Anda di halaman 1dari 5

Nama : Halimah Tusa’ Adiah Abdullah

NIM : C021201073

KONSEP DASAR & SEJARAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Konsep dasar psikologi perkembangan


1.) Sebutkan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan?
 Pertumbuhan (growth) ialah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang dapat diukur
dengan ukuran berat (gram, pou), ukuran panjang (cm, inci), umur tulang, dan
keseimbangan metabolis (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
 Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangan menyangkut
adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan
sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.
 Berdasarkan pengertian di atas, pertumbuhan dan perkembangan mengandung dan
mengimplikasikan pengertian adanya perubahan pada manusia. Pertumbuhan
membawa perubahan, demikian pula perkembangan membawa perubahan. Namun
di antara keduanya terdapat perbedaan. Pertumbuhan lebih menekankan pada
perubahan (penyempurnaan maupun sebaliknya struktur, maka pada
perkembangan perubahnya terletak dalam penyempurnaan fungsi. Pertumbuhan
akan terhenti setelah mencapai kematangan, Adapun perkembangan berjalan terus
sampai akhir hayat.

2.) Apa saja manfaat mempelajari psikologi perkembangan?


 Manfaat dalam mempelajari psikologi perkembangan adalah dapat dijadikan sebagai
alat ukur dalam asuhan keperawatan yaitu sebagai guideline untuk menilai rata-rata
terhadap perubahan fisik, intelektual, sosial, dan emosional yang normal dan
mengetahui perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, merupakan penuntun
bagi perawat dalam mengkaji tingkat fungsional anak dan penyesuaiannya terhadap
penyakit dan dirawat di rumah sakit. Selain itu, psikologi perkembangan dalam
pendidikan juga memiliki manfaat antara lain guru perlu mengetahui perubahan fisik,
mental, dan sosio-emosional peserta didik dan dapat memudahkan pendidik guru
dalam memodifikasi perangsang pendidikan dan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik. Terapan dari ilmu psikologi perkembangan digunakan di
berbagai bidang seperti pendidikan dan pengasuhan, pengoptimalan kualitas hidup
dewasa tua, dan penanganan remaja.

3.) Definisi psikologi perkembangan?


 Psikologi perkembangan adalah sebuah studi yang mempelajari secara sistematis
perkembangan perilaku manusia secara ontogeni, yaitu mempelajari struktur jasmani,
perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya (life span) dari
masa konsepsi hingga menjelang akhir hayat.

Sejarah dan metode penelitian psikologi perkembangan


1.) Sejarah psikologi perkembangan (buat siklus sejarahnya)
 Sebelum mempelajari psikologi perkembangan, perhatian berawal pada pemahaman
yang mendalam pada anak-anak. Dasar pemikiran merujuk bahwa penelitian dan buku-buku
tentang anak sedikit, pemahaman terhadap seluk-beluk kehidupan anak sangat bergantung
pada keyakinan dan tradisional yang bersumber pada spekulasi para filsuf dan teolog tentang
anak dan latar belakang perkembangannya, serta pengaruh keturunan dan lingkungan
terhadap kejiwaan anak. Oleh karena itu, salah seorang filosof Plato mengatakan bahwa
perbedaan-perbedaan individual mempunyai dasar genetis. Potensi idividu dikatakannya telah
ditentukan oleh faktor keturunan. Artinya, sejak lahir anak telah memiliki bakat-bakat atau
benih-benih kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengasuhan dan pendidikan,
Walaupun Plato tidak dapat memberikan bukti langsung dalam menunjang spekulasinya,
namun tampak jelas bahwa menurunnya anak merupakan miniatur orang dewasa. Anggapan
ini tampak bahwa semua keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan yang tampil di
kemudian hari setelah dewasa merupakan bawaan sejak lahir (innate ideas), pendidikan tidak
lain hanyalah upaya untuk menarik potensi keluar, namun tidak menambahkan sesuatu yang
baru. Perkembangan dianggap sebagai suatu pertumbuhan semata. Jadi, anak merupakan
miniatur orang dewasa mengandung arti bahwa anak berbeda secara kuantitatif dengan orang
dewasa bukan secara kualitatif.
Pada abad pertengahan, masyarakat tidak memberikan status apa pun kepada anak-
anak, bahkan lukisan kuno proporsi tubuh anak-anak sering digambarkan sama dengan
proporsi tubuh orang dewasa. Anak-anak diberi pakaian model pakaian orang dewasa dalam
ukuran kecil. Segera setelah anak dapat berjalan dan berbicara, mereka bergabung dengan
orang dewasa sebagai anggota masyara kat, memainkan permainan dan mengerjakan tugas-
tugas yang sama dengan orang dewasa. Anggapan terhadap anak sebagai miniatur orang
dewasa ternyata membawa implikasi penting dalam dunia pendidikan. Proses-proses yang
mendasari cara berpikir dan berbuat anak dianggap sama se perti orang dewasa. Apabila anak
berpikir dan melakukan perbuatan yang menyimpang dari standar orang dewasa, anak
dianggap bodoh atau tolol dan apabila anak-anak melanggar norma-norma sosial dan moral,
dianggap berbuat jahat dan harus diberikan hukuman seperti orang dewasa
Pada abad ke-17, seorang filosof Inggris John Locke (1632-1704), menyatakan bahwa
pengalaman dan pendidikan merukan faktor yang paling menentukan dalam perkembangan
anak, dia tidak mengakui adanya kemampuan bawaan (innate knowledge). Menurut Locke,
isi kejiwaan anak ketika dilahirkan diibaratkan secarik kertas kosong, di mana corak dan
bentuk kertas ini sangat ditentukan bagaimana cara kertas ini ditulisi. Locke memberi istilah
tabula rasa (Blank Slate), mengungkapkan pentingnya pengaruh pengalaman dan lingkungan
hidup terhadap perkembangan anak.
Pada abad ke-18, Jean Jaccques Rousseau (1712- 1778), filosof Perancis
berpandangan bahwa anak berbeda secara kualitatif dengan orang dewasa. Rousseau menolak
pandangan bahwa bayi adalah makhluk pasif yang perkembangannya ditentukan oleh
pengalaman, dan menolak anggapan bahwa anak merupakan orang dewasa yang tidak
lengkap dan memperoleh pengetahuan me lalui cara berpikir orang dewasa. Sebaliknya,
Rousseau beranggapan bahwa sejak lahir anak adalah makhluk aktif dan skua bereksplorasi.
Oleh karena itu, anak harus dibiarkan untuk memperoleh pengeta huan dengan caranya
sendiri melalui interaksinya dengan lingkungan. Rousseau dalam bukunya Emile ou
L'education (1762), menolak pandangan bahwa anak memiliki sifat bawaan yang buruk
(innate bad). Pandangan Plato, Locke, dan Rousseau pada dasarnya bersifat spekulatif,
walaupun pada abad ke-18 telah ada penelitian-penelitian tentang anak seperti Johan Heinrich
Pestalozzi (1946-1827) ahli pendidikan dari Swiss, Dietrich Tiedemen (1787) tabib dari
Jerman, namun penelitian yang sungguh-sungguh terhadap perkembangan anak-anak baru
dimulai pada abad ke-19 yang dipelopori oleh Charles Darwub dan Wilhem Wundt.
Pada abad ke-20, studi sistematis tentang perkembangan anak semakin berkembang
secara signifikan. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yang lebi ditekankan pada ciri-
ciri khas secara umum, golongan umur, dan masa depan perkembangan tertentu. Predisposisi
mendeskripsikan gejala perkembangan manusia secara mendetail ialah penting dalam
perkembangan disiplin ilmu. Oleh karena itu, untuk perkembangan pemahaman tentang
perkembang an anak, diperlukan prinsip teoretis sebagai dasar observasi yang tidak hanya
sekadar mendeskripsikan.
Pada pertengahan abad-20, J.B. Watson (Behaviorism Theory), memperkenalkan
prinsip-prinsip "Classical Conditioning" menjelaskan perkembangan tingkah laku,
menurutnya prinsip-prinsip belajar dan prinsip conditioning dapat diterpakan pada semua
perkembangan Karya Watson membawa perkembangan pada teori psikologi perkembangan,
meskipun menimbulkan pertentangan seperti Sigmun Freud dengan teori psikoanalisisnya,
dan inilah yang menyebabkan berkurangnya minat terhadap psikologi perkembangan, namun
setidaknya ada tiga faktor yang mendorong pengaktifan kembali psikologi perkembangan
memasuki periode baru dalam bidang studi perkembangan.

2.) Metode apa saja yang dapat digunakan dalam penelitian psikologi perkembangan, apa
saja contoh penelitiannya?
 1. Metode eksperimen (experimen method), merupakan metode yang paling teliti
dalam mengumpulkan data/informasi, karena eksperimen merupakan pengamatan
yang terkontrol dan biasanya dilaksanakan dalam laboratorium.
2. Metode perkembangan (developmental orgenetic method), yaitu suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan
terhadap gejala-gejala yang dilakukan secara terus-menerus sepanjang pertumbuhan
dan perkembangan yang terbagi menjadi the longitudinal approach dan the cross-
sectional approach.
3. Metode observasi:
a Observasi sekilas (incidental observation) disebut juga introspeksi pengamatan
diri atau pengamatan subjektif (instro-pection or self-observation or subjective
observation) yaitu pengamatan yang dilakukan seorang individu terhadap tingkah
lakunya sendiri.
b. Observasi yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis.
4. Metode riwayat hidup atau klinis (the case history or clinical), yaitu suatu studi
melalui riwayat hidup yang penerapannya terbatas untuk memecahkan masalah yang
dihadapi individu. Tujuan metode ini ialah diagnosis dan treatment.
5. Metode tes (test method), merupakan instrumen penelitian yang penting dalam
psikologi, tes digunakan untuk mengukur semua jenis kemampuan seperti minat,
bakat, prestasi sikap, dan ciri kepribadian
3.) Apa yang perlu diperhatikan ketika meneliti tentang perkembangan?
 Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika meneliti perkembangan yaitu perkembangan
mental dan sosial individu tersebut yang mencakup Perkembangan Kognitif (Bahasa,
berkomunikasi, berpikir), Perkembangan Moral (Pengendalian hati & nurani), dan
Perkembangan Gender (Identitas gender).

REFERENSI
Carole Wade, Carol Travis, Maryanne Garry. (2016). Psikologi, Edisi Kesebelas Jilid 2. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.

Anda mungkin juga menyukai