Anda di halaman 1dari 13

Remaja: Pertumbuhan dan Perkembangannya

Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu : Kartono, M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Adipta Wahyu Ferdiansyah (201912500399)

2. Rusherwanto (201612500212)

3. Fini Octariani (201912500379)

4. Jane Daromest (201912500365)

5. Shabrina Adani (201612500539)

Pendidikan Bahasa Inggris

Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Indraprasta PGRI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

Remaja: Pertumbuhan dan Perkembangannya ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas dosen pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Selain itu, makalah ini

juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pertumbuhan dan perkembangan

remaja bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan

demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 09 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Fisik

B. Pengertian Remaja

C. Tugas-Tugas Masa Perkembangan Remaja

D. Karakteristik Umum Perkembangan Remaja

BAB III SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa perpindahan dari anak-anak ke

remaja dengan perubahan yang mengacu pada perkembangan kognitif,

biologis, dan sosioemosional (Santrock, 2012). Remaja dalam

perkembangan kognitif masuk dalam tahap terakhir, yaitu tahap operasional

formal. Remaja mulai mampu berpikir secara abstrak, dan memecahkan

masalah secara sistematis dan logis (Santrock, 2012). Kemudian,

perkembangan biologis yang dialami remaja adalah mulai mengalami

pubertas atau kematangan fisik serta perubahan hormonal yang

mengakibatkan kematangan seksual, bertambahnya tinggi dan berat badan

(Santrock, 2012).

Pada masa ini, Remaja yang semakin matang akan cenderung

melepaskan diri dari orang tua dan masuk dalam dunia otonomi (Santrock,

2012:445). Pencarian identitas remaja ini berada pada tahap perkembangan

psikososial yang dikemukakan oleh Erik Erikson sebagai krisis identity vs

identity confusion. Remaja yang mencari identitas akan disertai dengan

moratorium psikososial (psychosocial moratorium).

Dalam mempelajari perkembangan remaja, remaja dapat

didefinisikan secara biologis sebagai perubahan fisik yang ditandai oleh

permulaan pubertas dan penghentian pertumbuhan fisik; secara kognitif,


sebagai perubahan dalam kemampuan berpikir secara abstrak atau secara

sosial, sebagai periode persiapan untuk menjadi orang dewasa. Perubahan

pubertas dan biologis utama termasuk perubahan pada organ seks, tinggi,

berat, dan massa otot, serta perubahan besar dalam struktur otak.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu remaja?

2. Bagaimana perkembangan fisik pada remaja?

C. Tujuan

Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan remaja yang

akan berpengaruh bagi lingkungan mereka serta mengenali karakteristik

umum seorang remaja melalui pertumbuhan dan perkembangan yang

dialami mulai dari pertumbuhan fisik sampai mental mereka.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisiologis yang

bersifat progresif dan berlangsung dalam periode tertentu. Sedangkan

fisik adalah tubuh, badan, atau raga dimana terdapat organ dan bagian

tubuh. Dengan demikian, pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan

fisik yang terjadi dan bersifat progresif atau berlangsung hingga periode

tertentu.

B. Pengertian Remaja

Remaja atau adolescence berasal dari kata latin yaitu adolescene

yang berarti tumbuh kearah kematangan fisik, sosial, dan psikologis

(Sarwono, 2012). Remaja juga didefinisikan sebagai masa peralihan dari

masa anak-anak menuju ke masa dewasa yang terjadi pada usia 12 tahun

hingga 21 tahun (Dewi, 2012).

Menurut (Sarwono, 2012), ada tiga tahap perkembangan remaja

dalam proses penyesuaian diri menuju dewasa, antara lain:

1. Remaja Awal (Early Adolescence, 10 – 13 tahun)

2. Remaja Madya (Middle Adolescence, 14 – 16 tahun)

3. Remaja Akhir (Late Adolescence, 16 – 19 tahun)


C. Tugas-Tugas Masa Perkembangan Remaja

Havigurst mendefinisikan tugas perkembangan merupakan tugas

yang muncul sekitar satu periode tertentu pada kehidupan individu, jika

individu berhasil melewati periode tersebut maka akan menimbulkan fase

bahagia serta membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas

perkembangan selanjutnya (Muhammad Ali, 2011). Namun jika individu

gagal melewati periode tersebut maka tak jarang akan terjebak dalam

perkembangan psikis yang tidak sehat, salah satunya kenakalan remaja

(Syafitri, 2015).

Adapun tugas-tugas perkembangan remaja menurut Havigurst

adalah sebagai berikut:

1. Mampu menerima keadaan fisiknya.

2. Mampu memahami dan menerima peran seks usia dewasa.

3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang

berlainan jenis.

4. Mencapai kemandirian emosional.

5. Mencapai kemandirian ekonomi.

6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat

diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.

7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan

orang tua.

8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan

untuk memasuki dunia dewasa.


D. Karakteristik Umum Perkembangan Remaja

1. Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan meningkat cepat dan mencapai puncak

kecepatan. Pada fase remaja awal (11-14 tahun) karakteristik seks

sekunder mulai tampak, seperti penonjolan payudara pada remaja

perempuan, pembesaran testis pada remaja laki-laki, pertumbuhan

rambut ketiak, atau rambut pubis. Karakteristik seks sekunder ini

tercapai dengan baik pada tahap remaja pertengahan (usia 14-17

tahun) dan pada tahap remaja akhir (17-20 tahun) struktur dan

pertumbuhan reproduktif hampir komplit dan remaja telah matang

secara fisik.

2. Kemampuan Berpikir

Pada tahap awal remaja mencari-cari nilai dan energi baru

serta membandingkan normalitas dengan teman sebaya yang jenis

kelaminnya sama. Sedangkan pada remaja tahap akhir, mereka telah

mampu memandang masalah secara komprehensif dengan identitas

intelektual sudah terbentuk.

3. Identitas

Pada tahap awal, ketertarikan terhadap teman sebaya

ditunjukkan dengan penerimaan atau penolakan. Remaja mencoba

berbagai peran, mengubah citra diri, kecintaan pada diri sendri


meningkat, mempunyai banyak fantasi kehidupan, idealistis.

Stabilitas harga diri dan definisi terhadap citra tubuh serta peran

jender hampir menetap pada remaja di tahap akhir.

4. Hubungan Dengan Orang Tua

Keinginan yang kuat untuk tetap bergantung pada orang tua

adalah ciri yang dimiliki oleh remaja pada tahap awal. Dalam tahap

ini, tidak terjadi konflik utama terhadap kontrol orang tua. Remaja

pada tahap pertengahan mengalami konflik utama terhadap

kemandirian dan kontrol. Kemudian terjadi dorongan besar untuk

emansipasi dan pelepasan diri. Perpisahan emosional dan fisik dari

orang tua dapat dilalui dengan sedikit konflik pada tahap akhir.

5. Hubungan Dengan Sebaya

Remaja pada tahap awal dan pertengahan mencari afiliasi

dengan teman sebaya untuk menghadapi ketidakstabilan yang

diakibatkan oleh perubahan yang cepat; pertemanan lebih dekat

dengan jenis kelamin yang sama, namun mereka mulai

mengeksplorasi kemampuan untuk menarik lawan jenis. Mereka

berjuang untuk mengambil tempat di dalam kelompok; standar

perilaku dibentuk oleh kelompok sebaya sehingga penerimaan oleh

sebaya adalah hal yang sangat penting. Sedangkan pada tahap akhir,

kelompok sebaya mulai berkurang dalam hal kepentingan yang


berbentuk pertemanan individu. Mereka mulai menguji hubungan

antara pria dan wanita terhadap kemungkinan hubungan yang

permanen.
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Remaja atau adolescence berasal dari kata latin yaitu adolescene

yang berarti tumbuh kearah kematangan fisik, sosial, dan psikologis

(Sarwono, 2012). Havigurst mendefinisikan tugas perkembangan

merupakan tugas yang muncul sekitar satu periode tertentu pada kehidupan

individu, jika individu berhasil melewati periode tersebut maka akan

menimbulkan fase bahagia serta membawa keberhasilan dalam

melaksanakan tugas-tugas perkembangan selanjutnya (Muhammad Ali,

2011). Namun jika individu gagal melewati periode tersebut maka tak

jarang akan terjebak dalam perkembangan psikis yang tidak sehat, salah

satunya kenakalan remaja (Syafitri, 2015).

Berdasarkan simpulan tersebut, setiap remaja pasti akan melewati

fase-fase kehidupan remajanya. Pendidik dan orang tua harus senantiasa

memperhatikan perkembangannya sehingga kehidupan remajanya bisa diisi

dengan hal positif dan terhindar dari hal negatif seperti kenakalan remaja.
B. Saran

Menurut kami, orang tua dan pendidik memiliki peranan yang

sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan remaja. Dengan

demikian, bimbingan dan pengetahuan dari orang tua dan pendidik sangat

diperlukan para remaja untuk menghadapi pengaruh negatif yang ada di

masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Anastasia Dewi, dkk. 2018. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:

UNINDRA PRESS

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194412051967

101-KOKO_DARKUSNO_A/ASPEK-ASPEK_PERKEMBANGAN.pdf, diakses

pada 9 Maret 2021 pukul 17.23.

https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKA/article/view/3954, diakses pada 9 Maret

2021 pukul 20.15.

Anda mungkin juga menyukai