Anda di halaman 1dari 10

KARYA ILMIAH

“KENAKALAN REMAJA DI LINGKUNGAN


SEKOLAH”

Disusun Oleh :
Nama : Fadillah Indi Safitri
Absen : 08
Kelas : XI MIPA 1

SMA NEGERI 1 ULUJAMI


TAHUN AJARAN 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang “Kenakalan remaja di
lingkungan sekolah.”
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.

Ulujami, Februari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL.................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. Kenakalan Remaja di lingkungan sekolah.....................................................................2
B. Faktor Kenakalan Remaja di lingkungan sekolah.........................................................4
C. Bentuk kenakalan remaja di lingkungan sekolah..........................................................4
D. Cara Mengatasi Kenakalan Remaja di lingkungan sekolah..........................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................................6


A. Kesimpulan....................................................................................................................6
B. Saran..............................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja adalah generasi penerus yang akan membangun bangsa kearah yang lebih baik
yang mempunyai pemikiran jauh kedepan dan kegiatan yang dilkakukannya itu bisa
menguntungkan diri sendiri, pihak keluarga, dan lingkungan sekitar.
Masa remaja adalah masa perubahan seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa,
dalam tahap ini seorang remaja akan diliputi rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang baru.
Ketika menghadapi hal tersebut, saat itulah seorang remaja diuji apakah dia akan
melakukan hal yang baik atau malah akan terjerumus ke perbuatan-perbuatan yang akan
merugikan dirinya, keluarganya bahkan merugikan orang lain.
Pendidikan di lingkungan keluarga tentunya sangat penting dilakukan oleh orang tua
kepada anak-anaknya, karena sebelum mengenal dunia luar si anak tentunya diajarkan dan
di didik hal-hal yang baik oleh keluarganya agar ketika si anak yang menjadi remaja sudah
mengenal dunia luar, dia sudah memliki bekal pendidikan oleh orang tuanya mengnai apa
saja hal baik yang harus di lakukan dan hal yang tidak baik yang dilarang dan jangan
dilakukan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kenakalan remaja di lingkungan sekolah
2. Faktor apa yang mejadi kenakalan remaja di lingkungan sekolah
3. Apa saja bentuk kenakalan remaja di lingkungan sekolah
4. Bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja di lingkungan sekolah

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kenakalan remaja di lingkungan
sekolah
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi kenakalan remaja di lingkungan
sekolah
3. Untuk mengetahui apa saja bentuk keakalan remaja di lingkungan sekolah
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja di lingkungan sekolah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Arti Pendidikan Moral


Dalam pendidikan moral tidak dapat dilakukan hanya melalui ceramah , khotbah , atau
cerita-cerita semata. Mungkin metode itu masih efektif sebelum memasuki zaman
globalisasi seperti sekarang ini yang mempengaruhi semuanya tidak hanya pendidikan,
tingkah lakupun juga ikut berpengaruh dengan berkembangnya imu pengetahuan yang
semakin meraja lela tidak kenal waktu, umur, bahkan usia. Pendidikan moral melalui
metode ceramah , khotbah , ataupun metode konvensional lainnya kini tidak efektif lagi
jika diterapkan dalam pendidikan kita . Metode atau teknik-teknik demikian hanya akan
menambah pengetahuan siswa ataupun mahasiswa , namun jarang sekali mampu merubah
perilaku-nya .
Menurut Lickona dalam bukunya “Educating for Character” yang ditulis kembali oleh
Paul Suparno , dkk (2002) , beliau menekankan pentingnya memperhatikan tiga unsur
dalam menanamkan nilai moral , yaitu antara lain :
1. Pengertian atau Pemahaman Moral
Yaitu kesadaran moral, rasionalitas moral atau alasan mengapa seseorang harus
melakukan hal itu, suatu pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai moral
Pengertian atau Pemahaman Moral ini seringkali disebut dengan penalaran moral atau
pemikiran moral atau pertimbangan moral. Itu merupakan segi kognitif dari nilai
moral. Segi kognitif ini perlu diajarkan dalam pendidikan moral kepada siswa maupun
mahasiswa. dimana pendidik membantu peserta didik untuk mengerti mengapa suatu
nilai perlu dilakukan ,untuk apa suatu nilai itu digunakan dan apa manfaatnya jika
suatu nilai tersebut digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Perasaan Moral
Pada kesadaran akan hal-hal yang baik dan tidak baik. Wujud kongkrit dari
perasaan moral ini yaitu perasaan mencintai kebaikan dan sikap empati terhadap orang
lain. Karena itu pendidik baik di sekolah maupun kampus, perlu memahami,
mengajarkan serta mengembangkan perasaan moral tersebut melalui pembukaan hati
nurani dan penanaman sikap empati kepada para peserta didik.
3. Tindakan Moral
Yaitu kemampuan untuk melakukan keputusan dan perasaan moral kedalam
perilaku-perilaku nyata. Tindakan-tindakan moral ini harus difasilitasi agar muncul
dan berkembang dalam pergaulan remaja dan generasi muda sehari-hari. Seperti
disekolah misalnya bisa difasilitasi melalui kegiatan bakti sosial, ROHIS (Kerohanian
Islam), OSIS, Pramuka, PMR, dsb. Di kampus misalnya melalui kegiatan donor darah,
kajian agama, pengajian rutin, kegiatan pengabdian masyarakat, dsb. Fasilitator-
fasilitator itu perlu ditumbuhkan guna mendukung keberhasilan pendidikan atau
pembelajaran moral di sekolah dan kampus.
Pendidikan moral perlu menjadi prioritas dalam kehidupan . Adanya panutan
nilai, moral, dan norma dalam diri manusia dan kehidupan akan sangat menentukan
totalitas diri individu atau jati diri manusia , lingkungan sosial, dan kehidupan
individu. Oleh karena itu, pendidikan nilai yang mengarah pada pembentukan moral
yang sesuai dengan norma-norma kebenaran menjadi sesuatu yang esensial bagi
pengembangan manusia utuh dalam konteks sosialnya.
Ini mengingat bahwa dunia afektif yang ada pada setiap manusia harus selalu
dibina secara berkelanjutan, terarah, dan terencana sehubungan dengan sifatnya yang
labil dan kontekstual. Sasaran pendidikan moral pada umumnya dapat diarahkan
untuk :
a. Membina dan menanamkan nilai moral dan norma,
b. Meningkatkan dan memperluas tatanan nilai keyakinan seseorang atau kelompok,
c. Meningkatkan kualitas diri manusia, kelompok atau kehidupan,
d. Menangkal, memperkecil dan meniadakan hal-hal yang negatif,
e. Membina dan mengupayakan terlaksananya dunia yang diharapkan,
f. Melakukan klarifikasi nilai intrinsik dari suatu nilai moral dan norma dan
kehidupan secara umum.

Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah oleh guru saja. Ini
dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Tiga lingkungan yang
amat kondusif untuk melaksanakan pendidikan ini, yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan pendidikan, dan lingkungan masyarakat .
Diantara ketiganya, lingkungan keluarga merupakan faktor dominan yang efektif
dan terpenting. Peran keluarga dalam pendidikan nilai adalah mendukung terjadinya
proses identifikasi, internalisasi, panutan, dan reproduksi langsung dari nilai-nilai
moral yang hendak ditanamkan sebagai pola orientasi dari kehidupan keluarga.
Lingkungan keluarga menjadi lahan paling subur untuk menumbuhkembangkan
pendidikan moral. Secara operasional, yang paling perlu diperhatikan dalam konteks
di lingkungan keluarga adalah penanaman nilai-nilai kejujuran dalam segenap aspek
kehidupan keluarga. Contoh sikap dan perilaku yang baik oleh orang tua dalam
pergaulan dan kehidupan mereka dapat menjadi teladan bagi anak-anaknya.
Hal yang tidak kalah penting, pendidikan moral harus dilaksanakan sejak anak
masih kecil dengan jalan membiasakan mereka kepada peraturan-peraturan dan sifat-
sifat yang baik, serta adil. Sifat-sifat tersebut tidak akan dapat difahami oleh anak-
anak, kecuali dengan pengalaman langsung yang dirasakan akibatnya dan dari contoh
orang tua dalam kehidupannya sehari-hari. Pendidikan moral yang paling baik
sebenarnya terdapat dalam agama , karena nilai-nilai moral yang dapat dipatuhi
dengan kesadaran sendiri tanpa ada paksaan dari luar, datangnya dari keyakinan
beragama yang harus ditanamkan sejak kecil.
Lingkungan pendidikan juga menjadi wahana yang kondusif bagi pertumbuhan
dan perkembangan mental serta moral anak didik. Untuk itu, sekolah diharapkan dapat
berfungsi sebagai kawasan yang sejuk untuk melakukan sosialisasi bagi anak-anak
dalam pengembangan mental, moral sosial dan segala aspek kepribadiannya.
Pelaksanaan pendidikan moral di kelas hendaknya dipertautkan dengan kehidupan
yang ada di luar kelas.
Pendidikan moral perlu diarahkan menuju upaya-upaya terencana untuk menjamin
moral anak-anak yang diharapkan menjadi warga negara yang cinta akan bangsa dan
tanah airnya, dapat menciptakan dan memelihara ketenteraman dan kerukunan
masyarakat dan bangsa di kemudian hari. Jalan panjang yang terutama harus ditempuh
adalah memberdayakan pendidikan nilai secara intensif di lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat.

B. Moral Remaja Saat Ini


Remaja saat ini mempunyai moral yang cukup jelek saat ini . Hal ini diakibatkan oleh
pengaruh globalisasi dimana remaja tidak dapat memfilter hal – hal negative contoh
seperti di internet. Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan
sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun
mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol,
narkoba banyak ditawarkan melalui internet. Contohnya, 6 Oktober 2009 lalu diberitakan
salah seorang siswi SMA di Jawa Timur pergi meninggalkan sekolah demi menemui
seorang lelaki yang dia kenal melalui situs pertemanan “facebook”. Hal ini sangat
berbahaya pada proses belajar mengajar.
Remaja merupakan aset sumber daya manusia di masa yang akan datang, dan sebagai
generasi penerus bangsa. pengembangan kualitasnya harus dimulai secara terpadu melalui
pendekatan structural, apakah ketika mareka berada dalam lingkungan keluarga atau
dalam lembaga pendidikan harus dikontrol dan dibimbing,ataukah setiap tahap pendidikan
memerlukan suatu usaha yang terpadu pula yang memiliki format yang jelas, melalui
nilai-nilai keagamaan dan kurikulum sekolah beserta seluruh perangkatnya . Maka dari itu
pendidikan moral diharapkan dapat memperbaiki moral remaja saat ini .

C. Arti Pentingnya Pendidikan Moral Untuk Remaja

Pendidikan moral untuk remaja sangatlah penting, karena dari pendidikanlah sifat dan
sikap dari seseorang itu muncul dan berkembang dari tahun ke tahun. pendidikan moral
disetiap sekolah harus dijalakan dan dilakukan agar dapat mencetak generasi penerus
bangsa yang beretika dan bermoral baik. Dengan memasukkan pelajaran seperti agama
yang mengajarkan moral etika, mencakup sisi kebaikan seorang manusia dimuka bumi ,
haruslah toleransi antar sesama .dengan pelajaran PKn yang belajar bagaimana menjadi
warga Negara yang baik berdasarkan pancasila dengan penerapan 5 sila yang ada didalam
pancasila ,dan dengan pelajaran ips yang menerapkan bagaimana hidup bersosial tanpa
memandang satu dengan yang lain .serta pelajaran tambahan yang lain. Semua
pembelajaran yang ada disekolah haruslah beretika tidak hanya dengan peserta didik,
pendidikpun harus beretika karena peserta didik akan meniru pendidik .jadi yang terlebih
dahulu merubah adalah seorang guru serta perangkat yang ada disekolah karena siswa
akan mencontoh .dan guru harus bisa bersikap professional terhadap siswanya.seorang
guru professional haruslah menjadi suri tauladan yang baik bagi siswanya, menjadi
seorang motivator yang member dorongan pada peserta didiknya, seorang yang
berwibawa agar tidak diremehkan oleh peserta didiknya.
Di ruang lingkup keluargapun itu juga sangat berpengaruh bagi seorang remaja
membentuk jati dirinya masing-masing. Dan keluargalah yang haruslah menata,
membimbing anaknya agar menjadi seorang yang berguna bagi masa depannya. Dengan
mengenalkan bagaimana cara sopan santun dirumah, menggunakan bahasa yang sopan
ketika berbicara santun ketika bertingkah, berteman dengan orang yang baik-baik, dari
situlah jati diri seseorang terbentuk .namun ada juga banga indonesia yang keluarganya
bercerai, kebutuhan ekonomi tidak terpenuhi dengan maksimal dari situlah kehidupan
seorang remaja memasuki pergaulan bebas, berjudi, perampok, bahkan aborsi karena
hamil diluar nikah, banyak anak-anak yang dilahirkan tanpa surat akta kelahiran yang
menjadikan mereka sulit untuk masuk daftar sekolah dan menjadikan mereka tidak
bersekolah dan negara kita menjadi bodoh tidak tahu sopan santun ,beretika ,anarkis ,
pembunuhan ,dsb.
Tetapi banyak organisasi diindonesia yang perduli dengan rakyat kecil, mereka
mendirikan rumah belajar yang memfasilitasi agar mereka bisa belajar dengan baik dan
memberikan sebuah motivasi agar kehidupan mereka menjadi lebih baik lagi dan tetap
terus semangat belajar. Karena sebuah pendidikan dimana saja dan kapansaja akan selalu
mengajarkan tentang moral, sebuah moral memang sangatlah penting, jika seseorang
menyepelekan moral maka seseorang tersebut tidaklah memiliki etika dan akan dijauhi
oleh setiap manusia karena dianggap tidak memiliki sikap positif.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hakikat pendidikan sebenarnya adalah untuk merubah tingkah laku seseorang ,
sebagai transformasi budaya dan memberikan ilmu pengetahuan . dan Moral adalah
perbuatan / tingkah laku. Jadi pendidikan moral disetiap sekolah harus dijalakan dan
dilakukan agar dapat mencetak generasi penerus bangsa yang beretika dan bermoral baik.
Karena sebuah pendidikan dimana saja dan kapansaja akan selalu mengajarkan tentang
moral, sebuah moral memang sangatlah penting, jika seseorang menyepelekan moral
maka seseorang tersebut tidaklah memiliki etika dan akan dijauhi oleh setiap manusia
karena dianggap tidak memiliki sikap positif.

B. Saran
Diharapkan pendidikan moral dapat terlaksana sehingga tujuan pendidikan dapat
terwujud dengan sempurna .Untuk remaja agar dapat memfilter informasi negative dari
perkembangan IPTEK dan zaman .
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/19846126/Karya_Ilmiah_Tentang_Pendidikan_Moral

Anda mungkin juga menyukai