Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

TAHAP PERKEMBANGAN PADA MASA REMAJA

Disusun oleh kelompok 7:


 Nurlaela (50200119060)
 Sukmawati (502001190-- )
 Ilham iriansah.s (50200119045)
 Muhammad fuad fhudhail (50200119075)
 Muhammad ahmadin (50200119055)

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI .T.A .2020/2021


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Dalam referensi makna Pertumbuhan sering diartikan sama dengan Perkembangan,
sehingga kedua istilah itu penggunaannya seringkali dipertukarkan untuk makna yang sama.
Pertumbuhan diberi makna sebagai perubahan-perubahan ukuran fisik yang secara kuantitatif
semakin besar, panjang, dll.
Masa remaja adalah masa transisi diri periode anak ke dewasa. Apabila kita perhatikan
dan kita ikuti pertumbuhan anak sejak lahir sampai besar, akan didapatilah bahwa anak itu
tumbuh secara berangsur-angsur bersamaan dengan bertambahnya umur. Demikian pula
halnya dengan pertumbuhan identitas/konsep diri juga berkembang seiring dengan
bertambahnya berbagai pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya baik dari pendidikan
keluarga sekolah maupun dari masyarakat dimana ia tinggal.
Setiap individu pada hakekatnya akan mengalami Pertumbuhan / Perkembangan yang
prosesnya dimulai sejak kita masih dalam kandungan hingga kita lahir kedunia, dari bayi
menjadi seorang balita, kanak-kanak, remaja, hingga dewasa.
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan
karakteristik yang diperoleh karena pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan diperoleh
sejak lahir baik faktor Biologis maupun Psikologis. Sifat individual berkaitan dengan sifat
perorangan dimana ciri dan sifat(karakteristik) orang yang satu berbeda dengan orang yang
lain.
Hal ini menjadi sangat penting untuk diketahui bagi seorang pendidik maupun calon
pendidik, agar dapat menguasai karakter siswa yang merupakan subjek pembelajaran guna
menciptakan suasana yang kondusif dalam pembelajaran.
B.  Tujuan
Makalah ini disusun agar kita dapat mengetahui dan menjelaskan tentang apa dan
bagaimana proses masa  perkembangan remaja. Adapun yang menjadi dasar pengetahuan
kita tentang masa perkembangan remaja ini adalah :
a. Kita mampu mendefinisikan apa yang dimaksud dengan Masa Perkembangan Remaja
b. Kita dapat mengetahui Batasan Usia masa remaja
c. Kita dapat menjelaskan tentang Pertumbuhan Fisik pada masa perkembangan remaja
d. Kita dapat menjelaskan tentang perkembangan kognitif, sosial dan bahasa pada masa
remaja
e. Kita dapat menjelaskan tentang perkembangan emosi dan moral pada masa remaja
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Masa Perkembangan Remaja


                Berikut ini merupakan beberapa definisi Masa Perkembangan Remaja :
Masa perkembangan remaja merupakan Masa perkembangan setelah masa anak-anak dan
menuju masa dewasa, yang meliputi perkembangan fisik, kognitif, emosi, sosial, moral, dan
kesadaran beragama.
Masa Remaja adalah Masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa
yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan
tahun atau awal dua puluhan tahun (Papalia dan Olds, 2001).
Remaja berasal dari kata latin “adolensence” yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Istilah “adolensence”mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,
emosional sosial dan fisik(Hurlock, 1992). Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat
yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status
dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini dan Siti Sundari (2004:53) masa
remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan
semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa.  Hal senada diungkapkan oleh Santrock
(2003:26) bahwa “adolensence”diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak
dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional.
 Batasan Usia Masa Perkembangan Remaja
Terdapat berbagai pendapat mengenai batas dan ukuran tentang kapan mulainya dan kapan
berakhirnya masa remaja itu. Menurut Harold Alberty (1957:86), periode masa remaja itu
kiranya dapat didefinisikan secara umum sebagai suatu periode dalam perkembangan yang
dijalani seseorang yang terbentang semenjak berakhirnya masa kanak-kanaknya sampai
datangnya masa dewasanya. Para ahli umumnya sependapat bahwa rentang masa remaja
berlangsung dari sekitar 11-13 tahun sampai 18-20 tahun menurut umur kalender kelahiran
seseorang. Batas umur remaja menurut Kartono (1990) dibagi tiga, yaitu :
1.  Remaja Awal (12-15 tahun)
Pada masa ini remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan
perkembangan intelektual yang sangat insentif sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar
dan pada saatini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun belum bisa meninggalkan
pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak
stabil, tidak puas dan merasa kecewa.
2.  Remaja Pertengahan (15-18 tahun)
Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini
timbul unsure baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri. Remaja
mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis
dan etis.
3.  Remaja Akhir (18-21 tahun)
Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin
hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami
arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu
berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.

B. Pertumbuhan Fisik
Yang dimaksud dengan Pertumbuhan Fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh,
otak, kapasitas sensorik dan keterampilan Motorik (Papalia, dan Olds , 2001).
Menurut Piaget seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku
adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia
kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke
dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide
yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut.
Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja
mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Tahap operasi formal adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara
abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang
benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan
fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan
tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang
hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja
berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkansuatu situasi yang masih berupa
rencana atau suatu bayangan. Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada
saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja
mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang
dapat mempengaruhi dirinya (Santrock ,2001) Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu
berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang
diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat
dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai
pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk
mencapai suatu tujuan di masa depan (Santrock, 2001).

C. Perkembangan Kognitif, Sosial dan Bahasa


Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori,
menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi
kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan
sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir
abstrak.  Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal.
Seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis
mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di
mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema
kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih
penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang
remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu
mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Tahap operasi formal adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara
abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang
benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan
fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau
penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap
operasi konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini
memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkan suatu
situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan. Remaja dapat memahami bahwa
tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang.
Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya,
termasuk adanya kemungkinan yang dapat mempengaruhi dirinya.
Berdasarkan hasil penelitian, para ahli psikologi perkembangan mendefinisikan
perkembangan bahasa sebagai kemampuan individu dalam menguasai kosakata, ucapan,
gramatikal dan etika pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan
perkembangan umur kronologisnya.Karena perbandingan umur kronologis dengan
kemampuan berbahasa individu menunjukkan perkembangan bahasanya.
Ada beberapa aliran yang memiliki pandangan tentang perkembangan bahasa seseorang. Berikut
adalah penjabarannya ;
1. Aliran Nativisme
Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan bahasa seseorang ditentukan oleh faktor-
faktor bawaan sejak lahir yang ditentukan oleh orang tuanya. Hal ini berarti, jika kemampuan
bahasa orang tuanya baik dan cepat, maka sang anak juga memiliki kemampuan bahasa yang
baik dan cepat, begitu sebaliknya.

2.  Aliran Empirisme atau Behaviorisme


Aliran ini berpandangan sebaliknya, bahwa perkembangan bahasa seseorang tidak
ditentukan oleh faktor bawaan melainkan ditentukan oleh proses belajar dari lingkungan
sekitarnya. Dalam hal ini jika kemampuan bahasa orang tuanya kurang baik dan lambat namun
proses stimulasi dan proses belajar dilakukan secara intensif dengan lingkunagan berbahasa
secara baik dan cepat, maka kemampuan berbahasa anak menjadi baik dan cepat
3.  Aliran konvergensi
Aliran ini mengajukan pandangan yang merupakan kolaborasi antara faktor bawaan dan
pengaruh lingkungan. Faktor bawaan yang kuat pengaruhnya terhadap perkembangan bahasa
seseorang adalah aspek kognitif. Sedangkan faktor lingkungan juga sangat berpengaruh yakni
besarnya kesempatan yang diperoleh dari lingkungan.
Pemikiran remaja bersifat egosentris. Menurut Elkind, egosentrisme remaja (adolescent
egocentrism) memiliki dua bagian yaitu penonton khayalan dan dongeng pribadi. Penonton
khayalan (imaginary audience) merupakan keyakinan remaja bahwa orang lain memperhatikan
dirinya sebagaimana ia memikirkan dirinya sendiri. Perilaku-perilaku yang ditujukan untuk
menarik perhatian, umum terjadi pada masa remaja. Dongeng pribadi (the personal fable) adalah
bagian dari egosentrisme remaja yang meliputi perasaan unik seorang anak remaja. Rasa unik
pribadi seorang anak remaja membuat ia merasa bahwa tidak seorang pun mengerti tentang
perasaan mereka sebenarnya. Dongeng pribadi biasanya dapat ditemukan pada diari seorang
anak remaja. Didalam dongeng pribadi itu terdapat pelampiasan seorang remaja yang merasa
bahwa tidak seorang pun yang mengerti perasaannya. Misalnya, seorang remaja perempuan yang
baru saja diputuskan oleh pacarnya dan ia merasa bahwa Ibunya tidak mungkin mengerti
perasaan yang sedang dialaminya ini. Oleh karenanya, ia mempertahankan rasa unik itu dengan
menceburkan diri kedalam fantasi yang ia buat sendiri.

D. Perkembangan Emosi dan Moral


Masa remaja atau masa adolensia merupakan masa peralihan atau masa transisi antara
masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami perkembangan yang
pesat mencapai kematangan fisik, sosial dan emosi. Salah satu perkembangan yang dialami oleh
remaja yaitu perkembangan emosi.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa emosi adalah suatu keadaan kejiwaan yang
mewarnai tingkah laku. Emosi dapat juga diartikan sebagai suatu reaksi psikologis yang
ditampilkan dalam bentuk tingkah laku seperti gembira, bahagia, sedih, berani, takut, dll.
Biasanya emosi muncul dalam bentuk luapan perasaan dan surut dalam waktu yang
singkat. Hathersall (1985) merumuskan pengertian emosi sebagai situasi psikologis yang
merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh.
Pola emosi masa remaja hampir sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis yang
secara normal dialamai adalah cinta atau kasih saying, gembira, amarah, takut, sedih dan lainnya
lagi. Perbedaannya terletak pada macam dan derajat rangsangan yang membangkitkan emosinya
dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap ungkapan emosi mereka.
Menurut Biehler (1972), membagi cirri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu
usia 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.
1. Ciri-ciri emosional usia 12-15 tahun :
·         Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka
 Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri
 Kemarahan biasa terjadi
 Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri
 Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif
2.  Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun
 “Pemberontakan” remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal dari masa
kanak-kanak menuju dewasa
 Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka
Masa remaja atau masa adolensia merupakan masa peralihan atau masa transisi antara
masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami perkembangan yang
pesat mencapai kematangan fisik, sosial dan emosi. Salah satu perkembangan yang dialami oleh
remaja yaitu perkembangan emosi.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa emosi adalah suatu keadaan kejiwaan yang
mewarnai tingkah laku. Emosi dapat juga diartikan sebagai suatu reaksi psikologis yang
ditampilkan dalam bentuk tingkah laku seperti gembira, bahagia, sedih, berani, takut, dll.
Biasanya emosi muncul dalam bentuk luapan perasaan dan surut dalam waktu yang
singkat. Hathersall (1985) merumuskan pengertian emosi sebagai situasi psikologis yang
merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh.
Pola emosi masa remaja hampir sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis yang
secara normal dialamai adalah cinta atau kasih saying, gembira, amarah, takut, sedih dan lainnya
lagi. Perbedaannya terletak pada macam dan derajat rangsangan yang membangkitkan emosinya
dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap ungkapan emosi mereka.
Menurut Biehler (1972), membagi cirri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu
usia 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.
1. Ciri-ciri emosional usia 12-15 tahun :
·         Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka
 Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri
 Kemarahan biasa terjadi
 Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri
 Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif
2.  Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun
 “Pemberontakan” remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal dari masa
kanak-kanak menuju dewasa
 Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka
 Pada awal remaja biasanya mereka suka membentuk geng yang biasanya pula
memiliki tujuan yang positif untuk memenuhi minat bersama mereka, namun jika
diteruskan pada masa remaja tengah atau remaja akhir para anggota mungkin
membutuhkannya untuk melawan otoritas atau untuk melakukan yang tidak baik.
Yang paling sering mendatangkan masalah adalah hubungan percintaan antar lawan
jenis dikalangan remaja.
 d.      Perubahan dalam hubungannya dengan sekolah
 Menginjak remaja mungkin mereka mulai menyadari betapa pentingnya pendidikan
untuk kehidupan dimasa mendatang. Hal ini sedikit banyak dapat menyebabkan
kecemasan sendiri bagi remaja. Lebih lanjut berkaitan dengan apa yang mereka
lakukan setelah lulus sekolah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
                Setelah menyelesaikan penyusunan masalah tentang perkembangan masa remaja,
Penyusun dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1) Perkembangan fisik pada masa remaja diawali dengan pubertas, adalah masa kematangan
fisik yang sangat cepat, yang meliputi aspek hormonal dan perubahan fisik. Pikiran mereka
juga berubah dengan artian mereka lebih dapat berfikir abstrak dan hipotesis. Perasaan
mereka berubah hampir terhadap segala hal, semua bidang cakupan perkembangan sebagai
seorang remaja menghadapi tugas utama merekamembangun identitas termasuk identitas
seksual yang akan terus mereka bawa sampai masa dewasa.
2) Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik.
3) Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang pula kemampuan untuk memahami
orang sebagai individu.
4) Dengan perkembangan bahasa, berkembanglah pula kemampuannya untuk mengungkapkan
isi hatinya. Ia akan lebih mudah mengerti orang lain dan lebih mudah dimengerti oleh orang
lain. Semua ini sangat membantu perkembangan tingkah laku dan sikap remaja.

B. Saran
Berdasarkan hasil rangkuman, maka kami dapat mengemukakan saran. Remaja merupakan
tahap awal seorang anak untuk tumbuh menjadi seorang dewasa yang cerdas dan berpengetahuan
luas. Oleh sabab itu, orang tua harus memperhatikan setiap perkembangan yang dialami oleh
anaknya dari mulai perkembangan fisik, emosi, motivasi, perasaan, intelektual, sosial dan
bahasa. Agar anak tidak terjerumus kedalam hal-hal yang negatif yang akan merusak dirinya
sendiri. Orang tua hendaknya mengetahui kedewasaan remaja dengan jalan memberikan
kebebasan terbimbing untuk mengambil keputusan dan tanggung jawab sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Yusuf L.N , Syamsu dan Nani M. Sugandhi. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta. PT RAJA
GRAFINDOPERSADA.

Desmita. 2006. Psykologi Perkembangan. Bandung. Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai