Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KESEHATAN

PADA ANAK DAN REMAJA

Nama :

Monica Rahmatika Rahman Amarullah

(1914201291)

Dosen Pembimbing :

Ns. Maidaliza ,M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ucapkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan hidayah-Nya yang
senantiasa tercurah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tanpa adanya halangan
dan hambatan yang berarti. Sholawat serta salam tidak lupa juga kami ucapkan kepada
junjungan kita Nabi MuhammadSAW.

Kami berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menjadi
gambaran bagi pembaca .

Dalam proses penyusunan makalah ini, kami banyak menemui hambatan dan juga
kesulitan namun, berkat bimbingan, arahan, serta bantuan dari banyak pihak, akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar dan tanpa melampaui batas waktu yang telah di
tentukan.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi lebih
sempurnanya hasil makalah ini. Akhir kata, kami hanya dapat berharap agar hasil makalah
ini dapat berguna bagi semua pihak serta menjadi sesuatu yang berarti dari usaha kami
selama ini.

Bukittinggi, 21 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................5
C. Tujuan..................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
A. Pengorganisasian pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus
remaja..........................................................................................................................................6
B. Masalah kesehatan pada anak dan remaja.........................................................................7
C. Faktor yang mempengaruhi kesehatan anak dan remaja................................................11
D. strategi untuk meningkatkan kesehatan anak dan remaja...............................................13
E. Berbagi tanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan anak dan remaja...................15
F. Hukum dan etik dalam kesehatan anak dan remaja........................................................15
BAB III..........................................................................................................................................17
PENUTUP.....................................................................................................................................17
Kesimpulan................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut WHO, Remaja adalah Penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun ,
Menurut peraturan mentri kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, Remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-18 Tahun dan menurut badan kependudukan dan
keluarga berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum
menikah. jumlah kelompok usia 10-19 tahun di indonesia menurut sensus penduduk
2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari jumlah penduduk .
Perbedaan definisi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada kesepakatan
universal mengenai batasan kelompok usia remaja. Namun begitu, masa remaja itu
diasosiasikan dengan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini
merupakan periode persiapan menuju masa dewasa yang akan melewati beberapa
tahapan perkembangan penting dalam hidup. Selain kematangan fisik dan seksual,
remaja juga mengalami tahapan menuju kemandirian sosial dan ekonomi,
membangun identitas, akuisi kemampuan (skill) untuk kehidupan masa
dewasa serta kemampuan bernegosiasi (abstract reasoning WHO, 2015).
Kemudian pengertian sehat menurut World Health Organization diartikan
suatu keadaan sejahtera (sempurna) fisik, mental, dan sosial, tidak terbatas pada
bebas dari penyakit dan kelemahan saja (WHO, 1946). Jadi tidak hanya sehat secara
fisik atau kemampuan fungsional (tidak adanya penyakit), tetapi juga secara mental
dan sosial. Konsep biopsikososial memungkinkan suatu pemahaman yang
menyeluruh tentang munculnya suatu kondisi sakit yang dihubungkan dengan faktor
lingkungan dan stres yang terkait di dalamnya. Kondisi lingkungan dalam hal ini
dukungan sosial menurut konsep biopsikososial dapat memberikan perubahan pada
kondisi sakit. Salah satu contoh yang mungkin bisa dilihat sebagai hubungan yang
sangat pas pada penerapan konsep ini adalah dalam ilmu kedokteran jiwa. Kondisi
kesehatan jiwa seseorang dapat dilihat sebagai suatu keadaan yang melibatkan faktor
biologis, psikologis, dan sosial individu itu. Secara biologis, gangguan pada kondisi
kesehatan jiwa seseorang disebabkan oleh ketidakseimbangan sistem saraf di otak
yang melibatkan hormon dan neurotransmiter di otak. Secara psikologis, gangguan
kondisi kesehatan jiwa diakibatkan karena proses mekanisme adaptasi yang terkait
dengan kepribadian dan karakter individu tidak bekerja dengan baik. Secara sosial,
kondisi gangguan kesehatan jiwa dapat dipicu oleh lingkungan yang tidak nyaman,
penuh dengan tekanan dan ketakutan.

B. Rumusan Masalah
 Pengorganisasian pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok
khusus remaja
 Masalah kesehatan pada anak dan remaja
 Faktor yang mempengaruhi kesehatan anak dan remaja
 strategi untuk meningkatkan kesehatan anak dan remaja
 Berbagi tanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan anak dan remaja
 Hukum dan etik dalam kesehatan anak dan remaja
C. Tujuan
 Untuk mengtahui Pengorganisasian pelaksanaan asuhan keperawatan
komunitas pada kelompok khusus remaja
 Untuk mengetahui Masalah kesehatan pada anak dan remaja
 Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi kesehatan anak dan remaja
 Untuk mengetahui strategi untuk meningkatkan kesehatan anak dan remaja
 Untuk mengetahui Berbagi tanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan
anak dan remaja
 Untuk mengetahui Hukum dan etik dalam kesehatan anak dan remaja
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengorganisasian pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus


remaja
Remaja sebagai masa transisi dibagi menjadi 3 periode yaitu : Early adolescence
(Usia 12-13 tahun), Middle adolescence (usia 14-16 tahun), dan late adolescence (17-20
tahun), yang dimaksud dengan remaja awal (early adolescence) adalah masa yang
ditandai dengan berbagai perubahan tubuh cepat, dan sering mengakibatkan kesulitan
dalam menyesuaikan diri. Pada saat ini remaja mulai mencari identitas diri. Remaja
pertengahan (middle adolescence) ditandai dengan bentuk tubuh yang sudah
menyerupaiorang dewasa. Oleh karena itu remaja sering kali diharapkan berpirilaku
seperti orang dewasa meskipun belum siap secara psikis. Pada masa ini sering terjadi
konflik karena remaja sudah mulai ingin bebas mengikuti teman sebaya yang erat
kaitannya dengan pencarian identitas, dilain pihak mereka masih tergantung dnegan
orang tua sedangkan yang dimaksud dengan remaja akhir (let adolescence) ditandai
dengan melambatnyapertumbuhan bilogis dan meningkatnya kemampuan
menyampaikan masalah.
Mengingat remaja mengalami tumbuh kembang baik secara fisik, kognitif,mental,
moral, dan sosial, maka remaja pun mempunyai tugas perkembangan yang harus
diselesaikannya. Perawat komunitas dapat membantu remaja memenuhinya. Berikut
tugas perkembangan remaja menurut havighurst (dalam helms dan turner, 1995 Dario,
2004) adalah :
a. Mampu menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis dan psikologis yang
akan berdampak positif terhadap pembentukan identitas dirinya dan dapat
meningkatkan harga dirinya
b. Mampu belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki atau perempuan, yang
didasari atas saling menghargai dan menghormati. Kondisi ini mebuktikan
adanya perkembangan remaja dalam kemampuan interpersonalnya, selain itu
remaja akan merasa lebih dihargai dan merasa tidak terisolasi dari
lingkungannya
c. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang lain yang
merupakan bukti kepercayaan orang tua terhadap remaja, perasaan tidak bebas
dan merasa di intimidasi oleh orang tua atau orang lain menjadi salah satu
alasan mengapa remaja melakukan hal yang menyimpang
d. Menjadi warga Negara yang bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tugas ini,
umumnya remaja berusaha mempersiapkan diri dengan menempuh pendidikan
formal maupun nonformal. Masa remaja disebut juga sebagai masa akuisistis
yakni masa mencari bekal untuk mewujudkan cita-citanya. Jiak saja remaja
dapat menjalankan tugas ini melalui proses pendidikan, kemampuan kognitif,
moral dan interpersonal remaja tentu akan berkembang dengan baik
e. Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis. Tuntutan
kemandirian sering kali membuat remaja merasa ingin bebas dari hal-hal yang
mengatur kehidupan, termasuk aturan orang tua. Kondisi ini sering
menimbulkan konflik antar remaja melakukan perilaku yang menyimpang
sebagai bentuk protes terhadap kondisi yang dihadapinya (speland,2005).

B. Masalah kesehatan pada anak dan remaja


 Masalah Kesehatan pada remaja
Masa remaja adalah masa kesehatan yang umumnya baik. Ini adalah periode
ketika praremaja dan remaja membentuk kebiasaan kesehatan seumur hidup, termasuk
diet dan kebiasaan olahraga dan keterampilan kesehatan emosional seperti pemecahan
masalah dan strategi penanggulangan. Biasanya, remaja tidak menggunakan kesehatan
layanan kecuali mereka memiliki kondisi kronis yang mendasarinya atau penyakit akut
penyakit. Mereka jarang menggunakan layanan kesehatan preventif. penyakit. Mereka
jarang menggunakan layanan kesehatan preventif. Dalam perjuangan mereka untuk
mendapatkan kebebasan banyak remaja terlibat dalam mengambil risiko, termasuk
penyalahgunaan alkohol dan narkoba, penggunaan tembakau, aktivitas seksual dini dan
tanpa kondom, mengemudi yang tidak aman, dan partisipasi dalam kegiatan nakal dan
kekerasan yang mengancam kesehatan. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh teman sebaya,
keluarga, dan karakteristik masyarakat tempat mereka tinggal. Pengambilan risiko di
antara remaja sangat dipengaruhi oleh kemampuannya untuk mengontrol impuls pada
tahap perkembangan otak ini.
1. Perilaku Beresiko Seksual
Salah satu dari banyak perilaku remaja yang mengambil risiko adalah
hubungan seksual. Aktivitas seksual remaja sering kali tidak terlindungi dan dapat
mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan, infeksi human immunodeficiency
(HIV), dan infeksi menular seksual (IMS) lainnya. Infeksi menular seksual adalah
konsekuensi lain dari risiko seksual perilaku. IMS termasuk human papillomavirus
(HPV), Chlamydia, trachomatis, virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2), manusia
immunodeficiency virus/acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS),
hepatitis B, gonore, sifilis, dan vagina trikomoniasis. Remaja lebih mungkin daripada
orang dewasa untuk mendapatkan IMS (CDC, 2011c). Untuk beberapa infeksi,
seperti Chlamydia trachomatis, perbedaannya mungkin karena kerentanan fisiologis.
Hambatan untuk perawatan kesehatan seperti kurangnya transportasi, kekhawatiran
tentang kerahasiaan, dan kurangnya akses ke layanan kesehatan preventif juga
berkontribusi pada prevalensi IMS yang lebih tinggi di kalangan remaja.
2. Kekerasan
Kekerasan remaja dapat dilihat sebagai cerminan dari seberapa baik orang tua,
sekolah, dan masyarakat mampu mengawasi dan menyalurkan pemuda perilaku
dengan cara yang positif. Anak-anak dan remaja dapat menjadi korban, agresor, atau
saksi kekerasan. Bagi para korban, kekerasan bisa menyebabkan kerusakan
emosional dan fisik. Untuk terlalu banyak negara remaja, kekerasan adalah cara
hidup, cara menghadapi tantangan dan situasi sulit, dan masalah kesehatan
masyarakat yang signifikan. Kekerasan remaja tidak memiliki solusi sederhana.
Solusi membutuhkan upaya komunitas dan lingkungan untuk membantu kaum muda
menyebar kemarahan dan frustrasi sebelum mereka meningkat; untuk membantu
orang tua, agama organisasi, dan sekolah membantu pemuda mereka dalam
mengelola kemarahan dan menyelesaikan konflik; dan bekerja dengan anak-anak dan
remaja untuk memastikan mereka bahwa mereka dicintai, dihargai, dan diterima apa
adanya dan bantuan itu tersedia. Mengurangi paparan anak-anak tanpa pengawasan
senjata, melibatkan masyarakat dalam memperkuat penegakan hukum, memodifikasi
desain senjata, dan membatasi aliran senjata ilegal kepemuda juga merupakan
strategi untuk mengurangi kekerasan senjata pemuda (Reich, 2002).

3. Penggunaan Tembakau, Alkohol, dan Narkoba


Penggunaan tembakau, alkohol, dan obat-obatan terlarang memiliki dampak
serius dan lama konsekuensi jangka panjang bagi remaja dan masyarakat. Masa
remaja adalah masa kritis untuk mencegah kecanduan narkoba. Narkoba mengubah
otak, dan penggunaan narkoba dini meningkatkan peluang seseorang untuk
penyalahgunaan dan kecanduan narkoba yang lebih serius (National Institute on Drug
Penyalahgunaan, 2010). Upaya pencegahan berbasis bukti yang luas, termasuk:
mengatasi masalah perumahan, kemiskinan, dan kejahatan, diperlukan.
 Masalah Kesehatan Pada anak
1. Cedera kecelakaan
Bayi dan anak kecil berada pada risiko besar untuk cedera akibat
kecelakaan. Mereka ingin tahu dan ingin menjelajahi lingkungan mereka, tetapi
mereka sering kekurangan koordinasi dan kemampuan kognitif untuk menjaga diri
mereka sendiri aman dari bahaya. Ukurannya yang kecil dan tulang serta otot
yang sedang berkembang membuat mereka sangat rentan terhadap cedera.
Penyebab utama cedera kematian untuk anak-anak di bawah 1 tahun adalah mati
lemas karena tersedak atau tercekik. Cedera yang tidak disengaja adalah penyebab
utama dari kematian untuk anak usia 1 hingga 14. Untuk anak di bawah 5 tahun,
tenggelam merupakan penyebab utama kematian. Dari 5 sampai 14 tahun,
kendaraan bermotor–cedera terkait adalah penyebab sebagian besar kematian.
Pendapatan rendah dan anak-anak minoritas menderita secara tidak proporsional
dari cedera yang tidak disengaja.

2. Berat Badan Tidak Sehat


tingkat obesitas meningkat lebih dari dua kali lipat pada anak-anak dan tiga
kali lipat pada remaja selama 30 tahun terakhir. Diperkirakan sepertiga dari anak-
anak kelebihan berat badan atau obesitas Ogden et al, 2012). Anak-anak yang
kelebihan berat badan lebih mungkin untuk mengalami penyakit kardiovaskular,
diabetes, penyakit tulang dan sendi, dan sleep apnea dan menghadapi sosial
diskriminasi yang dapat menyebabkan rendahnya harga diri dan depresi. Di
beberapa lingkungan perkotaan, di mana konsentrasi orang yang tinggi hidup
dalam kemiskinan, mungkin ada sedikit atau tidak ada untuk makanan segar,
bergizi, terjangkau, juga berkontribusi terhadap obesitas. Seperti restoran cepat
saji, dan makanan bergizi sama sekali tidak tersedia.

3. Imunisasi
Imunisasi anak merupakan tolak ukur kesehatan anak. Mempertahankan
imunisasi yang tepat melindungi semua anggota masyarakat, terutama individu
dengan gangguan kekebalan dan wanita hamil, yang sangat rentan terhadap
penyakit menular tertentu. Imunisasi yang memadai melindungi anak dari
beberapa penyakit yang membunuh atau melumpuhkan banyak anak.
Poliomielitis, penyakit yang melumpuhkan masa lalu, telah dieliminasi di
Amerika Serikat berkat publik upaya kesehatan yang membuat vaksin polio dapat
diakses dan terjangkau. Selama beberapa dekade berikutnya, vaksin baru telah
dikembangkan, dan anak-anak sekarang dapat dilindungi dari lebih dari 14 vaksin
yang dapat dicegah penyakit. Undang-undang negara bagian yang mewajibkan
bukti vaksinasi sebelum masuk ke sekolah atau penitipan anak telah membantu
memastikan tingkat vaksinasi yang tinggi di populasi.

4. Kepedulian Lingkungan
Potensi ancaman terhadap kesehatan anak terkadang ada di lingkungan
hidup. Ancaman dapat ditemukan di udara, di air, dan dari paparan racun terhadap
bahan kimia. Misalnya, polusi udara, miskin kualitas udara dalam ruangan, dan
asap rokok dapat menyebabkan atau memicu asma anak. Asma adalah salah satu
penyakit kronis yang paling umum gangguan masa kanak-kanak, mempengaruhi
sekitar 9,3 anak setiap tahun (CDC, 2011b). Pengurangan kadar timbal darah
anak-anak adalah salah satu cerita kesehatan masyarakat terbesar dari paruh kedua
abad kedua puluh, tetapi sayangnya timah masih menjadi ancaman.

5. Anak dengan Kebutuhan Perawatan Kesehatan Khusus


Anak-anak dan remaja dengan kebutuhan perawatan kesehatan khusus
adalah mereka yang memiliki kondisi fisik, perkembangan, perilaku, atau
emosional kronis yang memerlukan kesehatan dan layanan terkait di luar yang
dibutuhkan oleh: anak-anak umumnya. Kondisi ini termasuk gangguan
perkembangan seperti sindrom Down dan gangguan spektrum autisme, kesehatan
mental gangguan seperti depresi dan kecemasan, kejang, alergi, asma, dan
gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD). Anak-anak dengan
kebutuhan perawatan kesehatan khusus sering memiliki banyak kebutuhan
pelayanan, termasuk kesehatan masyarakat, kesehatan fisik dan mental
perawatan, layanan diagnostik khusus, layanan sosial, dan pendidikan, kejuruan,
dan terkadang layanan korektif. Keluarga mencoba mendapatkan pengasuhan
anak berkebutuhan khusus menghadapi tantangan dalam menangani dengan
kriteria kelayakan yang berbeda, duplikasi dan kesenjangan dalam layanan,
sumber pendanaan yang tidak fleksibel, hambatan geografis, budaya, dan
keuangan, dan koordinasi perawatan yang buruk. Anak berkebutuhan khusus
dapat memperoleh manfaat dari sistem perawatan yang terkoordinasi,
komprehensif, dan terintegrasi—seringkali disebut rumah medis. Rumah medis
bukanlah sebuah tempat, melainkan sebuah tempat pendekatan untuk
memberikan perawatan.
C. Faktor yang mempengaruhi kesehatan anak dan remaja
Seperti pada kelompok usia lainnya, faktor sosial dan nonmedis sangat menentukan
kesehatan anak. Anak-anak bergantung pada keluarga atau pengasuh mereka untuk
kesehatan dan kesejahteraan mereka; oleh karena itu faktor-faktor berikut secara
signifikan berdampak pada kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kesejahteraan secara
keseluruhan:
 Pendapatan, pendidikan, dan stabilitas orang tua atau pengasuh
 Keamanan dan keselamatan rumah
 Masalah gizi dan lingkungan
 Akses dan penggunaan perawatan kesehatan

1. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan ancaman terbesar bagi kesehatan anak. Faktor yang
berhubungan dengan kemiskinan antara lain pendidikan orang tua, pekerjaan,
dan orang tua tunggal. Delapan puluh lima persen anak-anak yang orang
tuanya tidak berpendidikan SLTA tinggal di berpenghasilan rendah keluarga.
Bahkan jika orang tua memiliki pekerjaan penuh waktu, pendidikan rendah
membuat anak-anak mereka rentan terhadap kemiskinan. Demikian pula
anak-anak dalam rumah tangga yang dikepalai oleh orang tua tunggal
(biasanya ibu) jauh lebih mungkin untuk hidup dalam kemiskinan dan
dengan demikian memiliki lebih banyak risiko kesehatan; 69% dari semua
anak dengan orang tua tunggal tinggal di keluarga berpenghasilan rendah
(Pusat Kemiskinan Nasional, 2013). Kemiskinan dengan sendirinya tidak
selalu menempatkan seorang anak dalam bahaya; Namun, miskin anak-anak
menghadapi risiko kesehatan dan sosial ekonomi berikut yang dapat:
memperparah pengaruh kemiskinan yang membebani (Federal Interagency
Forum Statistik Anak dan Keluarga, 2013):
 Anak-anak dalam kemiskinan memiliki akses yang lebih sedikit ke
makanan bergizi, tempat tinggal, dan kesehatan.
 Anak-anak miskin sering kehilangan keuntungan seperti kebaikan
sekolah, perpustakaan, dan sumber daya masyarakat lainnya.
 Kematian akibat cedera yang tidak diinginkan, penganiayaan anak,
pembunuhan, IMS, dan penyakit menular (termasuk AIDS) lebih
sering terjadi di antara anak-anak miskin.
 Banyak anak miskin tinggal di rumah di bawah standar, mengalami
stres kehidupan rumah tangga, mungkin hidup dikelilingi oleh
narkoba dan kejahatan, dan kekurangan teladan orang dewasa yang
positif dan memelihara.
 Anak-anak miskin mungkin merasa putus asa tentang masa depan.
 Anak-anak miskin sering menderita BBLR, asma, sakit gigi
pembusukan, kadar timbal darah tinggi, ketidakmampuan belajar, dan
remaja melahirkan anak yang belum menikah.
 Anak-anak miskin lebih cenderung sering berpindah-pindah.
Perumahan ketidakstabilan dan kondisi kehidupan yang ekstrim dari
anak-anak miskin yang tunawisma atau migran biasanya
memperparah masalah kesehatan mereka. Beban sosial dan ekonomi
ini dapat membebani orang tua atau pengasuh dan dapat
menyebabkan mereka mengabaikan hal-hal lain, seperti:
menyediakan sarapan bergizi sebelum sekolah, membawa anak untuk
janji anak sehat, dan mendapatkan imunisasinya selesai sesuai jadwal.
Mereka dapat menciptakan rasa putus asa dan keputusasaan di antara
orang tua dan anak-anak, yang sangat menghambat perilaku sehat.
Faktor-faktor ini jelas meningkatkan fisik dan risiko kesehatan
emosional.
2. Kesenjangan Ras dan Etnis
Meskipun anak-anak di Amerika Serikat sekarang lebih sehat daripada
di negara mana pun lain waktu dalam sejarah bangsa kita, peningkatan
kesehatan secara keseluruhan menutupi kesehatan yang buruk dari beberapa
subkelompok ras dan etnis. Sebagai contoh, seperti disebutkan sebelumnya,
angka kematian bayi telah jatuh selama abad yang lalu, namun bayi yang
lahir dari kulit hitam non-Hispanik wanita dua setengah kali lebih mungkin
meninggal pada tahun pertama hidup daripada bayi yang lahir dari ibu kulit
putih non-Hispanik. Penentu sosial kesehatan—keadaan di mana anak-anak
dilahirkan—memberikan pengaruh yang kuat dan gigih sepanjang hidup
mereka kesehatan. Kemampuan seorang anak untuk menjadi sehat dan
produktif dalam hidup adalah terkena dampak negatif dari kemiskinan,
kekerasan, dan riwayat keluarga miskin kesehatan bersama dengan
ketidakadilan sistemik seperti akses terbatas ke kualitas kesehatan,
pendidikan, dan kesempatan kerja. Perawat kesehatan komunitas dapat
mengembangkan pemahaman tentang perbedaan kesehatan berdasarkan ras,
etnis dan ekonomi keadaan. Mereka dapat menerjemahkan pengalaman di
lapangan menjadi strategi intervensi berbasis bukti yang menggabungkan
sosial program seperti pendidikan, pekerjaan, dan perumahan menjadi solusi
untuk mengatasi kesenjangan kesehatan.
3. Penggunaan Perawatan Kesehatan
Anak-anak tumbuh dan berkembang pesat antara masa bayi dan
remaja; oleh karena itu mereka sangat rentan terhadap efek penyakit dan
faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan fisik dan emosional. Akses
ke sumber perawatan kesehatan reguler dapat memfasilitasi perhatian segera
untuk masalah medis akut, yang dapat membantu mencegah kronis,
melumpuhkan kondisi. Misalnya, infeksi telinga yang tidak diobati dapat
menyebabkan gangguan pendengaran kehilangan, yang dapat menyebabkan
ketidakmampuan belajar, masalah sekolah, dan bahkan putus sekolah.
Akibatnya harga diri rendah dapat meningkatkan kemungkinan depresi,
masalah perilaku, aktivitas seksual dini, IMS, dan kehamilan yang tidak
direncanakan. Perawatan kesehatan yang komprehensif dan teratur
membantu semua anak mencapai potensinya.

D. strategi untuk meningkatkan kesehatan anak dan remaja


Salah satu cara terpenting untuk memastikan kesuksesan dan kesejahteraan
generasi mendatang adalah agar setiap anak memulai hidup sehat dan memelihara status
kesehatan fisik dan emosionalnya sepanjang masa kanak-kanak dan masa remaja. Sejak
awal abad kedua puluh, bangsa telah membuat kemajuan luar biasa di banyak bidang
anak dan kesehatan remaja, tetapi hasilnya beragam. Untungnya, ilmiah, medis,
lingkungan, parenting, dan pengetahuan lainnya dapat mengurangi atau menghilangkan
banyak masalah. Ini adalah masalah membuat ini menyangkut prioritas dan mengambil
langkah-langkah yang diperlukan untuk memperoleh perubahan.
1. Pemantauan dan Pelacakan
Federal, negara bagian, dan pemerintah lokal dan banyak nasional organisasi
mengumpulkan dan menganalisis data untuk melacak kesejahteraan anak-anak dan
remaja. Data tersebut dapat diakses secara online oleh warga, kesehatan profesional,
pembuat kebijakan, dan media. Sejumlah kunci indikator dilacak secara teratur oleh
statistik federal sistem sehingga tren terungkap. Data negara bagian dan lokal juga
digunakan untuk memantau kesejahteraan anak.
2. Kesehatan Anak dan Remaja
Banyak profesi menetapkan tujuan dan menetapkan tujuan yang terukur.
Pendidik menggunakan teknik ini untuk mengatur bahan ajar mereka, mengukur
kemajuan siswa mereka, dan mengevaluasi efektivitas strategi dan rencana
pengajaran mereka. Profesional perawatan kesehatan menggunakannya untuk tujuan
serupa dalam perawatan klien. Kesehatan individu masyarakat perawat
menggunakannya dalam bekerja dengan keluarga untuk memastikan bahwa perawat
dan keluarga diatur dan dibimbing oleh tujuan bersama.
3. Promosi Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit lebih signifikan dan hemat biaya untuk
anak-anak daripada untuk kelompok usia lainnya. Utama perawatan kesehatan dan
intervensi dini untuk anak-anak dan keluarga dapat membantu mencegah masalah
mahal, penderitaan, dan kehilangan potensi manusia. Promosi kesehatan dan strategi
pencegahan penyakit untuk meningkatkan kesehatan anak dan remaja datang dalam
berbagai bentuk dan berasal dari lembaga penelitian, lembaga publik, bisnis swasta,
dan organisasi berbasis masyarakat. Mereka dapat mencakup yang berikut:
 Intervensi klinis
 Upaya kesehatan masyarakat yang mengidentifikasi tren dan
mengembangkan populasi-berbasis, komunitas, atau strategi individu
untuk mempengaruhi mereka
 Upaya filantropi yang mendanai inisiatif di masyarakat, tingkat negara
bagian, dan regional
 Inisiatif kebijakan publik yang menciptakan atau meningkatkan
program publik atau memberikan insentif bagi entitas non-pemerintah
untuk ditangani masalah yang teridentifikasi
E. Berbagi tanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan anak dan remaja
 Pemberi asuhan ( care provider )
Ini adalah peran perawat yang utama, yakni memberi pelayanan perawatan pada
pasien yang membutuhkan sesuai dengan prinsip dan etika perawat.
 Pemimpin komunitas ( community leader )
Peran perawat ini berhubungan dengan lingkungan kerjanya.
 Pendidik ( educator )
Perawat bukan hanya bertugas untuk membantu kesehatan pasien, tetapi juga
memberi pendidikan kepada pasien maupun keluarga dan lingkungan sekitarnya.
 Pembela ( advocator )
Peran perawat ini di maksudkan untuk membela hak – hak pasien atau
komunikasi sesuai pengetahuan dan kewenangannya.
 Peneliti ( researcher )
Dengan kopetensi dan kemampuan intelektual, perawat juga di harapkan mampu
melakukan penelitian sederhana di bidang perawatan

F. Hukum dan etik dalam kesehatan anak dan remaja


Setiap hari, perawat kesehatan komunitas terlibat dalam membuat keputusan.
Dalam setiap pertemuan dengan klien, keputusan perawat ataau pilihan keluarga
memiliki potensi untuk mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan menjadi keluarga
atau masyarakat pada umumnya baik atau buruk. Orang sering berasumsi bahwa
profesional perawatan kesehatan, terutama perawat, secara alami selaras dengan
implikasi etis dari keputusan. Selain itu, masyarakat percaya bahwa perawat sadar akan
konsekuensi hukum dari tindakan dan keputusan mereka, dari klien mereka keputusan,
dan perawatan kesehatan dan keputusan sistem hukum. Di dalam kenyataannya, tekanan
yang selalu berubah untuk melayani kesehatan masyarakat kebutuhan perawatan
menyisakan sedikit waktu untuk merenungkan etika dan moral implikasi dari situasi
tertentu. Dalam beberapa kasus, mungkin tampak lebih mudah untuk menghindari
keputusan yang sulit. Pendekatan etis untuk pengambilan keputusan memungkinkan
perawat kesehatan komunitas untuk mengevaluasi klien atau populasi membutuhkan
lebih jujur dan lengkap dan mengambil tindakan yang tepat. Memahami lingkungan
hukum akan membantu perawat membuat keputusan yang diinformasikan dan secara
efektif membantu klien dengan keputusan mereka membuat proses.
1. Masalah Etis
Sifat kompleks dari pelayanan kesehatan dan pelayanan kesehatan masyarakat
lingkungan sering menetapkan panggung untuk konflik kepentingan dan nilai-nilai.
Sementara itu, perawat dan profesional kesehatan lainnya harus bekerja di dalam
sistem untuk meningkatkan kesehatan anak dan remaja di negara perbedaan besar Isu-
isu ini selalu melibatkan penilaian nilai dan tantangan batasan tugas profesional dan
pribadi perawat. Mereka juga membutuhkan perawat kesehatan masyarakat untuk
tetap mengikuti perubahan legislatif di tingkat lokal, negara bagian, dan nasional dan
berpartisipasi dalam profesional kegiatan yang dapat membantunya tetap terkini
dalam hal-hal penting ini penting.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Remaja adalah Penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun , Menurut peraturan mentri
kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, Remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18
Tahun dan menurut badan kependudukan dan keluarga berencana (BKKBN) rentang usia
remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. jumlah kelompok usia 10-19 tahun di
indonesia menurut sensus penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari jumlah
penduduk
DAFTAR PUSTAKA

MARRY A. NIES AND MELANIE McEWEN.Ebook Comunity / Public Health Nursing

Anda mungkin juga menyukai