JURUSAN PGPAUD
(UNSULTRA)
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Dora Zuliana
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 2
I. PENGEMBANGAN MORAL ANAK USIA DINI
A. Konsep-Konsep Pengembangan Moral Anak Usia Dini.......... 2
a. Pengembangan berperilaku yang baik
dimulai dari keluarga
b. Pengembangan kebiasaan berperilaku
yang baik di sekolah.............................................................. 3
B. Strategi dan Teknik Pengembangan Moral
Anak Usia Dini ........................................................................ 4
II. PENGEMBANGAN AFEKSI ANAK USIA DINI........................ 5
III. BAB III PENUTUP....................................................................... 7
A. Kesimpulan.............................................................................. 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk etis atau makhluk yang mampu memahami kaidah-
kaidah moral dan mampu menjadikannya sebagai pedoman dalam bertutur kata,
bersikap, dan berperilaku. Kemampuan seperti di atas bukan merupakan kemampuan
bawaan melainkan harus diperoleh melalui proses belajar. Anak dapat mengalami
perkembangan moral jika dirinya mendapatkan pengalamanan bekenaan dengan
moralitas. Perkembangan moral anak ditandai dengan kemampuan anak untuk
memahami aturan, norma, dan etika yang berlaku (Slamet Suyanto, 2005: 67).
Mengingat moralitas merupakan factor penting dalam kehidupan manusia maka
manusia sejak dini harus mendapatkan pengaruh yang positif untuk menstimulasi
perkembangan moralnya.
Sudah kita ketahui bahwasanya pendidikan anak usia dini di dunia yang
berkembang sudah berjalan cukup lama sebagai bentuk pendidikan yang berbasis
masyarakat, namun di Negara kita berjalan belum cukup lama, tapi setidaknya sudah
mulai mengikuti perkembangan-perkembangan di Negara maju. Ini sebagai upayah
pemerintah agar anak bangsa bisa mempersiapkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi dan juga membekali peserta didik dengan moral dan disiplin yang baik,
selanjutnya tujuan dari pada pemerintah yakni membekali anak usia dini agar ketika
manjalani jenjang pendidikan yang lebih tinggi supaya dapat beradaptasi dengan
lingkungan bisa lebih cepat dan mudah karna sudah adanya bekal sejak kecil.
B. Rumusan Masalah
Konsep-konsep perkembangan moral dan afeksi PAUD
C. Tujuan
Untuk mengetahui konsep-konsep perkembangan moral dan afeksi PAUD
7
BAB II
PEMBAHASAN
7
anak berperilaku harus diberikan. Selain itu, orang tua juga bisa membacakan
buku-buku yang di dalamnya terdapat pesan-pesan moral. Orang tua hendaknya
mengontrol acara-acara televisi yang sering ditonton anaknya, jangan sampai acara
yang disukai anak adalah acara yang berpengaruh buruk pada perkembangan
moralnya.
5. Mengajarkan dengan kata-kata. Selain mengajar dengan contoh, orang tua
hendaknya menjelaskan dengan kata-kata apa yang ia contohkan. Misalnya anak
dijelaskan mengapa berdusta dikatakan sebagai tindakan yang buruk, karena orang
lain tidak akan percaya kepadanya.
6. Mendorong anak unruk merefleksikan tindakannya. Ketika anak telah melakukan
tindakan yang salah, misalnya merebut mainan adiknya sehingga adiknya
menangis, anak disuruh untuk berpikir jika ada anak lain yang merebut mainannya,
apa reaksinya.
7. Mengajarkan anak untuk mengemban tanggung jawab. Anak-anak harus dididik
untuk menjadi pribadi-pribadi yang altruistik, yaitu peduli pada sesamana. Untuk
itu sejak dini anak harus dilatih melalui pemberian tanggung jawab.
8. Mengajarkan keseimbangan antara kebebasan dan kontrol. Keseimbangan antara
kebebasan dan kontrol diperlukan pengembangan moral anak. Anak diberi pilihan
untuk menentukn apa yang akan dilakukannya namun aturan-aturan yang berlaku
harus ditaati.
9. Cintailah anak, karena cinta merupakan dasar dari pembentukan moral. Perhatian
dan cinta orang tua kepada anak merupakan kontribusi penting dalam pembentukan
karakter yang baik pada anak. Jika anak-anak diperhatikan dan disayangi maka
mereka juga belajar memperhatikan dan menyayangi orang lain.
10. Menciptakan keluarga bahagia. Pendidikan moral kepada anak tidak terlepas dari
konteks keluarga. Usaha menjadikan anak menjadi pribadi yang bermoral akan
lebih mudah jika jika anak mendapatkan pendidikan dari lingkungan keluarga yang
bahagia. Untuk itu usaha mewujudkan keluarga yang bahagia merupakan syarat
yang harus dipenuhi oleh orang tua sehubungan dengan erkembangan moral
anaknya.
7
diperoleh anak-anak dari taman kanak-kanak memberikan pengaruh positif pada pada
perkembangan anak selanjutnya.
Di lembaga pendidikan formal anak usia dini, peran pendidik dalam pengembangan
moral anak sangat penting. Oleh karena itu, menurut Megawangi (Siti Aisyah, 2007: 8.45),
pendidik harus memperhatikan beberapa hal, yaitu sebagai berikut.
1) Memperlakukan anak didik dengan kasih sayang, adil, dan hormat.
2) Memberikan perhatian khusus secara individual agar pendidik dapat mengenal secara
baik anak didiknya.
3) Menjadikan dirinya sebagai contoh atau tokoh panutan.
4) Membetulkan perilaku yang salah pada anak didik.
7
perilaku seseorang seperti kejujuran, keberanian, persahabatan, dan penghargaan
(Wantah, 2005: 123).
Pembelajaran moral dalam konteks ini tidak semata-mata sebagai suatu situasi seperti
yang terjadi dalam kelas-kelas belajar formal di sekolah, apalagi pembelajaran ini ditujukan
pada anak-anak usia dini dengan cirri utamanya senang bermain. Dari segi tahapan
perkembangan moral, strategi pembelajaran moral berbeda orientasinya antara tahapan yang
satu dengan lainnya. Pada anak usia 0 – 2 tahun pembelajaran lebih banyak berorientasi pada
latihan aktivitas motorik dan pemenuhan kebutuhan anak secara proporsional. Pada anak usia
antara 2 – 4 tahun pembelajaran moral lebih diarahkan pada pembentukan rasa kemandirian
anak dalam memasuki dan menghadapi lingkungan. Untuk anak usia 4 – 6 tahun strategi
pembelajaran moral diarahkan pada pembentukan inisiatif anak untuk memecahkan masalah
yang berhubungan dengan perilaku baik dan buruk.
Secara umum ada berbagai teknik yang dapat diterapkan untuk mengembangkan
moral anak usia dini. Menurut Wantah (2005: 129) teknik-teknik dimaksud adalah:
1. Membiarkan 5. memuji
2. tidak menghiraukan 6. mengajak
3. memberikan contoh (modelling) 7. menantang (challanging).
4. mengalihkan arah (redirecting)
7
memperoleh kesempatan untuk mempelajari berbagai hal baru. Belajar dan bermain bagi
mereka juga merupakan sarana dalam mengembangkan berbagai keterampilan sosialnya.
Kegiatan bermain dan belajar mereka akan mengembangkan otot dan melatih gerakan
motorik mereka di dalam penyaluran energi yang berlebih. Dengan adaanya kegiatan belajar
dan bermain, seorang anak akan menemukan bahwa merancang suatu hal baru dan berbeda
dapat menimbulkan kepuasan dan pada akhirnya seorang anak akan menjadi lebih kreatif dan
inovatif.
Khusus mengenai pemahaman tentang peranan guru sebagai orang terdekat anak di
sekolah harus pula dirubah. Guru tidak lagi sebagai orang dewasa dan pembimbing yang
hanya mengatur dan menjalankan kurikulum. Guru adalah orang dewasa sangat harus disukai
anak. Peran guru sebagai teman, model, motivator, dan fasilitator akan menjadikan anak
senang datang ke sekolah TK dan akan menjadikan setiap proses belajar menjadi bermakna.
Inilah yang akan selalu dituntut oleh masyarakat di era pengetahuan di mana guru menjadi
seorang profesional. Ia juga akan dituntut kematangan yang mempersyaratkan willingness
dan ability, baik secara intelektual maupun pada kondisi yang prima. Profesionalisasi seperti
ini harus dipandang sebagai proses yang terus menerus.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi pengembangan moral dan afeksi tidak dapat terpisahkan karena saling
berhubungan satu sama lain. Keduanya sangat dibutuhkan untuk dapat membentuk
karakter yang baik bagi setiap anak dan hal ini dapat dilakukan pada anak usia dini.
Hal ini bertujuan agar anak-anak menjadi pribadi-pribadi yang bermoral dan
berkakter baik khususnya kita yang tinggal di negara yang memiliki keberagaman
yang sangat banyak.
Dengan mengetahui konsep-konsep pengembangan moral dan afeksi
diharapakan anak-anak yang kita didik kedepannya dapat menjadi contoh bukan saja
di rumah, di sekolah atau pun di masyarakat tetapi lebih dari itu menjadi contoh bagi
negara-negara luar.