Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Implikasi Pengembangan Moral dan Pengembangan Nilai


Keagamaan AUD"
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah strategi
pengembangan moral dan agama
Dosen pengampu: Saeful Azis, M.Pd.

Disusun oleh:
Ani Nihayaturohmah (2020020001)
Rizka Apriani (2020020002)

PEROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL-
KHAIRIYAH CILEGON-BANTEN 2022-2023

i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji syukur hanya milik Allah SWT. Hanya karena izin-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa kami
kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh insan yang dikehendaki-Nya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah strategi pengembangan moral agama kami yang berjudul “implikasi
pengembangan moral dan nilai keagamaan AUD".
Kami cukup menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan makalah mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan
memenuhi harapan berbagai pihak. Aamiin.

Cilegon, 08 Juli 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...............................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................2

C. TUJUAN...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. MPLIKASI KEGIATAN PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-


NILAI KEAGAMAAN DI TAMAN KANAK-KANAK...................................3

B. IMPLIKASI KEGIATAN PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-


NILAI KEAGAMAAN DI LINGKUNGAN LEMBAGA AUD DAN
MASYARAKAT.................................................................................................6

BAB III PENUTUP...............................................................................................12

A. KESIMPULAN.......................................................................................12

B. SARAN...................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mendidik anak pada masa usia dini tidak sama dengan orang
dewasa, anak usia dini memiliki keunikan dan karakter yang berbeda
dengan orang dewasa. Makalah ini akan menguraikan implikasi kegiatan
pengembangan moral dan nilai-nilai keagamaan di taman kanak-kanak,
lingkungan lembaga AUD dan masyarakat. Melalui makalah ini kita akan
memperoleh tentang dalam kegiatan implikasi pengembangan/
pembelajaran, contoh penyusunan strategi pengembangan, implikasi dalam
kurikulum TK, peran guru sebagai pendidik karakter peran dan fungsi
pendidikan moral, dan nilai-nilai agama bagi anak TK, sehingga kita dapat
menyelenggarakan proses pendidikan untuk perkembangan moralitas dan
nilai-nilai keagamaan pada anak usia dini dengan baik.
Melalui makalah ini pula akan memperoleh analisis tentang
implikasi pengembangan moral dan nilai-nilai keagamaan di lingkungan
TK dan masyarakat yang sangat berarti bagi guru dan anak usia dini
sehingga kita dapat memahami proses, prosedur dan alternative
penggunaan instrument penilaian. Manfaat yang secara langsung akan
diperoleh setelah mempelajari makalah ini adalah memahami hakikat
implikasi kegiatan pengembangan moral dan nilai-nilai keagamaan di TK
dan memperoleh manfaat kajian tentang fenomena social di masyarakat,
pergeseran nilai dan kelonggaran masyarakat terhadap fenomena social
yang mengkhawatirkan, pengaruh berbagai program TV dengan kemasan
acara anak, serta upaya sekolah dalam menanggulangi pengaruh
lingkungan masyarakat yang kurang kondusif.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana implikasi kegiatan pengembangan moral dan nilai-nilai
keagamaan di TK?
2. Bagaimana implikasi kegiatan pengembangan moral dan nilai-nilai
keagamaan di lingkungan lembaga AUD dan masyarakat

C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui implikasi kegiatan pengembangan moral dan nilai-
nilai keagamaan di TK
2. Dapat mengetahui implikasi kegiatan pengembangan moral dan nilai-
nilai keagamaan di lingkungan lembaga AUD dan masyarakat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. IMPLIKASI KEGIATAN PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI


KEAGAMAAN DI TAMAN KANAK-KANAK
1. Implikasi Kegiatan Pengembangan atau Pembelajaran
a. Implikasi dalam Kegiatan Pengembangan atau Pembelajaran
Prinsip-prinsip dasar yang sangat perlu diperhatikan dalam implikasi
materi pengembangan nilai-nilai agama bagi anak TK, diantaranya:
 Prinsip penekanan pada aktivitas anak sehari-hari
 Prinsip pentingnya keteladanan dari lingkungan dan orang tua/keluarga
anak
 Prinsip kesesuaian dengan kurikulum spiral
 Prinsip developmentally appropriate practice DAP)
 Prinsip psikologi perkembangan anak
 Prinsip monitoring yang rutin
b. Implikasi/Contoh Penyusunan Strategi
 Latihan Hidup Tertib dan Teratur
Untuk membangun kebiasaan hidup tertib dan teratur, pendidik dapat
melakukan pendekatan dan strategi sebagai berikut:
 Anak diajak untuk melihat gambar dan bercerita tentang
gambar tersebut.
 Anak dituntun untuk menuliskan jawabannya.
 Target dasarnya adalah menanamkan pentingnya bangun pagi
dan tidak tidur terlambat/terlalu malam.
 Aturan dalam Melatih Sosialisasi
Untuk membiasakan perilaku anak agar dapat bersosialisasi dengan
baik, pendidik dapat melakukan hal-hal berikut:
 Membaca tulisan dan mengajak anak untuk mengulanginya.
 Menekankan bahwa mengucapkan salam, baik kepada orang
tua, guru, maupun teman adalah bagian dari sopan santun
dalam bergaul.

3
 Menunjukkan cara mengucapkan salam yang lain, misalnya
berdasarkan agama atau adat istiadat setempat.
 Menanamkan Sikap Tenggang Rasa dan Toleransi
Untuk mengenalkan bahwa di sekeliling anak ada orang lain yang perlu
diperhatikan dan dihormati, pendidik dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut:
 Meminta anak untuk menentukan gambar yang menunjukkan
perilaku baik.
 Mendorong anak agar dapat memberikan alasan dari penentuan
gambar perilaku tersebut.
 Menekankan pentingnya memiliki tenggang rasa dan toleransi
antarsesama manusia.
 Merangsang Sikap Berani, Bangga, Bersyukur, dan Bertanggung
Jawab
Untuk menumbuhkan sikap bertanggung jawab pada diri anak,
pendidik dapat melakukan hal-hal berikut:
 Anak diajak untuk memperhatikan gambar dan menceritakan
apa yang dilihat pada gambar.
 Mengajukan pertanyaan dan mendorong anak untuk menjawab.
 Menanamkan pentingnya mematikan keran air setelah
digunakan. Upayakan agar penjelasan dikaitkan dengan
ketersediaan air tawar di bumi.
 Latihan Pengendalian Emosi
Untuk menanamkan sikap pengendalian diri dari segala kehendak yang
ada pada anak, pendidik dapat melakukan hal-hal berikut:
 Meminta pendapat anak tentang cerita dalam gambar yang
telah dijelaskan guru.
 Anak diminta menentukan perilaku tidak baik yang ada dalam
gambar.
 Anak didorong untuk dapat memberikan alasan atas pilihannya
itu.
 Melatih Anak Untuk Dapat Menjaga Diri Sendiri
Agar dapat menanamkan kebiasaan anak untuk bersikap baik dalam
kegiatan, guru dapat melakukan hal-hal berikut:
4
 Mendorong anak untuk menceritakan pengalamannya saat
membaca dan menceritakan kembali apa yang dibaca.
 Menekankan cara membaca yang baik.
 Mendorong anak untuk mulai belajar membaca dengan cara dan
sikap yang benar
c. Implikasi Dalam Kurikulum Taman Kanak-Kanak
Materi inti yang akan disajikan merupakan hasil analisis dari substansi
garis-garis besar program kegiatan belajar TK, kurikulum berbasis
kompetensi, dan menu pembelajaran bagi anak usia dini (prasekolah).
d. Substansi Pesan (Materi Inti) Pengembangan Moral dan Nilai-Nilai
Keagamaan Dari Garis-Garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-
Kanak
Pembentukan perilaku melalui pembiasaan yang dimaksud meliputi
moral agama, Pancasila, perasaan/emosi, kemampuan bermasyarakat, dan
disiplin.
e. Substansi Pesan (Materi Inti) Pengembangan Moral dan Nilai-Nilai
Keagamaan Dari Kurikulum Berbasis Kompetensi
Menurut versi kurikulum berbasis kompetensi untuk tingkat taman
kanak-kanak, dalam hal pengembangan moral bagi anak TK, dikenal istilah
pengembangan moral dan nilai-nilai agama (kurikulum berbasis kompetensi
TK, 2003: 39-40).
f. Substansi Pesan (Materi Inti) Pengembangan Moral dan Nilai-Nilai
Keagamaan Dari Menu Pembelajaran Anak Usia Dini (Prasekolah)
Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai pada aspek
pengembangan moral dan nilai-nilai agama adalah kemampuan melakukan
ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan, dan mencintai sesama
(Acuan Menu Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini, Diklusepa, 2002: 14
& 21-23).
g. Implikasi bagi Guru, Anak, dan Orang Tua, serta Sekolah (TK)
Pendidikan dalam keluarga, baik berupa perhatian penuh, intensitas
pertemuan yang efektif, maupun komunikasi yang baik di antara orang tua dan
anak, akan turut membantu membentuk pendidikan karakter anak didik
menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur, seperti yang kita harapkan.

5
2. Peran dan Fungsi Pendidikanan Moral dan Nilai-nilai Agama bagi Anak TK
Anak dianugerahi oleh Tuhan piranti panca indera, melalui pemberdayaan
panca indera tersebut secara otomatis apabila mendapat stimulasi akan mampu
menangkap berbagai pengetahuan melalui sensor saraf yang selanjutnya dikoneksikan
dalam sel saraf yang ada dalam otak manusia. Stimulasi dapat juga dikembangkan
dengan proses pembiasaan penerapan nilai- nilai moral dan agama, dengan
memberdayakan seluruh panca indera yang ada dampak pengiring yang akan muncul
adalah dengan terwarnainya pola pikir anak usia dini dengan nuansa moralitas dan
agamis yang tercermin dalam pembiasaan sikap dan aktifitas.
Landasan pokok demikian apabila dikelola dengan proporsional dan
professional pengalaman hidup di awal-awal masa kelahirannya didunia semakin baik
karena naluri kemanusiaannya sudah mampu dibalut dengan norma, moralitas dan
nilai-nilai keagamaan. Anak memiliki dasar latar belakang yang beda , namun sebagai
praktisi pendidikan seyogyanya kita memiliki sensitifitas terhadap berbagai gejala
perilaku anak yang muncul pada saat dilingkungan sekolah.
B. IMPLIKASI KEGIATAN PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI
KEAGAMAAN DI LINGKUNGAN LEMBAGA AUD DAN MASYARAKAT
1. Analisis Terhadap Realitas Sosial Pendidikan
Berdasarkan hasil observasi sederhana melalui beberapa rekaman guru di
beberapa sekolah, saat ini ada fenomena bahwa telah terjadi pergeseran paradigm di
antara para orang tua yang memanfaatkan keberadaan dana BOS dengan sikap yang
kurang proporsional. Terkesan Karena ada dana BOS dan sekolah gratis, ada
kecenderungan membiarkan anaknya, mengurangi intensitas perhatiannya, bahkan
masa bodoh dengan hasil atau prestasi anaknya.
Sisi lain dari realitas penyelenggaraan pendidikan di negeri ini, sekarang
banyak kita temukan keberadaan sekolah yang menurut ukulan kasat mata ataupun
pertimbangan ilmu pendidikan kurang pas. Pengelolaaan system pendidikan tidak
cukup hanya didukung oleh sarana dan prasarana fisik belaka. Sebaik apa pun
dukungan fisik, apa bila kita melupakan pengaruh lingkungan di sekitar sekolah, hal
itu juga menurunkan kualitaas hasil belajar di sekolah hal ini menurunkan kualitas
hasil belajar atau pendidikan. Dalam proses belajar mengajar, baik guru maupun
peseta didik memerlukan suasana yang kondusif, memerlukan lukan kosentrasi,
memerlukan focus dalam berfikir, serta memerlukan model dan keteladan dari semua
anak yang anak didik lihat, dengar, dan rasakan. Mereka masih berada dalam masa
6
mudah meniru. Aanak didik masih sangat membutuhkan dukungan dan bantuan dari
orangn-orang yang lebih dewasa untuk dapatr menjadi manusia baik dan berilmu.
Peranan guru dalam menerapkan pendekatan dan strategi belajar memang sangat
penting, tetapi yang lebih penting lagi adalah dukungan dari lingkungan sekitar. Anak
didik tidak saja belajara dari apa yang disampaikan atau dipelajarinya bersama guru,
mereka juga belajar dari apa yang mereka lihat, mereka tangkap, dan mereka rasakan
dai lingkungan sekitarnya.
2. Analisis Sekolah Yang Baik
Sekolah yang diperlukan buat pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini
tidak selalu harus yang mahal dan mewah. Tidak pula harus selalu dilengkapi dengan
macam-macam jenis permainan indoor ataupun outdoor. Namun, yang perlu
diperhatikan adalah efektifitas program sekolah agar senantiasa dapat membentuk
keperibadian anak yang bermoral, berahlak mulia, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta berkarakter bangsa.
Dalam realisasinya, proses pembelajaran telah dilengkapi dengan standar
kompetensi PAUD tahun 2004 dan semuanya mengarah pada enam pembangunan
dasar:
a) Moral dannilai agama
b) Sosial, emosional, dan kemandirian,
c) Kemampuan bahasa,
d) Kognitif,
e) Fissik/motoric,
f) Seni.
Menurut para ahli, lingkungan sekolah yang baik khususnya bagi anak usia
dini, di samping perlu memperhatikan lingkungan fisik, juga perlu memiliki program
yang jelas, terukur, dan berkesinambungan. Proggram-program tersebut harus bersifat
komprehensif.
Table 11.2 10 tanda sekolah untuk PAUD yang baik
NO TANDA
Anak-anak menggunakan sebagian besar waktunya untuk bermain,
1
mengerjakan material pembelajaran dan bersosialisasi dengan anak lain.
Anak-anak dapat memperoleh berkesempatan untuk mencoba bermacam-
2
macam aktifitas sepanjang hari

7
Guru mengajarkan anak secara individu, kelompok kecil dan seluruh grup
3
dalam waktu yang berbeda dalam hari yang sama.
4 Kelas anak didekorasi prakarya orisinil anak.
Anak anak belajar konsep angka dan alphabet dan konteks pengalamanya
5
sehari-hari.
Anak-anak mengerjakan proyek (dalam waktu minimal 1 jam) untuk bermain
6 dan melakukan eksplorasi. Lembar kerja sebaiknya diberikan seminimal
mungkin
7 Anak-anak memiliki kesempatan bermain diluar ruangan setiap hari.
Guru membacakan buku untuk murid baik secara individu maupun dalam
8
kelompok kecil.
Guru menyadari bahwa murid memiliki latar belakang dan pengalaman yang
9 berbeda sehingga mera tidak dapat mempelajari hal yang sama dalam waktu
yang sama dan dengan orang yang sama.
Anak dan orang tua tidak sabar ingin pergi ke sekolah. Orang tua merasa aman
10 menyekolahkan anak di tempat yang tepat. Anak merasa gembira , jarang
menangis dan mengeluh merasa sakit.
Sumber: The Nation Association For The Education Of Young Children (NAEYC)

Dalam proses pengembangan diharapkan anak didik mampu melakukan kerja


sama dalam kelompok. Kompetensi kerja sama dalam kelompok adalah suatu target
yang memungkinkan berhasil setelah adanya kemampuan anak didik bersosialisasi
dengan sesamanya. Kerja kelompok adalah proses pendidikan dan sekaligus proses
pembentukan moralitas. Dalam kegiatan kelompok , ada pelajaran bekerja sama, saling
memahami, saling membantu, toleransi, dan bertanggung jawab.
3. Berbagai Tantangan Orang Tua Yang Menginginkan Layanan Pendidikan
Terbaik
Sebuah contoh, dalam koteks pendidikan anak usia dini, apa bila orang tua
melihat perubahan yang sanagt sedikit saja setelah anaknya pulang dari sekolah, hal hal
itu akan membuat luar biasa senang dan bahagia hati kedua orang tua. Anak sekolah
taman kanak-kanak yang sekecil itu setelah dibimbing oleh gurunya, kemudian mampu
menegur orang tuanya karena melakukan kesalahan merupakan contoh sangat
sederhana yang dapat dijadikan kebanggan bagi orang tuanya dalam keluarga.

8
4. Analisis Mempertahankan Idealisme Sekolah Dengan Tuntutan
Pembentukan Karakter, Perilaku Yang Berbudi, Moralitas, dan Nilai-Nilai
Keagamaan
Dalam rangka pengembangan pendidikan moral dan nilai-nilai agama bagi
anak usia dini, banyak hal yang banayak kita kerjakan demi membina moralitas dan
menjaga anak didik dari pengaruh negatir. Hal yang dilakukan di antaranya melalui
upaya mempertahankan idialisme sekolah dengan senantiasa mengutamakan
pembentuan karakter, perilaku yang berbudi, moralitas, dan religious. Hal itu sesuai,
dengan ajaran bapak pendidikan Nasional (Ki Hajar Dewantoro: 1977) bahwa
pengaruh kehidupan keluarga terhadap anak itu belanjut terus-menerus karena anak
pada saat itu sedang dalam masa peka. Hal ini di istilahkan oleh beliau dengan
gevoelige periode. Lebih lanjut, beliau katakana kita perlu memahami bahwa pada
usia 3,5-7 tahun, anak usia dini-selain mendapatkan pengaruh dari kehidupan di
lingkungannya- banyak memperoleh pengaruh dari segala pengalamannya pada waktu
mereka masih dalam masa peka, yaitu dalam kehidupan keluarga masing-masing.
Implikasi Pengembangan Moral dan Nilai-Nilai Keagamaan pada Anak
Usia TK di Lingkungan Masyarakat
1. Fenomena Sosial Sasyarakat
Perbedaan pola sosial dalam masyarakat mempengaruhi kehidan anak anak
sekarang, anak usia dini zaman sekarang telah mengalami percepatan kematangan
sebelum saatnya atau tidak sebanding dengan ke,matangan usianya, hal ini akan
memberikan dampak buruk bagi perkembangan moralitasnya, proses pendampingan
selama anak beraktivita dan memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan
informasi sangat perlu dilakukan, tanpa danya proses pendampingan selama anak
beraktifitas bahaya akan muncul luar biasa dahsyatnya, tentu saja kan merontokkan
moralitas mereka, tetapi yang lebih berbahaya adalah keandalan moralitas anak dalam
mentaati norma dan aturan hidup serta nilai-nilai keagamaan menjadi sangat
mengkhawatirkan.
2. Pergeseran Nilai dan Kelonggaran Masyarakat terhadap Fenomena Social yang
Mengkhawatirkan
Dony koesoema (2009) mengatakan bahwa saat ini telah terjadi mistifikasi
pada peranan alamiyah guru dalam masyarakat yang semakin menonjolkan peranan
guru dalam masyarakat. Mistifikasi diartikan oleh Dony adalah sebuah keadaan
euphoria berlebihan oleh komunitas dalam mengidealkan fungsinya peranan guru
9
dalam masyarakat.mistifikasi menghapuskan unsur alamiah manusiawi yang
sesungguhnya merupakan bagian jakiki seorang guru. Mistifikasi mengangkat status
guru menjadi sakral. Guru lantas menjadii segalanya.
Yang perlu kita kaji adalah disadari atau tidak ini telah terjadi pergeseran nilai
dan kelonggaran sikap masyarakat pada masalah dan keberadaan pengaruh kehidupan
social di dunia nyata. Semakin mudahnya anak usia dini mengakse informasi apapun
di dunia maya/ internet, besar kemungkinan mereka lambat laun akan menemukan
sesautu yang sesungguhnya belum saatnya mereka ketahui.
Kita sadari bahwa implikasi pengembangan pendidikan moral dan nilai-nilai
keagamaan bagi anak usia dini sangat erat kaitannya dengan lingkungan yang ada
disekitar kita. Ada proses peniruan atau pembiasaan pemahaman dari pengetahuan
yang telah dipelajari sampai kemmpuan berfikir asosiatif ketika mereka
menghubungkan pengetahuan yang telah didapatinya dengan contoh perbuatan yang
dilihatnya dalam kehidupan nyata.
Kemampuan- kemampuan itu hendaknya didukung oleh lingkungan yang
kreatif dan kondusif sehingga pembentukan karakter bukan saja mampu melahitrkan
anak-anak yng berbudi pekerti lihir, tapi anak juga memiliki keandalan ketika
menghadapi benturan nilai dalam kehidupannya.
3. Pengaruh Berbagai Program Televisi dengan Kemasan Acara Anak
Pengaruh tayangan program televisi yang secara psikologis akan mudah ditiru
dan mendorong anak usia dini berperilaku kasar, dan tidak memiliki belas kasihan.
Sebagai pendidik kita harus waspada dan berupaya agar kehidupan anak dapat
dibentengi oleh proses pendidikan yang mampu menyelamatkan mereka di masa
depan.
4. Upaya Lingkungan Sekolah Menanggulangi Pengaruh Lingkungan Masyarakat yang
Kurang Kondusif.
Sekolah ibarat suatu sistem yanh setiap komponen saling terkait. Dan saling
memberikan pengaruh.keluarga merupakan institusi terdepan dalam proses
pendidikan setelah kelahiran anak. Sejak awal kelahirannya anak otomatis akan
mendapat berbagai pengaruh dari lingkungan sekitarnya.
Sekolah dalam konteks ini adalah tempat transit untuk anak setelah dilepas
orang tuanya dari rumah dan mulai memasuki lingkungan baru, yaitu suatu institusi
nonformal yan sangat memberi peranan penting bagi kebutuhan pertumbuhan dan
perkembangan anak usia dini.
10
Dalam rangka menghadapi, derasnya pengaruh lingkungan yang negative
khususnya diperkotaan dan umumnya pada era globalisasi saat ini idealnya sebuah
institusi pendidikan memiliki:
a) Lokasi lembaga tidak terlalu dekat dengan jalan raya umum
b) Lokasi lembaga tidak terlalu dekat dengan pusat perbelanjaan
c) Tidak terlalu dekat dengan terminal
d) Tidak terlalu dekat dengan tempat hiburan umum/ bioskop
e) Tidak terlalu dekat dengan pabrik.
f) Temiliki lingkungan yang nyaman dan asri
g) Memiliki lingkungan yang tidak bising dan memungkinkan anak untuk bereksplorasi
h) Memiliki halaman yang luas
i) Lingkungan yang mengkombinasikan antara suasana rumah dan suasana sekolah /
pengenalan tahap awal belajar
j) Dilengkapi dengan kebutuhan dasar, toilet ruang keluarga dan dapur
k) Lingkungan aman dan mengutamakan kesselamatan fisik dan mental

  

11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mendidik anak pada masa usia dini tidak sama dengan orang dewasa, anak
usia dini memiliki keunikan dan karakter yang berbeda dengan orang dewasa.
Pendidikan dalam keluarga, baik berupa perhatian penuh, intensitas pertemuan yang
efektif, maupun komunikasi yang baik di antara orang tua dan anak, akan turut
membantu membentuk pendidikan karakter anak didik menjadi manusia yang berbudi
pekerti luhur, seperti yang kita harapkan.
Dalam proses belajar mengajar, baik guru maupun peseta didik
memerlukan suasana yang kondusif, memerlukan lukan kosentrasi, memerlukan focus
dalam berfikir, serta memerlukan model dan keteladan dari semua anak yang anak
didik lihat, dengar, dan rasakan. Mereka masih berada dalam masa mudah meniru.
Aanak didik masih sangat membutuhkan dukungan dan bantuan dari orangn-orang
yang lebih dewasa untuk dapatr menjadi manusia baik dan berilmu. Peranan guru
dalam menerapkan pendekatan dan strategi belajar memang sangat penting, tetapi
yang lebih penting lagi adalah dukungan dari lingkungan sekitar. Anak didik tidak
saja belajara dari apa yang disampaikan atau dipelajarinya bersama guru, mereka juga
belajar dari apa yang mereka lihat, mereka tangkap, dan mereka rasakan dai
lingkungan sekitarnya.
B. SARAN
Dalam implikasi pengembangan moral dan nilai-nilai keagamaan diharapkan
guru dan orang tua menerapkan berbagai strategi pembiasaan untuk pembentukan
karakter, perilaku yang berbudi, moralitas, dan religious.
Guru sebaiknya dapat memahami proses, prosedur dan alternatif penggunaan
instrument penilaian khususnya pada pengembangan moral dan nilai- nilai keagamaan
pada anak usia dini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Satibi, Otib, Hidayat. 2015. Metode Pengembangan Moral dan Nilai-Nilai Agama. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
http://berbagainfo12.blogspot.co.id/2014/01/metode-pengembangan-moral-dan-nilai.html
https://leoniya.wordpress.com/2015/02/23/pengembangan-pembelajaran-nilai-agama-dan-
moral-di-tk-paud/
http://usiadinipendidikananak.blogspot.co.id/p/strategi-danperencanaan-pengembangan

13

Anda mungkin juga menyukai