Anda di halaman 1dari 26

Psikologi perkembangan

Pengertian Psikologi Perkembangan

http://sutisna.com/artikel/psikologi/psikologi-perkembangan/

Psikologi perkembangan adalah cabang dari ilmu psikologi  yang mempelajari perkembangan
dan perubahan aspek kejiwaan manusia sejak dilahirkan sampai dengan mati. Terapan dari ilmu
psikologi perkembangan digunakan di bidang berbagai bidang seperti pendidikan  dan
pengasuhan, pengoptimalan kualitas hidup dewasa tua, penanganan remaja.

Pandangan para ahli dalam mendefinisikan psikologi perkembangan adalah sebagai berikut:

David G Myers (1996) Psikologi perkembangan “a branch of psychologu that studies physical,
coginitive, and social change throughout the life span”

Kevil L.Seifert & Robert J Hoffnung (1994) Psikologi Perkembangan “The schientificy study of
how thoughts, feeling, personalitu, social relationships, and body of motor skill envolve as an
individual grows older”

Linda L Daidoff (1991) Psikologi Perkembangan adalah cabang psikologi yang mempelajari
perubahan dan perkembangan stuktur jasmani, perilaku, dan fungsi mental manusia yang dimulai
sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang mati.

M Lenner (1976) Psikologi perkembangan sebagai pengetahuan yang mempelajari persamaan


dan perbedaan fungsi-fungsi psikologis sepanjang hidup (mempelajari bagaimana proses berpikir
pada anak-anak, memiliki persamaan dan perbedaan, dan bagaimana kepribadian seseorang
berubah dan berkembangn dari anak-anak, remaja, sampai dewasa.

Jadi, psikologi Perkembangan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis
perkembangan perilaku manusia secara ontogenik, yaitu mempelajari struktur jasmani, perilaku,
maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya (life span) dari masa konsepsi hingga
menjelang mati.

Persfektif atau Pandangan Tentang Psikologi Perkembangan


Perkembangan masa hidup memiliki 2 macam perspektif atau pandangan. Pertama, pendekatan
tradisional (traditional approach) adalah pendekatan yang menekankan perkembangan pada
perubahan ekstrim dari lahir hingga masa remaja saja. Sedangkan yang kedua, pendekatan masa
hidup (the life-span approach) adalah pendekatan yang menekankan pada perubahan
perkembangan terjadi selama masa hidup manusia.
Menurut pakar perkembangan masa hidup, Paul Baltes, perspektrif perkembangan masa hidup
(life-span perspective) mencakup tujuh kandungan dasar yaitu: Perkembangan bersifat seumur
hidup, multidimensional, multidireksional, plastis, melekat secara kesejarahan, multidisiplin, dan
kontekstual. Berikut adalah penjelasan dari setiap kandungan tersebut.
Perkembangan bersifat seumur hidup. Tidak ada periode usia yang mendominasi
perkembangan hidup. Perkembangan meliputi keuntungan dan kerugian, yang berinteraksi dalam
cara yang dinamis sepanjang siklus kehidupan. Sehingga selama proses bertambahnya usia, maka
selama itulah proses perkembangan akan terus berjalan.
Perkembangan bersifat multidimensional. Perkembangan terdiri atas dimensi biologis,
kognitif, dan sosial. Dimensi inilah yang dikaji dalam setiap periode perkembangan manusia.
Bahkan dalam satu dimensi semacam intelegensi, terdapat banyak komponen, seperti intelegensi
abstrak, intelegensi nonverbal, intelegensi sosial, dan lain-lain
Perkembangan bersifat multidireksional. Beberapa dimensi atau komponen dari suatu dimensi
dapat meningkat dalam masa pertumbuhan, sementara dimensi lainnya menurun. Misalnya, orang
dewasa akan lebih arif dalam berpikir mengingat pengalaman yang banyak, tetapi disisi lain ia
merasa mudah lelah jika malakukan pekerjaan berat.
Perkembangan bersifat lentur (plastic). Bergantung pada kondisi kehidupan individu,
perkembangan terjadi melalui banyak cara yang berbeda. Sehingga manusia satu dan lainnya
belum tentu memiliki proses perkembangan yang sama. Misalnya, kemampuan penalaran orang
dewasa dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan orang dewasa lainnya melalui pengalaman
pribadi.
Perkembangan melekat secara kesejarahan. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor sejarah
dimana individu hidup. Seorang berusia 40 tahun mengalami depresi berat akibat perang dunia
pertama, akan berbeda dengan seorang berusia 40 tahun mengalami depresi pada waktu
sekarang ini.
Perkembangan dipelajari oleh berbagai multidiplin. Para pakar psikologi, sosiologi,
antropologi, neurosains, dan peneliti kesehatan semuanya mempelajari perkembangan manusia
dan berbagi persoalan untuk membuka misteri perkembangan masa hidup manusia.
Perkembangan bersifat kontekstual. Perkembangan manusia mengikuti konteks yang meliputi
linkungan, sosial, kebudayaan, dan lain-lain. Sehingga individu dilihat sebagai makhluk yang
sedang berubah di dalam dunia yang sedang berubah.
Dengan mempelajari perkembangan masa hidup atau psikologi perkembangan, maka kita akan
menemukan informasi tentang siapa kita, bagaiamana kita dapat seperti ini dan kemana masa
depan akan membawa kita.

Sumber Bacaan:
Santrok, John W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid 1.
Jakarta: Erlangga

Sejarah Psikologi Perkembangan

Dalam mempelajari secara psikologi perkembangan dapat dilihat dari 3 periode yaitu :

Minat awal mempelajari perkembangan anak

Sebelum mempelajari psikologi pekembangan, perhatian berawal pada pemahaman yang


mendalam pada anak-anak. Dasar pemikiran merujuk bahwa penelitian dan buku-buku tentang
anak sedikit sekali, pemahaman terhadap seluk beluk kehidupan anak sangat bergantung pada
keyakinan dan trandisional yang bersumber pada spekulasi para filosof dan teolog tentang anak
dan latar belakang perkembangannya, serta pengaruh keterunan dan lingkungan terhadap
kejiwaan anak. Oleh karena itu salah seorang filosof Plato mengatakan bahwa perbedaan-
perbedaan individual mempunyai dasar genetis. Potensi idividu dikatakanya sudah ditentukan oleh
faktor keturunan. Artinya sejak lahir anak telah memiliki bakat-bakat atau benih-benih
kemampuan yang dapat dikembangan melalui pengasuhan dan pendidikan.

Walaupun plato tidak dapat memberikan bukti langsung dalam menunjang spekulasinya, namun
tampak jelas bahwa menurunnya anak merupakan miniatur orang dewasa. Anggapan ini tampak
bahwa semua keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan yang tampil dikemudian hari setelah
dewasa merupakan bawaan sejak lahir (innate ideas), pendidikan tidak lain hanyalah upaya untuk
menarik potensi ke luar, namun tidak menambahkan sesuatu yang baru. Perkembangan dianggap
sebagai suatu pertumbuhan semata. Jadi anak merupakan miniatur orang dewasa mengandung
arti bahwa anak berbeda secara kuantitatif dengan orang dewasa bukan secara kualitatif.

Pada abad pertengahan, masyarakat tidak memberikan status apapun kepada anak-anak, bahkan
lukisan kuno proporti tubuh anak-anak sering digambarkan sama dengan proporsi tubuh orang
dewasa. Anak-anak diberi pakaian model pakaian orang dewasa dalam ukuran kecil. Segera
setelah anak dapat berjalan dan berbicara, mereka bergabung dengan orang dewasa sebagai
anggota masyarakat, memainkan permainan dan mengerjakan tugas-tugas yang sama dengan
orang dewasa.
Anggapan terhadap anak sebagai miniatur orang desawa ternyata membawa implikasi penting
dalam dunia pendidikan. Proses-proses yang mendasari cara berpikir dan berbuat anak dianggap
sama seperti orang dewasa. Apabila anak berpikir dan melakukan perbuatan yang menyimpang
dari standar orang dewasa, anak dianggap bodoh atau tolol dan apabila anak-anak melanggar
norma-norma sosial dan moral, dianggap berbuat jahat dan harus diberkan hukuman seperti
orang dewasa.

Pada abad ke 17, seorang filosof Inggris John Locke (1632-1704) menyatakan bahwa pengalaman
dan pendidikan adalah faktor yang paling menentukan dalam perkembangan anak, dia tidak
mengakui adanya kemampuan bawaan (innate knowledge) Menurut Locke, isi kejiwaan anak
ketika dilahirkan diibaratkan secarik kertas kosong, dimana corak dan bentuk kertas tersebut
sangat ditentukan bagaimana cara kertas itu ditulisi, Locke memberi istilah Tabula Rasa (Blank
Slate), mengungkapkan pentingnya pengaruh pengalaman dan lingkungan hidup terhadap
perkembangan anak. Jean Jaccques Rousseau (1712-1778) filosof Perancis abad ke 18
berpandangan bahwa anak berbeda secara kualitatif dengan orang dewasa. Rousseau menolak
pandangan bahwa bayi adalah makhluk pasif yang perkembangannya ditentukan oleh
pengalaman, dan menolak anggapan bahwa anak merupakan orang dewasa yang tidak lengkap
dan memperoleh pengetahuan melalui cara berpikir orang dewasa. Sebaliknya Rousseau
beranggapan bahwa sejak lahir anak adalah makhluk aktif dan skua bereksplorasi. Oleh karena itu
anak harus dibiarkan untuk memperoleh pengetahuan dengan caranya sendiri melalui interaksinya
dengan lingkungan.

Rousseau dalam bukunya Emile ou L’education (1762), menolak, pandangan bahwa anak memiliki
sifat bawaan yang buruk (innate bad), dia menegaskan bahwa “All thinhs are good as they come
out of the hand of their creator, but everything degenates in the hand of man” artinga segala-
galanya adalah baik sebagaimana ke luar dari tangan sang pencipta, segala-galanya memburuk
dalam tangan manusia. Pandangan ini dikenal dengan Noble Savage, ungkapan ini mengandung
arti bahwa anak ketika lahir sudah membahwa segi-segi moral (hal-hal yang baik dan buruk,
benar dan salah yang dapat berkembang secara alami dengan baik), jika kemudia terdapat
penyimpangan dan keburukan, hal itu dikarenakan pengaruh lingkungan dan pendidikan.

Dasar-Dasar Pembentukan Psikologi Perkembangan secara Ilmiah

Pandangan Plato, Locke, dn Rousseau pada dasarnya bersifat spekulatif, walaupun pada abad ke
18 telah ada penelitian-penelitan tentang anak seperti Johan Heinrich Pestalozzi (1946-1827) ahli
pendidikan dari Swiss, Dietrich Tiedemen (1787) Tabib dari Jerman, namun penelitian yang
sungguh-sungguh terhadap perkembangan anak-anak baru dimulai pada abad ke 19 yang
dipelopori oleh Charles Darwub dab Wilhem Wundt

Pengaruh Charles Darwin (1809-1882)

Ilmuan dari inggris yang terkenal dengan teori evolusinya ini, mempublikasikan lewat Origin of The
Species (1859) dan Descent of Man (1871), karyanya ini merangsang untuk melakukan observasi
terhadap perkembangan anak. Darwin menyatakan bahwa anak merupakan sumber yang kaya
informasi tentang sifat dan ciri-ciri manusia, dengan mempelajari tingkah laku dan perkembangan
anka, kita bisa mengetahui asal-usul manusia. Hal ini berhubungan dengan teori evolusinya
mengenai pekembangan hewan dan manusia.

Pandangan biologis Darwin menganggap pekermbangan sebagai pembukaan kemampuan dan ciri-
ciri yang telah terprogram secara genetik. Pandangan ini kemudian menjadi landasan bagi Psikolog
Perkembangan seperti Stanley Hall dengan “perkembangan mengakhiri evolusi”, Sigmun Freud
dengan “Tahap-tahap perkembangan seksualitas”, Arnold Gesselold dengan “Jadwal tetap
pertumbuhan”, John Bowlby Chomsky dengan “Kemampuan berbahasa yang dibawa sejak lahir”
serta riset “perkembangan biologi syaraf” yang meneruskan tradisi Darwin.

Pengaruh Wilhem Wundt (1832-1920)

Peristiwa penting abad ke 19 menjadi dasar tumbuhnya Psikologi sebagai disiplin yang berdiri
sendiri, ditandai dengan didirikannya laboratorium psikologi pertama oleh Wilhelm Wundt (1879)
di Leipzzing. Wundt beranggapan bahwa eksperimen memiliki arti penting bagi psikologi, dia
memberi dasar pada Psikologi Esperimental. Menurut Wundt eksperimen dapat membuktikan
wilayah pengamatan dari tanggapan.

Pandangan Wundt dan Darwin berpengaruh pada G Stanley Hall (1846-1924) murid Wundt di
Leipzzing, Stanley mengambil dari Darwin aalah “tentang adanya rekapitulasi dalam
perkembangan manusia” menurutnya, perkembangan individu perefleksikan perkembangan
species yang berarti bahwa adanya pengulangan (rekapitulasi) dari perkembangan species yang
meliputi beberapa tingkatan evolusi. Wundt memperluas konsep rekapitulasi yang meliputi
perkembangan kebudayaan, biologis manuisia. Oleh karena itu Stanleyterkenal dengan
“Recapitulations Theory” yang berangapan bahwa “Pentahapan dala proses pertumbuhan dan
perkembangan yang dilalui anak ke arah kematangan adalah pengulangan secara filogenetis
sejarah perkembangan manusia”.

Selanjutnya Hall dan muridnya Clark, berusaha untuk mengetahui stuktur pikiran anak-anak
dengan melakukan penelitian tentang permainan anak dan isi pikiran anak di Universitas
Massachusetts. Mereka mengumpulkan data tentang perkembangan anak-anak, remaja, orang
tua, dan guru dengan sampel yang cukup besar. Penelitian ini dianggap permulaan studi
sistematik dan metodologik terhadap anak-anak di amerika.

Muculnya Studi Psikologi Perkembangan Modern

Pada abad ke 20 studi sistematis tentang perkembangan anak semakin berkembang secara
signifikan. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yang lebih ditekankan pada ciri-ciri khas
secara umum, golongan umur, dan masa depan perkembangan tertentu. Predisposisi
mendeskripsikan gejala perkembangan manusia secara mendetail adalah penting dalam
perkembangan disiplin ilmu. Oleh karena itu untuk perkembangan pemahaman tentang
perkembangan anak, diperlukan prinsip teoritis sebagai dasar observasi yang tidak hanya sekerdar
mendeskripsikan. Pada pertengahan abad 20, J.B. Watson (Behaviorism Theory), memperkenalkan
prinsip-prinsip “Classical Conditioning” menjelaskan perkembangan tingkah laku, menurutnya
prinsip-prinsip belajar dan prinsip conditioning dapat diterpakan pada semua perkembangan.

Karya Watson membawa perkembangan pada teori psikologi perkembangan, meskipun


menimbulkan pertentangan seperti Sigmun Freud dengan teori psikoanalisisnya, dan inilah yang
menyebabkan berkurangnya minat terhadap psikologi perkembangan, namon setidaknya ada 3
faktor yang mendorong pengaktifan kembali psikologi perkembangan memasuki periode baru
dalam bidang studi perkembangan, yaitu :

1.      Terjadinya perubahan orientasi dalam riset-riset psikologi perkembangan hingga menjadi
bersifat eksperimental dengan pengukuran dan pengontrolan eksperimen yang terbukti
sangat berhasil digunakan dalam proses eksperimen umum.

 
2.      Ditemukan Kembali hasil karya J. Piaget (Swiss) mengenai teori kognisi yang beranggapan
bahwa perkembangan ditentukan oleh pengaruh lingkungan dan perkembangan individu
terjadi sebagai hasil interaksi yang konstan antara individu dengan tuntutan lingkungan.

3.      Adanya minat baru terhadap asal mula tingkah laku (Origin of Behavior), ditandai dengan
meningkatnya riset terhadap bayi-bayi. Peningkatan ini didorong dengan adanya alat-alat
modern dan teknik pencatatan (recording) yang makin baik.

Objek psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia sebagai pribadi. Pra ahli psikologi
juga tertarik akan masalah seberapa jauhkah perkembangan manusia tadi dipengaruhi oleh
perkembangan masyarakatnya (Van den Berg, 1986; Muchow,1962). Mengenai hal yang terakhir
ini akan sering kita jumpai kembali dalam tulisan ini, namun perhatian psikologi perkembangan
yang utama tertuju pada perkembangan manusianya sebagai person. Masyarakat merupakan
tempat berkembangnya person tadi.

Tetapi apa sebetulnya yang dimaksudkan dengan perkembangan pribadi itu? Apakah artinya bila
dikatakan bahwa perkembangan itu sedang berlangsung? Pertanyaan yang kedua ini akan
mendapat tinjauan lebih lanjut nanti.

Pengertian perkembangan pada suatu proses kea rah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja
dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak
dapat diputar kembali (Werner, 1969). Dalam “pertumbuhan” ada sementara ahli psikologi yang
tidak mebedakan antara perkembangan dan pertumbuhan; bahkan ada yang lebih mengutamakan
pertumbuhan. Hal ini mungkin untuk menunjukan bahwa orang yang berkembang tadi bertambah
kemampuannya dalam berbagai hal lebih mengalami diferensiasi dan pada tingkat yang lebih
tinggi, lebih mengalami integrasi. Dalam tulisan ini, maka istilah pertumbuhan badan dan fungsi
fisik yang murni. Menurut banyak ahli psikologi dan para ahli psikoloi sendiri, maka istilah
perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat yang khas mengenai gejala psikologis yang
muncul.

Pertumbuhan fisik memang mempengaruhi perkembangan psikis, misalnya bertambahnya fungsi


otak memungkinkan anak dapat tertawa, berjalan, berbicara, dan sebagainya. Mampu untuk
berfungsi dalam satu nivo yang lebih tinggi karena pengaruh pertumbuhan disebut pemasakan.
Misalnya sebelum pendidikan kebersihan dapat dimulai, mak aurat daging pembuangan harus
selesai pertumbuhannya, harus sudah masaklebih dahulu. Meskipun dapat dikatakan mengenai
belajar berjalan, namun harus ada pemasakan beberapa fungsi lebih dahulu, sebelum belajarnya
tadi mungkin dilaksanakan.

Psikologi kepribadian dan psikologi perkembangan

Dalam pasal yang sebelumnya telah sering ditunjukan adanya hubungan antara perkembangan
dengan pribadi atau kepribadian. Pribadi atau kepribadian disini dipandang sebagai kesatuan sifat
yang khas yang menandai pribadi tertentu itu. Pemakaian istilah kepribadian menimbulkan
permasalahan baru, yaitu karena teori mengenai kepribadian ada bermacam-macam pula.
Hermann (1969) berpendapat bahwa pengertian kepribadian merupakan suatu konstruk teoretis
yang sangat kabur defnisinya. Oleh karena itu menurut Hermann lebih baik definisinya diberikan
sesudah dilakukan penelitian lebih lanjut daripada diberikan sekarang.

Walaupun terdapat banyak perbedaan pendapat antara para ahli teori kepribadian, namun
menurut thomae (1968) ada suatu persamaan pendapat, yaitu bahwa setiap pribadi mempunyai
cirri-cirinya yang khas. Tidak ada satu orangpun yang mempunyai cirri seratus persen sama
dengan orang lain: setiap orang adalah pribadi yang khusus. Disamping itu juga ada stabilitas
dalam kepribadian seseorang hingga dapat dikatakan ada suatu identitas pribadi. Meskipun ada
perubahan yang dialami seseorang, pada dasarnya orang tadi tetap mewujudkan pribadinya
sendiri.

Teori-teori perkembangan

Berhubung beberapa aspek didalamnya diberikan penonjolan tertentu, maka timbullah berbagai
pandangan (teori) mengenai psikologi perkembangan. Suatu teori akan memperoleh arti yang
penting bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada.
Marx (1963) membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan
dengan data yang empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara:

a.      Teori yang deduktif : memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran
spekulatif tertentu ke arah data yang akan diterangkan.
 

b.      Teori yang induktif: cara menerangkan adalah dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrim
titik pandang yang positivistis ini dijumpai pada kaum behaviorist.

c.       Teori yang fungsional: disisni nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan
teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali
mempengaruhi data.

Berdasarkan pembagian ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat dipandang sebagai berikut:

1.      Teori menunjuk pada sekelompok hokum yang tersusun secara logis. Hukum-hukum ini
biasanya mempunyai sifat hubungan yang deduktif. Suatu hukum menunjukkan suatu
hubungan antara variable-variabel empiris yang bersifat ajeg dan dapat diramal sebelumnya.

2.      Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok
hukum yang diperoleh dan dari data yang diperoleh itu datang pada suatu konsep yang
teoritis.

3.      suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi.
Disini biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara data dan pendapat yang teoritis.

Berdasarakan data tersebut diatas secara sangat umum dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu
teori adalah suatu konsepsualisasi yang umum. Konsepsualisasi atau sistem pengertian ini
diperoleh melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak dia
bukan suatu teori.

Teori semacam itu mempunyai dasar empiris. Suatu teori dapat memandang gejala yang dihadapi
dari sudut yang berbeda-beda, misalnya dapat dengan menerangkan, tetapi dapat pula dengan
menganalisa dan menginterpretasi secra kritis (Habermas, 1968). Misalnya melukiskan suatu
konflik antar generasi yang dilakukan oleh ahli teori yang berpandangan emansipatoris akan
berlainan dengan cara melukiskan seorang ahli teori lain yang tidak berpandangan emansipatoris.
Fakta tetap sama, tetapi cara menerangkan dan melukiskan akan lain.

Kegunaan Psikologi Perkembangan

Berikut ini akan dikemukakan kegunaan psikologi perkembangan sebagai berikut:

          Dengan mempelajari psikologi, orang akan mengetahui fakta-fakta dan prinsip-prinsip
mengenai tingkah laku manusia.

          Untuk memahami diri kita sendiri dengan mempelajari psikologi sedikit banyak orang akan
mengetahui kehidupan jiwanya sendiri, baik segi pengenalan, perasaan, kehendak, maupun
tingkah laku lainnya.

          Dengan mengetahui jiwanya dan memahami dirinya itu maka orang dapat menilai dirinya
sendiri.

          Pengenalan dan pemahaman terhadap kehidupan jiwa sendiri merupakan bahan yang sangat
penting untuk dapat memahami kehidupan jiwa orang lain.

          Dengan bekal pengetahuan psikologi juga dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai tingkah
laku normal, sehingga kita dapat mengetahui apakah tingkah laku seseorang itu sesuai tidak
dengan tingkat kewajarannya, termasuk tingkat kenormalan tingkah laku kita sendiri.

Pengetahuan Psikiologi Perkembangan, secara khusus, sangat berguna bagi para pendidik, yaitu
dengan bekal psikologi perkembangan:

          Mereka dapat memilih dan memberikan materi pendidikan dan pengajaran yang sesuai
dengan kebutuhan anak didik pada tiap tingkat perkembangan tertentu.

          Mereka dapat memilih metode pengajaran dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan
tingkat perkembangan pemahaman murid-murid mereka.

Objek Psikologi Perkembangan

 
Objek psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia sebagai pribadi. Perkembangan
pribadi manusia ini berlangsung sejak konsepsi sampai mati. Perkembangan yang dimaksud
adalah proses tertentu yaitu proses yang terus menerus, dan proses yang menuju ke depan dan
tidak begitu saja dapat diulang kembali.

Istilah “perkembangan “ secara khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat


kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia.

Jenis-Jenis Dan Karakteristik Perkembangan

Elizabeth Hurlock mengemukakan jenis-jenis perubahan selama proses perkembangan dan sifat-
sifat khusus dalam perkembangan.

1. Jenis-jenis perkembangan (Types of changes in Development)

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses perkembangan digolongkan ke dalam 4 jenis;


yaitu:

          Perubahan dalam ukuran (changes in size)

          Perubahan dalam perbandingan ( changes in proportion)

          Pengertian wujud ( Disappearance of Old Features)

          Memperoleh wujud baru ( Acquisition of New Features)

2. Sifat-sifat khusus perkembangan (Characteristics of Development)

Ada beberapa sifat khusus yang dapat kita lihat dalam perkembangan. Dan hanya diambil yang
jelas menunjukkan pengaruh yang besar; yaitu:

a.      Perkembangan berlangsung menurut suatu pola tertentu.

b.      Perkembangan berlangsung dari sifat-sifat umum ke sifat-sifat khusus.

c.       Perkembangan adalah tidak terputus-putus.


d.      Perbedaan kecepatan perkembangan antara kanak-kanak akan tetap berlangsung.

e.      Perkembangan dari pelbagai bagian badan berlangsung masing-masing dengan kecepatan
sendiri.

f.        Sifat-sifat dalam perkembangan ada sangkut pautnya antara satu dengan lainnya.

g.      Perkembangan dapat dikira-kirakan lebih dahulu.

h.      Tiap-tiap fase perkembangan mempunyai coraknya masing-masing.

i.         Apa yang disebut sikap yang menjadi persoalan kerapkali sikap biasa sesuai dengan
umurnya.

j.        Tiap-tiap orang yang normal akan mencapai masing-masing fasenya terakhir dalam
perkembangan.

Kesimpulan :

o         Pengetahuan tentang dasar-dasar perkembangan adalah sangat penting artinya bagi kita.

o         Memungkinkan kita mengetahui apa yang dapat kita harap pada suatu usia, sehingga tidak
terjadi harapan yang berlebihan atau mematikan pengharapan yang kedua-duanya akan
berakibat tidak baik.

o         Memungkinkan kita mengetahui secara tepat kapan kita harus berbuat dan apa yang harus
kita buat untuk membantu pertumbuhannya, agar berlangsung dengan baik.

Fase Dan Ciri-Ciri Pertumbuhan & Perkembangan

Pendapat para Ahli mengenai periodisasi yang bermacam-macam di atas dapat digolongkan dalam
tiga bagian, yaitu:

1.      Periodisasi yang berdasar biologis

Periodisasi  atau pembagian masa-masa perkembangan ini didasarkan kepada keadaan atau
proses biologis tertentu. Pembagian Aristoteles didasarkan atas gejala pertumbuhan jasmani yaitu
antara fase satu dan fase kedua dibatasi oleh pergantian gigi, antara fase kedua dengan fase
ketiga ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan kelamin.

 
Para ahli yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah :
 
a)  Kretschmer
 
Kretschmer membagi perkembangan anak menjadi 4 (empat) fase, yaitu:
 
1. Fullungsperiode I
 
Yaitu pada umur 0;0 – 3;0. Pada masa ini dalam keadaan pendek, gemuk, bersikap terbuka,
mudah bergaul dan mudah didekati.
 
2. Strecungsperiode I
 
Yaitu pada umur 3;0 – 7;0. Kondisi badan anak nampak langsing, sikap anak cenderung tertutup,
sukar bergaul dan sulit didekati
 
3. Fullungsperiode II
 
Yaitu pada umur 7;0 –13;0. Kondisi fisik anak kembali menggemuk
 
4. Strecungsperiode II
 
Yaitu pada umur 13;0 – 20;0. Pada saat ini kondisi fisik anak kembali langsing
 
b) Aristoteles
 
Aristoteles merumuskan perkembangan anak dengan 3 (tiga) fase perkembangan yakni:
 
1. Fase I
 
Yaitu pada usia 0;0 –7;0 yang disebut masa anak kecil dan kegiatan pada fase ini hanya bermain.
 
2. Fase II
 
Yaitu pada usia 7;0 –14;0 yang disebut masa anak atau masa sekolah dimana kegiatan anak
mulai belajar di sekolah dasar
 
3. Fase III
 
Yaitu pada usia 14;0 – 21;0 yang disebut dengan masa remaja atau pubertas, masa ini adalah
masa peralihan dari anak menjadi dewasa.
 
Aristoteles menyebutkan pada periodesasi ini disebut sebagai periodesasi yang berdasarkanpada
biologis karena antara fase I dengan fase ke II itu ditandai dengan adanya pergantian gigi,
sedangkan antara fase ke II dengan fase ke III ditandai dengan mulai bekerjanya organ
kelengkapan kelamin.
 
c) Sigmund Freued
 
Freued membagi perkembangan anak menjadi 6 (enam) fase perkembangan yakni:
 
1. Fase Oral
 
Yaitu pada usia 0;0 – 1;0. Pada fase ini, mulut merupakan central pokok keaktifan yang dinamis.
 
2. Fase Anal
 
Yaitu pada usia 1;0 – 3;0 Pada fase ini, dorongan dan tahanan berpusat pada alat pembuangan
kotoran.
 
3. Fase Falis
 
Yaitu pada usia 3;0 – 5;0. Pada fase ini, alat-alat kelamin merupakandaerah organ paling perasa
 
4. Fase Latent
 
Yaitu pada usia 5;0 – 12/13;0 Pada fase ini, impuls-impuls cenderung berdada pada kondisi
tertekan
 
5. Fase Pubertas
 
Yaitu pada usia12/13;0 – 20;0 Pada fase ini, impuls-impuls kembali menonjol. Kegiatan ini jika
dapat disublimasikan maka seorang anak akan sampai pada fase kematangan
 
6. Fase Genital
 
Yaitu pada usia 20 ke atas, Pada fase ini, seseorang telah sampai pada fase dewas.
 
d) Jesse Feiring Williams
 
Williams membagi perkembangan anak menjadi 4 (empat) masa perkembangan yakni:
 
1. Masa Nursery dan kindergarten yaitu, pada usia 0;0 – 6;0
 
2. Masa cepat memperoleh kekuatan/tenaga, yaitu pada usia 6;0 – 10;0
 
3. Masa cepat berkembangnya tubuh, yaitu pada usia 10;0 – 14;0
 
4. Masa Adolesen yaitu pada usia 14;0 –19;0 adalah masa perubahan pola dan kepentingan
kemampuan anak dengan cepat.

2.      Periodisasi Yang Berdasar Psikologis

Tokoh utama yang mendasarkan periodisasi ini kepada keadaan psikologis ialah Oswald Kroch.
Beliau menjadikan masa-masa kegoncangan sebagai dasar pembagian masa-masa perkembangan,
karena beliau yakin bahwa masa kegoncangan inilah yang merupakan keadaan psikologis yang
khas dan dialami oleh setiap anak dalam masa perkembangannya.

Pada pembagian ini para ahli membahas gejala perkembangan jiwa anak, berorientasi dari sudut
pandang psikologis, mereka tidak lagi mendasarkan pada sudut pandang biologis ataupun didaktis.
Sehingga para ahli mengembalikan masalah kejiwaan dalam kedudukan yang murni.
 
Para ahli yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah :
 
a) Oswald Kroh
 
Kroh berpendapat bahwa pada dasarnya perkembangan jiwa anak berjalan secara evolutiv.Dan
pada umumnya proses tersebut pada waktu-waktu tertentu mangalami kegoncangan (aktivitas
revolusi), masa kegoncangan ini oleh Kroh disebut ‘Trotz Periode’,dan biasanya tiap anak akan
mengalaminya sebanyak dua kali, yakni trotz I sekitar usia 3/4 tahun. Trotz II usia 12 tahun bagi
putri dan usia 13 tahun bagi laki-laki.
 
Secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut :
 
1. Dari lahir hingga trotz periode I disebut sebagai masa anak awal (0;0 – 03;0/04;0)
 
2. Dari Trotz periode I hinga Trotz periode II disebut masa keserasian bersekolah (03;0/04;0 –
12;0/13;0)
 
3. Dari trotz periode II hingga akhir masa remaja disebut masa kematangan (12;0/13;0 – 21;0)
 
b) Charlotte Buhler
 
Charlotte membagi perkembangan anak menjadi 5 (lima) fase, yaitu :
 
1. Fase I (0;0 – 1;0), Pada fase ini perkembangan sikap subyektif menuju obyektif,
 
2. Fase II (1;0 – 4;0), Pada fase ini makin meluasnya hubungan pada benda-benda sekitarnya,
atau mengenal dunia secara subyektif.
 
3. Fase III (40 – 8;0), Pada fase ini individu memasukkan dirinya kedalam masyarakat secara
obyektif, adanya hubungan diri dengan lingkungan sosial dan mulai menyadari akan kerja,tugas
serta prestasi.
 
4. Fase IV (8;0 – 13;0), Pada fase ini mulai munculnya minat ke dunia obyek sampai pada
puncaknya, ia mulai memisahkan diri dari orang lain dan sekitarnya secara sadar
 
5. Fase V (13;0 – 9;0) Pada Fase ini, nulai menemukan diri yakin shyntesa sikap subyektif dan
obyektif
 
2.1.4. Gabungan dar ketiga kelompok oleh PH. Kohnstamm
 
Ia menyebutnya pandangan itu secara flectis, walaupun nampaknya lebih berorientasi pada dasar
psikologis, yaitu :
 
1. 0;0 – 2;0 disebut masa vital
 
2. 2;0 – 7;0 disebut masa Esthetis
 
3. 7;0 – 12;0/13;0 disebut masa perkembangan intelektual
 
4. 12;0/13;0 – 20;0 disebut masa sosial
 
Pembagian terakir ini masih dapat diuraikan lagi menjadi :
 
1. 12;0 –14;0 = Masa Pural
 
2. 14;0 – 15;0 = Masa prapubertas
 
3. 15;0 – 18;0 = Masa Pubertas
 
4. 18;0 – 21;0 = masa adolesen
 
2.1.5. Tinjauan perkembangan anak global oleh Robert j. Havigurst
 
Robert meninjau perkembangan anak global yakni sebagai berikut:
 
1. 0;0 – 6;0 masa infacy and early childhood
 
2. 6;0 – 12;0 masa midle childhood
 
3. 12;0 – 18;0 masa preadolescense and adolesence
 
4. 18;0 – 35;0 masa early adulthood yang terbagi atas early adulthood (18;0 – 21;0), adulthood
(21;0 – 35;0)
 
5. 35;0 – 60;0 masa middle age
 
6. 60;00 – ke atas masa later life.

3.      Periodisasi Yang Berdasar Didaktis

Periodesasi berdasarkan didaktis adalah periodesasi yang pembahasannya berdasarkan pada segi
keperluan/materi apa kiranya yang tepat diberikan kepada anak didik pada masa-masa tertentu,
serta memikirkan tentang kemungkinan metode yang paling efektif untuk diterapkan di dalam
engajar atau mendidik anak pada masa tertentu tersebut.
 
Para ahli yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah :
 
a) Johann Amos Comenilus (Komensky)
 
Komensky membagi perkembangan anak menjadi 4 (empat) tahap, yaitu: 1. Scola Materna
(sekolah ibu)
 
Yaitu pada usia 0;0 – 6;0 Pada fase ini, anak mengembangkan organ tubuh dan panca indra di
bawah asuhan ibu (keluarga)
 
2. Scola Vermacula (sekolah bahasa ibu)
 
Yaitu pada usia 6;0 – 12;0 pada fase ini, anak mengembangkan pikiran, ingatan, dan perasaannya
di sekolah dengan menggunakan bahasa daerah(bahasa ibu)
 
3. Scola Latina (sekolah bahasa latin)
 
Yaitu pada usia 12;0 – 18;0 pada fase ini, anak mengembangkan potensinya terutama daya
intelektualnya dengan bahasa asing.
 
5. Academia (akademi) adalah media pendidikan bagi anak usia 18;0 – 24;0
 
b) Jean Jeaques Russeau
 
Didalam bukunya yang terkenal yaitu “Emile eu du I’education” Jean Jeaques Russeau membagi
tahapan perkembangan anak antara lain:
 
1. Pada usia 0;0 – 2;0 tahun adalah masa asuha
 
2. Pada usia 2;0 – 12;0 tahun adalah masa pentingnya pendidikan jasmani dan alat-alat indera.
 
3. Pada usia 12;0 – 15;0 tahun adalah masa perkembangan pikiran dan masa juga terbatas
 
4. Pada usia 15;0 – 20;0 tahun adalah masa pentingnya pendidikan serta pembentukan watak,
kesusilaan juga pembinaan mental agama
 
c) Dr. Maria Montessori
 
Dr. Maria membagi perkembangan anak menjadi 4 (empat) tahap, yaitu:
 
1. Pada usia 1;0 – 7;0 adalah masa penerimaan dan pengaturan rangsangan dari dunia luar dari
alat dria.
 
2. Pada usia 7;0 – 12;0 adalah masa dimana anak sudah mulai memperhatikan masalah
kesusilaan, mulai berfungsi perasaan ethisnya yang bersumber dari kata-kata hatinya dan dia
mulai tahu kebutuhan orang lain
 
3. Pada usia 12;0 – 18;0 adalah masa penemuan diri serta kepuasan terhadap masalah-masalah
sosial.
 
4. Pada usia 18;0 – 24;0 adalah masa pendidikan di perguruan tinggi, masa melatih anak akan
realitas kepentingan dunia. Ia harus mampu berfikir secara jernih, jauh dari perbuatan yang
tercela.
 
d) Charles E. Skinner
 
Skinner membagi perkembangan anak menjadi Prenatal Stages dan Postanal Stages dengan
perincian sebagai berikut :
 
1. Prenatal Stages
 
          Germinal : a fortnigh after consepsion (saat perencanaan)
 
          Embryo : Dari Consepsion sampai pada 6 bulan
 
          Fetus : Dari 6 bulan sampai ia lahir ke dunia
 
2. Posnatal stage
 
          Parturate : Pada saan ia lahir kedunia sampai pada
 
          Neonate : 2 Bulan pertamasetelah anak lahir kedunia
 
          Infant : 2 tahun pertama setelah anak lahir ke dunia
 
          Preschool child : Pada usia 6;0 – 9;0 tahun
 
          Intermediate School : pada usia 9;0 –12;0 tahun
 
          Junior Hight School : Pada Usia 12;0 – 19;0 tahun

                                   

Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A.
Tilker, PhD dalam “Developmental Psycology to day”(1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam
“Developmental Psycology”(1980) tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup manusia
sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai mati
dengan pembagian periodisasinya sebagai berikut:

1.      Masa Sebelum lahir (Prenatal Period)

Masa ini berlangsung sejak terjadinya konsepsi atau pertemuan sel bapak-ibu sampai lahir
kira-kira 9 bulan 10 hari atau 280 hari. Masa sebelu lahir ini terbagi dalam 3 priode; yaitu:
a.      Periode telur/zygote, yang berlangsung sejak pembuahan sampai akhir minggu kedua.

b.      Periode Embrio, dari akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua.

c.       Periode Janin(fetus), dari akhir bulan kedua sampai bayi lahir.

2.      Masa Bayi Baru Lahir (New Born).

Masa ini dimulai dari sejak bayi lahir sampai bayi berumur kira-kira 10 atau 15 hari. Dalam
perkembangan manusia masa ini merupakan fase pemberhentian (Plateau stage) artinya masa
tidak terjadi pertumbuhan/perkembangan.

         Ciri-ciri yang penting dari masa bayi baru lahir ini ialah:

a)      Periode ini merupakan masa perkembangan yang tersingkat dari seluruh periode
perkembangan.

b)      Periode ini merupakan saat penyesuaian diri untuk kelangsungan hidup/ perkembangan
janin.

c)       Periode ini ditandai dengan terhentinya perkembangan.

d)      Di akhir periode ini bila si bayi selamat maka merupakan awal perkembangan lebih lanjut.

3.      Masa Bayi (Babyhood)

           

Masa ini dimulai dari umur 2 minggu sampai umur 2 tahun. Masa bayi ini dianggap sebagai
periode kritis dalam perkembangan kepribadian karena merupakan periode di mana dasar-dasar
untuk kepribadian dewasa pada masa ini diletakkan.

Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 24 bulan, namun tidak ada batasan yang
pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap
kematian. Kematian bayi dibagi menjadi dua, kematian  neonatal (kematian di 27 hari pertama
hidup), dan post-neonatal (setelah 27 hari).

Pemberian makanan dilakukan dengan penetekan atau dengan susu industri khusus. Bayi memiliki
insting menyedot, yang membuat mereka dapat mengambil susu dari buah dada. Bila sang ibu
tidak bisa menyusuinya, atau tidak mau, formula bayi biasa digunakan di negara-negara Barat. Di
negara lain ada yang menyewa "perawat basah" (wet nurse) untuk menyusui bayi tersebut.
Bayi tidak mampu mengatur pembuangan kotorannya, oleh karena itu digunakanlah popok.

4.      Balita

Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita  merupakan salah satu periode usia
manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua  sampai dengan
lima  tahun,atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini
disebut juga sebagai usia prasekolah.

Perkembangan fisik

Pertambahan berat badan menurun, terutama diawal balita. Hal ini terjadi karena balita
memnggunakan banyak energi untuk bergerak.

Perkembangan psikologis

Psikomotor

Terjadi perubahan yang cukup drastis dari kemampuan psikomotor balita yang mulai terampil
dalam pergerakannya (lokomotion). Mulai melatih kemampuan motorik kasar misalnya berlari,
memanjat, melompat, berguling, berjinjit, menggenggam, melempar yang berguna untuk
mengelola keseimbangan tubuh dan mempertahankan rentang atensi.

Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga mulai terlatih seperti meronce,
menulis, menggambar, menggunakan gerakan pincer yaitu memegang benda dengan hanya
menggunakan jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang alat tulis atau mencubit serta
memegang sendok dan menyuapkan makanan kemulutnya, mengikat tali sepatu.
 

Aturan

Pada masa balita adalah saatnya dilakukan latihan mengendalikan diri atau biasa disebut sebagai
toilet training. Freud mengatakan bahwa pada usia ini individu mulai berlatih untuk mengikuti
aturan melalui proses penahanan keinginan untuk membuang kotoran.

Kognitif

    * Pada periode usia ini pemahaman terhadap obyek telah lebih ajeg. Balita memahami bahwa
obyek yang diaembunyikan masih tetap ada, dan akan mengetahui keberadaan obyek tersebut
jika proses penyembunyian terlihat oleh mereka. Akan tetapi jika prose penghilangan obyek tidak
terlihat, balita mengetahui benda tersebut masih ada, namun tidak mengetahui dengan tepat letak
obyek tersebut. Balita akan mencari pada tempat terakhir ia melihat obyek tersebut. Oleh karena
itu pada permainan sulap sederhana, balita masih kesulitan untuk membuat prediksi tempat
persembunyian obyek sulap.

    * Kemampuan bahasa balita bertumbuh dengan pesat. Pada periode awal balita yaitu usia dua
tahun kosa kata rata-rata balita adalah 50 kata, pada usia lima tahun telah menjadi diatas 1000
kosa kata. Pada usia tiga tahun balita mulai berbicara dengan kalimat sederhana berisi tiga kata
dan mulai mempelajari tata bahasa dari bahasa ibunya.

      contoh kalimat

      Usia 24 bulan: "Haus, minum"

      Usia 36 bulan:"Aku haus minta minum"

Sosial dan individu

Pada periode usia ini balita mulai belajar berinteraksi dengan lingkungan sosial diluar keluarga,
pada awal masa balita, bermain bersama berarti bersama-sama berada pada suatu tempat dengan
sebaya, namun tidak bersama-sama dalam satu permainan interaktif. Pada akhir masa balita,
bermain bersama berarti melakukan kegiatan bersama-sama dengan melibatkan aturan
permainan dan pembagian peran.
 

Balita mulai memahami dirinya sebagai individu yang memiliki atribut tertentu seperti nama, jenis
kelamin, mulai merasa berbeda dengan orang lain dilingkungannya. Mekanisme perkembangan
ego yang drastis untuk membedakan dirinya dengan individu lain ditandai oleh kepemilikan yang
tinggi terhadap barang pribadi maupun orang signifikannya sehingga pada usia ini balita sulit
untuk dapat berbagi dengan orang lain.

Proses pembedaan diri dengan orang lain atau individuasi juga menyebabkan anak pada usia tiga
atau empat tahun memasuki periode negativistik sebagai salah satu bentuk latihan untuk mandiri.

Pendidikan dan Perkembangan

Cara belajar yang dilakukan pada usia prasekolah ini melalui bermain serta rangsang  dari
lingkungannya, terutama lingkungan rumah. Terdapat pula pendidikan di luar rumah yang
melakukan kegiatan belajar lebih terprogram dan terstruktur, walau tidak selamanya lebih baik.

Bermain

          Permainan peran, melatih kemampuan pemahaman sosial, contoh: permainan sekolah,
dokter-dokteran, ruman-rumahan dll

          Permainan imajinasi melatih kemampuan kreativitas anak

          Permainan motorik, melatih kemampuan motorik kasar dan halus.

Motorik Kasar contoh: spider web, permainan palang, permainan keseimbangan dll

Motorik halus: meronce, mewarnai, menyuap

5.      Masa Kanak-kanak Awal (Early Chilhood)

 
Awal masa kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun. Masa ini dikatakan usia pra
kelompok karena pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai
persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada
waktu masuk kelas 1 SD.

6.      Masa Kanak-kanak Akhir (Later Chilhood).

Akhir masa kanak-kanak atau masa anak sekolah ini berlangsung dari umur 6 tahun sampai umur
12 tahun. Selanjutnya Kohnstam menamakan masa kanak-kanak akhir atau masa anak sekolah ini
dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan pendidikan di sekolah
dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek. Adapun Erikson menekankan masa ini
sebagai masa timbulnya “sense of accomplishment” di mana anak-anak pada masa ini merasa siap
untuk enerima tuntutan yang dapat timbul dari orang lain dan melaksanakan/menyelesaikan
tuntutan itu. Kondisi inilah kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa
keserasian untuk bersekolah.

7.      Masa Puber (Puberty)

Masa Puber merupakan periode yang tumpang tindih Karena mencakup tahun-tahun akhir masa
kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Yaitu umur 11,0 atau 12,0 sampai umur 15,0
atau 16,0.

Kriteria yang sering digunakan untuk menentukan permulaan masa puber adalah haid yang
pertama kali pada anak perempuan dan basah malam pada anak laki-laki.

Ada empat perubahan tubuh yang utama pada masa puber, yaitu:

1.      Perubahan besarnya tubuh.

2.      Perubahan proporsi tubuh.

3.      Pertumbuhan ciri-ciri seks primer.

4.      Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder.

 
8.      Masa Dewasa Awal (Early Adulthood)

Masa dewasa adalah periode yang paling penting dalam masa khidupan, masa ini dibagi dalam 3
periode yaitu: Masa dewasa awal dari umur 21,0 sampai umur 40,0. Masa dewasa pertengahan,
dari umur 40,0 sampai umur 60,0. dan masa akhir atau usia lanjut, dari umur 60,0 sampai mati.

Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa
yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen
dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas san penyesuaian diri pada pola hidup
yang baru.

9.      Masa Dewasa madya ( Middle Adulthood).

Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai umur enam puluh tahun. Ciri-
ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain:

a)      Masa dewasa madya  merupakan periode yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan
manusia.

b)      Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-
ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan
dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.

c)       Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini
orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).

d)      Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan
masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini
dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.

10.  Masa Usia Lanjut ( Later Adulthood).

         Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dri
umur enam puluh tahun sampai mati, yang di tandai dengan adanya perubahan yang bersifat
fisik dan psikologis yang semakin menurun.

 
 

download: Psikologi Perkembangan ()


added: 22/03/2010
clicks: 190
description: Psikologi Perkembangan

http://wapedia.mobi/id/Psikologi_perkembangan

http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya/script.php/read/pengertian-psikologi-perkembangan/

http://www.psikologizone.com/psikologi-perkembangan-masa-hidup

http://alicia-komputer.blog.friendster.com/2008/10/sejarah-psikologi-perkembangan/

http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=20397018

http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=20397018

http://eko13.wordpress.com/2008/04/12/psikologi-perkembangan/

http://eko13.wordpress.com/2008/04/12/psikologi-perkembangan/

http://eko13.wordpress.com/2008/04/12/psikologi-perkembangan/

http://id.wikipedia.org/wiki/Bayi

http://id.wikipedia.org/wiki/Balita

  http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=20397018

Anda mungkin juga menyukai