Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIDIKAN ANAK DI SD
( Perkembangan Moral dan Sosial pada Anak Usia Sekolah Dasar )

Disusun Oleh :
1. Depi Yunita Sari (857035637)
2. Renatasya Ratu V ()
3. Wulan Ritma (857028846)

UPBJJ BANDAR LAMPUNG POKJAR BARADATU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas Pendidikan
Anak di SD ini dengan baik serta tepat waktu .

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang Perkembangan Moral
dan Sosial pada Anak Usia Sekolah Dasar. Semoga makalah ini dapat membantu
dan mengerti dalam belajar Perkembangan Moral dan Sosial pada Anak Usia
Sekolah Dasar. Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepan nya dapat lebih baik
lagi.

Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk memberikan
masukan-masukanyang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Tim penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
a. Apa Makna Perkembangan Sosial Anak......................................................................
b. Bagaimana Bentuk-bentuk Tingkah Laku Sosial Pada Anak.......................................
c. Faktor-faktor Apa Saja yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak

C. Tujuan...............................................................................................................................
Adapun tujuan dari makalah yaitu :.................................................................................
a. Untuk memenuhi tugas matakuliah Perspektif Global...................................................
b. Untuk dapat Mengetahui Isu-isu Global dalam Kaitanya dengan Kepentingan
Nasional........................................................................Error! Bookmark not defined.
c. Untuk dapat mengetahui Masalah-masalah Global dalam kaitanya dengan
Kepentingan Nasional..................................................Error! Bookmark not defined.
BAB II ( PEMBAHASAN )....................................................................................................
A. Isu– Isu Dalam Kaitanya Dengan Kepentingan Nasional................Error! Bookmark
not defined.
1. Penduduk dan Keluarga Berencana...........................Error! Bookmark not defined.
2. Pembangunan.............................................................Error! Bookmark not defined.
3. Hak Asasi Manusia ( HAM)......................................Error! Bookmark not defined.
4. Migrasi.......................................................................Error! Bookmark not defined.
5. Lingkungan dan Sumber Daya..................................Error! Bookmark not defined.
B. Masalah – Masalah Global dalam Kaitannya dengan Kepentingan Nasional
Error! Bookmark not defined.
1. Perubahan Iklim:........................................................Error! Bookmark not defined.
2. Konflik Regional:......................................................Error! Bookmark not defined.
3. Ketergantungan pada Ekonomi Global:.....................Error! Bookmark not defined.
4. Kesehatan Global:......................................................Error! Bookmark not defined.
5. Terorisme:..................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB III (KESIMPULAN DAN SARAN)............................................................................
A. KESIMPULAN...............................................................................................................
B. SARAN...........................................................................................................................

ii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan yang terjadi Pada anak meliputi segala aspek kehidupan


yang mereka jalani baik bersifat fisik maupun non fisik. Perkembangan berarti
serangkaian perubahan progresif yang terjai sebagai akibat dari proses
kematangan dan pengalaman.

Kesepakatan para ahli menyatakan bahwa yang dimaksud dengan


perkembangan itu adalah suatu proses perubahan pada seseorang kearah yang
lebih maju dan lebih dewasa, namun mereka berbeda-beda pendapat tentang
bagaimana proses perubahan itu terjadi dalam bentuk yang hakiki. [ Ani
cahyadi,mubin,2006:21-22]

Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa


manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui
beberapa Langkah jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangan
nya yaitu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan
lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktorintelektual dan
emosional mengambil peran penting. Proses tersebut merupakan proses
sosialisasi yang mendudukan anak-anak sebagai insan yang secara aktif
melakukan proses sosialisasi.

B. Rumusan Masalah
a. Apa Makna Perkembangan Sosial Anak ?
b. Bagaimana Bentuk-bentuk tingkah laku Sosial pada Anak ?
c. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan social anak ?
d. Bagaimana pengaruh perkembangan social Anak terhadap tingkah laku
anak ?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah yaitu :
a. Untuk memenuhi tugas matakuliah Pendidikan Anak di SD
b. Mengetahui makna perkembangan social anak.
c. Mengetahui bentuk-bentuk perkembangan social anak,
d. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan social
anak dan
e. Mengetahui pengaruh perkembangan social terhadap tingkah laku anaks

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Moral Pada Anak Usia SD

Perilaku Moral berarti perilaku yang menyesuaikan dengan kode-


kode moral dari kelompok sosialnya. Moral berasal dari Bahasa latin : mores
berarti tatakrama atau kebiasan. Perilaku mral dikendalikan oleh konsep
moral, yakni aturan-aturan dalam bertingkah laku, dimana anggota
masyarakat berperilaku sesuai dengan pola perilaku yang diharapkan oleh
masyarakatnya, sendangkan perilaku immoral adalah perilaku yang gagal
menyesuaikan pada harapan social. Perilaku tersebut tidak dapat diterima
oleh norma-norma social/ perilaku unmoral adalah perilaku yang tidak
menghiraukan harapan dari kelompok sosialnya. Perilaku ini cederung
terlihat pada anak-anak. Ketika masih kanak-kanak, anak tidak diharapkan
untuk mengenal seluruh tata krama disuatu kelompok, anak dituntut untuk
bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan keompoknya. Tingkah laku yang
sesuai dengan aturan tidak hanya sesai dengan dasar-dasar yang ditetapkan
secara social tetapi juga peril diikuti secara suka rela. Hal ini terjadi pada
otoritas eksternal mauoun internal, dalam perkembangan moral kelak anak-
anak harus belajar mana yang benar dan mana yang salah. Kemudian, begitu
anak bertambah besar, ia harus tau alasan mengapa sesesuatu dianggap benar
sementara yang lain tidak. Dengan demikian, anak perlu dilibatkan dalam
aktivitas kelompok, tetapi yang terpenting tetap perlu mengembangkan
harapan melakukan mana yang baik dan mana yang buruk.
Menurut Piaget, antara usia lima dan dua belas tahun konsep anak
mengenai keadilan sudah berubah. Pengertian yang kaku dan keras tentang
benar dan salah, yang dipelajari dari orangtua, menjadi berubah dan anak
mulai memperhitungkan keadaan0keadaan khusus di sekitar pelanggaran
moral. Jadi, menurut Piaget realativisme moral menggantikan moral yang
kaku. Misalnya bagi anak lima tahun, berbohong selalu buruk, sedangkan
anak yang lebih sadar bahwa dalam beberapa situasi, berbohong dibenarkan
dan oleh karena itu, berbohong tidak selalu buruk.
Kohlberg memperluas teori Piaget dan menanamkan tingkat kedua
dariperkembangan moral-moral akhir masa kanak-kanak sebagai tingkat
moralitas konvesional atau moralitas dari aturan-aturan dan penyesuaian
konvesional. Dalam tahap pertama dari tingkat ini oleh kolberg disebut
moralitas anak baik, anak mengikuti peraturan untuk mengambil hari orang
hubungan baiklain dan untuk memoertahankan hubungan-hunungan yang

3
baik. Dalam tahap kedua, Kohlberg mengatakan bahwa kalua kelompok
social menerima peraturan-peraturan yang sesuai bagi aemua anggota
keompok, ia harus menyesuaikan diri dengan peraturan untuk menghindari
penolakan kelompok dan celaan. Moral merupakan bagian yang cukup
penting dalam jiwa remaja. Sebagian orang berpendapat bahwa moral bisa
mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak dewasa ini sehingga ia tidak
melakukan hal hal yang merugikan atau bertentangan dengan kehendak atau
pandangan masyarakat. Disisi lain tiadanya moral seringkali dituding
menjadi factor penyebab meningkatnya kenakalan remaja. Para sosiologi
beranggapan bahwa masyarakat sendiri punya peran penting dalam
pembentukan moral W.G.Summer[107]salah seorang sosiologi, berpendapat
bahwa tingkah laku manusia yang terkendali disebabkan oleh adanya control
dari masyarakat itu sendiri yang mempunyai sanksi sanksi tersendiri buat
pelanggar.

B. Cara Mempelajari Moral

Pada saat lahir, tidak ada anak yang memiliki hati Nurani atau skala
nilai. Akibatnya, tiap bayi yang baru lahir dapat dianggap amoral. Tidak
seorang anakpun dapat diharapkan mengembangkan kode moral sendiri.
Maka, tiap anak harus diajajarkan standart kelompok tentang benar dan
salah. Hurlock mengemukakan sikap moral, terdapat empat pokok utama
yaitu:

1. Peran Hukum, kebiasaan/Tatakrama dan aturan dalam Perkembangan


Moral
Elemen pertama yang penting dalam belajar menjadi individu yang
bermoral adalah belajar apa yang diharapkan kelompok.dalam setiap
kelompok social beberapa perilaku dapat dianggap benar atau salah karena
berkaitan dengan kesejahteraan anggota kelompoknya.
Ketika masa kanak-kanak, anak tidak terlalu dituntut untuk tunduh pada
hukum dan kebiasaan sebagaimana yang diharapkan pada anak yang lebih
besar. Setelah memasuki usia sekolah, anak mulai diajarkan sedikit demi
sedikit hukum yang berlaku dilingkungannya, misalnya menunjukan sopan
santun pada orang yang lebuh tua, membantu mereka yang cacat

2. Peran Kata Hati dalam Perkembangan Moral


Kata hati merupakan control internak (dalam diri ) terhadap tingkah
laku seseorang. Tidak ada anak yang lahir dengan kata hati tertentu dan
setiap anak tidak hanya belajar mengenai apa yang benar dan apa yang salah,
tetapi anak harus menggunakan hkata hatinya sebagai control terhadap

4
tingkah lakunya. Oleh karena itu, pada awalnya tingkah laku mereka lebih
banyak di control oleh lingkungan.

3. Peran Rasa Bersalah dan Malu dalam Perkembangan Moral


Setelah anak mengembangkan kata hati maka kata hati akan
dipergunakan sebagai pedoman bagi tingkah laku mereka. Jika tingkah laku
mereka tidak seduai denga napa yang telah ditetapkan oleh kata hatinya
maka mereka akan merasa bersalah,malu atau keduanya. Dalam perilaku
bermoral, rasa bersalah perlu ada. Seseorang harus taat pada kebiasaan atau
tatakrama dari kelompok melalui standar pengarahan dalam diri. Ausubel
mengemukakan bahwa rasa bersalah merupakan mekanisme psikologis yang
penting, dimana perilaku seseorang menjadi sesuai dengan kebudayaan.

4. Peran Interaksi Sosial dalam Perkembangan Moral


Interaksi social memegang peran penting dalam perkembangan moral
anak karena dapat memberikan dasar-dasar dan tingkah laku yang diterima
dimasyarakat. Interaksi social pertama yang dialami anak adalah melalui
kehidupan dilingkungan keluarga. Melalui interaksi social, anak tidak hanya
belajar mengenai kode-kode moral, tetapi mereka juga berkesempatan untuk
belajar mengevaluasi tingkah laku mereka. Dari apa yang telah dikemukakan
jelas bahwa pengaruh lingkungan sangat besar artinya dalam perkembangan
moral seorang anak.

C. Pengertian Disiplin

Disiplin merupakan cara masyarakat mengajarkan anak berperilaku


moral yang diterima oleh masyarakat. Tujuan dari disiplin adalah
membentuk perilaku yang sesuai dengan kelompok sosialnya. Konsep yang
memandang disiplin sebagai konsep negative, berarti sama dengan hukuman.
Sedangkan konsep positif sama dengan adanya Pendidikan bimbingan dalam
menetapkan disiplindiri dan control diri.

D. Pentingnya Disiplin Bagi Anak

Disiplin adalah penting bagi perkembangan anakkarenaberisi hal-hal yang


diperlukan anak. Beberapa kebutuhan anak yang dapat dipenuhi melalui
disiplin adalah berikut ini :
1. Disiplin membuat anak-anak mempunyai perasaan aman tentang apa
yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan

5
2. Nak belajar mengapa pola perilaku tertentu diterima dan mengaoa oila
perilaku lain tidak diterima
3. Melalui disiplin anak-anak dibantu utuk hidup sesuai dengan norma-
norma social.
Disamping hal itu,hal-hal penting dari disiplin untuk anak usia SD adalah
sebagai berikut ini
1. Alat untuk membentuk Moral
Pengajaran baik dan buruk perlu di tekankan pada alasan
mengapa beberapa pola tingkah lau diterima sementara yang lain
tidak.
2. Penghargaan
Penghargaanmemiliki nilai Pendidikan yang kuat bagi anak
jika anak bertingkah laku benar dan dapat memotivasi anak untuk
mengulang Kembali tingkah laku yang diharapkan.
3. Hukuman
Sebagaimana penghargaan, hukuman perlu dikembangkan
secara tepat. Hukuman juga harus dapat memotivasi anak agar
taatpada harapan social dikemudan hari.
4. Konsistensi
Disiplin yang baik adalah disiplin yang diberikan secara
konsisten. Apa yang benar saat ini juga di saat yang lain. Tingkah
laku yang salah jika diulang, perlu mendapat hukuman yang sama
setiap saat, dan tingkah laku yang benar mendapat penghargaan yang
sama pula.

E. Pemberian Hukuman dan Penghargaan


Menanamkan aturan-aturan dan disiplin melalui hukuman dan
penghargaan tampak tidak dapat diabaikan. Dengan hukuman anak belajar
mengapa ia dihukum dan anak akan lebih memahami mengapa perbuatan
yang dilakukan salah. Pemberian hukuman pun hendaknya segera, konsisten
dan konstruktif dengan alasan yang jelas. Adapun pemberian berfungsi untuk
(1) membatasi anak agar tingkah laku yang tidak diinginkan tidak diulangi
(2) mendidik, dan (3)motivasi, untuk mengghindari terjadinya tingkah laku
social yang tidak diinginkan. Meskipun demikian pemberian hukuman fisik
tampaknya sudah tidak terlalu efektif jka hukuman dika pemberian hukuman
disertai pula penjelasanmengapa tingkah laku dilarang.
Pemberian penghargaan pun sama dengan hukuman, yaitu
memotivasi anak untuk mengulangi perilaku yang baik yang dapat diterima
oleh lingkungan nya. Dengan demikian, anak akan lebih mudah
menyesuaikan diri. Oleh karena itu, pemberian penghargaan adalah (1) nilai
mendidik karena pemberian penghargaan menunjukan bahwa tingkah laku
anak adalah yang sesuai dengan apa apa yang diharapkan oleh lingkungan

6
nya, (2) motivasi, agar tingkah laku yang diterima diulang Kembali, (3)
penguat, untuk tingkah laku yang diterima secara social.

F. Arti Agama bagi Anak Usia Sekolah

Anak mempunyai keyakinan beragama, yang diperoleh dari


lingkungan rumah ataupun sekolah misalnya anka-anak diajarkan
memikirkan Tuhan sebagai seseorang yang akan dimarah jika anak-anak
berbuat kesalahan dan akan menghukumnya untuk dosa yang dilakukan. Di
pihak lain, berbagai perayaan keagamaan dilingkungan rumah atau sekolah
jugs diperkenalkan pada anak, misalnya bersalam-salaman untuk saling
memaafkan setiap menjelang hari puasa, memperkenalkan pada anak
mengenai berbagai hari raya besar, seperti Idul Fitri, Natal, Nyepi atau
Waisak, juga memperkenalkan pada anak mengenai berbagai tempat ibadah.
Melalui pelajaran agama dan PPKN ( Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan) anak Sd dapat lebih memahami arti agama.
Bgaimana caranya? Dengan mengajarkan konsep keagamaan
diajarkan dalam Bahasa sehari-hari dan melalui pengalam sehari-hari,
misalnya agar anak dapat memahami tata car amakan tidak boleh sambal
berbicara, sebelum makan harus cusi tangan dan berdoa sebagai
pengungkapan rasa syukur pada Yang Maha Kuasa. Dengan mengenal
konsep keagamaan, nak anakn lebih mengindari perbiatan bruk dan
meningkatkan perbuatan baik. Anak akan memiliki keyakinan bahwa dengan
berbuat bai kia akan masuk surga.

A. Makna Perkembangan Sosial bagi Anak Usia Sekolah Dasar

Perkembangan social mempunyai arti kemampuan untuk berperilaku


sesuai dengan harapa-harapan kelompok socialnya. Dalam hal ini, terjadi 3
proses sosialisasi yang saling berkaitan. Ketiga proses tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Belajar Bertigkah laku sesuai dengan Cara/Norma yang Berlaku
Setiap kelompok social dasar memiliki dasar mengenai tingkah laku
yang perlu dimiiki anggotanya. Untuk bersosialisasi, anak tidak hanya
mengerti apakah tingkah laku ini diterima, tetapi juga memberi contoh
tingkah laku mereka selama masih dapat diterima.

2. Bermain Sesuai dengan peran social yang diharapkan

7
Setiap kelompok social memiliki pola sendiri yang dapat diterima
oleh kelompoknya. Anakpun belajar mempunyai peran dan memahami
peran-peran yang ada dilingkungan sekitarnya.

3. Mengembangkan Sikap-Sikap Sosial


Untuk bersosialisasi, anak harus berlatih menyukai orang lain dan
aktivitas social. Dengan demikian, anak akan memiliki penyesuaian diri yang
baik dan diterima oleh anggota kelompok sosialnya.

Hal-hal yang penting dari proses sosialisasi adalah bagaimana seorang anak
belajar bersosialisasi dan dapat bergaul, sangat bergantung dari beberapa
factor berikut.
a. Kesemepatan untuk bersosialisai merupakan hal yang penting karena tidak
dapt belajar untuk hidup secara social dengan orang lain jika anak
meluangkan Sebagian besar waktunya untuk kegiatan sendiri.
b. Anak perlu mengkomunikasikan hal-hal yang tidak dapat dipahami dan
diminta oleh orang lain.
c. Anak akan belajar untuk besosialisasi jika termotivasi untuk melakukanya

B. Pola-pola Tigkah Laku yang Dapat di Pelajari dari Anggota Kelompok


Sebaya.

Beberapa pola tingkah laku yang umum dipelajari anak dari


lingkungan selompok sebaya nya :

1. Hal-hal yang di Terima maupun Tidak Diterima Secara Sosial


Begitu anak mengharapkan bergaul dengan anak-anak lain seusianya,
mereka juga menerima harapan-harapan yang sesuai dengan penampilanya,
pembicaraan nya dan tingkah lakunya. Kebutuhan akan perhatian dan
penerimaan social dapat timbul karena perasaan tidak aman,yang berkaitan
dengan rasa iri, malu, dan terlalu tergantung pada orang lain. Tampaknya
kebutuhan anak yang diterima oleh teman-temanya membuat mereka
berusaha menghidari hal-hal yang tidak diakui oleh kelompokmya.

2. Terlalu Peka/Sensitif
Terlaku peka dan sensitive menunjukan pada kecenderungan untuk
mudah merasa sakit hati. Dan cenderung mengartikan apa yang
dikatakan/dilakukan orang lain sebagai permusuhan. Terlalu peka
menunjukan pada apa yang diharapkan seorang anak untuk harapan-harapan

8
sosialnya. Jika anak kecewa terhadap apa apa yang ingin dilakukan ,
selanjutnya anak akan bermusuhan.

3. Mudah Terpengaruh
Ada anak yang mudah terpengaruh oleh anak lain. Sebagaimana pada
anak yang terlalu peka/sensitive, hal ini karena perkembangan dari apa
adanya kebutuhan akan perhatian dan penerimaan social. Namun demikian,
di lain pihak ada pula anak-anak yang tidak mudah dipengaruhi anak lain
karena karena jalan pikiranya dan tingkah lakunya berbeda denga napa yang
diharapkan kelompok.

4. Kompetisi (Persaingan)
Pada masa anak-anak akhir, kopetisi dibagi menjadi 3 bentuk.
Pertama persaingan antar anggota kelompok. Kedua,pertentangan antar
kelompok sebaya yang satu dengan lainya dan yang ketiga pertentangan
antara kelompok sebaya dengan kelompok masyarakat,akan membentuk
suatu ikattan tersendiri dan dapat mengembangkan perhatian.

5. Hubungan yang Baik


Merupakan kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain, yang
dapat dipelajari melalui lingkungan rumah. Begitu anak menjadi anggota dari
suatu kelompok sebaya, anak akan belajar untuk mengikuti aturan yang telah
ditetapkan kelompok.

6. Tanggung Jawab
Anak akan terbiasa bertanggung jawab dalam keluarganya, lebih
mudah menyesuaikan diri dengan anggota kelompoknya, biasanya terpilih
sebagai pemimpin dalam kelompoknya. Namun, terlalu banyk bertanggung
jawab yang dibebankan pada anak juga bukan merupak hal yang positif
karena juka anak mengalami kegagalan justru akan meruntuhkan rasa
percaya dirinya. Oleh karena itu, perkembangan tanggung jawab pada anak
perlu diberikan secara perlahan-lahan.

7. Kesadaran Sosial
Kesadaran social merupakan suatu kemampuan untuk memahami diri
dari suatu situasi social. Kesadaran social berkembang sesuai dengan usia
anak, kematangan mental anak, dan bagian dari apa yang telah dipelajari dari
pengalaman socialnya, anak yang sehat secara emosional dan memiliki

9
keunggulan dalam presepsi social maka akanlebih mudah menyesuaikan diri
dan diterima secara social.

8. Diskriminasi Sosial
Yang dimaksu diskriminasi social disini adalah kecenderungan untuk
membuat perbedaan antara individu berdasarkan tanda-tanda tertentu.
Anggota kelompok sebaya percaya bahwa sikap yang ditampilkan oleh
anggotanya adalah benar, dan mereka yang tidak termasuk dalam anggota
adalah ‘ tidak berarti’. Hal ini merupakan suatu bentuk dari kesombongan,
berdasarkan pendapat apakah seseorang termasuk anggta atau bukan.

A. Pengertian Gender

Dua aspek dari Gender yang perlu diketahui adalah identitas gender
dan peran gender. Identitas gender adalah suatu perasaan menjadi laki-laki
atau perempuan, dimana hal ini kebanyakan diperoleh anak begitu ia berusia
3 tahun. Sedangkan peran gender berisi harapan-harapan yang menunjukan
bagaimana laki-laki atau perempuan harus berfikir, bertingkah laku dan
merasakan. Dilain pihak stereotype gender diartikan sebagai seperangkat
keyakinan ( beliefs) tentang karakteristik yang sesuai menjadi perempuan
dan laki-laki. Berk (2002) mengatakan bahwa stereotype gender dan peran
gender dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, orang tua, guru, mata
pelajaran ataupun teman sebaya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai apa
yang dikemukankan oleh Santrock (1992):
1. Pengaruh Orang Tua
Orang tua berpengruh dalam perkembangan gender, tampaknya
sudah tidak diragukan lagi. Inbu dan ayah secara psokologis berperan dalam
perkembangan gender anak. Ibu secara konsisten bertanggung jawab
terhadadp pengasuhan, sementara ayah lebih berperan pada interaksi bermain
dengan anak dan bertanggung jawab menanamkan agar anak laki-laki atau
perempuan tunduk pada norma-norma budaya.

2. Pengaruh Kelompok Sebaya


Kelompok sebaya cenderung mendukung anak untuk terlibat dalam
aktivitas yang sesuai dengan jenisnya. Kelompok cenderung mencela anak
yang terlibat dalam permainan yang tidak sesuai dengan jenis kelaminya.

10
3. Pengaruh Sekolah dan Guru
Ketika memasuki usia sekolah, anak menyadari dan meyakini
beahwa ada stereotype, seperti pekerjaan, kepribadian, ataupun keinginan
berprestasi.

4. Pengaruh Media Masa


Berbagai berita yang disajikan di media masa dapat berpengaruh
besar dalam perkembangan gender. Bagaimana carawanita tampil ditelevisi,
majalah atau koran amat berbeda dengan laki-laki, Wanita lebih banyak
ditampilkan di berbagai iklan. Sebetulnya perkembangan gende jugs bisa
dipengaruhi oleh factor biologis dan pemahaman kognitif.

B. Peran Gender Di Usia Anak Sekolah

Pada usia sekolah, anak laki-laki mempunyai identifikasi peran


masculine, sedangkan anak perempuan lebih ke androgyny ( yaitu adanya
ciri-ciri masculine dan feminine pada individu yang sama). Orang tua
ataupun guru lebih toleran apabila melihat anak perempuan menunjukan
peran gender laki-laki, tetapi tidak demikian sebaliknya. Anak laki-laki,
seperti anak perempuan menjadi ejekan. Pada dasarnya memang ada
perbedaan gender falam kemampuan menta dan kepribadian.

C. Mengembangkan Stereotype Non Gender Pada Anak


Untuk menetahui Stereotype gender pada anak perlu dilakukan beberapa cara
oleh orang tua dan guru. Misalnya, orang tua maupun guru dapat membantu
anak-anak untuk lebih mengenal peran gender laki-laki dan perempuan.
Anak juga perlu menyadari Stereotype gender dimasyrakat. Meskipun peran
gender dalam masyarakat berveda antara anak laki-laki dan perempuan,
namun peran tersebut dapat berganti tergantung situasi dan kebutuhan yang
ada. Misalnya banyak dijumpai dilingkungan pekerjaan atau karier laki-laki
ditekuni oleh perempuan. Dalam hal iniorang tua perlu pemjelaskan alasan
pemilihan karir tersebut bahwa minat dan keterampilan lebih menentukan
pemilihan karir seseorang.

11
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, moral


merupakan tingkah laku manusia yang berdasarkan atas baik-buruk dengan
landasan nilai norma yang berlaku dalam masyarakat. Spiritual merupakan
kepercayaan peserta didik terhadap suatu keyakinan yang didasarkan pada
adat istiadat maupun ketuhanan.

Dari kasus yang sudah dijelaskan diatas peran orang tua, guru dan
lingkungan sangat menunjang pekembangan moral anak. Selain itu
kebiasaan yang diajarkan pada anak juga berpengaruh dalam perkembangan
moral dan sosialnya. Jika anak biasa diajarkan baik maka mereka akan sulit
terpengaruh dengan lingkungan yang buruk bahkan walau mereka
mempunyai sifat bawaan buruk, mereka akan berusaha merubahnya.

B. SARAN

Peran Orang tua, guru dan lingkungan sangat menunjang


perkembangan moral anak. Selain itu kebiasaan yang diajarkan pada anak
juga berpengaruh dalam perkembangan moralnya. Semoga makalah ini dapat
menjadi refrensi bagi semua pihak untuk moral anak agar moral anah bangsa
menjadi lebih baik.

12
13
DAFTAR PUSTAKA

14

Anda mungkin juga menyukai