Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TENTANG
Hakikat dan ruang lingkup psikologi perkembangan remaja

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Layna sapa adilla (2010207037)
Nover darmansyah (2010207089)
Silvi Yulizar Putri (2010207080)

Dosen Pembimbing:
Rifyal Novalia,MA.Si

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
2020 M/1442 H
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji beserta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah ini berisikan tentang “Hakikat dan ruang
lingkup psikologi perkembangan remaja”.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini .

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir . Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin .

            Kerinci, 6 September 2021


Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................


DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan......................................................
B. Ruang Lingkup Remaja.......................................................................................
C. Ciri Khas Perkembangan Remaja.......................................................................
D. Prinsip-Prinsip Perkembangan Remaja...............................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................
C. Daftar pustaka.....................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13
tahun sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak
menyenangkan, dimana juga terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara
fisik,psikis maupun sosial (Hurlock, 2010). Masa remaja merupakan salah satu fase
perkembangan dalam kehidupan individu yang ditandai dengan ciri-ciri pencarian
identitas diri, menjalani hubungan akrab dengan teman sebaya, dibandingkan
denganorangtua, menjalani perubahan secara tiba-tiba dan cepat pada aspek
fisik,psikologis, seksual, kognitif, dan sosial. Beberapa ciri yang terjadi pada
remaja seperti yang telah disebutkan tadi dapat menimbulkan kesulitan dan masalah
bagi remaja yang mengalaminya.
Hurlok (2010) membagi masa remaja menjadi empat bagian, yaitu (1) masa
praremaja atau prapubertas (10-12 tahun), (2) masa remaja awal atau pubertas (12-
15 tahun), (3) masa remaja tengah (15-18 tahun), (4) masa remaja akhir (18-
21tahun). Pada masa remaja terjadi perubahan fisik, psikis dan sosial yang pesat
dan berbeda dari yang sebelumnya sehingga dimungkinkan remaja mengalami
masa krisis yang ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku
menyimpang, (Dariyo,2007).
Wagner (dalam Sarwono,2010), menyatakan bahwa dalam menghadapi
masa transisi itu, keluarga, sekolah dan lembaga agama harus memberikan
pengertian danpendidikan akan pengenalan diri remaja tentang siapa dirinya,
pengetahuanseksualitas, pendidikan norma, etika, dan estetika, namun dalam masa
transisi tersebut apabila tidak didukung oleh lingkungan yang kondusif dan sifat
kepribadian yang baik akan menjadi pemicu timbulnya berbagai penyimpangan
perilaku yang melanggar aturan dan norma yang ada di masyarakat yang biasanya
disebut dengankenakalan remaja. Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial
dapat dikategorikan kedalam perilaku menyimpang.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja konflik yang dialami remaja ?
2. Bagaimana ciri-ciri remaja ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian masa remaja ?
2. Mengetahui Bagaimana proses perkembangan masa remaja ?
3. Mengetahui tingkat penyesuaian diri remaja

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan

1. Pengertian Perkembangan

Berbagai definisi perkembangan dikemukakan oleh para pakar pada intinya mengemukakan
bahwa, perkembangan merupakan suatu proses perubahan dalam diri individu yang bersifat
kualitatif atau fungsi psikologis yang berlangsung secara terus menerus ke arah yang lebih
baik/progresif menuju kedewasaan.

2. Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan oleh banyak ahli didefinisikan sebagai perubahan pada diri individu yang
bersifat fisik, dan dapat diketahui serta dapat diukur secara kuantitatif. Hal ini dapat
dicontohkan dengan pertambahan berat badan, ukuran bentuk anggota badan dan sebagainya.
Namun demikian, dalam penggunaannya, para pakar berbeda pendapat. Ada yang
menggunakan kata pertumbuhan pada aspek-aspek yang berbeda dengan perkembangan dan
ada juga pakar yang menggunakan istilah tersebut secara tumpang tindih.

B. Ruang Lingkup Remaja

1. Definisi Remaja

Remaja berasal dari bahasa latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa, adolensence memiliki arti yang lebih luas lagi yaitu mencakup kematangan emosional
sosial, fisik dan mental (Hurlock, 1992). Dalam perkembangan kepribadian seseorang masa
remaja mempunyai arti khusus. Masa remaja memiliki tempat yang tidak jelas dalam rangkaian
proses perkembangan seseorang. Masa remaja tidak termasuk dalam golongan anak tetapi ia
tidak pula termasuk dalam golongan orang dewasa maupun golongan tua. Masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan karena remaja belum
memperoleh status orang dewasa tetapi tidak lagi memiliki status anak-anak. Menurut

6
Remplein (dalam Monks et al., 2001) krisis remaja adalah suatu masa yang ditandai dengan
adanya pembelokan dalam perkembangan, suatu kepekaan dan labilitas yang meningkat.

2. Batasan Remaja

Pada dasarnya remaja terbagi dalam kriteria umur, Monks et al. (2001) membagi masa pra-
remaja dari usia 10-12 tahun, masa remaja awal dari usia 13-15 tahun, remaja pertengahan dari
usia 15-18 tahun, remaja akhir dari usia 18-21 tahun. Masa praremaja disebut juga masa pra
pubertas, sedangkan masa remaja awal disebut juga masa pubertas. Menurut Konopka cit Yusuf
(2001) masa remaja meliputi remaja awal untuk rentang usia 12-15 tahun, remaja madya untuk
usia 15-18 tahun, remaja akhir untuk usia 19-22 tahun.

C. Ciri Khas Perkembangan Remaja

Perkembangan remaja, ditandai dengan adanya beberapa tingkah laku, baik tingkah laku
positif maupun tingkah laku yang negatif. Hal ini dikarenakan pada masa ini remaja sedang
mengalami masa panca roba dari masa anak-anak ke masa remaja. Perilaku suka melawan,
gelisah, periode labil, seringkali melanda remaja pada masa ini. Namun demikian,
berkembangnya perilaku ini, pada dasarnya sangat dipengerahui oleh adanya perlakukan-
perlakuan yang berasal dari lingkungan. Hal ini seringkali terjadi karena kurangnya pemahaman
orang-orang di sekeliling individu tentang proses dan makna perkembangan remaja. Kondisi ini
sebagaimana digambarkan Dusek (1977) dan Bezonsky (1981), bahwa tingkah laku negatif pada
diri remaja, disebabkan adanya perlakuann lingkungan yang kurang sesuai dengan tuntutan atau
kebutuhan perkembangan remaja. Pada tahap perkembangan ini, harus didukung oleh
pemahaman orang tua terhadap kondisi remaja yang sedang mencari jati dirinya. Oleh karena itu,
peran orang tua sebagai kawan dan sahabat lebih diperlukan pada masa ini dari pada peran orang
tua sebagai pengatur dan penentu keputusan.

mengemukakan sejumlah ciri khas perkembangan remaja sebagai berikut:

1. Mengalami perubahan fisik (pertumbuhan) paling pesat, dibandingkan dengan


periode perkembangan sebelum maupun sesudahnya, pertumbuhan fisik pada permulaan
remaja sangat cepat. Tulang-tulang badan memanjang lebih cepat sehingga tubuh nampak
makin besar dan kokoh. Demikian juga jantung, kuat dan berfingsi sempurna.

7
2. Memiliki energi yang berlimpah secara fisik dan psikis yang mendorng mereka
untuk berprestasi dan beraktivitas. Periode remaja merupaka periode paling kuat secara fisik
dan paling kreatif secara mentual sepanjang periode kehidupan menusia.
3. Memiliki fokus perhatian yang lebih terarah kepada teman sebaya dan secara
berangsur melepaskan diri dari keterikatan dengan keluarga terutama orang tua. Dalam
beberapa aspek, keinginan yang kuat untuk melepaskan diri dari orang tua belum dibarengi
dengan kemampuannya untuk mandiri dalam bidang ekonomi.
4. Memiliki ketertarikan yang kuat dengan lawan jenis. Pada periode ini, remaja sudah
mulai mengenal hubungan lawan jenis bukan hanya sekedar sebagai kawan. Akan tetapi,
hubungan sudah mulai cenderung mengarah kepada saling menyukai.
5. Memiliki keyakinan kebenaran tentang keagamaan. Pada masa ini, remaja berusaha
menemukan kebenaran yang hakiki. Apabila remaja mampu menemukannya dengan cara
yang baik dan benar, maka ia akan memperoleh ketenangan dan sebaliknya bila merasa tidak
menemukakan kebenaran hakiki, keyakinannya tentang agama akan menjadi goyah.
6. Memiliki kemampuan untuk menunjukkan kemandirian. Kemandirian remaja,
biasanya ditunjukkan pada kemampuan mereka dalam mengambil keputusan terkait dengan
kegiatan dan aktivitas mereka.
7. Berada pada periode transisi antara kehidupan masa kanak-kanak dan kehidupan
orang dewasa. Oleh kerena itu, mereka akan mengalalmi berbagai kesulitan dalam hal
penyesuaian diri untuk menempuh kehidupan sebagai orang dewasa. Mereka bingung dalam
mengahadapi diri sendiri dan sikap-sikap orang di sekitar mereka yang kadang
memperlakukan mereka senagai anak, namun di sisi lain menuntut mereka bertingkah laku
dewasa. Remaja menuntut Kurt Lewin (dikemukakan oleh Blair dan Jones, 1969) berada
dalam posisi bingung dalam melakukan peran. Pada waktu tertentu orang tua mereka
menganggap mereka terlalu muda untuk terlibat untuk dalam satu kegiatan (misalnya untuk
menyetir mobil ke luar kota) nemun pada waktulain mereka diminta berperilaku sebagai
orang dewasa, misalnya pengganti ayah. Diyakini bahwa ketidakmenentuan perlakuan orang
dewasa terhadap remaja mengalami konflik peran, terombang ambing dalam menentukan
peran dan meraka tidak stabil dan sulit diperkirakan tindakan mereka.
8. Percarian identitas diri. Pencarian identitas diri merupakan suatu kekhasan
perkembangan termaja untuk mengatasi periode transisi seperti dikemukakan sebelimnya.

8
Remaja ingin menjadi seorang yang dianggap benar dalam menghadapi kehidupan ini. Oleh
kerena itu, remaja memerlukan keyakinana hidup yang benar untuk mengarahkan mereka
dalam bertingkah laku. Keyakinan hidup itu disebut filsafat hidup. Remaja butuh filsafat
hidup agar dapat memfungsikan dirinya secara sosial, emosional, moral dan intelektual yang
dapat menimbulkan kabahagiaan pada dirinya. Remaja membutuhkan suatu keyakinan
bertingkah laku sebagai anggota keluarga, (sebagai anak, kakak, atau adik), sebagai pelajar,
sebagai bangsa Indonesia dengan nilai dan adapt-adat atau budaya yang khas. Semuanya itu
dapat dimiliki remaja, jika ia diperkenalkan dengan nilai-nilai filsafat itu, diberikan model
dari orang-orang dewasa yang dekat dengan nilai-nilai filsafat itu (orang tua dan guru), dan
dikenai dengan tingkah laku yang mrngundang nilainilai filsafat hidup itudan mendaptatkan
sokongan dan penghargaan kalau tingakah laku sesuai dengan nilai-nilai filsafat hidup itu.

D. Prinsip-prinsip Perkembangan

Prinsip-prinsip perkembangan remaja adalah suatu kondisi yang berlangsung selama proses
perkembangan berlangsung. Prinsip-prinsip perkembangan ini berlaku juga pada perkembangan
semua orang dalam berbagai periode perkembangan. Jadi prinsip-prinsip perkembangan ini
bukan khusus berlaku bagi perkembangan remaja, namun karena yang sedang dibahas
perkembangan remaja, maka prinsip-prinsip perkembangan itu adalah sebagai berikut :

1. Prinsip Kematangan

Taraf kematangan kognitif, sosial, dan emosional, serta moral akan mempengaruhi prestasinya
dalam sekolah. Remaja yang matang secara kognitif mampu memahami konsep-konsep abstrak,
seperti nilai kebenaran yang murni, menghubungkan peristiwa sekarang dengan peristiwa yang
akan datang. Namun kematangan remaja itu tidak sama. Tidak semua remaja mencapai
kematangan kognitif yang sama walaupun umur mereka sama. Demikian juga dengan
kematangan sosial,emosional dan moral. Hal ini dikarenakan perbedaan pengalaman belajar dan
perbedaan potensi yang dibawa semenjak lahir. Oleh karena itu, sekolah harus memberikan
pelayanan yang sesuai dengan tingkat kematangan kognitif, sosial, dan emosional siswa pada
remaja.

9
2. Prinsip Kesatuan Organisasi

Prinsip ini berbunyi bahwa anak merupakan suatu kesatuan antara fisik dan psikis dan kesatuan
komponen dari kedua unsur tersebut. Perkembangan aspek fisik atau psikis berkaitan satu sama
lain dan saling mempengaruhi. Setiap aspek tidak berkembang secara sendiri-sendiri tetapi
perkembangan satu aspek berpengaruh terhadap aspek lain. Oleh kerena itu, dalam proses belajar
sangatlah penting untuk melibatkan sebanyak mungkin aspek fisik maupun psikis anak secara
serempak agar hasil yang maksimal dapat tercapai. Makin banyak alat indra anak terlibat dalam
proses belajar makin mudah dan pahamlah siswa dengan apa yang dipelajarinya itu.

3. Prinsip Tempo dan Irama Perkembangan

Prinsip ini mengatakan bahwa remaja berkembang dengan tempo dan irama perkembangan
sendiri-sendiri. Setiap remaja memiliki tempo Perkembangan emosional Pada saat anak berusia
10 tahun, perkembangan psikologi atau emosi remaja masih akan menunjukkan
ketergantungannya pada orangtua. Namun, kedekatannya dengan teman-teman sebaya akan
semakin menguat. Bahkan, tekanan dari lingkungan pertemanan yang dirasakannya akan
semakin besar. Begitu pula dengan identitas dirinya dalam sebuah pertemanan.

Perkembangan social Pertemanan yang menguat dibuktikan dengan kesetiaan terhadap teman
satu grup atau geng, sehingga menjadi lebih solid.Pada anak usia 10 tahun, perkembangan
psikologi juga ditandai dengan sisi kompetitif yang dimilikinya terhadap teman yang bukan
termasuk di dalam perkumpulannya.Di usia ini, anak perempuan akan lebih suka bermaidengan
anak perempuan, begitu pula dengan anak laki-laki yang lebih nyaman bermain dengan anak
laki-laki.

Akan tetapi, anak akan mulai menunjukkan ketertarikan pada lawan jenis, meski belum terlalu
kentara.Rasa ketertarikan itu bisa jadi pertanda dari masa puber. Dengan begitu, anak juga
berpotensi mengalami perubahan suasana hati yang tak menentu.

Beberapa penyebab yang membuat perkembangan emosi remaja jadi memberontak, seperti:

a. Merasa tidak aman di rumah


b. Masalah di sekolah atau lingkungan pergaulan
c. Merasa tidak dihargai
d. Tidak bijak menggunakan media social

10
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Psikologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam
perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya. Dalam ruang lingkup psikologi,
ilmu ini termasuk psikologi khusus, karena psikologi perkembangan mempelajari kekhususan
dari pada tingkah laku individu.Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
memahami perkembangan psikologis Hirotada Ototake yang merupakan seorang tuna daksa
dalam hubungan sosial dengan lingkungannya dalam Buku Gotai Fumanzoku. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Metode deskriptif yaitu
menggambarkan seluruh data yang kemudian dianalisis. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan psikologi. Dalam penelitian ini, penulis memilih menggunakan
teori psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock. Karena penulis merasa teori tersebut
sangatlah terperinci dalam mengklasifikasikan periode perkembangan manusia dan cocok
digunakan dalam penelitian yang ditulis oleh penulis.
Ada beberapa manfaat mempelajari psikologi perkembangan, diantaranya yaitu:
1. Untuk mengetahui tingkah laku individu itu sesuai atau tidak dengan tingkat usia/
perkembangannya.
2. Untuk mengetahui tingkat kemampuan individu pada setiap fase perkembangannya.
3. Untuk mengetahui kapan individu bisa diberi stimulus pada tingkat perkembangan
tertentu.
4. Agar dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan-perubahan yang
akan dihadapi anak.

B. Saran
Apabila dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan mohon
untuk di maafkan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing serta
rekan-rekan mahasiswa agar dalam pembuatan makalah berikutnya dapat menjadi lebih baik dan
benar. Semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013).


Handayani, Wiji dan Purnami, Sri, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Teras,
2008).
Hurlock, Elizabet B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 2002).
Mahfuzh, Jamaluddin, M, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, (Jakarta: Pustaka
Al – Kautsar, 2009).
Monks F. J, Knoers A. M. P, Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2006)

12

Anda mungkin juga menyukai