentalis Menurut


JhonLocke

26
a. Biografi tokoh

John Locke lahir disebuah desa kecil Somerset, Inggris pada tanggal
26 Agustus 1632 dari seorang ibu yang sangat sholeh dan penyayang dan
seorang ayah yang keras. Locke terkenal sebagai bapak empirisme dibidang
filsafat dan bapak teori belajar dibidang psikologi.

b. Teori Environmentalisme

Titik awal teori Locke adalah penolakanya terhadap doktrinide


bawaan yang masih meyakini kalau ide – ide tertentu merupakan ide
bawaan, sudah ada di jiwa mendahului pengalaman. Locke beranggapan
bahwa jiwa anak – anak merupakan tabula rasa sepeti kertas kosong
sehingga apapun pikiran yang muncul darinya hampir sepenuhnya muncul
dari pembelajaran dan pengalaman pengalaman mereka. Teori Locke sangat
cocok dengan pemikiran liberal dan demokratis pencerahan. Jika anak -
anak pada dasarnya adalah organisme kosong, maka itu berarti mereka lahir
dalam kondisi setara. Locke mengakui kalau individu memiliki tempramen
yang berbeda - beda,namun secara keseruluhan lingkunganlah yang
membentuk jiwa (Locke,1693,bagian1,h.32) jadi yang penting disini adalah
pembelajaran pada masa bayi. Bagaimana lingkungan dapat membentuk
jiwa anak berdasarkan dua konsep yaitu : Sebagian besar pikiran dan
perasaan kita berkembang lewat proses asosiasi dan Kebanyakan tingkah
laku kita berkembang lewat proses.

Filsafat pendidikan Locke :

 Pengendalian diri, Yaitu untuk menanamkan disiplin diri, pertama


tama kita harus menjaga kesehatan fisik anak. Saat tubuh menjadi
sakit dan lemah, kemampuan untuk mengendalikan keinginan –
keinginannya jadi melemah pula.
 Penghargaan dan penghukuman terbaik, tidak semua bentuk
penghargaan mennghasilkan sesuatu yang kita inginkan. Locke
menentang penggunaan uang atau manisan sebagai hadiah karena
hanya akan merusak tujuan utama pendidikan yaitu mengendalikan

27
keinginan dan tunduk kepada rasio. Penghargaan terbaik adalah
pujian dan sanjungan,dan penghukuman terburuk adalah ketidak
setujuan. Ketika anak – anak bertindak dengan baik kita mesti
memuji mereka dan membuat mereka merasa bangga ; sebaliknya,
waktu mereka bertindak buruk kita hanya boleh memberinya tatapan
dingin dan membuat mereka merasa malu.
 Aturan - aturan, pada dasarnya praktik memberikan aturan yang
keras lalu menghukum jika tidak menaatinya sebenarnya tidak
bermanfaat, sebagai pengganti aturan – aturan semacam itu.

Locke menawarkan dua prosedur berikut :

1. Mengajarkan dengan memperlihatkan kepada mereka model model


tindakan yang baik karena anak-anak lebih banyak belajar dari
contoh atau teladan dari pada pemahaman.
2. Sambil tetap memberikan perintah dan aturan, kita harus mendorong
anak - anak mempraktikan tingkah perilaku yang baik.

2) Teori Perkembangan Naturalisme Romantik Menurut J.J.


Rousseau
a. Biografi tokoh

Jean Jacques Rousseau (1712-1778) lahir di Jenewa Swiss pada


tanggal 28 Juni 1712, putra dari seorang ayah pembuat jam dan seeorang ibu
yang cantik dan sentimentil, namun meninnggal dunia waktu melahirkkan
dia. Karena itu selama 8 tahun pertama hidupnya Rousseau dibesarkan ayah
dan bibinya. Menurut Rousseau, si ayah sangat menyayanginya namun
ayahnya tidak pernah lupa bahwa dia adalah penyebab ibunya meninggal.
Dia adalah seorang tokoh filosofi besar penulis dan kompose rpada abad
pencerahan. Pemikiran filosofinya mempengaruhi revolusi Perancis,
perkembangan politika modern dan dasar pemikiran edukasi. Rousseau
percaya kalau sangat vital bagi kita untuk memberikan kepada Alam
kesempatan menuntun pertumbuhan anak.

28
b. Teori Naturalisme

Rousseau setuju dengan Locke bahwa anak – anak berbeda dengan


orang dewasa, namun dia meyorotihalini secara lebih positif. Anak – anak
bukan wadah kosong ataupun kertas kosong melainkan sudah memiliki
mode perasaan dan pemikirannya sendiri. Ini terjadi demikian lantaran
mereka berkembang menurut rencanaalam, yang mendesak mereka untuk
mengembangkan kemampuan perasaan yang berbeda di tingkatan yang
berbeda – beda pula. Sambil mengajar anak – anak berpikir dengan cara –
cara yang benar kita juga harus membiarkan mereka menyempurnakan
sendiri kemampuan mereka dan belajar dengan cara –cara mereka sendiri
seperti yang diinginkan alam. Alam seperti guru tersembunyi yang
mendorong anak mengembangkan kemampuan berbeda –beda di tingkat
pertumbuhan yang berbeda-beda (1762 b,h.181). Produknya mungkin bukan
individu terlatih yang bisa menyesuaikan diri dengan suatu lingkungan
sosisal, namun tetap saja di sebuah pribadi yang kuat dan utuh. Untuk
membantu alam di dalam prosesini, kita harus mempelajari semua hal
tentangt ahap perkembangan manusia.

Menurut Rousseau, tahap utama perkembangan manusia terbagi menjadi 4


bagian :

1) Masa bayi (dari usia 02 tahun) Bayi mengenali.


Masabayi (dari usia 0-2 tahun). Bayi mengenali dunia langsung
lewat indranya. Mereka tidak mengetahui idea tau pemikiran apapun
; mereka hanya sekedar mengalami rasa enak dan rasa sakit.
2) Masa kanak – kanak (dari usia 2 sampai12 tahun).
Tahap ini di mulai ketika anak - anak mendapatkan sebuah
indepedensi baru ; mereka sekarang bisa berjalan, berbicara, maka
sendiri, dan berlari kesana kemari. Yang pasti mereka
mengembangkan kemampuan - kemampuan ini dengan cara mereka
sendiri juga.
3) Masa anak – anak akhir (dari usia 12 sampai 15 tahun).

29
Tahap ketiga adalah masa transisi antara masa kanak – kanak dan
dewasa. Selama periode ini, anak – anak memperoleh sejumlah besar
kekuatan fisik ; mereka bisa memotong kayu, mendorong gerobak,
mencangkul dan melakukan perkejaan orang – orang dewasa.
4) Masa dewasa.
Seseorang menjadi makhluk yang sosial sepenuhnya hanya ditahap
ke4, di mulai di masa pubertas. Rousseau menyatakan bahwa
pubertas di mulai pada usia 15 tahun. Tubuh mengalami perubahan
dan hasrat mulai naik dari dalam dirinya. “perubahan tempramen
yang seringkali mengkristal dalam kemarahan dan sebuah
pengendakian terus menerus terhadap pikiran, membuat seorang
anak hampir tidak bisa di atur lagi”.
3) Teori Perkembangan Pendewasaan Menurut Gesell
a. Filosofi

Arnold Gesell adalah tokoh pendidikan dan psikologi yang


mencetuskan teori Maturasional model. Gesellt umbuh besar di Alma,
Wiscousin, sebuah kota kecil di tepian sungai Mississippi atas. Tahun 1960
muncullah teori Arnold Gesell yang tentang konsep “Kesiapan-readiness”
dimana beliau menekankan perlunya di lakukan intervensi dini dan
rangsangan intelektual dini kepada anak agar mereka siap belajar dan
kemudian muncul pula teori Jerome Burner, seorang psikolog, Harvard
University dengan bukunya “The Process of Education” pada tahun 1960,
yang menyatakan kompetensi anak untuk belajar tak terhingga. “We begin
with the hypothesis that any subject can be taught effective lyinso
meintellectually honest way to any child at any stage of development”.
Konsep ini banyak di salah artikan oleh banyak pendidik dan orang tua yang
pada akhirnya menjadi bencana. Pendidikan di laksanakan dengan cara
memaksa otak kiri anak sehingga membuat anak cepat matang dan cepat
busuk (earlyripeearlyrot).

Model Maturisional atau yang lebih di kenal dengan model proses


pematangan merupakan satu model pengembangan kurikulum yang di

30
dasarkan pada teori yang di kembangkan oleh Arnold Gessel. Menurut
pandangan ini, sejak di lahirkan anak - anak sudah memiliki pola tingkah
laku tertentu. Perubahan tingkah laku terjadi dari hasil pematangan
psikologis (kesiapan) dan situasi lingkungan yang mengandung tingkah
laku tertentu. Model ini menyakini bahwa pengembangan kurikulum harus
di dasarkan pada pengenalan dan pemahaman potensi bawaan yang dimiliki
oleh anak. Kurikulum didesain untuk membantu mematangkan berbagai
potensi bawaan anak. Jean Jacqueas Rousseau menyatakan bahwa anak
tidak boleh di perlakukan seperti binatang ataupun manusia dewasa, mereka
hanya perlu di perlakukan sebagai seorang anak. Sebagai contoh
kemampuan dan pengetahuan dasar anak - anak adalah membaca, berjalan,
berbicara. Pada perkiraan yang sama dan secara relatif kemampuan dan
pengetahuan dasar itu berkembang secara berurutan karena keahlian tersebut
timbul sebagai suatu cara yang sudah jadi kodrat sejak lahir. Pandangan
teori ini sering disebut sebagai teori kematangan atau maturationist theory.

Gesell (1933) dalam buku Early Childhood DevelopmentA


Multicultural Perspective yaitu sebuah buku tentang peran lingkungan
terhadap anak. Sebagai contoh bagi penganu tteori kematangan
(maturationis theory), pola asuh dan pendidikan memiliki peran yang lebih
rendah dibandingkan genetik. Dalam bentuk yang asli teori ini
menyampaikan bahwa anak – anak akan menjadi matang seiring
bertambahnya usia mereka. Mereka akan menjadi sebagaimana mereka
seharusnya dengan sedikit pengaruh dari dunia luar. Gesell (2004) dalam
buku An Introduction to Theories of Human Development menyakini bahwa
pengaruh terpenting bagi pertumbuhan dan perkembangan organism
manusia adalah faktor biologi. Menekankan terhadap proses – proses
biologi, oleh karena itu gesell memfokuskan sebagian karyanya pada
pematangan (maturation), karena memandang maturasi adalah sebagai
sebuah proses yang amat sangat penting karena diyakin hal itu berdampak
besar pada setiap aspek perkembangan manusia.

31
Teori kematangan mengibaratkan perkembangan anak –anak di lihat
seperti bunga yang mekar atau benih yang tumbuh. Jika di berikan nutrisi
kehidupan seperti kasih sayang, keamanan dan makanan yang sehat, anak
-anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan jalannya kodrat, seperti
halnya tumbuhan. Tantangan utama di lingkungan dapat menghambat
langkah pertumbuhan, seperti sebuah tanaman yang tidak menerima cukup
matahari dan air. Tetapi jika kebutuhan dasarnya di penuhi, anak akan terus
berkembang. Para pakar teori kematangan mula - mula, menyatakan
masalah utama utama perkembangan dan tingkah laku muncul dari sebuah
lingkungan yang menahan atau menghambat kematangan, sepert contoh :
anak yang di tempatkan dikelas yang kaku atau anak yang di tuntut untuk
berprestasi dalam tugas yang sulit sebelum mereka siap sesuai usianya maka
anak akan menunjukkan permasalahandalamtingkahlaku.

b. Konten Perkembangan

Menurut Gesell ciri perkembangan kematangan ini selalu terjadi


dalam urutan tertentu. Pertama kali hal ini bisa di lihat dari perkembanga
embrionya dimana, contohnya, jantung selalu menjadi organ pertama yang
berkembang dan berfungsi. Sesudah itu, selsel yang berbeda mulai
membentuk sistem syarat utama dengan cepat. Urutan ini, yang diarahkan
oleh cetak biru genetic, tidak pernah terbalik. Dengan cara yang sama,
perkembangan ini terus berlanjut setelah bayi lahir.

Pengamatan Gesell mengungkapkan beberapa prinsip perkembangan


lainnya, yaitu :

1) Jalinan timbal balik

Jalinan timbal balik mengacu pada proses perkembangan dimana dua


kecendrungan secara bertahap meraih pengorganisasian yang efektif. Jalinan
timbale balik mencirikan pertumbuhan kepribadian.

32
2) Asimetri Fungsional

Melalui proses jalinan timbal balik, kita menyeimbangkan dualitas


sifat kita. Maksudnya kita menjadi paling efektif waktu menghadapi dunia
dari satu sudut pandang, satu tangan, atau satu mata.

3) Pengaturan diri

Kemampuan organisme untuk mempertahankan seluruh integrasi


dan kesetimbangannya. Mekanisme perkembangan instrinsik begitu kuat
sampai – sampai organism dapat, pada tataran yang sangat menyolok,
mengatur perkembangannya sendiri.

Menurut Arnold Gesell, perkembangan motorik hasil dari


kematangan neuro muscular pada bagian otot, otak, dan pertumbuhan tubuh
bayi. Teori kematangan berdasarkan ide bahwa perkembangan manusia
hasil dari warisan genetik individu. Arnold mengumpamakan kematangan
pertumbuhan dan perkembangan anak seperti tumbuhan, ketika sedang
tumbuh lingkungan mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
tersebut seperti penyinaran, pemupukan begitulah tumbuhan itu tumbuh
terus menerus membawa pengaruh genetik dari tumbuhan itu sendiri, begitu
pula dengan pertumbuhan anak.

Gesell, mengemukakan lima tahapan perkembangan manusia, yaitu :

1) Pada peringkat pertama yaitu pada usia lahir hingga satu tahun. Ciri-
ciri perkembangan tingkah laku yang dihasilkan pada usia 1 bulan
ialah bayi dapat menghasilkan tangisan berbeda-beda untuk
menyatakan keinginan yang berbeda sepertitangisan lapar berbeda
dengan tangisan ketika popoknya basah. Pada usia 4 bulan,
koordinasi fisik yang berlaku pada bayi yaitu mata bayi selalu
mengikuti objek yang bergerak. Pada usia 6 bulan bayi sudah dapat
menggenggam sesuatu objek misalnya bola, kubus kayu, keringcing
dan sebagainya. Pada usia tujuh bulan, bayi sudah mulai duduk dan
merangkak dengan sendirinya tanpa bantuan orang lain karena pada

33
masa ini ototleher, tangan, kaki, pinggul bayi sudah semakin kuat
dan memungkinkan bayi duduk serta merangkak dengan cepat. Pada
usia dua belasbulan, bayi sudah mahir untuk melangkahkan kakinya
dengan berpegangan pada kursi atau meja.
2) Pada peringkat kedua yaitu pada usia satu hingga dua tahun,
kematangan fisik dan mental mulai meningkat yaitu bayi sudah
dapat berjalan walaupun masih dibantu oleh pengasuhnya. Pada
tahap ini juga, bayi sudah mulai mengerti dengan istilah ”jangan”
dan pada usia dua tahun bayi sudah mampu untuk berjalan tanpa
bantuan dari pengasuhnya kerana bayi sudah memperoleh
keseimbangan badan yang sempurna.
3) Pada peringkat ketiga yaitu pada usia dua hingga tiga tahun bayi
sudah mencapai koordinasi mata, tangan dan kaki yang semakin
sempurna misalnya dapat makan dan memakai sepatu sendiri sendiri
dan sudah bisa berbicara meskipun belum begitu fasih.
4) Pada peringkat keempat yaitu pada usia tiga hingga empat tahun,
koordinasi dan kematangan fisik anak sudahs emakin sempurna
misalnya sudah bisa mengendarai sepeda beroda tiga dan menuruti
arahan dari orang tua di sekitarnya.
5) Pada tahap kelima yaitu pada usia empat hingga lima tahun, proses
interaksi anak mulai terbentuk karena pada tahap ini anak mulai
bersosialisasi dan bergaul dengan teman seusianya karena pada masa
ini anak sudah memasuki usia sekolah. Pada tahap ini juga anak suka
bertanya tentang apa yang dilihat dan di alaminya pada orangt ua
atau pengasuhnya.

Dalam model pengembangan kurikulum Maturation model


pengembangan kurikulum lebih ditekankan dengan memperhatikan aspek
perkembangan dari tiap tahap perkembangan anak (ranah fisik, afektif,dan
kognitif), proses pembelajaran lebih ditekan pada bagaimana mengajarkan
individu sesuai dengan tahan perkembangandan kemampuannya.

34
1. Ranah Fisik

Perkembangan fisik menjelaskan perubahan penampilan fisik anak-


anak dan juga kemampuan motoriknya. Selama masa prasekolah, urutan
yang dialami semua anak dalam perkembang fisiknya hampir sama
walaupun beberapa anak menguasai kemampuan lebih dari pada yang
lainnya (Robert,2011;87).

Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian


gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot
terkoordinasi. Keterampilan motorik anak terdiri atas keterampilan motorik
kasar dan keterampilan motorik halus. Keterampilan motorik anak usia 4 -5
tahun lebih banyak berkembang pada motorik kasar, setelah usia 5 tahun
baru terjadi perkembangan motorik halus. Pada usia 4 tahun anak-anak
masih suka jenis gerakan sederhana seperti berjingkrak –jingkrak,
melompat, dan berlari kesana kemari, hanya demi kegiatan itu sendiri tapi
mereka sudah berani mengambil resiko.Walaupun mereka sudah dapat
memanjat tangga dengan satu kaki pada setiap tiang anak tangga untuk
beberapa lama, mereka baru saja mulai dapat turun dengan cara yang sama.
Pada usia 5 tahun, anak – anak bahkan lebih berani mengambil resiko
dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun. Mereka lebih percaya diri
melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu obyek,
berlari kencang dan suka berlomba dengan teman sebayanya bahkan
orangtuanya. Pembelajaran dalam kurikulum ini di harapkan setiap ktifitas
yang dilaksanakan dapat sesuai dan mendukung perkembangan fisik anak.

2. Ranah Kognitif

Kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir,


menegtahui dan memecahkan masalah. Menurut Bloom (1956) tujuan
omain kognitif terdiri atas enam bagian :

35
a) Pengetahuan (knowledge)
Mengacu kepada kemampuan mengenal materi yang sudah dipelajari
dari yang sederhana sampai pada teori –teori yang sukar. Yang
penting adalah kemampuan mengingat keterangan dengan benar.
b) Pemahaman (comprehension)
Mengacu kepada kemampuan memahami makna materi. Aspek ini
satu tingkat diatas pengetahuan dan merupakan tingkat berfikir
yangr endah.
c) Penerapan (application)
Mengacu kepada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi
yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut
penggunaan aturan dan prinsip. Penerapan merupakan tingkat
kemampuan berfikir yang lebih tinggi dari pada pemahaman.
d) Analisis (analysis)
Mengacu kepada kemampun menguraikan materike dalam
komponen - komponen atau faktor - faktor penyebabnya dan mampu
memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan yang lainnya
sehingga struktu rdan aturannya dapat lebih dimengerti. Analisis
merupakan tingkat kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada
aspek pemahaman maupun penerapan.
e) Sintesa (evaluation)
Mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau komponen -
komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk
baru. Aspek ini memerluakan tingkah laku yang kreatif. Sintesis
merupakan kemampuan tingkat berfikir yang lebih tinggi dari pada
kemampuan sebelumnya.

f) Evaluasi(evaluation)
Mengacu kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai –
nilai materi untuk tujuan tertentu. Evaluasi merupakan tingkat
kemampuan berfikir yang tinggi. Aspek kognitif lebih di dominasi
oleh alur – alur teoritis dan abstrak. Pengetahuan akan menjadi

36
standar umum untuk melihat kemampuan kognitif seseorang dalam
proses pengajaran.

Dalam PAUD, anak banyak belajar melalui dirinya sendiri, tetapi ia


sering memerlukan pertolongan untuk memadukan apa yang dipelajarinya
sehingga tercipta konsep yang lebih kompleks. Untuk itu anak perlu
ditawari berbagai kegiatan untuk bermain menjelajah lingkungan dan
merespon rangsangan dalam lingkungan.

3. Ranah Afektif

Afektif atau intelektual adalah mengenai sikap, minat, emosi, nilai


hidup dan operasiasi siswa. Dalam hal ini hasil dari pembelajaran
ditekankan pada perkembangan sikap anak terhadpat apa yang sudah
dipelajarinya. Anak mampu mengembangkan konsep diri yang positif serta
mampu mengembangkan kreatifitas yang ada dalam dirinya.

c. Konten Program Pembelajaran

Proses pembelajarannya mengacu pada UU No. 20 Thn. 2003


tentang Sistem Pendidikan NasionalPasal1 angka 14 yang menyatakan
bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Didalam pernyataan tersebut sudah sangat maturationistik yang


artinya sangat memperhatikan akan kematangan pada setiap pertumbuhan
dan perkembangan dan upaya yang dilakukan bersifat pembinaan bukan
pengajaran,yang bertujuan untuk membantu kesiapan belajar anak pada
pendidikan dasar kelas bukan proses membelajarkan mereka dalam porsi
yang seharusnya menjadi hak pendidikan dasar. Oleh karena itu upaya -
upaya tersebut hanya berupa rangsangan - rangsangan. Akan tetapi
rangsangan tersebut harus sesuai dengan porsi yang dibutuhkan oleh anak.

37
Menurut Mugurussa berikut ini adalah daftar indikator yang
mencakup berbagai faktor kognitif, sosial, akademik, dan perkembangan
yang perlu dipertimbangkan ketika memutuskan apakah seorang anak siap
untuk masuk sekolah :

1. Sosial/Keterampilan Emosional
 Memisahkan dari orangtua/pengasuh tanpa marah yang berlebihan
 Drama/saham dengan anak – anak lain
 Mendengarkan cerita tanpa mengganggu
 Membayar perhatian untuk jangka waktu yang singkat untuk tugas
dewasa diarahkan
 Menunggu gilirannya
 Hadiri untuk tugas dewasa diarahkan untuk setidaknya lima menit
 Mengakui dan menanggapi perasaan orang lain
 Mengikuti arah

2. Literasi/fonemikKeterampilanKesadaran
 Suka dibacakan/mendengarkan cerita
 Melafalkan alfabet
 Mengidentifikasi beberapa surat dan tahu beberapa suara yang
mereka buat
 Mengakui nama sendiri dicetak
 Apakah mampu atau mencoba untuk menulis nama sendiri atau ide –
ide lain yang menggunakan simbol atau huruf
 Dapatmenggambaruntukmengekspresikanide

3. Keterampilan Matematika
 Hitungan dari satu sampai sepuluh
 Tahu bentuk dasar (lingkaran, persegi panjang, persegi, segitiga)
 Awal untuk menghitung dengan satu – ke – satu korespondensi
 Dapat mengurutkan item berdasarkan satu atau lebihatribut

38
 Dapat mengidentifikasi warna dasar (hitam, biru, coklat, hijau,
oranye, merah, ungu, kuning)

4. Keterampilan Bahasa (Ekspresif dan reseptif)


 Mengungkapkan kebutuhan dan keinginan secara verbal
 Berbicara dalam kalimat lengkap (5-6 kata)
 Apakah umum dipahami oleh orang dewasa
 Menggunakan kata - kata, bukan tindakan fisik, untuk
mengekspresikan emosi

5. Memahami dan mengikuti dua langkah arah Self - Bantuan


Keterampilan
 Dapat menggunakan kamar mandi secara mandiri dan menyelesaikan
tugas – tugas yang menyertainya kebersihan
 Apakah bisa berpakaian diri (menempatkan pada jaket, mengikatkan
tombol, kancing, ritsleting dan)
 Tahu nama lengkap dan usia
6. Keterampilan motorik halus
 Menggunakan pensil / krayon dipegangan non – kikir
 Memotongdengangunting

7. Salinan tokoh dasar seperti lingkaran, persegi, dan garis lurus


Keterampilan motorik kasar
 Memantul bola
 Berlari dan melompat
 Melompat dengan kaki bersama – sama
 Melompat sambil menyeimbangkan pada satu kaki
 Naiktanggadengankakibergantian

Maka kesimpulannya adalah kurikulum maturasionis membuat


program pembelajaran yang berdasarkan tingkat perkembangan anak bukan
melalui usia. Walaupun usia anak sama, namun kemampuan atau tingkat

39
perkembangannya berbeda - beda. Karena perbedaan tingkat kemampuan
inilah proses pembelajarannya tidak ada unsur paksaan dan tidak diberikan
labeling ke anak. Anak berkembang sendiri secara otomatis dengan catatan
pemberian gizi yang baik kepada anak.

d. Konten atau isi dari kurikulum

Konten atau isi dari kurikulum model Maturity sebagai pedoman


pelaksanaan adalah sebagai berikut :

1. Aspek Administrasi

Lingkungan ruangan diperhitungkan untuk memberikan mobilitas


maksimal bagi perkembangan anak. Pusat-pusat pembelajaran hanya segala
sesuatu yang telah dibatasi (ditentukan) memiliki dampak terhadap
perkembangan anak. Perlengkapan ruangan di isi dengan bahan - bahan
multidimensi yang melayani berbagai kegiatan ekpresi seperti bahasa,
matematika, gerak dan estetika.

2. Aspek Pendidikan

Aktivitas terdiri dari unit dan tema yang luas yang didasarkan pada
studi minat anak. Anak – anak bebas memilih aktivitas yang diinginkan.
Penyusunan aktivitas didasarkan pada tema yang disusun melalui berbagai
permainan. Strategi pemberian motivasi dilakukan melalui motivasi
instrinsik verbal misalnya do’a (harapan). Anak – anak dibentuk dalam
suatu kelompok yang heterogen. Pada saat tertentu dilakukan secara
homogen berdasarkan pada usia / tahap perkembangan. Susunan kegiatan
belajar yang fleksibel dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan minat anak
- anak. Penjajakan pada kemampuan anak dilakukan melaluiobservasi
secara keseluruhan yang mencakup hal – hal yang bersifat fisik, kognitif
dan afektif.

3. Evaluasi Program

40
Program dianggap berhasil jika anak - anak memperoleh kemajuan dalam
hal fisik, kognitif dan afektif .

e. Classroom Management

Adapun pengaturan kelas untuk kurikulum maturasional adalah sebagai


berikut :

1) Harus sesuai dengan tahap pekembangan anak yang bersifat holistik


yaitu mencakup keseluruhan aspek perkembangan.
2) Lingkungan yang aman, sehat, dan nyaman
Lingkungan yang aman dan sehat merupakan prinsip penting dalam
pengelolaan kelas. Kebersihan alat dan lingkungan harus
diprioritaskan karena akan berpengaruh terhadap kesehatan dan
kenyamanan anak. Kenyamanan dibangun antara anak dengan
pendidik, pendidik dengan pendidik, pendidik dengan orangtua.
Menurut Piaget dalam Wijana emosi pada anak usia dini merupakan
jendala untuk mereka berfikir.
3) Penataan lingkungan main dan belajar. Penataan ruang kelas juga
penting dalam proses pembelajaran. Wijana mengatakan bahwa
lingkungan main atau belajar untuk bayi dibawah satu tahun harus
memerlukan tempat yang bersih untuk tengkurap merangkak,
mengesot, dan merambat. Untuk usia 18 bulan hingga 2 tahun
memerlukan tempat yang lebih luas untuk bebas bergerak. Ini
disebabkan karena anak sudahd apat berjalan sehingga anak akan
suka bergerak kemana saja. Usia 2-7 tahun ke atas, diberikan
kesempatan untuk anak mengerjakan yang ingin mereka lakukan dan
akan terlihat anak yang perkembangan cepat dengan meminati suat
hal. Misalnya jika anak sudah mulai mengambil alat tulis,
kemungkinan anak siap untuk menulis awal seperti mencoret - coret
kertas.

Pada usia 2-7 tahun akan terlihat kemampuan - kemampuan anak


dan bakat anak yaitu bawaan gen anak dari lahir yang sudah ada dalam diri

41
anak sehingga dapat dikembangkan tanpa adanya pemaksaan untuk anak.
Perkembangannya sesuai dengan kemampuannya bukan dari usianya.

f. Assesmen

Tujuan utama untuk melakukan penilaian pada anak diantaranya :

1) Merencanakan pembelajaran untuk individu dan kelompok


2) Untuk berkomunikasi dengan keluarga
3) Untuk mengidentifikasi anak - anak yang mungkin membutuhkan
layanan khusus atau intervensi
4) Untuk menginformasikan pengembangan program.

Penilaian yang dilakukan pada anak usia dalam maturationist models


dalam implikasinya pada semua model pembelajaran yang banyak
digunakan dipraktek pendidikan anak usia dini menggunakan penilaian
autentik (authentic assessment) yang bercirikan sebagai berikut :

a) Data penilaian diperoleh dengan berbagai teknik dan berbagai


kesempatan waktu.
b) Penilaian dilakukan pada semua aspek perkembangan secara
menyeluruh.
c) Dilakukan secara langsung pada saat proses anak belajar secara
alami.
d) Digunakan untuk menilai program yang telah direncanakan.
e) Pada dasarnya hasil penilaian diambil untuk hasil pencapaian terbaik
dari pengalaman belajar anak
f) Penilaian berguna untuk menentukan program belajar anak
selanjutnya.

4. Teori Etologi Menurut Darwin

Teori seleksi alam (Darwin,1859) Darwin berpendapat bahwa tidak


ada sifat baru yang perlu dimiliki semasa hidup individu. Pada dasarnya,
teori Darwin berjalan sebagai berikut : diantara anggota anggota sebuah

42
spesies, terdapat variasi yang tak tehitung jumlahnya dan diantara anggota
yang bermacam - macam itu hanya kelompok tertentu yang berhasil
bertahan hidup yang bisa menghasilkan keturunannya. Dengan demikian
terdapat ‘perjuangan untuk bertahan hidup’ dimana anggota - anggota tebaik
sebuah spesies dapat hidup cukup panjang untuk meneruskan sifat unggul
mereka kepada generasi berikutnya. Terhadap jumlah generasi yang tak
terhitung jumlahn yaitu, alam kemudian ‘memilih’ siapa - siapa yang bisa
beradaptasi paling dengan lingkungan mereka. Menurut Darwin, Istilah
‘perjuangan untuk bertahan hidup’ (surviva for the existence) adalah yang
unggul yang bisa bertahan hidup (survival of the fittest).

Etologi adalah studi tentang tingkah laku manusia dan hewan dalam
konteksevolusi. Charles Darwin (1809-1882) menyatakan bahwa
perkembangan manusia ditentukan oleh seleksi alam. Seleksi alam tidak
hanya terjadi pada fisik seperti warnakulit, namun juga pada beragam
tingkah laku. Konrad Lorenz(1903-1989) dan Niko Tindbergen (1907
-1988) menyatakan insting ikut berkembang karena menjadi adaptif dalam
lingkungan tertentu dan insting memerlukan lingkungan yang tepat untuk
berkembang dengan benar(Crain,2007: 64). Untuk mendapatkan
perlindungan anak-anak harus mengembangkan tingkah laku kemelekatan
(attachment) yaitu sinyal yang mempromosikan dan mempertahankan
kedekatan anak dengan pengasuhnya (Bowlby,1982:182)

Imprinting Ethology menekankan bahwa perilaku adalah produk


dari evolusi dan ditentukan secara biologis. Tiap spesies mempelajari
adaptasi apa yang penting untuk bertahan hidup, dan melalui proses seleksi
alam,yang paling baiklah yang mampu hidup untuk mewariskan sifat -
sifatnya kepada keturunannya. Teori ini menekankan bahwa perilaku
individu adalah produk dari evolusi dan ditentukan secara biologis. Teori ini
juga tetap menghargai adanya peran lingkungan dalam memenuhi berbagai
kebutuhan individu, sehingga pengalaman individu pada awal kehidupan
dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan individu tersebut
dimasa selanjutnya.

43
5. Teori Perkembangan Psikoanalitik Menurut Sigmund Freud

Teori perkembangan psikoanalitik Sigmund Freud adalah kanak


dimana mencari kesenangan – energi dari id menjadi fokus pada area
sensitif seksual tertentu. Energi psikoseksual, atau libido, digambarkan
sebagai kekuatan pendorong dibelakang perilaku. Menurut Sigmund Freud,
kepribadian sebagian besar dibentuk oleh usia lima tahun Jika tahap-tahap
psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah kepribadian yang baik.

Teori - teori yang mengundang oleh Sigmund Freud menekankan


pentingnya peristiwa masa kanak – kanak dan pengalaman, dan hampir
secara khusus lanjut pada gangguan mental bukan yang berfungsional.

Menurut Freud, perkembangan anak disajikan sebagai seri “Mabuk


Psikoseksual“. Dalam “Karangan Tiga pada Seksualitas “(1915), Freud
menguraikan babak ini sebagai lisan, akal, dan lingkungan gender. Setiap
mabuk merasakan kepuasan hasrat dan kemudian bisa memerankan peran
dalam kepribadian orang dewasa.

Aliran Psikoanalitik pelayan perkembangan kepribadian dan perilaku


normal dan aliran psikologi. Aliran ini dikembangkan oleh Dr. Sigmund
Freud jadi lebih dikenal dengan aliran Freud. Proses pengobatan gejala –
gejala histeria mulai dari pembiusan kemudian beralih ke hipnotis dan terapi
bicara atau psikoanalisa yang mengutamakan pentingnya proses
ketaksadaran.

Aliran Psikoanalitik terdiri dari dua variasi yaitu pribadi dan antar
pribadi. Bagaimana kepribadian mempengaruhi belajar dan perilaku. Aliran
pribadi dari teori psikoanalitik adalah tradisi Sigmund Freud yang
mempertimbangkan itu orang bertindak atas motif yang tidak di sadarinya
juga atas dasar pikiran, perasaan dan kemungkinan yang disadari dan
sebagian disadari.

Dasar pendapat dan pandangan berubah dari keyakinan itu


pengalaman mental manusia tidak ubahnya seperti gunung es yang terapung

44
disamudra yang hanya sebagian sisa yang tampak, sedangkan sembilan
persepuluhnya dari sungguh yang tidak tampak memang yang merupakan
bagian atau lapangan ketidakasadaran mental manusia terdiri pikiran
kompleks, perasandan keinginan – keinginan bawah sadar yang tidak
dialami secara langsung tetapi besar – besaran terus berpengaruh tingkah
laku manusia.

Bagi berubah, semua bentuk tingkah laku manusia bersumber dari


dorongan – dorongan pikiran bawah sadar. Dialekyika antara kesadaran dan
ketidaksadaran ini berbicara berbuah dalam 3 sistem kejiwaan, yaitu :

1) Indo (Naluri),

Naluri pembuatan hidup dalam kerangka mempertahankan


eksistensinya dimuka bumi. Bertahan hidup dalam arti yang luas pada
dasaranya merupakan segala aspek yang kita lihat dibumi. Indo dalam
manusia merupakan naluri untuk berkembang baik mempertahankan diri
dari ancaman, naluri untuk bebas dari rasa lapar dan haus suka membantah
perbuatan berbaring.

2) Ego (pribadi),

Merupakan inti dari kesatuan manusia, dan kapan terjadi tantangan


terhadap ego hal ini merupakan tantangan terhadap tulang punggung
(eksistensi) manusia. Mengatasi kegagalan atau kekecewaan terhadap
penerimaan hal tersebut, atau terusiknya ego manusia, salah satunya lanjut
dengan marah. Contohnya, dalam pertandingan sepakbola.

3) Super Ego,

Dalam bahasa sederhana, sering pembicaraan sebagai hati nurani


atau suara hati. Pelanggaran teradap suara hati atau standar super ego
menghasilkan perasaan bersalah, kegelisahan dan rasa khawtir.

45
Pada perkembangannya teori psikoanalitik banyak di implementasikan
dalam dunia pendidikan. Beberapa diantaranya yaitu :

 Pertama, Berbicara tentang konsep kecemasan yang dikemukakan


oleh Freud, tentu saja berkaitan dengan proses pendidikan.
Kecemasan merupakan fungsi ego untuk memperingatkan individu
tentang kemungkinan suatu bahaya sehingga adapatdi siapkan reaksi
adiktif yang sesuai. Dalam pendidikan konsep kecemasan dalam tiap
individu dapat diolah dan dikembangkan oleh para pelajar / konselor
demi kebaikan peserta didik. Dengan konsepini pula, peserta didik
dibantu untuk menghargai diri dan orang lain serta lingkungannya.
Dengan kata lain, konsep kecemasan diarahkan kependidikan ranah
efektif atau karakternya.
 Kedua, dalam ranah yang lebih luas teori psikonalitik juga digunakan
pada proses pendidikan yang berbasis kecerdasan majemuk.

6. Teori Perkembangan Psikososial Menurut Erik Erikson

Teori Erik Erikson tentang perkembangan manusia dikenal dengan


teori perkembangan psiko - sosial. Teori perkembangan psikososial ini
adalah salah satu teori kepribadian terbaik dalam psikologi. Seperti
Sigmund Freud, Erikson percaya bahwa kepribadian berkembang dalam
beberapa tingkatan. Salah satu elemen penting dari teori tingkatan
psikososial Erikson adalah perkembangan persamaan ego. Ericson
memaparkan teorinya melalui konsep polaritas yang bertingkat / bertahapan.
Ada 8 (delapan) tingkatan perkembangan yang akan dilalui oleh manusia.
Menariknya bahwa tingkatan ini bukanlah sebuah gradualitas.

1. Trust vs Mistrust (Lahir – 18 bulan)

Pada tahap iniseorang anak akan mulai belajar untuk beradaptasi


dengan sekitarnya. Hal pertama yang akan dipelajari oleh seorang anak
adalah rasa percaya. Percaya pada orang - orang yang berada disekitarnya.

46
Seorang ibu atau pengasuh biasanya adalah orang penting pertama yang ada
dalam dunia si anak. Jika ibu memperhatikan kebutuhan si anak seperti
makan maupun kasih sayang, maka anak akan merasa aman dan percaya
untuk menyerahkan atau menggantungkan kebutuhannya kepada ibunya.
Namun, bila ibu tidak memberikan apa yang harusnya diberikan kepada si
anak, maka secara tidak langsung itu dapat membentuk anak menjadi
seorang yang penuh kecurigaan, sebab ia merasa tidak aman untuk hidup di
dunia (Slavin, 2006).

Shaffer (2005 : 135) menyatakan bahwa pengasuh yang konsisten


dalam merespon kebutuhan anak akan menumbuhkan rasa percaya anak
kepada orang lain, sedangkan pengasuh yang tidak respon sifat atau tidak
konsisten akan membentuk anak menjadi seorang yang penuh kecurigaan.
Anak – anak yang telah belajar untuk tidak mempercayai pengasuh selama
masa bayinya mungkinakan menghindari atau tetap skeptis untuk
membangun hubungan berdasarkan rasa saling percaya sepanjang hidupnya.

2. Autonomy vs Doubt(18 bulan – 3 tahun)

Pada tahap inianak sudah memiliki kemampuan untuk melakukan


beberapa kegiatan secara mandiri seperti makan, berjalan atau memakai
sandal. Kepercayaan orangtua kepada anak pada usia ini untuk
mengeksplorasi hal – hal yang dapat dilakukannya secara mandiri dan
memberikan bimbingan kepadanya akan membentuk anak menjadi pribadi
yang mandiri dan percaya diri. Sementara orangtua yang membatasi dan
berlaku keras pada anaknya, akan membentuk anak tersebut menjadi orang
yang lemah dan tidak kompeten yang dapat menyebabkan malu dan ragu –
ragu terhadap kemampuannya.

3. Initiative vs Guilt (3 tahun – 6 tahun)

Pada tahap ini, kemampuan motorik dan bahasa anak mulai matang,
sehingga memungkinkan mereka untuk lebih agresif dalam mengeksplor

47
lingkungan mereka baik secara fisik maupun sosial. Pada usia - usia ini anak
sudah mulai memiliki inisiatif dalam melakukan suatu tindakan misalnya
berlari, bermain, melompat dan melempar. Orang tua yang suka
memberikan hukuman terhadap upaya anaknya dalam mengambil inisiatif
akan membuat anak merasa bersalah tentang dorongan alaminya untuk
melakukan sesuatu selama fase ini maupun fase selanjutnya.

Pada masa ini anak telah memasuki tahap prasekolah. Ia dan


memotivasi anak sangat dibutuhkan ketika anak mengalami kegagalan. Hal
ini dimaksudkan agar anak dapat melewati tahap ini dengan baik.

Erikson (dalam Shaffer, 2005) mengusulkan bahwa anak usia 2 -3


tahun berjuang untuk menjadi seorang yang independen atau mandiri
dengan mencoba melakukan hal – hal yang mereka butuhkan secaramandiri
seperti makan dan berjalan. Sementara anak usia 4 - 5 tahun yang telah
mencapai rasa otonomi, sekarang mereka memperoleh keterampilan baru,
mencapai tujuan penting, dan merasa bangga dalam prestasi yang mereka
capai. Anak – anak usia prasekolah sebagian besar mendefinisikan diri
mereka dalam hal kegiatan dan kemampuan fisik seperti “aku bisa berlari
dengan cepat, aku bisa memanjat tangga, aku bisa menggambar bunga”. Hal
ini mencerminkan rasa inisiatif mereka untuk melakukan suatu kegiatan,
dan rasa inisiatif ini sangat dibutuhkan oleh seorang anak dalam
menghadapi pelajaran - pelajaran baru yang akan ia pelajari di sekolah.

Sesuatu yang berlebihan maupun kekurangan itu tidaklah baik.


Dalam hal ini, bila seorang memiliki sikap inisiatif yang berlebihan atau
juga terlalu kurang, maka dapat menimbulkan suatu rasa ketidakpedulian
(ruthlessness). Anak yang terlalu berinisiatif, maka ia tidak akan
memperdulikan bimbingan orang tua yang diberikan kepadanya.
Sebaliknya, anak yang terlalu merasa bersalah, maka ia akan bersikap tidak
peduli, dalam arti tidak melakukan usaha untuk berbuat sesuatu, agar ia
terhindar dari berbuat kesalahan. Oleh sebab itu, hendaknya orang tua dapat
bersikap bijak dalam menanggapi setiap perbuatan yang dilakukan oleh
anak.

48
4) Industry vs Inferiority (6 tahun – 12 tahun)

Pada tahap ini, anak sudah memasuki usia sekolah, kemampuan


akademiknya mulai berkembang. Selain itu, kemampuan sosial anak untuk
berinteraksi di luar anggota keluarganya juga mulai berkembang. Anak akan
belajar berinteraksi dengan teman - temannya maupun dengan gurunya. Jika
cukup rajin, anak - anak akan memperoleh keterampilan sosial dan
akademik untuk merasa percaya diri. Kegagalan untuk memperoleh prestasi
- prestasi penting menyebabkan anak untuk menciptakan citra diri yang
negatif. Hal ini dapat membawa kepada perasaan rendah diri yang dapat
menghambat pembelajaran di masa depan.

Pada tahap ini anak juga akan membandingkan dirinya dengan teman
- temannya. Shaffer (2005) mengatakan pada usia 9 tahun hubungan teman
sebaya menjadi sangat penting untuk anak - anak sekolah. Mereka peduli
pada sikap – sikap maupun penampilan yang akan memperkuat posisi
mereka dengan teman sebayanya. Sedangkan pada anak yang berusia 11,5
tahun,anak semakin membandingkan diri mereka dengan orang lain dan
mengakui bahwa ada dimensi dimana mereka mungkin kurang dalam
perbandingan tersebut, seperti “aku tidak cantik, aku biasa - biasa saja
dalam hal prestasi”. Oleh sebab itu, sebagai seorang guru hendaknya dapat
memberikan motivasi pada anak - anak yang belum berhasil dalam
mencapaiprestasimereka agar anak tidak memiliki sifat yang rendahd iri.
Guru dapat mencari momen – momen penting ketika di sekolah untuk
memberikan penghargaan pada seluruh anak - anak, sehingga anak akan
merasa bangga dan percaya diri terhadap pencapaian yang mereka peroleh.

5) Identity vs Role Confusion (12 tahun -18 tahun)

Pada tahap ini anak sudah memasuki usia remaja dan mulai mencari
jati dirinya. Masa ini adalah masa peralihan antara dunia anak – anak dan
dewasa. Secara biologis anak pada tahap ini sudah mulai memasuki tahap
dewasa, namun secara psikis usia remaja masih belum bisa diberi tanggung
jawab yang berat layaknya orang dewasa. Pertanyaan “SiapaAku?” menjadi

49
penting pada tahapan ini. Pada tahap ini, seorang remaja akan mencoba
banyak hal untuk mengetahui jati diri mereka yang sebenarnya. Biasanya
mereka akan melaluinya dengan teman - teman yang mempunyai kesamaan
komitmen dalam sebuah kelompok. Hubungan mereka dalam kelompok
tersebut sangat erat, sehingga mereka memiliki solidaritas yang tinggi
terhadap sesama anggota kelompok.

Erikson (dalam Shaffer, 2005) percaya bahwa individu tanpa


identitas yang jelas akhirnya akan menjadi tertekan dan kurang percaya diri
ketika mereka tidak memiliki tujuan, atau bahkan mereka mungkin sungguh
– sungguh menerima bila dicap sebagai orang yang memiliki identitas
negatif, seperti menjadi kambing hitam, nakal, atau pecundang. Alasan
mereka melakukan ini karena mereka lebih baik menjadi seseorang yang
dicap sebagai orang yang memiliki identitas negatif dari pada tidak
memiliki identitas sama sekali.

Harter (dalam Shaffer, 2005) mengatakan bahwa remaja yang terlalu


kecewa atas penggambaran diri mereka yang tidak konsisten akan bertindak
keluar dari karakter dalam upaya untuk meningkatkan citra mereka atau
mendapat pengakuan dari orangtua atau teman sebaya. Anak pada usia ini
rawan untuk melakukan beberapa hal negatif dalam rangka pencarian jati
diri mereka. Bimbingan dan pengarahan baik dari orangtua maupun guru
juga diperlukan bagi anak pada tahap ini, agar mereka dapat menemukan jati
diri mereka sebenarnya.

1) Intimacy vs Isolation (± 18 tahun – 40 tahun)

Pada tahap ini, seseorang sudah mengetahui jati diri mereka dan
akan menjadi apa mereka nantinya. Jika pada masa sebelumnya, individu
memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini

50
ikatan kelompok sudah mulai longgar. Pada fase ini seseorang sudah
memiliki komitmen untuk menjalin suatu hubungan dengan orang lain. Dia
sudah mulai selektif untuk membina hubungan yang intim hanya dengan
orang - orang tertentu yang sepaham. Namun, jika dia mengalami
kegagalan, maka akan muncul rasa keterasingan dan jarak dalam
berinteraksi dengan orang. Keberhasilan dalam melewati fase ini tentu saja
tidak terlepas dari fase – fase sebelumnya. Jika pada fase sebelumnya
seseorang belum dapat mengatasi rasa curiga, rendah diri maupun
kebingungan identitas,maka hal tersebut akan berdampak pada kegagalan
dalam membina sebuah hubungan,dan menjadikannya sebagai seseorang
yang terisolasi. Pada tahap ini, bantuan dari pasangan atau pun teman dekat
akan membantu seseorang dalam melewati tahap ini.

2) Generativity vs Self Absorption ( ± 40 tahun – 65 tahun )

Erikson (dalam Slavin, 2006) mengatakan bahwa generativitas


adalah hal terpenting dalam membangun dan membimbing generasi
berikutnya. Biasanya, orang yang telah mencapai fase generativitas
melaluinya dengan membesarkan anak - anak mereka sendiri. Namun, krisis
tahap ini juga dapat berhasil dilalui dengan melewati beberapa bentuk -
bentuk lain dari produktivitas dan kreativitas, seperti mengajar. Selama
tahap ini,orang harus terus tumbuh. Jika mereka yang tidak mampu atau
tidak mau memikul tanggung jawab ini, maka mereka akan menjadi stagnan
atau egois.

Pada masa ini, salah satu tugas untuk dicapai ialah dengan
mengabdikan diri guna mendapatkan keseimbangan antara sifat melahirkan
sesuatu (generativitas) dengan tidak berbuat apa - apa (stagnasi).
Generativitas adalah perluasan cinta ke masa depan. Sifat iniadalahke
pedulian terhadap generasi yang akan datang. Melalui generativitas akan
dapat dicerminkan sikap memperdulikan orang lain.Pemahaman ini sangat
jauh berbeda dengan arti kata stagnasi yaitu pemujaan terhadap diri sendiri
dan sikap yang dapat digambarkan dalam stagnasi ini adalah tidak perduli
terhadap siapapun.

51
Harapan yang ingin dicapai pada masa ini yaitu terjadinya
keseimbangan antara generativitas dan stagnansi guna mendapatkan nilai
positif yang dapat dipetik yaitu kepedulian. Dalam tahap ini, diharapkan
seseorang yang telah memasuki usia dewasa menengah dapat menjalin
hubungan atau berinteraksi secara baik dan menyenangkan dengan generasi
penerusnya dan tidak memaksakan kehendak mereka pada penerusnya
berdasarkan pengalaman yang mereka alami.

3) Integrity vs despair (± 65 keatas)

Seseorang yang berada pada fase ini akan melihat kembali


(flashback) kehidupanyang telah mereka jalani dan berusaha untuk
menyelesaikan permasalahan yang sebelumnya belum terselesaikan.
Penerimaan terhadap prestasi, kegagalan, dan keterbatasan adalah hal utama
yang membawa dalam sebuah kesadaran bahwa hidup seseorang adalah
tanggungjawabnya sendiri.

Orang yang berhasil melewati tahap ini, berarti ia dapat


mencerminkan keberhasilan dan kegagalan yang pernah dialami. Individu
ini akan mencapai kebijaksaan, meskipun saat menghadapi kematian.
Keputusasaan dapat terjadi pada orang - orang yang menyesali cara mereka
dalam menjalani hidup atau bagaimana kehidupan mereka telah berubah.

 Penerapan Teori Erikson dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar

Seorang anak memasuki sekolah dasar pada usia ± 6 tahun. Menurut


teori Erikson, usia ini sudah memasuki fase ke-IV, yaitu industry vs
inferiority. Siswa yang masuk ke dalam suatu sekolah memiliki latar
belakang akademik dan sosial yang berbeda - beda. Agar pembelajaran
menjadilebih efisien dan efektif, hendaknya seorang guru harus mengenali
karakteristik peserta didiknya agar lebih mudah dalam mengembangkan
model pembelajaran yang akan digunakan dalam mengajar
(Hanurawan,2007).

52
Padat tahap ini, hendaknya guru dapat memotivasi siswanya
agardapat melalui fase ini dengan baik, sehingga siswa tidak merasa rendah
diri akan kelurangan yang dimilikinya. Menurut teori Piaget, anak pada usia
7-11 tahun akan memasuki tahap concrete operational stage, dimana anak
menerapkan logika berpikir pada barang barang yang konkrit (Slavin,2006).
Pembelajaran karakter sangat tepat diterapkan pada anak usia ini, sebab
anak pada usia ini cenderung untuk meniru segala perbuatan maupun
perkataan yang dilihat maupun didengar yang dilakukan oleh orang - orang
yang berada disekitarnya. Oleh sebab itu, hendaknya seorang guru mampu
memberikan contoh yang baik kepada anak usia ini dengan berperilaku dan
bertutur kata yang sopan. Pembelajaran karakter ini diharapkan dapat
menjadi bekal bagi siswa untuk dapat melewati fase – fase perkembangan
psikososial selanjutnya dengan baik.

 Kelebihan dan Kekurangan Teori Erikson

Shaffer (2005) mengatakan banyak orang lebih memilih teori


Erikson dari pada Freud karena mereka hanya menolak untuk percaya
bahwa manusia didominasioleh naluri seksual mereka. Erikson menekankan
banyak konflik sosial dan dilema pribadi yang dialami seseorang atau orang
yang mereka kenal, sehingga mereka dapat dengan mudah
mengantisipasinya. Erikson tampaknya telah menangkap banyak isu sentral
dalam kehidupan yang dituangkannya dalam delapan tahapan
perkembangan psikososialnya.

Selain itu, rentang usia yang dinyatakan dalam teori Erikson ini
mungkin merupakan waktu terbaik untuk menyelesaikan krisis yang
dihadapi, tetapi itu bukanlah satu - satunya waktu yang mungkin untuk
menyelesaikannya (Slavin, 2006). Selain memiliki kelebihan, teori Erikson
juga memiliki beberapa kelemahan. Berikut beberapa kritikan terhadap teori
Erikson. Tidak semua orang mengalami kasus yang sama pada fase dan
waktu yang sama seperti yang dikemukakan Erikson dalam teori
perkembangan psikososialnya (Slavin,2006).

53
Teori ini benar - benar hanya pandangan deskriptif dari
perkembangan sosial dan emosional seseorang yang tanpa menjelaskan
bagaimana atau mengapa perkembangan ini bisa terjadi
(Shaffer,2005).Teori ini lebih sesuai untuk anak laki - laki dari pada untuk
anak perempuan dan perhatiannya lebih diberikan kepada masa bayi dan
anak – anak dari pada masa dewasa. (Cramer, Craig, Flynn, Bernadette &
La Fave, Ann, 1997).

7. Teori Perkembangan Kognitif Menurut Piaget dan Gagne


 Teori Perkembangan Piaget

Menurut Piaget, proses belajar akan mengikuti tahap - tahap


asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi (penyeimbangan).

Proses asimilasi merupakan proses pengintegrasian atau penyatuan


informasi baru kedalam strukturkognitifyang telah dimiliki oleh individu.

Teori Belajar Kognitif Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Sura dira


jayaningrat lebur dening pangastuti.

a. Proses akomodasi merupakan proses penyesuaian struktur kognitif


kesituasi baru.
b. Proses ekuilibrasi adalah penyasuaian berkesinambungan antara
asimilasi dan akomodasi. Sebagai contoh, seorang anak sudah
memahami prinsip pengurangan. Ketika mempelajari prinsip
pembagian, maka terjadi proses pengintegrasian antara prinsip
pengurangan yang sudah dikuasainya dengan prinsip pembagian
(informasibaru). Inilah yang disebutproses asimilasi. Jika anak
tersebut diberikan soal – soal pembagian, maka situasi ini disebut
akomodasi. Artinya, anak tersebut sudah dapat mengaplikasikan atau
memakai prinsip - prinsip pembagian dalam situasi yang baru dan
spesifik.

Tahap – tahap perkembangan kognitif :

1. Tahap Sensorimotor (umur 0 - 2 tahun)

54
Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan , dan dilakukan
langkah demi langkah. Kemampuan yang dimilikinya antara lain : o Melihat
dirinya berbeda dengan objek o sekitarnya Mencari rangsangan melalui
sinar lampu dan suara o Memperhatikan sesuatu lebih lama o
Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya o Memperhatikan objek
sebagai hal yang tetap lalu ingin mengubah tempatnya.

2. Tahap Preoperasional (umur 2 - 7/8 tahun)

Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada pengguanaan


symbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep - konsep
intuitif. Tahap inidi bagi menjadi dua, yaitu preoperasional dan intuitif :

1) Preoperasioal (umur 2-4 tahun), anak telah mampu menggunakan


bahasa dalam mengembangkan konsepnya, walaupun masih sangat
sederhana. Maka sering terjadi kesalahan dalam memahami objek.

Karakteristik tahap ini adalah :

 Self counter nya sangat menonjol.


 Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal
dan mencolok.
 Tidak mampu memusatkan perhatian pada objek – objek yang
berbeda.
 Mampu mengumpulkan barang - barang menurut kriteria, termasuk
kriteria yang benar.
 Dapat menyusun benda - benda secara berderet, tetapi tidak dapat
menjelaskan perbedaan antara deretan.

2) Tahap intuitif (umur 4 – 7 atau 8 tahun), anak telah dapat


memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak
abstrak. Dalam menarik kesimpulan sering tidak diungkapkan
dengan kata - kata. Oleh sebab itu, pada usia ini anak telah dapat
mengungkapkan isi hatinya secara simbolik terutambagi mereka
yang memiliki pengalaman yang luas.

55
Karakterisitk tahapini adalah :

 Anak dapat membentuk kelas - kelas atau kategori objek, tetapi


kurang disadarinya.
 Anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal – hal
yang lebih kompleks.
 Anak dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide.
 Anak mampu memperoleh prinsip - prinsip secara benar. Dia
mengerti terhadap sejumlah objekyang teratur dan cara
mengelompokkannya. Anak kekekalan masa pada usia 5 tahun,
kekekalan berat pada usia 6 tahun, dan kekekalan volume pada usia
7 tahun. Anak memahami bahwa jumlah objek adalah tetap sama
meskipun objek itu dikelompokkan dengan cara yang berbeda.

3. Tahap Operasional Konkret (umur 7/8 – 11/12 tahun)

Ciri kelompok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudahmulai


menggunakan aturan - aturan yang jelas dan logis,dan ditandai adanya
reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berfikit logis,
akan tetapi hanya dengan benda - benda yang bersifat konkret. Operation
adalah suatu tipe tindakan untuk memanipulasi objek atau gambaran yang
ada didalam dirinya. Karenanya kegiatan ini memerlukan proses
transformasi informasi ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif.

4. Tahap Operasional Formal (umur 11/12 – 18 tahun)

Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu
berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir
“kemungkinan”. Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico – deductive
dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik
kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa.

Pada tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat :

 Bekerja secara efektif dan sistematis.

56
 Menganalisis secara kombinasi. Dengan demikian telah diberikandua
kemungkinan penyebabnya, misalnya C1 dan C2 menghasilkan R,
anak dapat merumuskan beberapa kemungkinan.
 Berpikir secara proporsional, yakni menentukan macam - macam
proporsional tentang C1, C2, dan R misalnya.
 Menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi.
Pada tahap ini mula - mula Piaget percaya bahwa sebagian remaja
mencapai formal operations paling lambat pada usia 15 tahun.Tetapi
berdasarkan penelitian maupun studi selanjutnya menemukan bahwa
banyak siswa bahkan mahasiswa walaupun usianya telah
melampaui, belum dapat melakukan formal operations.

 Teori Belajar Ausubel Gagne

Struktur kognitif Merupakan struktur organisasional yang ada dalam


ingatan seseorang yang mengintegrasikan unsur-unsur pengetahuan yang
terpisah – pisah kedalam suatu unit konseptual. Teori kognitif banyak
memusatkan perhatiannya pada konsepsi bahwa perolehan dan retensi
pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur kognitif yang telah
dimiliki siswa.

Subsumtive sequence Dikatakan bahwa pengetahuan di organisasi


dalam ingatan seseorang dalam struktur hirarkhis. Ini berarti bahwa
pengetahuan yang lebih umum, inclusif, dan abstrak membawahi
pengetahuan yang lebih spesifik dan konkret. Demikian juga pengetahuan
yang lebih umum dan abstrak yang diperoleh lebih dulu oleh seseorang,
akan dapat memudahkan perolehan pengetahuan baru yang lebih
rinci.Gagasannya mengenaicara mengurutkan materi pelajaran dari umum
ke khusus, dari keseluruhan ke rinci yang sering disebut sebagai subsumtive
sequence menjadikan belajar lebih bermakna bagi siswa.

Advance organizers Dikembangkan oleh Ausubel merupakan


penerapan konsepsi tentang struktur kognitif didalam merancang
pembelajaran. Penggunaan advance organizers sebagai kerangka isi akan

57
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari informasi baru,
karena merupakan kerangka dalam bentuk abstraksi atau ringkasan konsep -
konsep dasar tentang apa yang dipelajari, dan hubungannya dengan materi
yang telah ada dalam struktur kogntif siswa. Jika ditata dengan baik,
advanced organizers akan memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran
yang baru, serta hubungannya dengan materi yang telah dipelajarnya.
Skemata Berdasarkan pada konsepsi organisasi kognitif seperti yang
dikemukakan oleh Ausubel tersebut, dikembangkanlah oleh para pakar teori
kognitif suatu model yang lebih eksplisit yang disebut dengan skemata.
Sebagai struktur organisasional, skemata berfungsi untuk mengintegrasikan
unsur - unsur pengetahuan yang terpisah - pisah, atau sebagai tempat
mengaitkan pengetahuan baru.

Skemata memiliki fungsi ganda, yaitu :

1) Sebagai skema yang menggambarkan atau merepresentasikan


organisasi pengetahuan. Seseorang yang ahli dalam suatu bidang
tertentu akan dapat digambarkan dalam skemata yang dimilikinya.
2) Sebagai kerangka atau tempatuntuk mengkaitkan atau mencantolkan
pengetahuan baru. Skemata memiliki fungsi asimilatif.

Artinya, bahwa skemata berfungsi untuk mengasimilasikan


pengetahuan baru ke dalam hirarkhi pengetahuan, yang secara progresif
lebih rinci dan spesifik dalam struktur kognitif seseorang. Inilah proses
belajar yang paling dasaryaitu mengasimilasikan pengetahuan baru ke dalam
skemata yang tersusun secara hierarhkis. Struktur kognitif yang dimiliki
individu menjadi faktor utama yang mempengaruhi kebermaknaan dari
perolehan pengetahuan baru.

Dengan kata lain, skemata yang telah dimiliki oleh seseorang


menjadi penentu utama terhadap pengetahuan apa yang akan dipelajari oleh
orang tersebut. Oleh sebab itu maka diperlukan adanya upaya untuk
mengorganisasi isi atau materi pelajaran serta penataan kondisi

58
pembelajaran agar dapat memudahkan proses asimilasi pengetahuan baru ke
dalam struktur kognitif orang yang belajar.

Aplikasi Teori Kognitif dalam Kegiatan Pembelajaran Hakekat


belajar menurut teori kognitifdi jelaskan sebagai suatu aktivitas belajar yang
berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi persepsual,dan proses
intelektual. Kegiatan pembelajaran yang berpijak pad ateori belajar kognitif
ini sudah banyak digunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran,
mengembangkan strategi dan tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik
sebagaimana yang dilakukan dalam pendekatan behavioristic. Kebebasan
dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar amat
diperhitungkan, agara belajar lebih bermakana bagi siswa.

Sedangkan kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip - prinsip sebagai


berikut :

 Siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses


berpikirnya. Mereka mengalami perkembangan kognitif melalui
tahap - tahap tertentu.
 Anak usia prasekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar
dengan baik, terutama jika menggunakan benda - benda kongkrit.
 Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan,
karena hanya dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan
akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.
 Untuk menarik minat dan menigkatkan retensi belajar perlu
mengkaitkan pengalaman atau informasi baru dengan struktur
kognitif yang telah dimiliki si belajar.
 Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran
disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari
sederhana ke kompleks.
 Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal.
Agar makna, informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.Tugas guru adalah
menunjukkan hubungan antara apa yang sedang dipelajari dengan

59
apa yang telah diketahui siswa. Teori Belajar Kognitif Dan
Penerapannya Dalam Pembelajaran Tentang Pendidikan Non Formal
Perbedaan Pendidikan Formal, Pendidikan Non Formaldan
Pendidikan Informal Tentang E - Learning Pembelajaran Berbantuan
Komputer.
 Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan,
karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
Perbedaan tersebut misalnya pada motivasi, persepsi, kemampuan
berpikir, pengetahuan awal dansebagainya. Dari pemahaman diatas,
maka langkah langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh masing
- masing tokoh tersebut berbeda. Secara garis besar langkah -
langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh Suciati dan Prasetya
Irawan (2001) dapat digunakan. Langkah - langkah tersebut adalah
sebagai berikut :

Langkah - langkah pembelajaran menurut Piaget :

1) Menentukan tujuan pembelajaran.


2) Memilih materi pelajaran.
3) Menentukan topik – topik yang dapat dipelajari siswa secara aktif.
4) Menentukan kegiatan belajar yang sesuai untuk topik - topik
tersebut, misalnya penelitian, memecahkan masalah, diskusi,
stimulasi, dan sebagainya.
5) Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreatifitas
dan cara berpikir siswa.
6) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

Langkah - langkah pembelajaran menurut Ausubel :

1) Menentukan tujuan pembelajaran.


2) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal,
motivasi, gaya belajar, dan sebagainya).
3) Memilih materi pelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan
mengaturnya dalam bentuk konsep - konsep inti.

60
4) Menentukan topik - topik dan menampilkannya dalam bentuk
advance organizer yang akan dipelajari siswa.
5) Mempelajari konsep - konsep inti tersebut , dan menerapkannya
dalam bentuk nyata/konkret.
6) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

8. Teori Perkembangan Kognitif Sosial – Budaya Lev Vygotsky

Lev Vygotsky (1896-1934) berpendapat bahwa perkembangan


kognitif dan bahasa anak-anak tidak berkembang dalam suatu situasi sosial
yang hampa. Vygotsky tidak setuju dengan pandangan Piaget bahwa anak
menjelajahi dunianya sendiri dan membentuk gambaran realitas batinnya
sendiri. Vygotsky menekankan bagaimana proses - proses perkembangan
mental seperti ingatan, perhatian, dan penalaran melibatkan pembelajaran
menggunakan temuan – temuan masyarakat seperti bahasa, sistem
matematika, dan alat – alat ingatan.

Penekanan Vygotsky pada peran kebudayaan dan masyarakat


didalam perkembangan kognitif lebih banyak menekankan peranan orang
dewasa dan anak-anak lain dalam memudahkan perkembangan si anak.
Menurut Vygotsky, anak - anak lahir dengan fungsi mental yang relatif
dasar seperti kemampuan untuk memahami dunia luar dan memusatkan
perhatian. Namun, anak - anak tak banyak memiliki fungsi mental yang
lebih tinggi seperti ingatan, berfikir dan menyelesaikan masalah. Pada
intinya dapat disimpulkan bahwa dalam teori Vygotsky mengandung
banyak unsur psikologi pendidikan, khususnya pokok bahasan pendidikan
dan budaya. Seperti Piaget, Vygotsky menekankan bahwa anak - anak
secara aktif menyusun pengetahuan mereka. Akan tetapi menurut Vygotsky,
fungsi - fungsi mental memiliki koneksi - konek sisosial. Vygotsky
berpendapat bahwa anak - anak mengembangkan konsep - konsep lebih
sistematis , logis, dan rasional sebagai akibat dari percakapan dengan
seorang penolong yang ahli.

61
Menurut Vygotsky, perolehan pengetahuan dan perkembangan
kognitif seorang seturut dengan teori sciogenesis. Dimensi kesadaran
socialber sifat primer, sedangkan dimensi individualnya bersifat derivative
atau merupakan turunan dan bersifat skunder. Artinya, pengetahuan dan
pengembangan kognitif individu berasal dari sumber - sumber social diluar
dirinya. Hal ini tidak berarti bahwa individu bersikap pasifdalam
perkembangan kognitifnya, tetapi Vygotsky juga menekankan pentingnya
peran aktif seseorang dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Maka teori
Vygotsky sebenarnya lebih tepat disebut dengan pendekatan
konstruktivisme. Maksudnya, perkembangan kognitif seseorang disamping
ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga oleh lingkungan social
yang aktif pula.

Teori psikologi yang dipegang oleh Vygotsky lebih mengacu pada


kontruktivisme. Karena ia lebih menekan pada hakikat pembelajaran
sosiokultural. Dalam analisisnya, perkembangan kognitif seseorang
disamping ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga ditentukan oleh
lingkungan social secara aktif.

a. Teori Belajar Vygotsky

Teori Vygotsky menawarkan suatu potret perkembangan manusia


sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari kegiatan - kegiatan sosialdan
budaya. Vygotsky menekankan bagaimana proses - proses perkembangan
mental seperti ingatan, perhatian, dan penalaran melibatkan pembelajaran
menggunakan temuan - temuan masyarakat seperti bahasa, sistem
matematika, dan alat - alat ingatan. Ia juga menekankan bagaimana anak-
anak dibantu berkembang dengan bimbingan dari orang – orang yang sudah
terampil di dalam bidang - bidang tersebut. Vygotsky lebih banyak
menekankan peranan orang dewasa dan anak-anak lain dalam memudahkan
perkembangan si anak. Menurut Vygotsky, anak - anak lahir dengan fungsi
mental yang relatif dasar seperti kemampuan untuk memahami dunia luar
dan memusatkan perhatian. Namun, anak - anak tak banyak memiliki

62
fungsi mental yang lebih tinggi seperti ingatan, berfikir dan menyelesaikan
masalah.

Fungsi – fungsi mental yang lebih tinggi ini dianggap sebagai ”alat
kebudayaan” tempat individu hidup dan alat - alat itu berasal dari budaya.
Alat - alat itu diwariskan pada anak - anak oleh anggota - anggota
kebudayaan yang lebih tua selama pengalaman pembelajaran yang di pandu.
Pengalaman dengan orang lain secara berangsur menjadi semakin mendalam
dan membentuk gambaran batin anak tentang dunia. Karena itulah berpikir
setiap anak dengan cara yang sama dengan anggota lain dalam
kebudayaannya.

Menurut vygotsky (1962), keterampilan - keterampilan dalam


keberfungsian mental berkembang melalui interaksi sosial langsung.
Informasi tentang alat - alat, keterampilan - keterampilan dan hubungan-
hubungan interpersonal kognitif dipancarkan melalui interaksi langsung
dengan manusia. Melalui pengorganisasian pengalaman – pengalaman
interaksi sosial yang berada di dalam suatu latar belakang kebudayaan ini,
perkembangan mental anak - anak menjadi matang.

Meskipun pada akhirnya anak – anak akan mempelajari sendiri


beberapa konsep melalui pengalaman sehari - hari, Vygotsky percaya bahwa
anak akan jauh lebih berkembang jika berinteraksi dengan orang lain. Anak
- anak tidak akan pernah mengembangkan pemikiran operasional formal
tanpa bantuan orang lain.

Vygotsky mencari pengertian bagaimana anak - anak berkembang


dengan melalui proses belajar, dimana fungsi - fungsi kognitif belum
matang, tetapi masih dalam proses pematangan.Vygotskymembedakan
antara aktual development dan potensial development pada anak. Actual
development di tentukan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu
tanpa bantuan orang dewasa atau guru. Sedangkan potensial development
membedakan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu, memecahkan

63
masalah dibawah petunjuk orang dewasa atau kerja sama dengan teman
sebaya.

1. Konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)

Zona Perkembangan Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk


rangkaian tugas yang terlalu sulit di kuasai anak seorang diri tetapi dapat di
pelajari dengan bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak - anak yang
terlatih. Menurut teori Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal
merupakan celah antara actual development dan potensial development,
dimana antara apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan
orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan
arahan orang dewasa atau kerja sama dengan teman sebaya. Batas bawah
dari ZPD adalahtingkat keahlian yang dimiliki anak yang bekerja secara
mandiri.Batas atas adalah tingkat tanggung jawab tambahan yang dapat
diterima oleh anak dengan bantuan seorang instruktur. Maksud dariZPD
adalah menitikberatkan ZPD pada interaksi sosial akan dapat memudahkan
perkembangan anak.

2. Konsep Scaffolding

Scaffolding ialah perubahan tingkat dukungan. Scaffolding adalah


istilah terkait perkembangan kognitif yang digunakan Vygotsky untuk
mendeskripsikan perubahan dukungan selama sesi pembelajaran, dimana
orang yang lebih terampil mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan
anak. Dialog adalah alat yang penting dalam ZPD. Vygotsky memandang
anak - anak kaya konsep tetapi tidak sistematis, acak, dan spontan. Dalam
dialog, konsep-konsep tersebut dapat dipertemukan dengan bimbingan yang
sistematis, logis dan rasional.

3. Bahasa dan Pemikiran

Menurut Vygotsky, anak menggunakan pembicaraan bukan saja


untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk membantu mereka

64
menyelesaikan tugas. Lebih jauh Vygotsky yakin bahwa anak pada usia dini
menggunakan bahasa unik merencanakan, membimbing, dan memonitor
perilaku mereka.Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada
awalnya berkembang terpisah dan kemudian menyatu. Anak harus
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain sebelum
mereka dapat memfokuskankedalam pikiran - pikiran mereka sendiri. Anak
juga harus berkomunikasi secara eksternal dan menggunakan bahasa untuk
jangka waktu yang lama sebelum mereka membuat transisi dari kemampuan
bicara ekternal menjadi internal.

Pada dasarnya teori – teori Vygotsky didasarkan pada tiga ide utama :

a) Bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide –


ide baru dan sulit mengaitkan ide - ide tersebut dengan apa yang
mereka telah ketahui ;
b) Bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan
intelektual ;
c) Peran utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan
mediator pembelajaran siswa.

b. Penerapan Teori Belajar Vygotsky Dalam Interaksi Belajar


Mengajar.
c. Walaupun anak tetap di libatkan dalam pembelajaran aktif, guru
harus secara aktif mendampingi setiap kegiatan anak - anak. Dalam
istilah teoritis, ini berarti anak - anak bekerja dalam Zone of
proximal developmnet dan guru menyediakan scaffolding bagi anak
selama melalui ZPD.
d. Secara khusus Vygotsky mengemukakan bahwa disamping guru,
teman sebaya juga berpengaruh penting pada perkembangan kognitif
anak, kerja kelompok secara kooperatif tampaknya memper cepat
perkembangan anak.
e. Gagasan tentang kelompok kerja kreatif ini diperluas menjadi
pengajaran pribadi oleh teman sebaya (peertutoring), yaitu seorang

65
anak mengajari anak lainnya yang agak tertinggal dalam pelajaran.
Satu anak bisa lebih efektif membimbing anak lainnya melewati
ZPD karena mereka sendiri baru saja melewati tahap itu sehingga
bisa dengan mudah melihat kesulitan-kesulitanyangdihadapianaklain
dan menyediakan scaffolding yang sesuai.

Menurut Vygotsky, anak – anak lahir dengan fungsi mental


yang relatif dasar seperti kemampuan untuk memahami dunia luar
dan memusatkan perhatian. Anak – anak tak banyak memiliki fungsi
mental yang lebih tinggi seperti ingatan, berfikir dan menyelesaikan
masalah.

Fungsi – fungsi mental yang lebih tinggi ini dianggap sebagai


”alat kebudayaan” tempat individu hidup dan alat – alat itu berasal
dari budaya. Alat - alat itu diwariskan pada anak - anak oleh anggota
anggota kebudayaan yang lebih tua selama pengalaman
pembelajaran yang di pandu. Pengalaman dengan orang lain secara
berangsur menjadi semakin mendalam dan membentuk gambaran
batin anak tentang dunia. Karena itulah berpikir setiap anak dengan
cara yang sama dengan anggota lain dalam kebudayaannya. Menurut
vygotsky (1962), keterampilan - keterampilan dalam memfungsikan
mental anak berkembang melalui interaksi sosial langsung.

Dalam teorinya, Vygotsky lebih banyak menekankan bahasa


dalam perkembangan kognitif dari pada Piaget. Bagi Piaget, bahasa
baru tampil ketika anak sudah mencapai tahap perkembangan yang
cukup maju. Pengalaman berbahasa anak tergantung pada tahap
perkembangan kognitif saat itu. Namun, bagi Vygotsky, bahasa
berkembang dari interaksi sosial dengan orang lain. Awalnya, satu –
satunya fungsi bahasa adalah komunikasi. Bahasa dan pemikiran
berkembang sendiri, tetapi selanjutnya anak mendalami bahasa dan
belajar menggunakannya sebagai alat untuk membantu memecahkan
masalah.

66
Meskipun pada akhirnya anak – anak akan mempelajari
sendiri beberapa konsep melalui pengalaman sehari -hari, Vygotsky
percaya bahwa anak akan jauh lebih berkembang jika berinteraksi
dengan orang lain.Anak-anak tidak akan pernah mengembangkan
pemikiran operasional formal tanpa bantuan orang lain. Vygotsky
mengemukakan bahwa fungsi – fungsi kognitif anak – anak belum
benar – benar matang, tetapi masih dalam prosespematangan.
Sehingga secara tidak langsung anak membutuhkan orang lain untuk
mematangkan dan mengembangkan pola pikirnya.

9. Teori Kedewasaan dan Kepribadian, Carl Gustav Jung

Carl Gustav Jung lahir pada tanggal 26 Juli 1875 disebuah desa kecil
di Swiss bernama Kessewil. Ayahnya bernama Paul Jung, seorang pendeta
desa dan ibunya bernama Emilie Preis werk Jung. Dia lahir di tengah
keluarga besar yang cukup pendidikan. Diantara anggota keluarga besar
Jung senior, ada yang jadi pendeta dan punya pikiran yang eksentrik. Jung
senior mulai mengajari Jung bahasa latin ketika dia berumur 6 tahun, dan
inilah yang menjadi awal minatnya pada bahasa dan sastra – khususnya
sastra kuno. Di samping bahasa – bahasa Eropa Barat modern, Jung dapat
membaca beberapa bahasa kuno, termasuk Sanskerta.

Semasa remaja, Jung adalah seorang yang penyendiri, tertutup dan


sedikit tidak peduli dengan masalah sekolah, apalagi dia tidak punya
semangat bersaing. Dia kemudian di masukkan ke sekolah asramadi Basel,
Swiss. Disini, dia merasa tertekan karena di cemburui oleh teman
-temannya. Lalu dia mulai sering bolos dan pulang ke rumah dengan alasan
sakit.

Walaupun awalnya bidang yang dia pilih adalah arkeologi, namun


dia masuk ke fakultas kedokteran di University of Basel. Karena bekerja
bersama neurolog terkenal, Kraft - Ebing, dia kemudian menetapkan
psikiatri sebagai karier pilihannya. Setelah lulus, dia bekerja di Burghoeltzli
Mental Hospital di Zurich di bawah bimbingan Eugene Bleuler, seorang

67
pakar dan penemu skizofrenia. Tahun 1903, dia menikahi Emma
Rauschenbach. Dia juga mengajar di University of Zurich, membuka praktik
psikiatri dan menemukan beberapa istilah yang masih tetap di pakai sampai
sekarang.

Jung sangat mengagumi Freud, dan berkesempatan bertemu pada


tahun 1907. Pada pertemuan pertama itu, Freud membatalkan kegiatannya
dan mereka berbincang - bincang selama 13 jam. Dampak pertemuan ini
sangat luar biasa bagi kedua pemikirini. Freud akhirnya menyadari bahwa
Jung - lah “Putra Mahkota” psikoanalisis dan pewaris takhtanya. Namun
Jung tidak sepenuhnya berpegang pada teori Freud. Hubungan mereka
merenggang pada tahun 1909, sewaktu keduanya pergi ke Amerika. Dalam
sebuah pertemuan, keduanya berdebat panjang tentang mimpi masing -
masing dan Freud mulai membantah analisis Jung dengan cara yang tidak
cantik. Akhirnya dia menyerah dan mengusulkan agar perdebatan mereka
dihentikan, kalau dia tidak ingin otoritasnya hancur. Jung, sangat kecewa
dengan kejadian ini.

Perang Dunia Pertama adalah masa – masa menyakitkan bagi Jung.


Tapi pada masa ini Jung melahirkan teori - teori kepribadian yang dikenal
sampai sekarang. Setelah perang berakhir, Jung melakukan perjalanan ke
berbagai negara, misalnya, ke suku - suku primitif di Afrika, Amerika dan
India. Dia pensiun pada tahun 1946 dan menarik diri dari kehidupan umum
setelah istrinya meninggal di tahun 1955. Carl Gustav Jung meninggal pada
tangga 6 Juni 1961 di Zurich.

a. Dasar - dasar Teori Analatik Jung

Teori kepribadian Jung di pandang sebagai teori psikoanalitik karena


tekanannya pada proses – proses tak sadar, namun berbeda dalam sejumlah
hal penting dengan teori kepribadian Freud. Menurut Jung,tingkah laku
manusia ditentukan tidak hanya oleh sejarah individu dan rasi (kausalitas)
tetapi juga oleh tujuan - tujuan dan aspirasi-aspirasi(teleologi). Baik masa
lampau sebagai aktualitas maupun masa depan sebagai potensialitas sama –

68
sama membimbing tingkah laku orang sekarang. Pandangan Jung tentang
kepribadian adalah prospektif dalam arti bahwa ia melihat ke depan ke arah
garis perkembangan sang pribadi di masa depan dan retrospektif dalam arti
bahwa ia memperhatikan masa lampau. Bagi Freud, hanya ada pengulangan
yang tak habis - habisnya atas tema - tema insting sampai ajal menjelang .
Bagi Jung, ada perkembangan yang konstan dan sering kali kreatif,
pencarian kearah ke paripurnaan dan kepenuhan, serta kerinduan untuk lahir
kembali.

Teori Jung juga berbeda dari semua pendekatan lain tentang


kepribadian karena tekanannya yang kuat pada dasar - dasar ras dan
filogenetik kepribadian. Jung melihat kepribadian individu sebagai produk
dan wadah sejarah leluhur. Freud menekankan asal - usul kepribadian pada
kanak - kanak sedangkan Jung menekankan asal - usul kepribadian pada ras.

b. Struktur Kepribadian Menurut Carl Gustav Jung

1) Kesadaran(Consciusness)

Consciousness muncul pada awal kehidupan, bahkan mungkin


sebelum dilahirkan.Secara berangsur kesadaran bayi yang umum - kasar,
menjadi semakin spesifik ketika bayi itu mengenal manusia dan obyek di
sekitarnya. Menurut jung, hasil pertama dari proses di ferensiasi kesadaran
itu adalah ego.

2) Ego

Ego adalah jiwa sadar yang terdiri dari persepsi - persepsi, ingatan -
ingatan, pikiran - pikiran dan perasaan - perasaan sadar. Ego melahirkan
perasaan identitas dan kontinuitas seseorang, dan dari segi pandangan sang
pribadi ego dipandang berada pada kesadaran.

3) Ketidaksadaran Pribadi (Personal Unconscius) dan


kompleks (Complexes)

69
Ketidaksadaran pribadi adalah daerah yang berdekatan dengan ego.
Ketidaksadaran pribadi terdiri dari pengalaman - pengalaman yang pernah
sadar tetapi kemudian direpresikan, disupresikan, dilupakan atau diabaikan
serta pengalaman pengalaman yang terlalu lemah untuk menciptakan kesan
sadar padasang pribadi. Kompleks - kompleks. Komplek sadalah kelompok
yang terorganisasi atau konstelasi perasaan - perasaan, pikiran - pikiran,
persepsi - persepsi, ingatan - ingatan, yang terdapat dalam ketidaksadaran
pribadi. Kompleks memiliki inti yang bertindak seperti magnet menarik atau
“mengkonstelasikan” berbagai pengalaman ke arahnya. (Jung,1934).

4) Ketidaksadaran Kolektif (Collective Unconscius)

Ketidaksadaran kolektif adalah gudang bekas - bekas ingatan laten


yang di wariskan dari masa lampau leluhur seseorang, masa lampau yang
meliputi tidak hanya sejarah ras manusia sebagai suatu spesies tersendiri
tetapi juga leluhur pra manusiawi atau nenek moyang binatangnya.
Ketidaksadaran kolektif adalah sisa psikik perkembangan evolusi manusia,
sisa yang menumpuk sebagai akibat dari pengalaman – pengalaman yang
berulang selama banyak generasi. Semua manusia kurang lebih memiliki
ketidaksadaran kolektif yang sama. Jung menghubungkan sifat universal
ketidaksadaran kolektif itu dengan kesamaan stuktur otak pada semua ras
manusia dan kesamaan ini sendiri disebabkan oleh evolusi umum.

a. Arkhetipe - Arkhetipe

Arkhetipe adalah suatu bentuk pikiran (ide) universal yang


mengandung unsur emosi yang besar. Bentuk pikiran ini menciptakan
gambaran - gambaran atau visi-visi yang dalam kehidupan sadar normal
berkaitan dengan aspek tertentu dari situasi.

b. Persona

Persona adalah topeng yang dipakai sang pribadi sebagai respon


terhadap tuntutan - tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat, serta terhadap
kebutuhan- kebutuhan arkhetipal sendiri (Jung,1945). Tujuan topeng adalah

70
untuk menciptakan kesan tertentu pada orang – orang lain dan seringkali,
meski tidak selalu, ia menyembunyikan hakikat sang pribadi yang
sebenarnya.

c. Anima dan animus

Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk biseksual. Pada


tingakat fisiologis, laki - laki mengeluarkan hormon seks laki - laki maupun
perempuan, demikian juga wanita. Pada tingkat psikologis, sifat – sifat
maskulin dan feminin terdapat pada kedua jenis. Jung mengaitkan sisi
feminine kepribadian pria dan sisi maskulin kepribadian wanita dengan
arkhetipe - arkhetipe. Arkhetipe fenimin pada pria disebut anima, arkhetipe
maskulin pada wanita disebut animus (Jung, 1945, 1945b).

d. Bayang - bayang (Shadow)

Bayang - bayang mencerminkan sisi binatang pada kodrat manusia.


Sebagai arkhetipe, bayang - bayang melahirkan dalam diri kita konsepsi
tentang dosa asal; apabila bayang - bayang diproyeksikan keluar maka ia
menjadi iblis atau musuh.

e. Diri (Self)

Arkhetipe yang mencerminkan perjuangan manusia kearah kesatuan


(WilhelmdanJung1931). Diri adalah titk pusat kepribadian, disekitar mana
semua sistem lain terkonstelasikan. Ia mempersatukan sistem - sistem
inidan memberikan kepribadian dengan kesatuan, keseimbangan dan
kestabilan pada kepribadian.

f. Simbolisasi (Symbolization)

Simbol adalah tanda yang tampak yang mewakili hal lain (yang tidak
tampak). Arsetip yang terbenam di dalam tak sadar kolektif hanya dapat
mengekspresikan diri melalui symbo l - simbol. Hanya dengan
menginterpretasi symbo l - simbol ini, yang muncul dalam mimpi, fantasi,
penampakan (vision), mythe, seni, dll, dapat diperoleh pengetahuan

71
mengenai tak sadar kolektif dan arsetipnya. Simbol beroperasi dalam dua
cara. Pertama, dalam bentuk retrospektif, dibimbing oleh insting symbol
mungkin secara sederhana menunjukkan impuls yang karena alasan tertentu
tidak terpuaskan. Kedua, dalam bentuk prospektif, dibimbing oleh tujuan
akhir kemanusiaan, simbol mengekspresikan kumpulan kebijaksanaan yang
telah dicapai, yang dapat diterapkan pada masa yang akan datang.

5) Sikap

Jung membedakan dua sikap atau orientasi utama kepribadian,


yakni sikap ekstraversi dan sikap introversi. Sikap ektraversi mengarah
sang pribadi ke dunia luar, dunia objetif ; sikap introversi mengarahkan
orang ke dunia dalam, dunia subjektif (1921). Kedua sikap yang
berlawanan iniada dalam kepribadian tetapi biasanya salah satu diantaranya
dominan dan sadar. Apabilaego lebih bersifat ekstavert dalam relasinya
dengan dunia, maka ketidaksadaran pribadinya akan bersifat introvert.
Misalnya, jika seseorang egonya bersifat ekstraversi dalam hubungnnya
dengan dunia luar, termasuk orang lain, maka ketidaksadaran pribadinya
akan bersifat intoversi. Bila orang egonya bersifat intoversi, kearah
kepadadunia dalam yang bersifat subjektif, maka ketidaksadaran pribadinya
bersifat ekstaversi.

6) Fungsi

Ada empat fungsi psikologis fundamental :

a. Pikiran

Berpikir melibatkan ide – ide dan intelek. Dengan berpiki rmanusia


berusaha memahami hakikat manusia dan dirinya sendiri.

b. Perasaan

Perasaan adalah fungsi evaluasi ; Ia adalah nilai benda - benda, entah


bersifat positif maupun negatif, bagis ubjek. Fungsi perasaan memberikan

72
kepada manusia pengalaman - pengalaman subjektifnya tentang kenikmatan
dan rasa sakit, amarah, ketakutan, kesedihan, kegembiraan dan cinta.

c. Pendirian

Pendirian adalah fungsi perceptual atau fungsi kenyataan. Ia


menghasilkan fakta - fakta konkret atau bentuk - bentuk representasi dunia.

d. Intuisi

Intuisi adalah persepsi melalui proses – proses tak sadar dan isi di
bawah ambang kesadaran. Orang yang intuitif melampaui fakta - fakta,
perasaan - perasaan dan ide – ide dalam mencari hakikat kenyataan.

Pikiran dan perasaan disebut fungsi rasio karena mereka memakai


akal, penilaian, abstraksi dan generalisasi. Mereka memungkinkan manusia
menemukan hukum - hukum dalam alam semesta. Pendirian dan intuisi di
pandang sebagai fungsi irrasional karena mereka didasarkan pada persepsi
tentang hal - hal yang konkret, khusus dan aksidental. Biasanya salah satu
diantara ke empat fungsi itu berkembang jauh melampaui ketiga lainnya,
dan memainkan peranan yang lebih menonjol dalam kesadaran. Ini disebut
fungsi superior. Salah satu dari ketiga fungsil ainnya biasanya bertindak
sebagai pelengkap terhadap fungsi superior. Apabila fungsi kerja superior
terhambat maka secara otomatis fungsi pelengkap menggantikan fungsi
superior. Fungsi yang paling kurang berkembang dari ke empat fungsi itu
disebut fungsi inferior. Fungsi itu direpresikan dan menjadi tidak sadar.
Fungsi inferior mengungkapkan diri dalam mimpi – mimpi dan fantasi -
fantasi. Fungsi inferior itu juga memilki fungsi pelengkap.

c. Interaksi di Antara Sistem - Sistem Kepribadian

Berbagai sistem dan sikap serta fungsi yang hendak membangun seluruh
kepribadian saling berinteraksi dengan tiga cara yang berbeda.

1) Salah satu sistem bisa mengkompensasikan kelemahan sistem lain

73
Kompensasi bisa dijelaskan dengan interaksi antara sikap dan
ektraversi dan introversi yang berlawanan. Apabila ektraversi merupakan
sikap ego sadaryang dominan atau superior maka ketidaksadaran akan
melakukan kompensasi dengan mengembangkan sikap intoversi yang
direpresikan. Kompensasi juga terjadi antar fungsi. Seseorang yang
menekankan pikiran dan persaan dalam kesadarannya akan menjadi intuitif,
dan bertipe pendirian secara tak sadar. Demikian juga, ego dan anima pada
seorang pria serta animus pada seorang wanita melahirkan hubungan
kompen satorik satu sama lain. Ego pria normal adalah maskulin sedangkan
anima adalah feminine dan ego wanita yang normal adalah feminin
sedangkan animus maskulin. Pada umumnya, semua isi kesadaran
dikompensasikan oleh isi - isi ketidaksadaran. Prinsip kompensasi
memberikan semacam ekuilibrium atau keseimbangan antara unsur – unsur
yang saling bertentangan sehingga mencegah psikhe menjadi tidak
seimbang secara neurotis.

2) Salah satu sistem bisa menentang sistem lain

Pertentangan terdapat dimana - mana dalam kepribadian ; antara ego


dan bayang - bayang, antara ego dan ketidaksadaran pribadi, antara persona
dan anima atau animus, antara persona dan ketidaksadaran pribadi, antara
kolektif dan ego, serta antara ketidaksadaran kolektif dan persona.Introversi
bertentangan dan ekstraversi, pikiran bertentangan dengan perasaan,dan
pendirian bertentangan dengan int isi. Ego adalah seperti bola bulutangkis
yang dipukul bolak - balik antara tuntutan - tuntutan luar dari masyarakat
dan tuntutan - tuntutan batin dari ketidaksadaran kolektif. Sebagai akibat
dari pertarungan ini berkembanglah personaa tau topeng. Persona kemudian
diserang oleh arkhetipe - arkhetipe lain dalam ketidaksadaran kolektif.

3) Dua sistem atau lebih bisa bersatu membentuk sintesis

Kesatuan dari yang berlawanan tercapai lewat apa yang oleh Jung
disebut fungsi transenden. Bekerjanya fungsi ini menghasilkan sintesis

74
antara sistem - sistem yang bertentangan dan membentuk kepribadian yang
seimbang dan terintegrasi. Pusat dari kepribadian yangt erintegrasi ini
adalah diri (self).

d. Dinamika Kepribadian Carl Gustav Jung

1) Energi Psikis

Energipsikis merupakan manifestasi kehidupan, yakni energi


organisme sebagai system biologis. Energi psikis lahir seperti semua energi
vital lain, yakni dari proses metabolic tubuh . Energi psikis tidak dapat
diukur atau dirasakan, namun terungkap dalam bentuk daya - daya actual
atau potensial. Keinginan, kemauan, perasaan, perhatian, dan perjuangan
adalah contoh - contoh dari daya actual dalam kepribadian ; disposisi, bakat,
kecenderungan, kehendak hati, dan sikap adalah contoh daya potensial.

2) Prinsip Ekuivalensi

Prinsip ekuivalensi menyatakan bahwa jika energi dikeluarkan unutk


menghasilkan suatu kondisi tertentu, maka jumlah yang akan dikeluarkan
itu akan muncul disalah satu tempat lain dalam sistem. Prinsip ekuivalensi
menyatakan bahwa jika energi dikeluarkan dari salah satu system, misalnya
ego, maka energi itu akan muncul pada suatu system yang lain, mungkin
persona. Atau jika makin banyak nilai direpresikan kedalam sisi bayang –
bayang kepribadian, maka nilai itu akan tumbuh kuat dengan
mengorbankan stuktur lain dalamkepribadian.

3) Prinsip Entropi

Prinsip entropi menyatakan bahwa jika dua benda yang berbeda


suhunya bersentuhan maka panas akan mengalir dari benda yang suhunya
lebih panas ke benda yang suhunya lebih dingin. Prinsip entropi yang
digunakan Jung unutk menerangkan dinamika kepribadian menyatakan
bahwa distribusi energi dalam psikhe mencari keseimbangan. Misalnya
orang yang terlalu ekstrovert terpaksa mengembangkan bagian introvert dari

75
kodratnya. Kaidah umum dalam psikologi Jung ia adalah setiap
perkembangan yang berat sebelah akan menimbulkan konflik, tegangan,
tekanan, sedangkan perkembangan yang seimbang darisemua unsur
kepribadian akan menghasilkan keharmonisan, relaksasi dan kepuasan.

4) Penggunaan Energi

Seluruh energi psikis digunakan untuk keperluan kehidupannya, dan


untuk pembiakan spesies. Ini merupakan fungsi instingtif yang dibawa
sejak lahir seperti lapar dan seks.

e. Perkembangan Kepribadian

1) Kausalitas versus Teleologi

Ide tentang tujuan yang membimbing dan mengarahkan nasib


manusia pada haikikatnya merupakan penjelasan teleologis dan penjelasan
finalistis. Pandang kausalitas menyatakan bahwa peristiwa – peristiwa
sekarang ini adalah akibat atau hasil pengaruh dari keadaan atau sebab
sebelumnya. Masa sekarang tidak hanya ditentukan oleh masa lampau
(kausalitas) tetapi juga ditentukan oleh masadepan(teleologi).

2) Sinkronisitas

Gejala – gejala sinkronistik bisa dijelaskan berdasarkan hakikat


arkhetipe - arkhetipe.Arkhetipe dikatakan bersifat psychoid yakni bersifat
psikologis dan fisik sekaligus. Akibatnya, arkhetipe dapat membawa ke
dalam kesadaran suatu gambaran jiwa tentang peristiwa fisik meskipun
tidak ada persespi langsung terhadap peristiwa fisik tersebut. Arkhetipe
tidak menyebabkan dua peristiwa, tetapi ia memiliki suatu kualitas yang
memungkinkan sinkronisitas itu terjadi. Prinsip sinkronisitas kiranya akan
memperbaiki pandangan bahwa pikiran menyebabkan materialisasi atau
terjadinya hal - hal yang dipikirkan.

3) Hereditas

76
Hereditas berkenaan dengan insting - insting biologis yang
menjalankan fungsi pemeliharaan diri dan reproduksi. Insting merupakan
dorongan batiniah untuk bertindak dengan cara tertentu, bila timbul suatu
keadaan jaringan tertentu. Pandangan Jung tentang insting – insting tidak
berbeda dengan pandangan yang dikemukakaan oleh biologi modern
(Jung.1929,1948c). Disamping warisan insting – insting biologis terdapat
juga “pengalaman pengalaman“ leluhur. Pengalaman - pengalaman ini,
diwariskan dalam bentuk arkhetipe - arkhetipe.

4) Tahap – tahap Perkembangan

Dalam tahun - tahun yang paling awal, libido disalurkan dalam


kegiatan – kegiatan yang diperlukan supaya tetap hidup. Sebelum usia lima
tahun, nilai – nilai seksual mulai tampak dan mencapai puncaknya selama
masa adolesen. Dalam masa muda seseorang dan awal tahun – tahun
dewasa, insting - insting kehidupan dasar dan proses - proses vital
meningkat.

Ketika individu mencapaiusia 30-an atau awal 40-an terjadi


perubahan nilai yang radikal.Orang yang berusia setengah baya menjadi
lebih introvetdan kurang implusif. Kebijaksanaan dan kecerdasan
menggantikan gairah fisik dan kejiwaan. Orang menjadi lebih spiritual.
Peralihan ini merupakan peristiwa yang sangat menentukan dalam
kehidupan seseorang. Ia merupakan saat yang paling berbahaya, karena
kalau terjadi ketidakberesan selama perpindahan energi ini, kepribadian bisa
menjadi lumpuh selamanya.

5) Progres idan Regresi

Perkembangan dapat mengikuti gerak maju, progesif, atau gerak


mundur, regresif. Progresi oleh Jung dimaksudkan bahwaego sadar
menyesuaikan diri sendiri secara memuaskan baik terhadap tuntutan -
tuntutan lingkungan luar maupun terhadap kebutuhan kebutuhan
ketidaksadaran. Dalam progesi yang normal, daya - daya yang berlawanan

77
dipersatukan dalam suatu arus proses psikis yang terkoordinasi dan
harmonis.

6) Proses Individuasi

Perkembangan adalah mekarnya kebulatan asli yang tidak


berdiferensiasi yang dimiliki manusia pada saat di lahirkan. Tujuan terakhir
pemekaran ini adalah realisasi diri. Untuk memiliki kepribadian yang sehat
dan terintegrasi, setiap sistem harus dibiarkan mencapai tingkat diferensiasi,
perkembangan, dan pengungkapan yang paling penuh. Proses untuk
mencapai ini disebut proses individuasi (Jung, 1939, 1950).

7) Fungsi Transenden

Apabila keanekaragaman telah dicapai lewat proses indiiduasi, maka


sistem - sistem yang berdiferensiasi itu kemudian di integrasikan oleh fungsi
transenden (Jung, 1916b).

8) Sublimasi dan Represi

Sublimasi bersifat progesif, represi bersifat regresif. Sublimasi


menyebabkab psikhe bergerak maju, sedangakan represi menyebabkan
psikhe bergerak mundur. Sublimasi menghasilkan rasionalitas, sedangkan
represi menghasilkan irasionalitas. Sublimasi bersifat integratif sedangkan
represi bersifat disintegratif.

9) Perlambangan

Lambang dalam psikologi Jungian mempunyai dua fungsi utama.


Lambang merupakan usaha untuk memuaskan impuls instingtif yang
terhambat, dilain pihak lambang merupakan perwujudan bahan arkhetipe.
Lambang - lambang adalah bentuk representasi psikhe. Lambang – lambang
tidak hanya mengungkapkan khazanah kebijaksanan umat manusia yang
diperoleh secara rasial dan individual, tetapi lambang – lambang itu juga
menggambarkan tingkat - tingkat perkembangan yang jauh mendahului
perkembangan manusia sekarang.

78
f. Tahap - tahap Perkembangan Menurut Carl Gustav Jun

1) Usia anak (childhood),

Dibagi menjadi tiga tahap :

a. Tahap anarkis (0 – 6 tahun) Tahap ini di tandai dengan kesadaran


yang kacau dan sporadic atau kadang ada kadang tidak.
b. Tahap monarkis (6 – 8 tahun) Tahap ini ditandai dengan
perkembangan ego, dan mulainya pikiran verbal dan logika. Pada
tahap ini, anak memandang dirinya secara obyektif, sehingga sering
secara tidak sadar mereka menganggap dirinya sebagai orang ketiga.
c. Tahap dualistic (8 – 12 tahun) Tahap ini ditandai dengan pembagian
ego menjadi 2, obyektif dan subyektif. Pada tahap ini, kesadaran
terus berkembang. Anak kini memandang dirinya sebagai orang
pertama, dan menyadari eksistensinya sebagai individu yang
terpisah.

2) Usia pemuda (Youth and Young adult hood)

Tahap muda berlangsung mulai dari puberitas sampai usia


pertengahan. Pemuda berjuang untuk mandiri secara fisik dan psikis dario
rangtuanya. Tahap ini ditandai oleh meningkatnya kegiatan, matangnya
seksual, tumbuh kembangnya kesadaran dan pemahaman bahwa era bebas
masalah dari kehidupan anak - anak sudah hilang. Kesulitan utama yang
sering dihadapi masalah kecenderungan untuk hidup seperti anak-anak dan
menolak menghadapi masalah kekinian yang disebut prinsip konservatif.
Kelahiran jiwa terjadi pada awal puberitas, mengikuti terjadinya perubahan
– perubahan fisik dan ledakan seksualitas. Tahap ini ditandai oleh perbedaan
perlakuan kepada anak – anak menjadi perlakuan kepada orang dewasa dari
orangtua mereka. Kepribadian selanjutnya harus dapat memutuskandan
menyesuaikan diri dengan kehidupan social.

3) Usia pertengahan (middle hood)

79
Tahap ini dimulai antara usia 35 atau 40 tahun. Periode ini ditandai
dengan aktualisasi potensi yang sangat bervariasi. Pada tahap usia
pertengahan,muncul kebutuhan nilai spiritual, yaitu kebutuhan yang selalu
menjadi bagian dari jiwa, tetapi pada usia muda dikesampingkan, karena
pada usia itu orang lebih tertarik pada nilai materialistic. Usia pertengahan
adalah usia realisasi diri.

4) Usia tua (oldage)

Usia tua di tandai dengan tenggelamnya alam sadar ke alam tak


dasar. Banyak diantar amereka yang mengalami kesengsaraan karena
berorientasi pada masa lalu dan menjalani hidup tanpa tujuan.

10. Teori Perkembangan Bahasa Chomsky

Pada dasarnya seluruh manusia belajar berbicara. Meskipun


beranekaragam seperti subjek kata kerja dalam struktur kalimat yang sudah
menguniversal. Noam Chomsky (1972) bapak dari teori Psikolinguistik
perkembangan mengemukakan hipotesa bahwa anak - anak memiliki
pembawaaan kemampuan untuk mempelajari sebuah bahasa baru. Menurut
LAD (Language Acquistion Device) adalah sebuah skill dalam arti dalam
diri anak – anak yang memungkinkan untuk memahami aturan – aturan
berbicara dan memanfaatkannya.

Pandangan biologis – kognitif Chomsky adalah sebagai berikut :

a. Setiap anak di lahirkan dengan potensi biologis untuk bahasa yang di


peruntukkan hanya bagi manusia.
b. Pemerolehan dan perkembangan bahasa terjadi, karena adanya
potensi biologis tersebut dan juga adanya lingkungan bahsa yang
mendorong, serta lingkungannya umumnya. Pemerolehan dan
perkembangan bahasa banyak ditentukan oleh tingkat – tingkat
kematangan biologis.

Menurut Chomsky pikiran anak memiliki kemampuan yang di duga


seperti APB pada gambar diatas. APB menerima masukan berupa ujaran –

80
ujaran dari orang - orang dalam lingkungan terutama ibu - bapak serta
anggota keluarga lainnya dirumah. Bahan - bahan masukan itu diolah oleh
APB untuk menemukan kaidah - kaidah bahasa yang terkandung (fonologi,
morfologi, sintaksis, dan semantik) dan bersifat umum.

Kaidah – kaidah yang ditemukan dipergunakan untuk memahamai


ujaran - ujaran yang kemudian didengar dalam lingkungan. Kemudian
setelah tingkat kematangan biologis sudah memungkinkan anak berbicara
(memproduksi bahasa), kaidah - kaidah itu dipergunakan pula untuk
memproduksikan ujaran - ujaran sesuai dengan tingkat kematangan biologis.
Pada jenjang permulaan, misalnya, anak baru dapat mengatakan "ma - ma",
ketika melihat ibunya. Ujaran sederhana ini sesungguhnya sudah di dasari
oleh kaidah – kaidah yang ada dalam pikiranana kita ,dan karena itu dapat
mempunyai makna seperti ujaran orang dewasa. Ujaran itu misalnya,
mungkin berarti "ibuda tang" atau "itu ibu".

Walaupun pemahaman pada dasarnya juga termasuk pemerolehan


bahasa yang terutama selalu diteliti adalah pemroduksian bahasa, karena
melalui kegiatan ini data – data objektif bahsa diperoleh, dan data – data ini
berguna untuk berbagai tujuan pengembangan dan penelitian.

1. Jenjang Pralinguistik : Ujaran Pralingusitiku sia lahir – 1,0)

Ada tiga jenis ujaran pralinguistik yang utama, yaitu Tangisan,


dekutan (cooing), Rabanan (Babbling). Dalam dua hingga tiga bulan
pertamak ehidupan bayi, ujaran pralinguistik yang dimonana adalah
tangisan, teramsuk suara - suara seperti rengutan. Sejak usia 0,3 tahun bayi
sudah mulai memroduksikan dekutan - dekutan. Baik tangisan maupun
dekutan - dekutan. Periode dekutan di ikuti oleh periode rabanan, yaitu
setelah bayi mencapai usia kira - kira 4 - 5, ujaran rabanan seperti "akh…
akh…" dan "a…ba…ba" dapat didengar di produksikan oleh bayi dalam
priode ini. Hal yang menarik adalah suara bayi mempunyai tinggi rendah,
yang berarti telah mengandung unsur – unsur intonasi. Dan senstif terhadap
irama suara.

81
2. Pemerolehan dan perkembangan Sintaksis (ujaran Satu kata usia 1 -
2)

Kata – kata berarti dimaksud ini secara sintaksis bahasa anak – anak
disebut ujaran satu kata. Banyak diantara kata - kata itu yang terdiri dari
satu suku kata yang diulang, terbentuk dari satu konsonan dan satu vokal
seperti "gi - gi" (pergi).

3. Pemerolehan dan perkembangan Sintaksis (ujaran dua dan tiga kata


usia2 - 3)

Ujaran dua dan tiga kata juag disebut ujaran telegrafis, karena
sebagaimana sebuah telegram, ujaran itu hanya terdiri atas kata - kata yang
bermakna yang paling penting saja, juga ada yang menyebutnya kalimat
primitif.

4. Pemerolehan dan perkembangan Sintaksis (ujaran lengkap 3 - 5)

Pada ujaran lengkap struktur kalimat semakin kompleks seperti


kalimat yang mengandung keternagna tambahan sederhana juga
berkembang sesudah umr 3 – 5 tahun. Pada usia - usia tersebut anak - anak
sudah menguasai transformasi - trasnformasi untuk membentuk kalimat –
kalimat kompleks adalah benar. Faktor ini juga tentunya tergantung dari
stimulus – stimulus yang diberikan utamanya dari lingkungan keluarga.

5. Pemerolehan dan perkembangan fonologi.

Prinsip dasar pemerolehan dan perkembangan bahasa bahwa


pemahaman mendahului pemrodkusian bahasa, sebagaimana telah
dikemukakan terdahulu, berlaku juga dalam pemerolehan dan
perkembangan fonologi.

6. Pemerolehan dan perkembangan Semantik

Pemerolehan dan perkembangan semantik pada dasarnya adalah


melalui proses kategorisasi dan pengenalan proposisi. Kedua proses
berkaitan erat dengan pemikiran, pada hakikatnya adalah proses – proses

82
pikiran. Pemerolehan dan perkembangan semantik melalaui proses
kategoriasasi memerlukan waktu yang lama. Segera sesudah anak
memperoleh ujaran satu kata, sesungguhnya dia sudah memperoleh makna
kata yang didasarkan pada ciri - ciri objek yang dinamai dengan atau
menjadi rujukan kata itu. Akan tetapi ciri – ciri itu pada mulanya belum
lengkap, sehingga pemahaman anak itu kabur.

5. PENERAPAN TEORI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN


DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Perkembangan anak merupakan hal yang penting untuk kita pelajari


dan kita pahami selaku calon pendidik. Banyak para pendidik yang belum
memahami perkembangan - perkembangan anak. Sehingga masih ada
pendidik yang menerapkan sistem pembelajaran tanpa melihat
perkembangan anak didiknya. Hal ini akan berakibat adanya
ketidakseimbangan antara sistem pembelajaran dengan perkembangan anak
yang akan menyulitkan anak didik mengikuti sistem pembelajaran yang ada.
Dengan mengetahui proses, faktor dan konsep perkembangan anak didik
kita akan mudah mengetahui sistem pembelajaran yang efektif, efisien,
terarah dan sesuai dengan Perkembangan anak didik. Untuk
mengembangkan potensi anak didik dan menciptakan generasi - generasi
masa depan yang berkualitas, maka diperlukan adanya pemahaman tentang
perkembangan anak didik. Dengan demikian, sebagai pendidik kita
diharuskan mengetahui dan memahami perkembangan peserta didik.

Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan oleh


seorang pendidik untuk membantu perkembangan peserta didik dan
membantu membentuk serta mengembangkan nilai – nilai, sikap, moral,
pengetahuan dan keterampilan tertentu dari generasi sebelumnya kepada
generasi berikutnya. Oleh karena itu pendidikan perlu disesuaikan dengan
proses dan tahapan perkembangan.

a. Domain Perkembangan

83
Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan
membantu perkembangan peserta didik. Oleh karena itu pendidikan perlu
disesuaikan dengan proses dan tahapan perkembangan. Artinya,
penyelenggaraan pendidikan didasarkan pada pengetahuan perkembangan
khas individu dalam rentang usia (ketepatan usia) dan keunikan anak
(ketepatan individual).

Prinsip perkembangan yang perlu dipahami untuk dapat menyelenggarakan


pendidikan berbasis pada perkembangan yaitu :

1. Perkembangan fisik, kognitif, dan sosioemosional, merupakan


domain yang saling berkaitan. Perkembangan dalam satu domain
dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perkembangan pada
domain lainnya.
2. Perkembangan terjadi dalam urutan yang relative teratur dengan
kemampuan keahlian dan pengetahuan yang terbentuk kemudian
akan didasarkan pada keahlian, kemampuan dan pengetahuan yang
sudah diperoleh sebelumnya. Pengetahuan tentang perkembangan
khas dalam rentang usia ini bisa menjadi kerangka umum untuk
menjadi pedoman guru dalam mempersiapkan lingkungan belajar.
3. Variasi individual mengkarakterisasi perkambangan anak. Setiap
anak adalah individu yang unik dan semua punya kekuatan,
kebutuhan, dan minat masing-masing. Mengenali variasi individu ini
merupakan aspek utama untuk menjadi guru yang kompeten.
4. Perkembangan dipengaruhi oleh konteks sosial dan kultural yang
beragam, guru perlu memahami bagaimana konteks sosiokultural
seperti etnis, kemiskinan yang mempengaruhi perkembangan anak.
Guru perlu mempelajari kultur mayoritas anak jika berbeda dari
kulturnya sendiri.
5. Anak-anak adalah pembelajar aktif dan harus didorong untuk
mengkonstruksi pemahaman dunia di sekitarnya. Anak-anak
memberi kontribusi proses belajar mereka sendiri saat mereka
berusaha untuk memberi makna atas pengalaman keseharian mereka.

84
6. Perkembangan akan meningkat jika anak diberi kesempatan untuk
mempraktikkan keahlian baru dan jika anak merasakan tantangan di
luar kemampuan mereka saat itu.
7. Anak - anak akan berkambang dengan amat baik dalam konteks
komunitas dimana mereka aman dan dihargai kebutuhan fisiknya
dipenuhi dan mereka merasa aman secara sikologis.

b. Perkembangan Fisik

Proses belajar berlangsung secara fisik dan mental. Anak melakukan


berbagai aktivitas fisik sebagai pengalaman belajar. Kondisi panca indra,
normalitas anggota tubuh, asupan gizi dan keadaan kesehatan secara
menyeluruh mempengaruhi proses belajar. Seorang siswa yang sedang lapar
tidak dapat berkonsentrasi mengerjakan tugas-tugas belajar, karena
perhatiannya lebih terpusat pada perasaan lapar yang dirasakannya.
Demikian juga dengan kondisi panca indra. Penglihatan, pendengaran
sangat diperlukan dalam belajar. Gangguan pada fungsi panca indra
menyebabkan perhatian individu tidak optimal dalam belajar.
Perkambangan fisik motorik yang kurang sempurna dapat menyebabkan
gangguan belajar pada siswa.

Demikian juga halnya dengan perkembangan fisik yang terlalu cepat


atau terlambat dari ukuran anak - anak seusianya akan dapat mempengaruhi
perilaku anak belajar diantara sebayanya. Masa pubertas berhubungan
dengan perubahan hormon di dalam diri individu yang berakibat pada
perubahan fungsi-fungsi fisiologis. Akibatnya para siswa di usia pubertas
sering mengalami gangguan fisik dalam belajar. Misalnya, perubahan
bentuk dan berat badan, suara yang membesar, gerakan fisik yang semakin
lamban, mudah mengantuk, perasaan tidak nyaman ketika mengalami haid,
semua ini memberi pengaruh terhadap suasana belajar siswa. Guru perlu
menyadari bahwa keadaan fisik dan semua perubahan-perubahan yang
dialami siswa dalam proses perkembangannya mempengaruhi proses belajar
siswa. Oleh karena itu guru perlu memberi informasi kepada siswa tentang

85
hal ini sehingga mereka dapat memahaminya secara benar dan siap secara
mental menghadapinya. Sejalan dengan ini guru juga perlu memperhatikan
keadaan fisik ini dalam manajemen kelas. Dengan cara ini faktor-faktor fisik
yang kemungkinan akan menghambat proses belajar siswa dapat
dikendalikan sehingga tidak sampai berpengaruh secara meluas.

 Implementasi dalam PBM

1) Menempatkan anak didik yang fisiknya kecil di bangku paling


depan.
2) Menempatkan anak didik yang pendengarannya kurang di bangku
paling depan.
3) Menempatkan anak didik yang penglihatannya kurang di bangku
paling depan.
4) Memberikan pertanyaan mendadak kepada siswa yang mengantuk.
5) Memberi perlakuan yang sama kepada semua anak didik, tidak
terkecuali anak didik yang fisiknya kurang.
6) Memberi informasi kepada anak didik tentang gangguan fisik yang
sering terjadi pada masa usia pubertas mereka sehingga mereka
dapat memahaminya secara benar dan siap secara mental
menghadapinya.

c. Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif adalah proses perubahan kemampuan


individu dalam berpikir. Membahas tentang perkembangan kognitif berarti
membahas tentang perkembangan individu dalam berpikir atau proses
kognisi atau proses mengetahui. Dalam psikologi, proses mengetahui
dipelajari dalam bidang psikologi kognitif. Bidang ini dipelopori oleh J.J.
Piaget, yang terkenal dengan teori pentahapan kognitifnya yang disebut
perkembangan kognitif.

Berdasarkan akar teoritis yang dibangun oleh Piaget, beberapa


penulis mendefinisikan kognitif dengan redaksi yang berbeda - beda, namun

86
pada dasarnya sama, yaitu aktivitas mental dalam mengenal dan mengetahui
tentang dunia. Neisser (1967) dalam Morgan, et al. (1986), mendefinisikan
kognitif sebagai proses berpikir dimana informasi dari panca indera
ditransformasi, direduksi, dielaborasi, diperbaiki, dan digunakan. Secara
ringkas, Morgan, dkk.. (1986) menyatakan bahwa kognitif sebagai
pemrosesan informasi tentang lingkungan yang dipersepsikan melalui panca
indera. Menurut Santrock (1986), kognitif mengacu kepada aktivitas mental
tentang bagaimana informasi masuk ke dalam pikiran, disimpan dan
ditransformasi, serta dipanggil kembali dan digunakan dalam aktivitas
kompleks seperti berpikir. Piaget mengatakan bahwa untuk memahami
dunianya secara kognitif individu akan mengelompokkan perilaku yang
terpisah ke dalam sistem kognitif yang lebih tertib dan lancar,
pengelompokan atau penataan perilaku ke dalam kategori-kategori. Proses
mental ini disebut dengan Organisasi. Penggunaan Organisasi akan dapat
meningkatkan memori jangka panjang. Mekanisme bagaimana individu
bergerak dari satu tahap pemikiran ke tahap pemikiran selanjutnya disebut
Ekuilibrium. Pergeseran ini terjadi saat individu mengalami kognitif
disekuilibrium dalam usahanya untuk memahami dunianya. Pada akhirnya,
individu memecahkan konflik dan mendapatkan keseimbangan pemikiran.

Perkembangan kognitif berlangsung dalam urutan empat tahap yaitu


tahap sensori motor, tahap oprasional, tahap oprasional kongret, oprasional
formal.

Tahapan - tahapan perkembangan tersebut dijelaskan sebagai berikut :

1. Periode Sensorimotor (Usia 0–2 Tahun)

Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain


juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk
melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah
periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini
menandai.

87
2. Periode Pra - Operasional (Usia 2–7 Tahun)

Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan


mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir
usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis
muncul. Pemikiran (Pra) Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur
melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan
ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai.
Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek
dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris:
anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat
mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan
semua benda merah walau bentuknya berbeda - beda atau mengumpulkan
semua benda bulat walau warnanya berbeda - beda.

Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan


sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam
tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka
mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar.
Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis.
Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak
dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut
berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana
perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan
untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran
yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak
hidup pun memiliki perasaan.

3. Periode Operasional Konkrit (Usia 7–11 Tahun)

Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul


antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa
penggunaan logika yang memadai.

Proses - proses penting selama tahapan ini adalah :

88
a. Pengurutan

Kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau


ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat
mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.

b. KlasifikasI

Kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian


benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk
gagasan bahwa serangkaian bendabenda dapat menyertakan benda lainnya
ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika
berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)

c. Decentering

Anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu


permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan
lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding
cangkir kecil yang tinggi.

d. Reversibility

Anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat


diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan
cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4,
jumlah sebelumnya.

e. Konservasi

Memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda


adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau
benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang
seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke
gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak
dengan isi cangkir lain.

89
f. Penghilangan sifat Egosentrisme

Kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain


(bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai
contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di
dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan
boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak
dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap
menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa
boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.

Perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam


sub – tahapan :

1. Sub - tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam
minggu dan berhubungan terutama dengan refleks.
2. Sub - tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu
sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya
kebiasaan-kebiasaan.
3. Sub - tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia
empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan
koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
4. Sub - tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia
sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan
untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau
kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi
objek).
5. Sub - tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua
belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan
penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
6. Sub - tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama
dengan tahapan awal kreativitas.

4. Periode Operasional Formal (Usia 11 Tahun Sampai Dewasa)

90
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan
kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas
tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap
ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar
secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam
tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis,
dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan
putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. Dilihat dari faktor
biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan
besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis,
kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan
sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai
tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai
seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional
konkrit.

 Implementasi terhadap PBM :

1) Bahasa dan cara pandang anak berbeda dengan orang dewasa. Untuk
itu, dalam mengajar guru alangkah baiknya menggunakan bahasa
yang sesuai dengan cara berpikir anak.
2) Peserta didik akan belajar lebih baik apabila dapat menyesuaikan
lingkungan dengan baik.
3) Pendidik harus membantu agar peserta didik dapat berinteraksi
dengan lingkungan secara optimal.
4) Materi yang harus dipelajari peserta didik sebaiknya yang menurut
mereka baru tapi tidak begitu sulit untuk menerimanya.
5) Memberi peluang agar peserta didik dapat belajar sesuai dengan
tahap perkembangannya.

d. Perkembangan Sosio - Emosional

91
Salah satu perkembangan yang dialami individu adalah
perkembangan sosio-emosi. Hal tersebut muncul seiring dengan berjalannya
waktu dan pengalaman-pengalaman yang dialami oleh individu. Dalam
perkembangan sosio-emosi, khususnya pada masa bayi, memiliki hubungan
dengan perihal keterikatan (attachment), peran ayah sebagai pengasuh anak,
tempat pengasuhan anak (day care), dan emosi.

Teori yang cukup komprehensif membahas konteks sosial dimana


anak berkembang dan perubahan utama dalam perkembangan
sosioemosional merupakan dua teori kontemprorer yang akan dibahas
berikut ini.

1. Teori Ekologi Bronfenbrenner

Teori ini dikembangkan Bronfenbrenner (1917-2000) yang


mengemukakan lima sistem lingkungan yang merentang interaksi
interpersonal sampai kepada kultur yang lebih luas. Sistem tersebut adalah :

a) Mikrosistem adalah dimana individu menghabiskan waktu paling


banyak seperti keluarga, tetangga, guru, teman sebaya dan orang
lain.
b) Mesosistem adalah kaitan antar sistem. Contohnya adalah hubungan
antara pengalaman di rumah dengan pengalaman di sekolah.
c) Ekosistem adalah sistem yang terjadi ketika pengalaman di setting
lain (murid tidak aktif) mempengaruhi pengalaman siswa dan guru
dalam konteks mereka sendiri.
d) Makrosistem adalah kultur yang lebih luas, mencakup etnis, adat
istiadat, faktor sosioekonomi dalam perkembangan anak.
e) Kronosistem adalah kondisi sosiohistoris dari perkembangan anak.
Sekarang ini merupakan generasi pertama yang tumbuh dalam
lingkungan elektronik yang dipenuhi dengan computer dan di dalam
kota yang semrawut yang tidak kenal batas desa dan kota.

Oleh karena itu dalam mendidik anak perlu diperhatikan hal-hal


sebagai berikut :

92
 Pandanglah anak sebagai sosok yang terlibat dalam berbagai sistem
lingkungan dan dipengaruhi oleh sistem itu.
 Jalin hubungan sekolah dengan masyarakat baik melalui saluran
formal dan informal.
 Sadari arti penting komunitas, status sosioekonomi dan kultur dalam
perkembangan anak karena konteks yang sangat luas ini
mempengaruhi perkembangan anak.

2. Teori Perkembangan Rentang Hidup Erikson

Menurut Erikson delapan tahapan perkembangan yang harus dilalui


seseorang dalam rentang hidupnya adalah sebagai berikut :

1) Tahap psikososial yaitu kepercayaan versus ketidak percayaan (trust


and mistrust) masa bayi usia 0- 2 tahun.  Erikson mengartikan masa
itu anak semestinya dapat mengembangkan perasaan percaya atau
perasaan aman bersama pengasuhnya. Yang penting adalah anak
harus melalui tingkat berkembangnya lebih lancar.
2) Tahap autonomy and shame (kemandirian dan rasa malu) masa usia
2- 3 tahun. Pada usia ini anak mencoba untuk mandiri secara fisik
yang memungkinkan kemampuan mereka untuk berjalan, lari tanpa
dibantu orang lain lagi. Pada periode inilah kemampuan anak untuk
percaya diri dikembangkan, ada rasa malu karena mereka merasa
tidak mampu. Dalam hal ini orang tua perlu terus menggugah rasa
percaya diri anak bahwa mereka dapat dan boleh menentukan hidup
mereka sendiri tanpa tekanan.
3) Tahap inisiatif and guilt (rasa bersalah) masa usia 3- 6 tahun. Pada
masa ini anak belajar berekspresi, belajar menertawakan diri, mulai
memahami bahwa ada pribadi lain selain dirinya. Pada masa ini
terletak dasar dalam diri anak untuk menjadi kreatif yang akan
menjadi sangat penting pada masa berikutnya. Pada fase ini yang
harus diciptakan yaitu identitas diri terutama berhubungan dengan
jenis kelamin mereka karena pengaruh kelamin mulai dirasakan

93
secara psikologis. A sense of purpose menurut Erikson anak menjadi
tidak terganggu dengan perasaan bersalah. Anak dapat menentukan
apakah mereka akan menjadi seperti ayah atau ibu tanpa perasaan
bersalah dan anak tidak akan mengalami banyak kegelisahan karena
meresa tidak dimengerti.
4) Tahap mastery and inferiority (penguasaan dan rendah diri) masa
usia 6- 12 tahun. Pada masa inilah mereka baru mulai mampu
berkomunikasi dengan anak lain sehingga mereka mulai dapat
membentuk kelompok. Pada usia ini anak-anak sangat tertarik untuk
belajar dan sangat sulit untuk berdiam diri. Anak yang melalui masa
perkembangan ini dengan baik akhirnya anak akan memperoleh
pelajaran dengan mendapatkan sense of mastery, suatu keyakinan
bahwa mereka mampu menguasai masalah yang mereka hadapi.
Anak-anak yang kehilangan kesempatan mengembangkan
kompetensi mereka maka sense of mastery diganti oleh rasa rendah
diri yang berdampak pda masa yang akan datang. Anak yang penuh
rendah diri lebih sulit merasakan adanya kemampuan untuk
mengembangkan kompetensi dalam bidang yang penting.
5) Tahap ego- identity vs role confussion (identitas diri vs kekacauan
peran) masa remaja 12- 18/20 tahun. Masa ini adalah sumber utama
untuk mengembangkan teori perkembangan psikososialnya. Pada
masa ini yang terpenting adalah puncak dari semua yang selama ini
dilalui dan akan digunakan untuk mengarungi hidup yaitu
menciptakan identitas diri yang benar adalah mengumpulkan semua
pengetahuan yang dikumpulkan sampai saat ini dan menggabungkan
semuanya menjadi suatu citra diri yang berguna bagi masyarakat.
Salah satu faktor penting yang akan menentukan identitas diri adalah
hadirnya Role Model yaitu seseorang yang bisa dijadikan contoh.
Faktor penting lainnya adanya kejelasan bagaimana melangkah
meninggalkan masa kanak-kanak menuju kedewasaan.
6) Tahap intimacy and isolation (keintiman dan pengasingan) antara
masa usia 20- 30 tahun.  Pada masa ini sudah dianggap dewasa dan

94
bertanggung jawab penuh atas segala keberhasilan dan kegagalan.
Pada masa ini mengenal dan mengizinkan untuk mengenal orang
lain secara sangat dekat, atau masuk ke hubungan intim sedangkan
kegagalan akan membuat terisolasi atau mengisolasi diri dari
sekeliling. Keintiman dapat terjadi karena telah mengenal diri dan
merasa cukup aman dengan identitas diri yang dimiliki. Jadi,
pokoknya Intimacy adalah hubungan dua orang yang sudah matang
dan mengenal diri masing-masing dan menciptakan suatu kesatuan
yang mengahsilkan karya-karya yang lebih besar.

e. Perkembangan Sosioemosional

Perkembangan ini berhubungan dengan perkembangan diri,


penghargaan diri. Perkembangan ini berhubungan dengan keluarga, teman
sebaya, dan sekolah.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan rasa harga diri
pada anak adalah dengan menerapkan tiga kunci untuk meningkatkan rasa
harga diri yaitu :

1) Mengidentifikasi penyebab rendah diri dan kompetensi penting bagi


diri. Pada anak-anak yang diabaikan keluarga dukungan dari teman
dan sekolah untuk meningkatkan kompetensinya akan meningkatkan
harga diri anak.
2) Memberi dukungan emosional dan penerimaan sosial. Anak-anak
yang berasal dari keluarga yang banyak menyalahkan anak,
menghina anak, penilaian negative dapat dibantu dengan dukungan
emosional ini.
3) Membantu anak mencapai tujuannya dan berprestasi.

 Implementasi terhadap PBM :

95
Pengembangan materi, strategi, sumber, metodologi, dan evaluasi
belajar mengajar hendaknya memperhatikan tiga faktor, yaitu faktor
pembawaan, lingkungan, dan kematangan.

f. Perkembangan Moral

Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke


manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif.
Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak
bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga
moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara
ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu
tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.

Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena


banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut
pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-
sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh
sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat
secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat
setempat. Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam
berinteraksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai
dengan nilai rasa yang berlaku dimasyarakat tersebut dan dapat diterima
serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai
mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk
dari budaya dan Agama.

Perkembangan moral menurut pandangan Lawrence Kohlberg


adalah sebagai berikut. Perkembangan moral berkaitan dengan aturan-aturan
dan ketentuan-ketentuan tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh
seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Para pakar perkembangan
anak mempelajari tentang bagaimana anak-anak berpikir, berperilaku dan
menyadari tentang aturan-aturan tersebut. Minat terhadap bagaimana
perkembangan moral yang dialami oleh anak membuat Piaget secara

96
intensif mengobservasi dan melakukan wawancara dengan anak-anak dari
usia 4-12 tahun.

Ada dua macam studi yang dilakukan oleh Piaget mengenai perkembangan
moral anak dan remaja :

1. Melakukan observasi terhadap sejumlah anak yang bermain


kelereng, sambil mempelajari bagaimana mereka bermain dan
memikirkan aturan-aturan permainan.
2. Menanyakan kepada anak-anak pertanyaan tentang aturan-aturan
etis, misalnya mencuri, berbohong, hukuman dan keadilan.

Dari hasil studi yang telah dilakukan tersebut, Piaget menyimpulkan bahwa
anak-anak berpikir dengan 2 cara yang sangat berbeda tentang moralitas,
tergantung pada kedewasaan perkembangan mereka. Antara lain :

1) Heteronomous Morality

Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget


yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan
dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas
dari kendali manusia.

Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku


dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari
pelaku. Misal : memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja lebih buruk
daripada memecahkan 1 gelas dengan sengaja, ketika mencoba mencuri
sepotong kue.

Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan tidak boleh berubah dan


digugurkan oleh semua otoritas yang berkuasa.

Ketika Piaget menyarankan agar aturan diganti dengan aturan baru


(dalam permainan kelereng), anak-anak kecil menolak. Mereka bersikeras
bahwa aturan harus selalu sama dan tidak boleh diubah. Meyakini keadilan
yang immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman

97
akan dikenakan segera. Yakin bahwa pelanggaran dihubungkan secara
otomatis dengan hukuman.

3. Autonomous Morality

Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang


diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau
lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum
diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus
mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya.

Bagi pemikir Autonomos, maksud pelaku dianggap sebagai yang


terpenting. Anak-anak yang lebih tua, yang merupakan pemikir Autonomos,
dapat menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan hanyalah masalah
kenyamanan, perjanjian yang sudah disetujui secara sosial, tunduk pada
perubahan menurut kesepakatan. Menyadari bahwa hukuman ditengahi
secara sosial dan hanya terjadi apabila seseorang yang relevan menyaksikan
kesalahan sehingga hukuman pun menjadi tak terelakkan.

Piaget berpendapat bahwa dalam perkembangan anak juga menjadi


lebih pintar dalam berpikir tentang persoalan sosial, terutama tentang
kemungkinan-kemungkinan dan kerja sama. Pemahaman sosial ini diyakini
Piaget terjadi melalui relasi dengan teman sebaya yang saling memberi dan
menerima. Dalam kelompok teman sebaya, setiap anggota memiliki
kekuasaan dan status yang sama, merencanakan sesuatu dengan
merundingkannya, ketidaksetujuan diungkapkan dan pada akhirnya
disepakati. Relasi antara orang tua dan anak, orang tua memiliki kekuasaan,
sementara anak tidak, tampaknya kurang mengembangkan pemikiran moral,
karena aturan selalu diteruskan dengan cara otoriter.

 Implmentasi terhadap PBM :

Perkembangan moral peserta didik dapat dibantu dengan cara


mengembangkan dilemma moral. Untuk membangun kerja sama, interaksi

98
saling membantu, memecahkan masalah bersama, dan diperlukan
pengembangan kelompok belajar. Pendidik harus lebih banyak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya
dengan melakukan tanya jawab dan diskusi. Siswa diberikan kesempatan
untuk merefleksikan pengalamanpengalamannya maka peranan guru yaitu
menciptakan iklim yang dapat memberi rangsangan maksimal bagi siswa
untuk mencapai tahap yang lebih tinggi.

Faktor penting dalam perkembangan moral adalah faktor kognitif


terutama kemampuan berpikir abstrak dan luas.

SEKIAN

DAN

TERIMAKASIH

99

Anda mungkin juga menyukai