Ilmu di dunia pendidikan yang dapat dipelajari di dalam ilmu psikologi tersebut bertujuan untuk
menyusun kurikulum, materi, metode, sarana, dan berbagai alat yang sesuai dengan situasi dan kondisi
peserta didik atau siswa yang terlibat di dalamnya.
Dengan adanya pedoman psikologi perkembangan, maka orang tua juga akan bisa memantau
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Harapannya, materi psikologi anak ini mampu memberi berbagai model pelayanan kepada anak dari segi
psikologisnya hingga usia si anak beranjak dewasa. Selain itu, anak tersebut juga diharapkan mampu
menjalani berbagai tugas mengenai perkembangan dengan baik, salah satunya perkembangan psikologis
berdasarkan berbagai tahapannya.
Anak juga diharapkan mampu beradaptasi dengan lingkungan dan pola yang baik sehingga tujuan
perkembangan tersebut dapat dijadikan acuan dan tumpuan mengenai gagasan-gagasannya dapat
diolah dan diterapkan dengan sebaik mungkin.
Psikologi perkembangan berasal dari dua pengertian yakni psikologi dan juga perkembangan manusia.
Sebelum membahas mengenai pengertian keduanya, kita harus mengetahui dulu apa pengertian
psikologi dan apa pengertian perkembangan manusia yang kemudian akan membawa kita
menyimpulkan pengertiannya.
1. Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari kata ‘psyche’ yang artinya ‘jiwa’ dan ‘logos’ yang artinya ‘ilmu’. Psikologi kemudian
diartikan sebagai ilmu yang menyelidiki dan membahas mengenai proses jiwa dan mental serta
perbuatan atau tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan interaksi lingkungan dan
kehidupannya.
Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai
perilaku, fungsi mental, dan proses mental manusia melalui berbagai prosedur ilmiah. Orang yang
melakukan praktik di dunia psikologi disebut psikolog. Para psikolog ini bertugas memperbaiki kualitas
hidup seseorang melalui intervensi tertentu.
Intervensi tersebut baik pada fungsi mental, perilaku, dan lain-lain yang didasari atas terjadinya proses
fisiologis, neurologis, dan psikososial. Selain itu, psikologi juga dapat dipahami sebagai ilmu yang
membahas tentang tingkah laku manusia melalui proses berpikir, emosi, pengambilan keputusan, dan
lain sebagainya.
Para pakar atau ahli yakin bahwa setiap tingkah laku manusia dilakukan atas berbagai sebab. Tingkah
laku bukan hanya disebabkan oleh satu macam penyebab saja, tetapi dari bermacam-macam penyebab
yang berkaitan satu sama lain.
Selanjutnya, psikologi perkembangan juga berasal dari pengertian perkembangan manusia. Apa
sebenarnya perkembangan manusia itu? Perkembangan manusia dipahami sebagai suatu proses
tertentu yang menunjukkan mengenai proses yang menuju ke kehidupan mendatang atau masa depan
dan tidak bisa diulang lagi.
Di dalam perkembangan manusia ini, terjadi berbagai perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan
memang tidak bisa diulang lagi. Biasanya di dalam perkembangan manusia ini menunjukkan pada
adanya berbagai perubahan di dalam suatu arah yang bersifat tetap, maju, dan lebih baik.
Perkembangan manusia juga dapat dipahami sebagai suatu studi ilmiah yang mempelajari mengenai
berbagai pola perubahan dan stabilitas di sepanjang rentang kehidupan manusia dan memiliki tujuan
tertentu.
Tujuan perkembangan manusia pada psikologi perkembangan tersebut menunjukkan bahwa manusia
akan mengalami perubahan dalam berbagai hal.
Misalnya perubahan dalam hal fisik yakni tinggi badan dan berat badan, ilmu, kematangan berpikir, dan
lain sebagainya. Meski demikian, ada pula hal-hal yang tidak berubah atau cenderung menetap di dalam
hidup manusia, misalnya sifat temperamen dan kepribadian. Selain itu, perkembangan manusia ini juga
sifatnya berkesinambungan dan terorganisir.
Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, psikologi perkembangan merupakan cabang ilmu psikologi
yang secara umum akan mempelajari mengenai mengapa dan bagaimana seorang manusia mengalami
berbagai perubahan seiring berjalannya waktu. Ilmu yang mempelajari cabang ilmu ini awalnya berfokus
pada perkembangan bayi dan anak-anak.
Namun seiring berjalannya waktu, ilmu ini akan makin meluas kepada ranah remaja, perkembangan
dewasa, proses penuaan, dan akhirnya mencakup seluruh masa hidup manusia. Sementara itu, psikologi
perkembangan juga diartikan sebagai ilmu psikologi yang mempelajari perkembangan dan perubahan
aspek kejiwaan sejak manusia lahir hingga meninggal dunia
Psikologi perkembangan mempelajari berbagai perubahan yang dibagi ke dalam tiga dimensi besar
meliputi:
Perkembangan fisik
Perkembangan kognitif
Perkembangan sosio-emosional
Ketiga dimensi tersebut mencakup adanya berbagai subjek pembahasan yang luas, misalnya
kemampuan motorik, fungsi eksekutif, pengertian moral, penguasaan bahasa, perubahan sosial,
perubahan kepribadian, perkembangan emosional, konsep diri, dan pembentukan identitas.
Di dalam tiga dimensi besar tersebut, psikologi perkembangan mempelajari bagaimana alam dan pola
pengasuhan memiliki pengaruh perkembangan seseorang dan bagaimana proses perkembangan
tersebut ada di dalam konteks seiring berjalannya waktu. Untuk mempelajari adanya hubungan sifat-
sifat dan perilaku manusia ini, dilakukan berbagai penelitian.
Penelitian tersebut meneliti mengenai hubungan sifat-sifat dan perilaku manusia yang berhubungan
dengan faktor-faktor lingkungan, termasuk di dalamnya konteks sosial dan lingkungan buatan yang
dibuat dengan mempertimbangkan masa depan manusia.
Psikologi perkembangan lebih mempersoalkan faktor-faktor yang umum dan memengaruhi proses
perkembangan yang terjadi di dalam diri yang khas.
Titik berat pada psikologi dibidang perkembangan yang diberikan oleh para ahli adalah hubungan antara
kepribadian dan perkembangan yang kemudian disebabkan karena adanya perkembangan kepribadian,
meskipun ada berbagai aspek yang menonjol pada masa perkembangan tertentu.
Umumnya, psikologi perkembangan paling utama tertuju pada perkembangan manusianya sebagai
person dan masyarakat yang merupakan tempat berkembangnya person tersebut. Psikologi yang
mempelajari perkembangan kemudian dibahas lebih menarik pada struktur yang berbeda yang tampak
di dalam person yang berkembang tersebut.
Dengan adanya pola perkembangan seperti yang sudah dijelaskan di atas, orang dapat berbicara
mengenai masa depan kehidupannya yang jelas dan kemudian dibedakan antara masa kanak-kanak,
dewasa, dan masa tua. Di dalam berbagai masa atau tahapan kehidupan, juga memiliki batasan yang
berbeda-beda.
Meski adanya batasan yang berbeda, ada ciri-ciri yang khas untuk membedakan masa demi masa yang
berhubungan dengan sifat manusia yang khas seiring dengan jalan perkembangannya dan juga
bagaimana psikologi perkembangan tersebut dapat dipandang sebagai psikologi jalan hidup atau masa
depan seseorang.
1. Prof. Dr. F.J. Monks, Prof. Dr. A.M.P. Knoers, dan Prof. Dr. Siti Rahayu Haditoro
Menurut Prof. Dr. F.J. Monks, Prof. Dr. A.M.P. Knoers, dan Prof. Dr. Siti Rahayu Haditoro, “Psikologi
perkembangan adalah suatu ilmu yang mempersoalkan faktor-faktor yang umum yang memengaruhi
proses perkembangan yang terjadi dalam diri pribadi seseorang dengan menitikberatkan pada relasi
antara kepribadian dan perkembangan”.
Dra. Kartini Kartono mengungkapkan bahwa psikologi anak merupakan psikologi perkembangan adalah
suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan periode masa bayi, anak
pemain, anak sekolah, masa remaja, sampai periode adolesens menjelang dewasa.
3. Encyclopedia International
4. Carter V. Good
Hal ini berarti adanya pembatasan yang lebih luas dari pengertian ilmu jiwa keturunan, walaupun
bentuk dan polanya ada persamaannya serta dapat dipertukarkan.
5. Elizabeth R. Hurlock
Elizabeth R. Hurlock mengemukakan mengenai pengertiannya sebagai bagian dari psikologi yang
mempelajari perkembangan manusia sejak manusia diciptakan atau konsepsi sampai meninggal dunia.
6. F. J. Monk
7. Ahmadi
Pengertian psikologi perkembangan menurut Ahmadi merupakan suatu cabang dari psikologi yang
membahas tentang gejala jiwa seseorang, baik menyangkut perkembangan atau kemunduran perilaku
seseorang sejak masa konsepsi hingga dewasa.
8. David G. Myers
David G. Myers mengungkapkan “a branch of psychology that studies physical, cognitive, and social
change throughout the life span”.
9. Linda L Daidoff
Menurut Linda L Daidoff, cabang psikologi yang mempelajari mengenai perubahan dan perkembangan
struktur jasmani, perilaku, dan fungsi mental manusia yang dimulai sejak terbentuknya makhluk hidup
tersebut melalui pembuahan hingga menjelang mati.
10. M. Lenner
Adanya ilmu yang mempelajari mengenai psikologi perkembangan ini tentu memiliki manfaat. Selain
bermanfaat untuk memahami dan meramalkan perilaku sendiri maupun orang lain, ada berbagai
manfaat lain antara lain:
untuk memahami fase atau garis besar, pola umum perkembangan, dan pertumbuhan manusia mulai
dari anak hingga dewasa pada tiap-tiap fasenya,
mempelajari mengenai psikologi perkembangan untuk mengarahkan seseorang berbuat lebih baik dan
berperilaku selaras sesuai dengan perkembangan hidup manusia,
mengetahui tingkah laku individu sesuai atau tidak dengan tingkat usia atau perkembangannya,
dapat memilih atau memberikan materi sesuai dengan metode yang dibutuhkan seseorang.
1. Teori Psikodinamik
Teori psikologis kepribadian yang pertama ditemukan oleh Sigmund Freud. Bapak psikoanalisis ini
mendeskripsikan kepribadian sebagai gabungan tiga komponen: ego, superego, dan dorongan naluri.
Interaksi antarkomponen tersebut dapat membantu menjelaskan perilaku seseorang. Sigmund juga
percaya bahwa pengalaman masa kecil berdampak besar pada kepribadian.
Banyak pembuat teori yang memperbarui atau membuat cabang baru dari ide Sigmund. Salah satunya
adalah Carl Jung, ilmuwan penemu “tipe” psikologis yang menginspirasi tes kepribadian populer,
“Myers-Briggs Type Indicator”.
2. Teori Humanistik
Teori Humanistik adalah teori psikologi kepribadian yang dikembangkan oleh Carl Rogers dan Abraham
Maslow pada pertengahan abad ke-20. Teori ini berfokus pada individu dan kualitas positif yang mereka
miliki, termasuk dorongan untuk mencapai potensi maksimal.
Maslow terkenal dengan paham hierarki kebutuhan. Hierarki ini terdiri atas kebutuhan dasar, seperti
keamanan dan makanan, di posisi paling bawah, serta aktualisasi diri di posisi teratas. Dia
memperlihatkan bahwa orang-orang yang mencapai aktualisasi diri menunjukkan “sindrom kepribadian
koheren”.
Tokoh yang mengemukakan Teori Identitas Naratif adalah seorang ahli psikologi bernama Dan
McAdams. Teori psikologi kepribadian yang dikembangkan pada 1990-an ini mencakup tiga tingkat
hidup berdampingan: cara seseorang menghadapi tugas dan tantangan dalam konteks spesifik, watak
yang relevan dengan kecenderungan umum, serta identitas seseorang menurut cerita tentang diri
sendiri.
Teori psikologi kepribadian ini menekankan soal pentingnya pembelajaran observasi, efisiensi diri,
proses kognitif, dan pengaruh situasional. Tokoh utama yang mengusulkan Teori Kognitif Sosial adalah
Albert Bandura.
5. Teori Sifat
Teori Sifat merupakan teori yang menitikberatkan pada pengenalan, pendeskripsian, dan pengukuran
sifat tertentu yang membangun kepribadian manusia. Para peneliti memercayai bahwa teori psikologi
kepribadian ini bermanfaat untuk memahami perbedaan di antara individu. Teori Sifat dikembangkan
oleh Raymond Cattell dan Hans Eysenck.
6. Teori Perilaku
Pada 1913, John Watson mengembangkan teori psikologi kepribadian ini. Teori Perilaku ialah studi
kepribadian manusia yang berhubungan dengan lingkungan sekitar. Orang-orang yang mendukung teori
ini meyakini bahwa manusia mampu mempelajari perilaku dengan sistem imbalan dan hukuman. Sistem
imbalan disebut dengan pengondisian.
Menurut B. F. Skinner, pengondisian terdiri atas dua jenis, yaitu klasik dan operan. Pengondisian klasik
didasarkan pada pembelajaran perilaku melalui asosiasi berpasangan. Sementara itu, pengondisian
operan fokus pada konsekuensi dari sebuah respons yang berkaitan dengan potensi pengulangan suatu
perilaku.
Teori ini dikembangkan oleh beberapa peneliti. Namun, pihak yang paling mendukung adalah ahli
psikologi bernama Brent Roberts. Ia dan rekan-rekannya menulis tentang “Prinsip Investasi Sosial”, atau
yang mereka sebut juga dengan “Model Neososioanalitik”.
Menurut teori ini, ketika seseorang menginvestasikan dirinya dalam sebuah peran sosial baru, misalnya
menjadi suami atau istri, perkembangan kepribadiannya akan terjadi dan dapat berubah seiring waktu.
Dalam peran baru, seseorang akan melihat ganjaran dan risiko dari tindakan tertentu. Hal ini berpotensi
mengubah kepribadiannya, bahkan kepribadian yang berasal dari genetik.
8. Teori Kognitif-Afektif
Teori psikologi kepribadian ini dikembangkan oleh dua ahli psikologi, Yuichi Shoda dan Walter Mischel,
pada 1990-an. Dalam Teori Kognitif-Afektif, seseorang yang memiliki tendensi tertentu belum pasti akan
melakukan hal yang sama di setiap situasi atau interaksi sosial. Beberapa penemu teori kepribadian juga
mempertimbangkan faktor situasional dalam pembentukan kepribadian seseorang.
Dalam Teori Kognitif-Afektif, terdapat unit-unit mediasi yang memerintahkan otak agar berinteraksi
dengan orang lain serta dengan ciri-ciri situasi tertentu. Kemudian, unit-unit tersebut akan menghasilkan
pola perilaku yang dapat membedakan setiap individu. Unit mediasi dalam Teori Kognitif-Afektif dapat
meliputi faktor psikologis, seperti ekspektasi, kepercayaan, tujuan, nilai hidup, dan respons emosional.
Teori ini pertama kali diusulkan oleh dua ahli psikologi, Robert McCrae dan Paul Costa Jr. pada 1990-an.
Teori Lima Faktor menjelaskan tentang perkembangan kepribadian berlandaskan lima faktor, yaitu
keterbukaan terhadap pengalaman, ekstraversi, neurotisisme, kesadaran, dan kesesuaian.
Menurut teori ini, kepribadian manusia sebagian besar dipengaruhi oleh faktor biologis, seperti genetik.
Pandangan ini terinspirasi dari riset yang menunjukkan bahwa peringkat pengukuran kepribadian
dipengaruhi oleh gen seseorang, sedangkan faktor nongenetik malah memainkan sedikit peran. Penemu
Teori Lima Faktor juga melihat bahwa sifat-sifat kepribadian dari adaptasi karakteristik, seperti sikap dan
usaha, terbentuk dari dorongan eksternal dan watak bawaan seseorang.
Intinya, kita sebagai manusia memiliki kebutuhan, keinginan, dan hasrat yang sama, termasuk hasrat
untuk mengenali diri sendiri. Namun, tetap saja, kita semua unik! Kita punya kelemahan dan keunggulan
masing-masing dan punya perbedaan tersendiri soal kepribadian